• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERPIKIR-BERPASANGAN-BEREMPAT (THINK-PAIR-SQUARE) : Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERPIKIR-BERPASANGAN-BEREMPAT (THINK-PAIR-SQUARE) : Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Meilida Hanum Lubis, 2013

Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN

MENGGUNAKAN TEKNIK BERPIKIR-BERPASANGAN-BEREMPAT

(THINK-PAIR-SQUARE)

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Meilida Hanum Lubis

0906864

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN

MENGGUNAKAN TEKNIK

BERPIKIR-BERPASANGAN-BEREMPAT (

THINK-PAIR-SQUARE

)

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII A

SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

Meilida Hanum Lubis

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Meilida Hanum Lubis Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Meilida Hanum Lubis, 2013

Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERPIKIR-BERPASANGAN-BEREMPAT

(THINK-PAIR-SQUARE)

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

oleh

Meilida Hanum Lubis 0906864

DISETUJUI DAN DISAHKAN oleh

Pembimbing I

Dr. H. Andoyo Sastromiharjo, M. Pd. NIP 196109101986031004

Pembimbing II

Drs. Denny Iskandar, M. Pd. NIP 196606291991031001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat

(Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A

SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2013 Yang membuat pernyataan,

(5)

Meilida Hanum Lubis, 2013

Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat

(Think-Pair-Square)

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

oleh

Meilida Hanum Lubis (0906864)

Universitas Pendidikan Indonesia lidamei@ymail.com

ABSTRAK : penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatan keterampilan berbicara siswa kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung dengan menggunakan model Kooperatif tipe Think-Pair-Square. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil dari proses pembelajaran berbicara dengan tipe Think-Pair-Square. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan dari tiap siklus pembelajaran. Peningkatannya dilihat pada hasil evaluasi siswa dari siklus I dan siklus II dengan membandingkan dari nilai sebelum menerapkan teknik (pra-siklus) ke siklus I, dan terakhir siklus II.

(6)

Improved Speech Skills by Using Cooperative Learning Model Type of Thinking - Couple - foursome

( Think - Pair - Square )

( Students Against Class Action Research Class VIII - A SMP Bandung Pasundan 4 Academic Year 2012/2013 )

by

Meilida Hanum Lubis

(0906864)

Indonesia University of Education

lidamei@ymail.com

ABSTRACT : This research is intended to improve students' speaking skills class VIII - A 4 Pasundan SMP Bandung by using the model of the type Cooperative Think - Pair - Square . This study aimed to describe the planning , execution , and results of the process of learning to speak with the type of Think - Pair - Square . The research method used was Classroom Action Research . The results showed an increase of each learning cycle . Increase is seen in the results of student evaluations of the first cycle and second cycle by comparing the value before applying the technique ( pre - cycle ) to the first cycle , and the last cycle II .

(7)

Meilida Hanum Lubis, 2013

Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH... Error! Bookmark not defined.

BAB I ... Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

A. Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined.

B. Batasan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

D. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

F. Anggapan Dasar ... Error! Bookmark not defined.

G. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.

1) Keterampilan Berbicara... Error! Bookmark not defined.

2) Mengemukakan Pendapat Persetujuan, sanggahan, dan Penolakan dalam Diskusi

Error! Bookmark not defined.

3) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) ... Error! Bookmark not defined.

BAB II ... Error! Bookmark not defined.

KETERAMPILAN BERBICARA UNTUK MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM DISKUSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEKNIK THINK-PAIR-SQUARE ... Error! Bookmark not defined.

A. Keterampilan Berbicara ... Error! Bookmark not defined.

B. Berdiskusi ... Error! Bookmark not defined.

C. Mengemukakan Pendapat Persetujuan, Sanggahan, dan Penolakan Dalam Diskusi Error! Bookmark not defined.

D. Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia ... Error! Bookmark not defined.

E. Pembelajaran Kooperatif ... Error! Bookmark not defined.

(8)

1. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Square

Error! Bookmark not defined.

2. Ciri-Ciri Pembelajaran Koopratif Tipe Think-Pair-SquareError! Bookmark not defined.

3. Tahap-Tahap Pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Square

Error! Bookmark not defined.

BAB III ... Error! Bookmark not defined.

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Bagan III. 1 ... Error! Bookmark not defined.

B. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Lembar Tes ... Error! Bookmark not defined.

2. Lembar Observasi ... Error! Bookmark not defined.

3. Wawancara ... Error! Bookmark not defined.

4. Jurnal Siswa... Error! Bookmark not defined.

5. Catatan Lapangan ... Error! Bookmark not defined.

D. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

1. Observasi ... Error! Bookmark not defined.

4. Aktivitas Guru, Aktivitas Siswa, dan Catatan LapanganError! Bookmark not defined.

E. Prosedur Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined.

1. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

2. Kategori Data dan Interpretasi Data ... Error! Bookmark not defined.

3. Hasil Evaluasi Tes Kemampuan ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV ... Error! Bookmark not defined.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Deskripsi Tempat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Pelaksanaan Tindakan ... Error! Bookmark not defined.

(9)

Meilida Hanum Lubis, 2013

Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c) Pengamatan Tindakan Siklus I... Error! Bookmark not defined.

1) Aktivitas Guru Selama Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2) Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran .... Error! Bookmark not defined.

3) Analisis Hasil Belajar Siklus I ... Error! Bookmark not defined.

d) Refleksi Tindakan Siklus I ... Error! Bookmark not defined.

2. Siklus II... Error! Bookmark not defined.

a) Rencana Tindakan Siklus II ... Error! Bookmark not defined.

b) Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... Error! Bookmark not defined.

c) Pengamatan Tindakan Siklus II ... Error! Bookmark not defined.

1) Aktivitas Guru Selama Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2) Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran .... Error! Bookmark not defined.

3) Analisis Hasil Belajar Siklus II ... Error! Bookmark not defined.

Nilai Kemampuan Berbicara Siswa Siklus II . Error! Bookmark not defined.

d) Refleksi Tindakan Siklus II ... Error! Bookmark not defined.

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Kemampuan Siswa dalam Berbicara Menyampaikan PendapatError! Bookmark not defined.

2. Pendapat Siswa Mengenai Pembelajaran Berdasarkan JurnalError! Bookmark not defined.

4. Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran BerbicaraError! Bookmark not defined.

BAB V ... Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir (Tarigan, 1983: 1). Keterampilan berbahasa dapat diibaratkan seperti pisau. Ketika kita tidak rajin mengasahnya, lambat laun pisau tersebut akan menjadi tumpul. Tanpa latihan dan bimbingan atau pengarahan, keterampilan berbahasa seseorang tidak akan mengalami kemajuan. Pembelajaran dalam hal ini memegang peranan yang sangat penting. Pembelajaran secara sadar merupakan salah satu kegiatan yang diadakan setiap sekolah. Melalui pembelajaran, siswa memperoleh pengetahuan dan menambah wawasan. Selain itu, siswa dapat mengasah keterampilan yang dimilikinya.

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu pembelajaran yang ada di setiap jenjang pendidikan. Pada hakikatnya, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bertujuan untuk mengajarkan dan mengarahkan siswa dalam menguasai Bahasa Indonesia dengan baik ketika berinteraksi dalam masyarakat. Melalui interaksi tersebut, siswa dapat berkomunikasi untuk menyampaikan pendapat dan keinginannya lewat bahasa yang baik dan benar. Secara tidak langsung pembelajaran Bahasa Indonesia mengharapkan siswa terampil dalam berbahasa baik dalam menulis maupun berkomunikasi. Keterampilan berbahasa dalam kurikulum dijadikan sebagai kompetensi dasar ialah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

(11)

Meilida Hanum Lubis, 2013

Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Bahasa dan Sastra Indonesia SMP pilihan peneliti yaitu SMP Pasundan 4 Bandung. Guru tersebut menyatakan bahwa pembelajaran yang sulit di antaranya cara menyimpulkan materi yang telah dipelajari, cara penyampaiannya dalam berbahasa Indonesia, berbicara dengan bahasa yang baik dan benar di depan banyak orang. Guru bidang studi Bahasa Indonesia itu juga memperlihatkan bukti hasil belajar keterampilan berbicara siswa kelas pilihan guru tersebut yang memang tidak ada yang mencapai KKM-nya, yaitu tujuh puluh (70).

Peneliti juga tidak lupa menanyakan pada siswa yang memang kesulitan belajar mengenai keterampilan berbicara. Beberapa Siswa yang diwawancarai mengemukakan banyak alasan yang menjadi faktor penyebab sulitnya untuk berbicara dengan bahasa yang baik dan benar. Menurut mereka, berbicara depan kelas sama saja mempermalukan diri sendiri. Ada lagi yang mengatakan bila pembelajaran Bahasa Indonesia, kita berbicara harus menggunakan kata baku, sedangkan dirinya hanya bisa berbicara dengan bahasa gaul dan bahasa daerahnya yaitu Bahasa Sunda. Menurut pengakuan sebagian siswa, bila mereka belajar Bahasa Indonesia sampai saat ini komunikasi dalam pembelajaran tersebut bebas menggunakan bahasa apapun, jadi tidak ada tuntutan untuk menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini yang membuat siswa menjadi kaku ketika disuruh menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Siswa juga mengatakan jenuh bila belajar Bahasa Indonesia, karena metode yang disampaikan dalam pembelajaran hanya ceramah dan identiknya di kelas mereka pembelajaran Bahasa Indonesia itu hanya mendengarkan guru berbicara, menulis, dan membaca buku ataupun mengerjakan tugas. Sedangkan siswa ingin praktik langsung baik mengenai tata bahasa maupun sastra.

(12)

Berdasarkan pengertian di atas, terlihat bahwa teknik pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia memiliki peran penting. Selain sebagai upaya guru dalam pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran, teknik pembelajaran pun dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan berbahasa yang dimilikinya.

Teknik pembelajaran secara garis besar terdiri atas dua, yakni teknik pembelajaran umum dan khusus. Teknik pembelajaran umum adalah teknik pembelajaran yang dapat dipakai pada semua pembelajaran. Sementara itu, teknik pembelajaran khusus adalah teknik pembelajaran yang khusus dipakai pada mata pembelajaran tertentu. Pada pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia teknik yang digunakan yaitu teknik pembelajaran khusus.

Dalam keterampilan berbicara, guru dapat menggunakan berbagai teknik untuk pembelajaran tersebut. Salah satu teknik pembelajaran yang cukup menarik untuk digunakan dalam melatih siswa adalah teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (think-pair-square). Teknik ini diharapkan mampu menciptakan suasana pembelajaran bertukar pikiran dengan pasangannya dan kelompoknya nanti dengan baik dan dipahami oleh siswa tersebut.

Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (think-pair-square) merupakan gabungan dari teknik pembelajaran umum dan khusus. Teknik ini termasuk umum karena dapat dipergunakan pada semua mata pembelajaran. Sementara itu, teknik ini termasuk khusus karena inti dari teknik pembelajaran ini melihat kemampuan berbahasa siswa dalam bentuk diskusi. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, berdiskusi adalah jalan paling mudah untuk memahami pembelajaran yang diberikan. Oleh karena itu, teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat ( think-pair-square) merupakan jalan untuk pembelajaran berbicara.

Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (think-pair-square) dalam keterampilan berbicara pernah diteliti oleh Septiana Rahmawati (2007) dengan

judul “Peranan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) dalam Pembelajaran Berbicara di SMP (Penelitian Eksperimen Pada Siswa Kelas

(13)

Berpikir-Berpasangan-Meilida Hanum Lubis, 2013

Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berempat (think-pair-square). Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai rata-rata pascates lebih besar daripada nilai rata-rata prates, yaitu 78.7>68.03. Peningkatan yang terjadi yakni sebesar 13.6%. Peneliti sebelumnya menggunakan penelitian eksperimen untuk keterampilan berbicara pembelajaran novel. Untuk kali ini, peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam pembelajaran menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan. Peneliti juga mengambil objek penelitian siswa kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti melakukan penelitian dengan memberikan judul penelitiannya yaitu “Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas

Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran

2012/2013)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan di atas, muncul beberapa masalah yang memperkuat diangkatnya masalah tersebut. Adapun identifikasi masalah yang dibuat peneliti adalah sebagai berikut.

1)siswa kurang merespons pembelajaran berbicara di kelas secara positif. Hal ini berkaitan dengan kesulitannya mencari kata-kata yang baik dan benar serta baku untuk merangkainya, dalam hal menentukan pembicaraan, perasaan malu yang membuat tidak berani berbicara.

2)guru kurang kreatif dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran sehingga siswa tidak tertarik untuk belajar.

(14)

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut.

1) penelitian ini dilakukan pada kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung. Pemilihan kelas dilakukan atas pertimbangan bahwa di kelas tersebut kemampuan berbicara bahasa Indonesia bersifat heterogen. Dalam kelas, terdapat siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

2) penelitian ini dibatasi hanya untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran mengungkapkan pendapat dalam diskusi menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Berikir-Berpasangan-Berempat (think-pair-square).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut.

1) bagaimana perencanaan pembelajaran berbicara dengan model Kooperatif tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat (think-pair-square) pada siswa kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung?

2) bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran berbicara dengan model Kooperatif tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat (think-pair-square) pada siswa kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung?

3) bagaimana hasil dari proses pembelajaran berbicara dengan model Kooperatif tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat (think-pair-square) pada siswa kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut.

(15)

Meilida Hanum Lubis, 2013

Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2) pelaksanaan proses pembelajaran berbicara dengan model Kooperatif tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat (think-pair-square) pada siswa kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung;

3) hasil dari proses pembelajaran berbicara dengan model Kooperatif tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat (think-pair-square) pada siswa kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun secara praktis. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.

1) secara teoretis, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam mencari alternatif pembelajaran berbicara. Penelitian ini pun akan menguatkan berbagai teori berbicara, teknik serta pengetahuan baru mengenai strategi untuk memberanikan siswa berbicara di depan orang banyak. Sehingga keterampilan berbicara siswa dapat bermanfaat, diterima, dan diserap dengan baik oleh siswa.

2) Secara praktis, hasil penelitian ini dilakukan agar dapat bermanfaat bagi: a. peneliti, b. guru, c. siswa, dan d. pembelajaran Bahasa Indonesia. Uraian lebih jelasnya akan dibahas sebagai berikut.

a) bagi peneliti, sebagai calon guru Bahasa dan Sastra Indonesia, penelitian ini dapat dijadikan gambaran pengalaman dan bekal ketika kelak mengajar, dan dapat menerapkannya dengan baik dalam pembelajaran berbicara.

b) bagi guru, penelitian ini dapat memperoleh gambaran mengenai pembelajaran berbicara yaitu menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan dengan menggunakan model Kooperatif tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat (think-pair-square) dan dapat menerapkannya dengan baik di dalam kelas.

(16)

model Kooperatif tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat ( think-pair-square).

d) bagi pembelajaran Bahasa Indonesia, penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan mutu keterampilan berbicara dengan menggunakan model Kooperatif tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat (think-pair-square).

G. Anggapan Dasar

Peneliti menetapkan anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) berbicara adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa dan harus terus dilatih,

2) kreativitas guru dalam memilih dan memadukan antara teknik dan metode pembelajaran sangat diperlukan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia,

3) penggunaan teknik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran akan menentukan hasil belajar mengajar yang lebih baik, DAN

4) pembelajaran dengan menggunakan teknik bervariasi akan memperbesar minat siswa sehingga hasil pembelajaran mereka mengalami peningkatan.

H. Definisi Operasional

Definisi operasional yang akan dipakai untuk penelitian ini meliputi: 1) keterampilan berbicara; 2) mengemukakan pendapat persetujuan, sanggahan, dan penolakan, dan; 3) model pembelajaran Kooperatif tipe Berpikir-Berpasangan-Berempat (think-pair-square). Berikut uraian definisi-definisi tersebut.

1) Keterampilan Berbicara

(17)

Meilida Hanum Lubis, 2013

Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi, agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif (Tarigan, 1979: 16). Jadi, keterampilan berbicara adalah kecakapan, kesanggupan, atau kemahiran seseorang dalam mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata yang bertujuan untuk komunikasi.

Dalam berbicara, terdapat dasar-dasar berbicara efektif, yaitu pembukaan, isi, dan penutup (Sameto, 2000: 9). Kegiatan komunikasi lisan dalam konteks masyarakat sekarang antara lain berupa: a.berceramah; b.berdebat; c.bercakap-cakap; d.berkhotbah; e.bercerita; f.berpidato; g.bertukar pikiran (sharing); dan lain-lain.

2) Mengemukakan Pendapat Persetujuan, sanggahan, dan

Penolakan dalam Diskusi

Diskusi merupakan pembahasan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk memecahkan suatu permasalahan atau untuk mencapai kesepakatan. Dalam diskusi, ide diperdebatkan sehingga tampak kekurangan dan kelebihan dari ide tersebut. Permasalahan yang diangkat dalam diskusi akan dikaji sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan yang dapat dipahami oleh seluruh peserta diskusi.

Perdebatan/pengkajian masalah dalam diskusi biasanya diwarnai dengan pro dan kontra, setuju dan tidak setuju, serta sanggahan dan penolakan pendapat. Hal-hal tersebut wajar dalam sebuah diskusi asalkan disampaikan dengan penuh tanggung jawab disertai bukti/alasan yang kuat. Selain itu, seseorang yang menyampaikan pendapatnya dalam diskusi harus menyampaikannya secara santun, misalnya:

a) maaf, saya kurang setuju dengan pendapat Saudara. Menurut saya, pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab salah satu pihak.

(18)

c) maaf, saya tetap tidak setuju dengan pendapat Saudara, tetapi bukan berarti bahwa saya tidak akan bertanggung jawab terhadap kesepakatan yang diputuskan dalam forum ini.

3) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square)

(19)

Meilida Hanum Lubis, 2013

Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berkembang dari istilah penelitian tindakan (action research) (Sanjaya, 2009: 24). Oleh karena itu, untuk memahami pengertian PTK perlu ditelusuri pengertian penelitian tindakan terlebih dahulu. Penelitian tindakan mulai berkembang di Amerika dan berbagai negara di Eropa, khususnya dikembangkan oleh mereka yang bergerak di bidang ilmu sosial dan humaniora. Orang-orang yang bergerak di bidang itu dituntut untuk terjun mempraktikkan suatu tindakan atau perlakuan di lapangan. Mereka berarti langsung mempraktikkan tindakan yang telah direncanakan dan mengukur kelayakan tindakan yang diberikan tersebut. Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka (Sanjaya, 2009: 24).

(20)

Peneliti memilih metode PTK didasari oleh keinginan peneliti untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas. Sebelum melakukan PTK, terlebih dahulu peneliti melakukan wawancara dengan salah seorang guru Bahasa Indonesia kelas VIII untuk memperoleh informasi mengenai pembelajaran berbicara mengemukakan pendapat. Proses penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahap, yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) Pengamatan, dan 4) refleksi (Arikunto, 2010: 17). Keempat tahapan tersebut merupakan sebuah siklus atau daur sehingga tahap akan berulang kembali. Hasil dari refleksi menjadi masukan pada perencanaan untuk siklus berikutnya.

Pemilihan metode ini berdasarkan para ahli yang menyatakan bahwa metode tersebut ditunjukkan untuk memperdalam tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran serta untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran tersebut dan juga untuk mewujudkan tujuan-tujuan dalam proses pembelajaran. Pada pelaksanaannya, penelitian tindakan kelas mempunyai tahapan-tahapan yang dapat diuraikan sebagai berikut.

1) tahapan pra-PTK, meliputi: a) identifikasi masalah; b)analisis masalah; dan c) rumusan masalah.

2) tahapan pelaksanaan PTK, meliputi: a) Perencanaan (planning);

b) Pelaksanaan (action);

(21)

Meilida Hanum Lubis, 2013

Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Bagan III. 1

Siklus PTK

(Sumber : Arikunto, 2010: 137)

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Dan seterusnya

(22)

1) Permasalahan (Identifikasi Masalah)

Tahapan ini disusun berdasarkan permasalahan yang diangkat dalam PTK harus benar-benar merupakan masalah-masalah yang dihayati oleh guru dalam praktik pembelajaran yang dikelolanya, bukan permasalahan yang disarankan, apalagi yang ditentukan oleh pihak luar, termasuk oleh peneliti lain yang menjadi mitranya. Permasalahan tersebut dapat bermula dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, interaksi pembelajaran, atau hasil belajar siswa.

2) Perencanaan

Tahapan perencaan ini disusun berdasarkan hasil studi pendahuluan, pada siklus ke-1 perencanaan disusun berdasarkan refleksi observasi awal, perencanaan siklus ke-2 disusun berdasarkan siklus ke-1, dan begitu seterusnya sampai tujuan dari penelitian tercapai dengan hasil yang memuaskan.

3) Pelaksanaan

Tahap ini adalah tahap berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang sebelumnya sudah dipersiapkan dan direncanakan dengan baik pada tahap perencanaan.

4) Pengamatan

Pengamatan ini dilakukan oleh guru dan para observer saat proses pembelajaran. Pengamatan ini akan menjadi acuan untuk melaksanakan siklus selanjutnya.

(23)

Meilida Hanum Lubis, 2013

Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pada tahap ini, peneliti melakukan identifikasi kekurangan pembelajaran dan selanjutnya digunakan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus selanjutnya.

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pasundan IV Bandung. Sekolah tersebut berada di Jalan Kebon Jati Nomor 35, Bandung. Peneliti memilih kelas VIII A berjumlah 41 siswa. Pemilihan sumber data ini berdasarkan dari pengamatan yang dilakukan peneliti dan hasil evaluasi penilaian siswa kelas tersebut yang memang bermasalah dalam keterampilan berbicara.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar tes, lembar observasi, wawancara, jurnal, dan catatan lapangan.

1. Lembar Tes

Tes adalah ujian tulis, lisan, atau wawancara untuk mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang (KBBI, 2007). Lembar tes kemampuan ini diberikan kepada siswa setiap siklusnya. Lembar tes ini berbentuk lembar khusus suatu masalah untuk siswa, lalu siswa tersebut mengungkapkan pendapat persetujuan, sanggahan, dan penolakan terhadap suatu masalah tersebut.

(24)

2. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berfungsi juga sebagai bahan refleksi pembelajaran berikutnya. Lembar observasi terdiri dari dua bagian, yaitu lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Bentuk-bentuk instrumennya dapat digambarkan sebagai berikut ini.

a) Lembar Observasi Aktivitas Guru

Lembar observasi aktivitas guru berfungsi untuk mengamati dan mengevaluasi keterampilan guru dalam menyampaikan materi dan mengendalikan kelas selama proses belajar-mengajar berlangsung yang dinilai oleh para pengamat (observer) yang dipilih oleh peneliti sesuai kriteria yang telah ditentukan. Lembar observasi aktivitas guru ini berisi penilaian kepada guru yang mengajar.

(25)

Meilida Hanum Lubis, 2013

Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menyelenggarakan diskusi dengan kelompok barunya yang menjadi dua pasangan dan mengungkapkan argumennya. Selain itu, terdapat penilaian kemampuan dalam menggunakan teknik think-pair-square, berupa: 1) memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan pembelajaran dengan teknik

think-pair-square, 2) tepat saat penggunaan teknik think-pair-square

dalam proses pembelajaran, 3) terampil saat mengoperasikan teknik think-pair-square, dan 4) membantu meningkatkan proses pembelajaran. Dan penilaian terakhir dengan kemampuan menutup pembelajaran, yaitu 1) meninjau kembali pokok bahasan, 2) memberikan kesempatan bertanya, 3) memberi tugas, 4) menginformasikan bahan atau materi berikutnya, dan 5) mengucapkan salam. Penilaian dimulai dari yang terendah, yaitu satu (1) dan yang tertinggi, yaitu empat (4).

b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

(26)

3. Wawancara

Wawancara dipergunakan untuk menggali beberapa hal berkaitan dengan masalah pembelajaran (Trianto, 2011). Menurut Denzin (1984), wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Pedoman wawancara yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara untuk guru dan siswa.

Wawancara dilakukan dua waktu, yaitu pada waktu sebelum pelaksanaan pembelajaran dan setelah pelaksanaan siklus. Pedoman wawancara berisi pedoman atau tata cara untuk melakukan wawancara kepada guru mengenai kesulitan siswa dan wawancara terhadap siswa mengenai kesulitan berbicara dalam pembelajaran berbicara, sebelum proses penelitian berlangsung. Pedoman wawancara setelah pelaksanaan siklus dilaksanakan untuk mengetahui respons guru dan siswa terhadap pembelajaran berbicara, yaitu menyampaikan informasi dengan menggunakan teknik think-pair-square. Wawancara diperlukan untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dialami oleh guru untuk evaluasi selanjutnya.

(27)

Meilida Hanum Lubis, 2013

Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Jurnal Siswa

Jurnal dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai respon siswa terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Data tersebut dapat membantu peneliti untuk melakukan proses belajar mengajar selanjutnya apabila pembelajaran yang sudah berlangsung kurang berhasil. Jurnal diberikan pada siswa diakhir pembelajaran. Jurnal siswa dimodifikasi sedemikian rupa agar siswa tidak merasa bosan dengan pengevaluasian yang dilakukan peneliti. Jurnal ini berisi pertanyaan berupa: a) apa yang telah Anda dapatkan dalam pembelajaran hari ini; b) kesan apa yang telah Anda dapatkan dengan pembelajaran seperti ini; c) kesulitan apa yang Anda temukan dengan menggunakan teknik pembelajaran hari ini; dan d) apa saran Anda untuk pembelajaran yang akan datang. Siswa menjawab jurnal yang diberikan dengan pemikiran sendiri tanpa ada paksaan atau pengaruh dari orang lain agar jawaban jurnal benar-benar valid.

5. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan harian yang ditulis oleh guru setelah proses pembelajaran berakhir. Catatan lapangan dimaksudkan untuk mengungkapkan aktivitas siswa dan guru yang tidak dapat diungkapkan dengan menggunakan lembar observasi dan sebagai bahan refleksi untuk tindakan selanjutnya. Catatan lapangan ini diisi oleh observer yang mengamati pembelajaran secara langsung sampai tuntas. Catatan lapangan berisi tentang keadaan lapangan, kendala/kesulitan yang terjadi di lapangan, dan solusi/saran perbaikan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Observasi

(28)

dan siswa itu berkenaan dengan perilaku atau sikap yang ditunjukan selama proses pembelajaran itu berlangsung.

2. Wawancara

Wawancara berisi pedoman atau tatacara untuk melakukan wawancara kepada guru mengenai kesulitan siswa dalam pembelajaran berbicara, sebelum proses penelitian berlangsung.

3. Tindak PTK Setiap Siklus

Peneliti memulai pembelajaran dengan langkah-langkah yang telah ditentukan dengan langkah pertama, yaitu perencanaan, pelaksanaan, analisis dan yang terakhir refleksi.

4. Aktivitas Guru, Aktivitas Siswa, dan Catatan Lapangan

Aktivitas ini digunakan untuk menilai guru dan siswa saat pembelajaran ini berlangsung. Catatan lapangan ini digunakan untuk mencatat dan mengamati perilaku guru dan siswa ketika melakukan perencanaan pembelajaran untuk mengumpulkan data.

5. Tes Kemampuan Siswa

Tes kemampuan ini diberikan kepada siswa setiap siklusnya, yang berbentuk lembar khusus suatu masalah untuk siswa lalu siswa tersebut mengungkapkan pendapat persetujuan, sanggahan, dan penolakan terhadap suatu masalah tersebut. Lembar tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam berbicara , dengan tujuan melihat proses pembelajaran berbicara siswa, apakah ada peningkatan atau tidak.

6. Foto dan Video

Foto dan video ini berguna untuk merekam peristiwa penting dalam dalam pembelajaran berbicara siswa dengan menggunakan teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (think-pair-square).

7. Transkip Diskusi

(29)

Meilida Hanum Lubis, 2013

Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

E. Prosedur Pengolahan Data

Data-data yang diperoleh peneliti dalam penelitian diolah dengan mengungkap teknik pengolahan data deskriptif yakni megolah data dari hasil observasi, wawancara dan catatan lapangan. Selain itu, peneliti pun mengolah data secara kuantitatif berdasarkan hasil tes praktik siswa. Kedua jenis pengolahan data tersebut dianalisis dan hasilnya digunakan untuk menggambarkan perubahan aktivitas siswa, guru dan perubahan suasana belajar siswa.

1. Analisis Data

Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data deskriptif kualitatif. Data kuntitatif meliputi data kemampuan berbicara pada saat siswa mengemukakan pendapatnya waktu diskusi yang diperoleh dari penilaian selama pembelajaran berlangsung, sedangkan data deskriptif kualitatif meliputi aktivitas siswa dan kegiatan guru selama pembelajaran berlangsung. Analisis data dilakukan setiap akhir siklus sesuai dengan prosedur analisis berikut ini.

a) Aktivitas Guru

Pengolahan untuk mengukur tingkat keefektifan siswa selama pembelajaran berlangsung melalui penskoran dalam skala ordinal. Tingkat keberhasilan akan dibagi menjadi empat kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup dan kurang dengan penilaian empat (4) masuk dalam kategori sangat baik, tiga (3) dalam kategori baik, dua (2) termasuk kategori cukup, dan satu (1) termasuk dalam kategori kurang. Kita bisa melihat lebih jelasnya pada tabel berikut ini.

Tabel III. 1

Klasifikasi Aktivitas Guru

Kategori Skor

(30)

Baik 3

Cukup 2

Kurang 1

(Sumber : Arikunto, 2010: 146)

b)Aktivitas Siswa

Pengolahan data untuk mengukur keefektifan siswa diolah secara kualitatif dikonversi ke dalam bentuk penskoran kuantitatif. Penskoran dibagi menjadi lima kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Data untuk mengukur aktivitas siswa selama pembelajaran diolah setelah pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi siswa. Keefektifan dalam pembelajaran dihitung berdasarkan persentase siswa yang aktif dalam pembelajaran, sedangkan keaktifan siswa ketika melakukan praktik berbicara(diskusi) dihitung berdasarkan kualitas penampilan, keberanian, kerja sama. Klasifikasi siswa dapat diklasifikasikan pada tabel berikut ini.

Tabel III. 2

Klasifikasi Aktivitas Siswa

Persentase rata-rata(%) Kategori

>80 Sangat baik 60-79,9 Baik 40-59,9 Cukup 20-39,9 Kurang 0-19,9 Sangat kurang

(Sumber : buku Panduan PPL 2013)

2. Kategori Data dan Interpretasi Data

(31)

Meilida Hanum Lubis, 2013

Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang telah dikumpulkan. Ada beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut.

a) mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan; b) mendeskripsikan pelaksanaan tindakan tiap siklus;

c) menganalisis data berupa hasil belajar siswa dari setiap tindakan untuk mengetahui keberhasilan penelitian yang telah dilakukan;

d) menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa dengan cara menghitung persentase tiap kategori untuk setiap tindakan yang dilakukan oleh observer dan menghitung persentase dari pengamat.

III. 1

Rumus Persentase untuk Aktivitas Guru

Persentase Aktivitas Guru =

III. 2

Rumus Persentase untuk Aktivitas Siswa

Persentase Aktivitas Siswa =

(32)

3. Hasil Evaluasi Tes Kemampuan

Aspek yang menjadi penilaian dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara terdapat lima kriteria, kriteria penilaiannya dapat dilihat sebagai berikut. 1) kejelasan suara

Aspek ketepatan struktur bahasa dan kosakata

20 = Suara sangat jelas, pengaturan volume dan intonasi sangat cocok dengan kondisi dan situasi pembicaraan, serta penggunaan struktur baik.

10 = Suara jelas pengaturan volume dan intonasi sangat cocok dengan kondisi dan situasi pembicaraan, hanya saja penggunaan struktur kalimat tidak runtut. 0 = Suara tidak jelas, pengaturan volume dan intonasinya tidak disesuaikan

dengan kondisi dan situasi pembicaraan serta penggunaan struktur kalimat berantakan dan keluar dari penggunaan bahasa Indonesia.

2) Kelancaran berbicara

Kaitan pendapat dengan topik yang sedang dibahas.

20 = Isi pembicaraan sangat cocok, dan benar-benar mewakili topik

10 = Banyak hal yang kurang cocok antara isi dan topik tetapi secara umum masih ada relevan dengan apa yang dibahas.

0= Hampir tidak ada hubungan isi dengan topik dan banyak sekali penyimpangan. 3) Hubungan isi dengan topik masalah

Mengusai masalah yang didiskusikan

20 = Isi pembicaraan sangat bermakna, sangat bermutu, dan terlihat pengusaan topik pembicaraan.

10 = Isi pembicaraan kurang cocok dengan topik, tetapi secara umum masih baik 0 = Isi pembicaraan tidak ada hubungan dengan topik.

4) Kemampuan berargumentasi Keberanian mengungkapkan pendapat

20 = Sangat percaya diri dan lancar baik dari segi bahasa maupun topik pembicaraan.

10 = Terlihat kurang percaya diri, tetapi secara keseluruhan bagus

(33)

Meilida Hanum Lubis, 2013

Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5) Kualitas Isi Aspek kerja sama

20 = Jika siswa satu dengan yang lain satu kelompoknya benar-benar bekerja sama dalam menanggapi pemaparan tiap kelompok.

10 = Jika siswa dalam kelompoknya ada bebrapa yang cuek dan tidak bisa diajak kerja sama dalam penanggapi pemaparan tiap kelompok.

(34)

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan dan hasil pembahasan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik think-pair-square, peneliti dapat mengemukakan beberapa simpulan sebagai berikut.

1. Penyusunan perencanaan pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik Think-Pair-Square dilaksanakan dalam dua siklus. Pada tahap perencanaan teknik Think-Pair-Square, guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan kondisi dan kebutuhan siswa dengan memperhatikan alokasi waktu yang proporsional. Selain itu, menyiapkan materi ajar yang dapat menunjang pengetahuan dan peningkatan kemampuan siswa dalam berbicara yaitu cara menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi. Guru juga menyiapkan masalah untuk bahan diskusi yang sedang update di kalangan siswa agar dapat memudahkan dan memotivasi siswa untuk mengemukakan pendapat. Guru menyusun skenario pembelajaran berdasarkan langkah-langkah pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik Think-Pair-Square. Kemudian, guru juga membuat alat evaluasi pembelajaran dan penilaian yang sesuai dengan indikator pembelajaran.

2. Proses pelaksanaan pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik

(35)

90

Meilida Hanum Lubis, 2013

Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menyaksikan tayangan video diskusi yang tak patut dicontoh. Setelah itu siswa menyimak slide materi tentang diskusi dan menyampaikan pendapat persetujuan, sanggahan, dan penolakan. Pada siklus II siswa tidak lagi diberikan tayangan video ataupun power point. Siklus II, siswa secara berpasangan mengambil kertas yang telah digulung dan dikocok, lalu berdiskusi dengan pasangannya untuk mendiskusikan masalah yang diambilnya secara arisan. Setelah itu siswa berpasangan mencari pasangan yang mempunyai masalah yang sama. Siswa kembali berdiskusi untuk menyatukan dan menyamakan pendapat beserta fakta-fakta yang ada. Siswa bergantian membicarakan kesimpulan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran hari tersebut. Dan terakhir guru menutup pembelajaran dengan memberi pekerjaan rumah serta memberitahukan pembelajaran selanjutnya.

(36)

91

Peningkatan dari siklus I ke siklus II pada pembelajaan ini terjadi karena pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan teknik think-pair-square sangat membantu suasana menyenangkan yang terus diingat oleh siswa. Pelajaran pun menjadi tidak menjenuhkan dan siswa lebih menaruh perhatian karena pembelajaran disajikan dalam bentuk acak mencari pasangan baru. Hal ini ditunjukkan dengan keseriusan dan semangat siswa dalam menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam pembelajaran pada siklus I dan siklus II.

B. Saran

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik Think-Pair-Square, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut.

1. Teknik Think-Pair-Square ini bersifat kelompok, kerjasama. Sulit menjadikan teknik ini individual.

2. Pembelajaran ini membuat peneliti menemukan teknik baru dengan cara acak mengambil kertas yang berisi permasalahan dan mencari pasangan dari kertas yang didapatkan kelompok tersebut. Hal ini menjadi menyenangkan karena siswa tidak menyangka akan dipasangkan dengan siswa lain yang sama permasalahannya.

3. Teknik Think-Pair-square telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Oleh karena itu, para guru Bahasa dan Sastra Indonesia dapat melaksanakan menggunakan teknik ini sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran berbicara khususnya menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi.

(37)

92

Meilida Hanum Lubis, 2013

Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Dewantara, I Putu Mas. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Square. [online]. Tersedia: Http://model-pembelajaran-kooperatif-tipe.html [1 Desember 2012].

Djiwandono, Soenardi. 2011. TES BAHASA: Pegangan Bagi Pengajar Bahasa.

Jakarta: Penerbit Indeks.

Ibrahim, R. dan Nana, Syaodih S. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Maryati, Sutopo. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikian Nasional.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa: Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.

Rahmawati, Septiana. 2007. Peranan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) Dalam Pembelajaran Berbicara Di SMP. Skripsi Sarjana Pendidikan FPBS UPI: Tidak Diterbitkan.

Sameto, Hudoro. 2000. Cara Berbicara dan Presentasi dengan Audio-Visual. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Kencana.

Stemerding, A. H. S. 1978. Teknik Rapat dan Diskusi Kelompok. Jakarta: Lembaga PPM - Balai Aksara.

Subana, M. 2006. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia (Berbagai Pendekatan, Metode, Teknik, Dan Media Pengajaran). Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

(39)

Meilida Hanum Lubis, 2013

Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think-Pair-Square) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tarigan, Henry Guntur. 1979. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Indonesia. 2007.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Trianto. 2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Teori & Praktik. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Wijayanti, Weny. 2011. Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Quiz Team. Skripsi Sarjana Pendidikan FPBS UPI: Tidak Diterbitkan.

Gambar

Tabel III. 1
Tabel III. 2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan pendekatan yang sama dalam persiapan sampel serbuk, pada studi awal ini akan diuji kemampuan laser Nd:YAG untuk analisis serbuk yang tersedia dalam jumlah

Maksud dari penelitian ini adalah melakukan studi tentang petrologi dan geokimia batuan granit pada daerah Buttu Conggo Kecamatan Polewali Kabupaten Polewali

Berdasarkan uraian di atas, untuk membuktikan daun sirsak dapat mengatasi efek samping gentamisin maka diperlukan pengujian efek ekstrak daun sirsak terhadap kadar kreatinin dan

Berdasarkan analisis yang dilaksanakan dalam tiga tindakan, peneliti akhirnya memperoleh data yang menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa di setiap siklusnya,

Kurang kuatnya hubungan ini ditunjukkan dengan bentuk-bentuk modal sosial komunitas yang berpengaruh terhadap daya dukung lingkungan lebih bersifat organik, yakni

Belum diketahui apakah ekstrak biji buah pinang dapat digunakan sebagai pengauret alami ikan. Ekstra-ksi b4i buah pinang mengandung senyar,r,ra pclit-eno! dan. min

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder akan diperoleh dari tegalkota.bps.go.id dan Disperindag atau

Ekstrak dari kulit jeruk purut memiliki kemampuan sebagai agen imunomodulator pada kemoterapi kanker.Kulit buah jeruk purut yang diketahui memiliki kandungan flavonoid,