• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENAPISAN CENDAWAN ENTOMOPATOGEN ENDOFIT DARI TANAMAN GANDUM (Triticum aestivum L.).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENAPISAN CENDAWAN ENTOMOPATOGEN ENDOFIT DARI TANAMAN GANDUM (Triticum aestivum L.)."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENAPISAN CENDAWAN ENTOMOPATOGEN ENDOFIT

DARI TANAMAN GANDUM (

Triticum aestivum

L.)

SKRIPSI

Oleh

AFDAL TANJUNG 1010212073

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

PENAPISAN CENDAWAN ENTOMOPATOGEN ENDOFIT

DARI TANAMAN GANDUM (

Triticum aestivum

L.)

Abstrak

Penelitian tentang penapisan cendawan entomopatogen endofit dari tanaman gandum telah dilaksanakan di Laboratorium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis cendawan entomopatogen endofit yang berasosiasi dengan tanaman gandum. Sampel tanaman gandum di ambil dari daerah Koto Laweh Kabupaten Tanah Datar dan Batu Bagiriak Kabupaten Solok. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi dengan cara mengisolasi cendawan endofit dari batang gandum. Uji patogenesitas isolat cendawan endofit dilakukan terhadap larva Tenebrio molitor instar V. Isolat yang bersifat patogen terhadap larva

Tenebrio molitor instar V dan bersporulasi diidentifikasi secara makroskopis dan

mikroskopis serta diamati laju pertumbuhan koloni dan daya kecambah konidia. Berdasarkan hasil identifikasi ditemukan 2 genus cendawan entomopatogen endofit yaitu Aspergillus dan Beauveria. Aspergillus ditemukan di kedua lokasi, sedangkan Beauveria ditemukan di Tanah Datar. Hasil penelitian menunjukan bahwa isolat Tanah Datar 3.1.2 memiliki patogenesitas tertinggi dengan mortalitas larva 97,50% dan LT50 terpendek 2,84 hari. Isolat Beauveria memiliki

daya kecambah konidia tertinggi yaitu 88,33%.

(3)

SCREENING ENDOPHYTIC ENTOMOPATHOGENIC FUNGI

FROM WHEAT PLANTS

Abstract

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

Gandum (Triticum aestivum L.) merupakan salah satu komoditi pangan alternatif, dalam rangka mendukung ketahanan pangan serta diversifikasi pangan.

Untuk saat ini, diversifikasi pangan yang paling berhasil adalah terigu karena

penggunaannya cukup luas dengan berbagai kemasan, siap saji dan praktis.

Seiring dengan hal tersebut, kebutuhan akan tepung terigu hingga kini

menunjukkan perkembangan yang signifikan.

Besarnya kebutuhan Indonesia akan gandum menjadikan gandum komoditi

impor yang utama yang sering dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Indonesia

merupakan pengimpor gandum nomor 2 terbesar didunia setelah Mesir. Badan

Pusat Statistik (2013) mencatat volume impor gandum Indonesia pada tahun 2011

mencapai 5,4 juta metrik ton atau senilai US$2,1 miliar. Pada tahun 2012, volume

impor gandum Indonesia naik menjadi 6,2 juta metrik ton atau senilai US$2,2

miliar. Pada periode Januari - April 2013, volume impor gandum Indonesia

mencapai 2 juta metrik ton, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu

1,9 juta metrik ton. Nilai impor gandum Indonesia pada Januari - April 2013

mencapai US$771,4 juta.

Untuk mencegah ketergantungan akan impor gandum, pemerintah Indonesia

mengambil kebijakan melalui Menteri pertanian untuk melakukan budidaya

gandum pada daerah daerah yang dianggap bisa untuk dilakukan budidaya.

Menurut Iskhova et al. (2002) semakin meningkatnya luas lahan suatu tanaman budidaya, diharapkan hasil produksi tanaman tersebut dapat semakin bertambah

pula. Namun dengan adanya peningkatan luas lahan pertanaman, maka akan

meningkat pula ketersediaan makanan bagi organisme pengganggu tanaman

(OPT) dan tentunya dapat meningkatkan populasi dari OPT tersebut, sehingga

ancaman serangan hama dan penyakit sangat dikhawatirkan.

Menurut Samekto (2008) hama yang menyerang tanaman gandum

(5)

Secara umum di Indonesia pengendalian hama tanaman gandum yang

dilakukan adalah menggunakan pestisida sintetik. Penggunaan pestisida secara terus

menerus akan menimbulkan masalah yang lebih berat yaitu terbunuhnya musuh

alami, terjadinya resurjensi, peledakan hama sekunder dan pencemaran lingkungan.

Untuk itu perlu dicari alternatif pengendalian yang dapat mengurangi dampak

negatif pertisida tersebut. Menurut Sastrosiswodjo dan Oka (1997) program

pengendalian hama terpadu (PHT) didesain untuk menyediakan pengendalian hama

dan penyakit tanaman yang ramah lingkungan dan berkelanjutan karena PHT

bertujuan membatasi penggunaan pestisida sesedikit mungkin tetapi sasaran kualitas

dan kuantitas produksi masih dapat dicapai. Dalam strategi pengendalian hama dan

penyakit terpadu (PHT), pemanfaatan potensi musuh alami mempunyai peranan

penting dalam menekan kelimpahan populasi hama. Diantara musuh alami yang

dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama secara hayati adalah cendawan

entomopatogen endofit.

Menurut Amin et al. (2012) berbagai jenis cendawan endofit telah berhasil diisolasi dari tanaman inangnya dan telah berhasil dibiakkan dalam media

perbanyakan yang sesuai. Beberapa diantaranya: genus Acremonium diisolasi dari tanaman kelapa sawit, jagung dan tomat. Genus Fusarium dan Tricoderma diisolasi dari tanaman kelapa sawit, jagung, pisang dan tomat. Penicillium dan

Aspergilus diisolasi dari tanaman kelapa sawit dan jagung.

Peranan cendawan endofit dalam melindungi inang tanaman dari

serangan hama dilaporkan tahun 1985 di Perancis. Cendawan Beauveria

brongniartii digunakan untuk mengendalikan hama Melolontha melolontha

(Coleoptera: Scarabaeidae) (Petrini, 1992). McGee (2006) menyatakan bahwa

cendawan endofit mengkolonisasi tanaman sejak perkecambahan sampai fase

matang. Pengaplikasian Phomopsis sp. pada tanaman kapas telah menjadikan ukuran dan jumlah larva Heliothis armigera menjadi lebih kecil, sehingga efek kerusakan dapat ditekan. Hasil penelitian Budiprakoso (2010) manyatakan bahwa

perlakuan cendawan endofit Nigrospora 1, Nigrospora 2, Nigrospora 3 dan

Fusarium sp. mampu meningkatkan perkecambahan dan pertumbuhan benih serta

(6)

endofit Nigrospora 1, Nigrospora 2, Nigrospora 3 mampu mempengaruhi pertumbuhan populasi dan perkembangan N. lugens.

Di Indonesia secara umum dan khususnya di Sumatera Barat informasi

dasar tentang keberadaan dan keanekaragaman jenis cendawan entomopatogen

endofit yang berasosiasi dengan tanaman gandum belum ada. Mengetahui

keanekaragaman cendawan entomopatogen endofit yang berasosiasi dengan

tanaman gandum merupakan komponen penting sebagai dasar strategi

pengendalian hama tanaman gandum. Keanekaragaman dan kelimpahan

cendawan entomopatogen endofit diharapkan dapat memberikan solusi dalam

memilih cendawan yang tepat untuk tanaman dan lokasi tertentu sebagai agens

hayati pengendalian hama pada gandum dan pengembangannya sebagai

biopestisida. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian yang berjudul “Penapisan Cendawan Entomopatogen Endofit Dari Tanaman Gandum (Triticum aestivum L) “. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui jenis cendawan entomopatogen endofit yang berasosiasi dengan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan telah ditetapkannya ide besar tentang yayasan sebagai lembaga wakaf, lembaga pendidikan yang akan dibuka adalah sekolah berasrama ( boarding school ) selama enam

Ahmad Jumari, 2015, ”Sistem Central Lock pada Toyota Kijang Type G 1TR- FE”. Program Studi Teknik Mesin Diploma III, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Siklus Belajar 5E ( Learning Cycle 5E ) berbantuan tutor sebaya ( peer tutoring

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi yang dimiliki oleh SDM yang ada di Bappeda kabupaten Batang tergolong dalam kategori baik. Pengkajian pada

Model bermain peran mendorong peserta didik untuk turut aktif dalam pemecahan masalah sambil menyimak secara seksama bagaimana orang lain berbicara mengenai masalah

Pendahulaun Sungai merupakan ekosistem yang sangat penting bagi manusia dan sumber kehidupan berbagai jenis biodata dalam sungai dan menjadi tempat pembuangan limbah dari

2) Reliability (keandalan) adalah suatu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya. 3) Assurance (jaminan) adalah kemampuan karyawan

Uji Serempak Fengujian pengaruh faktor - faktor fundamental terhadap perubahan harga saham secara serempak dilakukan berdasarkan hipotesis sebagai berikut : Persediaan, piutang