Tika Oktaria,2013
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU
SEKAM PADI
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Sipil
Oleh
TIKA OKTARIA 0906821
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Tika Oktaria,2013
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SURAT PERNYATAAN
Dengan i i saya e yataka bahwa tugas akhir de ga judul Durabilitas Beto De ga Subtitusi Sebagian Semen De ga Abu Seka Padi i i beserta seluruh isi ya adalah be ar-benar karya saya sendiri, dan tidak melakukan penciplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, oktober 2013
Tika Oktaria,2013
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TIKA OKTARIA
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN
DENGAN ABU SEKAM PADI
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Istoqomah, ST, MT NIP. 19711215 200312 2 001
Pembimbing II
Ben Novarro Batubara, ST, M.T. NIP. 19801119 200912 1 003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil Ketua Program StudiTeknik Sipil
Tika Oktaria,2013
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Abstrak
Tugas akhir ini merupakan hasil penelitian mengenai durabilitas beton dengan substitusi sebagian semen dengan abu sekam padi. Banyaknya beton-beton yang mengalami kerusakan akibat pengaruh dari lingkungan agresif yang mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti lingkungan air laut mengandung magnesium sulfat. Salah satu cara untuk mengatasi masalah kerusakan beton yaitu dengan mensubtitusi bahan yang mengandung pozzolan, karena pozzolan mengandung senyawa silica alumina, memiliki sifat tidak mengikat namun dengan penambahan air senyawa tersebut akan bereaksi dengan kalsium hidroksida dan membentuk senyawa kalsium silica hidrat dan kalsuim hidrat yang bersifat hidraulik serta mempunyai angka kelarutan yang rendah yang dapat mengatasi ketahan beton. Salah satu bahan yang mengandung silika adalah abu sekam padi, maka pada penelitian ini digunakan abu sekam padi pada campuran beton untuk meningkatkan ketahanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penambahan abu sekam padi pada kuat tekan beton. Prosentasi jumlah abu sekam padi sebagai bahan substitusi adalah 5%, 10%, 15%, 20%. Masing-masing varian dibuat 4 sample dengan faktor air semen 0.456. Beton dirawat atau curring selama 28 hari dengan air biasa kemudian direndam sampai umur 45 hari dan 60 hari didalam 5% MgSO4. setelah itu dilakukan
pengujian kuat tekan beton dan uji SEM ( Scanning Electron Microscope ) untuk mengetahui microstruktur dari beton tersebut dan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan reaksi yang terjadi. Pengujian kuat tekan beton pada umur 28,45dan 60 hari.. Hasil dari penelitian dengan substitusi abu sekam padi pada umur 60 hari diperoleh peningkatan sebesar 14.60% pada penambahan 5% ASP yaitu 29.88 Mpa. Pada hasil SEM menunjukan bahwa pada penambahan abu sekam padi 5% sudah terjadi ikatan antara abu sekam padi dengan campuran beton.
Tika Oktaria,2013
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Abstract
This final project is the result of research on durability concrete with a substitution of part cement by rice husk ash. The number of concretes which suffered damage as a result of the influence of aggressive environments containing substances that may damage the environment such as concrete sea water containing magnesium sulfate. One effort to resolve it by doing the substitution of materials containing pozzolan, because pozzolan compounds containing silica alumina, have a non-binding nature, but with addition of water the compound will react with calcium hydroxide and calcium silica hydrate form a compounds and calsium hydrates are hydraulic and have low solubility figures that can overcome resistance of concrete. One of the materials containing silica are rice husk ash, thus the rice husk ash waste less useful can be utilized. This research aims to know the influence of the addition of rice husk Ash on the compressive strength of the concrete. The percentage amount of rice husk ash as an ingredient substitution is 5%, 10%, 15%, 20%. Each variant is made of 4 sample by a factor of cement water 0.456. concrete conducted for 28 days then concrete soaked until the age of 45 days and 60 days in 5% MgSO4. After that, testing compressive strength of concrete every age concrete, testing at the age of 28, 45 and 60 days. Then, test performed concrete by SEM ( Scanning Electron Microscope ) to know microstructur, and also the extent to which the development of the reaction that occurred. The results of this research with the substitution of rice husk ash at the age of 60 days obtained an increase of 14.60% in addition 5% ASP namely 29,88 Mpa. The results of SEM showed that the addition of 5% rice husk Ash has happened the bond between rice husk ash with cement paste and aggregate.
Tika Oktaria,2013
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edui KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirohim,
Segala puji dan syukur selalu dihaturkan kehadirat Allah SWT, karna atas
perkenaan-Nya, limpahan rahmat serta karuni-Nya, penulis dapat menyelesaikan
penulisan tugas akhir yang berjudul Durabilitas Beton dengan Mensubstitusi
Sebagian Semen dengan Abu Sekam Padi.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan kedepannya.
Akhir kata, sekali lagi, penulis sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan banyak dalam penulisan tugas akhir ini dari awal
sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari penyimpangan
dan juga gangguan yang hakiki terutama terhadap perjalanan hidup kita semua.
Amin.
Bandung, Oktober 2013
Tika Oktaria,2013
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduii UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih
penghormatan dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Istiqomah S.T., M.T., sebagai dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan nasehat untuk membimbing dan
mengarahkan penulis untuk bisa menyelesaikan tugas akhir ini.
Semoga Allah SWT membalas segala amal baik dan selalu
mencurahkan kasih sayang-Nya kepada dosen pembimbing.
2. Bapak Ben Novarro Batubara, S.T, M.T., sebagai dosen pembimbing
II yang telah memberi masukan dan motivasi dalam penyusunan
laporan ini.
3. Bapak Drs. Rakhmat Yusuf, M.T, selaku ketua prodi Teknik Sipil dan
dosen wali penulis yang telah memberikan kesempatan untuk penulis
untuk melaksanakan Tugas Akhir.
4. Bapak Drs. Sukadi, M.PD, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Sipil FPTK UPI yang telah memberikan persetujuan untuk
melaksanakan Tugas Akhir.
5. Bapak/ Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Sipil yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan yang menunjang dalam
menyelesaikan laporan ini.
6. Staff tata usaha Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI
7. Kedua orang tua, Yasni dan zuraida atas segala cinta yang hadir
sepanjang masa, doa dan air mata yang selalu terurai dalam tiap
panjangnya sujud malam serta harapan yang disampaikan lewat
perkataan dan perbuatan. Uhibukumma Fillah. Semoga Allah balas
kebaikan kalian dengan surga.
8. Keluarga Besar VARDTYT Vira, Razak, Ari, Idrus, Rahmat, Lya,
Dedli, Yogi, Tiara, Akbar, Arsya, Ello, Fathan, Aksel, Adel. Semua ini
Tika Oktaria,2013
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduiii
9. Teman terbaik Andis Alwy, Gian Atika, Detie Rachmawatie, dan
Sanny Atqo yang berkat kalian tugas akhir ini dapat terselesaikan.
Bangga sekali mengenal kalian sebagai teman yang mensupport baik
senang maupun susah. Semoga kita berhasil amin.
10.Teman-teman freak civil 2009 yang selama 4 tahun ini kita telah
bersama, berjuang mengejar cita-cita. Semoga kita semua menjadi
orang yang bermanfaat nantinya dengan kesuksesan kita.
Semoga apa yang telah diberikan dicatat menjadi pahala dari Allah SWT.
Akhir kata penulis berdoa mudah-mudahan segala kegiatan kita bisa menjadi
Tika Oktaria,2013
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduiv DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Rumusan Masalah ... 3
1.4 Batasan Masalah ... 3
1.5 Tujuan Penelitian ... 4
1.6 Kegunaan Penelitian ... 4
1.7 Sistematika Penulisan... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
2.1 Beton ... 5
2.1.1 Material Penyusun Beton ... 5
2.1.2 Reaksi Semen dan Air Dalam Beton ... 10
2.1.3 Bahan Tambah Pada Beton... 11
2.1.4 Mix Design Beton ... 15
2.2 Abu Sekam Padi... 16
2.3 Durabilitas Beton ... 19
2.3.1 Reaksi Semen di Dalam Magnesium Sulfat ... 22
2.3.2 Serangan Sulfat ... 22
2.3.3 Serangan Air Laut ... 24
2.4 SEM (scanning electron microscope ) ... 24
2.5 Hasil-hasil penelitian lain ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
3.1 Metode Penelitian ... 28
Tika Oktaria,2013
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduv
3.2.1 Bahan Baku ... 28
3.2.2 Peralatan ... 29
3.3 Variabel dan Parameter ... 29
3.4 Alur Penelitian ... 31
3.5 Lokasi Penelitian ... 32
3.6 Tahap pengujian material ... 32
3.6.1 Pemeriksaan Berat Volume Agregat ... 32
3.6.2 Pemeriksaan Analisis Saringan Agregat... 33
3.6.3 Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan 200 ... 34
3.6.4 Pemeriksaan Kadar Lumpur Pada Pasir ... 34
3.6.5 Pemeriksaan Kadar Air Pada Agregat ... 35
3.6.6 Analisis Specific-Gravity dan Penyerapan Agregat Kasar ... 37
3.6.7 Analisis Specific-Gravity dan Penyerapan Agregat halus ... 37
3.7 Tahapan perencanaa Campuran Beton ... 39
3.7.1 Perencanaan Beton Fc 25 Mpa ... 39
3.7.2 Tahapan Pembuatan Benda Uji ... 43
3.8 Analisis Hasil Penelitian ... 50
3.9 Kesimpulan dan saran ... 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51
4.1 Hasil Uji Material ... 51
4.2 Campuran Beton (Mix Design) Dengan Metode Aci ... 52
4.3 Analisis Hasil Pengujian Beton ... 52
4.3.1 Pengujian Kuat Tekan ... 52
4.3.2 Pengujian SEM ( scanning electronic microscope ) ... 55
4.3.3 Analisis Hasil Pengujian ... 59
Bab V Simpulan Dan Saran ... 62
5.1 simpulan ... 62
5.2 Saran ... 62
Daftar Pustaka
Tika Oktaria,2013
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduvi DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. komposisi kimia silica fume ………... 15
Tabel 2.2. Komposisi kimia abu sekam padi ………...…... 18
Tabel 2.3 kenaikan kuat tekan rata-rata beton pada umur 90 hari kondisi direndam
di dalam 5% larutan MgSO4……….… 25
Tabel 2.4 kenaikan kuat tekan rata-rata beton pada umur 90 hari kondisi tidak
direndam di dalam 5% larutan MgSO4………. 25
Tabel 2.5 kuat teakan beton tiap masing-masing umur………. 26
Tabel 2.6 kuat tekan beton pada umur 56 hari yang direndam didalam MgSO4 .. 26
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Benda Uji………. 30
Tabel 3.2 Nilai Standar Deviasi Menurut ACI……….. 39 Tabel 3.3 Slump yang Disyaratkan Untuk Berbagai Konstruksi Menurut ACI....40
Tabel 3.4 Ukuran Maksimum Agregat Menurut ACI………... 40 Tabel 3.5 Perkiraan Air Campuran dan Persyaratan Kandungan Udara untuk
Berbagai Slump dan Ukuran Nominal Agregat Maksimum, ACI…… 41 Tabel 3.6 Nilai Faktor Air Semen Menurut ACI... ……….. 42
Tabel 3.7 Volume Agregat Kasar Per Satuan Volume Beton, Metode ACI……. 42 Tabel 3.8 Estimasi Berat Awal Beton Segar (kg/m3), Metode ACI……….. 43
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Agregat kasar dan agregat halus………. 52
Tika Oktaria,2013
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduvii DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. beton pada konstruksi dermaga yang mengelupas akibat lingkungan
air laut………... 19
Gambar 3.1. pengujian berat volume agregat……….. 33
Gambar 3.2. pengujian kadar lumpur agregat halus……… 35
Gambar 3.3. pengujian kadar air agregat………. 36
Gambar 3.4. pengujian analisic spesifik grafity dan penyerapan agregat halus...38
Gambar 3.5. bahan-bahan yang telah ditimbang………. 44
Gambar 3.6. perawatan beton……….. 48
Gambar 3.7. pengujian kuat tekan beton………. 49
Gambar 3.8. alat uji SEM ( Scanning Electron Microscope )……… 50
Gambar 4.1 rekapitulasi kuat tekan beton hingga persentase 20%... 53
Gambar 4.2 rekapitulasi kuat tekan beton hingga umur 60 hari………... 54
Gambar 4.3 foto SEM dari beton pada umur 60 hari 500x……….. 56
Gambar 4.4 foto SEM dari beton pada umur 60 hari pembesaran 5000x……… 56
Gambar 4.5 foto SEM dari beton pada umur 60 hari dengan penambahan ASP 5% pembesaran 500x………....57
Gambar 4.6 foto SEM dari beton pada umur 60 hari dengan penambahan ASP 5% pembesaran 5000x………..57
Gambar 4.7 foto SEM dari beton pada umur 60 hari dengan penambahan ASP 20%pembesaran 500x………....58
Gambar 4.8 foto SEM dari beton pada umur 60 hari dengan penambahan ASP 20% pembesaran 5000x……….58
Tika Oktaria,2013
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan beton dalam konstruksi bangunan terus berkembang. Beton
dibutuhkan dalam setiap konstruksi ketekniksipilan,. Beton digunakan dalam
dunia teknik sipil Seperti pada pondasi, kolom, balok, plat lantai, bendung,
bendungan, gorong-gorong. Dengan demikian dituntut adanya peningkatkan
kualitas beton, maka diperlukan suatu rencana campuran dengan syarat tertentu
agar didapat mutu beton dengan syarat yang telah ditentukan.
Pada dasarnya syarat utama dalam konstruksi bangunan adalah mengenai
kekuatan beton, keawetan,dan harga yang ekonomis. Namun, akibat lingkungan
yang agresif membawa dampak pada kerusakan beton karena dilingkungan ini
banyak zat-zat kimia reaktif yang menyebabkan kerusakan pada beton. Sehingga
durabilitas atau keawetan bangunan menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi
dalam pembuatan beton.
Durabilitas beton merupakan salah satu persyaratan dalam dunia konstruksi.
Dimana beton harus tahan dan kuat dari bahan-bahan kimia yang berasal dari
lingkungan seperti konstruksi-konstruksi pantai atau bangunan yang terkena
langsung oleh zat-zat kimia. ACI Committee 201 [1] mendefinisikan durabilitas
beton dengan Semen Portland sebagai kemampuan beton untuk menahan cuaca,
serangan kimia, abrasi, atau proses pengrusakan lain, dengan demikian durabilitas
beton adalah kemampuan betonuntuk mempertahankan bentuk asli, kualitas, dan
kemampuan saat terekspose di lingkungan.
Newmann dan Choo [2] mengemukan bahwa durabilitas tidak hanya sekedar berhenti pada terminologi „baik‟ atau „lebih baik‟. Durabiltas bukanlah sifat (properties), melainkan perilaku (behaviour) yang menyatakan kinerja beton saat
terekspose dengan lingkungan. Salah satu lingkungan yang memungkinkan adalah
2
Tika Oktaria,2013
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan mengganti sebagian semen dengan zat
pozolonik.
Menurut Susilorini dan Sumbowo (2011) pozzolan bahan yang berbentuk
halus yang mengandung senyawa silica alumina, memiliki sifat tidak mengikat
namun dengan penambahan air senyawa tersebut akan bereaksi dengan kalsium
hidroksida dan membentuk senyawa kalsium silica hidrat dan kalsuim hidrat yang
bersifat hidraulik serta mempunyai angka kelarutan yang rendah.
Salah satu zat yang bersifat pozzolan adalah abu sekam padi. Pada daerah
penghasil batu bata terdapat limbah berupa abu sekam. Abu Sekam padi mampu
menjadi unsur yang mampu meningkatkan kekuatan beton karena mengandung
pozzolan yang juga terdapat pada semen. hal ini sejalan dengan pendapat Thomas
dan Jones (1970) dalam Lembang (1995), bahwa pada lapisan terluar dari sekam
padi terkonsentrasi silika yang tinggi dengan tingkat porositas yang tinggi, ringan
dan permukaan eksternal yang luas sehingga sangat bermanfaat sebagai adsorben
dan isolator serta kuat tekan beton.
Komponen kimia yang paling dominan terkandung pada abu sekam padi yaitu
SiO2 sebesar 72,28 %. Sedangkan persentase kandungan senyawa CaO, Al2O3,
dan Fe2O3, tergolong sangat rendah yaitu masing-masing sebesar 0,65 %, 0,37 %,
dan 0,32 % ( Bakri, 2008 : 10 ). Sedangkan Susunan kimia yang membentuk
semen terdiri dari : CaO 60-67 % , SiO2 17-25 % , Al2O3 3-8 % , Fe2O3 0,5-6 % ,
MgO 0,1-4 % ,Alkali(K2O + Na2O) 0,2 – 1,3 % , SO3 1-3 % . Mengingat
senyawa yang terdapat dalam abu sekam padi yang sebagian senyawanya juga ada
dalam semen sehingga sangat memungkinkan untuk mensubtitusi abu sekam padi
pengganti sebagian semen ke dalam beton. Selain itu tujuan subtitusi abu sekam
padi untuk memodifikasi beton keras, mortar dan grauting yaitu untuk menambah
sifat keawetan beton atau ketahanan dari gangguan luar, mengurangi panas hidrasi
dan mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat.
Abu Sekam padi merupakan limbah dari proses pembakaran batu bata. Abu
Sekam padi (ASP) belum banyak dimanfaatkan, selama ini hanya dimanfaatkan
sebagai abu gosok . Keberadaan abu sekam padi yang sangat banyak, melimpah
3
Tika Oktaria,2013
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
abu sekam padi, maka pada kajian tugas akhir ini penulis akan mengkaji tentang “DURABILITAS BETON DENGAN SUBSTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan diidentifikasi menjadi
beberapa hal yaitu :
1) Limbah abu sekam padi belum termanfaat secara optimal
2) Pengaruh yang terjadi dengan persentase penambahan abu sekam padi
terhadap kuat tekan beton
3) Bahan kimia berupa MgSO4 sangat mempengaruhi beton maka durabilitas
beton harus ditingkatkan.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat dari penelitian ini adalah Pengaruh
penambahan abu sekam padi pada kuat tekan beton dilingkungan sulfat?
1.4 Batasan Masalah
Pada penelitian ini dibatasi pada :
1) Campuran beton dengan mix design untuk f‟c 25 MPa.
2) Campuran beton dengan tambahan abu sekam padi sebagai bahan pengganti
sebagian semen dengan proporsi abu sekam padi sebagai berikut:
(1) 0 % dari semen,
(2) 5 % dari semen,
(3) 10 % dari semen,
(4) 15 % dari semen,
4
Tika Oktaria,2013
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Melakukan pengujian pada beton, yang terdiri dari :
(1) Pengujian kuat tekan umur 28 hari di hari biasa
(2) Pengujian kuat tekan beton pada umur 30 dan 60 hari, setelah dilakukan
curring 28 hari kemudian direndam dalam magnesium sulfat sampai umur
30 hari dan 60 hari.
4) Melakukan pengujian SEM pada beton.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah mengetahui pengaruh campuran abu sekam
padi pada kuat tekan beton di lingkungan sulfat.
1.6 Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah :
1) Limbah abu sekam padi memiliki nilai guna lebih.
2) Mendapat mutu beton yang lebih baik lagi.
3) Mendapatkan beton yang lebih murah.
1.7 Sistematika Penulisan
Bab I pendahuluan, memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan
sistematika laporan tugas akhir. Bab II landasan teori, memuat teori-teori yang
menjadi dasar dalam menganalisis masalah yang terjadi. Bab III metode
penelitian, memuat tentang metode yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian
tugas akhir. Bab IV analisis hasil penelitian, memuat tentang analisis-analisis
terhadap hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Bab V kesimpulan dan saran
memuat kesimpulan dari hasil analisis terhadap penelitian yang telah dilaksanakan
Tika Oktaria,2013
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penilitian ini adalah metode
eksperimen. Metode eksperimen pada penelitian ini dilakukan dengan cara
membandingkan beton rencana fc = 25 Mpa sebagai kontrol dengan beton yang
akan di eksperimen. Kedua beton tersebut akan diuji dengan pengujian kuat tekan
beton dan untuk mengetahui durabilitas beton, dilakukan pengujian kuat tekan
beton juga dengan merendam beton di dalam magnesium sulfat. Dari hasil
pengamatan penelitian terhadap beton yang dieksperimenkan, diharapkan dapat
mengetahui pengaruh penambahan abu sekam padi terhadap kuat tekan beton dan
durabilitas terhadap magnesium sulfat.
3.2 Bahan Baku dan Peralatan
3.2.1 Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk sampel beton pada penelitian ini adalah
1. Semen
Semen berfungsi sebagai bahan pengisi dan pengikat pada campuran
beton. pada penelitian ini semen yang kan digunakan semen tiga roda
kemasan 40 kg.
2. Agregat kasar
Agregat kasar atau batu pecah yang digunakan pada penelitian ini yaitu
agregat kasar dari ragadar dengan ukuran kurang lebih 1-2,5 cm
3. Agregat halus
Agregat pasir yang digunakan adalah pasir beton galunggung dan
sebelum melakukan pembuatan beton dilakukan penyaringan untuk
29
4. Air
Air yang digunakan berasal dari Laboratorium Bahan dan Konstruksi
Program Studi Teknik SIpil Universitas Pendidikan Indonesia. Secara
visual air tampak jernih, tidak berwarna dan tidak berbau.
5. Abu sekam padi
Abu sekam padi yang dipakai adalah abu dari pembakaran batu bata
yang berasal dari Soreang setelah dilakukan penyaringan.
6. Magnesium sulfat
Magnesium sulfat yang digunakan magnesium sulfat yang berbentuk
bubuk diperoleh dari central kimia jalan gardujati no.8 bandung.
3.2.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan beton adalah
1. Timbangan digital (weight balance digital)
2. Alat-alat gelas
3. Ayakan
4. Wadah pencampur beton (ember)
5. Alat pengaduk beton
6. Cetakan beton (mould steel)
7. Compression Machine
8. Universal Testing Machine (UTM)
9. Scanning Electron Microscope (SEM)
3.3 Variabel dan Parameter
variabel adalah atribut dari sekelompok objek yang mempunyai variasi antara
satu objek dengan objek lainnya dalam kelompok tersebut sebagai mana yang
dikemukan oleh sugiyono (2002:2).
Variable dalam penelitian ini campuran beton dengan mensubstitusi
sebagaian semen dengan abu sekam padi. Dan untuk durabilitasnya beton diuji
terhadap magnesium sulfat. Pada penelitian ini jumlah sample ditentukan
30
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Benda Uji
normal
15 30 28
Beton Normal (kontrol) 4 4 4 12 Beton eksperimen :
5 % ASP 4 4 4 12
10 % ASP 4 4 4 12
15 % ASP 4 4 4 12
20 % ASP 4 4 4 12
Jumlah 20 20 20 60
KELOMPOK jumlah
Mgso4
31
3.4 Alur Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Diagram 3.1. Diagram Alur Penelitian
Uji SEM Pra Penelitian
Survey lokasi pengambilan Abu Sekam Padi,MgSO4 dan
laboratorium penelitian
Persiapan Bahan dan Alat
Pengujian Material
Pembuatan Benda Uji
Beton normal ( tanpa penambahan abu sekam padi )sebagai pembanding.dengan perbandingan semen : pasir : kerikil yaitu 1: 1,93 :2,42 dengan FAS 0,456.
Beton eksperimen (penambahan abu sekam padi) dengan persentase penambahan 5% , 10%, 15%, 20% dari semen.
Pencetakan benda uji
Benda uji dibuka cetakannya umur 1 hari, langsung direndam dalam air biasa
Masa perawatan 28 hari
Pengujian kuat tekanUmur 28 Hari
Benda uji direndam dalam 5% larutan MgSO4
Pengujian kuat tekan pada umur 15 hari dan 30 hari
Hasil pengujian
Analisis Hasil Pengujian
kesimpulan
32
3.5 Lokasi Penelitian
Penelitian dan pengamatan dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan
Program Studi Teknik Sipil Universitas Pendidikan Indonesia, Jalan Dr. Setiabudi
No. 207 Bandung 40154. Dan laboratorium Scanning Electron Microscope
Gakultas Gatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung.
3.6 Tahapan Pengujian material
Pengujian material dilakukan untuk mendapatkan mix design.. Pengujian
material bertujuan untuk mengetahui sifat atau karakteristik yang terdapat dalam
material tersebut sesuai dengan peraturan. Berikut ini adalah langkah-langkah
dalam pengujian material penyusun beton :
3.6.1 Pemeriksaan berat volume agregat
Pemeriksaan berat volume agregat untuk perbandingan antara berat
material kering dengan volume.
a. Peralatan
1. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat material
2. Wadah tahan panas yang dengan kapasitas yang cukup besar
3. Batang pemadat berdiameter 15mm dan panjang 60cm dengan ujung
yang bulat
4. Sekop
5. Mistar perata
6. Wadah silinder baja dilengkapi pegangan
b. Bahan
1. Pasir beton (galunggung)
2. Kerikil
c. Prosedur pengujian
1. Timbang dan catalah berat wadah silinder.
2. Masukan agregat sepertiga dari wadah silinder tusuk 25 kali secara
merata, lakukan perlakuan ini sampai 3 kali pengisian.
3. Ratakan permukaan wadah dengan mistar perata.
33
5. Hitung berat volume agregat.
Gambar 3.1. pengujian berat volume agregat
3.6.2 Pemeriksaan Analisis Saringan Agregat
Pemeriksaan Analisis Saringan Agregat dilakukan untuk menentukan
bagian butir (gradasi ) agregat. Data distribusi butiran pada agreagat diperlukan
dalam perencanaan adukan beton
a. Peralatan
1. Timbangan dengan ketelitian 0,2% dari agregat yang akan di uji
2. Saringan-saringan yang telah di tentukan ukuran lubangnya
3. Oven dengan pengatur suhu ( 110 + 5 ) 0 c
4. Alat penggentar
5. Talam atau wadah
6. Kuas pembersih, sikat kuningan
b. Bahan
1. Pasir beton (galunggung)
2. Kerikil
c. Prosedur pengujian
1. Bahan atau benda uji yang akan d uji di oven sampai mencapai berat
tetap.
2. Masukan benda uji ke saringan yang telah disusun. Susunan saringan
dimulai dari saringan paling besar di atas sampai paling kecil
34
3. Getarkan mesin penggetar sampai 15 menit.
4. Pisahkan benda uji yang tertahan pada masing-masing saringan
5. Timbang dan catat benda uji yang dipisahkan.
6. Hitung analisis agregat saringan
3.6.3 Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan 200
Pemeriksaan bahan lolos saringan 200 bertujuan untuk menetapkan jumlah
bahan dalam agregat halus yang lolos saringan no 200 dengan cara pencucian.
a. Peralatan
1. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari agregat
2. Saringan no 16 dan no 200
3. Oven dengan pengatur suhu ( 110 + 5 ) 0 c
4. Wadah yang cukup besar untuk pencuci pasir supaya tidak tumpah
5. Talam untuk mengeringkan agregat
b. Bahan
1. Pasir beton (galunggung)
c. Prosedur pengujian
1. Masukan benda uji ke dalam talam dan keringkan dalam oven hingga
mencapai berat tetap
2. Benda uji yang kering masukan kedalam wadah untuk di cuci, dan
kasih air sampai pasir terendam.
3. Guncang-guncang benda uji dan ganti air sampai pencucian pasir
jernih.
4. Masukan benda uji yang tertahan pada saringan 16 dan 200 ke dalam
talam lalu oven.
5. Kemudian timbang dan catat berat agregat
6. Hitung berat bahan kering agregat.
3.6.4 Pemeriksaan kadar lumpur pada pasir
Pemeriksaan kadar lumpur pada pasir bertujuan untuk mengetahui kadar
lumpur pada pasir. Kadar lumpur pasir harus kurang dari 5% sebagai ketentuan
35
a. Peralatan
1. Gelas ukur
2. Alat pengaduk
b. Bahan
1. Pasir beton (galunggung)
c. Prosedur pengujian
1. Masukan benda uji kedalam gelas ukur
2. Tambahkan air untuk melarutkan benda uji.
3. Gelas ukur di kocok untuk mencuci pasir dari lumpur.
4. Diamkan gelas ukur sampai 24 jamdi tempat yang rata agar lumpur
mengendap.
5. Kemudian catat tinggi pasir dan tinggi lumpur pada gelas ukur.
6. Hitung kadar lumpur benda uji.
Gambar 3.2. pengujian kadar lumpur agregat halus
3.6.5 Pemeriksaan kadar air pada agregat
Pemeriksaan Kadar air agregat bertujuan untuk perbandingan antara berat
yang terkandung dalam agregat dengan berat agregat dalam keadaan kering. Nilai
kadar air ini digunakan untuk koreksi takaran air dalam adukan beton yang
36
a. Peralatan
1. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari agregat.
2. Oven yang suhunya dapat di atur sampai (110 + 5 ) o c.
3. Talam yang cukup besar untuk penggeringan benda uji
b. Bahan
1. Pasir beton (galunggung)
2. kerikil
c. Prosedur pengujian
1. Timbang berat talam untuk pengeringan
2. Masukan benda uji kedalam talam kemudian timbang berat talam
beserta benda uji.
3. Masukan talam beserta benda uji kedalam oven sampai mencapai
berat kering tetap.
4. Setelah kering, Timbang dan catat berat talam dan benda uji
5. Hitung kadar air agregat.
37
3.6.6 Analisis Specific-Gravity dan Penyerapan Agregat Kasar
a.Peralatan
1. Timbangan dengan ketelitian 0,5gram yang mempunyai kapasitas 5kg
2. Oven yang suhunya dapat di atur sampai (110 + 5 ) o c.
3. Keranjang besi
4. Penggantung
5. handuk
b.Bahan
1. kerikil
c.Prosedur pengujian
1. Benda uji direndam selama 24 jam
2. Keringkan benda uji sampai kering permukaan (SSD) menggunakan
handuk.
3. Timbang benda uji yang sudah kering, hitung berat benda uji kondisi
SSD
4. Benda uji dimasukan kembali ke dalam keranjang dan direndam
kembali. goyang-goyang keranjang untuk melepas udara yang
terperangkap.kemudian dalam posisi terendam timbang berat benda
uji tersebut dan hitung berat benda uji dalam kondisi jenuh
5. Benda uji di keluarkan kembali dan keringkan, setelah kering timbang
kembali benda uji dan hitung berat benda uji kondisi kering.
3.6.7 Analisis Specific-Gravity dan Penyerapan Agregat Halus
a.Peralatan
1. Timbangan dengan ketelitian 0,5gram yang mempunyai kapasitas min
1kg
2. Piknometer dengan kapasitas 500 gram
3. Cetakan kerucut pasir
4. Tongkat pemadat untuk kerucut pasir
b.Bahan
38
c.Prosedur pengujian
1. Agregat halus dikeringakn dari berat jenuhnya sampai mencapai berat
kering tetap.
2. Pasir demasukan kedalam cetakan kerucut “ metal send cone mold”
kemudian dipadatkan dengan tongkat sampai 25 kali tumbukan.
Perlakuan ini sampai 3 kali pemadatan.
3. Setelah diratakan permukaan angakat cetakan kerucut perlahan hingga
diperoleh berat benda uji SSD jika buturan pasir yang ada pada
cetakan longsor.
4. Masukan benda uji 500 gram kedalam piknometer dan tambahkan air
sampai 90% penuh. Goyang-goyang piknometer untuk mengeluarkan
gelembung udara. Kemudian rendam piknomoter kedalam air selama
24 jam dan timbang piknometeryang berisi air dan benda uji.
5. Pisahkan benda uji dari piknometer kemudian keringkan sampai berat
mencapai tetap atau selama 24 jam. Kemudian timbang berat benda
uji yang telah kering
6. Timbang dan catat berat piknomoter berisi air sampai kalibrasi pada
temperature 74 f dengan ketelitian 0,1 gram
39
3.7 Tahapan Perencanaan Campuran Beton
3.7.1 Perancangan Beton f’c 25 Mpa
Beton yang akan diuji memiliki kekuatan tekan (f’c) sebesar 25 Mpa.
Perancangan beton f’c 25 Mpa mengunakan metode American Concrete Institute
(ACI). Langkah-langkah perancangan beton metode ACI adalah sebagai berikut :
1. Hitung kuat tekan rata-rata beton, berdasarkan kuat tekan dan margin f’cr = m+f’c
a. Nilai margin dihitung dengan rumus m = 1,64xSd
b. Standar deviasi (Sd) diambil dari tabel 3.2 berdasarkan mutu pelaksanaan
yang diinginkan.
Tabel 3.2 Nilai Standar Deviasi Menurut ACI
Mutu Pelaksanaan (Mpa)
Volume pekerjaan Baik Sekali Baik Cukup
Kecil (<1000m3)
Sedang (1000-3000m3)
Besar (>3000m3)
4,5<sd≤5,5 3,5<sd≤4,5 2,5<sd≤3,5
5,5<sd≤6,5 4,5<sd≤5,5 3,5<sd≤4,5
6,5<sd≤8,5 5,5<sd≤6,5 4,5<sd≤5,5
Sumber : Tri Mulyono (2005:161)
c. Kuat tekan rencana (f’c) ditentukan berdasarkan rencana atau dari hasil uji
40
2. Tetapkan nilai slump
a. Nilai slump ditentukan atau dapat mengambil data dari tabel 3.2.
Tabel 3.3 Slump yang Disyaratkan Untuk Berbagai Konstruksi Menurut ACI
Jenis Konstruksi Slump (mm)
Maksimum* Minimum
Dinding penahan dan Pondasi
Pondasi sederhana, sumuran dan dinding
sub struktur
Balok dan dinding beton
Kolom struktural
menggunakan birator, tetapi menggunakan metode konsolidasi
Sumber : Tri Mulyono (2005:161)
b. Ukuran maksimum agregat dihitung dari 1/3 tebal plate dan atau ¾ jarak
bersih antar baja tulangan, tendon, bundle bar, atau ducting dan atau 1/5
jarak terkecil bidang bekisting ambil yang terkecil atau dapat diambil dari
data pada tabel 3.3.
Tabel 3.4 Ukuran Maksimum Agregat Menurut ACI
Dimensi Minimum, mm Balok/Kolom Plat
62,5
Sumber : Tri Mulyono (2005:162)
3. Tetapkan jumlah air yang dibutuhkan berdasarkan ukuran maksimum
41
Tabel 3.5 Perkiraan Air Campuran dan Persyaratan Kandungan Udara untuk
Berbagai Slump dan Ukuran Nominal Agregat Maksimum, ACI
Slump (mm)
42
4. Tetapkan nilai faktor air semen (FAS) berdasarkan tabel 3.6
Tabel 3.6 Nilai Faktor Air Semen Menurut ACI
Kekuatan Tekan
28 hari (Mpa)
FAS
Beton Air-entrained Beton Non Air-entrained
41,4
Sumber : Tri Mulyono (2005:163)
a. Apabila nilai kuat tekan berada diantara nilai yang diberikan maka
dilakukan interpolasi.
5. Hitung jumlah semen yang dibutuhkan dengan cara jumlah air dibagi FAS.
6. Tetapkan volume agregat kasar berdasarkan agregat maksimum dan
modulus halus butir (MHB) agregat halusnya sehingga didapat persen
agregat kasar, data ditampilkan pada tabel 3.7.
Tabel 3.7 Volume Agregat Kasar Per Satuan Volume Beton, Metode ACI
Ukuran Agregat
maksimum
(mm)
Volume agregat kasar kering persatuan volume untuk
berbagai modulus halus butir
2,40 2,60 2,80 3,00
43
a. Apabila nilai modulus halus butirnya berada diantaranya,maka dilakukan
interpolasi.
b. Volume agregat kasar = persen agregat kasar x berat kering agregat kasar
7. Estimasikan berat beton segar berdasarkan tabel 3.8.
Tabel 3.8 Estimasi Berat Awal Beton Segar (kg/m3), Metode ACI
Ukuran agregat
maksimum (mm) Beton air-entrained
Beton non
air-Sumber : Tri Mulyono (2005:165)
a. Hitunglah agregat halus dengan cara berat beton segar – (berat air + berat
semen + berat agregat kasar)
8. Hitung proporsi bahan, semen, air, agregat kasar dan agregat halus,
kemudian koreksi berdasarkan nilai daya serap air pada agregat.
a. Semen didapat dari langkah 5
b. Air didapat dari langkah 3
c. Agregat kasar didapat dari langkah 6 halus didapat dari langkah 7 –
langkah (3+5+6)
3.7.2 Tahapan Pembuatan Benda Uji
1.Tahapan Penimbangan Material
a. Alat
1.) Timbangan digital
44
b. Bahan
1.) Agregat kasar
2.) Agregat halus
3.) Semen
4.) Abu sekam padi
5.) air
c. Tahapan
Menakar seluruh bahan yang digunakan dalam pembuatan beton sesuai
dengan mix desain dan menimbang bahan- bahan tersebut agar sesuai
dengan yang dibuat. Timbangan yang digunakan dalam pembuatan benda
uji adalah timbangan digital. Penggunaan timbangan digital dapat
meminimalisasi kesalahan dan mengefektifkan waktu. Angka yang
ditunjukkan pada timbangan digital mendekati akurat dalam penakaran
material.
Gambar 3.5. bahan-bahan yang telah ditimbang
2.Tahapan Pengadukan Beton Segar
a. Alat
1.) Mesin pengaduk (Molen)
b. Bahan
1.) Agregat kasar
45
3.) Semen
4.) Abu sekam padi
5.) Air
6.) Ember atau talam
7.) Sekop
c. Tahapan
Dalam pengadukan beton menggunakan alat mesin pengadukan
campuran beton selama penelitian. Langkah-langkah dalam proses
pengadukan menggunakan mesin pengaduk adalah sebagai berikut :
1.) Siapakan agregat-agregat yang akan di aduk.
2.) Masukkan agregat halus dan semen terlebih dahulu dan memutar
mesin pengaduk.
3.) Masukan agregat kasar dan putar kembali sampai campuran merata
4.) masukan air sedikit demi sedikit sampai 50 % air yang akan
dimasukan dan putar mesin pengaduk dengan tenaga mesin.
5.) Setelah campuran tersebut sudah keliatan tidak kering lagi,masukan
sisa air berikutnya sedikit demi sedikit dan aduk kembali hingga
rata sampai campuran terlihat homogen.
3.Tahapan Tes Slump Beton dengan Kerucut Abram
a. Alat
1.) Kerucut abram
2.) Batang penusuk berdiameter 16 mm, panjang 600 mm dan
memiliki ujung berbentuk bola.
3.) Penggaris atau alat ukur kerucut abram
4.) Pelat baja untuk alas tes slump
b. Bahan
1.) Adukan beton.
c. Tahapan
1) Menyediakan alat-alat slum test. Kemudian menuangkan beton segar
46
2) Kemudian melakukan penusukan atau pemadatan terhadap beton
sebanyak 25 kali tusukan. Lakukan kembali pemasukan beton segar
kemudian ditusuk-tusuk lagi. Lakukan sampai cetakan kerucut penuh.
3) Setelah penuh beton di ratain bagian atasnya, dan angkat tabung
kerucut tersebut secara vertical tanpa adanya gerakan horizontal.
Dengan waktu tidak dari 5±2 detik.
4) Kemudian letakan tabung kerucut disamping beton yang tumpah dan
penusuk tepat diatasnya.
5) Ukur dengan meteran dari puncak coran ke tiang penusuk. Hasil
pengukuran adalah nilai slum dari coran tersebut. Apabila nilai slump
memenuhi syarat maka coran beton bisa digunakan.
6) Selesaikan seluruh pekerjaan dari awal sampai akhir dengan waktu
tidak lebih dari 2,5 menit.
4.Tahapan pemeriksaan berat isi beton
a. Alat
1.) Timbangan dengan ketelitian 0,3% dari agregat
2.) Batang penusuk berdiameter 16 mm, panjang 600 mm dan
memiliki ujung berbentuk bola.
3.) Alat perata
4.) Palu karet
5.) Wadah ukur berbentuk silinder
b. Bahan
1.) Adukan beton.
c. Tahapan
1) Timbang dan catatlah wadah ukur silinder
2) Masukan beton segar 1/3 dari silinder, kemudian lakukan
penusukan sebnyak 25 kali. Penusukan tidak boleh mengenai
wadah silinder.
3) Lakukan kegiatan tersebut sampai 3 kali. Kemudian ratakan
47
4) Ketuk-ketuk bejana atau wadah denganapalu karet agar
gelumbung-gelembung udara dapat keluar.
5) Timbang dan catat beton segar beserta wadah ukur.
5. Tahapan Penuangan dan Pemadatan Beton Segar
a. Alat
1.) Cetakan silinder 10/20
2.) Batang penusuk berdiameter 16 mm, panjang 600 mm dan
memiliki ujung berbentuk bola.
3.) Alat perata
4.) Palu karet
b. Bahan
1.) Adukan beton.
c. Tahapan
1.) masukan adukan beton kedalam silinder. Pemasukan adukan beton
sebanyak 3 kali, 1/3 dari silinder.
2.) Setiap 1/3 lapisan lakukan penusukan sepertiuji slump tes sebnyak 25
kali secara merata.
3.) Setelah tiap lapisan ditusuk, bagian luar silinder diketok menggunakan
tongkat karet sebanyak 10 sampai 15 kali secara pelan-pelan untuk
merapatkan lubang akibat tumbukan dan untuk mengeluarkan udara
yang terperangkap.
4.) Setelah silinder terisi penuh, ratakan permukaannya dan bersihkan
silinder.
6. Tahapan Perawatan Benda Uji
Perawatan benda uji dapat dilakukan dengan perendaman dan juga
dapat dengan menutupi beton dengan goni basah, namun harus diingat kalau
menggunakan goni basah bahwa goni harus tetap selalu dijaga agar tetap
basah. Perawatan benda uji dilakukan untuk menghindari penguapan air pada
48
Adapun cara perendamannya adalah sebagai berikut:
a. Setelah 24 jam dari baeton dibuat maka cetakan beton silinder dibuka,
lalu dilakukan perendaman terhadap sampel beton tersebut.
b. Perendaman dilakukan sampai umur beton 28 hari didalam air biasa.
c. Perendaman dilakukan juga padaair yang dicampur dengan magnesium
sulfat setelah perendaman didalam air biasa
d. Sebelum beton direndam terlebih dahulu diberi tanda atau kode
penamaan pada permukaan sampel.
Gambar 3.6. perawatan beton
7. Tahapan Pengujian kuat tekan beton
Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur beton 28 hari. dan
umur 45 dan 60 setelah perendaman di dalam MgSO4.
a. Alat
1.) Timbangan digital
2.) UTM (Universal Testing Machine) sebagai alat penguji kuat tekan
b. Bahan
1.) beton.
c. Tahapan
1.) Silinder beton diangkat dari rendaman, kemudian keringkan selama
24 jam.
49
3.) Meletakkan sampel beton di atas alat penguji, lalu menghidupkan
mesin dan lakukan pembebanan secara perlahan
4.) Lakukan pembebanan sampai beton hancur
5.) Mencatat hasil beban maksimum.
Gambar 3.7. pengujian kuat tekan beton
8. Tahapan Pengujian Scanning Electron Microscope (SEM)
Pengujian SEM dilakukan setelah pengujian kuat tekan beton pada
masing-masing umur beton. Pengujian SEM hanya pada persentase 0%,
5%, dan 20% dengan umur beton 60 hari.
a. Alat
1.) SEM ( Scanning Electron Microscope)
b. Bahan
1.) beton.
c. Tahapan
1.) Siapkan pecahan beton yang akan di uji
2.) Letakan sample ke holder yang terbuat dari logam
3.) Lekatkan semple dengan mnggunakan selotip
50
Gambar 3.8. alat uji SEM ( Scanning Electron Microscope )
3.8 Analisis Hasil Penelitian
Analisis hasil penelitian dapat dilakukan setelah data-data diolah. Data-data
yang didapat mulai dari awal penelitian, saat penelitian, sampai akhir penelitian.
Hasil penelitian dibahas lebih rinci lagi bada bab IV
3.9 Simpulan dan hasil penelitian
Simpulan dan hasil penelitian dibahas lebih jelas pada bab V. pada bab V
membahas hasil dari penelitian yang dilakukan serta saran untuk lebih dapat
Tika Oktaria,2013
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu62 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1.Simpulan
Kesimpulan yang diperoleh bahwa abu sekam padi dapat digunakan
sebagai bahan pengganti sebagian semen pada campuran beton. Meningkatnya
Durabilatas beton dapat dilihat dari hasil kuat tekan beton yang direndam dalam
MgSO4. Hasil kuat tekan beton pada perendaman MgSo4 menunjukan bahwa
durabilitas terjadi pada saat subtitusi 5% abu sekam padi. Hasil kuat tekan beton
dengan penambahan 5% ASP meningkat dibandingankan dari substitusi abu
sekam padi yang lainnya. Semakin besar kuat tekan beton maka semakin tinggi
durabilitas beton tersebut.
5.2.Saran
Ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan baik untuk penelitian
sejenis maupun bagi instansi yang terkait.
1. Membuat pembanding beton antara beton yang direndam didalam
magnesium sulfat dengan beton yang direndam didalam air biasa pada
umur yang sama.
2. Untuk mengetahui durabilitas beton lebih jelas lagi, sebaiknya melakukan
uji permeabilitas.
3. Pada proses pembuatan campuran beton sebaiknya dilakukan sekaligus
Tika Oktaria,2013
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Teori Beton. Tersedia:
http://www.scribd.com/doc/39044587/Teori-Beton
Anonim. .Pengertian Beton. Tersedia :
http://www.ilmusipil.com/pengertian-beton-adalah
Armeyn.2011. Tinjauan ulang durabilitas pada beton. padang: institut teknologi
padang.
Anonim. Tentang SEM . tersedia : http://sem.fmipa.itb.ac.id/index.php.
Anonym. Tentang SEM. Tersedia :
http://materialcerdas.wordpress.com/teori-dasar
Anom, giri, muliarta. 2006. Pengaruh NaCl dan MgSO4 terhadap kuat tekan dan
kuat tarik belah batu pedas buatan. Denpasar: universitas udayana.
Bakri. 2008. Komponen Kimia dan Fisik Abu Sekam Padi Sebagai SCM Untuk
Pembuatan Komposit Semen. Makassar : Universitas Hasannudin
Haryono,sri dan primantari, luky. 2005. Pemanfaatan limbah abu ampas tebu
(baggaseash) Sebagai bahan substitusi semen untuk meningkatkan kuat
tekan Dan durabilitas beton pada lingkungan agresif. Kopertis wilayah IV
: Majalah ilmiah
Jumiaty, eti. 2009. Studi Banding Pengaruh Jenis Mikrosilika Sebagai Bahan
Campuran Pada Beton Mutu Tinggi Terhadap Kekuatan Beton Melawan
Serangan Sulfat. Medan : universitas Sumatra utara.
Setiyana,budi dan Putra Perdana, Revelino. 2007. Karakterisasi material ball mill
pada proses pembuatan semen dengan metoda pengujian kekerasan,
mikrografi dan sem. Semarang: universitas diponogoro.
Kurniawandy, Djauhari, dan Napitu. Pengaruh Abu Terbang terhadap Karakteristik Mekanik Beton Mutu Tinggi. Pekanbaru. Universitas riau.
Tika Oktaria,2013
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nasrulloh, ahmad dkk. 2011. Pembuatan Dan Karakterisasi Batako Ringan Yang
Di Buat Dari Sludge (Limbah Padat) Industri Kertas-Semen. semarang :
universitas semarang.
Nugraha dan Antoni. 2007. Teknologi beton. Yogyakarta : Andi.
Putra Dharma.2006. Penambahan abu sekam pada dalam mengantisipasi
kerusakan akibat magnesium sulfat pada air laut. Jurnal ilmiah teknik
sipil. Denpasar : universitas udayana.
Sembayang, surya. 2011. Correlation between rice husk ash as substitution
Materials the amount of cement and properties of High strength flowing
concrete. Jurnal rekayasa. Lampung : universitas lampung.
Septiandini, erna. 2004. Studi Banding Pengaruh Jenis Mikrosilika Sebagai
Bahan Campuran Pada Beton Mutu Tinggi Terhadap Kekuatan Beton
Melawan Serangan Sulfat. Jakarta : universitas Indonesia.
Susilarini, retno dan sambowo, kusno adi. 2011. Teknologi beton lanjutan
durabilitas beton. Semarang : Surya perdana semesta.
SNI 03-2847-2002 Tentang cara perencanaan struktur beton untuk bangunan
gedung
SNI 11298-1971-2011 Tentang uji kadarair agregat
SNI 1970-2008 Tentang uji berat jenis dan penyerapan agregat halus.
SNI 03-4142-1996 Tentang Uji bahan lolos saringan 200
SNI 03-1968-1990 Tentang analisis saringan agregat halus dan kasar
SNI 2493-2011 Tentang tata cara pembuatan dan perawatan benda uji beton di
laboratorium.
Tika Oktaria,2013
DURABILITAS BETON DENGAN SUBTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SNI 03-1974-1990 Tentang metode pengujian kuat tekan beton.
Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton. Yogyakarta : Nafiri
Purwandari, Rustiana dyah, dkk. Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi pada
Hasil Perlakuan dengan Asam klorida Sebagai Bahan Pozzolan Terhadap