PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA ANIMASI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP MATERI DIAGRAM FASA PADA MATA
KULIAH MATERIAL TEKNIK UNTUK MAHASISWA JPTM
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Oleh
ANDI HERDIANSYAH E.0551.0905867
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA
ANIMASI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP MATERI DIAGRAM
FASA PADA MATA KULIAH MATERIAL TEKNIK UNTUK
MAHASISWA JPTM
Oleh Andi Herdiansyah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Andi Herdiansyah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN……… i
LEMBAR PERNYATAAN……… ii
ABSTRAK………... iii
KATA PENGANTAR………. iv
UCAPAN TERIMAKASIH………... v
DAFTAR ISI... vii
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah……… 5
C. Tujuan Penelitian……….. 5
D. Manfaat Penelitian……… 6
E. Struktur Organisasi Skripsi………... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Media Pembelajaran……….. 8
1. Definisi Media Pembelajaran……….. 8
2. Jenis-jenis Media Pembelajaran……….. 11
3. Fungsi Media Pembelajaran……… 14
4. Manfaat Media Pembelajaran………. 15
5. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran………. 17
B. Pembelajaran Berbasis Komputer dan Multimedia Animasi……… 19
1. Pembelajaran Berbasis Komputer………... 19
2. Model Pembelajaran Berbasis Komputer………... 20
3. Pembelajaran Berbasis Multimedia Animasi……….. 20
4. Aspek Penilaian Perangkat Pembelajaran………... 23
C. Belajar dan Hasil Belajar……….. 24
1. Pengertian Belajar………... 24
2. Teori Belajar………... 26
3. Hasil Belajar……… 28
D. Penguasaan Konsep……….. 31
viii
Andi Herdiansyah, 2014
Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Multimedia Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Materi Diagram Fasa Pada Mata Kuliah Material Teknik Untuk Mahasiswa JPTM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Penjelasan Teoritis tentang Belajar Konsep………... 34
3. Tingkat Pencapaian Konsep……… 39
4. Menentukan Konsep yang akan Diajarkan………. 41
E. Sistem Evaluasi………. 43
1. Pengertian Evaluasi………. 43
2. Jenis-jenis Evaluasi………. 43
3. Jenis-jenis Alat Evaluasi………. 44
F. Deskripsi Mata Kuliah Material Teknik………... 44
G. Penelitian yang Relevan……… 45
H. Kerangka Pemikiran……….. 46
I. Hipotesis………... 47
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek………. 48
B. Desain Penelitian……….. 48
C. Metode Penelitian yang Digunakan……….. 49
D. Prosedur Penelitian………... 50
E. Definisi Operasional………. 52
F. Instrumen Penelitian………. 53
1. Kuisioner Multimedia………. 54
2. Soal Tes………... 56
G. Proses Pengembangan Instrumen………. 56
H. Teknik Pengumpulan Data dan Alasan Rasionalnya……… 56
I. Analisis Data………. 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data……… 62
1. Deskripsi Hasil Pengembangan Multimedia Animasi……… 62
2. Deskripsi Data Pre-test, Post-Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen. 65 3. Deskripsi Data N-Gain... 67
B. Analisis Data………. 68
C. Pembahasan………... 70
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan………... 75
B. Saran………. 75
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ABSTRAK
Kesulitan memahami konsep yang abstrak, dinamis dan kompleks merupakan salah satu faktor yang menghambat dalam memahami mata kuliah material teknik khususnya materi diagram fasa. Sebanyak 68,8% mahasiswa yang mengontrak mata kuliah material teknik mengalami kesulitan pada pokok bahasan diagram fasa, maka dari itu diperlukan upaya untuk dapat mengatasi faktor-faktor penghambat yang ada pada proses pembelajaran itu yakni berupa media yang tidak hanya ada dalam tataran teoritis tetapi sebuah media yang praktis, ekonomis dan mudah dijangkau (accessible). Upaya untuk hal itu akan ditempuh dengan memanipulasi model teoritis (gambar) menjadi model realistis yang lebih menarik serta mudah diajarkan (teachable) yaitu media berbentuk multimedia animasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan peningkatan penguasaan konsep materi diagram fasa pada mata kuliah material teknik dengan pembelajaran menggunakan multimedia animasi dan diktat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain penelitian yang digunakan yaitu nonequivalent control group design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa JPTM angkatan 2013 dengan kelas A sebagai kelas kontrol dan kelas B sebagai kelas eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan penguasaan konsep yang lebih tinggi pada kelas yang menggunakan multimedia animasi (kelas eksperimen) dengan nilai rata-rata N-Gain sebesar 0,6 yang termasuk pada kategori sedang, sedangkan kelas yang menggunakan diktat (kelas kontrol) nilai rata-rata N-Gain mencapai 0,3 yang termasuk pada kategori rendah.
Andi Herdiansyah, 2014
Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Multimedia Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Materi Diagram Fasa Pada Mata Kuliah Material Teknik Untuk Mahasiswa JPTM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Abstract
Difficulty understanding abstract concepts, dynamic and complex is one of the factors that hinder the understanding of material engineering courses in particular material phase diagram. 68,8% as much as the student who contracted material engineering subjects have difficulty on the subject of the phase diagram, therefore it takes effort to be able to cope with the factors restricting the process of learning that the form of the media not only in the theoretical level but a media practical, economical and easy to reach (accessible). An attempt for it to be reached by manipulating the theoretical models (pictured) became a more realistic model is attractive and easily taught (teachable) that shaped media multimedia animation. The purpose of this research is to know the difference increased mastery of the concept phase diagram material on courses in materials engineering with learning using multimedia animation and diktat. The method of research used quasi experimental method is (quasi experiment) research design used the nonequivalent control group design. Samples used in this research are students JPTM the 2013 with as a class control of class A and class B as a class of experiments. The results showed an increase in the higher concept mastery class that uses multimedia animation (experimental class) with an average value of N-Gain of 0,6 is included in the category of medium,while the class is using the diktat (grade control) the average value of N-Gain reaches 0,3 which belongs on the category is low.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan peradaban manusia tidak akan lepas dengan hal yang berkaitan dengan material, hampir pada setiap peradaban manusia selalu berkaitan dengan material baik material yang bersifat logam maupun material yang bersifat non logam. Perkembangan kemajuan teknologi yang dialami pada setiap peradaban manusia juga tidak akan bisa terlepas dari material, dalam proses pengembangannya dibutuhkan suatu pengetahuan dan kemampuan yang memadai mengenai material, dan salah satu pengetahuan atau ilmu yang mengembangkan mengenai material itu sendiri. Ilmu atau pengetahuan yang meliputi pengetahuan, kemampuan dan pengembangan mengenai material yaitu material teknik.
Material teknik merupakan satu disiplin ilmu yang mempelajari pengetahuan, kemampuan, dan pengembangan material yang disertai dengan penerapan dari pengetahuan tersebut. Ilmu ini juga mempelajari hubungan antara struktur dari material, sifat material serta kegunaan dari material pada kehidupan peradaban manusia. Material teknik merupakan komponen penting dari semua bidang teknik yang umumnya berhubungan dengan logam. Dilihat dari hal tersebut maka langkah yang dinilai tepat sebagai usaha meningkatkan penguasaan kompetensi dibidang teknik khususnya dalam bidang teknik mesin dan agar dapat
berkompetisi secara global adalah dengan meningkatkan kualitas pengetahuan logam atau ilmu logam.
2
Andi Herdiansyah, 2014
Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Multimedia Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Materi Diagram Fasa Pada Mata Kuliah Material Teknik Untuk Mahasiswa JPTM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
udara.mata kuliah ini sangat penting karena merupakan penunjang mata kuliah lanjutan yang ada.
Melihat pentingnya mata kuliah ini untuk menunjang mata kuliah lanjutan maka pada proses pembelajarannya setiap materi harus disampaikan secara benar dan jelas sehingga dapat diterima dan dicerna dengan baik oleh mahasiswa. Mata kuliah ini dibagi dalam beberapa pokok bahasan yang pada setiap pembahasannya
dinilai memiliki karakter kesulitannya masing-masing. Kesulitan-kesulitan dalam menghadapi mata kuliah tersebut dapat diketahui dengan melakukan penelitian awal kepada mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah material teknik ini. Pengambilan data awal untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi
dalam proses pembelajaran dilakukan terhadap 32 mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin yang disiapkan sebagai calon tenaga pengajar SMK. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran pokok-pokok bahasan mata kuliah ini bervariasi, seperti terlihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1 Data Tingkat Kesulitan yang Dihadapi Mahasiswa JPTM dalam Proses Pembelajaran
No Pokok Bahasan Mata Kuliah
Material Teknik Persentase (%)
1 Diagram Fasa 68.8
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam pembelajaran material teknik ini pada pokok bahasan diagram fasa sebesar 68,8%. Pokok bahasan diagram fasa ini mempelajari jenis-jenis serta gambar diagram fasa, perubahan fasa, jenis fasa yang terjadi, persentase fasa, dan
3
kristal dimana 18,8% kesulitan dalam pembelajaran mengenai bidang geser dan 6,2% kesulitan mengenai struktur kristal, serta sebanyak 6,2% mengalami kesulitan dalam pembelajaran mengenai pokok bahasan lainnya.
Mahasiswa juga menghadapi faktor-faktor penghambat yang menjadi kesulitan dalam mempelajari material teknik yaitu disebabkan oleh konsep yang abstrak, komplek serta dinamis. Data menunjukkan bahwa persentase mahasiswa
yang mampu menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan struktur atom, perubahan struktur atom dan interaksi atom yang menyebabkan perubahan-perubahan sifat logam yakni rata-rata 40,5% seperti terlihat pada tabel 1.2
Tabel 1.2 Data Mahasiswa JPTM yang Menguasai Materi Essensial pada Kuliah Material Teknik.
No. Waktu Ujian
Prosentase mahasiswa yang menguasai materi esensial
2008 2009 2010 2011
1 UTS 52 57 63 44
2 UAS 24 25 24 42
Rata-rata 38 41 43 43
(Sumber: Komaro, 2013)
Data lain yang didapat dari hasil pendahuluan di atas terlihat jelas bahwa kesulitan yang paling banyak dihadapi dalam proses pembelajaran pokok-pokok bahasan material teknik terdapat pada pokok bahasan diagram fasa sebesar 68,8%. Mahasiswa mengalami kesulitan paling banyak pada perhitungan fasa-fasa yang terjadi yakni sebesar 59,4%. Mahasiswa mengalami kesulitan akibat tidak suka rumus atau hitungan, dan susah menghapal rumus atau rumus sering tertukar, sedangkan yang lainnya mengalami kesulitan pada gambar diagram fasa sebesar 21,9% dan kesulitan dalam hal urutan pengerjaan dan lainnya sebesar 18,8%.
4
Andi Herdiansyah, 2014
Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Multimedia Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Materi Diagram Fasa Pada Mata Kuliah Material Teknik Untuk Mahasiswa JPTM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yaitu diperlukan media pembelajaran yang tidak hanya dalam wilayah teoritis, tetapi sebuah media yang praktis, ekonomis dan mudah dijangkau (accessible) yang mampu menggambarkan konsep mekanisme perubahan sifat-sifat logam. Upaya yang dilakukan untuk memenuhi kriteria accessible ditempuh dengan manipulasi teoritis (gambar) menjadi model realistis agar mudah diajarkan (teachable) dalam bentuk multimedia. Purnawan (2006) memandang kesulitan yang dialami mahasiswa akibat oleh model media yang digunakan seperti dikemukakan bahwa:
Penyebab diakibatkan model teoritis berupa simbol-simbol verbal maupun media/alat bantu pembelajaran yang tersedia, tidak cukup representatif untuk dapat menjelaskan konsep suatu sistem secara realistis, sehingga kemungkinan tidak terjangkau (inaccessible) oleh peserta didik yang efeknya kurang menimbulkan pengalaman belajar. Usaha lain yang berhubungan dengan masalah buku teks asli dan kendala bahasa, diperlukan media pembelajarkan berbahasa Indonesia untuk materi yang diperlukan yang diambil dari buku teks aslinya.
Berdasarkan kenyataan di atas, agar mahasiswa dapat menguasai materi material teknik khususnya pokok pembahasan diagram fasa yang dianggap sulit perlu dilakukan upaya perbaikan proses perkuliahan yang tidak lagi sulit walaupun tidak langsung dipahami namun tidak membosankan jika dilakukan berulang-ulang atau dipelajari sendiri sehingga hasil akhirnya dapat dikuasai dengan baik, salah satu upaya untuk memperbaiki kesulitan itu dengan pemanfaatan multimedia animasi. Media pembelajaran berbasis multimedia animasi pernah dibuat oleh Callister berupa CD multimedia interaktif. Animasi
5
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah yang ada pada proses pembelajaran mata kuliah material teknik, antara lain sebagai berikut:
1. Materi konsep material teknik khususnya materi diagram fasa yang abstrak, dinamis dan kompleks;
2. Kurangnya media belajar yang diterima oleh mahasiswa pada materi diagram fasa selama mengikuti perkuliahan, media yang digunakan yang digunakan dosen masih banyak menggunakan buku atau diktat sehingga dinilai tidak
terjangkau (inaccessible) yang memberikan efek kurang menimbulkan pengalaman belajar yang membuat mahasiswa kurang mampu menangkap materi dengan maksimal;
3. Sulitnya mahasiswa dalam menghapal rumus-rumus mengenai diagram fasa dan seringnya tertukar akibat mahasiswa tidak suka terhadap rumus-rumus materi diagram fasa yang cukup banyak.
Penulis memandang diperlukan rumusan masalah penelitian agar tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini tebih terarah. Rumusan masalah yang akan diteliti, yaitu “Apakah pembelajaran menggunakan multimedia animasi dapat memberikan peningkatan penguasaan konsep mahasiswa mengenai
diagram fasa yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan
diktat?”
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan multimedia
6
Andi Herdiansyah, 2014
Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Multimedia Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Materi Diagram Fasa Pada Mata Kuliah Material Teknik Untuk Mahasiswa JPTM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masalah yang diajukan. Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui peningkatan penguasaan konsep mahasiswa dalam pembelajaran materi diagram fasa pada mata kuliah material teknik dengan menggunakan diktat;
2. Mengetahui peningkatan penguasaan konsep mahasiswa dalam pembelajaran materi diagram fasa pada mata kuliah material teknik dengan menggunakan multimedia animasi;
3. Mengetahui perbedaan peningkatan penguasaan konsep mahasiswa dalam
pembelajaran materi diagram fasa yang diberikan menggunakan diktat dan dengan menggunakan multimedia animasi materi diagram fasa pada mata kuliah material teknik.
D. Manfaat Penelitian
Berdasar pada tujuan di atas maka setelah penelitian ini dilakukan dan hasilnya diperoleh, diharapkan memiliki manfaat baik secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teotitis penelitian ini diharapakan dapat menambah kajian tentang pembelajaran dan multimedia animasi baik sebagai sumber belajar maupun sebagai media pembelajaran yang secara khusus dapat meningkatkan penguasaan konsep mengenai materi diagram fasa.
2. Manfaat Praktis
7
a. Bagi mahasiswa, diharapkan menjadi sumber belajar dan media belajar yang mudah digunakan dan dipahami untuk belajar mandiri dengan hasil belajar penguasaan konsep diagram fasa yang baik
b. Bagi dosen, diharapkan menjadi sumber dan media mengajar yang mudah digunakan dan diajarkan dengan hasil belajar penguasaan konsep diagram fasa yang baik
c. Bagi lembaga, diharapkan menjadi tambahan pengembangan media pembelajaran khususnya pada pengembangan sumber dan media belajar
E. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi berperan sebagai pedoman penulis agar dalam
penulisan skripsi ini lebih terarah, maka perlu dilakukan pembagian penulisan kedalam beberapa bab sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, meliputi Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Stuktur Organisasi Skripsi.
BAB II Kajian Pustaka, berisi konsep-konsep/teori-teori/dalil-dalil/hukum-hukum/model-model/rumus-rumus utama dan turunannya dalam bidang yang dikaji, penelitian terdahulu yang relevan.
BAB III Metode Penelitian, berisi Lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data BAB IV Hasil Penelitian, membahas mengenai hasil yang diperoleh setelah melakukan penelitian.
BAB V Kesimpulan dan Saran, berisi penafsiran dan pemaknaan peneliti
48
Andi Herdiansyah, 2014
Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Multimedia Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Materi Diagram Fasa Pada Mata Kuliah Material Teknik Untuk Mahasiswa JPTM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek
Lokasi penelitian berada di Provinsi Jawa Barat di Kota Bandung, yaitu di Universitas Pendidikan Indonesia. Subjek utama dalam penelitian pengaruh pembelajaran penggunaan multimedia animasi ini adalah mahasiswa JPTM FPTK
UPI Bandung. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa kelas A JPTM angkatan 2013 sebagai kelas kontrol dan mahasiswa kelas B JPTM angkatan 2013 sebagai kelas eksperimen.
Pemilihan sampel di atas diambil karena pada penelitian ini data yang
digunakan adalah data dari mahasiswa yang mengontrak mata kuliah Material Teknik. Mahasiswa yang mengontrak mata kuliah tersebut yakni mahasiswa JPTM angkatan 2013.
B. Desain Penelitian
Desain yang digunakan yaitu jenis desain nonequivalent control group
design. Pada desain ini kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kontrol
masing-masing diberikan pre-test untuk mengetahui keadaan awal dari sampel dan untuk mengetahui adanya perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pola desain yang digunakan pada penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1, pola desain diadaptasi dari pola yang dikembangkan oleh Sugiyono (2013, hlm.. 116).
Gambar 3.1 Nonequivalent Control Group Design Keterangan:
O1 & O3 : Keadaan awal sebelum diberikan treatment baik pada kelas control
49
O2 : Hasil kelas eksperimen setelah diberikan treatment X
O4 : Hasil kelas kontrol setelah diberikan treatment Y
X : Treatment X, yaitu pembelajaran menggunakan multimedia animasi Y : Treatment Y, yaitu pembelajaran menggunakan diktat
C. Metode Penelitian yang Digunakan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan multimedia animasi akan lebih baik apabila dibandingkan dengan menggunakan buku diktat material teknik dalam meningkatkan penguasaan konsep diagram fasa pada mata kuliah tersebut. Peningkatan penguasaan konsep materi diagram fasa ini baru dapat diketahui dengan melihat hasil pre-test dan post-test yang diberikan kepada masing-masing kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Berdasarkan pemaparan dari tujuan penelitian di atas maka metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian eksperimen semu ini menggunakan rancangan dengan desain penelitian
Nonequivalent Control Group Design.
Alasan dipilihnya metode ini yaitu berdasar pada tujuan penelitian yang sejalan dengan metode ini. Metode ini juga dianggap memiliki kemantapan/kepastian untuk memberikan perkiraan informasi yang diperoleh dengan tepat dan mendekati penelitian eksperimen sesungguhnya dimana syarat-syaratnya sulit untuk dipenuhi pada penelitian pendidikan. Ini disebabkan karena kompleks serta sulitnya untuk mengendalikan variabel terkait dikarenakan subjek yang diteliti adalah manusia dan sulit untuk mengendalikan faktor internal dan eksternal validitas yang mempengaruhi variabel-variabel tersebut.
50
Andi Herdiansyah, 2014
Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Multimedia Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Materi Diagram Fasa Pada Mata Kuliah Material Teknik Untuk Mahasiswa JPTM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Prosedur Penelitian
Alur proses penelitian digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.2 Alur Prosedur Penelitian Penentuan Lokasi dan Subjek
Pembelajaran dengan menggunakan Diktat/Modul Kelas Kontrol
Pre-test
Post-test
Pembelajaran dengan menggunakan Multimedia Animasi
Kelas Eksperimen
Pre-test
Post-test
Mulai
Identifikasi Masalah dan Tujuan
Multimedia Animasi
Analisis Materi, Standar Isi dan Wacana Teks
Pengumpulan Materi dan Pembuatan Bahan Media
Pembuatan Multimedia Animasi
Validasi Multimedia Animasi
Pembuatan Instrumen Penelitian
Analisis Data Kesimpulan dan Saran
51
Secara garis besar langkah-langkah atau prosedur pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah dan tujuan, pada tahap ini peneliti mengidentifikasi masalah yang terjadi di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin UPI serta menetapkan tujuan yang diperkirakan mampu menyelesaikan masalah pada kajian dibidang pembelajaran materi diagram fasa.
2. Proses pembuatan multimedia animasi, tahap ini diawali dengan menganalisis materi, standar isi, dan wacana teks kemudian dilanjutkan dengan kegiatan mengumpulkan materi dan bahan media dan diteruskan dengan pembuatan
multimedia animasi dan dilakukan proses validasi melalui proses judgment oeh dosen mata kuliah material teknik dan multimedia ini akan diperbaiki hingga dianggap layak.
3. Proses pembuatan instrumen, tahap ini peneliti melakukan kegiatan pembuatan instrumen berupa lembar judgment media dan materi dari multimedia animasi pembelajaran, lembar soal, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setelah itu instrumen divalidasi, diuji coba dan diperbaiki.
4. Penentuan kelas, pada tahap ini peneliti menentukan dua kelas yang akan dilakukan penelitian yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.
5. Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
a. Pre-test, tahapan ini dilakukan untuk melihat kemampuan awal mahasiswa
pada kedua kelas terhadap materi yang akan diberikan.
b. Proses treatment, pada tahapan ini peneliti memberikan treatment pada kedua kelas dalam proses pembelajarannya. Treatment yang diberikan terhadap kelas eksperimen yaitu berupa penggunaan multimedia animasi
pada proses pembelajarannya sedangkan untuk kelas kontrol yaitu berupa penggunaan diktat/modul pada proses pembelajarannya.
c. Post-test, tahapan ini dilakukan untuk mengetahui hasil akhir dari
52
Andi Herdiansyah, 2014
Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Multimedia Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Materi Diagram Fasa Pada Mata Kuliah Material Teknik Untuk Mahasiswa JPTM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Analisis data, tahapan ini merupakan tahapan dimana peneliti melakukan analisis terhadap data yang telah didapatkan dari kedua kelas yaitu data
pre-test dan data post-pre-test. Tahapan ini dilakukan peneliti untuk mengetahui
peningkatan penguasaan konsep pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada tahapan ini juga dapat diketahui manfaat penggunaan multimedia animasi yang peneliti gunakan.
7. Kesimpulan dan saran, ini merupakan tahapan akhir dari rangkaian langkah-langkah penelitian yang dilakukan. Pada tahapan ini peneliti menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan
sebelumnya, tahapan ini juga merupakan tahapan untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian.
E. Definisi Operasional
Menghindari kesalahan arti terhadap istilah yang terdapat pada penelitian ini, maka sebelumnya peneliti akan mencoba untuk menjelaskan maksud yang terdapat dalam penelitian ini. Ini diharapkan agar ada landasan berpikir yang sama
antara peneliti dan pembaca. Sesuai dengan penelitian ini, pengertian dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
1. Multimedia Animasi
Istilah multimedia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014) memiliki arti berbagai jenis sarana, sedangkan animasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014) memiliki arti rangkaian lukisan atau gambar yang digerakkan secara mekanik elektronis sehingga tampak dilayar menjadi bergerak. Multimedia animasi dalam penelitian ini didefinisikan sebagai gabungan dari media animasi, gambar, suara, dan teks yang menggambarkan proses perubahan fasa yang terjadi pada diagram fasa yang digunakan dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan diukur tinkat kelayakan oleh ahli media.
53
melakukan teknik penilaian ahli/judgment ahli melalui angket, kemudian diolah untuk menghasilkan deskripsi hasil penilaian kelayakannya.
2. Penguasaan Konsep
Istilah penguasaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014) memiliki arti pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan, sedangkan konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014) memiliki arti rancangan atau ide/pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret. Penguasaan konsep
dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kemampuan pemahaman atau kesanggupan mahasiswa untuk menggunakan pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret yang dalam hal ini mengenai diagram fasa.
Pada kurikulum JPTM, mata kuliah material teknik didefinisikan sebagai Mata Kuliah Keahlian Bidang Studi. Data hasil penguasaan konsep didapatkan dengan melalui proses test dalam bentuk dua tahapan yakni tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) untuk mendapatkan nilai N-Gain dari hasil pembelajaran. Kemudian data yang telah didapatkan diolah untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep pokok bahasan materi diagram fasa yang diajarkan melalui multimedia animasi.
3. Mata Kuliah Keahlian Bidang Studi (MKKBS)
MKDBS merupakan kelompok mata kuliah yang berisikan kelompok mata kuliah keahlian, yang didalamnya mencakup MKK Bidang Studi Teknik Mesin, MKK Bidang Studi Produksi dan Perancangan, dan MKK Pilihan Program studi. Seperti halnya penguasaan konsep (dalam hal ini mata kuliah Material Teknik), peneliti pun menggunakan tes dalam dua bentuk untuk memperoleh data pokok bahasan diagram fasa pada pembelajaran yang diberikan.
F. Instrumen Penelitian
54
Andi Herdiansyah, 2014
Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Multimedia Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Materi Diagram Fasa Pada Mata Kuliah Material Teknik Untuk Mahasiswa JPTM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Kuisioner Multimedia
Instrumen digunakan untuk mengukur kelayakan multimedia animasi pembelajaran. Pada instrumen ini akan dilakukan dengan menggunakan lembar evaluasi yakni lemar pertama lembar evaluasi materi yang berfungsi untuk mengevaluasi multimedia dari sisi materi, lembar kedua yaitu lembar evaluasi produk media pembelajaran dari sisi media, dan lembar ketiga yaitu lembar evaluasi produk media yang dibuat dilihat dari sisi kesesuaian dengan materi serta penggunaan multimedia ini bagi mahasiswa.
Proses pengujian instrumen multimedia ini berupa lembar kuisioner yang
diberikan kepada evaluator untuk mengevaluasi multimedia tersebut dari sisi media, materi, serta kesesuaian dan manfaat dari penggunaan multimedia tersebut. Proses ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada pada multimedia melalui indikator-indikator sehingga dapat dilakukan perbaikan hingga menemukan hasil evaluasi yang dinyatakan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Pada proses pengujian ini menggunakan skala rating scale, menurut Sugiyono (2012, hlm. 134) bahwa:
“Penggunaan skala rating scale akan lebih fleksibel karena tidak terbatas
pada pengukuran sikap tetapi untuk persepsi atau responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status ekonomi, kelembagaan, pengeetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain”
Cara untuk menjawab skala ini dengan memberikan tanda centang/checklist pada skala penilaian yang dianggap sesuai dengan pernyataan dan indikator yang ada, selanjutnya dari angket tersebut dilakukan penilaian. Setiap penilaian pada skala ini memiliki bobot yang berbeda. Bobot yang diberikan untuk masing-masing penilaian yaitu.
4 : Sangat Setuju 3 : Setuju 2 : Ragu-ragu 1 : Tidak Setuju
55
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Materi Aspek
Penilaian Indikator
Desain Pembelajaran
Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum Interaktivitas
Pemberian motivasi belajar
Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran Kedalaman pembahasan materi
Kemudahan untuk dipahami Sistematis, runut, alur logika jelas
Kejelasan uraian, pembahasan, dan contoh Ketuntasan materi
Relevansi gambar dan animasi dengan materi
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Media
No Aspek Penilaian Indikator
1.
Rekayasa
Perangkat Lunak
Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya)
Ketepatan pemilihan jenis
aplikasi/software/tool untuk pengembangan Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstalasi/dijalankan di berbagai hardware dan software yang ada)
Reusable (sebagian atau seluruh program media pembelajaran dapat dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media pembelajaran lain)
Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media pembelajaran
2.
Komunikasi Visual
56
Andi Herdiansyah, 2014
Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Multimedia Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Materi Diagram Fasa Pada Mata Kuliah Material Teknik Untuk Mahasiswa JPTM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Soal Tes
Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar khususnya penguasaan konsep diagram fasa ini berupa soal pre-test dan post-test sebagai data untuk menganalisis peningkatan hasil belajar. Instrumen ini digunakan setelah dikonsultasikan dan judgment dosen pengempu mata kuliah Material Teknik.
G. Proses Pengembangan Instrumen
Proses pengujian instrumen soal untuk mengukur atau mengetahui apakah soal yang akan digunakan telah layak atau belum kepada mahasiswa. Pengujian instrumen yang akan digunakan dilakukan dengan menggunakan expert judgment.
Pengujian expert judgment adalah pengujian instrumen yang diuji oleh ahli dibidang terkait. Pada penelitian ini expert judgment dilakukan oleh ahli dibidang material teknik.
H. Teknik Pengumpulan Data dan Alasan Rasionalnya
Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data yang tepat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Instrumen non-tes
Instrumen non-tes yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini diantaranya lembar judgment media, lembar judgment soal, dan lember judgement materi.
2. Instrumen tes
57
I. Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan adalah pengujian homogenitas pada hasil pre-test, pengujian normalitas pada data pre-test, post-test dan N-Gain, pengujian hipotesis pada data N-Gain. Untuk lebih jelasnya dijelaskan sebagai berikut.
1. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menetukan sampel dari populasi dua kelas yang homogen. Apabila data menunjukan kelompok data homogen, maka data yang berasal dari populasi yang sama layak untuk digunakan. Rumus uji
homogenitas yang digunakan menurut Siregar (2004) adalah sebagai berikut.
………….. (Siregar, 2004, hlm. 167)
Keterangan:
= Varian terbesar.
= Varian terkecil.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu berdistribusi normal atau tidak. Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika jumlah data di atas dan di bawah rata-rata adalah sama. Demikian juga simpangan bakunya (Sugiyono, 2011, hlm. 176). Teknik pengujian normalitas data dilakukan
dengan menggunakan Chi Kuadrat (χ2). Pengujian normalitas data dengan chi kuadrat (χ2) dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang terkumpul dengan kurva normal baku/standar. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 80), kurva normal baku yang luasnya mendekati 100% dibagi menjadi enam bidang berdasarkan simpangan bakunya, yaitu tiga bidang di bawah rata-rata dan tiga bidang diatas rata-rata-rata-rata. Luas enam bidang dalam kurva normal baku adalah 2,27%, 13,53%, 34,13%, 34,13%, 13,53% dan 2,27%.
Pada uji normalitas ini menggunakan aturan Sturgess dengan memperlihatkan tabel berikut.
58
Andi Herdiansyah, 2014
Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Multimedia Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Materi Diagram Fasa Pada Mata Kuliah Material Teknik Untuk Mahasiswa JPTM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3 Persiapan Uji Normalitas No. Kelas Interval f
(Siregar, 2004, hlm. 87)
Adapun langkah-langkah pengujian normalitas data adalah sebagai berikut. a. Menentukan rentang (R)
R = - ………… (Siregar, 2004, hlm. 24)
Keterangan:
= Data besar.
= Data kecil.
b. Menentukan banyak kelas interval (i)
i = 1 + 3,3 log n …….. (Siregar, 2004, hlm. 84)
Keterangan:
n = Jumlah sampel.
c. Menghitung jumlah kelas interval (P)
………. (Siregar, 2004, hlm. 25)
Keterangan: R = Rentang. i = Banyak kelas.
Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukan ke tabel distribusi frekuensi.
d. Menghitung rata-rata (x)
……… (Siregar, 2004, hlm. 26)
Keterangan:
fi = frekuensi absolute data ditiap kelas interval
xi = nilai tengah kelas interval
59
……… (Siregar, 2004, hlm. 26)
f. Menentukan batas bawah kelas interval ( )
= Bb– 0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas
Keterangan:
Bb = Batas bawah interval.
g. Menentukan nilai Zi setiap batas bawah kelas interval
……… (Siregar, 2004, hlm. 86)
h. Melihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom Lo, harga xi
dan xn selalu diambil nilai peluang 0,5000.
i. Hitung nilai setiap kelas interval, isikan pada kolom Li, contoh Li = Lo1– Lo2
(Siregar, 2004, hlm. 87)
j. Menghitung frekuensi harapan (ei)
ei = Li . ∑fi ……… (Siregar, 2004, hlm. 87)
k. Menghitung nilai Chi kuadrat (χ2) untuk menghitung P-value.
l. Mengambil kesimpulan, kelompok berdistribusi normal jika P-value > α = 0,05.
3. Nilai N-Gain
Uji N-Gain dipergunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa. Rumus yang digunakan untuk Uji N-Gain menurut Hake (2002, hlm.. 4) adalah sebagai berikut.
60
Andi Herdiansyah, 2014
Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Multimedia Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Materi Diagram Fasa Pada Mata Kuliah Material Teknik Untuk Mahasiswa JPTM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4 Kriteria N-Gain
Batasan Kategori
G > 0,7 Tinggi 0,3 ≤ G ≤ 0,7 Sedang
G < 0,3 Rendah
(Hake, 2002, hlm. 4) 4. Uji Hipotesis
Sugiyono (2013:96) mengemukakan bahwa “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Uji t-test dilakukan dengan syarat data harus homogen dan normal, apabila data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka hipotesis diuji dengan pengujian statistika non parametrik. Sebagaimana diungkapkan oleh Siregar (2002, hlm. 284) bahwa
“Pengujian statistika non parametrik tidak mempermasalahkan bentuk distribusi asal sampel, dengan demikian tidak memerlukan pengujian normalitas atau
homogenitas”. Pengujian t-test yang dilakukan menurut Sugiyono (2013, hlm.
273) adalah sebagai berikut.
t =
……. (Sugiyono, 2013, hlm. 273)Keterangan :
= Nilai rata-rata kelas eksperimen.
= Nilai rata-rata kelas kontrol.
= Varians kelas eksperimen.
= Varians kelas kontrol.
= Jumlah siswa kelas eksperimen.
= Jumlah siswa kelas kontrol.
61
multimedia animasi. Hasil thitung yang telah didapatkan kemudian dibandingkan
dengan ttabel dengan kriteria pengujian thitung > ttabel artinya “Penguasaan konsep
mahasiswa yang diberi pembelajaran menggunakan multimedia animasi lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan
diktat”.
Dengan kriteria pengujian t-test yaitu:
Tolak Ho jika thitung > ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05
Terima Ho jika thitung≤ ttabelpada taraf signifikansi α = 0,05
Ho: μ ≤μo : “Peningkatan penguasaan konsep materi diagram fasa
mahasiswa yang menggunakan multimedia animasi tidak lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang menggunakan
diktat”
Ha: μ > μo : “Peningkatan penguasaan konsep materi diagram fasa
mahasiswa yang menggunakan multimedia animasi lebih baik
74
Andi Herdiansyah, 2014
Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Multimedia Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Materi Diagram Fasa Pada Mata Kuliah Material Teknik Untuk Mahasiswa JPTM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diperoleh temuan-temuan sebagai berikut:
1. Peningkatan penguasaan konsep mahasiswa dalam pembelajaran materi diagram fasa pada mata kuliah material teknik dengan menggunakan diktat berada dalam kategori rendah.
2. Peningkatan penguasaan konsep mahasiswa dalam pembelajaran materi diagram fasa pada mata kuliah material teknik dengan menggunakan multimedia animasi berada dalam kategori sedang.
3. Peningkatan penguasaan konsep mahasiswa yang menggunakan multimedia animasi pada proses pembelajaran materi diagram fasa lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang menggunakan diktat pada proses pembelajarannya.
Selanjtnya berdasarkan temuan-temuan yang didapatkan pada penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan multimedia animasi dapat memberikan peningkatan penguasaan konsep mahasiswa mengenai diagram fasa yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan diktat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang didapatkan, penulis memberikan saran yang dapat dijadikan masukan bagi pihak yang terkait. Saran
yang penulis dapat berikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi dosen, disarankan untuk menerapkan pembelajaran menggunakan multimedia animasi untuk dapat meningkatkan penguasaan konsep mahasiswa 2. Bagi peneliti, disarankan untuk mengembangkan multimedia animasi diagram
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, S. (2009).Media pembelajaran.Kadipiro Surakarta:Yuma Pustakabekerjasamadengan FKIP UNS.
Arsyad A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada
Arsyad, A. (2013).Media Pembelajaran.Jakarta:PT. Raja GrafindoPersada
Bustaman, Burmansyah (2001). Web design dengan macromedia flash mx 2004. Yogyakarta: Andi Offset.
Callister,W. D Jr.,Material Science AndEngineering,AnIntroduction,Salt Lake City,Utah,1985.
Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-teori BelajardanPembelajaran, Jakarta: Erlangga.
Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik. Jakarta: RinekaCipta.
Djamarah, S. B. danZain, A. (2006).StrategiBelajarMengajar. Jakarta: RinekaCipta.
Hamalik, O. (2004). Proses Belajarmengajar.Jakarta: BumiAksara
Ibrahim. (2001). PembelajaranKooperatif. Surabaya : UniversityPress.
Kemendikbud.(2012). KamusBesarBahasa Indonesia,
PusatBahasaKementrianPendidikandanKebudayaan Indonesia.http:// bahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/ index.php. [05:15, 6 Mei 2012].
Kemdikbud. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia [Online]. Tersedia http:// bahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php. [8 Juli 2014]
Mahfudin, Azis.(2007). Pengembangan Program
PembelajaranuntukMeningkatkanKeterampilanBerbahasaAsing di
PerguruanTinggi, Disertasi.SekolahPascasarjana UPI, tidakditerbitkan.
Mulyasa, E., (2007). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
76
Andi Herdiansyah, 2014
Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Multimedia Animasi Terhadap Penguasaan Konsep Materi Diagram Fasa Pada Mata Kuliah Material Teknik Untuk Mahasiswa JPTM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rusman, dkk.(2012). PembelajaranBerbasisTeknologiInformasidanKomunikasi
MengembangkanProfesionalitas Guru. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.
Sadiman, Arief S.et al. (2008). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan,
danPemanfaatannya.Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada
Sanjaya, Wina. (2010). PerencanaandanDesainSistemPembelajaran. Jakarta: KencanaPerdana Media Group.
Siregar, S. (2004). Statistik Terapan. Jakarta: Grasindo.
Suciadi, AA.(2003).MenguasaiPembuatanAnimasidengan Macromedia Flash
MX. Jakarta: Dinastindo.
Sudjana, N. danRivai, A. (1989).TeknologiPengajaran. Bandung: SinarBaru.
Suherman, A. (2010). Pengembangan Model DesainPembelajaran Mata
PelajaranProduktifDalamImplementasiKurikulumBerbasiskompetensi
SMK TeknologidanRekayasa.Disertasi.SekolahPascasarjana UPI,
tidakditerbitkan.
Wahono, R.S. (2008). TujuhLangkahMudahMembuat Multimedia Pembelajaran [Online].Tersedia http://romisatriawahono.net/2008/03.03.7-langkah-mudah-membuat-multimediapembelajaran [10 September 2012]
Wahono, W. (2010).Pengembangan Model Pembelajaran “Mikir”
padaPerkuliahanFisikaDasaruntukMeningkatkanKeterampilanGenerikSai nsdanPemecahanMasalahCalon Guru SMK Program Keahlian Tata Boga, Disertasi.SekolahPascasarjana UPI, tidakditerbitkan.
Warsita,Bambang. (2008). TeknologiPembelajaran.Landasan&Aplikasinya.
Jakarta: RinekaCipta.
Yarden,A&HagitYarden. (2006). Supporting learning of biotechnological
methods using interactive and task included Animations. SIG 2