• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESADARAN MASYARAKAT DAN APARAT KELURAHAN DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN : Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESADARAN MASYARAKAT DAN APARAT KELURAHAN DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN : Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 1673/ UN.40.2.2/ PL/ 2013

KESADARAN MASYARAKAT DAN APARAT KELURAHAN DALAM

MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN

(Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan

Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh :

DEVY RIRI YULIYANI

0907479

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

KESADARAN MASYARAKAT DAN APARAT KELURAHAN DALAM

MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN

(Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan

Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Oleh:

DEVY RIRI YULIYANI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

© DEVY RIRI YULIYANI

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian, dengan dicetak ulang,

(3)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Halaman Pengesahan

DEVY RIRI YULIYANI

KESADARAN MASYARAKAT DAN APARAT KELURAHAN DALAM

MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN

(Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan

Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. Muhammad Halimi, M.Pd.

19580605 198803 1 001

Pembimbing II

Dra. Hj. Dartim Nan Sati

13051477600

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed.

(4)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

(5)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

(6)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesadaran ... 11

3. Unsur dan Tingkatan Kesadaran ... 13

2. Struktur Organisasi Kelurahan ... 26

3. Tugas dan Fungsi Kelurahan ... 28

D. Kebersihan Lingkungan ... 32

1. Pengertian Kebersihan Lingkungan ... 32

2. Manfaat Menjaga Kebersihan Lingkungan ... 34

3. Upaya yang Dilakukan dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan . 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40

1. Lokasi Penelitian ... 40

2. SubjekPenelitian ... 40

B. Metode dan Pendekatan Penelitian... 40

1. Metode Penelitian ... 40

2. Pendekatan Penelitian ... 42

C. Definisi Operasional ... 43

1. Kesadaran ... 43

(7)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Kelurahan ... 44

3. Pelaksanaan Penelitian ... 50

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 51

1. Reduksi Data (Data Reduction) ... 52

2. Penyajian Data (Data Display)... 52

3. Verifikasi dan Kesimpulan ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. GambaranUmum Lokasi Penelitian ... 54

1. Keadaan Geografis Kelurahan Sukapura ... 54

2. Keadaan Demografis Kelurahan Sukapura ... 55

3. Keadaan Sektor Agama Kelurahan Sukapura ... 57

4. Keadaan Sektor Pendidikan Kelurahan Sukapura ... 59

5. Keadaan Sektor Kesehatan Kelurahan Sukapura ... 60

6. Keadaan Sektor Ekonomi Kelurahan Sukapura ... 61

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 61

1. Hasil Observasi ... 61

2. Hasil Wawancara ... 62

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 72

1. Tingkat kesadaran masyarakat dan aparat kelurahan dalam menjaga kebersihan lingkungan ... 72

2. Kendala yang dihadapi masyarakat dan aparat kelurahan dalam menjaga kebersihan lingkungan ... 79

3. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam menjaga kebersihan lingkungan ... 85

2. Kepada Masyarakat Kelurahan Sukapura ... 93

(8)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 ... 54

Tabel 4.2 ... 56

Tabel 4.3 ... 57

Tabel 4.4 ... 58

Tabel 4.5 ... 59

Tabel 4.6 ... 60

Tabel 4.7 ... 60

Tabel 4.8 ... 61

(9)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

(10)

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Checklist

Undang-Undang

Profil Kelurahan Sukapura

Instrumen Wawancara

Hasil Wawancara

Lampiran Lainnya

(11)

1

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah individu yang selalu membutuhkan suatu komunitas dan

pada umumnya saling berhubungan antar kelompok atau kesatuan tertentu

sehingga membentuk kelompok yang besar yang disebut dengan masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (2002: 146) bahwa “masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem

adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan, yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama”.

Masyarakat sangat berperan penting dalam Pembangunan Nasional, salah

satunya yaitu di bidang kebersihan lingkungan. Dimana kebersihan lingkungan

merupakan hal yang harus mendapat perhatian oleh manusia sebagai bagian dari

masyarakat. Dalam ilmu ekologi, manusia adalah satu kesatuan yang terpadu

dengan lingkungannya. Manusia merupakan salah satu subsistem dari ekosistem

lingkungan. Dalam kehidupan manusia sangatlah bergantung dengan lingkungan,

baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Oleh karena itu, sudah

sepantasnya manusia harus menjaga kebersihan lingkungannya sendiri demi

kelangsungan hidupnya lebih baik. Karena baik tidaknya suatu lingkungan hidup

ditentukan oleh manusia itu sendiri.

Pembangunan Nasional mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keadaan

lingkungan hidup. Soemarwoto, Otto (1991: 146) mengatakan bahwa:

Pembangunan bertujuan untuk menaikkan tingkat hidup dan kesejahteraan rakyat. Dapat pula dikatakan pembangunan bertujuan untuk menaikkan mutu hidup rakyat. Karena mutu hidup dapat diartikan sebagai derajat dipenuhinya kebutuhan dasar, pembangunan dapat diartikan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat dengan lebih baik.

Namun, dalam mencapai tujuan dari sasaran pembangunan yang

dikemukakan di atas, dapat menimbulkan dampak yang bersifat merusak atau

(12)

2

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tercapainya tujuan pembangunan itu sendiri yaitu untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat. Interaksi antara pembangunan dan lingkungan hidup membentuk

system ekologi yang disebut ekologi system. Supardi (1994: 75) mengemukakan

bahwa:

Tujuan menggunakan ekologi dalam perencanaan pembangunan mempunyai dua tujuan, yaitu:

1. Meningkatkan mutu pencapaian pembangunan,

2. Untuk dapat meramalkan sebelum pengaruh aktivitas pembangunan pada sumber daya dan proses-proses alam lingkungan yang lebih luas.

Menurut Mulyono Joyomartono (1990: 62), “pada hakekatnya setiap kali berlangsung proses pembangunan terjadi interaksi antara agen pembangunan

(provider) dengan masyarakat yang menjadi sasaran pembangunan (target), sebagai penerima (recipients)”. Jadi untuk mencapai pembangunan nasional diperlukan usaha untuk mengembangkan dan membina kehidupan masyarakat

yang tertib dan displin yang tinggi dari tingkat pribadi yang paling kecil yaitu

keluarga, bahkan hingga tingkat kehidupan individu sebagai makhluk sosial.

Manusia dengan lingkungan mempunyai suatu hubungan yaitu hubungan

timbal balik, artinya manusia membutuhkan lingkungan dan lingkungan

membutuhkan manusia. Tentunya dalam hal ini yaitu menekankan bahwa manusia

lebih membutuhkan lingkungan, namun tidak untuk menguras dan

menyalahgunakan yang pada akhirnya menjadi mengakibatkan kerusakan

lingkungan. Oleh karena itu, manusia harus menciptakan lingkungan yang

nyaman, tertib, bersih, serta sesuai dengan kaidah-kaidah dan aturan yang berlaku

di masyarakat terhadap situasi dan kondisi lingkungan yang ada di sekitar mereka

karena lingkungan merupakan tempat manusia menjalankan berbagai aktivitas dan

interaksi dengan yang lain. Dengan demikian lingkungan yang nyaman, tertib

serta budaya sehat dan bersih dapat terwujud.

Masalah lingkungan di Indonesia tidak dapat lagi dianggap sebagai masalah

yang terjadi secara alami, karena masalah lingkungan yang ditimbulkan dan

berkembang yang disebabkan oleh faktor manusia jauh lebih besar dibandingkan

dengan faktor alam itu sendiri. Manusia dengan berbagai dimensinya, terutama

(13)

3

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

manusia, merupakan faktor yang lebih dikaitkan kepada masalah-masalah

lingkungan hidup. Sikap terhadap kebersihan lingkungan adalah sikap seorang

berdasarkan cara pandang atau pemahamannya terhadap kebersihan lingkungan

itu. Orang yang bersikap positif terhadap kebersihan lingkungan akan memandang

kebersihan sebagai suatu hal yang berguna untuk diusahakan dan dilindungi,

sebaliknya orang yang bersikap negatif pada objek tersebut akan memandang

objek itu sebagai sesuatu yang tidak berguna dan tidak bermanfaat dan tidak perlu

diadakan dan dilindungi.

Kesadaran masyarakat yang terwujud dalam berbagai aktifitas terhadap

lingkungan adalah hal yang sangat diperlukan untuk mendukung apa yang

dilakukan pemerintah melalui kebijakan-kebijakan penyelamatan lingkungannya.

Kesadaran terhadap kebersihan lingkungan bukan hanya bisa bermanfaat bagi

dirinya sendiri tetapi juga bagi orang lain agar bisa menikmati dan merasakan

dampak positif dari adanya kebersihan tersebut. Suprihadi Sastrosupeno (1984:

87) mengemukakan bahwa.

Dikatakan sebagai kesadaran lingkungan, sebab memang dalam hal ini tumbuhlah semacam kesadaran tentang pentingnya memperhatikan lingkungan, dan itu berarti kesadaran tentang kedudukan manusia sebagai makhluk yang harus berhubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya.

Meski terlihat hal yang kurang penting, kebersihan lingkungan sangat

berpengaruh terhadap populasi dan habitat sebuah tempat tinggal. Lingkungan

yang kotor membuat seseorang tersebut mudah terserang berbagai penyakit.

Karena lingkungan yang kotor merupakan tempat berkembangbiaknya nyamuk,

tikus, kecoak dan hewan-hewan lain yang mengganggu kesehatan.

Tingkat kesadaran masyarakat terhadap lingkungan masih rendah. Hal ini

terlihat masih banyaknya sampah yang berserakan di sepanjang jalan. Seperti

yang diungkapkan N.Y Bull (Achmad Kosasih Djahiri 1985: 24), bahwa:

Tingkat-tingkat kesadaran ialah:

1. Kesadaran yang bersifat anomous, kesadaran atau kepatuhan yang tidak jelas dasar dan alasan atau orientasinya. Tentunya ini yang paling rendah dan sangat labil.

(14)

4

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berganti-ganti. Inipun kurang mantap sebab mudah berubah oleh keadaan atau suasana.

3. Kepatuhan yang bersifat Sosio-nomous, yaitu yang berorientasi kepada kiprah umum atau karena khalayak ramai.

4. Kesadaran yang bersifat Autonomous adalah terbaik karena didasari oleh konsep atau landasan yang ada dalam diri sendiri.

Bertolak dari teori tersebut diharapkan kesadaran masyarakat dapat

mencapai pada tingkatan yang terbaik yaitu kesadaran yang bersifat Autonomous

karena didasari oleh konsep atau landasan yang ada dalam diri sendiri. Kesadaran

masyarakat ini harus mampu mengerti dan mengetahui sesuatu tidak hanya

sekedar berdasar peraturan dan ketentuan, tetapi juga mengerti dan mengetahui

atas dasar adat, kebiasaan, dan norma dalam masyarakat. Sehingga ada atau tidak

adanya peraturan untuk menjaga kebersihan lingkungan, masyarakat akan tetap

menjaga lingkungannya dengan kesadaran yang berasal dari dirinya sendiri,

karena meskipun sudah diterapkan peraturan tentang menjaga kebersihan, semua

tidak dapat dijalankan tanpa sebuah kesadaran dari setiap individu masyarakat

maupun kelompok masyarakat untuk menjaga kebersihan. Kebanyakan dari

mereka berfikir secara individual atau hanya ingin menguntungkan diri sendiri,

seperti masalah pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, pencemaran air,

dan tidak terurusnya tempat pembuangan sampah.

Satu fenomena yang menarik di beberapa titik di kota Bandung

membuktikan bahwa kebersihan lingkungan masih kurang terjaga. Di sebuah

sudut Sekolah Dasar Negeri Babakan Sentral, Kelurahan Sukapura, Kecamatan

Kiaracondong, Bandung, ada tempat pembuangan sampah yang terlihat kurang

terurus. Tumpukan sampah tersebut hanya berjarak sekitar lima meter dari

sekolah. Bau sampah itu merayap masuk hingga ke ruang kelas. Guru terpaksa

mengajar dan bertahan dalam kepungan bau sampah. Selokan sekolah juga

dipenuhi oleh sampah. Air selokan mampet dan sudah berwarna hitam. Belum

lagi dengan masalah lalat. Semprotan bakteri dan kapur tak mempan untuk

menghilangkan bau sampah dan lalat-lalat hijau. Hal tersebut seharusnya menjadi

(15)

5

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menganggap mudah mengenai masalah kondisi kebersihan lingkungan tempat

tinggal mereka dan terhadap kesehatan.

Dengan melihat uraian di atas maka masyarakat kelurahan Sukapura,

kecamatan Kiaracondong, Bandung menjadi tempat yang dipilih dalam penulisan

penelitian ini. Mungkin hal tersebut tidak terlalu penting untuk dipermasalahkan,

namun jika dibiarkan akan mengakibatkan hal yang tidak baik terhadap

kebersihan dan kesehatan. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi tentang “Kesadaran

Masyarakat dan Aparat Kelurahan dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan”.

B. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini memperoleh sasaran yang sesuai dengan tujuan dan

untuk mempermudah pelaksanaan penelitian, berdasarkan latar belakang masalah

maka penyusun memfokuskan pada permasalahan yang dirumuskan dengan pertanyaan sebagai berikut: “Bagaimana kesadaran masyarakat dan aparat kelurahan dalam menjaga kebersihan lingkungan?”

Untuk mempermudah penulis dalam menggunakan hasil penelitian, maka

pokok permasalahan tersebut dijabarkan menjadi penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat dan aparat kelurahan dalam

menjaga kebersihan lingkungan?

2. Kendala apa yang dihadapi oleh masyarakat dan aparat kelurahan dalam

menjaga kebersihan lingkungan?

3. Upaya apa yang dilakukan oleh masyarakat dan aparat kelurahan dalam

mengatasi kendala yang dihadapi dalam menjaga kebersihan lingkungan?

C. Tujuan Penelitian

1. Umum

Tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis ini secara umum, yaitu untuk

mengetahui kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

(16)

6

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gambaran yang lebih spesifik dari tujuan penelitian ini dapat dirumuskan

dalam bentuk khusus, yaitu untuk mengetahui:

a. Tingkat kesadaran masyarakt dan aparat kelurahan dalam menjaga

kebersihan lingkungan.

b. Kendala yang dihadapi oleh masyarakat dan aparat kelurahan dalam

menjaga kebersihan lingkungan.

c. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat dan aparat kelurahan dalam

mengatasi kendala yang dihadapi dalam menjaga kebersihan lingkungan

D. Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis berharap agar setelah penelitian

ini selesai dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan sesuatu yang berguna untuk

pengembangan keilmuan sehingga mampu memberikan sumbangasih dan

memperkarya teori-teori tentang bagaimana kesadaran masyarakat terhadap

lingkungan. Selain itu dengan penelitian ini mampu memberikan ilmu-ilmu

yang berkaitan dengan kesadaran masyarakat dan kebersihan lingkungan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat, yaitu agar masyarakat mengetahui manfaat dari

penerapan kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan sehingga

masyarakat mampu membiasakan budaya hidup bersih dan meningkatkan

kepedulian mereka terhadap lingkungan.

b. Bagi aparat kelurahan, mampu memberikan sosialisasi kepada masyarakat

dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mampu mengupayakan agar

tetap menjaga kebersihan lingkungan.

E. Struktur Organisasi Skripsi

1. Bab I Pendahuluan

(17)

7

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Latar belakang masalah, menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut

diteliti.

b. Rumusan masalah, berisi rumusan dan analisis masalah sekaligus

identifikasi variabel-variabel penelitian beserta dfinisi operasionalnya.

Rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat Tanya.

c. Tujuan penelitian, menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian

tersebut selesai dilakukan.

d. Manfaat penelitian, berisi tentang manfaat yang diperoleh bias dilihat dari

salah satu atau beberapa apek, misalnya manfaat teoritis dan manfaat

praktis.

e. Struktur organisasi skripsi, berisi tentang urutan penulisan stiap bab dan

bagian bab dalam skripsi mulai dari bab 1 sampai dengan bab terakhir.

2. Bab II Kajian Pustaka

Kajian Pustaka dimaksudkan sebagai landasan teoritik dalam analisis

penelitian. Melalui kajian pustaka peneliti membandingkan dan memposisikan

kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji dikaitkan dengan masalah

yang sedang diteliti.

3. Bab III Metode Penelitian

Dalam metode penelitian menjelaskan secara rinci tentang metodologi yang

ingin digunakan dan jenis penelitian. Termasuk beberapa komponen seperti

lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik

pengumpulan data, dan analisis data.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini memuat dua hal utama yaitu pengolahan atau analisis data atau

analisis temuan. Pengolahan data dilakukan berdasarkan prosedur penelitian

kualitatif. Bagian pembahasan atau analisis temuan yaitu mendiskusikan

penelitian tersebut dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah dibahas di Bab II

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Dalam Bab V disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil

analisis temuan penelitian, yang disajikan dalam bentuk kesimpulan

(18)

42

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Menurut Nasution (2003: 43) bahwa “Lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu

pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat diobservasi dan lokasi penelitian tersebut menggambarkan lokasi situasi sosial.” Lokasi penelitian ini adalah Kelurahan Sukapura yang terletak di Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Provinsi

Jawa Barat. Lokasi ini dipilih karena Kelurahan Sukapura termasuk daerah kurang

adanya mendapat perhatian dari masyarakat tentang kebersihan lingkungan.

Dimana lokasi ini terletak di daerah sekitar lingkungan Tempat Pembuangan

Sementara (TPS).

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi atas

permasalahan yang penulis teliti. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah

aparat Kelurahan Sukapura dan masyarakat Sukapura. Dimana aparat kelurahan

Sukapura yang dimaksud yaitu Kepala Kelurahan, Sekretaris Kelurahan, Seksi

Pemerintahan, Seksi Ekonomi Pembangunan dan Lingkungan Hidup, Seksi

Kemasyarakatan dan Seksi Pelayanan. Selain itu Ketua RT dan RW di salah satu

gerumbul kelurahan Sukapura termasuk subjek dalam penelitian ini. Hal ini

dipilih karena ketua RT dan RW cenderung lebih dekat dengan masyarakat

sehingga mampu memberi informasi yang dibutuhkan peneliti.

B. Metode dan Pendekatan Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif.

(19)

43

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Penelitian deskriptif, mengadakan deskripsi untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial seperti kehidupan mahasiswa di rumah kontrakan, perusahaan transport local di suatu kota, sistem penerimaan pegawai baru pada perusahaan swasta, dan sebagainya. kebanyakan penelitian sosial bersifat deskriptif.”

Metode deskriptif ini merupakan metode yang dilakukan terhadap variabel

mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan dengan variabel yang lain. Menurut

Surakhmad, Winarno (2004: 140) bahwa:

Metode deskriptif memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang actual.

b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering disebut metode analitik).

Dari pendapat di atas bahwa dalam metode deskrptif peneliti mencoba

mencari pemecahan masalah terhadap situasi sosial yang aktual yang terjadi pada

saat penelitian dilakukan.

Berkaitan dengan permasalahan yang hendak diteliti tentang kesadaran

masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan maka metode deskriptif

relevan untuk digunakan sebagai metode dalam melakukan penelitian ini karena

data yang dikumpulkan peneliti yaitu berhubungan dengan individu, lingkungan

dan bagaimana keterkaitan antara individu dengan lingkungan yang diuraikan

dalam rumusan masalahnya yaitu:

a. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat dan aparat kelurahan dalam menjaga

kebersihan lingkungan?

b. Kendala apa yang dihadapi oleh masyarakat dan aparat kelurahan dalam

menjaga kebersihan lingkungan?

c. Upaya apa yang dilakukan oleh masyarakat dan aparat kelurahan dalam

mengatasi kendala yang dihadapi dalam menjaga kebersihan lingkungan?

Sebagaimana yang dikemukakan Nazir (2005: 54) bahwa:

(20)

44

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarakan uraian di atas maka metode deskriptif relevan digunakan

untuk menjawab dan memecahkan permasalahan yang dihadapi selama

melakukan penelitian.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif.

Pendekatan tersebut didasari oleh pola kerja metode penelitian kualitatif, seperti

yang dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor (Moleong, 2012: 4) bahwa “Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.” Sependapat dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 9) bahwa:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi”.

Metode peneliti kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik

karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting),

karena pada metode ini peneliti mengumpulkan data observasi dalam situasi yang

sebagaimana adanya, natural tanpa dipengaruhi dan disebut sebagai metode

kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara aktual dan

faktual terhadap gejala sosial, dalam arti bahwa penelitian memusatkan pada

pemecahan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Pendekatan ini dipilih

berdasarkan dua alasan. Pertama, permasalahan yang dikaji dalam penelitian

tentang kesadaran masyarakat ini membutuhkan sejumlah data lapangan yang

sifatnya aktual dan kontekstual sehingga peneliti dapat mengamati langsung

bagaimana keadaan lingkungan di sekitar Kelurahan Sukapura. Kedua, pemilihan

ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang dikaji dengan sejumlah data primer

(21)

45

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

alamiahnya. Ketiga, peneliti dapat berinteraksi secara langsung dengan objek

penelitian yaitu masyarakat Kelurahan Sukapura sehingga peneliti dapat

memperoleh data yang akurat untuk menjaga keabsahan data dari informasi yang

diperoleh di lapangan.

Disamping itu, metode kualitatif mempunyai adaptabilitas yang tinggi,

sehingga memungkinkan penulis untuk senantiasa menyesuaikan diri dengan

situasi yang berubah-ubah yang dihadapi selama melakukan penelitian ini.

Penggunaan dengan metode ini diharapkan peneliti dapat memperoleh infomasi

atau data tentang pemahaman dan partisipasi masyarakat terhadap kebersihan

lingkungan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam

menjaga kebersihan lingkungan. Dalam melakukan penelitian, peneliti

mengadakan kontak langsung atau berhubungan dengan masyarakat yang ada di

lokasi penelitian, sehingga peneliti mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan

mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.

C. Definisi Operasional

1. Kesadaran

Kesadaran adalah kesadaran akan perbuatan. Kesadaran yang dimiliki

manusia merupakan bentuk unik dimana ia dapat menempatkan dirinya sesuai

dengan yang diyakininya. Seperti yang dikemukakan Widjaja (1984: 14) bahwa:

Sadar dan kesadaran dikaitkan dengan manusia dan masyarakat adalah sadar (kesadaran) kehendak dan sadar (kesadaran) hukum. Sadar diartikan merasa, tahu, ingat keadaan sebenarnya, atau ingat (tahu) akan keadaan dirinya. Kesadaran diartikan sebagai keadaan tahu, mengerti dan merasa. Misalnya tentang harga diri, kehendak (karsa) hukum dan lain-lainnya.

Kesadaran merupakan keadaan insyaf atau merasa mengerti atau memahami

terhadap segala sesuatu. Kesadaran tidak hanya mengetahui, mengerti dan

mentaati terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku tetapi kesadaran yaitu

berdasarkan atas kehendak dan kemauan seseorang tersebut dalam bertindak

sebagai ketaatan terhadap etik dan moral sesuai dengan adat dan kebiasaan yang

berlaku di masyarakat. Tingkat kesadaran yaitu kesadaran yang bersifat anomous,

(22)

46

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Masyarakat

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu

dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan pikiran, naluri,

perasaan, keinginan dan sebagainya manusia memberi reaksi dan melakukan

interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan

yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat. masyarakat dapat mempunyai

arti yang sempit dan mempunyai arti yang luas. Menurut Koentjaraningrat (2002: 146) bahwa “Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan, yang terikat

oleh suatu rasa identitas bersama.”

Dalam arti sempit masyarakat yaitu sekelompok manusia yang dibatasi oleh

aspek tertentu seperti bangsa, golongan, dll. Sedangkan dalam arti luas

masyarakat adalah sekumpulan manusia yang bersatu dan saling berinteraksi

dengan cara tertentu, menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat

kontinu dan terikat oleh suatu rasa identitas serta karena adanya hasrat

kemasyarakatan yang bersama. Unsur-unsur masyarakat yaitu:

a. Adanya sekumpulan manusia

b. Dalam waktu yang lama.

c. Saling berinteraksi.

d. Memiliki keyakinan, norma demi tujuan dan kepentingan bersama.

e. Memiliki kebudayaan dan pertahanan hidup.

3. Kelurahan

Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah

kecamatan. Seperti yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan Pasal 1, berbunyi “Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/ Kota dalam wilayah kerja Kecamatan.” Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan terdiri dari Lurah dan

perangkat kelurahan. Perangkat kelurahan terdiri dari Sekretaris Kelurahan dan

(23)

47

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tersebut yaitu Seksi Ekonomi, Pembangunan dan Lingkungan Hidup, Seksi

Kemasyarakatan, Seksi Pelayanan dan Seksi Pemerintahan.

4. Kebersihan Lingkungan

Otto Soemarwoto dalam (Siahaan, 2004: 4) mengatakan bahwa “Lingkungan merupakan jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita”. Sedangkan kebersihan yaitu suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana cara hidup sehat dan cara

mencapai kondisi-kondisi higienis (hygiene condition). Jadi, kebersihan

lingkungan adalah kebersihan ruang yang ditempati yang memepengaruhi

kehidupan seperti, tempat tinggal, tempat bekerja, dan tempat awam. Kebersihan

tempat tinggal dilakukan dengan cara mengelap perabot rumah, menyapu dan

mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan, membersihkan

kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah pada tempatnya. Kebersihan

lingkungan dimulai dengan menjaga kebersihan halaman dan membersihkan jalan

di depan rumah dari sampah.

D. Instrumen Penelitian

Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto, Suharsimi (2006: 160) bahwa

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Variasi jenis instrumen penelitian adalah: angket, ceklis (check-list) atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan. Ceklis sendiri memiliki wujud yang bermacam-macam.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen berjenis pedoman

wawancara. Sebagaimana yang dikemukakan Sugiyono (2011: 137) bahwa:

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Alasan penelitian ini menggunakan wawancara karena dengan wawancara

(24)

48

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu E. Jenis dan Sumber Data

Sumber data yaitu subjek dari mana data dalam suatu penelitian itu

diperoleh. Menurut Lofland dan Lofland (Moleong, 2012: 157) mengemukakan bahwa “Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.”

Apabila peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan datanya maka

sumber data disebut responden yaitu orang yang merespon atau menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, baik pertanyaan tertulis

maupun tidak tertulis atau lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi

dalam mengumpulkan data maka sumber datanya yaitu berupa benda, benda tidak

bergerak atau bergerak seperti proses sesuatu. Sedangkan jika peneliti

menggunakan dokumentasi maka sumber data berupa dokumen atau catatan.

Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data penulis maka Arikunto,

Suharsimi (2006: 129) mengklasifikasi menjadi tiga tingkatan hurup p dari bahasa

Inggris yaitu:

p = person, sumber data berupa orang. p = place, sumber data berupa tempat. p = paper, sumber data berupa simbol.

Menurut klasifikasi yang dikemukakan Suharsimi, maka sumber data dalam

penelitian ini terdiri dari orang, tempat dan symbol. Orang sebagai responden atau

informan yang menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti dan yang

mengemukakan data yang dibutuhkan oleh peneliti. Adapun yang akan menjadi

informan atau responden dalam penelitian ini yaitu aparat kelurahan Sukapura dan

masyarakat kelurahan Sukapura. Tempat sebagai sumber data yang menyajikan

suatu keadaan diam seperti benda dan bergerak seperi aktivitas dan kegiatan atau

kegiatan. Sedangkan untuk memperkuat analisis data, maka dalam penelitian juga

menggunakan sumber data berupa simbol. Dalam sumber penelitian yang

dimaksud simbol yaitu berupa gambar dan huruf atau angka yang didapat dari

(25)

49

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu F. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengambilan langsung yang dilakukan

peneliti terhadap subyek yang diteliti dengan melihat, mengamati dan ikut terlibat

dalam lingkungan dan kondisi lapangan untuk mengumpulkan dalam studi

sebagai partisipan saja.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2011: 145) bahwa “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting

adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.” Dalam penelitian ini, peneliti

melakukan observasi dengan cara mengamati langsung ke kelurahan Sukapura

guna memperoleh informasi mengenai hal-hal mengenai kesadaran masyarakat

dalam menjaga kebersihan lingkungan, peneliti melakukan pengamatan terhadap

aktifitas masyarakat kelurahan Sukapura dan mengamati lingkungan di sekitar

kelurahan Sukapura.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dalam bentuk tanya jawab antara peneliti dengan

responden sesuai dengan pedoman wawancara, wawancara dilakukan dengan

berbicara dan berhadapan dengan responden serta mengajukan pertanyaan dalam

memperoleh data. Hal ini sesuai dengan pendapat Danial, Endang (2009: 71)

sebagai berikut:

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan dialog, tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh. Wawancara atau interview dilakukan dimana saja selama dialog ini dapat dilakukan, misalnya sambil berjalan, duduk santai di suatu tempat, di lapangan, di kantor, di bengkel, di kebun, atau dimana saja.

Dalam pelaksanaannya peneliti akan melakukan wawancara kepada aparat

kelurahan Sukapura dan masyarakat Sukapura. Wawancara yang dilakukan

peneliti ini bertujuan untuk mengetahui:

a. Tingkat kesadaran masyarakat dan aparat kelurahan dalam menjaga

(26)

50

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Kendala yang dihadapi oleh masyarakat dan aparat kelurahan dalam menjaga

kebersihan lingkungan.

c. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat dan aparat kelurahan dalam mengatasi

kendala yang dihadapi dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Menurut Sugiyono (2011: 231) mengemukakan bahwa “Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan

studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga

apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.”

Berdasarkan hal tersebut maka untuk melakukan wawancara mendalam, peneliti

harus memperhatikan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan untuk responden

agar sesuai dengan keadaan dan ciri yang unik dari responden. Pada penelitian

kualitatif, wawancara mendalam dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama,

wawancara sebagai strategi dalam mengumpulkan data, pada konteks ini catatan

data lapangan yang diperoleh berupa transkrip wawancara. Kedua, wawancara

sebagai penunjang teknik lain dalam mengumpulkan data, seperti analisis

dokumen dan studi literatur. Dalam hal ini peneliti harus bertanya secara rinci

kepada responden dan menghindari pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan responden hanya menjawab “ya” atau “tidak” dan berusaha menghubungkan keseluruhan hasil wawancara melalui persiapan pertanyaan penelitian yang

direncanakan ini diharapkan dalam merespon pertanyaan responden lebih bebas

dan terbuka, sehingga pertanyaan/ proses tanya jawab mengalir seperti pada

percakapan sehari-hari.

3. Studi Literature

Menurut Danial, Endang (2009: 80) “Studi literature adalah teknik penelitian yang dilakukan oleh penelitian dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian.” Berkaitan dengan studi literature dalam penelitian ini penulis membaca,

mempelajari dan mengkaji literature-literature yang berhubungan dengan

(27)

51

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis sehingga dapat mendukung

kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi

dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Menurut Danial, Endang (2009: 79) mengemukakan bahwa “Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah

penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data

penduduk, grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dsb.” Data yang diperoleh dari

studi dokumen dapat menjadi narasumber bagi peneliti selain wawancara dan

observasi.

Studi dokumentasi yang diambil oleh penulis yaitu berupa gambar atau foto

keadaan lingkungan di kelurahan Sukapura.

G. Prosedur Penelitian

Pengumpulan data merupakan hal pokok dalam mengadakan suatu

penelitian, sehingga untuk memperoleh data yang dibutuhkan peneliti maka harus

melakukan prosedur penelitian yang sudah ditentukan. Adapaun langkah-langkah

dalam melakukan penelitian ini sebagai berikut.

1. Pra Penelitian

Tahap pra penelitian yang dilakukan yaitu:

a. Memilih masalah, yaitu merupakan suatu langkah awal dari suatu kegiatan

penelitian.

b. Melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran awal

mengenai subjek yang akan diteliti.

c. Merumuskan masalah penelitian.

d. Menentukan judul dan lokasi penelitian.

(28)

52

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Perijinan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian maka diadakan perijinan terhadap subjek dan

objek yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. Adapun langkah-langkah

yang ditempuh dalam melakukan perijinan yaitu:

a. Mengajukan surat permohonan ijin penelitian kepada Rektor UPI melalui

Kepala BAAK, dengan rekomendasi dari Pembantu Dekan FPIPS UPI

Bandung.

b. Setelah mendapat perijinan surat disampaikan kepada Kepala Dinas

Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bandung.

c. Kepala Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bandung memberikan

surat ijin penelitian kepada kepala Kelurahan Sukapura.

d. Kepala Kelurahan dan masyarakat Sukapura membantu dalam

pelaksanaan penelitian.

3. Pelaksanaan Penelitian

Peneliti mengadakan observasi ke lokasi yaitu kelurahan Sukapura,

kemudian mengadakan wawancara. Pelaksanaan penelitian dimaksudkan untuk

mengumpulkan data dari responden. Adapun langkah-langkah yang ditempuh

peneliti sebagai berikut:

a. Mendatangi lokasi yaitu di kelurahan Sukapura dan mewawancarai

masyarakat kelurahan Sukapura terkait kesadaran masyarakat dalam

menjaga kebersihan lingkungan.

b. Mendatangi lokasi yaitu di kelurahan Sukapura dan mewawancarai tokoh

kelurahan Sukapura seperti Kepala Kelurahan, Sekretaris Kelurahan,

Kepala Urusan Pembangunan, Kepala Urusan Kesejahteraan dan

Pemberdayaan Masyarakat, Kepala Urusan Umum dan Kepala Urusan

Pemerintahan, Ketua RT dan RW terkait kesadaran masyarakat dalam

menjaga kebersihan lingkungan.

c. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan yang diperlukan dan

(29)

53

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan wawancara tersebut akan terus dilakukan sampai data yang

dibutuhkan sekiranya cukup dan rumusan masalah dapat terjawab. Studi

dokumentasi dan membuat catatan juga dilakukan guna melengkapi dan

memperkuat data-data yang dibutuhkan.

H. Teknik Pengolahan dan Analisi Data

Pengolahan dan analisis data merupakan langkah penting dalam penelitian,

karena dapat memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti.

Menurut Bodgan dan Biklen (Moleong, 2012: 248 ) mengemukakan bahwa:

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain.

Jadi proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber yang telah digunkan oleh peneliti. Dalam penelitian

kualitatif, analisis data dilakukan dari awal proses penelitian sampai pada akhir

penelitian. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Nasution (Sugiyono, 2011: 245) bahwa “Analisis data telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian”. Ada beberapa tahapan dalam analisis data, menurut Sugiyono (2011: 246) bahwa “Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/ verification.” Ketiga jenis aktivitas dalam analisis data

tersebut merupakan proses siklus dan interaktif. Peneliti harus siap bergerak

diantara empat sumbu kumparan itu selama pengumpulan data, setelah itu

bergerak bolak balik diantara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan

kesimpulan/ verifikasi. Untuk lebih jelas alur kegiatannya, akan dilihat pada

(30)

54

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gambar. 3.1 Komponen dalam analisis data (interactive model)

(Sugiyono, 2011: 247)

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

dicari tema dan polanya. Peneliti dalam mereduksi data memfokuskan pada

kesadaran masyarakat dan aparat kelurahan Sukapura dalam kebersihan

lingkungan dan tanggapan mereka terhadap gaya hidup bersih. Dengan demikian

data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan

mempermudah peneliti memahami data yang telah terkumpul dan hasil catatan

lapangan dengan cara merangkum, mengklasifikasikan sesuai masalah dan

aspek-aspek permasalahan yang diteliti.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Menurut Sugiyono (2011: 249) mengemukakan bahwa “Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.” Dengan mendisplay data

maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Data collection

Data reduction

Conclusions: drawing/ verifying

(31)

55

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Penyajian data diawali dari hasil pengumpulan data yang terperinci dan

menyeluruh kemudian dicari pola hubungannya dengan rumusan masalah

sehingga dapat diambil kesimpulan yang tetap. Penyajian data selanjutnya disusun

dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.

3. Verifikasi dan Kesimpulan

Kesimpulan merupakan upaya yang memungkinkan dapat menjawab

rumusan masalah. Upaya yang dilakukan ini dengan cara mencari pola, tema,

hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul dan sebagainya. Jadi

kesimpulan harus senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Kesimpulan dalam penelitian ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat tentang

jawaban dari rumusan masalah mengenai kesadaran masyarakat dan aparat

kelurahan dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Dengan demikian, proses pengolahan data dimulai dengan pencatatan data

lapangan (data mentah), kemudian direduksi dalam bentuk unifikasi data. Setelah

data yang terkumpul direduksi, selanjutnya data dianalisis, diverifikasi dan

(32)

92

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil yang didapatkan selama penelitian, maka penulis

mengambil kesimpulan dari data dan fakta yang telah dipaparkan. Peneliti juga

memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada

pihak-pihak yang memperlukannya. Adapun kesimpulan dan rekomendasi

tersebut sebagai berikut.

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan analisis dari hasil penelitian dapat disimpulkan secara umum

bahwa kesadaran masyarakat dan aparat kelurahan di kelurahan Sukapura,

Kecamatan Kiaracondong, Bandung dalam menjaga kebersihan lingkungan masih

kurang maksimal jika dikaji berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor

03 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan.

2. Kesimpulan Khusus

a. Kesadaran masyarakat dan aparat kelurahan dalam menjaga masih kurang

khususnya di kelurahan Sukapura karena masih banyaknya warga

masyarakat yang belum memenuhi segi-segi kebersihan, banyaknya

masyarakat yang masih seenaknya membuang sampah sembarangan

dengan tidak memikirkan dampak yang timbul, masih banyak warga yang

tidak memiliki persediaan air bersih, kamar mandi atau WC di tiap

rumahnya, berkurangnya warga masyarakat yang melaksanakan kerja

bakti karena sibuk mengurusi kepentingan masing-masing dan kurangnya

pengetahuan masyarakat terhadap Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor

03 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan dan

Keindahan. Padahal untuk menerapkan hidup bersih sangat mudah dan

manfaat yang diperoleh bukan hanya dapat dirasakan untuk diri sendiri

(33)

93

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Beberapa kendala yang dihadapi yaitu kurangnya kepedulian masyarakat

yang masih mementingkan kesibukan dan kepentingan masing-masing,

faktor ekonomi yang menyebabkan pendanaan untuk sarana dan prasarana

dalam menjaga kebersihan tidak memungkinkan, faktor ekonomi yang

minim juga berpengaruh terhadap kebutuhan hidup masyarakat terutama

tempat tinggal menjadi kurang menunjang, hal ini juga berpengaruh

terhadap kurangnya pendidikan sehingga masyarakat kurang sadar akan

pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Kurangnya pendidikan ini

juga mengakibatkan masyarakat tidak mengetahui Perda No. 03 ditambah

lagi belum diterapkan secara maksimal Perda tersebut di setiap daerah.

c. Berbagai upaya telah dilakukan dari aparat kelurahan Sukapura untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan

lingkungan, antara lain: Pertama, dengan menerapkan program pemerintah

yaitu PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) kepada masyarakat,

dimana dalam program PHBS tersebut diharapkan masyarakat dapat

menerapkan pola hidup bersih sehingga masalah yang timbul dari segi

lingkungan dan kesehatan dapat diminimalisir. Kedua, pihak kelurahan

berusaha mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya hidup

bersih dengan mengadakan rakor (Rapat Koordinasi) dengan ketua RW

atau ketua PKK yang ada di setiap RW. Dalam kegiatan ini pihak

kelurahan juga membentuk LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat)

dan Karang Taruna yang membantu pihak kelurahan untuk mengajak

masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan. Ketiga, pihak kelurahan juga mengadakan kegiatan Jumsih (Jum’at Bersih). Jadi setiap hari

Juma’at, pihak kelurahan bersama-sama dengan masyarakat melakukan

kegiatan kebersihan seperti kerja bakti membersihkan halaman rumah,

selokan, jalan, dan sebagainya.

B. Rekomendasi

Rekomendasi merupakan bentuk pertanggungjawaban bahwa penulis tidak

(34)

94

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Adapun saran

yang diberikan penulis sebagai berikut.

1. Kepada Aparat Kelurahan Sukapura

a. Dalam penelitian ditemukan bahwa kegiatan Jumsih (Jumat bersih) yang

diadakan oleh kelurahan Sukapura berjalan kurang maksimal karena

banyak masyarakat yang tidak mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini

disebabkan oleh kesibukan masyarakat yang lebih mementingkan urusan

masing-masing maka sebaiknya kegiatan Jumsih (Jumat bersih) atau kerja

bakti rutin, dipilih hari yang memungkinkan semua masyarakat untuk

mengikuti kegiatan tersebut seperti hari libur, misalnya kegiatan kerja

bakti rutin diadakan pada hari Sabtu atau Minggu.

b. Sehubungan dengan kendala yang ditemukan di lapangan bahwa

masyarakat kurang mengetahui tentang Peraturan Daerah Kota Bandung

No. 03 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan dan

Keindahan maka sebaiknya Perda tersebut dapat diterapkan secara

maksimal agar masyarakat paham pentingnya kebersihan dan senantiasa

menjaga lingkungan serta mematuhi peraturan yang berlaku di dalamnya.

c. Berdasarkan masalah yang ditemukan bahwa masih banyak masyarakat

yang dengan seenaknya membuang sampah sembarangan dan tidak sadar

akan dampak tersebut maka pihak kelurahan sebaiknya menghimbau

masyarakat untuk membuat tempat sampah yang memisahkan sampah

anorganik dengan organik serta membuat papan peringatan yang dipasang

di beberapa tempat umum untuk membuang sampah pada tempatnya atau

dilarang membuang sampah sembarangan.

d. Pada saat Rakor (Rapat Koordinasi) dengan ketua RW, PKK, dan Karang

taruna, selain memberikan penyuluhan untuk selalu membuang sampah

sembarangan, pihak kelurahan juga sebaiknya memberikan masukan atau

penyuluhan tentang pemanfaatan barang bekas menjadi barang ekonomis

yang dapat mengurangi sampah anorganik sehingga dapat menambah

(35)

95

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Kepada Masyarakat Kelurahan Sukapura

a. Ditemukan di lapangan bahwa masih banyak masyarakat yg belum

membiasakan hidup bersih maka masyarakat sebaiknya menerapkan

displin terhadap diri sendiri untuk selalu membuang sampah pada

tempatnya, menjaga kebersihan diri maupun lingkungan sehingga

kesadaran masyarakat akan muncul dari kehendak masing-masing jika

telah dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Ditemukan bahwa masih banyak masyarakat yang kurang tanggap

terhadap informasi tentang Perda Kota Bandung No. 03 Tahun 2005

Tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan maka

dan masih banyak masyarakat yang tidak mengikuti program dari

kelurahan seperti Jumsih, maka untuk senatiasa menjaga kebersihan,

masyarakat sebaiknya melaksanakan dengan baik program-program yang

telah diadakan oleh pihak kelurahan dan tanggap terhadap informasi yang

telah diberikan seperti tentang Perda tersebut agar masyarakat memahami

(36)

96

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Anggota IKAPI. (2011). Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Kecamatan, Desa dan Kelurahan. Bandung: Fokusmedia.

Ahmadi, Abu. (1975). Pengantar Sosiologi. Solo: CV. Ramadhani. ___________. (2003). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Danial, Endang. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI.

Djahiri, A. Kosasih. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games dalam VCT. Bandung: Jurusan Pendidikan Moral Pancasila dan Kewarganegaraan Negara FPIPS IKIP Bandung.

Djuher.1982. Hukum Perkawinan Islam dan Relevansinya Dengan Kesadaran Hukum Masyarakat. Jakarta: Dewaruci Press

Echoles, J.M. dan Hassan. (2005). Kamus Besar Bahasa Inggris. Jakarta: PT. Gramedia.

Effendi, R. dan Malihah, E. (2011). Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya dan Teknologi. Bandung: CV. Maulana Media Grafika.

Erwin, Muhamad. (2011). Filsafat Hukum. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Gunawan, A.H. (2010). Sosiologi Pendidikan – Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai Problem Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hartomo dan Aziz, A. (1999). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Joyomartono, Mulyono. (1990). Perubahan dan Kebudayaan dan Masyarakat dalam Pembangunan. Semarang: IKIP Semarang Press.

Koentjaraningrat. (2002). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Mansyur, Cholil. Sosiologi Masyarakat Kota&Desa. Surabaya: Usaha Nasional.

(37)

97

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Nasution. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Prasetyo, J.T. (2009). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Proverawati dan Rahmawati. (2012). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yogyakarta: Nuha Medika

Sastrosupeno, Suprihadi. (1984). Manusia, Alam dan Lingkungan. Proyek Penulisan Buku dan Majalah Pengetahuan Umum dan profesi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sejati, Kuncoro. (2009). Pengolahan Sampah Terpadu dengan Sistem Node, Sub Point, Center Point. Yogyakarta: Kanisus

Sendjaja, M.S. dan Basah, S. (1983). Pokok-Pokok Pemerintahan Di Daerah dan Pemerintahan Desa. Bandung: Alumni.

Siahaaan. (2004). Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta: Erlangga.

Soekanto, Soerjono. (2006). Kesadaran dan Kepatuhan Hukum. Jakarta: CV. Rajawali.

________________. (1983). Penegak Hukum. Bandung: Binacipta

Soemarwoto, Otto. (1999). Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.

Jakarta: Djambatan.

Sudjiran dan Dendasurono (1979). Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: PT. New Aqua Press.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Sunatra dan Budimansyah, D. (1989). Sosiologi dan Antropologi. Bandung: CV. Epsilon Grup Bandung.

Supardi. (1994). Lingkungan Hidup & Kelestariannya. Bandung: Alumni.

Surakhmad, Winarno. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik.

Bandung: Tarsito.

(38)

98

Devy Riri Yuliyani, 2013

Kesadaran Masyarakat Dan Aparat Kelurahan Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan (Studi Deskriptif di Sekitar Tempat Pembuangan Sementara, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Wahmuji. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Widjaja. (1984). Kesadaran Hukum Manusia dan Masyarakat Pancasila. Jakarta : CV. Era Swasta.

______. (2001). Pemerintahan Desa/ Marga. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Zubair, A. Charis (1985). Kuliah Etika. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Undang-Undang dan Sumber lain:

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 tentang Penyelenggaran Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 tentang Penyelenggaran Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintahan Kota Bandung.

Peraturan Walikota Bandung Nomor 250 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok Dan Fungsi Satuan Organisasi Pada Kecamatan Dan Kelurahan Di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

Artikel Dr. M. Bahri Ghazali berjudul Pendidikan dan Kesadaran terhadap Lingkungan Hidup tersedia di:

http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=PENDIDIKAN%20DAN%20KESADARAN% 20TERHADAP%20LINGKUNGAN%20HIDUP&&nomorurut_artikel=466

Artikel Catur ( 17 Februari 2009) berjudul Kesadaran Diri tersedia di: http://catur.dosen.akprind.ac.id/2009/02/17/kesadaran-diri/

Gambar

Tabel 4.1  .......................................................................................................
Gambar 3.1  ...................................................................................................
Gambar. 3.1 Komponen dalam analisis data (interactive model)

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan dari perusahaan ini adalah tinggi rendahnya kinerja karyawan, untuk suatu upaya yang dapat meningkatkan kinerja karyawan, dengan permasalahan tersebut

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan diperoleh nilai positif dari kegiatan ini. Menurut Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 16 Palembang, kegiatan seperti ini sangat

Penilaian hendaklah berasaskan kefahaman masyarakat terhadap isu ini secara psikologi dan psikososial yang lebih menyeluruh terutama melihat kepada elemen

Budaya dan Iklim Organisasi : Teori Aplikasi dan P enelitian. Jakarta: Penerbit Salemba

Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa Pajak dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

pemerintah daerah Provinsi Sumatera Utara belum cukup baik untuk setiap. tahunnya dalam merealisasikan target Anggaran Pendapatan

Dalam penelitian ini variabel terkait adalah percaya diri, jadi ada yang mempengaruhi variabel bebas yaitu layanan konseling kelompok dengan teknik assertive training dan