• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV B SD N 04 METRO UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV B SD N 04 METRO UTARA"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODELACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS

SISWA KELAS IV B SD N 04 METRO UTARA

Oleh

HENNY RHATNA SHARY

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IV B SD N 04 Metro Utara. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV B SD N 04 Metro Utara dengan menggunakan model active learning tipe index card match. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan 2 siklus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan tes hasil belajar. Alat pengumpulan data berupa panduan observasi dan soal-soal tes. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model active learning tipe index card match pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV B SD N 04 Metro Utara. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I 61,54% (cukup aktif) dan pada siklus II 76,92% (aktif), terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 15,38%. Persentase ketuntasan hasil belajar kognitif siswa pada siklus I 65,38% (tinggi) dan pada siklus II 88,46% (sangat tinggi), terjadi peningkatan persentase dari siklus I ke siklus II sebesar 23,08%. Persentase ketuntasan hasil belajar afektif siswa pada siklus I 50% (sedang) dan pada siklus II 88,46% (sangat tinggi), terjadi peningkatan persentase dari siklus I ke siklus II sebesar 38,46%. Persentase ketuntasan hasil belajar psikomotor siswa pada siklus I 57,69% (sedang) dan pada siklus II 84,61% (sangat tinggi), terjadi peningkatan persentase dari siklus I ke siklus II sebesar 26,92%.

(2)

Oleh

HENNY RHATNA SHARY

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

Peneliti bernama Henny Rhatna Shary dilahirkan di Srisawahan, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah pada tanggal 26 Mei 1993 sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Suparno dan Ibu Tuti Purnawati.

(7)

Dengan mengucapkan Bismillahhirahmaannirrahiim

Segala puji syukur bagi Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia- Nya.

Kupersembahkan karya ini

Sebagai ungkapan rasa syukur dan bangga kepada:

Bapak (Suparno) dan Ibuku tercinta (Tuti Purnawati) yang telah mendidikku sejak kecil dan tiada pernah kenal lelah memberi semangat

baik moral maupun material dan senantiasa mendoakan demi keberhasilan saya,

Adikku tersayang

Dessy Rahma Fhany yang memberikan keceriaan untukku melalui canda dan tawanya,

Serta

(8)

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

(Q.S Al-Mujadalah: ayat 11)

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan

orang lain, karena hidup hanya sekali. Ingat hanya pada Allah apa pun dan di mana pun kita berada kepada Dia-lah

(9)

Puji syukur peneliti haturkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah serta nikmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Active Learning Tipe Index Card Match untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV B SD N 04 Metro Utara”, sebagai syarat meraih gelar sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak, oleh kerena itu peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung yang telah mengesahkan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan. 2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., adalah Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP

Universitas Lampung yang selalu mendukung pelaksanaan program di PGSD kampus B di Metro.

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd., adalah Ketua Program Studi PGSD Universitas Lampung yang telah memberikan dukungan, saran, serta masukan demi kebaikan seluruh mahasiswa PGSD kampus B di Metro.

(10)

membantu, dan memberikan saran kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Bapak Drs. Sarengat, M. Pd., adalah Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, memberikan ilmu yang dimiliki, memberikan saran serta masukan yang luar biasa dalam proses penulisan skripsi.

7. Ibu Dra. Hj. Yulina H, M. Pd. I., adalah Dosen Pembahas yang telah memberikan dukungan, saran, masukan, dan kritik yang luar biasa dalam proses pembuatan skripsi.

8. Ibu Herawati, S. Pd. I, adalah Kepala Sekolah SD N 04 Metro Utara yang telah memberikan izin dan selalu memberikan semangat dalam pelaksanaan penelitian.

9. Ibu Jariyah, A. Ma. Pd., adalah Guru Kelas IV B SD N 04 Metro Utara yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

10. Sahabat-sahabat tercinta semester VIII B angkatan 2011, Dessy Resti, Dewi, Oktavi, Fitri yani, Melina, Debi, Isnaini, Astri,

11. Almamater tercinta Universitas Lampung.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, tetapi peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua orang yang membacanya.

Metro, Mei 2015 Peneliti

(11)

iii

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran ... 8

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 8

2. Model Pembelajaran Aktif (Active Learnig) ... 9

a. Pengertian Pembelajaran Aktif (Active Learning) ... 9

b. Karakteristik Pembelajaran Aktif (Active Learnig) ... 11

c. Keuntungan Pembelajaran Aktif (Active Learning) ... 11

d. Kelemahan Pembelajaran Aktif (Active Learning) ... 12

e. Macam-macam Active Learning ... 13

3. Index Card Match (ICM) ... 14

a. Pengertian Index Card Match (ICM) ... 14

b. Langkah-langkah Index Card Match (ICM) ... 15

c. Kelebihan dan Kekurangan Index Card Match (ICM) ... 17

B. Belajar dan Pembelajaran ... 17

1. Pengertian Belajar ... 17

2. Pengertian Pembelajaran ... 18

(12)

iv

1. Subjek Penelitian ... 26

2. Tempat Penelitian... 27

3. Waktu Penelitian ... 27

C. Sumber Data ... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ... 27

E. Alat Pengumpulan Data ... 28

F. Teknik Analisis Data ... 35

G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas ... 38

1. Siklus I ... 38

2. Siklus II ... 41

H. Indikator Keberhasilan ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian ... 46

1. Profil Sekolah ... 46

2. Deskripsi Awal ... 48

3. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 49

4. Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil Penelitian Siklus I ... 50

5. Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil Penelitian Siklus II ... 64

B. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 77

1. Kinerja Guru... 77

2. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan II ... 79

3. Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I dan II ... 80

4. Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I dan II ... 81

5. Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus I dan II ... 82

C. Pembahasan ... 83

1. Kinerja Guru ... 83

2. Aktivitas Belajar Siswa ... 84

3. Hasil Belajar Kognitif Siswa ... 85

4. Hasil Belajar Afektif Siswa ... 86

5. Hasil Belajar Psikomotor Siswa ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 90 DAFTAR PUSTAKA

(13)

v DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data hasil belajar IPS kelas IV SD N 04 Metro Utara semester ganjil 13

3.1 Indikator kinerja guru ... 28

3.10 Kriteria pemberian skor hasil belajar psikomotor ... 34

3.11 Katagori nilai hasil belajar psikomotor siswa ... 34

3.12 Rekapitulasi hasil belajar peserta didik ... 35

3.13 Persentase keberhasilan hasil belajar siswa dalam % ... 35

4.1 Keadaan guru dan karyawan SD N 04 Metro Utara ... 47

4.2 Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas ... 50

4.3 Kinerja guru siklus I ... 56

4.10 Hasil belajar kognitif siswa siklus II ... 73

4.11 Nilai hasil belajar afektif siklus II ... 74

4.12 Nilai hasil belajar psikomotor siklus II ... 76

4.13 Rekapitulasi nilai kinerja guru siklus I dan II ... 78

4.14 Rekapitulasi aktivitas belajar siswa siklus I dan II ... 79

4.15 Rekapitulasi hasil belajar kognitif siswa siklus I dan II ... 80

4.16 Rekapitulasi hasil belajar afektif siswa siklus I dan II ... 81

(14)

vii DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran

1. Surat-surat ... 94

2. Perangkat Pembelajaran Siklus I-II ... 100

3. Kinerja Guru Siklus I-II ... 136

4. Aktivitas Siswa Siklus I-II ... 150

5. Psikomotor Siswa Siklus I-II ... 164

6. Afektif Siswa Siklus I-II ... 178

7. Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I-II ... 188

(15)

vi DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Siklus penelitian tindakan kelas ... 26

4.1 Peningkatan kinerja guru... 78

4.2 Ketuntasan aktivitas belajar siswa ... 80

4.3 Peningkatan hasil belajar kognitif siswa ... 81

4.4 Ketuntasan hasil belajar afektif ... 82

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan pilar utama dalam pengembangan sumber daya manusia dan masyarakat suatu bangsa. Untuk itu, pendidikan diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan mandiri, serta memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia.

Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Menurut Sanjaya (2010: 135) pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, sosial, maupun kedewasaan moral. Oleh karena itu, proses pendidikan bukan hanya mengembangkan intelektual saja, tetapi menjadikan warga masyarakat yang demokratis dan bertanggung jawab.

(17)

sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan pada setiap saat. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan demikian diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

Untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan IPS tersebut harus didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif. Iklim pembelajaran yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan belajar siswa.

(18)

apabila seorang guru memilih model atau metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Ketepatan pemilihan model atau metode pembelajaran juga dapat meningkatkan aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV B SD N 04 Metro Utara yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 04 Desember 2014 di kelas IV B SD N 04 Metro Utara diperoleh data sebagai berikut. Tabel 1.1 Data hasil belajar IPS kelas IV SD N 04 Metro Utara semester

ganjil

(19)

Berdasarkan pernyataan tersebut, diketahui bahwa persentase ketuntasan di kelas IV B masih rendah karena persentase ketuntasannya belum mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 66.

Rendahnya hasil belajar siswa tersebut akibat guru lebih mendominasi kegiatan pembelajaran dan siswa cenderung pasif. Guru belum menggunakan model-model pembelajaran yang menarik minat siswa seperti model active learningtipe index card match.Selama ini guru hanya menggunakan motode ceramah dan penugasan sehingga siswa merasa bosan dan kurang menarik. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih rendah, siswa tidak dilatih mengemukakan permasalahan dan mencari alternatif pemecahan masalah, dan lemahnya pengembangan potensi diri siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian berdampak pada hasil belajar siswa yang masih rendah atau belum mencapai KKM yang telah ditetapkan.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan tersebut, untuk menyiasati permasalahan yang ada di dalam kelas dibutuhkan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Cara yang dapat ditempuh untuk memperbaiki pembelajaran yaitu dengan menerapkan berbagai metode, model, atau pendekatan secara bervariasi agar pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Salah satu model yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran aktif (active learning)tipeindex card match (ICM).

(20)

dimiliki oleh siswa, sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang dimiliki.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan penelitian tentang penerapan model active learning tipe index card match (ICM) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IV B SD Negeri 4 Metro Utara. Dengan demikian diharapkan melalui penerapan model active learningtipe index card match (ICM), aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV B SD N 04 Metro Utara dapat meningkat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu sebagai berikut.

1. Guru lebih mendominasi kegiatan pembelajaran dan siswa cenderung pasif.

2. Guru belum menggunakan model-model pembelajaran yang menarik minat siswa.

3. Selama ini guru hanya menggunakan motode ceramah dan penugasan. 4. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih rendah.

(21)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas IV B SD N 04 Metro Utara melalui model pembelajaran active learning tipe index card match?

2. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV B SD N 04 Metro Utara melalui model pembelajaran active learning tipeindex card match?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV B SD N 04 Metro Utara dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model active learning tipeindex card match.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV B SD N 04 Metro Utara dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model active learning) tipeindex card match.

E. Manfaat Penelitian

(22)

1. Bagi Siswa

Melalui model pembelajaran aktif (active learning) tipeindex card match (ICM) dapat meningkatkan aktivitas dan nilai hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS kelas IV B SD N 04 Metro Utara.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keprofesionalan guru, serta dapat dijadikan salah satu alternatif dalam mengajar dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai kurikulum yang berlaku. 3. Bagi Sekolah

Merupakan bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan prestasi akademik melalui penerapan model pembelajaran aktif (active learning) tipe index card match (ICM)sebagai inovasi pembelajaran.

4. Bagi Peneliti

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik dan gaya mengajar guru. Kemudian dijelaskan lebih lanjut oleh Komalasari (2010: 57) yang mendefinisikan bahwa model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Soekamto dkk. dalam Trianto (2010: 22) menjelaskan model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorgaisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

(24)

Menurut Arend dalam Suprijono (2011: 46) model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Dari beberapa pengertian tentang model pembelajaran menurut para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran yaitu suatu pedoman atau acuan yang digunakan oleh guru dalam proses perencanaan pembelajaran yang akan dilakukannya agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Di dalam penelitian ini penulis menggunakan model pembelajaran aktif (active learning), karena model tersebut merupakan salah satu yang mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.

2. Model Pembelajaran Aktif (Active Learning)

a. Pengertian Pembelajaran Aktif (Active Learning)

(25)

dalam proses membangun model mental siswa dari informasi yang siswa peroleh.

Menurut Hamdani (2011: 48) active learning adalah pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Untuk mencapai keterlibatan siswa agar efektif dan efisien dalam belajar, dibutuhkan berbagai pendukung dalam proses pembelajaran, yaitu dari sudut siswa, guru, situasi belajar, program belajar, dan dari sarana belajar.

Menurut Machmudah (2008: 19) pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang dimiliki.

Active learning (pembelajaran aktif), menurut Sukanda dalam Hamdani (2010: 49) adalah cara pandang yang menganggap belajar sebagai kegiatan membangun makna atau pengertian terhadap pengalaman dan informasi yang dilakukan oleh siswa, bukan oleh guru. Selain itu menganggap mengajar sebagai kegiatan menciptakan suasana yang mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab belajar sehingga siswa berkeinginan terus untuk belajar selama hidupnya, dan tidak meggantung kepada guru atau orang lain apabila siswa mempelajari hal-hal yang baru.

(26)

didik dengan peserta didik, maupun antara peserta didik dengan guru.

Dari beberapa pengertian tentang active learning(pembelajaran aktif) menurut para ahli, maka peneliti menyimpulkan bahwa active learning (pembelajaran aktif) adalah suatu pembelajaran yang menuntut keaktifan dan partisipasi siswanya saat kegiatan pembelajaran berlangsung agar mencapai suatu hasil yang memuaskan.

b. Karakteristik Pembelajaran Aktif (Active Learning)

Menurut Bonwell dalam Machmudah (2008: 20) pembelajaran aktif memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.

2. Siswa tidak hanya mendengar pelajaran secara pasif, tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran.

3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran.

4. Siswa lebih banyak dituntut berpikir kritis, menganalisis dan melakukan evaluasi.

5. Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

c. Keuntungan Pembelajaran Aktif (Active Learning)

Menurut Machmudah (2008: 22) secara umum dengan melakukan pembelajaran secara aktif akan diperoleh hal-hal sebagai berikut.

(27)

pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar.

2. Setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap siswa.

3. Proses pembelajaran aktif ini agar berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerja sama yang tinggi hingga dapat memupuksocial skill.

Adapun secara lebih spesifik akan didapatkan hal-hal sebagai berikut.

1. Siswa termotivasi karena lebih mudah belajar di saatenjoy. 2. Berlangsung dalam lingkungan yang tenang, karena

percobaan dan kegagalan diterima. 3. Adanya partisipasi dari semua kelompok.

4. Tiap orang bertanggung jawab atas pembelajarannya masing-masing.

5. Fleksibel dan relevan.

d. KelemahanActive Learning

Penerapan model active learning dalam pembelajaran, agar berjalan dengan baik, seorang guru harus memperhatikan kendala-kendala atau kelemahan model yang akan digunakan, agar dapat mengantisipasi dan menanganinya saat pembelajaran berlangsung. Hosnan (2014: 217) mengemukakan bahwa kelemahan pembelajaran aktif antara lain: (1) keterbatasan waktu, (2) kemungkinan bertambahnya waktu untuk persiapan, (3) ukuran kelas yang besar, (4) keterbatasan materi, peralatan, dan sumber daya.

(28)

kegembiraan dan permainan, (2) kurangnya fokus terhadap materi yang disampaikan, (3) banyaknya waktu yang terbuang sehinggga kurang efektif, (4) butuh persiapan yang lama ketika menggunakan model ini.

e. Macam-macamActive Learning

Active learningmempunyai beberapa macam tipe pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Sebagaimana Silberman (2009: xxv) mengemukakan dalam active learning terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran, yaitu di antaranya: (a)card sort, (b)group resume, (c) index card match, (d)learning starts with a question, (e) everyone is a teacher here, (f) guided teaching, (g) quiz team, (h) giving questions and getting answer, (i)learning starts with a question, dan lain-lain.

Menurut Suprijono (2011: 111) model pembelajaran aktif mempunyai beberapa macam tipe yaitu: (1) learning start a question, (2) planet question, (3) team quiz, (4) modeling the way, (5) silent demonstration, (6) practice-rehealsal pairs, (7) bermain jawaban, (8) group resume, (9) index card match, (10) guided teaching, dan lain-lain.

(29)

dapat meningkatkan keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung, sehingga materi yang disampaikan oleh guru dapat tersampaikan dengan baik.

3. Index Card Match(ICM)

a. PengertianIndex Card Match(ICM)

Mencari pasangan kartu (index card match) adalah pembelajaran yang cukup menyenangkan digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya (Suprijono, 2011: 120). Menurut Silberman (2009: 240) index card match (ICM) adalah cara pembelajaran yang menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran. Guru membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan kawan sekelas.

(30)

b. Langkah-langkahIndex Card Match(ICM)

Menurut Suprijono (2011: 120) langkah-langkah pembelajaran dengan model active learning tipe index card match (ICM) sebagai berikut.

1. Guru membuat potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas.

2. Kemudian potongan kertas-kertas tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama.

3. Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan saat pembelajaran. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

4. Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.

5. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.

6. Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapat soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.

7. Guru memerintahkan kepada siswa untuk menemukan pasangannya. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, mintalah kepada siswa untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar siswa tidak memberi tahu materi yang siswa dapatkan kepada teman yang lain.

8. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-temanya yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya.

9. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.

Menurut Silberman (2009: 240) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran active learning tipe index card match (ICM) sebagai berikut.

1. Pada kartu indeks terpisah, tulislah pertanyaan tentang apa pun yang diajarkan di dalam kelas. Buatlah kartu pertanyaan yang cukup untuk menyamai setengah jumlah siswa.

(31)

3. Campurlah dua lembar kartu dan kocoklah beberapa kali sampai benar-benar tercampur.

4. Berikan satu kartu kepada setiap siswa. Jelaskan bahwwa ini adalah latihan permainan. Sebagian memegang pertanyaan reviewdan sebagian yang lain memegang jawaban.

5. Perintahkan kepada siswa untuk menemukan kartu permainannya. Ketika permainan dibentuk, perintahkan siswa yang bermain untuk mencari tempat duduk bersama (beritahu mereka jangan menyatakan kepada siswa lain apa yang ada pada kartunya).

6. Ketika semua pasangan permainan telah menempati tempatnya, perintahkan setiap pasangan menguji siswa yang lain dengan membaca keras pertanyaannya dan menantang teman sekelas untuk menginformasikan jawaban kepadanya.

(32)

c. Kelebihan dan KekuranganIndex Card Match(ICM)

Suatu hal pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, tidak terkecuali pada model pembelajaran index card match (ICM). Menurut Deddy dalam (http://nongkrongplus.wordpress.com) beberapa kelebihanindex card match(ICM) adalah.

1. Menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan pembelajaran. 2. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik

perhatian siswa.

3. Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan.

4. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar.

Sedangkan kelemahanindex card match(ICM) adalah:

1. Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan tugas dan prestasi.

2. Guru harus meluangkan waktu yang lebih lama untuk persiapan.

3. Guru harus memiliki jiwa yang demokratis dan keterampilan yang memadai dalam hal pengolahan kelas.

4. Suasana kelas menjadi gaduh sehingga dapat mengganggu kelas.

B. Belajar dan Pembelajaran 1. Pegertian Belajar

Slameto dalam Hamdani (2011: 20) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

(33)

yang baru. Jadi dalam makna belajar, di sini bukan berangkat dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui (nol), tetapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru.

Menurut Gagne dalam Suprijono (2011: 2) belajar adalah perubahan posisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

Berdasarkan pengertian tentang belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku, pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari hasil pengalaman. Selama pembentukan pengetahuan dan perubahan tingkah laku yang baru pada individu melalui interaksi pada lingkungan siswa harus aktif melakukan kegiatan dan aktif berpikir tentang hal-hal yang harus dipelajari.

2. Pengertian Pembelajaran

(34)

Salah satu sasaran pembelajaran adalah membangun gagasan sainstifik setelah siswa berinteraksi dengan lingkungan, peristiwa, dan informasi dari sekitarnya. Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

Menekankan hal di atas, pembelajaran pasti mempunyai tujuan, yaitu membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu, tingkah laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya. Tingkah laku ini meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan pembelajaran secara umum adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa. Dengan demikian tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik.

3. Aktivitas Belajar

(35)

Sanjaya (2010: 132) mengemukakan bahwa aktivitas tidak terbatas pada aktivitas fisik saja, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Lebih lanjut Kunandar (2010: 277) mengemukakan aktivitas belajar yaitu keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

Aktivitas berkaitan erat dengan proses pembelajaran. Aktivitas harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik (Hanafiah & Suhana, 2010: 23).

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan individu baik fisik maupun non-fisik yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal dari lingkungan siswa. Melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya siswa sudah melakukan aktivitas yang dilakukan secara tidak sengaja. Adapun aspek aktivitas siswa yang akan diamati dalam penelitian ini adalah (a) aktivitas siswa dalam pembelajaran, (b) partisipasi siswa, (c) motivasi dan semangat, (d) interaksi antarsesama siswa, dan (e) interaksi siswa dengan guru.

4. Hasil Belajar

(36)

didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Hamalik dalam Kunandar, (2013: 62) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap serta kemampuan peserta didik. Lebih lanjut Suprijono (2011: 7) menjelaskan hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.

Menurut Bloom dalam Suprijono (2011: 6-7), hasil belajar mencakup kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (megorganisasikan, merencanakan, membentuk hubungan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving(sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakteristik). Domaian psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial manajerial, dan intelektual.

Dari beberapa pengertian tentang hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa yang akan dinilai secara komprehensif setelah mengikuti proses belajar. Hasil belajar tersebut ditandai oleh adanya perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, ranah

(37)

disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes

perbuatan.

C. Pembelajaran IPS 1. Pengertian IPS

Istilah ”social studies” yang berasal dari bahasa Inggris kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pengertian IPS merujuk pada kajian yang memusatkan perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Pada intinya, fokus IPS adalah berbagai aktivitas manusia dalam berbagai dimensi kehidupan sosial sesuai dengan karakteristik manusia sebagai mahluk sosial (homo socius).

Menurut Sumaatmadja, dkk. (2010: 1.10) IPS sebagai pendidikan, bukan hanya semata-mata membekali anak didik dengan pengetahuan yang membebani siswa melainkan membekali siswa dengan pengetahuan sosial yang berguna yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

(38)

dengan karakteristik manusia sebagai makhluk sosial (homo socius).

Menurut Trianto (2010: 171) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat dan psikologi sosial.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan IPS adalah suatu ilmu yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam kehidupan bermasyarakat. Kajian dalam IPS yaitu perpaduan dan penyederhanaan dari sejumlah ilmu-ilmu sosial yang terencana dan sistematis untuk kepentingan program pengajaran di sekolah dengan tujuan memperbaiki, mengembangkan dan memajukan hubungan-hubungan kemanusiaan kemasyarakatan.

2. Tujuan IPS

(39)

lingkungannya serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Menurut Hasan dalam Sapriya (2007: 5) tujuan Pendidikan IPS dapat dikelompokkan dalam 3 katagori, yaitu: pengembangan kemampuan intelektual siswa, pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta pengembangan diri siswa sebagai pribadi. Tujuan pertama berorientasi pada pengembangan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan diri siswa dan kepentingan ilmu pengetahuan khususnya ilmu-ilmu sosial. Tujuan kedua berorientasi pada pengembangan diri siswa dan kepentingan masyarakat. Tujuan ketiga lebih berorientasi pada pengembangan pribadi siswa baik untuk kepentingan dirinya, masyarakat, maupun ilmu.

Tujuan IPS menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yaitu (1) mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan paedagogis dan psikologis, (2) mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial, (3) membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, (4) meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional, maupun global.

D. Hipotesis Tindakan

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK), dalam bahasa Inggris penelitian tindakan kelas sering disebut dengan classroom action research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut pengertian pembelajaran, kelas bukan wujud ruangan, tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Dengan demikian penelitian tindakan kelas dapat dilakukan tidak hanya di dalam kelas, tetapi di mana saja tempatnya, yang penting ada sekelompok anak yang sedang belajar.

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

(41)

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

Siklus tindakan dalam pelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1: Alur penelitian tindakan kelas diadopsi dari Arikunto, S. dkk. (2010: 16)

B. SettingPenelitian 1. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif partisipasif antara peneliti dan guru kelas IV B SD N 04 Metro Utara. Jumlah siswa dalam kelas tersebut adalah 26 siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan

Perencanaan

SIKLUS 1

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS 2

Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan Refleksi

(42)

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV B SD N 04 Metro Utara yang beralamat di Jalan Sutomo Metro Utara Kota Metro.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015 selama kurang lebih 6 bulan (Desember sampai Mei).

C. Sumber Data

Data pada penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan. Sedangkan kuantitatif diperoleh dari hasil tes belajar siswa .

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan seluruh data yang telah diperoleh berdasarkan instrumen penelitian, yaitu dengan menggunakan observasi dan juga tes tertulis. Pengumpulan data dilakukan selama proses pembelajaran. a. Nontes, dilakukan oleh calon peneliti dengan cara mengisi lembar

observasi untuk mendapatkan data tentang kinerja guru, aktivitas, afektif, dan psikomotor siswa ketika mengikuti pelaksanaan pembelajaran melalui model active learning tipe index card match (ICM) menggunakan lembar observasi.

(43)

E. Alat Pengumpulan Data a. Nontes

Lembar panduan observasi, digunakan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model pembelajaran active learning tipe index card match (ICM) pada pembelajaran IPS di kelas akan lebih efektif, apa pengaruh serta bagaimana pembelajaran yang akan dilakukan. Observasi dilakukan oleh observer terhadap peningkatan aktivitas, afektif, psikomotor siswa maupun kinerja guru dalam proses pembelajaran berlangsung.

Tabel 3.1 Indikator kegiatan guru denganIndex card match.

s Aspek yang Diamati Skor

Kegiatan Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi

1

Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran

sebelumnya. 1 2 3 4 5

2 Mengajukan pertanyaan menantang. 1 2 3 4 5

Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan

1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai

peserta didik. 1 2 3 4 5

2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya,individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi.

1 2 3 4 5 Kegiatan Inti

e Penguasaan Materi Pelajaran

1 Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan

pembelajaran. 1 2 3 4 5

2

Kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek, dan

kehidupan nyata.

1 2 3 4 5

3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran

dengan tepat. 1 2 3 4 5

4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit,

dari konkret ke abstrak). 1 2 3 4 5

Penerapan ModelActive LearningtipeIndex Card Matchyang Mendidik

1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengankompetensi yang akan dicapai. 1 2 3 4 5

2 Memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen

(44)

(Modifikasi Purwanto, 2008: 102)

Tabel 3.2 Katagori kinerja guru mengajar.

No Rentang Nilai Katagori

1 81–100 Sangat baik

2 61–80 Baik

3 41–60 Cukup baik

4 21–40 Kurang baik

5 01–20 Sangat kurang

(Adaptasi dari Poerwanti, 2008: 7.8)

3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut. 1 2 3 4 5

4 Menguasai kelas. 1 2 3 4 5

5 Melaksanakan pembelajaranActive Learningtipe

index card match (ICM). 1 2 3 4 5

6 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect). 1 2 3 4 5

Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran

1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar. 1 2 3 4 5

2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. 1 2 3 4 5

Penutup Pembelajaran

1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman denganmelibatkan peserta didik. 1 2 3 4 5

2 Memberikan tes lisan atau tulisan . 1 2 3 4 5

3 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio. 1 2 3 4 5

4 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan

arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan. 1 2 3 4 5 Jumlah

(45)

Tabel 3.3 Lembar aktivitas siswa.

No Nama

Siswa

Aspek yang Dinilai Jumlah Nilai Katagori

A B C D E

Tabel 3.4 Aspek aktivitas siswa yang akan diamati.

No Aspek Indikator Kriteria b) Menyelesaikan tugas yg diberikan

(46)

No Aspek Indikator Kriteria Penilaian

c) Memberikan respon yang baik dalam pembelajaran b) Berinteraksi dengan teman secara

baik

c) Menghormati dan menghargai guru

Skor maksimal 5 x 4 20

(Sumber: Adaptasi dari Poerwanti, 2008: 5.27) Tabel 3.5 Katagori nilai aktivitas siswa

No Rentang Nilai Katagori

(Adaptasi dari Aqib, dkk., 2009: 41)

Tabel 3.6 Instrumen penilaian afektif siswa.

No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah Nilai Katagori

(47)

keterangan:

A. Tanggung jawab B. Percaya diri C. Disiplin

Tabel 3.7 Rubrik penilaian afektif siswa.

Aspek Sangat baik

Nilai afektif siswa diperoleh dengan rumus:

N = X 100

Keterangan:

N : Nilai yang dicapai/diharapkan R : Skor mentah yang diperoleh siswa SM : Skor maksimum ideal

100 : Bilangan tetap

(48)

Tabel 3.8 Katagori nilai hasil belajar afektif

(Adopsi dari Aqib, dkk., 2009: 41)

Tabel 3.9 Instrumen penilaian psikomotor siswa.

No Nama Aspek yang Dinilai Jumlah Nilai Katagori

A B C (Sumber: Modifikasi Kunandar, 2013: 260) Keterangan:

A. Bahasa yang digunakan B. Melakukan dengan prosedur.

C. Menemukan pasangan kartu yang merupakan jawaban. Nilai afektif siswa diperoleh dengan rumus:

N =

X 100

Keterangan:

N : Nilai yang dicapai/diharapkan R : Skor mentah yang diperoleh siswa SM : Skor maksimum ideal

100 : Bilangan tetap

(49)

Tabel 3.10 Kriteria pemberian skor hasil belajar psikomotor

Tabel 3.11 Katagori nilai hasil belajar psikomotor siswa.

No Rentang Nilai Katagori

1. 81–100 Sangat Terampil

2. 61–80 Terampil

3. 41–60 Cukup Terampil

4. 21–40 Kurang Terampil

5. 0,1–20 Pasif

(Adaptasi dari Aqib, dkk., 2009: 41)

b. Tes

(50)

IPS melalui penilaian dengan model pembelajaran aktif tipe index card match(ICM).

Tabel 3.12 Rekapitulasi hasil belajar peserta didik.

Tabel 3.13 Persentase Keberhasilan hasil belajar siswa dalam %.

Tingkat keberhasilan (%) Katagori (Adopsi dari Aqib, dkk., 2009: 41).

F. Teknik Analisis Data

(51)

a. Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu data tentang kinerja guru, dan interaksi pembelajaran yang bersumber dari data observasi.

1) Analisis kinerja guru diperoleh dengan rumus :

N = X 100% Keterangan :

N = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum ideal

100 = Bilangan tetap

Adaptasi dari Purwanto (2008: 102).

2) Pemerolehan nilai individu aktivitas belajar siswa P =

x

100 %

Keterangan :

P : Persentase

R : Jumlah indikator yang tampak SM : Jumlah indikator seluruhnya (Modifikasi dari Purwanto, 2008)

3) Tingkat ketercapaian aktivitas klasikal

P =

x 100 %

b. Kuantitatif

(52)

penugasan materi yang diajarkan guru. Data kuantitatif merupakan data hasil belajar melalui penerapan metode active learning tipe ICM (index card match). Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang dikerjakan oleh peserta didik. Data kuantitatif penelitian ini didapatkan dengan menghitung nilai rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan rumus:

1) Menghitung ketuntasan belajar siswa secara individual

Keterangan:

S = Nilai siswa (nilai yang dicari)

R = Jumlah skor/item yang dijawab benar N = Skor maksimum dari tes

Ketuntasan individual jika siswa memperoleh nilai ≥66 Diadopsi dari Purwanto (2008: 25)

2) Menghitung rata-rata seluruh siswa X̅=

Keterangan:

X̅ = Nilai rata-rata

ΣX = Jumlah nilai semua siswa ΣN = Jumlah siswa

Sumber : Adopsi dari Aqib, dkk., (2009: 40) 3) Menghitung ketuntasan klasikal

Ketuntasan klasikal = X 100%

(53)

G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus dan masing-masing siklus memiliki empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun siklus tersebut antara lain:

1. Siklus I

1) Tahap Perencanaan

a. Menetapkan materi pelajaran yang disampaikan, yaitu materi IPS kelas IV semester II sesuai dengan kurikulum yang berlaku di SD N 04 Metro Utara.

b. Menyusun rencana pembelajaran yang mengacu pada kurikulum. c. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang digunakan selama

proses pembelajaran di kelas (silabus, RPP, media pembelajaran dan lain-lain).

d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran IPS berlangsung. e. Menyusun alat tes untuk siklus I.

2) Tahap Tindakan

Pada tahap pertama, pada tahap ini merupakan implementasi atau penerapan dari perencanaan yang telah disusun, yaitu sebagai berikut: a. Kegiatan Awal

a) Guru menertibkan siswa sebelum pembelajaran dimulai. b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. c) Guru menyampaikan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab

(54)

d) Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya materi yang dipelajari.

b. Kegiatan Inti

a) Guru membuat potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas.

b) Kemudian potongan kertas-kertas tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama.

c) Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan saat pembelajaran. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

d) Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.

e) Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.

f) Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapat soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.

(55)

h) Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-temanya yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya.

i) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan. c. Kegiatan Penutup

a) Guru membagikan lembar tes evaluasi. Siswa mengerjakan soal secara individu. Setelah selesai, siswa mengumpulkan lembar jawaban tes kepada guru

b) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran. c) Guru mengajak siswa berdoa sebelum mengakhiri kegiatan

pembelajaran.

d) Guru menyampaikan salam kepada siswa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.

3) Tahap Pengamatan

(56)

4) Tahap Refleksi

Hasil yang dicapai pada tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Refleksi dilakukan dengan melihat kelebihan dan kelemahan pada saat proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran active learning tipe index card match. Apabila belum terjadi peningkatan sesuai dengan indikator yang diharapkan maka dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan memperhatikan hasil refleksi dan langkah-langkah penggunaan model pembelajaranactive learningtipeindex card matchsecara tepat.

2. Siklus II

Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh observer dan guru kemudian pada siklus ke II dilakukan perbaikan dari kekurangan-kekurangan yang dialami pada siklus ke I. Adapun pelaksanaan pada siklus II yaitu:

1) Tahap Perencanaan

a) Mendata kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I.

b) Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus II berdasarkan refleksi dari siklus I.

c) Menganalisis materi yang diajarkan kepada siswa dengan model pembelajaran aktif (active learnig)tipe index card match(ICM). d) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang digunakan saat kegiatan

(57)

e) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi.

2) Tahap Tindakan a. Kegiatan Awal

a) Salam pembuka. b) Pengondisian kelas.

c) Guru mengecek kehadiran siswa melalui absensi kelas.

d) Guru memberikan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab tentang tujuan yang dilaksanakan.

b. Kegiatan Inti

a) Guru membuat potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas.

b) Kemudian potongan kertas-kertas tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama.

c) Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan saat pembelajaran. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

d) Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.

e) Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.

(58)

mendapat soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.

g) Guru memerintahkan kepada siswa untuk menemukan pasangannya. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, mintalah kepada siswa untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar siswa tidak memberi tahu materi yang siswa dapatkan kepada teman yang lain.

h) Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-temanya yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya.

i) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan. c. Kegiatan Penutup

a) Guru membagikan lembar tes evaluasi. Siswa mengerjakan soal secara individu. Setelah selesai, siswa mengumpulkan lembar jawaban tes kepada guru.

b) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran. c) Guru mengajak siswa berdoa sebelum mengakhiri kegiatan

pembelajaran.

(59)

3) Tahap Pengamatan

Observasi dilakukan secara bersamaan dengan proses pembelajaran. Observer mengobservasi kinerja guru, aktivitas, sikap dan keterampilan siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.

4) Tahap Refleksi

Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Refleksi dilakukan dengan menganalisis kekurangan dan kelebihan pada proses pembelajaran setelah diterapkannya pembelajaran melalui model active learning tipe index card match (ICM). Data hasil pelaksanaan siklus II kemudian dikumpulkan untuk digunakan dalam penyusunan laporan hasil penelitian tindakan kelas. Dari tahap kegiatan pada siklus II hasil yang diharapkan yaitu:

a. Perubahan model pembelajaran guru yang lebih menarik minat belajar siswa untuk menciptakan generasi anak bangsa yang produktif, inovatif, dan kreatif.

b. Menjadikan pembelajaran IPS yang menarik perhatian siswa, sehingga siswa semangat dalam belajar.

c. Guru memiliki kemampuan dalam merangsang, membimbing, dan mengarahkan siswa ke dalam proses pembelajaran yang lebih aktif dan menyenangkan.

(60)

H. Indikator Keberhasilan

Keberhasilan dalam penerapan model pembelajaran active learning tipe index card match (ICM)dapat dilihat dalam beberapa indikator, antara lain: a. Persentase jumlah siswa aktif pada setiap siklus mengalami peningkatan,

sehingga siswa aktif mencapai ≥75% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut.

b. Tingkat keberhasilan belajar siswa mencapai 75% dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 66.

(61)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IV B SD N 04 Metro Utara pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penggunaan model pembelajaran active learning tipe index card match dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV B SD N 04 Metro Utara dalam proses pembelajaran. Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal pada siklus I sebesar (61,54%) dengan katagori aktivitas belajar siswa “Aktif”, sedangkan siklus II sebesar (76,92%) dengan katagori aktivitas belajar siswa secara klasikal “Aktif”. Hal ini menunjukan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar (15,38%).

(62)

ketuntasan hingga 88,46% dengan katagori “Sangat Tinggi”. Pada ranah afektif ketuntasan hasil belajar siswa siklus I yaitu 50% dengan katagori “Sedang”, dan pada siklus II mencapai 88,46% dengan katagori “Sangat

Tinggi”. Hasil belajar psikomotor pada siklus I persentase 57,69% dengan katagori “Sedang”, dan pada siklus II mencapai persentase

84,61% dengan katagori “Sangat Tinggi”.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat menjawab hipotesis penelitian ini. Pembelajaran IPS dengan menggunakan model active learning tipe index card match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV B SD N 04 Metro Utara.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan temuan data di atas, ada beberapa hal yang perlu disarankan antara lain:

1. Bagi Siswa

Diharapkan dapat selalu aktif dan menunjukkan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat menghasilkan pengetahuan yang bersifat komprehensif baik kognitif, afektif, dan psikomotor. Bertanggung jawab akan tugas yang diberikan guru baik tugas individu maupun kelompok dan dapat bekerja sama dalam belajar. 2. Bagi Guru

(63)

3. Bagi Sekolah

Dapat memfasilitasi penggunaan dari model pembelajaranactive learning tipe index card match dalam proses pembelajaran, karena dengan menggunakan model pembelajaran active learning tipe index card match dapat menyelesaikan permasalahan rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran.

4. Bagi Peneliti Berikutnya

(64)

Abidin, Yunus, 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. PT Refika Aditama. Bandung

Aqib, Zainal. 2009.Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK. CV. Yrama Widya. Bandung

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2010.Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta BSNP Depdiknas. 2006.Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. BSNP Depdiknas. Jakarta.

Deddy, Kresnanto. 2012. Metode Pembelajaran Index Card Match. dari http://non gkrongplus.wordpress.com/2012/03/15/metode-pembelajaran-index-card-match/ Diperoleh 02 Desember 2014.

Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Depdiknas. Jakarta.

Hamdani. 2011.Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia. Bandung.

Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi pembelajaran. PT Refika Aditama. Bandung.

Hosnan. 2014.Pendekatan Saintific dan Kotekstual dalam Pembelajaran abad 21. Ghalia Indonesia. Jakarta

Safitri, Isna. 2013. Active Learning. dari pitiokhizna.blogspot.com/ 2013/05/active-learning.html?m=1) Diperoleh 12 januari 2015.

Kementerian Pendidikan & Kebudayaan. 2013. Modul Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Kemendikbud. Jakarta.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Raja Grafindo. Jakarta.

___________. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.PT

(65)

Machmudah, Ummi. 2008.Active Learning. UIN Malang Pres. Malang.

Mulyasa. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2014. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Poerwanti, Endang. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jendral. Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2008.Psikologi Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung Rusman. 2012.Model-model Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Sanjaya, Wina. 2010.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. PT Kencana. Jakarta.

Sapriya, dkk. 2007. Pengembangan Pendidikan IPS SD.UPI PRESS. Bandung. Silberman, L. Melvin. 2009. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif.

Pustaka Insan Madani.

Sudjana, Nana. 2012. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Sumaatmadja, Nursid, dkk. 2010. Konsep Dasar IPS. Universitas Terbuka. Jakarta

Suprijono, Agus. 2011.Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Susanto, Ahmad. 2013.Teori Belajar & Pembelajaran. Kencana. Bandung

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif .Kencana Prenada Media Group. Jakarta

___________. 2009. Model Pengembangan Terpadu (Konsep, Strategi,dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bumi Aksara. Jakarta

Wahab, Abdul Azis. 2008. Metode dan Model-model Mengajar. Alfabeta. Bandung.

Gambar

Tabel
Tabel 1.1 Data hasil belajar IPS kelas IV SD N 04 Metro Utara semesterganjil
Gambar 3.1: Alur penelitian tindakan kelas diadopsi dari Arikunto, S.dkk. (2010: 16)
Tabel 3.1 Indikator kegiatan guru dengan Index card match.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh s tock selection skill , market timing ability, fund size , dan fund longevity terhadap kinerja reksa

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai proses perencanaan, proses pelaksanaan, watak kewarganegaraan siswa, serta kendala yang terjadi dalam

TUGAS : Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam melaksanakan urusan Penanaman Modal dan PTSP di bidang Pengembangan Iklim, Promosi, Data dan Informasi Penanaman Modal.

a Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan perencanaan program dan kegiatan penyelenggaraan pelayanan Perizinan Usaha, Perizinan Tertentu dan Non Perizinan;. b Pelaksanaan koordinasi

Pidana Anak (Tambahan Lembaran Ngara Republik Indonesia Nomor 5332). Undang-Undang Republik Indonesia

[r]

RENCANA UM UM PENGADAAN BARANG DAN JASA SATKER KEJAKSAAN NEGERI PELAIHARI. TAHUN

Jika dilihat, perbedaan kedua warna tersebut adalah sufficient lebih terang dibanding adequate, yang berarti sensor menerima intensitas cahaya yang lebih terang dari warna