• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI

DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister

Pendidikan IPA

Oleh

GIA JUNIAR NUR WAHIDAH

1302302

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI

DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Oleh

Gia Juniar Nur Wahidah

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Master pada Sekolah Pascasarjana

© Gia Juniar Nur Wahidah 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu GIA JUNIAR NUR WAHIDAH

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI

DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

PembimbingTesis :

Dr. Paed. Sjaeful Anwar

NIP. 196208201987031002

Mengetahui,

Ketua Program StudiPendidikan IPA

Dr. Phil. Ari Widodo, M.Ed

(4)

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar IPA SMP pada tema

‘Energi dalam Tubuh’ dengan menggunakan metode 4S TMD (Four Steps Teaching Material Development). Tema ‘energi dalam tubuh’ dipilih karena konsep ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Konsep ini pun sesuai dengan tuntutan standar isi pada kurikulum IPA tingkat SMP. Materi disajikan secara terpadu sehingga memacu siswa untuk berpikir secara holistik dan kontekstual.Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan R&D (Research and Development). Dalam penelitian dan pengembangan yang ini, digunakan metode 4S TMD(Four Steps

Teaching Material Development).Metode 4S TMD merupakan metode

pengembangan bahan ajar yang dikembangkan oleh Sjaeful Anwar. Terdapat empat tahap yang dilakukan pada pengembangan bahan ajar, yakni tahap seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktik. Tahap seleksi meliputi pemilihan indikator yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang kemudian dikembangkan dengan pemilihan konsep dan nilai yang diintegrasikan dengan konsep IPA. Pada tahap ini digunakan tujuh buku teks dasar dan umum sebagai buku sumber. Hasil dari tahap seleksi yaitu diperoleh dua kompetensi dasar yang kemudian diturunkan ke dalam 9 indikator yang sesuai dengan tema. Nilai yang dikembangkan dan diintegrasikan dengan konsep berupa nilai religius dan nilai rasa ingin tahu. Tahap strukturisasi meliputi pembuatan struktur makro, peta konsep, dan multipel representasi dari materi. Tahap karakterisasi meliputi penyusunan instrumen karakterisasi, kemudian uji coba kepada 40 siswa salah satu SMP di Kota Bandung untuk mengidentifikasi konsep sulit. Tahap karakterisasi menghasilkan data bahwa dari 19 bagian materi, 14 materi dikategorikan mudah, sementara 5 materi dikategorikan sulit. Tahap terakhir, yaitu reduksi didaktik konsep terhadap konsep sulit. Reduksi didaktik yang dilakukan berupa pengabaian dan penggunaan penjelasan berupa sketsa. Hasil uji aspek keterbacaan (keterpahaman) bahan ajar menghasilkan kesimpulan bahwa berdasarkan penentuan ide pokok, keterbacaan bahan ajar mencapai 67%, dengan kriteria keterbacaan sedang. Hasil uji aspek kelayakan berdasarkan hasil angket terhadap 11 orang guru menghasilkan kesimpulan bahwa secara keseluruhan tingkat kelayakan bahan ajar mencapai 91% dengan kriteria kelayakan baik.

(5)

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This research aims to produce science teaching materials in junior level on the theme 'Energy in the Body' using 4S TMD (Four Steps Teaching Material Development). The theme of 'energy in the body' was chosen because the concept is very close to the daily lives of students. This concept was in line with the demands of the science’s curriculum content standards in junior level. The material is presented in an integrated manner, so as to spur students to think holistically and contextually. The method used in this study is a research and development R&D (Research and Development). In research and development, the method is used 4S TMD (Four Steps Teaching Material Development). 4S TMD is a method of development of teaching materials developed by Sjaeful Anwar. There are four steps done on the development of teaching materials, namely the selection phase, structure, characterization, and didactic reduction. Selection phase includes the selection of indicators in accordance with the demands of the curriculum which is then developed with the selection of concepts and values that are integrated with the concept of science. At this stage it is used seven basic text books and general as a source book. Results of the selection phase is obtained by two core competencies are then lowered into 9 indicators are in line with the theme. Value which is developed and integrated with the concept are religious value and curiosity value. Structuring phase of the material includes the manufacture of macro structure, concept maps, and multiple representations. Characterization's phase includes preparation of characterization instruments, then a trial to 40 students one junior high school in Bandung to identify difficult concepts. Phase characterization produce data that from 19 parts of the material, 14 materials is categorized easily, while 5 classified materials is difficult. The last stage, namely the didactic reduction of the concept difficult. Didactic reduction is done in the form of neglect, and the use of an explanation in the form of sketches. The test results readability aspect instructional materials lead to the conclusion that by determining the main idea, the legibility of teaching materials reached 67%, with moderate readability criteria. Test results of feasibility aspects based on the results of questionnaires to the 11 teachers lead to the conclusion that the overall, level of eligibility teaching materials reached 91% with the eligibility criteria well.

(6)

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Tesis ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Bahan Ajar ... 9

B. Kurikulum IPA SMP ... 14

C. Konsep IPA Terpadu ... 15

D. Metode 4S TMD ... 22

1. Seleksi ... 22

2. Strukturisasi ... 23

3. Karakterisasi ... 32

4. Reduksi Didaktik ... 33

E. Materi Tema Energi dalam Tubuh ... 37

F. Penelitian Terkait ... 41

BAB III METODE PENELITIAN... 45

(7)

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

B. Alur Penelitian ... 47

C. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 49

D. Instrumen Penelitian ... 49

E. Prosedur Penelitian ... 51

F. Teknik Analisis Data ... 54

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Pengembangan bahan ajar tema ‘energi dalam tubuh’ dengan menggunakan metode 4S TMD ... 58

1. Tahap Seleksi ... 59

2. Tahap Strukturisasi ... 63

3. Tahap Karakterisasi ... 68

4. Tahap Reduksi Didaktik ... 84

B. Aspek keterbacaan (keterpahaman) bahan ajar tema energi dalam tubuh yang dihasilkan berdasarkan metode 4S TMD ... 88

C. Aspek kelayakan bahan ajar tema energi dalam tubuh yang dikembangkan melalui metode 4S TMD ... 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 102

A. Kesimpulan ... 102

B. Rekomendasi ... 103

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel2.1. Perbandingan Diagram danDeskripsiTiga Model PembelajaranTerpadu ...

2 1

Tabel 3.1. KriteriaInterpretasiSkorPenentuan Ide PokokdanTanggapanSiswapadaTahapKarakterisasi... ...

5 6

Tabel 3.2. KriteriaInterpretasiSkorPenentuan Ide PokokdanTanggapanSiswapadaPenentuanAspekKeterbacaanBahan...

5 6

Tabel 3.3. KriteriaInterpretasiAngketKelayakanBahan Ajar...

5 7

Tabel4.1. TabelKompetensiDasardanIndikatornya... 6 1

Tabel 4.2. SistematikaMateriPadaMateriPokokEnergiDalamTubuh.... 6 7

Tabel 4.3. Reduksi didaktik Konsep Berdasarkan kategori kesulitan konsep...

(9)

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. ContohPetaKonsepPohonJaringan (Network Tree) ... 2 5

Gambar 2.2. ContohPetaKonsepRantaiKejadian(Events Chain) ... 2 6

Gambar 2.3. ContohPetaKonsepSiklus (Cycle Concept Map) ... 2 7

Gambar 2.4. ContohPetaKonsepLaba-Laba (Spider Concept Map)... 2 8

Gambar 2.5. StrukturPetaPikiran ... 2 9

Gambar 2.6. ContohPetaPikiran ... 2 9

Gambar 2.7. ContohPetaKonsep ... 3 0

Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian dan Pengembangan Model 4-D 4 7

Gambar 3.2. AlurPengembanganBahan Ajar 4S TMD ... 4 8

Gambar 4.1 SkemaTahapStrukturisasi ... 6 4

Gambar 4.2. GrafikPerbandingan PersentaseKetepatanPenentuan Ide

PokokMateripadaUjiCobaLapanganTahapKarakterisasidenganUjiKeterbacaa nBahanAjar...

9 8

Gambar 4.3. GrafikPerbandingan

(10)

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

erisasidenganUjiKeterbacaanBahanAjar... ...

Gambar 4.4. Grafik PersentaseKomponenKelayakanBahanAjar ... 1

0 1 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A ... 111

Lampiran A.1. TabelPenilaianKesesuaianIndikatordenganKD ... 113

Lampiran A.2. TabelPenilaianKesesuaianKonsepdenganIndikator ... 115

Lampiran A.3. TabelHasilTahapSeleksi ... 139

Lampiran A.3.a TabelKompetensiDasardanIndikatorMateri ‘EnergidalamTubuh’ ... 139

Lampiran A.3.b. TabelKesesuaian KD, Indikator, danNilai yang diintegrasikan ... 140

Lampiran A.4. Hasil Tahap Strukturisasi ... 160

Lampiran A.4.a. PetaKonsepMateri ‘EnergidalamTubuh’ ... 160

Lampiran A.4.b. StrukturMakroMateri ‘EnergidalamTubuh’ ... 161

Lampiran A.4.c. MultipelRepresentasiMateri ‘EnergidalamTubuh’ .. 164

(11)

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Lampiran A.6. Tabelpengolahanhasilkarakterisasi ... 196

Lampiran A.7. Tabel Kisi-kisiReduksiDidaktik ... 198

Lampiran A.8. TabelReduksiDidaktik ... 223

Lampiran A.9. Draft Materi 3/ BahanAjar ... 209

Lampiran A.10. InstrumenUjiKeterbacaanBahanAjar ... 224

LampiranA.11. Tabelpengolahanhasilkarakterisasi ... 248

Lampiran A.12. InstrumenKelayakanBahanajar ... 250

LAMPIRAN B ... 258

Lampiran B.1. SuratizinPenelitian ... 259

(12)

1

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Di dalam proses belajar mengajar terdapat tiga komponen utama yang terlibat

di dalamnya, yaitu pengajar (guru), pembelajar (siswa), dan bahan ajar. Pada

proses tersebut terjadi transformasi ilmu (bahan ajar) dari pengajar (guru) kepada

pembelajar (siswa), dan dari hasil transformasi tersebut siswa memperoleh

pengalaman belajar (Anwar : 2014). Dengan bahan ajar tersebut memungkinkan

siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga

secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh/ terpadu

(Hernawan: 2010).

Bahan ajar seperti yang terdapat dalam website Dikmenjur (dalam Prastowo:

2014), merupakan seperangkat materi atau substansi pembelajaran (teaching

material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari

kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dalam Herry

(2010), bahan ajar dalam konteks pembelajaran merupakan salah satu komponen

yang harus ada, karena bahan ajar merupakan suatu komponen yang harus dikaji,

dicermati, dipelajari, dan dijadikan bahan materi yang akan dikuasai oleh siswa

dan sekaligus dapat memberikan pedoman untuk mempelajarinya. Tanpa bahan

ajar, maka pembelajaran tidak akan menghasilkan apa-apa.

Tujuan utama proses pembelajaran adalah bagaimana guru menyampaikan

bahan ajar sehingga siswa mudah memahaminya (Anwar : 2014). Di sisi lain,

kurikulum SMP menuntut pembelajaran IPA disampaikan secara terpadu

(Depdiknas : 2007). Melalui pembelajaran IPA terpadu, peserta didik dapat

memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk

(13)

2

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep

yang dipelajari secara menyeluruh (holistik), bermakna, autentik dan aktif

(Depdiknas: 2013).

Hal ini ditegaskan kembali melalui pernyataan Pusat Kurikulum, Balitbang

Depdiknas (2007) :

Banyak ahli yang menyatakan pembelajaran IPA yang disajikan secara

disiplin keilmuan dianggap terlalu dini bagi anak usia 7-14 tahun, karena

anak pada usia ini masih dalam transisi dari tingkat berpikir operasional

konkret ke berpikir abstrak. Selain itu, peserta didik melihat dunia

sekitarnya masih secara holistik. Atas dasar itu, pembelajaran IPA

hendaknya disajikan dalam bentuk yang utuh dan tidak parsial. Di samping

itu pembelajaran yang disajikan terpisah-pisah dalam energi dan

perubahannya, makhluk hidup dan proses kehidupan, materi dan sifatnya,

dan bumi-alam semesta memungkinkan adanya tumpang tindih dan

pengulangan, sehingga membutuhkan waktu dan energi yang lebih banyak,

serta membosankan bagi peserta didik. Bila konsep yang tumpang tindih

dan pengulangan dapat dipadukan, maka pembelajaran akan lebih efisien

dan efektif.

Menurut Depdiknas (2007), pembelajaran terpadu dalam IPA dapat dikemas

dengan TEMA atau TOPIK tentang suatu wacana yang dibahas dari berbagai

sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan dikenal peserta

didik. Itu artinya, seharusnya bahan ajar yang ada pun menyajikan materi

pembelajaran yang dikemas secara TEMA atau TOPIK pula. Hal ini agar guru

lebih mudah mentrasformasi ilmu (bahan ajar) kepada siswa.

Berdasarkan Depdiknas (2013), dalam perancangan pembelajaran terpadu

ada beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan yaitu, Pertama, substansi

materi yang akan diramu ke dalam pembelajaran terpadu diangkat dari

konsep-konsep kunci yang terkandung dalam aspek-aspek perkembangan terkait.Ke

(14)

3

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

yang apabila diramu ke dalam satu konteks tertentu (peristiwa, isu, masalah, atau

tema) masih memiliki makna asal, selain memiliki makna yang berkembang

dalam konteks yang dimaksud.Ke tiga,Aktivitas belajar yang hendak dirancang

dalam pembelajaran terpadu mencakup aspek perkembangan anak.

Dalam Depdiknas (2007), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

penentuan topik/tema pada pembelajaran IPA terpadu antara lain meliputi hal-hal

berikut; (1) Tema, dalam pembelajaran IPA terpadu, merupakan perekat

antarKompetensi Dasar yang terdapat dalam bidang kajian IPA. (2) Tema yang

ditentukan selain relevan dengan Kompetensi-kompetensi Dasar yang terdapat

dalam satu tingkatan kelas, juga sebaiknya relevan dengan pengalaman pribadi

peserta didik, dalam arti sesuai dengan keadaan lingkungan setempat. (3) Dalam

menentukan topik, isu sentral yang sedang berkembang saat ini, dapat menjadi

prioritas yang dipilih dengan tidak mengabaikan keterkaitan antarKompetensi

Dasar pada bidang kajian yang telah dipetakan.

Menurut Fogarty (1991), pembelajaran terpadu secara luas meliputi

pembelajaran terpadu dalam satu disiplin ilmu, pembelajaran terpadu antar

disiplin ilmu, serta pembelajaran terpadu dalam dan lintas peserta didik. Lebih

jauh, Fogarty juga membagi pembelajaran terpadu ke dalam 10 model

pembelajaran terpadu, yang meliputi fragmented, connected, nested, sequenced,

shared, webbed, threaded, integrated, immersed, dan networked. Jika

dikelompokkan, maka fragmented, connected, dan nested masuk ke dalam

kelompok keterpaduan dalam satu disiplin ilmu. Sementara sequenced, shared,

webbed, threaded, dan integrated masuk ke dalam kelompok keterpaduan antar

disiplin ilmu. Terakhir, immersed, dan networked masuk ke dalam kelompok

keterpaduan dalam diri peserta didik.

Dalam Depdiknas (2007), dari sejumlah model pembelajaran terpadu

menurut Fogorty (1991) tiga diantaranya sesuai untuk dikembangkan dalam

pembelajaran IPA ditingkat pendidikan di Indonesia. Ketiga model yang

(15)

4

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

(webbed), dan model keterpaduan (integrated). Menurut Fogarty (1991), model

keterhubungan (connected) merupakan model keterpaduan dimana

dalamsetiapbidangstudi, konten materidihubungkandari topikketopik,

konsepkekonsep, pekerjaan satu tahunke tahun selanjutnya, danmenghubungkan

ide-ide secaraeksplisit. Sedangkan model jaring laba-laba (webbed) merupakan

model keterpaduan di mana sebuah tema yang terencana dijaring ke dalam konten

kurikulum dan disiplin ilmu. Konsep-konsep, topik-topik, dan ide-ide dari

beberapa bidang studi yang cocok dengan tema kemudian diambil dan digunakan

sebagai bagian dari tema. Dengan kata lain, model ini menggunakan pendekatan

tematik. Sementara itu, model keterpaduan (integrated) merupakan pendekatan

interdisiplin yang mencocokkan beberapa mata pelajaran agar tumpang tindih

dalam topik-topik dan konsep-konsep dengan beberapa tim pengajaran dalam

sebuah model terintegrasi yang autentik.

Berdasarkan Standar Isi, bahan kajian IPA untuk SMP/MTs merupakan

kelanjutan bahan kajian IPA SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

makhluk hidup dan proses kehidupan; materi dan sifatnya; energi dan

perubahannya; serta bumi dan alam semesta. Materi energi merupakan materi

yang lebih kental dalam aspek fisikanya. Banyak bahan ajar yang menyajikan

materi energi hanya sebagai bahan dalam pembelajaran fisika saja. Padahal materi

energi ini justru sangat menarik jika dikaji secara integral, yaitu materi energi

sebagai tema dalam pembelajaran IPA terpadu. Energi dapat pula dijadikan

sebagai materi dalam kimia, juga biologi. Dengan menjadikan tema energi sebagai

tema dalam pembelajaran IPA terpadu, dapat mengajak siswa untuk berpikir lebih

holistik terhadap dunia sekitarnya, seperti yang diinginkan oleh kurikulum.

Menurut Standar Isi IPA SMP/ MTS, mata pelajaran IPA di SMP/MTs

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuansebagai berikut.

1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

(16)

5

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,

konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat

Berpatokan pada Standar Isi tersebut, maka tujuan pengembangan bahan

ajar pun harus dapat memacu siswa untuk meningkatkan terutama aspek kognitif

dan afektif. Oleh karena itu bahan ajar yang dikembangkan tidak hanya memuat

aspek konten materi saja, tapi juga memuat aspek nilai. Hal ini mempertegas

keyakinan akan teori yang menyatakan bahwa ilmu itu tidak bebas nilai (value

bond), seperti yang disampaikan oleh salah satu filosof Jurgen Habermas yang

berpendapat bahwa ilmu, sekalipun ilmu alam tidak mungkin bebas nilai, karena

setiap ilmu selalu ada kepentingan-kepentingan. Hal inilah yang melatarbelakangi

peneliti untuk memasukkan unsur nilai dalam bahan ajar yang dikembangkannya.

Sebagai penguat pentingnya aspek nilai ini, Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan (2013), menyatakan bahwa visi pendidikan Indonesia tahun 2025

yaitu menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Cerdas yang

dimaksud disini adalah cerdas komprehensif, yaitu cerdas spiritual dan cerdas

sosial/emosional dalam ranah sikap, cerdas intelektual dalam ranah pengetahuan,

serta cerdas kinestetis dalam ranah keterampilan. Dalam hal ini, cerdas spiritual

dan cerdas sosial/ emosional tertuang dalam aspek nilai yang diintegrasikan

dengan konsep yang disajikan di bahan ajar.

Menurut Anwar (2014), di dalam proses pengembangan bahan ajar, ada

empat tahap yang harus ditempuh sebelum bahan ajar itu layak disampaikan

kepada siswa. Empat tahap pengembangan bahan ajar tersebut adalah proses

Seleksi, Strukturisasi, Karakterisasi, dan Reduksi Didaktik. Empat tahap ini

disebut sebagai 4S TMD (Four Steps Teaching Material Development). Pada

(17)

6

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dalam penyusunan bahan ajar. Informasi yang diseleksi yaitu terkait seleksi

konten atau materi bahan ajar dari buku teks umum ataupun dasar yang kemudian

disesuaikan dengan kurikulum. Selain itu juga dilakukan seleksi aspek nilai yang

disesuaikan dengan konsep yang disajikan.

Pada tahap strukturisasi, dilakukan pembuatan peta konsep, struktur

makro, dan multipel representasi dari materi bahan ajar yang telah diseleksi

sebelumnya. Kemudian pada tahap karakterisasi, materi bahan ajar diujicobakan

kepada sejumlah siswa untuk mengetahui tingkat kesulitan teks yang disajikan.

Teks yang dianggap sulit kemudian masuk pada tahap berikutnya, yaitu reduksi

didaktik. Pada tahap ini, dilakukan pengurangan tingkat kesulitan bahan ajar

dengan cara-cara tetentu dan mempertimbangkan aspek psikologis dan keilmuan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis perlu melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar IPA SMP pada Tema „Energi dalam Tubuh‟ dengan Menggunakan Metode 4S TMD”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang diteliti

adalah:

“ Bagaimana mengembangkan bahan ajar IPA SMP pada tema „energi dalam tubuh‟ dengan menggunakan metode 4S TMD? ”

Agar penelitian lebih terfokus, maka disusunlah pertanyaan-pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pengembangan bahan ajar tema „energi dalam tubuh‟

menggunakan metode 4S TMD?

2. Bagaimana aspek keterbacaan (keterpahaman) bahan ajar tema „energi

(18)

7

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana aspek kelayakan (penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan)bahan

ajar tema „energi dalam tubuh‟ yang dikembangkan melalui metode 4S

TMD?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan lebih terfokus dan terarah, maka penelitian

ini dibatasi oleh beberapa hal, yaitu :

1. Bahan ajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahan ajar untuk

IPA SMP pada Kurikulum 2013.

2. Materi pada bahan ajar yang disampaikan memiliki tema „energi dalam

tubuh‟, sehingga yang akan dibahas dalam bahan ajar hanya konten

energi yang berkaitan dengan sistem tubuh. Sistem tubuh yang disoroti di

sini adalah sistem pencernaan pada manusia.

3. Bahan ajar yang telah disusun diujicobakan kepada sejumlah siswa SMP

untuk mengukur tingkat keterbacaan bahan ajar.

D. Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan bahan ajar

yang layak dipakai dalam pembelajaran IPA SMP pada tema „energi dalam tubuh‟

dengan menggunakan metode 4S TMD.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa sebagai

alternatif bahan ajar IPA SMP yang menyajikan materi IPA secara terpadu

(mencakup biologi, kimia, dan fisika), sehingga mempermudah proses belajar

mengajar. Selain itu diharapkan hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai

salah satu dasar dalam penelitian serupa.

F. Struktur Organisasi Tesis

(19)

8

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1. Bab I. Pendahuluan berisi antara lain latar belakang, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur

organisasi tesis.

2. Bab II. Landasan Teori yang dipaparkan berisi kajian teoritis terhadap

bahan ajar, kurikulum IPA SMP, metode 4S TMD, konsep IPA terpadu,

dan materi tema „energi dalam tubuh‟.

3. Bab III. Metode penelitian berisi uraian mengenai desain penelitian dan

alur penelitian, partisipan dan tempat penelitian, instrumen penelitian,

prosedur penelitian, dan teknik pengolahan data.

4. Bab IV. Temuan dan pembahasan yang dipaparkan merupakan jawaban

atas rumusan masalah yang diajukan.

(20)

45

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan

(research and development). Metode penelitian dan pengembangan merupakan

suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan

menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono,2008). Educational Research and

Development biasa juga disebut Research Based Development. “ Educational Research and Development is a process used to develop and validate educational products” (Borg and Gall; 1989:772). Penelitian dan Pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

menyempurnakan produk yang telah ada. Produk dalam konteks ini tidak selalu

berbentuk hardware (buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas dan

laboratorium), tetapi bisa juga perangkat lunak (software) seperti program untuk

pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun

model-model pendidikan, pembelajaran pelatihan, bimbingan, evaluasi,

manajemen,dll. Karakteristik Research & Development adalah penelitian ini

berbentuk “siklus”, yang diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang

membutuhkan pemecahan dengan suatu produk tertentu. Dalam bidang

pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian R & D diharapkan

dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya

banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan (Sativa : 2011).

Penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti berdasarkan pada

model 4-D (four-D). Model ini dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel, dan

Semmel pada tahun 1974. Model ini terdiri dari empat tahapan, yaitu define,

design, develop, dan dissemination. Berikut penjelasan keempat tahapan 4-D

(21)

46

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1. Tahap Pendefinisian (Define)

Tujuan tahap ini adalah menentapkan dan mendefinisikan syarat-syarat

pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang

dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: (a)

analisis ujung depan, (b) analisis siswa, (c) analisis tugas, (d) analisis konsep, dan

(e) perumusan tujuan pembelajaran.

2. Tahap Perencanaan (Design)

Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran.

Tahap ini terdiri dari empat langkah yaitu, (a) penyusunan tes acuan patokan,

merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap

design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus

(Kompetensi Dasar dalam kurikukum KTSP). Tes ini merupakan suatu alat yang

mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan

belajar mengajar, (b) pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan

materi pelajaran, dan (c) pemilihan format. Di dalam pemilihan format ini

misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang sudah

ada dan yang dikembangkan di negara-negara yang lebih maju.

3. Tahap Pengembangan (Develop)

Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang

sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi

perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan

mengoperasionalkan rencana pengajaran, dan (c) uji coba terbatas dengan siswa

yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi.

Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan siswa yang sesuai dengan

kelas sesungguhnya.

(22)

47

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Pada tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah

dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain,

oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan

perangkat di dalam KBM.

Berikut merupakan bagan alir penelitian dan pengembangan model 4-D.

Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian dan Pengembangan Model 4-D

B. Alur Penelitian

Dalam penelitian dan pengembangan yang dilakukan, digunakan metode 4S

TMD. 4S TMD (Four Steps Teaching Material Development) merupakan empat

tahap yang ditempuh untuk mengembangan bahan ajar, yang terdiri dari tahap

seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktik. Agar lebih jelas, keempat

tahapan pengembangan bahan ajar yang dilakukan dijabarkan dalam sebuah alur

sebagai berikut :

Tahap Pendefinisian

(Define)

Tahap Perencanaan

(Design)

Tahap Pengembangan

(Develop)

Tahap Penyebaran

(23)

48

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2 Alur Pengembangan Bahan Ajar 4S TMD

Pada penelitian ini tahap ke empat dari R&D model 4-D yaitu dissemination

tidak dilakukan. Menurut Mulyatiningsih (-),R&D membutuhkan waktu yang

relatif panjang. Peneliti sering membagi kegiatan penelitian dalam beberapa tahap. Uji Coba di Lapangan

Pengembangan Instrumen Instrumen Karakterisasi

Karakterisasi Konsep

Identifikasi Konsep Sulit Konsep Sulit

(Abstrak, kompleks,

rumit) Karakterisasi

Kisi-kisi Reduksi Didaktik Reduksi Didaktik Penyusunan Draft Bahan Ajar 3 Reduksi Didaktik

Uji Coba Kelayakan Bahan Ajar

Bahan

Ajar Produ

Struktur Makro Multipel Representasi Peta Konsep

Draft Kumpulan Materi 2 Strukturisasi

Four Steps Teaching Material Development (4S TMD)

Standar Isi pada Kurikulum

Buku Teks IPA Dasar/ Umum

Pengembangan Indikator

Memilih Konsep sesuai Tuntutan Kurikulum

Nilai-nilai terkait Materi IPA

Analisis Aspek Nilai terkait Materi IPA

Kompilasi Draft Kumpulan Materi 1 Reviu Materi Instrumen Reviu

(KI/KD-Indikator-Konsep-Nilai) Seleksi

(24)

49

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Pada umumnya, kegiatan penelitian tahun pertama dirancang untuk

mengidentifikasi masalah dan merancang produk. Pada tahun berikutnya, kegiatan

penelitian dilakukan untuk mengimplementasikan rancangan produk pada

pengguna.

C. Partisipan dan Tempat Penelitian

Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari :

1) lima orang ahli/ pakar untuk reviu materi di tahap seleksi;

2) Empat puluh orang siswa kelas VII tahun ajaran 2014/2015 di salah satu

sekolah menengah negeri Kota Bandung untuk uji coba tahap karakterisasi.

Empat puluh orang siswa dianggap dapat merepresentasikan kemampuan

siswa SMP pada umumnya. Sementara kelas VII dipilih karena dianggap

belum pernah mendapatkan materi yang diteliti sebelumnya sehingga data

penelitian dapat lebih akurat.

3) Empat puluh orang siswa kelas VIII tahun ajaran 2015/2016 di salah satu

sekolah menengah negeri Kota Bandung untuk uji keterbacaan bahan ajar.

4) Sebelas orang guru IPA di dua sekolah menengah Kota Bandung untuk uji

coba kelayakan bahan ajar. Guru IPA dipilih karena dianggap memahami

konsep yang diteliti serta memahami kriteria bahan ajar yang layak bagi

siswa. Jumlah tersebut dianggap dapat mewakili pendapat atau pandangan

guru IPA SMP pada umumnya.

D. Instrumen Penelitian

Ada beberapa instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan dalam

penelitian ini. Berikut merupakan pemaparan instrumen penelitian yang

digunakan.

1. Lembar Instrumen reviu

Lembar instrumen reviu ini dipakai pada saat seleksi materi. Instrumen ini

(25)

50

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

bahan ajar. Instrumen ini berupa angket yang dibuat sendiri oleh peneliti untuk

mengetahui tiga hal yang berkaitan dengan seleksi materi, yaitu kesesuaian antara

indikator yang dikembangkan dengan kompetensi dasar, kesesuaian antara

konsep yang dikembangkan dengan indikator, dan kesesuaian antara nilai yang

diintegrasikan dengan konsep. Berdasakan paparan konsep yang disajikan,

ahli/pakar dapat menilai kebenaran ilmiah materi dibandingkan dengan

konsep-konsep yang ada pada buku teks.

2. Lembar Instrumen Strukturisasi

Lembar instrumen strukturisasi digunakan pada tahap strukturisasi. Data yang

diambil dari instrumen ini adalah penilaian terhadap peta konsep, struktur makro,

dan multipel representasi. Instrumen ini disusun sendiri oleh peneliti. Sumber

data dari instrumen ini adalah pakar atau ahli.

3. Lembar Instrumen karakterisasi

Lembar instrumen karakterisasi digunakan pada tahap karakterisasi.

Instrumen ini diberikan kepada siswa pada saat uji coba lapangan. Instrumen

yang digunakan pada uji coba lapangan untuk mengetahui tingkat kesulitan bahan

ajar yaitu dengan penentuan ide pokok dan tanggapan/ pendapat siswa terkait teks

yang disajikan di bahan ajar. Data yang diambil dalam penentuan ide pokok ini

adalah berupa jawaban uraian siswa. Dari jawaban siswa, teks akan digolongkan

ke dalam karakter sulit dan mudah. Sementara data tanggapan/ siswa berupa

checklist tingkat kesulitan teks yang disajikan. Pilihan jawaban siswa terdiri dari

mudah, sedang, dan sulit.

4. Lembar Instrumen Reduksi Didaktik

Lembar instrumen reduksi didaktik digunakan pada saat tahap reduksi

didaktik berlangsung, yaitu setelah tahap karakterisasi selesai. Data yang

dikumpulkan pada tahap ini adalah kisi-kisi reduksi didaktik dan penilaian

(26)

51

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

diantaranya meliputi jenis kesulitan teks dan jenis reduksi didaktik yang bisa

dilakukan untuk mengurangi tingkat kesulitan teks tersebut. Penilaian terhadap

reduksi didaktik didasarkan atas kesesuaian reduksi didaktik yang dilakukan

terhadap konsep, yaitu melalui perbandingan paparan konsep sebelum dan

sesudah direduksi didaktik. Sumber data dari instrumen ini adalah ahli atau

pakar.

5. Lembar instrumen keterbacaan bahan ajar

Data keterbacaan bahan ajar diambil pada saat bahan ajar setalah selesai

disusun. Sumber data keterbacaan bahan ajar adalah siswa SMP. Instrumen yang

digunakan berupa instrumen penentuan ide pokok dan tanggapan/ pendapat siswa

terhadap konsep yang disajikan. Data yang diambil dalam penentuan ide pokok

ini adalah berupa jawaban uraian siswa. Sementara data tanggapan/ siswa berupa

checklist tingkat kesulitan teks yang disajikan. Pilihan jawaban siswa terdiri dari

mudah, sedang, dan sulit.

6. Lembar instrumen kelayakan bahan ajar

Secara garis besar, instrumen yang dikumpulkan terbagi dua, yaitu instrumen

keterbacaan dan instrumen penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan bahan ajar.

Instrumen keterbacaan bahan ajar kurang lebih sama seperti instrumen yang

dipakai pada tahap karakterisasi, yaitu penentuan ide pokok dan tanggapan siswa.

Hanya saja teks yang diberikan sedikit berbeda, karena adanya pengurangan

tingkat kesulitan teks pada tahap reduksi didaktik. Sementara itu instrumen

penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan bahan ajar berupa angket yang diisi oleh

guru degan cara mencentang (checklist) apakah bahan ajar sudah layak atau

belum, serta memberikan uraian saran jika diperlukan. Kriteria bahan ajar yang

layak ini disesuaikan dengan kriteria yang ada pada BSNP.

(27)

52

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Secara umum, tahap penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu persiapan,

pelaksanaan, penyelesaian penelitian. Berikut dijabarkan ketiga tahapan tersebut:

1. Tahap persiapan penelitian

Tahap persiapan penelitian ini jika disesuaikan dengan R&D model 4-D, maka

tergolong pada tahap pendefinisian (define). Dalam tahap ini, dilakukan kegiatan

pra-pelaksanaan penelitian. Ada beberapa langkah yang dilakukan pada tahap

persiapan ini, antara lain :

a. Pemilihan tema bahan ajar yang akan dikembangkan.

Tema yang dipilih harus merupakan tema yang dapat memuat konsep IPA

secara terpadu, merupakan tema yang kontekstual, serta sesuai dengan

kurikulum IPA tingkat SMP.

b. Melakukan analisis Kompetensi Dasar (KD) yang berkaitan dengan tema.

KD yang digunakan berasal dari kurikulum IPA tingkat SMP. KD yang

dipilih dapat merepresentasikan tema yang telah ditentukan.

c. Melakukan studi literatur terkait bahan ajar, keterpaduan IPA, dan metode

4S TMD sebagai dasar pengembangan bahan ajar.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian, jika disesuaikan dengan R&D model 4-D,

maka tergolong pada tahapperancangan (design) dan tahap pengembangan

(develop). Tahap pelaksanaan ini merupakan tahap pengembangan bahan ajar itu

sendiri, yakni pengembangan bahan ajar dengan metode 4S TMD. Ada beberapa

langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian ini, diantaranya :

a. Melakukan pengembangan bahan ajar dengan menggunakan metode 4S

TMD, yang meliputi tahap seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi

didaktik.

1) Tahap seleksi dimulai dengan melanjutkan tahap pemilihan KD, yaitu

(28)

53

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dipilih. Untuk menguji kesesuaian indikator yang telah dikembangkan

dari KD, maka dilakukan reviu kepada beberapa ahli/ pakar. Setelah

didapat KD beserta indikator yang sudah direviu, dilakukan pemilihan

konsep yang sesuai dengan indikator. Pemilihan konsep diambil dari

buku-buku sumber teks dasar dan teks umum. Disamping melakukan

pemilihan konsep, dilakukan pula pengintegrasian nilai terhadap

konsep. Nilai yang diintegrasikan, disajikan dalam bentuk infornasi

atau ilustrasi yang menarik bagi siswa. Untuk menguji kesesuaian

antara konsep dengan indikator serta nilai yang diintegrasikan dengan

konsep, maka perlu dilakukan reviu oleh ahli/ pakar.

2) Tahap strukturisasi meliputi penyusunan peta konsep, struktur makro,

dan multipel respesentasi. Strukturisasi bahan ajar yang telah dilakukan

kemudian dinilai oleh ahli/pakar.

3) Tahap karakterisasi diawali oleh pembuatan instrumen karakterisasi

berupa penentuan ide pokok dan pendapat/ tanggapan siswa. Instrumen

yang telah dibuat kemudian diujicobakan di lapangan kepada sejumlah

siswa SMP. Dari tahap karakterisasi dapat diketahui tingkat kesulitan

bahan ajar yang disajikan.

4) Tahap reduksi didaktik dilakukan terhadap konsep-konsep yang

dikategorikan sulit pada tahap karakterisasi. Konsep yang sulit

kemudian dikategorikan lagi menjadi konsep yang rumit, abstrak, dan

kompleks. Dari ketiga kategori tersebut, kemudian dianalisis dan dipilih

cara atau teknik reduksi didaktik yang sesuai untuk mengurangi tingat

kesulitan bahan ajar.

b. Menguji aspek keterbacaan (keterpahaman) bahan ajar yang dihasilkan.

Pengujian aspek keterbacaan bahan ajar dilakukan setelah reduksi didaktik,

dengan asumsi bahwa konsep yang dianggap sulit sebelumnya telah

berkurang tingkat kesulitan teksnya. Aspek keterbacaan dilakukan melalui

uji coba lapangan terhadap sejumlah siswa SMP melalui penentuan ide

pokok dan pendapat siswa.

(29)

54

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Pengujian aspek kelayakan bahan ajar berupa aspek kelayakan isi,

penyajian, kegrafikan diawali dengan merancang instrumen kelayakan.

Instrumen yang dirancang merupakan adaptasi dari instrumen kelayakan

buku ajar yang disusun oleh BSNP. Isntrumen yang telah disusun kemudian

disebarkan kepada sejumlah guru SMP untuk diisi dalam bentuk angket

kelayakan bahan ajar.

3. Tahap penyelesaian penelitian

Tahap ini merupakan tahap akhir dalam penelitian yang dilakukan. Ada

beberapa hal yang dilakukan dalam tahap ini, yakni :

a. Membahas dan menganalisis data hasil penelitian yang telah dilakukan

Pembahasan dan analisis hasil penelitian dilakukan berdasarkan informasi

dan data yang ada di lapangan. Penyajian bahasan dan analisis dilakukan

secara deskriptif.

b. Membuat kesimpulan penelitian berdasarkan hasil analisis data

c. Memberikan saran agar penelitian serupa yang akan dilakukan dapat

dilakukan dengan lebih baik

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis hasil reviu dilakukan dengan pemaparan secara deskriptif

terhadap hasil reviu dari pakar/ ahli. Bagian yang perlu untuk

diperbaiki,disesuaikan dengan masukan dari pakar/ ahli.

2. Analisis data pada tahap karakterisasi dan uji keterbacaan bahan ajar

dilakukan dengan penskoran terhadap setiap poin dalam instrumen sesuai

dengan rubrik yang dibuat. Data yang diambil berupa data penentuan ide

pokok dan data tanggapan/ pendapat siswa. Skoring untuk penentuan ide

pokok dilakukan pada masing-masing materi. Keberadaan kata kunci

(30)

55

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

menentukan ketepatan ide pokok jawaban siswa. Ide pokok jawaban

siswa diberi skor tertinggi jika mengandung seluruh atau sebagian besar

kata kunci yang ditetapkan peneliti. Sebaliknya, skor terrendah diberikan

jika jawaban siswa tidak mengandung kata kunci tersebut. Data pendapat

siswa terhadap tingkat kesulitan materi ini merupakan data pendukung

disamping data penentuan ide pokok. Jenis skala pengukuran yang

dipakai pada pengolahan data ini adalah skala ordinal. Skala ordinal

merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori sekaligus

melakukan rangking terhadap kategori. Selain menunjukkanperbedaan,

skalaordinaljugamengharuskan untuk pemberianskor padabeberapa

karakteristik, seperti rendahke tinggi meskipun tidak menggunakan

interval yang sama(Wiersma, 2009).

Penentuan penilaian dan skoring data penentuan ide pokok dan

tanggapan siswa dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Berikut

panduan penilaiannya.

a. Skor penentuan ide pokok:

1) Ide pokok jawaban siswa dengan memuat seluruh atau sebagian

besar kata kunci = 2;

2) Ide pokok jawaban siswa dengan memuat sebagian atau sebagian

kecil kata kunci = 1;

3) Ide pokok jawaban siswa tidak memuat kata kunci = 0

Skor tanggapan/ pendapat siswa terhadap tingkat kesulitan teks :

Mudah = 2; sedang = 1; sulit = 0

b. Jumlah responden = 40

c. Jumlah skor tertinggi = skor tertinggi x jumlah responden

= 2 x 40 = 80 (100%)

d. Jumlah skor terrendah = skor terrendah x jumlah responden

= 0 x 40 = 0 (0%)

Berdasarkan panduan penilaian di atas, maka ditentukanlah skoring

(31)

56

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu a. Rumus umum :

1) Range (R) = skor tertinggi – skor terrendah = 100% – 0% = 100%

2) Kategori (K) = banyaknya kriteria yang disusun pada kriteria

objektif

3) Interval (I) = �� � (�)

�� � (�)

b.Rumus skoring penentuan ide pokok dan tanggapan siswa pada tahap

karakterisasi :

1) Skor per item materi (x) = � � � �

�� (80) 100%

2) Kategori = 2, yaitu sulit dan mudah

3) Interval (I) = 100 %

2 = 50%

4) Kriteria penilaian = skor tertinggi – interval = 100% – 50% =

50%, sehingga kriteria interpretasi skornya

Tabel 3.1. Kriteria Interpretasi Skor Penentuan Ide Pokok dan Tanggapan Siswa pada Tahap Karakterisasi

Persentase Skor (x) Kriteria

< 50% Sulit

x≥ 50% Mudah

c. Rumus skoring penentuan ide pokok dan tanggapan siswa pada

penentuan aspek keterbacaan bahan ajar :

1) Skor per item materi (x) = � � � �

�� (80) 100%

2) Kategori = 5, yaitu tinggi sekali, tinggi, sedang, rendah, dan

rendah sekali

3) Interval (I) = 100 %

5 = 20%

4) Kriteria interpretasi skor skala Likert menggunakan kuartil.

Seperti dijelaskan dalam Atmodjo (2014), rumus penyusunan

kuartil adalah sebagai berikut :

Kuartil I = �ℎ+ � � 1

4

Kuartil II = �ℎ+ � � 2

(32)

57

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Kuartil III = �ℎ+ � � 3

[image:32.595.179.504.154.230.2]

4

Tabel 3.2. Kriteria Interpretasi Skor Penentuan Ide Pokok dan Tanggapan Siswa pada Penentuan Aspek Keterbacaan Bahan Ajar

Persentase Skor (x) Kriteria

< 25% Rendah sekali

25% < 50% Rendah

50% < 75% Sedang

75% Tinggi

3. Analisis data berupa angket kelayakan bahan ajar dapat diolah dengan

menggunakan skala Likert. Hasil pengolahan data berupa persentase

kelayakan bahan ajar yang kemudian diinterpretasikan. Agar lebih

jelasnya, berikut merupakan panduan penentuan penilaian dan skoringnya:

a. Jumlah pilihan = 2

b. Jumlah responden = 11

c. Skoring terrendah = 0 (pilihan untuk jawaban „tidak layak‟)

d. Skoring tertinggi = 1 (pilihan untuk jawaban „layak‟)

e. Jumlah skor terrendah = skoring terrendah x jumlah responden = 0 x

11 = 0 (0%)

f. Jumlah skor tertinggi = skoring tertinggi x jumlah responden = 1 x

11 = 10 (100%)

Berdasarkan panduan di atas, lalu ditentukanlah skoring pada kriteria

objektif sebagai berikut :

a. Rumus persentase kelayakan bahan ajar

Persentase = � ℎ � � � �

� ℎ �� (11) 100%

b. Rumus skoring angket kelayakan bahan ajar

1) Kategori = 5, yaitu kurang sekali, kurang, cukup, baik, dan baik

sekali

2) Interval (I) = 100%

5 = 20%

3) Kriterian penilaiansama seperti pada penentuan aspek keterbacaan

bahan ajar, yakni menggunakan kuartil

(33)

58

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Persentase Skor (x) Kriteria

< 25% Kurang sekali

25% < 50% Kurang

50% < 75% Cukup baik

(34)

102

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Hasil pengembangan bahan ajar bertema’ Energi dalam Tubuh’ dengan

menggunakan metode 4S TMD (Four Steps Teaching Material

Development), yang terdiri dari empat tahap, yaitu seleksi, strukturisasi,

karakterisasi, dan reduksi didaktik, yaitu sebagai berikut :

a. Pada tahap seleksi, dilakukan seleksi terhadap standar isi pada

kurikulum, buku teks IPA dasar/ umum, dan nilai-nilai terkait materi

IPA. Hasil dari tahap seleksi ini yaitu terdapat dua kompetensi dasar

yang kemudian diturunkan ke dalam 9 indikator yang sesuai dengan

tema.

b. Tahap strukturisasi menghasilkan peta konsep, struktur makro, dan

multipel representasi terkait tema. Peta konsep yang dibuat merupakan

jenis peta konsep pohon jaringan. Terdapat 58 konsep yang relevan, dan

diantaranya terdiri dari 44 konsep inklusif dan 14 konsep yang tidak

inklusif atau contoh-contoh. Struktur makro yang disusun terdiri dari 41

proporsi. Multipel representasi yang disusun merupakan multipel

representasi yang disarikan dari Gilbert, dan menyajikan aspek

makroskopik, submikroskopik, dan simbolik.

c. Tahap karakterisasi menghasilkan data bahwa dari 19 bagian materi yang

diuji tingkat kesulitannya, 14 materi dikategorikan mudah, sementara 5

materi dikategorikan sulit.

d. Tahap reduksi didaktik dilakukan dengan mengurangi tingkat kesulitan

(35)

103

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

berupa pengabaian dan penggunaan penjelasan berupa sketsa.

Pengabaian dilakukan terhadap materi ke-2 tentang keragaman dan

penggolongan makanan; materi ke-14 tentang peran pencernaan dalam

mengubah ukuran molekul makanan; materi ke-15 tentang pencernaan

karbohidrat; dan materi ke-19 tentang transformasi energi di dalam

mitokondria, Penggunaan penjelasan berupa sketsa dilakukan terhadap

materi ke-13 tentang perubahan fisika dan perubahan kimia dalam proses

pencernaan.

2. Hasil uji aspek keterbacaan (keterpahaman) bahan ajar tema energi dalam

tubuh yang dihasilkan berdasarkan metode 4S TMD, menghasilkan

kesimpulan bahwa berdasarkan penentuan ide pokok, keterbacaan bahan ajar

mencapai 67%, dengan kriteria keterbacaan sedang.

3. Hasil uji aspek kelayakan bahan ajar tema energi dalam tubuh yang

dikembangkan melalui metode 4S TMD menghasilkan kesimpulan bahwa

berdasarkan angket, komponen kelayakan isi mendapatkan persentase

kelayakan sebesar 95% dengan kriteria tingkat kelayakan baik sekali.

Komponen kebahasaan mendapatkan persentase kelayakan sebesar 100%.

Komponen penyajian mendapatkan persentase kelayakan sebesar 100%.

Terakhir, komponen kegrafikan mendapatkan persentase kelayakan sebesar

70% dengan kriteria tingkat kelayakan cukup baik. Secara keseluruhan

tingkat kelayakan bahan ajar mencapai 91% dengan kriteria kelayakan baik.

B. Rekomendasi

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian yang

dilakukan. Oleh karena itu peneliti memiliki beberapa saran untuk peneliti lain

yang ingin melanjutkan penelitian ini maupun yang akan melakukan penelitian

serupa. Berikut saran-saran tersebut.

1. Bahan ajar yang disusun oleh peneliti merupakan bahana ajar generik. Bahan

ajar generik merupakan bahan ajar yang lepas dari proses pembelajaran.

(36)

104

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

buku ajar, modul, maupun LKS dengan menambahkan unsur-unsur

pelengkap.

2. Untuk mendapatkan bahan ajar yang lebih baik lagi, materi yang

keterbacaannya masih rendah dapat direduksi didaktik kembali agar

keterbacaannya lebih tinggi.

3. Untuk mendapatkan data kelayakan bahan ajar yang lebih spesifik, peneliti

lain yang akan melakukan penelitian serupa dapat membuat angket dengan

pilihan yang lebih beragam.

4. Untuk mendapatkan bahan ajar yang lebih baik lagi iti, peneliti lain dapat

memperhatikan saran atau masukan dari guru pada angket kelayakan bahan

ajar yaitu terkait dengan contoh gambar yang lebih disesuaikan dengan

kehidupan sehari-hari serta lebih menggali kekayaan potensi alam untuk

mengetahui keanekaragaman hayati Indonesia; serta terkait tata letak

keterangan dan sumber gambar agar lebih harmonis.

5. Pelaksanaan tahap keempat dari R&D model 4-D yaitu penyebaran

(dissemination) dapat dilakukan oleh peneliti lain untuk mengetahui

(37)

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdorin, Muhamad. (2012). Ilmu Bebas Nilai. [Online]. Tersedia :

http://muhamad-abdorin.blogspot.com/2012/05/ilmu-bebas-nilai.html (26

Oktober 2014).

Abdurrahman. (2011). Implementasi Pembelajaran Berbasis Multi Representasi

untuk Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika Kuantum. Cakrawala

Pendidikan, Februari 2011, Th. XXX, No.1.

Agboghoroma, Tim E. (-). Integrated Science Teaching Effectiveness in Junior

Secondary schools : Matters Arising. Abraka : Delta State University.

Anwar, Sjaeful. (2014). Pengolahan Bahan Ajar. Bahan Perkuliahan Pengolahan

Bahan Ajar: tidak diterbitkan.

Atmodjo, J. Tri. (2014). Analisis Data Penelitian Survey- Deskriptif. Bahan

Perkualiahan Statistika: tidak diterbitkan.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan

dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum

2013 SMP/MTs Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas.

Brinkmann, Astrid. (2003). Graphical Knowledge Display – Mind Mapping

andConcept Mapping as Efficient Tools in MathematicsEducation.

Mathematics Education Review, No 16, April, 2003.

Campbell, Reece, dan Mitchell. (2004). Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

(38)

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Cano, Esteban Vazquez, et.al. (2013). Concept Mapping For Developing

Competencies in European Higher EducationArea. International Journal

of humanities and Social Science, Vol. 3, No. 17: September 2013.

Chang, Raymond. (2003). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga.

Alih Bahasa Departemen Kimia, Institut Teknologi Bandung. Jakarta :

Erlangga.

Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Fogarty, Robin. (1991). How to Integrate The Curricula. Palatine, Illinois: IRI/

Skylight Publishing, Inc.

Hairunisa. (2009). Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis

SALINGTEMAS (Sain-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat) terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Malang. [Online].

Tersedia : www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc

=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB0QFjAA&url=http%

3A%2F%2Ffisika.um.ac.id%2Fskripsi%2F317-efektivitas-penggunaan-

bahan-ajar-ipa-terpadu-berbasis-salingtemas-sain-lingkungan-teknologi-

masyarakat-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-vii-c-smp-negeri-4-malang.html&ei=hr6vVMrZJ9SPuASJ2YGYBw&usg=

AFQjCNFyTiP4x0PUKkM8WhnFxtxBv6bDjA&sig2=zTdiCr8-usw9ffo9eh-xEA&bvm =bv.83339334,d.c2E (13 Januari 2015).

Herry Hernawan, Asep., dkk. (2010). Pengembahan Bahan Ajar. Makalah: tidak

diterbitkan.

Irawan, Bony. (2014). Analisis Kandungan Sikap Pada Buku Teks IPA Kurikulum

2013 Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Di SMP. Tesis

(39)

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Ilmu Pengetahuan Alam :

Buku Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Ilmu Pengetahuan Alam :

Buku Siswa. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

-. KKBI. [Online]. Tersedia: http://kbbi.web.id/seleksi (1 Oktober 2014).

Mulyatiningsih, Ani. (-). Pengembangan Model Pembelajaran. Makalah: Tidak

diterbitkan.

National Geographic Education Division Washington, D.C.. (2005). Glencoe

Science, Human Body Sistems. New York : The McGraw-Hill Companies,

Inc.

National Geographic Education Division Washington, D.C.. (2005). Glencoe

Science, Science Level Red. New York : The McGraw-Hill Companies,

Inc.

Nurlaelati. (2014). Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu Berdasarkan Model

Webbed untuk MeningkatkanLiterasi Sains Siswa pada Tema Penjernihan Air. Tesis Pascasarjana UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Nursyahidah, Farida. (2012). Penelitian Pengembangan. Makalah: Tidak

diterbitkan.

Pangarsa, Azis Tata. (2014). Pengembangan Bahan Ajar. [Online]. Tersedia:

http://blog.uin-malang.ac.id/azistatapangarsa/2011/06/05/pengembangan-bahan-ajar/. (29 September 2014).

Petrucci. (2007). Kimia Dasar Prinsip-Prinsip & Aplikasi Modern Edisi

(40)

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Prabowo. (2000). Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Terpadu dalam

Menghadapi Perkembangan IPTEK Milenium III. Makalah disampaikan

pada Seminar dan Lokakarya Jurusan Pendidikan FMIPA UNESA pada tanggal 10 Februari 2000. Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.

Prastowo, Andi. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis

dan Praktik. Jakarta: Kencana.

Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. (2007). Panduan Pengembangan

Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Depdiknas.

Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. (2007). Kajian Kebijakan Kurikulum

Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Depdiknas.

Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. (2006). Standar Isi IPA SMP/ MTs.

Jakarta: Depdiknas.

Rizal, Muhammad. (2014). Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan

MultiRepresentasi terhadap Keterampilan Proses Sains danPenguasaan

Konsep IPA Siswa SMP.Jurnal Pendidikan Sains Vol.2, No.3, September

2014, Hal 159-165.

Sarwanto. (2012). Analisis Kemampuan Representasi Mahasiswa Pendidikan

Sains PPS UNS. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika, Hal 16-24.

Sativa. (2011). Metode Penelitian Research And Development. [Online].

Tersedia:http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com/2011/01/metode-penelitia-reearch-and.html[4 September 2012].

Setiadi, Rahmat. (2014). Penerapan Analisis Wacana Dalam Pengembangan

Bahan Ajar. Materi pokok pada kegiatan workshop penulisan bahan ajar

di Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

(41)

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sholahuddin, Arif. (2011). Pengembangan Buku Ajar Kimia Kelas X Berbasis

Reduksi Didaktik:Uji Kelayakan di SMA Negeri Kota Banjarmasin.

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 2, Maret 2011.

Sugiyono.(2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

The McGraw-Hill Education. (2010). Glencoe Online, Skill HandbookGlencoe

Science, Erath Science. New York : The McGraw-Hill Companies, Inc.

[Online].Tersedia:http://www.glencoe.com/sec/science/lep_science/earth_

science/skill_handbook/oinfo.html (8 Agustus 2015).

Universitas Pendidikan Indonesia.(2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Widhy, Purwanti. (2013). ”Langkah Pengembangan Pembelajaran IPA pada

Implementasi Kurikulum 2013”. Makalah pada diklat penyusunan

worksheets integrated scienceprocess skills bagi guru IPA SMP, Sleman.

Wiersman, W., & Jurs, S.G. (2009). Research Methods in Education An

Introduction. Pearson.

Wiguna, Fitriani Meida. (2014). Kajian Teoritik Tahap Strukturisasi Pengolahan

(42)

Gia Juniar Nur Wahidah, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN

METODE 4S TMD

Gambar

Tabel 4.2. SistematikaMateriPadaMateriPokokEnergiDalamTubuh....
Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian dan Pengembangan Model 4-D
Gambar 3.2 Alur Pengembangan Bahan Ajar 4S TMD
Tabel 3.2.  Kriteria Interpretasi Skor Penentuan Ide Pokok dan Tanggapan Siswa pada Penentuan Aspek Keterbacaan Bahan Ajar

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dewan komisaris, komite audit, jumlah kompensasi dewan komisaris serta dewan direksi terhadap manajeme pajak

“Penerapan metode Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Sekolah Dasar ” yang akan dilaksanakan di. kelas IV pada mata pelajaran

Pada penelitian sebelumnya oleh Fayolle dan Gailly (2004) menunjukkan bahwa pembelajaran kewirausahaan memiliki pengaruh kuat, terukur dan berdampak positif pada

K/L/D/I : Kota Tebing Tinggi Satuan Kerja : INSPEKTORAT Tahun Anggaran : 2016.. No Kegiatan Nama Paket Jenis Volume

tinggi persepsi kontrol perilaku yang dimiliki siswa maka akan semakin positif.. pula intensi kewirausahaan mereka. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan. penulis diterima

pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan.. harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Psikologi Pendidikan dan

Oleh karena itu dengan adanya Homepage Perumahan Taman Royal ini diharapkan dapat mempermudah konsumen untuk memperoleh informasi Perumahan yang dibutuhkan melalui perantara