MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI
PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cipacung
Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
AKHMAD KHAERUSSALAM 0903837
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI
PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI KELAS IV SDN CIPACUNG KECAMATAN CINANGKA
KABUPATEN SERANG
Oleh
Akhmad Khaerussalam
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Akhmad Khaerussalam 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Akhmad Khaerussalam, 2013 ABSTRAK
AKHMAD KHAERUSSALAM, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Konsep Teknologi Transportasi Pada Pembelajaran IPS Melalui Penerapan Model Contextual Teaching And Learning (CTL) Di Kelas IV SD Negeri Cipacung Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang.
Penelitian ini di latarbelakangi oleh kenyataan di lapangan bahwa proses pembelajaran IPS, guru hanya berperan sebagai penyampai informasi, guru hanya menggunakan satu metode saja yaitu metode ceramah. Adapun yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut : (1) Bagaimana guru mengembangkan Penerapan Model CTL dapat meningkatkan Aktivitas siswa dalam konsep teknologi transportasi pada pembelajaran IPS ? (2) Bagaimana guru mengembangkan Penerapan Model CTL dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa pada konsep teknologi transportasi pada pembelajaran IPS ? Dengan tujuan penelitian antara lain : (1) Ingin membantu guru mengembangkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS tentang konsep teknologi transportasi melalui penerapan model CTL (2) Ingin membantu guru mengembangkan Hasil Belajar siswa pada konsep teknologi transportasi melalui penerapan model CTL.
Teori yang digunakan penelitian ini adalah metode Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari (E. Mulyasa, M.Pd. 2009:102).
Metodologi yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan istilah PTK menurut Suharsimi Arikunto (2002:58) menjelaskan Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki / meningkatkan mutu praktik pembelajaran, penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama tiga kali siklus, yaitu Siklus I, Siklus II dan Siklus III, yang terdiri dari empat tahapan yang lazim dilalui yaitu : perencanaan (planing), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa metode CTL dapat meningkatkan Aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS konsep teknologi transportasi, dengan perolehan nilai hasil aktivitas pada Siklus I rata-rata 14,97 atau 53,45% dengan kategori kurang. Siklus II rata-rata 20,50 atau 73,21% dengan kategori cukup. Dan Siklus III skor 25,37 atau 90,59% dengan kategori aktif. Sedangkan perolehan hasil belajar siswa pada Pra Siklus dengan rata-rata nilai 53,67, Siklus I rata-rata nilai 60,33, Siklus II rata-rata nilai 76 dan Siklus III rata-rata nilai 86.
i
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori... 11
B. Kajian Hasil penelitian... 29
C. Kerangka Berfikir... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dan Tekhnik Penelitian... 32
B. Prosedur Penelitian... 35
C. Subjek dan Lokasi Penelitian... 44
D. Instrumen Penelitian ... 45
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian... 53
B. Hasil Penelitian ... 103
C. Jawaban Hipotesis Penelitian... 108
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 109
B. Rekomendasi... 110 DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Pedoman Observasi Hasil Belajar Siswa...
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal... Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pada Saat Pra Siklus... Tabel 4.2 Rekapitulasi Rata-rata Nilai Tes Hasil Belajar Siswa pada
Konsep Teknologi Transportasi Pra Siklus... Tabel 4.3 Hasil Observasi Hasil Belajar Siswa Pada Saat Siklus I.... Tabel 4.4 Rekapitulasi Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa pada Konsep
Teknologi Transportasi Siklus I... Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa pada Saat Siklus I... Tabel 4.6 Rekapitulasi Rata-rata Nilai Tes Hasil Belajar Siswa pada
Konsep Teknologi Transportasi Siklus I... Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Saat Siklus II... Tabel 4.8 Rekapitulasi Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa pada
KonsepTeknologi Transportasi Siklus II... Tabel 4.9 Hasil Belajar Siswa Pada Saat Siklus II... Tabel 4.10 Rekapitulasi Rata-rata Nilai Tes Hasil Belajar Siswa pada
Konsep Teknologi Transportasi Siklus II... Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Saat Siklus III... Tabel 4.12 Rekapitulasi Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa pada Konsep
Teknologi Transportasi Siklus III... Tabel 4.13 Hasil Belajar Siswa Pada Saat Siklus III... Tabel 4.14 Rekapitulasi Rata-rata Nilai Tes Hasil Belajar Siswa pada
Konsep Teknologi Transportasi Siklus III... Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Rata-rata Analisis Aktivitas Siswa dalam
Pembelajaran pada Konsep Teknologi transportasi dengan Menggunakan Metode Contextual teaching learning (CTL)... Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa...
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 4.1 Kegiatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Saat Pra Siklus... Gambar 4.2 Kegiatan Pembelajaran Siswa... Gambar 4.3 Kegiatan Evaluasi Siswa... Gambar 4.4 Kegiatan Diskusi Kelompok... Gambar 4.5 Aktivitas Belajar Siswa... Gambar 4.6 Aktivitas Siswa Mengerjakan Soal...
iv
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Aktivitas belajar... Grafik 4.2 Hasil Belajar Siswa...
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 01 Surat Keputusan Direktur UPI Kampus Serang Lampiran 02 Surat Ijin Untuk Mengadakan Penelitian
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan sosial merupakan bidang studi yang memadukan konsep-konsep dasar sebagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis. Menurut kurikulum 1994 (dalam Jurnal Pendidikan Dasar, 2009:16) IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. IPS tidak bisa berdiri sendiri tanpa ilmu-ilmu sosial yang lain seperti: geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata Negara dan sejarah. Oleh sebab itu ruang lingkup IPS sangat luas, yang meliputi berbagai peristiwa, konsep, fakta, dan generalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai yang disampaikan oleh (Nursid Sumaatmadja, 2003:19) “IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora”.
Adapun tujuan pembelajaran IPS di SD menurut (Nursid
Sumaatmadja, 2003:10) adalah membina anak didik menjadi warga Negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan Negara. Selain itu tujuan pendidikan IPS adalah mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna dalam kehidupan sehari-hari, serta sebagai
bekal melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Pendidikan merupakan
dan berkarya dalam kehidupannya. Hal ini dipertegas dalam tujuan
Pendidikan Nasional (Depdikbud,1989) yang berbunyi :
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhmya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa.
Oleh karena itu sekolah sebagai penyelenggara pendidikan dan guru
sebagai pengelola pendidikan harus dapat mewujudkan tujuan pendidikan
tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu peningkatan kualitas proses
pembelajaran IPS. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang
melibatkan banyak komponen, diantaranya ialah tujuan, guru, siswa, materi,
Penerapan Model, media, sumber belajar dan evaluasi. Berlandaskan
kesadaran akan tugas dan tujuan, guru IPS harus mampu menghayati segala
gejala dan masalah yang timbul dan terjadi dalam kehidupan perkembangan
dan penerapan ilmu dan teknologi harus menjadi perhatiannya. Materi dan
konsep pelajaran IPS harus digali dari kenyataan-kenyataan yang ada dan
terjadi di masyarakat.
Hal ini sesuai dengan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, khususnya
konsep teknologi transportasi, dengan standar kompetensinya: mengenal
sumber daya alam, kegiatan dan kemajuan teknologi di lingkungan
kabupaten, kota dan provinsi, sedangkan kompetensi dasarnya: mengenal
perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta
3
dalam konsep teknologi transportasi tersebut, Penerapan Model CTL
memiliki tujuh komponen pembelajaran aktif yang meliputi : (1)
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir CTL, yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur pengetahuan yang dimilikinya. (2) Inquiri merupakan bagaian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual.
Berdasarkan tujuh komponen pembelajaran CTL di atas diharapkan guru dapat meningkatkan Penerapan Model pembelajaran IPS khususnya pada konsep teknologi transportasi dengan baik sehingga Hasil Belajar siswa meningkat. Oleh sebab itu untuk menjadi guru yang berhasil perlu mempelajari dan memilki sejumlah karakteristik, salah satunya karakteristik penting bagi guru yang berhasil adalah harus menguasai Penerapan Model pengajaran sebagai sarana untuk mendorong keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan krativitas dan Hasil Belajar siswa. Dalam hal ini menurut Peaget dalam (Ratna Willis, 1996: 154) proses pembelajaran anak usia SD pada umumnya anak- anak ingin sekali belajar dengan melihat benda-benda yang kongkret. Karena pada tahapannya anak usia 7 s/d 11 tahun termasuk kedalam operasional konkret, jadi siswa akan mampu memahami pelajaran yang diterangkan oleh gurunya dengan sesuatu yang benar-benar nyata.
Berdasarkan hasil pengamatan di SDN Cipacung Kecamatan Cinangka, pada saat proses pembelajaran IPS, ternyata tidak sesuai dengan Penerapan Model pembelajaran yang digunakan, guru hanya berperan sebagai penyampai informasi dan penyajiannya terpusat pada guru, yakni hanya dengan menggunakan satu Penerapan Model saja yaitu Penerapan Model ceramah sehingga mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang membosankan. Sedangkan siswa hanya dijadikan objek dalam pembelajaran. Mereka tidak diberikan kesempatan dan kebebasan untuk berbuat, mencari
5
masalah, bertanya, dan berdiskusi, guru tidak menggunakan adanya alat
peraga sebagai pemodelan. Akibatnya siswa menjadi pasif kurang semangat
dalam belajar. Sehingga siswa kelas IV banyak yang mendapatkan nilai
IPS-nya rendah (Lampiran) baIPS-nyak siswa yang kurang kreatif dan kurang memahami pembelajaran IPS.
Bila fakta mengenai hal tersebut dibiarkan begitu saja terlepas, maka pengetahuan siswa tentang teknologi transportasi kurang bermakna. Apabila siswa diajak berdiskusi, dan melakukan tanya jawab sehingga siswa dapat berfikir kritis dan meningkatkan Hasil Belajar siswa dalam belajar, maka proses kegiatan belajar akan tercapai. Karena rendahnya Hasil Belajar dan Hasil Belajar siswa maka perlu adanya upaya guru untuk meningkatkan Hasil Belajar siswa dalam konsep IPS. Salah satunya upaya guru adalah dengan menggunakan berbagai Penerapan Model dalam pembelajaran IPS, dan salah satunya Penerapan Model Cntextual Teaching And Learning (CTL) yang dapat digunakan untuk mempelajari konsep IPS seperti konsep teknologi transportasi.
learning-ctl.php). Dalam pembelajaran kontekstual tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Dengan demikian diharapkan Penerapan Model CTL dapat meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas siswa.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mencoba untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan teknik penelitian tindakan kelas dengan judul MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI KELAS IV
SDN CIPACUNG KECAMATAN CINANGKA.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Bagaimana guru mengembangkan Penerapan Model CTL dapat
meningkatkan Aktivitas siswa dalam konsep teknologi transportasi pada
pembelajaran IPS ?
2. Bagaimana guru mengembangkan Penerapan Model CTL dapat
meningkatkan Hasil Belajar siswa pada konsep teknologi transportasi
7
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya guru dalam menerapkan Penerapan Model Contextual Teaching And Learning pada pembelajaran IPS di SD. Adapun tujuan secara terperinci sebagai berikut :
1. Ingin membantu guru mengembangkan Aktivitas siswa pada konsep teknologi transportasi melalui Penerapan Model CTL.
2. Ingin membantu guru mengembangkan Hasil Belajar siswa dalam pembelajaran IPS tentang konsep teknologi transportasi melalui Penerapan Model CTL.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh manfaat yang dapat diajukan dalam maningkatkan Hasil Belajar pada pemebelajaran IPS khususnya konsep teknologi transportasi di tingkat sekolah dasar. Manfaat penelitian ini penulis membagi menjadi tiga bagian besar yaitu :
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Penerapan Model CTL
pada pembelajaran IPS.
2. Bagi Siswa
Meningkatkan kemampuan serta Hasil Belajar siswa pada
pembelajaran IPS konsep teknologi transportasi.
Meningkatkan minat belajar siswa lebih kreatif dan senang untuk
mempelajari konsep teknologi transportasi pada pembelajaran IPS.
3. Bagi Guru
Membantu guru untuk memperbaiki strategi pembelajaran.
Meningkatkan kemampuan dan Hasil Belajar guru dalam mengajar
dengan menggunakan Penerapan Model CTL. E. Definisi Istilah
A. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Dalam kegiatan pembelajaran mempunyai tujuan yang jelas dan terarah sebagaimana yang telah ditentukan dalam kurikulum. Untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang telah digariskan sudah dicapai atau belum dapat dilihat dari hasil belajar siswa di sekolah. Meningkatkan hasil siswa merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran IPS di SD.
9
B. Konsep Teknologi Transportasi
Teknologi adalah kemampuan teknik yang berlandaskan ilmu
pengetahuan untuk membuat dan menggunakan sesuatu. Sedangkan
transportasi adalah pengangkutan barang/orang dari satu tempat ke tempat lain, mnggunakan berbagai jenis kendaraan (Asya’ari dkk, 2009:134).
C. Pembelajaran IPS di SD
IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora (Nursid Sumaatmadja, 2003:19). Dengan tujuan pendidikan IPS adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan Negara.
D. Penerapan Model Contextual Teaching And Learning (CTL)
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi Hasil Belajar dalam kehidupan sehari-hari (E. Mulyasa, M.Pd. 2011:102).
Bertanya, (4) Masyarakat Belajar, (5) Pemodelan, (6) Refleksi, (7) Autentic Asesment.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah suatu dugaan yang bakal terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Menurut (Sugiyono 2010:96) “hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
32 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode dan Tekhnik Penelitian
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Suharsimi Arikunto (2002:58) menjelaskan Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki / meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran.
Melalui Penelitian tindakan Kelas guru diikut sertakan dalam
penelitian sebagai subyek yang melakukan tindakan yang diamati, sekaligus
yang diminta untuk merefleksikan pengalaman selama melakukan tindakan
yang secara tidak langsung akan memberikan perubahan dalam diri guru itu
sendiri sebuah kebiasaan untuk mengevaluasi diri.
Menurut Borg dalam (Suharsimi Arikunto, 2008 : 107) menyatakan
bahwa : Tujuan utama PTK adalah untuk mengembangkan keterampilan
proses pembelajaran yang dihadapi oleh guru dikelasnya, seperti : Inovasi
profesionalisme pendidikan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
mempunyai prinsip dasar yaitu :
1. Tidak mengganggu proses pembelajaran.
2. Harus dipersiapkan dengan rinci dan matang.
3. Tindakan harus konsisten dengan rancangan.
4. Masalah benar-benar ada dan dihadapi oleh guru.
Sesuai dengan prinsip PTK diatas, maka dalam pelaksanaannya,
Penelitian Tindakan Kelas yang penulis lakukan lebih tertuju pada hal-hal
yang terjadi di dalam kelas. Dengan kata lain yang lebih ditekankan dalam hal
ini adalah sosok dari sebuah kelas. Dengan demikian yang menjadi objek
penelitian dalam hal ini adalah seluruh komponen yang terdapat didalam
kelas tersebut yakni; Siswa yang sedang belajar, guru yang sedang mengajar,
isi/materi pelajaran, alat peraga yang digunakan, lingkungan pembelajaran,
pengelolaan kelas dan hasil pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik yang khas, yaitu
adanya tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di
kelas. Tanpa tindakan tertentu, suatu penelitian juga dapat dilakukan di dalam
kelas, yang kemudian sering disebut dengan penelitian kelas. Misalnya
penelitian mengenai seringnya siswa membolos, seringnya siswa berkelahi,
dan sebagainya. Jika penelitian ini dilakukan tanpa disertai tindakan tertentu,
maka jenis penelitian yang dicontohkan hanya sekedar ingin tahu, tidak ingin
34
Model penelitian tindakan kelas (PTK) menurut (Suharsimi
Arikunto,2008 : 16), secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim
dilalui yaitu : perencanaan (planing), tindakan (acting), pengamatan
(observing), dan refleksi (reflecting). Adapaun model dan penjelasan untuk
masing-masing tahap adalah sebagai berikut :
Pembagian Siklus menurut model Kemmis dan Taggart Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS II
Refleksi
Observasi
dst..
SIKLUS I Pelaksanaan Refleksi
Observasi
Berdasarkan gambar di atas adanya tahapan-tahapan yang harus dilalui masing-masing siklus terhadap pelaksanaan pembelajaran yaitu : 1. Persiapan program pembelajaran (Planning) yaitu persiapan yang
dilakukan sehubungan dengan PTK yang diprakarsai seperti, pembuatan rencana pembelajaran, pengadaan alat-alat dalam rangka implementasi PTK, dan lain-lain yang terkait degan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Pelaksanaan tindakan pembelajaran (Acting) yaitu deskripsi tindakan yang akan digelar, pada saat proses pembelajaran dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.
3. Observasi kegiatan pembelajaran (Observing) yaitu uraian tentang prosedur pengamatan dan penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang dirancang.
4. Refleksi dari proses dan hasil pembelajaran (Reflecting) yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar, personil yang akan dilibatkan, serta kriteria dan rencana bagi tindakan daur berikutnya.
B. Prosedur Penelitian
Sesuai dengan prosedur penelitian di atas, yang peneliti gunakan
berdasarkan siklus yang terdiri dari 4 komponen, yaitu ; planning
(perencanaan), acting (tindakan), observing (observasi) dan reflecting
36
yaitu siklus I, siklus II dan siklus III. Sebelum penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan penulis terlebih dahulu mengadakan prasiklus.
Prasiklus
Langkah awal kegiatan penelitian adalah melakukan kegiatan orientasi dilapangan / kegiatan prasiklus yang dilakukan meliputi :
a. Observasi
Melihat kondisi obyektif dilapangan melalui kegiatan observasi terutama dalam kegiatan belajar mengajar (PBM) IPS dikelas IV SDN Cipacung Kecamatan Cinangka. Aspek yang diamati hanya hasil belajar siswa setelah kegiatan pembelajaran. Selain itu dalam tahap observasi yang dilakukan analisis kurikulum KTSP mata pelajaran IPS kelas IV dengan kompetensi dasarnya yaitu mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.
b. Refleksi
Siklus I
a. Rencana
Pada proses penelitian siklus I kegiatan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
2. Merancang media pembelajaran
3. Menyusun lembar evaluasi
b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus ini dilaksanakan selama
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode CTL yang
memliki 7 komponen. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain
meliputi :
1. Konstruktivisme
Guru membangun dan menggali potensi siswa dengan melakukan sebuah konsep / pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan alat transportasi berdasarkan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian guru menjelaskan pengertian teknologi transportasi.
2. Inquiri
38
3. Bertanya
Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang konsep teknologi transportasi yaitu transportasi darat.
4. Masyarakat belajar
Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok setiap kelompok terdiri dari 5 siswa, agar siswa dapat bekerja sama dan berdiskusi dengan siswa yang lain dengan baik. Kemudian guru menugaskan kepada setiap kelompok untuk membuat gambar alat transportasi darat. 5. Pemodelan
Guru memperlihatkan gambar alat transportasi darat, setelah itu guru menunjuk salah satu kelompok untuk melakukan pemodelan / memperlihatkan gambar alat transportasi yang di gambar.
6. Refleksi
Pada akhir pembelajaran guru menanyakan kembali kepada siswa tentang pembelajaran yang sudah di sampaikan.
7. Autentic asesmen
Pada tahap ini guru melakukan penilaian pekerjaan siswa baik itu mengerjakan soal, melakukan diskusi, maupun pengamatan terhadap siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
c. Observasi
1. Pengamatan terhadap kreativitas siswa pada saat proses pembelajaran
konsep teknologi transportasi melalui metode CTL.
2. Pengamatan terhadap hasil belajar siswa melalui lembar tes soal yang
telah disiapkan.
d. Refleksi
Setelah mengkaji dan menganalisis hasil belajar siswa dan
melakukan pengamatan terhadap krativitas siswa pada pembelajaran IPS,
maka peneliti menyimpulkan dan menentukan taraf keberhasilan yang dicapai berdasarkan berbagai kriteria yang telah ditetapkan kemudian menentukan diulang atau tidaknya siklus I.
Siklus II
a. Rencana
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II merupakan hasil dari refleksi pada siklus I. Apabila hasil dari siklus I kurang memuaskan maka peneliti melanjutkan penelitian pada siklus II dengan konsep teknologi transportasi, adapun kegiatannya sebagai berikut :
1. Menyusun rencana pembelajaran
2. Merancang media pembelajaran
3. Menyusun lembar evaluasi
b. Tindakan
Langkah-langkah tindakan pelaksanaan pembelajaran konsep
teknologi transportasi dengan menggunakan metode CTL, yang memliki 7
40
1. Konstruktivisme
Guru membangun dan menggali potensi siswa dengan melakukan sebuah konsep / pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan alat transportasi berdasarkan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian guru menjelaskan pengertian teknologi transportasi.
2. Inquiri
Guru memperlihatkan gambar alat transportasi, Siswa melakukan pengamatan tantang alat transportasi, sehingga siswa dapat menemukan gambar yang termasuk transportasi laut.
3. Bertanya
Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang konsep teknologi transportasi yaitu transportasi laut.
4. Masyarakat belajar
5. Pemodelan
Guru memperlihatkan gambar alat transportasi laut, setelah itu guru menunjuk salah satu kelompok untuk melakukan pemodelan / memperlihatkan gambar alat transportasi yang di gambar.
6. Refleksi
Pada akhir pembelajaran guru menanyakan kembali kepada siswa tentang pembelajaran yang sudah di sampaikan.
7. Autentic asesmen
Pada tahap ini guru melakukan penilaian pekerjaan siswa baik itu mengerjakan soal, melakukan diskusi, maupun pengamatan terhadap siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
c. Observasi
Observasi yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II adalah :
1. Pengamatan terhadap kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
konsep teknologi transportasi melalui metode CTL.
2. Pengamatan terhadap hasil belajar siswa melalui lembar evaluasi yang
telah disiapkan.
d. Refleksi
Setelah mengkaji dan menganalisis hasil belajar siswa dan
melakukan pengamatan terhadap krativitas siswa pada pembelajaran IPS,
42
dicapai berdasarkan berbagai kriteria yang telah ditetapkan kemudian menentukan diulang atau tidaknya siklus II.
Siklus III
a. Rencana
Kegiatan yang dilakukan pada siklus III merupakan hasil dari refleksi pada siklus II. Apabila hasil dari siklus II kurang memuaskan maka peneliti melanjutkan penelitian pada siklus III dengan konsep teknologi transportasi, adapun kegiatannya sebagai berikut :
1. Menyusun rencana pembelajaran
2. Merancang media pembelajaran
3. Menyusun lembar evaluasi
b. Tindakan
Langkah-langkah tindakan dalam pelaksanaan pembelajaran
konsep teknologi transportasi dengan menggunakan metode CTL, yang
memiliki 7 komponen adalah sebagai berikut :
1. Konstruktivisme
2. Inquiri
Guru memperlihatkan gambar alat transportasi, Siswa melakukan pengamatan tantang alat transportasi, sehingga siswa dapat menemukan gambar yang termasuk transportasi udara.
3. Bertanya
Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang konsep teknologi transportasi yaitu transportasi udara.
4. Masyarakat belajar
Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok setiap kelompok terdiri dari 5 siswa, agar siswa dapat bekerja sama dan berdiskusi dengan siswa yang lain dengan baik. Kemudian guru menugaskan kepada setiap kelompok untuk membuat gambar alat transportasi udara.
5. Pemodelan
Guru memperlihatkan gambar alat transportasi laut, setelah itu guru menunjuk salah satu kelompok untuk melakukan pemodelan / memperlihatkan gambar alat transportasi yang di gambar.
6. Refleksi
44
7. Autentic asesmen
Pada tahap ini guru melakukan penilaian pekerjaan siswa baik itu mengerjakan soal, melakukan diskusi, maupun pengamatan terhadap siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
c. Observasi
Observasi yang dilakukan oleh peneliti pada siklus III adalah :
1. Pengamatan terhadap kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
konsep teknologi transportasi melalui metode CTL.
2. Pengamatan terhadap hasil belajar siswa melalui lembar evaluasi yang
telah disiapkan.
d. Refleksi
Setelah mengkaji dan menganalisis hasil belajar siswa dan
melakukan pengamatan terhadap krativitas siswa pada pembelajaran IPS,
maka peneliti menyimpulkan dan menentukan taraf keberhasilan yang dicapai berdasarkan berbagai criteria yang telah ditetapkan kemudian menentukan diulang atau tidaknya siklus III.
C. Subyek dan Lokasi Penelitian a. Subyek Penelitian
dalam kegiatan belajar mengajar siswa kelas IV kurang Aktif pada saat proses pembelajaran.
b. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Negeri Cipacung
Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang. Adapun yang menjadi alasan
mengapa penulis memilih lokasi tersebut adalah karena lokasinya yang
mudah dijangkau, dan sesuai dengan materi yaitu teknologi transportasi
dengan alasan itulah peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian
di lokasi tersebut.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu penelitian dalam
pengumpulan data. (Arikunto 2002:126). Instrumen yang dipakai dalam
pengumpul data pada penelitian adalah sebagai berikut : a. Observasi
Observasi adalah merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, dua
diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan
46
Tabel 3.1
Pedoman Observasi hasil Belajar Siswa
No. Aspek Yang di Amati Nilai
4 3 2 1
1. Konstruktivisme
Membangun sebuah konsep awal siswa pada proses pembelajaran :
a. Mengungkapkan konsep awal pelajaran b. Dapat mengungkapkan ide
c. Membangun kemampuan berfikir d. Berfikir ke segala arah
2. Inquiri
Kreativitas siswa dalam menemukan ide atau pendapat :
a. Melakukan pengamatan pada gambar transportasi
b. Kemampuan menemukam suatu masalah
c. Dapat menganalisis soal
d. Dapat menemukan suatu konsep
3. Bertanya
Kreativitas siswa dalam melakukan tanya jawab :
d. Berpikir kritis
4. Masyarakat belajar
Hasil kerjasama siswa dalam kelompok berbeda :
a. Mudah berdiskusi dengan siswa yang lain
b. Kemampuan untuk kerja sama
c. Menunjukan adanya interaksi belajar yang sangat aktif
d. Tidak segera menolak pendapat dari teman
5. Pemodelan
Kreativitas siswa dalam menggambar alat transportasi :
a. Kecakapan banyak hal b. Terampil
c. Inovatif
d. Menarik perhatian 6. Refleksi
Kemampuan siswa dalam penyampaian materi yang sudah di ajarkan :
a. Mudah mengerti
b. Memiliki daya ingat yang tinggi c. Merespon dengan baik
48
7. Penilaian yang sebenarnya
Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal :
a. Ketelitian b. Berfikir mandiri
c. Cepat mengerjakan soal d. Pantang menyerah
Keterangan :
a. Nilai
- Nilai 1 jika 1 aspek yang muncul - Nilai 2 jika 2 aspek yang muncul - Nilai 3 jika 3 aspek yang mucul - Nilai 4 jika 4 aspek yang mucul b. Kategori
- Sangat Aktif : 26 - 28
- Aktif : 21 - 25
- Cukup Aktif : 16 - 20 - Kurang Aktif : ˂ 15
c. Skor Penilaian
- Sangat Aktif : 100% - 120%
- Aktif : 80% - 99%
b. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang di gunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat, yang di miliki oleh individu atau kelompok. (Suharsimi Arikunto 2002:127).
Tes dapat dilakukan pada awal pembelajaran dimana bertujuan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa terhadap bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan dapat dilakukan pada akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis, bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda. Tes yang dilakukan adalah materi yang berkaitan dengan materi konsep teknologi transportasi.
Menurut (Syaiful Bahri Djamarah, 2002 :121) Tingkat keberhasilan proses belajar mengajar, masalah yang dihadapi adalah sampai di tingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Istimewa/maksimal : 100% - 120% 2. Baik sekali/optimal : 80% - 99% 3. Cukup/minimal : 60% - 75%
50
Dengan melihat data yang terdapat dalam format atau tes soal siswa dalam pelajaran dan presentase, maka dapatlah diketahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan siswa dan guru. SOAL
No. Soal Nilai
1. Apa yang dimaksud dengan transportasi ?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan teknologi ?
3. Sebutkan 2 contoh alat transportasi darat masa kini ?
4. Sebutkan 2 contoh alat transportasi darat masa lalu ?
Kisi-kisi Soal Mata Pelajaran : IPS
Kelas / Semester : IV / 2
Materi Pokok : Perkembangan Teknologi Transportasi No
.
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Indikator Tingkat Kesukaran Tingkat Kognitif
52
masa kini Mengidentifikasi teknologi transportasi udara yang digunakan pada masa lalu dan masa kini
Soal no 1 Soal no 2, dan 3
Soal no 4, dan 5
Soal no 1
Soal no 2 dan 3
109 BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksankan, maka dapat ditarik kesimpula adalah sebagai berikut :
1. Dari hasil observasi Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan penerapan model CTL dengan konsep teknologi transportasi sangatlah bagus di gunakan di sekolah dasar ini di karenakan anak-anaknya cepet memahami materi ajar yg d sampaikan guru. Di peroleh dengan persentase Siklus I rata-rata 14,97 atau 53,45% dengan kategori kurang. Siklus II rata-rata 20,50 atau 73,21% dengan kategori cukup. Dan Siklus
III skor 25,37 atau 90,59% dengan kategori aktif.
2. Dari perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada Pra Siklus sebesar 53,67, Siklus I yang mencapai angka 60,33, Siklus II sebesar 76 dan siklus III sebesar 86.
110
antara pengetahuan dan pengalaman yang menarik dalam kehidupan sehari-hari yang dialami pada saat kegiatan pembelajaran.
B. Rekomendasi 1. Bagi guru
Para guru SD hendaknya lebih memiliki komitmen yang tinggi dalam menjalankan tugasnya dengan melaksankan tugas pokok secara professional, mengkaji dan menerapkan berbagai inovasi pembelajaran secara variatif sebagai upaya untuk meningkatkan hasil bealajar IPS.
2. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai kepala sekolah hendaknya selalu mendukung dan memberikan bantuan baik secara moral dan materi demi kemajuan anak didiknya khususnya pada pembelajaran IPS. Kemudian kerjasama antar guru IPS harus lebih ditingkatkan lagi demi kemajuan anak didik.
3. Bagi peneliti
Akhmad Khaerussalam, 2013 DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta Anang, (2010). One Minute Before Teaching. Bandung : Alfa Beta
Bahri Djamarah, Syaiful. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara Johnson, B. Elaine (2010). Contextual Teaching and Learning (CTL).
Bandung : Kaifa
Mulyasa, E. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Sumaatmadja, N. (2003). Konsep Dasar IPS. Jakarta : Universitas Terbuka Sugiono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfa Beta
Sadiman,Irwan Sadad,Dkk (2008) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD Kelas IV Jakarta : Pusat perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional