Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI
DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister
Pendidikan IPA
Oleh
GIA JUNIAR NUR WAHIDAH
1302302
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI
DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Oleh
Gia Juniar Nur Wahidah
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Master pada Sekolah Pascasarjana
© Gia Juniar Nur Wahidah 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu GIA JUNIAR NUR WAHIDAH
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI
DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
PembimbingTesis :
Dr. Paed. Sjaeful Anwar
NIP. 196208201987031002
Mengetahui,
Ketua Program StudiPendidikan IPA
Dr. Phil. Ari Widodo, M.Ed
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar IPA SMP pada tema
‘Energi dalam Tubuh’ dengan menggunakan metode 4S TMD (Four Steps Teaching Material Development). Tema ‘energi dalam tubuh’ dipilih karena konsep ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Konsep ini pun sesuai dengan tuntutan standar isi pada kurikulum IPA tingkat SMP. Materi disajikan secara terpadu sehingga memacu siswa untuk berpikir secara holistik dan kontekstual.Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan R&D (Research and Development). Dalam penelitian dan pengembangan yang ini, digunakan metode 4S TMD(Four Steps
Teaching Material Development).Metode 4S TMD merupakan metode
pengembangan bahan ajar yang dikembangkan oleh Sjaeful Anwar. Terdapat empat tahap yang dilakukan pada pengembangan bahan ajar, yakni tahap seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktik. Tahap seleksi meliputi pemilihan indikator yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang kemudian dikembangkan dengan pemilihan konsep dan nilai yang diintegrasikan dengan konsep IPA. Pada tahap ini digunakan tujuh buku teks dasar dan umum sebagai buku sumber. Hasil dari tahap seleksi yaitu diperoleh dua kompetensi dasar yang kemudian diturunkan ke dalam 9 indikator yang sesuai dengan tema. Nilai yang dikembangkan dan diintegrasikan dengan konsep berupa nilai religius dan nilai rasa ingin tahu. Tahap strukturisasi meliputi pembuatan struktur makro, peta konsep, dan multipel representasi dari materi. Tahap karakterisasi meliputi penyusunan instrumen karakterisasi, kemudian uji coba kepada 40 siswa salah satu SMP di Kota Bandung untuk mengidentifikasi konsep sulit. Tahap karakterisasi menghasilkan data bahwa dari 19 bagian materi, 14 materi dikategorikan mudah, sementara 5 materi dikategorikan sulit. Tahap terakhir, yaitu reduksi didaktik konsep terhadap konsep sulit. Reduksi didaktik yang dilakukan berupa pengabaian dan penggunaan penjelasan berupa sketsa. Hasil uji aspek keterbacaan (keterpahaman) bahan ajar menghasilkan kesimpulan bahwa berdasarkan penentuan ide pokok, keterbacaan bahan ajar mencapai 67%, dengan kriteria keterbacaan sedang. Hasil uji aspek kelayakan berdasarkan hasil angket terhadap 11 orang guru menghasilkan kesimpulan bahwa secara keseluruhan tingkat kelayakan bahan ajar mencapai 91% dengan kriteria kelayakan baik.
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
This research aims to produce science teaching materials in junior level on the theme 'Energy in the Body' using 4S TMD (Four Steps Teaching Material Development). The theme of 'energy in the body' was chosen because the concept is very close to the daily lives of students. This concept was in line with the demands of the science’s curriculum content standards in junior level. The material is presented in an integrated manner, so as to spur students to think holistically and contextually. The method used in this study is a research and development R&D (Research and Development). In research and development, the method is used 4S TMD (Four Steps Teaching Material Development). 4S TMD is a method of development of teaching materials developed by Sjaeful Anwar. There are four steps done on the development of teaching materials, namely the selection phase, structure, characterization, and didactic reduction. Selection phase includes the selection of indicators in accordance with the demands of the curriculum which is then developed with the selection of concepts and values that are integrated with the concept of science. At this stage it is used seven basic text books and general as a source book. Results of the selection phase is obtained by two core competencies are then lowered into 9 indicators are in line with the theme. Value which is developed and integrated with the concept are religious value and curiosity value. Structuring phase of the material includes the manufacture of macro structure, concept maps, and multiple representations. Characterization's phase includes preparation of characterization instruments, then a trial to 40 students one junior high school in Bandung to identify difficult concepts. Phase characterization produce data that from 19 parts of the material, 14 materials is categorized easily, while 5 classified materials is difficult. The last stage, namely the didactic reduction of the concept difficult. Didactic reduction is done in the form of neglect, and the use of an explanation in the form of sketches. The test results readability aspect instructional materials lead to the conclusion that by determining the main idea, the legibility of teaching materials reached 67%, with moderate readability criteria. Test results of feasibility aspects based on the results of questionnaires to the 11 teachers lead to the conclusion that the overall, level of eligibility teaching materials reached 91% with the eligibility criteria well.
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
C. Batasan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Struktur Organisasi Tesis ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
A. Bahan Ajar ... 9
B. Kurikulum IPA SMP ... 14
C. Konsep IPA Terpadu ... 15
D. Metode 4S TMD ... 22
1. Seleksi ... 22
2. Strukturisasi ... 23
3. Karakterisasi ... 32
4. Reduksi Didaktik ... 33
E. Materi Tema Energi dalam Tubuh ... 37
F. Penelitian Terkait ... 41
BAB III METODE PENELITIAN... 45
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
B. Alur Penelitian ... 47
C. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 49
D. Instrumen Penelitian ... 49
E. Prosedur Penelitian ... 51
F. Teknik Analisis Data ... 54
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 58
A. Pengembangan bahan ajar tema ‘energi dalam tubuh’ dengan menggunakan metode 4S TMD ... 58
1. Tahap Seleksi ... 59
2. Tahap Strukturisasi ... 63
3. Tahap Karakterisasi ... 68
4. Tahap Reduksi Didaktik ... 84
B. Aspek keterbacaan (keterpahaman) bahan ajar tema energi dalam tubuh yang dihasilkan berdasarkan metode 4S TMD ... 88
C. Aspek kelayakan bahan ajar tema energi dalam tubuh yang dikembangkan melalui metode 4S TMD ... 100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 102
A. Kesimpulan ... 102
B. Rekomendasi ... 103
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel2.1. Perbandingan Diagram danDeskripsiTiga Model PembelajaranTerpadu ...
2 1
Tabel 3.1. KriteriaInterpretasiSkorPenentuan Ide PokokdanTanggapanSiswapadaTahapKarakterisasi... ...
5 6
Tabel 3.2. KriteriaInterpretasiSkorPenentuan Ide PokokdanTanggapanSiswapadaPenentuanAspekKeterbacaanBahan...
5 6
Tabel 3.3. KriteriaInterpretasiAngketKelayakanBahan Ajar...
5 7
Tabel4.1. TabelKompetensiDasardanIndikatornya... 6 1
Tabel 4.2. SistematikaMateriPadaMateriPokokEnergiDalamTubuh.... 6 7
Tabel 4.3. Reduksi didaktik Konsep Berdasarkan kategori kesulitan konsep...
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. ContohPetaKonsepPohonJaringan (Network Tree) ... 2 5
Gambar 2.2. ContohPetaKonsepRantaiKejadian(Events Chain) ... 2 6
Gambar 2.3. ContohPetaKonsepSiklus (Cycle Concept Map) ... 2 7
Gambar 2.4. ContohPetaKonsepLaba-Laba (Spider Concept Map)... 2 8
Gambar 2.5. StrukturPetaPikiran ... 2 9
Gambar 2.6. ContohPetaPikiran ... 2 9
Gambar 2.7. ContohPetaKonsep ... 3 0
Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian dan Pengembangan Model 4-D 4 7
Gambar 3.2. AlurPengembanganBahan Ajar 4S TMD ... 4 8
Gambar 4.1 SkemaTahapStrukturisasi ... 6 4
Gambar 4.2. GrafikPerbandingan PersentaseKetepatanPenentuan Ide
PokokMateripadaUjiCobaLapanganTahapKarakterisasidenganUjiKeterbacaa nBahanAjar...
9 8
Gambar 4.3. GrafikPerbandingan
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
erisasidenganUjiKeterbacaanBahanAjar... ...
Gambar 4.4. Grafik PersentaseKomponenKelayakanBahanAjar ... 1
0 1 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A ... 111
Lampiran A.1. TabelPenilaianKesesuaianIndikatordenganKD ... 113
Lampiran A.2. TabelPenilaianKesesuaianKonsepdenganIndikator ... 115
Lampiran A.3. TabelHasilTahapSeleksi ... 139
Lampiran A.3.a TabelKompetensiDasardanIndikatorMateri ‘EnergidalamTubuh’ ... 139
Lampiran A.3.b. TabelKesesuaian KD, Indikator, danNilai yang diintegrasikan ... 140
Lampiran A.4. Hasil Tahap Strukturisasi ... 160
Lampiran A.4.a. PetaKonsepMateri ‘EnergidalamTubuh’ ... 160
Lampiran A.4.b. StrukturMakroMateri ‘EnergidalamTubuh’ ... 161
Lampiran A.4.c. MultipelRepresentasiMateri ‘EnergidalamTubuh’ .. 164
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Lampiran A.6. Tabelpengolahanhasilkarakterisasi ... 196
Lampiran A.7. Tabel Kisi-kisiReduksiDidaktik ... 198
Lampiran A.8. TabelReduksiDidaktik ... 223
Lampiran A.9. Draft Materi 3/ BahanAjar ... 209
Lampiran A.10. InstrumenUjiKeterbacaanBahanAjar ... 224
LampiranA.11. Tabelpengolahanhasilkarakterisasi ... 248
Lampiran A.12. InstrumenKelayakanBahanajar ... 250
LAMPIRAN B ... 258
Lampiran B.1. SuratizinPenelitian ... 259
1
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Di dalam proses belajar mengajar terdapat tiga komponen utama yang terlibat
di dalamnya, yaitu pengajar (guru), pembelajar (siswa), dan bahan ajar. Pada
proses tersebut terjadi transformasi ilmu (bahan ajar) dari pengajar (guru) kepada
pembelajar (siswa), dan dari hasil transformasi tersebut siswa memperoleh
pengalaman belajar (Anwar : 2014). Dengan bahan ajar tersebut memungkinkan
siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga
secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh/ terpadu
(Hernawan: 2010).
Bahan ajar seperti yang terdapat dalam website Dikmenjur (dalam Prastowo:
2014), merupakan seperangkat materi atau substansi pembelajaran (teaching
material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dalam Herry
(2010), bahan ajar dalam konteks pembelajaran merupakan salah satu komponen
yang harus ada, karena bahan ajar merupakan suatu komponen yang harus dikaji,
dicermati, dipelajari, dan dijadikan bahan materi yang akan dikuasai oleh siswa
dan sekaligus dapat memberikan pedoman untuk mempelajarinya. Tanpa bahan
ajar, maka pembelajaran tidak akan menghasilkan apa-apa.
Tujuan utama proses pembelajaran adalah bagaimana guru menyampaikan
bahan ajar sehingga siswa mudah memahaminya (Anwar : 2014). Di sisi lain,
kurikulum SMP menuntut pembelajaran IPA disampaikan secara terpadu
(Depdiknas : 2007). Melalui pembelajaran IPA terpadu, peserta didik dapat
memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk
2
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep
yang dipelajari secara menyeluruh (holistik), bermakna, autentik dan aktif
(Depdiknas: 2013).
Hal ini ditegaskan kembali melalui pernyataan Pusat Kurikulum, Balitbang
Depdiknas (2007) :
Banyak ahli yang menyatakan pembelajaran IPA yang disajikan secara
disiplin keilmuan dianggap terlalu dini bagi anak usia 7-14 tahun, karena
anak pada usia ini masih dalam transisi dari tingkat berpikir operasional
konkret ke berpikir abstrak. Selain itu, peserta didik melihat dunia
sekitarnya masih secara holistik. Atas dasar itu, pembelajaran IPA
hendaknya disajikan dalam bentuk yang utuh dan tidak parsial. Di samping
itu pembelajaran yang disajikan terpisah-pisah dalam energi dan
perubahannya, makhluk hidup dan proses kehidupan, materi dan sifatnya,
dan bumi-alam semesta memungkinkan adanya tumpang tindih dan
pengulangan, sehingga membutuhkan waktu dan energi yang lebih banyak,
serta membosankan bagi peserta didik. Bila konsep yang tumpang tindih
dan pengulangan dapat dipadukan, maka pembelajaran akan lebih efisien
dan efektif.
Menurut Depdiknas (2007), pembelajaran terpadu dalam IPA dapat dikemas
dengan TEMA atau TOPIK tentang suatu wacana yang dibahas dari berbagai
sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan dikenal peserta
didik. Itu artinya, seharusnya bahan ajar yang ada pun menyajikan materi
pembelajaran yang dikemas secara TEMA atau TOPIK pula. Hal ini agar guru
lebih mudah mentrasformasi ilmu (bahan ajar) kepada siswa.
Berdasarkan Depdiknas (2013), dalam perancangan pembelajaran terpadu
ada beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan yaitu, Pertama, substansi
materi yang akan diramu ke dalam pembelajaran terpadu diangkat dari
konsep-konsep kunci yang terkandung dalam aspek-aspek perkembangan terkait.Ke
3
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
yang apabila diramu ke dalam satu konteks tertentu (peristiwa, isu, masalah, atau
tema) masih memiliki makna asal, selain memiliki makna yang berkembang
dalam konteks yang dimaksud.Ke tiga,Aktivitas belajar yang hendak dirancang
dalam pembelajaran terpadu mencakup aspek perkembangan anak.
Dalam Depdiknas (2007), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penentuan topik/tema pada pembelajaran IPA terpadu antara lain meliputi hal-hal
berikut; (1) Tema, dalam pembelajaran IPA terpadu, merupakan perekat
antarKompetensi Dasar yang terdapat dalam bidang kajian IPA. (2) Tema yang
ditentukan selain relevan dengan Kompetensi-kompetensi Dasar yang terdapat
dalam satu tingkatan kelas, juga sebaiknya relevan dengan pengalaman pribadi
peserta didik, dalam arti sesuai dengan keadaan lingkungan setempat. (3) Dalam
menentukan topik, isu sentral yang sedang berkembang saat ini, dapat menjadi
prioritas yang dipilih dengan tidak mengabaikan keterkaitan antarKompetensi
Dasar pada bidang kajian yang telah dipetakan.
Menurut Fogarty (1991), pembelajaran terpadu secara luas meliputi
pembelajaran terpadu dalam satu disiplin ilmu, pembelajaran terpadu antar
disiplin ilmu, serta pembelajaran terpadu dalam dan lintas peserta didik. Lebih
jauh, Fogarty juga membagi pembelajaran terpadu ke dalam 10 model
pembelajaran terpadu, yang meliputi fragmented, connected, nested, sequenced,
shared, webbed, threaded, integrated, immersed, dan networked. Jika
dikelompokkan, maka fragmented, connected, dan nested masuk ke dalam
kelompok keterpaduan dalam satu disiplin ilmu. Sementara sequenced, shared,
webbed, threaded, dan integrated masuk ke dalam kelompok keterpaduan antar
disiplin ilmu. Terakhir, immersed, dan networked masuk ke dalam kelompok
keterpaduan dalam diri peserta didik.
Dalam Depdiknas (2007), dari sejumlah model pembelajaran terpadu
menurut Fogorty (1991) tiga diantaranya sesuai untuk dikembangkan dalam
pembelajaran IPA ditingkat pendidikan di Indonesia. Ketiga model yang
4
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
(webbed), dan model keterpaduan (integrated). Menurut Fogarty (1991), model
keterhubungan (connected) merupakan model keterpaduan dimana
dalamsetiapbidangstudi, konten materidihubungkandari topikketopik,
konsepkekonsep, pekerjaan satu tahunke tahun selanjutnya, danmenghubungkan
ide-ide secaraeksplisit. Sedangkan model jaring laba-laba (webbed) merupakan
model keterpaduan di mana sebuah tema yang terencana dijaring ke dalam konten
kurikulum dan disiplin ilmu. Konsep-konsep, topik-topik, dan ide-ide dari
beberapa bidang studi yang cocok dengan tema kemudian diambil dan digunakan
sebagai bagian dari tema. Dengan kata lain, model ini menggunakan pendekatan
tematik. Sementara itu, model keterpaduan (integrated) merupakan pendekatan
interdisiplin yang mencocokkan beberapa mata pelajaran agar tumpang tindih
dalam topik-topik dan konsep-konsep dengan beberapa tim pengajaran dalam
sebuah model terintegrasi yang autentik.
Berdasarkan Standar Isi, bahan kajian IPA untuk SMP/MTs merupakan
kelanjutan bahan kajian IPA SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
makhluk hidup dan proses kehidupan; materi dan sifatnya; energi dan
perubahannya; serta bumi dan alam semesta. Materi energi merupakan materi
yang lebih kental dalam aspek fisikanya. Banyak bahan ajar yang menyajikan
materi energi hanya sebagai bahan dalam pembelajaran fisika saja. Padahal materi
energi ini justru sangat menarik jika dikaji secara integral, yaitu materi energi
sebagai tema dalam pembelajaran IPA terpadu. Energi dapat pula dijadikan
sebagai materi dalam kimia, juga biologi. Dengan menjadikan tema energi sebagai
tema dalam pembelajaran IPA terpadu, dapat mengajak siswa untuk berpikir lebih
holistik terhadap dunia sekitarnya, seperti yang diinginkan oleh kurikulum.
Menurut Standar Isi IPA SMP/ MTS, mata pelajaran IPA di SMP/MTs
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuansebagai berikut.
1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
5
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,
konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat
Berpatokan pada Standar Isi tersebut, maka tujuan pengembangan bahan
ajar pun harus dapat memacu siswa untuk meningkatkan terutama aspek kognitif
dan afektif. Oleh karena itu bahan ajar yang dikembangkan tidak hanya memuat
aspek konten materi saja, tapi juga memuat aspek nilai. Hal ini mempertegas
keyakinan akan teori yang menyatakan bahwa ilmu itu tidak bebas nilai (value
bond), seperti yang disampaikan oleh salah satu filosof Jurgen Habermas yang
berpendapat bahwa ilmu, sekalipun ilmu alam tidak mungkin bebas nilai, karena
setiap ilmu selalu ada kepentingan-kepentingan. Hal inilah yang melatarbelakangi
peneliti untuk memasukkan unsur nilai dalam bahan ajar yang dikembangkannya.
Sebagai penguat pentingnya aspek nilai ini, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (2013), menyatakan bahwa visi pendidikan Indonesia tahun 2025
yaitu menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Cerdas yang
dimaksud disini adalah cerdas komprehensif, yaitu cerdas spiritual dan cerdas
sosial/emosional dalam ranah sikap, cerdas intelektual dalam ranah pengetahuan,
serta cerdas kinestetis dalam ranah keterampilan. Dalam hal ini, cerdas spiritual
dan cerdas sosial/ emosional tertuang dalam aspek nilai yang diintegrasikan
dengan konsep yang disajikan di bahan ajar.
Menurut Anwar (2014), di dalam proses pengembangan bahan ajar, ada
empat tahap yang harus ditempuh sebelum bahan ajar itu layak disampaikan
kepada siswa. Empat tahap pengembangan bahan ajar tersebut adalah proses
Seleksi, Strukturisasi, Karakterisasi, dan Reduksi Didaktik. Empat tahap ini
disebut sebagai 4S TMD (Four Steps Teaching Material Development). Pada
6
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dalam penyusunan bahan ajar. Informasi yang diseleksi yaitu terkait seleksi
konten atau materi bahan ajar dari buku teks umum ataupun dasar yang kemudian
disesuaikan dengan kurikulum. Selain itu juga dilakukan seleksi aspek nilai yang
disesuaikan dengan konsep yang disajikan.
Pada tahap strukturisasi, dilakukan pembuatan peta konsep, struktur
makro, dan multipel representasi dari materi bahan ajar yang telah diseleksi
sebelumnya. Kemudian pada tahap karakterisasi, materi bahan ajar diujicobakan
kepada sejumlah siswa untuk mengetahui tingkat kesulitan teks yang disajikan.
Teks yang dianggap sulit kemudian masuk pada tahap berikutnya, yaitu reduksi
didaktik. Pada tahap ini, dilakukan pengurangan tingkat kesulitan bahan ajar
dengan cara-cara tetentu dan mempertimbangkan aspek psikologis dan keilmuan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis perlu melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar IPA SMP pada Tema „Energi dalam Tubuh‟ dengan Menggunakan Metode 4S TMD”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang diteliti
adalah:
“ Bagaimana mengembangkan bahan ajar IPA SMP pada tema „energi dalam tubuh‟ dengan menggunakan metode 4S TMD? ”
Agar penelitian lebih terfokus, maka disusunlah pertanyaan-pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana pengembangan bahan ajar tema „energi dalam tubuh‟
menggunakan metode 4S TMD?
2. Bagaimana aspek keterbacaan (keterpahaman) bahan ajar tema „energi
7
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
3. Bagaimana aspek kelayakan (penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan)bahan
ajar tema „energi dalam tubuh‟ yang dikembangkan melalui metode 4S
TMD?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan lebih terfokus dan terarah, maka penelitian
ini dibatasi oleh beberapa hal, yaitu :
1. Bahan ajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahan ajar untuk
IPA SMP pada Kurikulum 2013.
2. Materi pada bahan ajar yang disampaikan memiliki tema „energi dalam
tubuh‟, sehingga yang akan dibahas dalam bahan ajar hanya konten
energi yang berkaitan dengan sistem tubuh. Sistem tubuh yang disoroti di
sini adalah sistem pencernaan pada manusia.
3. Bahan ajar yang telah disusun diujicobakan kepada sejumlah siswa SMP
untuk mengukur tingkat keterbacaan bahan ajar.
D. Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan bahan ajar
yang layak dipakai dalam pembelajaran IPA SMP pada tema „energi dalam tubuh‟
dengan menggunakan metode 4S TMD.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa sebagai
alternatif bahan ajar IPA SMP yang menyajikan materi IPA secara terpadu
(mencakup biologi, kimia, dan fisika), sehingga mempermudah proses belajar
mengajar. Selain itu diharapkan hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai
salah satu dasar dalam penelitian serupa.
F. Struktur Organisasi Tesis
8
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1. Bab I. Pendahuluan berisi antara lain latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur
organisasi tesis.
2. Bab II. Landasan Teori yang dipaparkan berisi kajian teoritis terhadap
bahan ajar, kurikulum IPA SMP, metode 4S TMD, konsep IPA terpadu,
dan materi tema „energi dalam tubuh‟.
3. Bab III. Metode penelitian berisi uraian mengenai desain penelitian dan
alur penelitian, partisipan dan tempat penelitian, instrumen penelitian,
prosedur penelitian, dan teknik pengolahan data.
4. Bab IV. Temuan dan pembahasan yang dipaparkan merupakan jawaban
atas rumusan masalah yang diajukan.
45
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan
(research and development). Metode penelitian dan pengembangan merupakan
suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono,2008). Educational Research and
Development biasa juga disebut Research Based Development. “ Educational Research and Development is a process used to develop and validate educational products” (Borg and Gall; 1989:772). Penelitian dan Pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada. Produk dalam konteks ini tidak selalu
berbentuk hardware (buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas dan
laboratorium), tetapi bisa juga perangkat lunak (software) seperti program untuk
pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun
model-model pendidikan, pembelajaran pelatihan, bimbingan, evaluasi,
manajemen,dll. Karakteristik Research & Development adalah penelitian ini
berbentuk “siklus”, yang diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang
membutuhkan pemecahan dengan suatu produk tertentu. Dalam bidang
pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian R & D diharapkan
dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya
banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan (Sativa : 2011).
Penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti berdasarkan pada
model 4-D (four-D). Model ini dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel, dan
Semmel pada tahun 1974. Model ini terdiri dari empat tahapan, yaitu define,
design, develop, dan dissemination. Berikut penjelasan keempat tahapan 4-D
46
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1. Tahap Pendefinisian (Define)
Tujuan tahap ini adalah menentapkan dan mendefinisikan syarat-syarat
pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang
dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: (a)
analisis ujung depan, (b) analisis siswa, (c) analisis tugas, (d) analisis konsep, dan
(e) perumusan tujuan pembelajaran.
2. Tahap Perencanaan (Design)
Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran.
Tahap ini terdiri dari empat langkah yaitu, (a) penyusunan tes acuan patokan,
merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap
design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus
(Kompetensi Dasar dalam kurikukum KTSP). Tes ini merupakan suatu alat yang
mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan
belajar mengajar, (b) pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan
materi pelajaran, dan (c) pemilihan format. Di dalam pemilihan format ini
misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang sudah
ada dan yang dikembangkan di negara-negara yang lebih maju.
3. Tahap Pengembangan (Develop)
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang
sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi
perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan
mengoperasionalkan rencana pengajaran, dan (c) uji coba terbatas dengan siswa
yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi.
Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan siswa yang sesuai dengan
kelas sesungguhnya.
47
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Pada tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah
dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain,
oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan
perangkat di dalam KBM.
Berikut merupakan bagan alir penelitian dan pengembangan model 4-D.
Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian dan Pengembangan Model 4-D
B. Alur Penelitian
Dalam penelitian dan pengembangan yang dilakukan, digunakan metode 4S
TMD. 4S TMD (Four Steps Teaching Material Development) merupakan empat
tahap yang ditempuh untuk mengembangan bahan ajar, yang terdiri dari tahap
seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktik. Agar lebih jelas, keempat
tahapan pengembangan bahan ajar yang dilakukan dijabarkan dalam sebuah alur
sebagai berikut :
Tahap Pendefinisian
(Define)
Tahap Perencanaan
(Design)
Tahap Pengembangan
(Develop)
Tahap Penyebaran
48
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2 Alur Pengembangan Bahan Ajar 4S TMD
Pada penelitian ini tahap ke empat dari R&D model 4-D yaitu dissemination
tidak dilakukan. Menurut Mulyatiningsih (-),R&D membutuhkan waktu yang
relatif panjang. Peneliti sering membagi kegiatan penelitian dalam beberapa tahap. Uji Coba di Lapangan
Pengembangan Instrumen Instrumen Karakterisasi
Karakterisasi Konsep
Identifikasi Konsep Sulit Konsep Sulit
(Abstrak, kompleks,
rumit) Karakterisasi
Kisi-kisi Reduksi Didaktik Reduksi Didaktik Penyusunan Draft Bahan Ajar 3 Reduksi Didaktik
Uji Coba Kelayakan Bahan Ajar
Bahan
Ajar Produ
Struktur Makro Multipel Representasi Peta Konsep
Draft Kumpulan Materi 2 Strukturisasi
Four Steps Teaching Material Development (4S TMD)
Standar Isi pada Kurikulum
Buku Teks IPA Dasar/ Umum
Pengembangan Indikator
Memilih Konsep sesuai Tuntutan Kurikulum
Nilai-nilai terkait Materi IPA
Analisis Aspek Nilai terkait Materi IPA
Kompilasi Draft Kumpulan Materi 1 Reviu Materi Instrumen Reviu
(KI/KD-Indikator-Konsep-Nilai) Seleksi
49
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Pada umumnya, kegiatan penelitian tahun pertama dirancang untuk
mengidentifikasi masalah dan merancang produk. Pada tahun berikutnya, kegiatan
penelitian dilakukan untuk mengimplementasikan rancangan produk pada
pengguna.
C. Partisipan dan Tempat Penelitian
Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari :
1) lima orang ahli/ pakar untuk reviu materi di tahap seleksi;
2) Empat puluh orang siswa kelas VII tahun ajaran 2014/2015 di salah satu
sekolah menengah negeri Kota Bandung untuk uji coba tahap karakterisasi.
Empat puluh orang siswa dianggap dapat merepresentasikan kemampuan
siswa SMP pada umumnya. Sementara kelas VII dipilih karena dianggap
belum pernah mendapatkan materi yang diteliti sebelumnya sehingga data
penelitian dapat lebih akurat.
3) Empat puluh orang siswa kelas VIII tahun ajaran 2015/2016 di salah satu
sekolah menengah negeri Kota Bandung untuk uji keterbacaan bahan ajar.
4) Sebelas orang guru IPA di dua sekolah menengah Kota Bandung untuk uji
coba kelayakan bahan ajar. Guru IPA dipilih karena dianggap memahami
konsep yang diteliti serta memahami kriteria bahan ajar yang layak bagi
siswa. Jumlah tersebut dianggap dapat mewakili pendapat atau pandangan
guru IPA SMP pada umumnya.
D. Instrumen Penelitian
Ada beberapa instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan dalam
penelitian ini. Berikut merupakan pemaparan instrumen penelitian yang
digunakan.
1. Lembar Instrumen reviu
Lembar instrumen reviu ini dipakai pada saat seleksi materi. Instrumen ini
50
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
bahan ajar. Instrumen ini berupa angket yang dibuat sendiri oleh peneliti untuk
mengetahui tiga hal yang berkaitan dengan seleksi materi, yaitu kesesuaian antara
indikator yang dikembangkan dengan kompetensi dasar, kesesuaian antara
konsep yang dikembangkan dengan indikator, dan kesesuaian antara nilai yang
diintegrasikan dengan konsep. Berdasakan paparan konsep yang disajikan,
ahli/pakar dapat menilai kebenaran ilmiah materi dibandingkan dengan
konsep-konsep yang ada pada buku teks.
2. Lembar Instrumen Strukturisasi
Lembar instrumen strukturisasi digunakan pada tahap strukturisasi. Data yang
diambil dari instrumen ini adalah penilaian terhadap peta konsep, struktur makro,
dan multipel representasi. Instrumen ini disusun sendiri oleh peneliti. Sumber
data dari instrumen ini adalah pakar atau ahli.
3. Lembar Instrumen karakterisasi
Lembar instrumen karakterisasi digunakan pada tahap karakterisasi.
Instrumen ini diberikan kepada siswa pada saat uji coba lapangan. Instrumen
yang digunakan pada uji coba lapangan untuk mengetahui tingkat kesulitan bahan
ajar yaitu dengan penentuan ide pokok dan tanggapan/ pendapat siswa terkait teks
yang disajikan di bahan ajar. Data yang diambil dalam penentuan ide pokok ini
adalah berupa jawaban uraian siswa. Dari jawaban siswa, teks akan digolongkan
ke dalam karakter sulit dan mudah. Sementara data tanggapan/ siswa berupa
checklist tingkat kesulitan teks yang disajikan. Pilihan jawaban siswa terdiri dari
mudah, sedang, dan sulit.
4. Lembar Instrumen Reduksi Didaktik
Lembar instrumen reduksi didaktik digunakan pada saat tahap reduksi
didaktik berlangsung, yaitu setelah tahap karakterisasi selesai. Data yang
dikumpulkan pada tahap ini adalah kisi-kisi reduksi didaktik dan penilaian
51
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
diantaranya meliputi jenis kesulitan teks dan jenis reduksi didaktik yang bisa
dilakukan untuk mengurangi tingkat kesulitan teks tersebut. Penilaian terhadap
reduksi didaktik didasarkan atas kesesuaian reduksi didaktik yang dilakukan
terhadap konsep, yaitu melalui perbandingan paparan konsep sebelum dan
sesudah direduksi didaktik. Sumber data dari instrumen ini adalah ahli atau
pakar.
5. Lembar instrumen keterbacaan bahan ajar
Data keterbacaan bahan ajar diambil pada saat bahan ajar setalah selesai
disusun. Sumber data keterbacaan bahan ajar adalah siswa SMP. Instrumen yang
digunakan berupa instrumen penentuan ide pokok dan tanggapan/ pendapat siswa
terhadap konsep yang disajikan. Data yang diambil dalam penentuan ide pokok
ini adalah berupa jawaban uraian siswa. Sementara data tanggapan/ siswa berupa
checklist tingkat kesulitan teks yang disajikan. Pilihan jawaban siswa terdiri dari
mudah, sedang, dan sulit.
6. Lembar instrumen kelayakan bahan ajar
Secara garis besar, instrumen yang dikumpulkan terbagi dua, yaitu instrumen
keterbacaan dan instrumen penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan bahan ajar.
Instrumen keterbacaan bahan ajar kurang lebih sama seperti instrumen yang
dipakai pada tahap karakterisasi, yaitu penentuan ide pokok dan tanggapan siswa.
Hanya saja teks yang diberikan sedikit berbeda, karena adanya pengurangan
tingkat kesulitan teks pada tahap reduksi didaktik. Sementara itu instrumen
penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan bahan ajar berupa angket yang diisi oleh
guru degan cara mencentang (checklist) apakah bahan ajar sudah layak atau
belum, serta memberikan uraian saran jika diperlukan. Kriteria bahan ajar yang
layak ini disesuaikan dengan kriteria yang ada pada BSNP.
52
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Secara umum, tahap penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu persiapan,
pelaksanaan, penyelesaian penelitian. Berikut dijabarkan ketiga tahapan tersebut:
1. Tahap persiapan penelitian
Tahap persiapan penelitian ini jika disesuaikan dengan R&D model 4-D, maka
tergolong pada tahap pendefinisian (define). Dalam tahap ini, dilakukan kegiatan
pra-pelaksanaan penelitian. Ada beberapa langkah yang dilakukan pada tahap
persiapan ini, antara lain :
a. Pemilihan tema bahan ajar yang akan dikembangkan.
Tema yang dipilih harus merupakan tema yang dapat memuat konsep IPA
secara terpadu, merupakan tema yang kontekstual, serta sesuai dengan
kurikulum IPA tingkat SMP.
b. Melakukan analisis Kompetensi Dasar (KD) yang berkaitan dengan tema.
KD yang digunakan berasal dari kurikulum IPA tingkat SMP. KD yang
dipilih dapat merepresentasikan tema yang telah ditentukan.
c. Melakukan studi literatur terkait bahan ajar, keterpaduan IPA, dan metode
4S TMD sebagai dasar pengembangan bahan ajar.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian, jika disesuaikan dengan R&D model 4-D,
maka tergolong pada tahapperancangan (design) dan tahap pengembangan
(develop). Tahap pelaksanaan ini merupakan tahap pengembangan bahan ajar itu
sendiri, yakni pengembangan bahan ajar dengan metode 4S TMD. Ada beberapa
langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian ini, diantaranya :
a. Melakukan pengembangan bahan ajar dengan menggunakan metode 4S
TMD, yang meliputi tahap seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi
didaktik.
1) Tahap seleksi dimulai dengan melanjutkan tahap pemilihan KD, yaitu
53
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dipilih. Untuk menguji kesesuaian indikator yang telah dikembangkan
dari KD, maka dilakukan reviu kepada beberapa ahli/ pakar. Setelah
didapat KD beserta indikator yang sudah direviu, dilakukan pemilihan
konsep yang sesuai dengan indikator. Pemilihan konsep diambil dari
buku-buku sumber teks dasar dan teks umum. Disamping melakukan
pemilihan konsep, dilakukan pula pengintegrasian nilai terhadap
konsep. Nilai yang diintegrasikan, disajikan dalam bentuk infornasi
atau ilustrasi yang menarik bagi siswa. Untuk menguji kesesuaian
antara konsep dengan indikator serta nilai yang diintegrasikan dengan
konsep, maka perlu dilakukan reviu oleh ahli/ pakar.
2) Tahap strukturisasi meliputi penyusunan peta konsep, struktur makro,
dan multipel respesentasi. Strukturisasi bahan ajar yang telah dilakukan
kemudian dinilai oleh ahli/pakar.
3) Tahap karakterisasi diawali oleh pembuatan instrumen karakterisasi
berupa penentuan ide pokok dan pendapat/ tanggapan siswa. Instrumen
yang telah dibuat kemudian diujicobakan di lapangan kepada sejumlah
siswa SMP. Dari tahap karakterisasi dapat diketahui tingkat kesulitan
bahan ajar yang disajikan.
4) Tahap reduksi didaktik dilakukan terhadap konsep-konsep yang
dikategorikan sulit pada tahap karakterisasi. Konsep yang sulit
kemudian dikategorikan lagi menjadi konsep yang rumit, abstrak, dan
kompleks. Dari ketiga kategori tersebut, kemudian dianalisis dan dipilih
cara atau teknik reduksi didaktik yang sesuai untuk mengurangi tingat
kesulitan bahan ajar.
b. Menguji aspek keterbacaan (keterpahaman) bahan ajar yang dihasilkan.
Pengujian aspek keterbacaan bahan ajar dilakukan setelah reduksi didaktik,
dengan asumsi bahwa konsep yang dianggap sulit sebelumnya telah
berkurang tingkat kesulitan teksnya. Aspek keterbacaan dilakukan melalui
uji coba lapangan terhadap sejumlah siswa SMP melalui penentuan ide
pokok dan pendapat siswa.
54
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Pengujian aspek kelayakan bahan ajar berupa aspek kelayakan isi,
penyajian, kegrafikan diawali dengan merancang instrumen kelayakan.
Instrumen yang dirancang merupakan adaptasi dari instrumen kelayakan
buku ajar yang disusun oleh BSNP. Isntrumen yang telah disusun kemudian
disebarkan kepada sejumlah guru SMP untuk diisi dalam bentuk angket
kelayakan bahan ajar.
3. Tahap penyelesaian penelitian
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam penelitian yang dilakukan. Ada
beberapa hal yang dilakukan dalam tahap ini, yakni :
a. Membahas dan menganalisis data hasil penelitian yang telah dilakukan
Pembahasan dan analisis hasil penelitian dilakukan berdasarkan informasi
dan data yang ada di lapangan. Penyajian bahasan dan analisis dilakukan
secara deskriptif.
b. Membuat kesimpulan penelitian berdasarkan hasil analisis data
c. Memberikan saran agar penelitian serupa yang akan dilakukan dapat
dilakukan dengan lebih baik
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis hasil reviu dilakukan dengan pemaparan secara deskriptif
terhadap hasil reviu dari pakar/ ahli. Bagian yang perlu untuk
diperbaiki,disesuaikan dengan masukan dari pakar/ ahli.
2. Analisis data pada tahap karakterisasi dan uji keterbacaan bahan ajar
dilakukan dengan penskoran terhadap setiap poin dalam instrumen sesuai
dengan rubrik yang dibuat. Data yang diambil berupa data penentuan ide
pokok dan data tanggapan/ pendapat siswa. Skoring untuk penentuan ide
pokok dilakukan pada masing-masing materi. Keberadaan kata kunci
55
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
menentukan ketepatan ide pokok jawaban siswa. Ide pokok jawaban
siswa diberi skor tertinggi jika mengandung seluruh atau sebagian besar
kata kunci yang ditetapkan peneliti. Sebaliknya, skor terrendah diberikan
jika jawaban siswa tidak mengandung kata kunci tersebut. Data pendapat
siswa terhadap tingkat kesulitan materi ini merupakan data pendukung
disamping data penentuan ide pokok. Jenis skala pengukuran yang
dipakai pada pengolahan data ini adalah skala ordinal. Skala ordinal
merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori sekaligus
melakukan rangking terhadap kategori. Selain menunjukkanperbedaan,
skalaordinaljugamengharuskan untuk pemberianskor padabeberapa
karakteristik, seperti rendahke tinggi meskipun tidak menggunakan
interval yang sama(Wiersma, 2009).
Penentuan penilaian dan skoring data penentuan ide pokok dan
tanggapan siswa dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Berikut
panduan penilaiannya.
a. Skor penentuan ide pokok:
1) Ide pokok jawaban siswa dengan memuat seluruh atau sebagian
besar kata kunci = 2;
2) Ide pokok jawaban siswa dengan memuat sebagian atau sebagian
kecil kata kunci = 1;
3) Ide pokok jawaban siswa tidak memuat kata kunci = 0
Skor tanggapan/ pendapat siswa terhadap tingkat kesulitan teks :
Mudah = 2; sedang = 1; sulit = 0
b. Jumlah responden = 40
c. Jumlah skor tertinggi = skor tertinggi x jumlah responden
= 2 x 40 = 80 (100%)
d. Jumlah skor terrendah = skor terrendah x jumlah responden
= 0 x 40 = 0 (0%)
Berdasarkan panduan penilaian di atas, maka ditentukanlah skoring
56
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu a. Rumus umum :
1) Range (R) = skor tertinggi – skor terrendah = 100% – 0% = 100%
2) Kategori (K) = banyaknya kriteria yang disusun pada kriteria
objektif
3) Interval (I) = �� � (�)
�� � (�)
b.Rumus skoring penentuan ide pokok dan tanggapan siswa pada tahap
karakterisasi :
1) Skor per item materi (x) = � � � �
�� (80) 100%
2) Kategori = 2, yaitu sulit dan mudah
3) Interval (I) = 100 %
2 = 50%
4) Kriteria penilaian = skor tertinggi – interval = 100% – 50% =
50%, sehingga kriteria interpretasi skornya
Tabel 3.1. Kriteria Interpretasi Skor Penentuan Ide Pokok dan Tanggapan Siswa pada Tahap Karakterisasi
Persentase Skor (x) Kriteria
< 50% Sulit
x≥ 50% Mudah
c. Rumus skoring penentuan ide pokok dan tanggapan siswa pada
penentuan aspek keterbacaan bahan ajar :
1) Skor per item materi (x) = � � � �
�� (80) 100%
2) Kategori = 5, yaitu tinggi sekali, tinggi, sedang, rendah, dan
rendah sekali
3) Interval (I) = 100 %
5 = 20%
4) Kriteria interpretasi skor skala Likert menggunakan kuartil.
Seperti dijelaskan dalam Atmodjo (2014), rumus penyusunan
kuartil adalah sebagai berikut :
Kuartil I = �ℎ+ � � 1
4
Kuartil II = �ℎ+ � � 2
57
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Kuartil III = �ℎ+ � � 3
[image:32.595.179.504.154.230.2]4
Tabel 3.2. Kriteria Interpretasi Skor Penentuan Ide Pokok dan Tanggapan Siswa pada Penentuan Aspek Keterbacaan Bahan Ajar
Persentase Skor (x) Kriteria
< 25% Rendah sekali
25% < 50% Rendah
50% < 75% Sedang
75% Tinggi
3. Analisis data berupa angket kelayakan bahan ajar dapat diolah dengan
menggunakan skala Likert. Hasil pengolahan data berupa persentase
kelayakan bahan ajar yang kemudian diinterpretasikan. Agar lebih
jelasnya, berikut merupakan panduan penentuan penilaian dan skoringnya:
a. Jumlah pilihan = 2
b. Jumlah responden = 11
c. Skoring terrendah = 0 (pilihan untuk jawaban „tidak layak‟)
d. Skoring tertinggi = 1 (pilihan untuk jawaban „layak‟)
e. Jumlah skor terrendah = skoring terrendah x jumlah responden = 0 x
11 = 0 (0%)
f. Jumlah skor tertinggi = skoring tertinggi x jumlah responden = 1 x
11 = 10 (100%)
Berdasarkan panduan di atas, lalu ditentukanlah skoring pada kriteria
objektif sebagai berikut :
a. Rumus persentase kelayakan bahan ajar
Persentase = � ℎ � � � �
� ℎ �� (11) 100%
b. Rumus skoring angket kelayakan bahan ajar
1) Kategori = 5, yaitu kurang sekali, kurang, cukup, baik, dan baik
sekali
2) Interval (I) = 100%
5 = 20%
3) Kriterian penilaiansama seperti pada penentuan aspek keterbacaan
bahan ajar, yakni menggunakan kuartil
58
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Persentase Skor (x) Kriteria
< 25% Kurang sekali
25% < 50% Kurang
50% < 75% Cukup baik
102
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil pengembangan bahan ajar bertema’ Energi dalam Tubuh’ dengan
menggunakan metode 4S TMD (Four Steps Teaching Material
Development), yang terdiri dari empat tahap, yaitu seleksi, strukturisasi,
karakterisasi, dan reduksi didaktik, yaitu sebagai berikut :
a. Pada tahap seleksi, dilakukan seleksi terhadap standar isi pada
kurikulum, buku teks IPA dasar/ umum, dan nilai-nilai terkait materi
IPA. Hasil dari tahap seleksi ini yaitu terdapat dua kompetensi dasar
yang kemudian diturunkan ke dalam 9 indikator yang sesuai dengan
tema.
b. Tahap strukturisasi menghasilkan peta konsep, struktur makro, dan
multipel representasi terkait tema. Peta konsep yang dibuat merupakan
jenis peta konsep pohon jaringan. Terdapat 58 konsep yang relevan, dan
diantaranya terdiri dari 44 konsep inklusif dan 14 konsep yang tidak
inklusif atau contoh-contoh. Struktur makro yang disusun terdiri dari 41
proporsi. Multipel representasi yang disusun merupakan multipel
representasi yang disarikan dari Gilbert, dan menyajikan aspek
makroskopik, submikroskopik, dan simbolik.
c. Tahap karakterisasi menghasilkan data bahwa dari 19 bagian materi yang
diuji tingkat kesulitannya, 14 materi dikategorikan mudah, sementara 5
materi dikategorikan sulit.
d. Tahap reduksi didaktik dilakukan dengan mengurangi tingkat kesulitan
103
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
berupa pengabaian dan penggunaan penjelasan berupa sketsa.
Pengabaian dilakukan terhadap materi ke-2 tentang keragaman dan
penggolongan makanan; materi ke-14 tentang peran pencernaan dalam
mengubah ukuran molekul makanan; materi ke-15 tentang pencernaan
karbohidrat; dan materi ke-19 tentang transformasi energi di dalam
mitokondria, Penggunaan penjelasan berupa sketsa dilakukan terhadap
materi ke-13 tentang perubahan fisika dan perubahan kimia dalam proses
pencernaan.
2. Hasil uji aspek keterbacaan (keterpahaman) bahan ajar tema energi dalam
tubuh yang dihasilkan berdasarkan metode 4S TMD, menghasilkan
kesimpulan bahwa berdasarkan penentuan ide pokok, keterbacaan bahan ajar
mencapai 67%, dengan kriteria keterbacaan sedang.
3. Hasil uji aspek kelayakan bahan ajar tema energi dalam tubuh yang
dikembangkan melalui metode 4S TMD menghasilkan kesimpulan bahwa
berdasarkan angket, komponen kelayakan isi mendapatkan persentase
kelayakan sebesar 95% dengan kriteria tingkat kelayakan baik sekali.
Komponen kebahasaan mendapatkan persentase kelayakan sebesar 100%.
Komponen penyajian mendapatkan persentase kelayakan sebesar 100%.
Terakhir, komponen kegrafikan mendapatkan persentase kelayakan sebesar
70% dengan kriteria tingkat kelayakan cukup baik. Secara keseluruhan
tingkat kelayakan bahan ajar mencapai 91% dengan kriteria kelayakan baik.
B. Rekomendasi
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian yang
dilakukan. Oleh karena itu peneliti memiliki beberapa saran untuk peneliti lain
yang ingin melanjutkan penelitian ini maupun yang akan melakukan penelitian
serupa. Berikut saran-saran tersebut.
1. Bahan ajar yang disusun oleh peneliti merupakan bahana ajar generik. Bahan
ajar generik merupakan bahan ajar yang lepas dari proses pembelajaran.
104
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
buku ajar, modul, maupun LKS dengan menambahkan unsur-unsur
pelengkap.
2. Untuk mendapatkan bahan ajar yang lebih baik lagi, materi yang
keterbacaannya masih rendah dapat direduksi didaktik kembali agar
keterbacaannya lebih tinggi.
3. Untuk mendapatkan data kelayakan bahan ajar yang lebih spesifik, peneliti
lain yang akan melakukan penelitian serupa dapat membuat angket dengan
pilihan yang lebih beragam.
4. Untuk mendapatkan bahan ajar yang lebih baik lagi iti, peneliti lain dapat
memperhatikan saran atau masukan dari guru pada angket kelayakan bahan
ajar yaitu terkait dengan contoh gambar yang lebih disesuaikan dengan
kehidupan sehari-hari serta lebih menggali kekayaan potensi alam untuk
mengetahui keanekaragaman hayati Indonesia; serta terkait tata letak
keterangan dan sumber gambar agar lebih harmonis.
5. Pelaksanaan tahap keempat dari R&D model 4-D yaitu penyebaran
(dissemination) dapat dilakukan oleh peneliti lain untuk mengetahui
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abdorin, Muhamad. (2012). Ilmu Bebas Nilai. [Online]. Tersedia :
http://muhamad-abdorin.blogspot.com/2012/05/ilmu-bebas-nilai.html (26
Oktober 2014).
Abdurrahman. (2011). Implementasi Pembelajaran Berbasis Multi Representasi
untuk Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika Kuantum. Cakrawala
Pendidikan, Februari 2011, Th. XXX, No.1.
Agboghoroma, Tim E. (-). Integrated Science Teaching Effectiveness in Junior
Secondary schools : Matters Arising. Abraka : Delta State University.
Anwar, Sjaeful. (2014). Pengolahan Bahan Ajar. Bahan Perkuliahan Pengolahan
Bahan Ajar: tidak diterbitkan.
Atmodjo, J. Tri. (2014). Analisis Data Penelitian Survey- Deskriptif. Bahan
Perkualiahan Statistika: tidak diterbitkan.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum
2013 SMP/MTs Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas.
Brinkmann, Astrid. (2003). Graphical Knowledge Display – Mind Mapping
andConcept Mapping as Efficient Tools in MathematicsEducation.
Mathematics Education Review, No 16, April, 2003.
Campbell, Reece, dan Mitchell. (2004). Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Cano, Esteban Vazquez, et.al. (2013). Concept Mapping For Developing
Competencies in European Higher EducationArea. International Journal
of humanities and Social Science, Vol. 3, No. 17: September 2013.
Chang, Raymond. (2003). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga.
Alih Bahasa Departemen Kimia, Institut Teknologi Bandung. Jakarta :
Erlangga.
Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Fogarty, Robin. (1991). How to Integrate The Curricula. Palatine, Illinois: IRI/
Skylight Publishing, Inc.
Hairunisa. (2009). Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis
SALINGTEMAS (Sain-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat) terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Malang. [Online].
Tersedia : www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc
=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB0QFjAA&url=http%
3A%2F%2Ffisika.um.ac.id%2Fskripsi%2F317-efektivitas-penggunaan-
bahan-ajar-ipa-terpadu-berbasis-salingtemas-sain-lingkungan-teknologi-
masyarakat-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-vii-c-smp-negeri-4-malang.html&ei=hr6vVMrZJ9SPuASJ2YGYBw&usg=
AFQjCNFyTiP4x0PUKkM8WhnFxtxBv6bDjA&sig2=zTdiCr8-usw9ffo9eh-xEA&bvm =bv.83339334,d.c2E (13 Januari 2015).
Herry Hernawan, Asep., dkk. (2010). Pengembahan Bahan Ajar. Makalah: tidak
diterbitkan.
Irawan, Bony. (2014). Analisis Kandungan Sikap Pada Buku Teks IPA Kurikulum
2013 Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Di SMP. Tesis
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Ilmu Pengetahuan Alam :
Buku Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Ilmu Pengetahuan Alam :
Buku Siswa. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
-. KKBI. [Online]. Tersedia: http://kbbi.web.id/seleksi (1 Oktober 2014).
Mulyatiningsih, Ani. (-). Pengembangan Model Pembelajaran. Makalah: Tidak
diterbitkan.
National Geographic Education Division Washington, D.C.. (2005). Glencoe
Science, Human Body Sistems. New York : The McGraw-Hill Companies,
Inc.
National Geographic Education Division Washington, D.C.. (2005). Glencoe
Science, Science Level Red. New York : The McGraw-Hill Companies,
Inc.
Nurlaelati. (2014). Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu Berdasarkan Model
Webbed untuk MeningkatkanLiterasi Sains Siswa pada Tema Penjernihan Air. Tesis Pascasarjana UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Nursyahidah, Farida. (2012). Penelitian Pengembangan. Makalah: Tidak
diterbitkan.
Pangarsa, Azis Tata. (2014). Pengembangan Bahan Ajar. [Online]. Tersedia:
http://blog.uin-malang.ac.id/azistatapangarsa/2011/06/05/pengembangan-bahan-ajar/. (29 September 2014).
Petrucci. (2007). Kimia Dasar Prinsip-Prinsip & Aplikasi Modern Edisi
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Prabowo. (2000). Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Terpadu dalam
Menghadapi Perkembangan IPTEK Milenium III. Makalah disampaikan
pada Seminar dan Lokakarya Jurusan Pendidikan FMIPA UNESA pada tanggal 10 Februari 2000. Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.
Prastowo, Andi. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis
dan Praktik. Jakarta: Kencana.
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. (2007). Panduan Pengembangan
Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Depdiknas.
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. (2007). Kajian Kebijakan Kurikulum
Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Depdiknas.
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. (2006). Standar Isi IPA SMP/ MTs.
Jakarta: Depdiknas.
Rizal, Muhammad. (2014). Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan
MultiRepresentasi terhadap Keterampilan Proses Sains danPenguasaan
Konsep IPA Siswa SMP.Jurnal Pendidikan Sains Vol.2, No.3, September
2014, Hal 159-165.
Sarwanto. (2012). Analisis Kemampuan Representasi Mahasiswa Pendidikan
Sains PPS UNS. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika, Hal 16-24.
Sativa. (2011). Metode Penelitian Research And Development. [Online].
Tersedia:http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com/2011/01/metode-penelitia-reearch-and.html[4 September 2012].
Setiadi, Rahmat. (2014). Penerapan Analisis Wacana Dalam Pengembangan
Bahan Ajar. Materi pokok pada kegiatan workshop penulisan bahan ajar
di Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Sholahuddin, Arif. (2011). Pengembangan Buku Ajar Kimia Kelas X Berbasis
Reduksi Didaktik:Uji Kelayakan di SMA Negeri Kota Banjarmasin.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 2, Maret 2011.
Sugiyono.(2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
The McGraw-Hill Education. (2010). Glencoe Online, Skill HandbookGlencoe
Science, Erath Science. New York : The McGraw-Hill Companies, Inc.
[Online].Tersedia:http://www.glencoe.com/sec/science/lep_science/earth_
science/skill_handbook/oinfo.html (8 Agustus 2015).
Universitas Pendidikan Indonesia.(2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Widhy, Purwanti. (2013). ”Langkah Pengembangan Pembelajaran IPA pada
Implementasi Kurikulum 2013”. Makalah pada diklat penyusunan
worksheets integrated scienceprocess skills bagi guru IPA SMP, Sleman.
Wiersman, W., & Jurs, S.G. (2009). Research Methods in Education An
Introduction. Pearson.
Wiguna, Fitriani Meida. (2014). Kajian Teoritik Tahap Strukturisasi Pengolahan
Gia Juniar Nur Wahidah, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ‘ENERGI DALAM TUBUH’ MENGGUNAKAN
METODE 4S TMD