• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN E-LEARNING (LEARNING MANAGEMENT SYSTEM) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF PESERTA DIKLAT TEKNIK JARINGAN KOMPUTER DASAR Di Pppptk Bmti Bandun.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN E-LEARNING (LEARNING MANAGEMENT SYSTEM) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF PESERTA DIKLAT TEKNIK JARINGAN KOMPUTER DASAR Di Pppptk Bmti Bandun."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Kegunaan Hasil Penelitian ... 8

F. Hipotesis ... 9

G. Definisi Operasional ... 9

H. Metode Penelitian ... 12

I. Lokasi dan sample penelitian ... 13

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN E-LEARNING A. Pembelajaran Konvensional... 14

1. Pembelajaran Ekspositori Sebagai Pembelajaran Konvensional ... 14

2. Karakteristik Pembelajaran Ekspositori ... 15

3. Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 16

4. Pengertian Pembelajaran Konvensional ... 18

B. E-learning...20

1. Pengertian E-learning ... 20

2. Sistem Pembelajaran E-learning ... 22

3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran E-learning ... 27

C. Kemampuan Kognitif...32

D. Sistem Jaringan Komputer di Departemen Elektro dan Teknik Informasi PPPPTK BMTI Bandung ... 35

E. Dokeos LMS (learning management system)...41

BAB III METODE PENELITIAN A. Tahap Pengujian Sistem E-learning di PPPPTK BMTI Bandung………45

1. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 45

2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 46

(2)

4. Alat Pengumpul Data dan Penyusunan Alat Pengumpulan Data ... 47

5. Uji Coba Angket dan Test ... 48

6. Prosedur Pengolahan Data ... 51

7. Analisis Data Angket ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji coba Instrumen Penelitian ……… ... 57

1. Uji Validitas Soal Pretest ... 57

2. Uji Realibilitas Soal Pretest ... 59

3. Perhitungan Taraf Kesukaran Soal Pretest ... 59

4. Uji Validitas Soal Posttest ... 60

5. Uji Realibilitas Soal Posttest ... 62

6. Perhitungan Taraf Kesukaran Soal Posttest ... 62

B. Analisa Data Pretest ... 64

1. Uji Normalitas Data Pretest ... 64

2. Uji Homogenitas Data Pretest ... 65

3. Uji Kesamaan Dua Rerata pada Pretest ... 65

C. Analisa Data Posttest ... 66

1. Uji Normalitas Data Posttest ... 66

2. Uji Homogenitas Data Posttest ... 67

3. Uji Kesamaan Dua Rerata pada Posttest ... 67

D. Deskripsi Data ... 68

1. Deskripsi Data Pretest... 68

2. Deskripsi Data Posttest ... 69

3. Deskripsi Data Peningkatan(n-gain)... 70

E. Analisa Data Angket ... 71

F. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ...105

1. Temuan Penelitian ...105

2. Pembahasan Hasil Penelitian ...106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...111

B. Saran ...112

DAFTAR PUSTAKA ...114

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel ... Halaman

1.1 Hasil rekapitulasi nilai test diklat jaringan komputer level1 ... 3

1.2 Hasil rekapitulasi nilai test diklat jaringan komputer level1 ... 4

3.1 Desain Penelitian. ... 46

3.2 Pembuatan Tabel Penolong ... 52

3.3 Pembuatan Tabel Penolong untuk menghitung varians ... 54

3.4 Hubungan Harga Persentase dengan Tafsiran ... 56

4.1 Hasil validasi Pretest ... 58

4.2. Taraf Kesukaran Pretest... ... 60

4.3 Hasil Validasi Posttest ... 61

4.4 Taraf Kesukaran Posttest ... 63

4.5 Hasil Pengujian Normalitas Data Pretest.. ... 64

4.6 Hasil Pengujian Homogenitas Data Pretest ... 65

4.7 Hasil Uji Uji Kesamaan dua rerata Pretest ... 65

4.8 Hasil Uji Normalitas Posttest.. ... 66

4.9 Hasil pengujian homogenitas data Posttest.. ... 67

4.10 Hasil uji kesamaan dua rerata Posttest .. ... 67

4.11 Deskripsi Data Pretest Berdasarkan Kelas ... 69

4.12 Deskripsi Data Posttest Berdasarkan Kelas ... 70

4.13 Deskripsi Data Peningkatan (gain) Berdasarkan Kelas ... 71

(4)

Gambar ... Halaman 2.1 Struktur Logic Jaringan Komputer Dep.Elektro PPPPTK BMTI

Bandung ... 37 2.2 Main Server 1 dan Lingkungan Jaringan Komputer

Dep.elektro PPPPTK BMTI Bandung ... 39 2.3 Main Server 2 dan Lingkungan Jaringan Komputer

Dep.elektro PPPPTK BMTI Bandung ... 40 2.4 Struktur dokesos ... 42 4.1. Diagram Hasil angket kegiatan pra instruksional

menggali Kemampuan Peserta Diklat ... 80 4.2.Diagram Hasil Angket Kegiatan Pra Instruksional

Memberikan Ilustrasi Yang Sesuai Terhadap Materi ... 81 4.3.Diagram Hasil Angket Kegiatan Pra Instruksional

Menarik Perhatian Peserta Diklat Terhadap Materi ... 82 4.4.Diagram Hasil Angket Kegiatan Instruksional

Tentang Penjelasan Materi Diklat ... 84 4.5.Diagram Hasil Angket Kegiatan Instruksional

Penjelasan Tentang Dasar Teori Terhadap Materi Diklat ... 85 4.6.Diagram Hasil Angket Kegiatan Instruksional

Contoh Latihan Pada Materi Diklat ... 86 4.7.Diagram Hasil Angket Kegiatan Instruksional

Penyampaian Materi secara Sistematis ... 87 4.8.Diagram Hasil Angket Kegiatan Akhir

tentang Kesimpulan Materi Diklat ... 88 4.9.Diagram Hasil Angket Kegiatan Akhir

tentang Tugas yang diberikan Pengajar ... 89 4.10. Diagram Hasil Angket Kegiatan Akhir

tentang Penilaian Tugas dilakukan Secara Objektif ... 90 4.11. Diagram hasil angket kegiatan pra instruksional

menggali kemampuan peserta diklat ... 92 4.12. Diagram Hasil Angket Kegiatan Pra Instruksional

Memberikan Ilustrasi Yang Sesuai Terhadap Materi ... 93 4.13. Diagram Hasil Angket Kegiatan Pra Instruksional

Menarik Perhatian Peserta Diklat Terhadap Materi ... 94 4.14. Diagram Hasil Angket Kegiatan Instruksional

Tentang Penjelasan Materi Diklat ... 95 4.15. Diagram Hasil Angket Kegiatan Instruksional

Penjelasan Tentang Dasar Teori Terhadap Materi Diklat ... 96 4.16. Diagram Hasil Angket Kegiatan Instruksional

(5)

4.17. Diagram Hasil Angket Kegiatan Instruksional

Contoh Latihan Menggunakan Multimedia dapat di Akses

dengan cepat ... 98 4.18. Diagram Hasil Angket Kegiatan Instruksional

Penyampaian Materi secara Sistematis ... 99 4.19. Diagram Hasil Angket Kegiatan Akhir

Tentang Tugas Yang Diberikan dapat diakses dengan Cepat ...100 4.20. Diagram Hasil Angket Kegiatan Akhir

Tentang Penilaian Tugas dilakukan Secara Objektif ...101 4.21. Diagram Hasil Angket Kegiatan Akhir

Tentang Materi Diklat Sesuai dengan Tujuan Pembelajaran ...103 4.22. Diagram Hasil Angket Kegiatan Akhir

Tentang Materi Diklat Dapat diakses dengan Cepat ...104 4.23. Diagram Hasil Angket Kegiatan Akhir

(6)

Lampiran Halaman

A. Kisi-kisi Soal ... 117

B. Kisi-kisi Angket dan Angket ... 126

C. Soal-soal Pre test dan Post test ... 131

D. Perhitungan Validitas dan Reabilitas Soal ... 148

E. Analisis dan Pengujian Data Pre test ... 171

F. Analisis dan Pengujian Data Post test ... 193

G. RPP Pembelajaran Konvensional Dan Pembelajaran E-learning ... 216

(7)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sektor pendidikan merupakan wahana yang strategis dalam pembangunan masa depan bangsa yang lebih baik. Dalam abad 21 ini, pembangunan nasional diarahkan pada pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.Dengan demikian pembangunan di bidang pendidikan diarahkan untuk mempersiapkan manusia yang mampu membangun, baik pembangunan lahiriah maupun pembangunan batiniah, namun kemerosotan pendidikan kita sudah terasakan selama bertahun-tahun, untuk kesekian kalinya kurikulum dituding sebagai penyebabnya. Hal ini tercermin dengan adanya upaya mengubah kurikulum mulai kurikulum 1975 diganti dengan kurikulum 1984, kemudian diganti lagi dengan kurikulum 1994 dan kurikulum 2006, namun perubahan kurikulum memang suatu keharusan bagi pengembangan pendidikan karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat dalam memicu perubahan kurikulum.

(8)

Keprofesionalan guru dan tenaga kependidikan masih belum memadai utamanya dalam hal bidang keilmuannya. Memang jumlah tenaga pendidik secara kuantitatif sudah cukup banyak,tetapi mutu dan keprofesionalan belum sesuai dengan harapan. Banyak diantaranya yang tidak berkualitas dan menyampaikan materi yang keliru sehingga mereka tidak atau kurang mampu menyajikan dan menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar berkualitas, Dahrin,2000(Irawan, 2007:22). Banyak faktor yang menyebabkan kurang keprofesionalan seorang guru, sehingga pemerintah berupaya agar guru yang tampil di abad pengetahuan adalah guru yang benar-benar profesional yang mampu mengantisipasi tantangan-tantangan dalam dunia pendidikan. Hal tersebut menuntut pemerintah meningkatkan kemampuan para guru.Langkah ini lebih lanjut diarahkan untuk memberdayakan peranan guru secara optimal sehingga dia mampu menjalankan tugasnya secara professional. Tahapan peningkatan keprofesionalan guru ini salah satunya melalui proses pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan secara konsisten dan berkesinambungan agar memperoleh hasil yang optimal.

(9)

berjenjang mulai pada tingkat dasar, menengah dan lanjut. Diklat yang dilaksanakan di PPPPTK BMTI Bandung meliputi diklat permesinan (otomotif, mesin konvensional dan CNC), diklat elektronika, diklat teknik informasi, diklat ketenaga listrikan dan diklat bangunan.

Diklat jaringan komputer tingkat dasar adalah salah satu mata diklat yang diadakan di PPPPTK BMTI Bandung pada jurusan teknik informasi.Dari evaluasi hasil diklat untuk mata diklat jaringan komputer tingkat dasar,ditunjukan pada tabel 1.1

Tabel 1.1

Hasil Rekapitulasi Nilai Test Diklat Jaringan Komputer Level 1

No Nama Mata Tataran Rata-rata

Keterangan Mata tataran :

1. : Teknologi Jaringan Komputer 2. : Perangkat Keras Komputer 3. : Sistem Operasi

4. : Protokol Jaringan

(10)

Tabel 1.2

Hasil Rekapitulasi Nilai Test Diklat Jaringan Komputer Level 1

No Nama Mata Tataran Rata-rata

Dengan rerata seperti pada tabel 1.1dan tabel 1.2, maka dapat dikategorikan nilai hasil belajar peserta diklat untuk teknik jaringan komputer tingkat dasar termasuk kategori sedang,sedangkan harapan dari hasil evaluasi belajar peserta diklat untuk diklat teknik jaringan komputer adalah kategori baik.

Berdasarkan kondisi permasalahan di atas, upaya pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan tambahan atau supplement materi diklat terhadap peserta diklat teknik jaringan komputer tingkat dasar di PPPPTK BMTI Bandung.Tambahan materi tersebut diberikan atau dilakukan, secara mandiri.Salah satu langkah yang dapat diterapkan yaitu dengan menerapkan pembelajaran menggunakan e-learning pada para peserta diklat.

(11)

sebagai hakekat e-learning.Bahkan Onno W.Purbo(2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik.

E-learning dalam katagori online learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat,menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi.E-learning

terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradigma tradisional dalam pelatihan.Uraian tersebut menunjukkan bahwa sebagai dasar dari e-learning adalah pemanfaatan teknologi internet. Dalam online learning pada dasarnya e-learning merupakan bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi jaringan komputer.Oleh karena itu e-learning dapat digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauh dan juga sistem pendidikan konvensional.Dalam pendidikan konvensional fungsi e-learning bukan untuk mengganti, melainkan memperkuat pembelajaran konvensional.

(12)

Kualitas pembelajaran semakin meningkat dengan memanfaatkan e-learning sebagaimana yang dikemukakan Hasbullah (2008:29) bahwa :

“Dari hasil pengujian Sistem E-learning pada beberapa mata kuliah, rerata responden tertarik dan antusias menggunakan model pembelajaran ini.Dengan pemanfaatan e-learning sebagai sarana pembelajaran kualitas pembelajaran dan hasil belajar semakin baik”.

Berbeda dengan pendapat diatas e-learning belum memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh Ali et al. (2006:22) bahwa:

“Pengaruh e-learning terhadap pembelajaran dapat dilihat dari aspek motivasi, hasil belajar dan waktu belajar.Dari kuisioner didapatkan data, e-learning memberikan peningkatan motivasi pada guru dan siswa, Sedangkan hasil belajar dan waktu yang dibutuhkan untuk memahami materi pelajaran belum memberikan pengaruh yang signifikan”

Berdasarkan uraian diatas tentang penerapan pembelajaran menggunakan e-learning masih menunjukan kesimpulan yang kontroversi, sebagian peneliti mengatakan keberhasilan penerapan pembelajaran menggunakan e-learning dapat meningkatkan hasil belajar dan kualitas pembelajaran, namaun sebagian lain mengatakan penerapan e-learning dalam meningkatkkan hasil pembelajaran belum memberikan pengaruh yang signifikan. Atas dasar hasil penelitian yang kontroversi tentang penerapan sistem pembelajaran e-learning, penulis merasa perlu untuk mengujicobakan pembelajaran berbasis E-Learning Learning Management System dalam program diklat di PPPPTK BMTI Bandung.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

(13)

berlangsung dan dilaksanakan, secara mandiri.Langkah ini dilakukan dengan harapan peserta diklat dapat memahami lebih jauh materi diklat jaringan komputer tingkat dasar di PPPPTK BMTI Bandung. Salah satu langkah yang dapat diterapkan yaitu dengan mencoba menerapkan pembelajaran berbasis E-Learning

pada peserta diklat.

Jenjang diklat teknik jaringan komputer pada diklat di PPPPTK BMTI Bandung mencapai tiga level diklat yaitu diklat jaringan tingkat dasar (level 1), diklat jaringan tingkat menengah (level 2) dan diklat jaringan tingkat lanjutan (level 3), maka masalah dibatasi hanya pada diklat teknik jaringan komputer tingkat dasar yang di teliti.

C. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari uraian permasalahan yang dituangkan di atas, maka masalah pokok dalam penelitian ini meliputi :

1. Bagaimana perbedaan peningkatan kemampuan kognitif peserta diklat setelah mendapatkan tambahan pembelajaran melalui pembelajaran berbasis E-Learning(Learning Management System) pada diklat teknik jaringan komputer tingkat dasar di PPPPTK BMTI Bandung, dibandingkan dengan peserta diklat yang hanya belajar secara konvensional

(14)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mendapatkan gambaran secara jelas tentang perbedaan peningkatan kemampuan kognitif para peserta diklat setelah mendapatkan tambahan materi menggunakan pembelajaran berbasis

E-Learning Learning Management System pada diklat teknik jaringan komputer tingkat dasar di PPPPTK BMTI Bandung.

Sedangkan tujuan yang lebih khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendapatkan gambaran secara jelas tentang penerapan pembelajaran e-learning berbasis E-Learning Learning Management System dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, mempercepat penguasaan materi diklat pada diklat teknik jaringan komputer tingkat dasar di PPPPTK BMTI Bandung.

2. Mendapatkan gambaran secara jelas tentang respons peserta terhadap pembelajaran e-learning berbasis E-Learning Learning Management System,

pembelajaran konvensional dan materi diklat jaringan komputer tingkat dasar di PPPPTK BMTI Bandung.

E. Kegunaan Hasil Penelitian

Melalui penelitian ini, diharapkan memperoleh suatu nilai manfaat yang meliputi

(15)

2. Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penilaian peningkatan kemampuan kognitif para peserta diklat setelah mengikuti diklat dengan penerapan pembelajaran berbasis E-Learning Learning Management System

sehingga dapat dijadikan data untuk peningkatan selanjutnya di PPPPTK BMTI Bandung.

F. Hipotesis

Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut Terdapat perbedaan yang signifikan tentang peningkatan kemampuan peserta diklat yang diberikan tambahan (supplement) belajar menggunakan e-lerning

dibandingkan peserta diklat yang hanya belajar menggunakan pembelajaran konvensional

G. Definisi Operasional

Untuk memperjelas lingkup penelitian, berikut definisi-defenisi istilah yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Pembelajaran Konvensional

(16)

Metode mengajar ekspositori adalah metode pembelajaran yang umum dilaksanakan, metode mengajar ekspositori adalah metode mengajar yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.Dalam metode ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu, materi pelajaran seakan-akan sudah jadi, karena metode ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan”chalk and talk”.

Dari uraian di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran konvensional adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang selama ini kebanyakan dilakukan, dimana guru mengajar secara klasikal yang di dalamnya aktivitas guru mendominasi kelas dengan metode ekspositori.

2. E-Learning (Learning Management System)

Banyak para ahli yang mendefinisikan e-learning sesuai sudut pandangnya,karena e-learning kepanjangan dari electronic learning ada yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan teknologi elektronik (radio, televisi, film, komputer, internet, dan lain-lain).

(17)

Rosenberg,2001(Nafiar,2005:8) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.Hal ini senada dengan Cambell (2002), yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning

Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet.

Uraian di atas menunjukkan bahwa sebagai dasar dari e-learning adalah pemanfaatan teknologi jaringan komputer dan internet.Jadi e-learning merupakan bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi jaringan komputer dan internet.Oleh karena itu e-learning dapat digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauh dan sistem pendidikan konvensional.Dalam pembelajaran konvensional fungsi e-learning bukan untuk mengganti, melainkan memperkuat pembelajaran konvensional.

(18)

3. Kemampuan kognitif

Taksonomi tujuan intruksional membagi tujuan pendidikan kedalam tiga kelompok, yaitu tujuan yang bersifat : Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik, taksonomi Bloom mengkategorikan tujuan kognitif kedalam enam kategori, keenam kategori ini mencakup kompetensi keterampilan intelektual dari yang sederhana (tingkat pengetahuan) sampai dengan yang paling lengkap (tingkat evaluasi). Keenam kategori ini diasumsikan bersifat hierarkis,yang berarti tujuan pada level tertinggi dapat dicapai hanya apabila tujuan level terendah telah dikuasai. Taksonomi tujuan kognitif menurut Bloom sendiri meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi

Beranjak dari pengertian tersebut di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa kemampuan kognitif yang disesuaikan dengan masalah penelitian yaitu hasil yang dicapai peserta diklat berupa perubahan/penambahan dan peningkatan kualitas keterampilan yang dicapai melalui aktivitas dalam proses belajar, kapabilitas/kemampuan belajar yang diperoleh peserta diklat dapat diukur dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil test.

H. Metode Penelitian Eksperimen Kuasi

(19)

I. Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian dilakukan di PPPPTK BMTI Bandung (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri), Departemen Elektro dan Teknik Informasi

(20)

45 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III menguraikan tentang metodologi penelitian sebagai prosedur yang ditetapkan dan dilalui selama penelitian dilakukan. Tahapan – tahapan penelitian yang akan dilakukan dibagi menjadi dua tahap yaitu :

a) Tahap membangun sistem e-learning berbasis LMS di PPPPTK BMTI Bandung (tahapan terdapat dalam lampiran)

b) Tahap Pengujian sistem sistem e-learning berbasis LMS, untuk melihat peningkatan kemampuan kognitif peserta diklat dengan menggunakan test

Tahap pengujian sistem e-learning berbasis LMS meliputi : pendekatan penelitian, objek dan subjek penelitian, tempat dan waktu penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, langkah-langkah pengumpulan data, prosedur pengolahan data.

A. Tahap Pengujian Sistem E-learning di PPPPTK BMTI Bandung 1. Pendekatan dan Metode Penelitian

(21)

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Klompok Pretest Perlakuan Posttest Kelompok kontrol (K) Q1 Q2

Kelompok eksperimen (X) Q3 X Q4

Keterangan:

E = Kelompok eksperimen K = Kelompok kontrol

Q1 = Pre-test kelompok Kontrol Q2= Postest kelompok Kontrol

X= Perlakuan berupa penggunaan model e-learning berbasis LMS Q3= Pre-test kelompok experimen

Q4= Post-test kelompok eksperimen 2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PPPPTK BMTI Bandung (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri) , Departemen Elektro dan Teknik Informasi yang berada di Jl.Pasantren km 2 Cibabat Cimahi, adapun pelaksanaan penelitian dilakukan pada diklat teknik jaringan komputer tingkat dasar dengan peserta dari propinsi Kaltim dan Diklat pembiayaan DIPA pada bulan Maret 2010 sampai dengan April 2010.

3. Subjek Penelitian

(22)

4. Alat Pengumpul Data dan Penyusunan Alat Pengumpul Data a. Menentukan Alat Pengumpul Data

Upaya untuk memperoleh data yang akurat dan relevan dengan masalah yang diteliti, penulis menggunakan teknik komunikasi tidak langsung, yaitu melalui angket dan tes.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) yang menyatakan bahwa :“Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Jadi angket dapat disusun dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh responden yang telah dipilih oleh peneliti. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup ini merupakan jenis angket yang memiliki ciri responden diberi sejumlah pernyataan dengan menggambarkan hal-hal yang ingin diungkap dari kedua variabel disertai alternatif jawabannya dan responden tidak diberi hak untuk menjawab diluar alternatif jawaban yang telah ditetapkan. Responden diminta untuk merespon setiap pernyataan sesuai dengan apa yang diketahui serta dirasakan oleh dirinya dengan cara membubuhkan tanda chek (√) pada alternatif

jawaban yang tersedia.

Sementara test merupakan soal yang dapat digunakan oleh peneliti berkaitan dengan pengukuran terhadap pemahaman sempel penelitian terhadap materi pelajaran yang sudah disampaikan. Test yang ditetapkan berdasarkan pengukuran

(23)

Langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam menyusun soal –soal dan angket atau kuesioner adalah sebagai berikut :

a. Menyusun kisi-kisi angket dan test (terlampir)

b. Menyusun pernyataan-pernyataan disertai alternatif jawabannya, menyusun pertanyaan–pertanyaan butir soal dan kunci jawaban

c. Menetapkan kriteria penskoran untuk alternatif jawaban, baik untuk angket maupun test.

5. Uji Coba Angket dan Test

Sebelum kegiatan pengumpulan data dilakukan, angket dan soal test yang akan digunakan terlebih dahulu diujicobakan terhadap responden yang ditetapkan atau di luar responden yang telah ditetapkan dengan syarat memiliki karakteristik yang sama. Hal ini penting dilakukan untuk dapat mengetahui layak tidaknya digunakan dalam penelitian ini. Sejalan dengan pendapat Sanafiah Faisal (1982:38) yang menyatakan :

(24)

a. Uji Validitas Instrumen

Validitas mempermasalahkan apakah instrumen yang dipakai dalam penelitian valid atau tidak. Melalui uji validitas ini dapat diketahui apakah yang digunakan itu valid atau tidaknya.

Hal tersebut senada dengan ungkapan Sugiyono (2008:91) yang mengemukakan bahwa :

“Suatu instrumen dikatakan valid,jika instrumen itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”.

Untuk menguji validitas terhadap instrumen dilakukan dengan menggunakan produc moment di bawah ini.

Rumus 3.1 produc moment (Riduwan 2008 : 110) adalah :

∑ ∑ . ∑

.∑ ∑ . .∑ ∑

Dimana:

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan.

∑x = jumlah skor item

∑y = jumlah skor total (seluruh item) N = jumlah responden.

Kriteria pengujian yang dipergunakan adalah untuk tingkat signifikansi tertentu (dalam hal ini 95%), di mana tabel t yang digunakan mempunyai dk =(n- 2) maka hipotesis diterima jika rhitung > rtabel , maka diambil kesimpulan bahwa soal valid.

XY

(25)

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Untuk menguji reliabilitas terhadap instrumen dengan menggunakan teknik belah dua (split-half method), dengan belahan pertama merupakan item bernomor ganjil dan belahan kedua merupakan item bernomor genap. Kemudian keduanya dikorelasikan dengan menggunakan rumus Spearman Brown ,dengan rumus 3.2

Spearman Brown (Sugiyono 2008:136) :

2.

1

Dimana:

= reliabilitas internal seluruh item

= korelasi product moment antara belahan ganjil- genap

c. Uji Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (P) yang dihitung dengan menggunakan rumus 3.3 (Suharsimi 2008:208) :

Dimana:

P = indeks kesukaran

(26)

Suharsimi (2008:210) menjelaskan ketentuan yang sering diikuti untuk menentukan tingkat kesukaran dari soal sebagai berikut(hasil telah dimodifikasi): Soal dengan P = 0,00 – 0,30 : soal sukar

Soal dengan P = 0,31 – 0,70 : soal sedang Soal dengan P = 0,70 – 1,00 : soal mudah. 6. Prosedur Pengolahan Data

Untuk menguji terdapat tidaknya perbedaan antara hasil belajar peserta diklat yang menggunakan e-learning dan yang tidak menggunakan e-learning, maka data yang diperoleh dianalisis dengan uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji homogenitas serta uji hipotesis menggunakan uji t dua pihak dengan masing-masing rumus perhitungan sebagai berikut.

a. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan pengujian untuk mendapatkan kesimpulan, maka data yang diperoleh perlu diuji normalitasnya. Untuk menguji normalitas data menggunakan langkah – langkah sebagi berikut :

a) Mencari skor terbesar dan terkecil, b) Mencari nilai rentangan (R),

R= skor terbesar – skor terkecil

c) Mencari banyaknya kelas (BK) menggunakan rumus Strugles:

BK = 1 + 3,3 Log n

d) Mencari nilai panjang kelas (i) dengan rumus 3.4 :

(27)

e) Langkah selanjutn

utnya adalah membuat tabel penolong sepe

Tabel 3.2 Pembuatan Tabel Penolong

nterfal f

Nilai tengah

mean) dengan rumus 3.5

uwan,2008:180)

gan baku (standard deviasi) dengan rumus 3.6

(Riduwan,2008:181) frekuensi yang di harapkan dengan cara : e kiri interval 1 di kurangi 0.5 dan angka score k ai z score dengan rumus : Z=Batas Kelas - Rera

as 0-Z dari tabel z

as tiap kelas interval dengan mengurangi angka pertama dikurang baris ke dua , kecuali angka b

(28)

j) Membandingkan (χ2hitung) dengan (χ2tabel) pada tabel chi kuadrat dengan drajat

kebebasan Dk=k-1 dengan kriteria pengujian :

Jika χ2hitung ≥ χ2tabel artinya distribusi data tidak normal

Jika χ2hitung < χ2tabel artinya data berdistribusi normal

b. Uji Homogenitas

Selain uji normalitas data, perlu juga diuji homogenitasnya untuk mengetahui apakah data sample diperoleh dari populasi yang bervarian homogen , Langkah-langkah pengujian uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varian terbesar dengan varian terkecil :

Rumus 3.8

! "#$% &' '$&' '$ () ,)- . () *)+'

! "#$% 1 2

2

2 , ,' 1 0 2

! "#$% 2 2

1

2 , ,' 2 0 1

Dengan 1 adalah data kelas kontrol dan 2 adalah data Kelas Eksperimen.

(29)

Tabel 3.3 Pembuatan Tabel Penolong untuk Menghitung Varian

eksperimen Sampel n-1

12

5

∑ 1

5

$

+22 ∑123 14 2 $ 3 1

untuk mencari varian terlebih dahulu dihitung rerata : kelas kontrol

12

12

∑ 1

$

kelas eksperimen

12

5

12

5

∑ 1

$

5

Mencari varian digunakan rumus 3.10 +12 ∑1$311316 2

Kemudian membagi varian terbesar dengan varian terkecil untuk mendapatkan

(30)

c. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil pengujian prasyarat diperoleh bahwa data yang berupa data dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen. Untuk itu dilakukan uji hipotesis untuk manganalisis perbandingan menggunakan rumus uji-t separated, rumus 3.11

" x1666 3 x2666 8

9 85

95

Bila jumlah anggota sampel n1=n2 dan varian homogen maka dapat

digunakan rumus separated, untuk melihat harga t tabel gunakan dk=n1+n2 – 2

(Sugiyono 2008:196), kemudian menentukan kaidah pengujian: a) taraf signifikansinya (α = 0.05)

b) dk = n1+ n2– 2

c) mencari harga t tabel pada α = 0,05

Selanjutnya membandingkan ttabel dengan thitung dengan kriteria pengujian

dua pihak :

Jika thitung ≤ ttabel , maka maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika thitung > ttabel, maka maka Ho ditolak dan Ha diterima

(Sugiyono, 2009:199) 7. Analisis Data Angket

(31)

Angket yang digunakan bersifat tertutup, artinya peneliti membatasi alternatif jawaban yang dipilih oleh responden sesuai dengan isi item angket, angket yang digunakan dalam penelitian disusun menggunakan teknik pensekalaan menurut Likert, tersusun dalam bentuk pernyataan sikap dengan lima

pilihan sikap: SS (sangat setuju), S (setuju), R (ragu-ragu), TS(tidak setuju), STS (sangat tidak setuju).

Setelah dilakukan penyebaran angket, maka hasil penyebaran angket tersebut kemudian diolah dan dipresentasekan untuk memperoleh nilai tafsiran. Berdasarkan lokakarya Jurusan ADPEN IKIP Bandung(Purba et al.,2004:26), tafsiran dari persentase angket sebagai berikut:

Tabel 3. 4

Hubungan Harga Persentase dengan Tafsiran

Harga Persentase (%) Tafsiran

0 Tidak ada

1 - 25 Sebagian secil

26 - 49 Hampir separuhnya

50 Separuhnya

51 - 75 Sebagian besar

76 - 99 Hampir seluruhnya

(32)

111 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menetapkan kesimpulan sebagai berikut:

a. Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai post test kelas kontrol yaitu peserta diklat yang hanya belajar secara konvensional, dengan kelas eksperimen, yaitu peserta diklat yang belajar dengan dukungan pembelajaran

E-Learning Learning Management System pada diklat teknik jaringan komputer tingkat dasar di PPPPTK BMTI Bandung. Dari hasil statistik, pembelajaran pada kelas eksperimen mendapatkan peningkatan yang lebih baik dari pada kelas kontrol dan disimpulkan bahwa pembelajaran di kelas eksperimen yaitu pembelajaran yang di dukung oleh e-learning dapat meningkatkan kemampuan kognitif peserta diklat

b. Penguatan atau gain yang didapat dari kedua kelas (kontrol dan eksperimen) setelah dilakukan pembelajaran dan diberikan perlakuan khusus pada kelas eksperimen menunjukan perbedaan yang signifikan, kelas eksperimen memiliki

gain atau penguatan yang tinggi dibandingkan kelas kontrol yang hanya mendapat pembelajaran konvensianal tanpa e-learning. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang didukung oleh e-learning dapat memberikan penguatan pada pembelajaran

(33)

mengikuti tahapan-tahapan atau strategi pembelajaran yang sesuai, hal ini di nilai oleh peserta diklat dengan katagori baik.

B. Saran

Berdasarkan temuan penelitian yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran, dalam penerapan pembelajaran melalui e-learning berbasis LMS yaitu:

a. Meskipun hasil penelitian menunjukan bahwa e-learning berbasis LMS (learning management system) dapat meningkatkan kemampuan kognitif peserta diklat hendaknya pada penerapannya tidak meninggalkan pembelajaran konvensional, artinya dalam penerapan e-learning berbasis LMS akan lebih baik jika menggunakan model web centered course, yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka(konvensional), dengan model ini pembelajaran dapat saling melengkapi.

(34)

konvensional di PPPPTK BMTI Bandung. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran e-learning diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan)

(35)

114 DAFTAR PUSTAKA

Ali,M.,Istianto,W.D.,Sigit,Y.,Munir,M.(2006).Studi Pemanfaatan E-learning

sebagai Media Pembelajaran Guru dan Siswa SMK di

Yogyakarta.Yogyakarta: Fakultas Teknik Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNY

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Beam, P.(1997).Breaking the Sprinter’s Wrist: Achieving Cost-Effectiveness in Online Learning. Paper presented at the International Symposium on Distance Education and Open Learning, organized by MONE Indonesia,

IDLN, SEAMOLEC, ICDE, UNDP and UNESCO Tuban, Bali, Indonesia

Bullen, M. (2001).E-Learning and the Internationalization Education, Malaysian Journal of Educational Technology 1(1), 37-46

Darmayanti,T.,Setiyani,M.Y.,Oetojo,B.(2007).E-Learning pada Pendidikan Jarak Jauh: Konsep Yang Mengubah Metode Pembelajaran di Perguruan Tinggi di Indonesia.Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh.8,(2), 99-113

Departemen Pendidikan Nasional. (2008).Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta: Direktorat Jendral PMPTK

Hartanto, A.A. dan Purbo, O.W. (2002). Teknologi e-Learning Berbasis PHP dan MySQL, Elex Media Komputindo. Jakarta.

Hasan, A.M.(2003). Pengembangan Profesionalisme Guru di Abad Pengetahuan

[online] http://re-searcengines.com/amhasan.html. Diakses 13 Desember 2009

Hasbullah(2007).Perancangan dan Implementasi Model Pembelajaran E-learning untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di JPTE FPTK UPI.Bandung: Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI

Irawan, J.(2007).Kompetensi Profesional Guru dalam Pembelajaran Seni Rupa SMAN Kabupaten Demak, Tugas Akhir pada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang

Koran, Jaya Kumar C.(2002).Aplikasi E-Learning dalam Pengajaran dan pembelajaran di Sekolah Malasyia.

(36)

Nafiar,H.,Setiani,Y.,Puspitasari,L.(2005).Laporan Penelitian Pengaruh Pengaruh Pelatihan E-Learning terhadap Motivasi Peserta dalam Penggunaan Metode E-learning di Universitas Pajajaran Bandung. Bandung:Universitas Pajajaran

Ngadiyo.(2008).Pembelajaran E-learning dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.

[Online] http://nurma.staff.uns.ac.id/wpcontent/blogs.dir/25/files//2008/11/ 187_30203614_e-learning_ngadiyo.pdf. Diakses 22 Januari 2010

Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000, tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi, Jakarta: Sinar Grafika. Purba, Janulis P., et al. (2004). Pengembangan “Model Belajar Konstruktivis”

dalam Pembelajaran Teknik Dasar Listrik & Elektronika di SMK untuk Menunjang Pelaksanaan KBK”. Laporan Penelitian Tindakan Kelas pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Purbo, Onno W. dan Antonius AH. (2002). Teknologi e-Learning Berbasis PHP dan MySQL: Merencanakan dan Mengimplementasikan Sistem e-Learning. Jakarta: Gramedia

Riduwan.(2008).Metode dan Teknik MenyusunTesis Bandung:Alfabeta Roestiyah, N.K. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Ruseffendi, E. T. (1991). Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar Khususnya dalam Pengajaran Matematika untuk Guru dan Calon Guru.Bandung: Tarsito.

Sanapiah Faisal. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.

Sanjaya, W. (2008) . Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada

Subiyanto, Paul. 2005. Proses Berfikir Aktif Siswa yang Terabaikan.

(Online).(http://www.balipost.com/balipostcetak/2005/5/8/kel1.html). Diakses 13 Desember 2009

Sugiyono.(2008).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta

Sukardi,.Widatmono,R. Surjono,H.D.(2007).Pengembangan E-learning UNY.

(37)

Sunardio.S dan Karto.(2008).” Implementasi Model Pembelajaran E-Learning untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Mata Kuliah Teknik Digital”, dalam Sari Penelitian Pembelajaran Hibah PTK dan PPKP Tahun 2006.

Jakarta:Depdiknas Dirjen PMPTK

Surjono, D.H dan Nurkhamid.(2008). Pengembangan Model E-learning Adaptif terhadap Keragaman Gaya Belajar Mahasiswa untuk Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran. Jurnal dari penelitian di Universitas Negri Yogyakarta.(18),1-50

Suyanto, A.H.(2005) Mengenal e-learning.

[Online]. http://www.asep-hs.web.ugm.ac.id/elearn.pdf.Diakses 22 Januari 2010

Wahono,S.R.(2007). Sistem eLearning Berbasis Model Motivasi Komunitas.

Jurnal Teknodik. Dokumentasi Informasi Ilmiah (PDII) .(12),1-16

Gambar

Gambar Halaman
tabel 1.1
Tabel 1.2 Hasil Rekapitulasi Nilai Test Diklat Jaringan Komputer Level 1
Desain Penelitian Tabel 3.1 Pretest Perlakuan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Az eredményül kapott két különbség-mátrixot a változó-párok alapján kétváltozós formába alakítottam, amin páros sta- tisztikai próbával

Dalam hal ini, variabel yang diteliti adalah kompensasi dan lingkungan kerja yang selanjutnya akan dianalisis dan diinterpretasikan untuk dicari pengaruhnya

Pada tahap ini peneliti mendapati serangkaian alur sebelum melakukan sebuah investigasi terhadap suatu kasus, pada penelitian ini peneiti mendapati bahwa pada

Objektif utama kajian ini adalah untuk mengetahui tahap kebolehgunaan kaedah e-pembelajaran MOOC dalam pengajaran dan pembelajaran pengaturcaraan Scratch bagi pelajar

“DLP” merupakan program yang memberi pilihan kepada sekolah untuk menggunakan bahasa Inggeris sepenuhnya dalam pengajaran dan pembelajaran (PdP) mata

Dengan strategi bersaing yang telah ditetapkan dan dilaksanakan Rumah Makan Baso Malang Karapitan, akan terus berusaha meningkatkan volume penjualan, citra rasa,

Rasa syukur pun dapat mengurangi dari sifat matrealistis seorang individu (Lambert dkk., 2009) hal tersebut dapat dikaitkan dengan segala keterbatasan yang ada

Kemudian menurut Siagian dalam Hessel (2005 : 141), efektivitas organisasi dapat diukur dari kejelasan tujuan yang hendak dicapai, kejelasan strategi pencapaian