PUTUSAN
Nomor : 124/Pdt.G/2012/PA.NTN
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Natuna yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara cerai talak antara :
PEMOHON, umur 33 tahun, Agama Islam, pendidikan terakhir SD, pekerjaan Nelayan, bertempat kediaman di Natuna, selanjutnya disebut sebagai Pemohon ;
MELAWAN
TERMOHON, umur 31 tahun, Agama Islam, pendidikan terakhir SD, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Natuna, selanjutnya disebut sebagai Termohon ;
Pengadilan Agama tersebut ;
Telah membaca dan mempelajari berkas perkara ;
Telah mendengar keterangan Pemohon dan Termohon, serta memeriksa alat-alat bukti yang diajukan ke persidangan ;
TENTANG DUDUK PERKARANYA
Menimbang, bahwa Pemohon dengan permohonannya tertanggal 05 Juli 2012 mengajukan permohonan izin cerai talak yang kemudian terdaftar di kepaniteraan Pengadilan Agama Natuna dengan Register Perkara Nomor : 124/Pdt.G/2012/PA.Ntn.
tanggal 05 Juli 2012, mengemukakan dalil-dalil sebagai berikut :
1. Bahwa Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami istri sah, menikah di Pegawai Pencatat Nikah Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, pada hari Kamis, tanggal 17 Juni 2004 M, bertepatan dengan tanggal 28 Rabiul Akhir 1425 H, sebagaimana termuat didalam Kutipan Akta Nikah, Nomor : 185/II/XII/2004, tertanggal 27 Desember 2004 ;
2. Bahwa Pemohon dan Termohon menikah berdasarkan suka sama suka, dan pada saat menikah Pemohon berstatus jejaka, dan Termohon berstatus gadis ;
3. Bahwa setelah menikah sampai sekarang ini Pemohon dan Termohon tinggal bersama orangtua Termohon di Kelarik, namun 1 (satu) minggu terakhir Pemohon dan Termohon sudah tidak bersama lagi ;
4. Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon sudah melakukan hubungan sebagaimana layaknya suami istri, dan telah dikaruniai 2 (dua) orang anak masing- masing bernama ;
A. ANAK I, umur 7 tahun ; B. ANAK II, umur 2 tahun ;
5. Bahwa selama 3 (tiga) tahun berumah tangga, antara Pemohon dan Termohon baik- baik saja, selebihnya sudah tidak harmonis dan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran dikarenakan Pemohon mengajak Termohon untuk pindah ke Kelanga, namun Termohon tidak mau ;
6. Bahwa sejak menikah Pemohon dan Termohon menempati rumah orangtua Termohon, namun Pemohon sebagai seorang suami tidak bisa berlama-lama tinggal bersama orangtua Termohon, dan bermaksud membina rumah tangga dirumah kediaman sendiri, namun Termohon tetap tidak mau dan tetap ingin dekat dengan orangtuanya ;
7. Bahwa Pemohon merasa tidak enak karena bertahun-tahun tinggal dirumah orangtua Termohon, bahkan sikap orangtua Termohon sepertinya tidak suka dengan Pemohon, dan Pemohon sudah tidak tahan lagi tinggal di Kelarik , sehingga Pemohon keluar dari rumah, namun Termohon tetap tidak mau ikut Pemohon ; 8. `Bahwa untuk memenuhi pasal 35 Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1975,
Penggugat mohon agar Panitera / Sekretaris Pengadilan Agama Natuna mengirimkan salinan putusan perkara ini yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap kepada Kantor Urusan Agama Kecamatan Bunguran Barat untuk dilakukan pencatatan pada sebuah buku daftar yang diperuntukkan untuk kepentingan tersebut ; 9. Bahwa Pemohon bersedia membayar biaya perkara sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku ;
Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, Pemohon berkeyakinan bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak dapat disatukan lagi dalam membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah, dan jalan yang terbaik untuk mengakhiri krisis rumah tangga ini adalah dengan jalan perceraian, oleh karena itu Pemohon mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Natuna Cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menetapkan hari sidang dan memanggil para pihak serta menjatuhkan putusan sebagai berikut :
PRIMER :
1 Mengabulkan permohonan Pemohon ;
2. Memberi izin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (TERMOHON) di depan sidang Pengadilan Agama Natuna;
3. Memerintahkan Panitera/Sekretaris Pengadilan Agama Natuna untuk menyampaikan salinan putusan perkara ini setelah mempunyai kekuatan hukum yang tetap kepada KUA Kecamatan Bunguran Barat untuk dicatat dalam sebuah buku daftar yang diperuntukkan untuk kepentingan tersebut ;
4. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku ;
SUBSIDER :
Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya ; Bahwa guna pemeriksaan perkara ini, Pemohon dan Termohon telah dipanggil secara resmi dan patut untuk datang menghadap di persidangan, terhadap panggilan mana Pemohon dan Termohon masing-masing datang secara in person di persidangan ;
Bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon akan tetapi tidak berhasil, namun demikian Majelis Hakim tetap memerintahkan Pemohon dan Termohon untuk melakukan upaya perdamaian melalui mediasi, atas perintah tersebut Pemohon dan Termohon telah memilih mediator untuk pelaksanaan mediasi dimaksud. Dalam hal ini Pemohon dan Termohon telah memilih Dahron, S.Ag., MSI., hakim Pengadilan Agama Natuna sebagai mediator.
Bahwa pada persidangan lanjutan atas perkara ini, Majelis Hakim telah mendengarkan keterangan Pemohon dan Termohon bahwa mediasi tidak berhasil, hal ini sesuai dengan surat mediator Nomor: 124/Pdt.G/2012/PA.Talu tanggal 26 September 2012 yang menerangkan bahwa mediasi dalam perkara ini tidak berhasil ;
Bahwa oleh karena usaha damai tidak berhasil, maka pemeriksaan perkara ini dilanjutkan dan dilakukan dalam sidang tertutup untuk umum, kemudian oleh Ketua Majelis Hakim dibacakanlah surat permohonan Pemohon, yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon ;
Bahwa terhadap dalil-dalil permohonan Pemohon, Termohon telah menyampaikan jawaban lisan yang pada intinya membenarkan semua dalil-dalil permohonan Pemohon, kecuali hal-hal sebagai berikut :
Bahwa tidak benar jika perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon disebabkan karena Termohon tidak mau diajak oleh Pemohon pindah ke Kelanga, sebenarnya yang menyebabkan perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dengan Termohon adalah dikarenakan
Pemohon berselingkuh dengan perempuan lain yang bernama WANITA LAIN (istri abang kandung Termohon sendiri), dan Termohon sudah 3 (tiga) kali melihat Pemohon dengan WANITA LAIN berpelukan bagaimana layaknya suami istri ;
Bahwa orang tua Termohon tidak pernah menunjukkan sikap tidak suka kepada Pemohon, bahkan setelah orangtua Termohon meninggal, oleh saudara-saudara Termohon rumah tersebut diserahkan kepada Termohon dan Pemohon ;
DALAM REKONPENSI
1. Bahwa segala apa yang telah Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi kemukakan pada jawaban konpensi terurai di atas, sepanjang berkaitan dengan gugatan rekonpensi ini, mohon kiranya diberlakukan dan dianggap telah tercantum (mutatis mutandis) di bawah ini.
2. Bahwa Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi telah memiliki dua orang anak yang bernama ANAK I (tujuh tahun), dan ANAK II (dua tahun), oleh karena kedua anak tersebut belum dewasa, maka Penggugat Rekonpensi memohon agar hak asuh atas kedua anak tersebut diberikan kepada Penggugat Rekonpensi hingga kedua anak tersebut dewasa dan bisa menentukan pilihannya sendiri ;
3. Bahwa jika hak asuh atas kedua anak tersebut jatuh pada Penggugat Rekonpensi, maka Penggugat Rekonpensi memohon agar Tergugat Rekonpensi dihukum untuk membayar biaya pemeliharaan dan pendidikan anak tersebut sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) setiap bulan hingga anak tersebut dewasa ;
4. Bahwa sejak bulan Juni 2012, Tergugat Rekonpensi tidak pernah memberi nafkah kepada Penggugat Rekonpensi, maka Penggugat Rekonpensi memohon agar Tergugat Rekonpensi dihukum untuk membayar nafkah tersebut sebesar Rp. 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu rupiah) setiap bulan selama 3 (tiga) bulan, yang jika ditotal menjadi Rp.4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah) ;
5. Bahwa jika terjadi perceraian, maka Penggugat Rekonpensi akan menjalani masa iddah selama tiga bulan lamanya, maka Penggugat Rekonpensi memohon agar Tergugat Rekonpensi dihukum untuk membayar nafkah, maskan, dan kiswah selama masa iddah Penggugat Rekonpensi sebesar Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah) setiap bulannya, yang jika ditotal menjadi Rp.3.000.000,- (tiga juta rupiah) ;
5. Bahwa sebagai wanita yang diceraikan oleh suaminya, maka Penggugat Rekonpensi berhak atas Mut’ah dari Tergugat Rekonpensi, maka Penggugat Rekonpensi juga memohon agar Tergugat Rekonpensi dihukum untuk membayar mut’ah sebesar 3 gr emas ;
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, selanjutnya Penggugat Rekonpensi mohon agar Pengadilan Agama Natuna cq. Majelis Hakim menjatuhkan putusan atas gugatan rekonpensi ini dengan amar sebagai berikut:
1. Mengabulkan gugatan rekonpensi Penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya ; 2. Menetapkan pemegang hak asuh anak bernama ANAK I, umur 7 tahun, dan ANAK
II, umur 2 tahun berada pada Penggugat Rekonpensi ;
3. Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk memberi/membayar kepada Penggugat Rekonpensi berupa :
a) Biaya pemeliharaan dan pendidikan anak sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) setiap bulan hingga anak tersebut dewasa ;
b) Nafkah Lampau seluruhnya sebesar Rp.4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah) ;
c) Nafkah selama iddah seluruhnya sebesar Rp.3.000.000,- (tiga juta rupiah) ; d) Mut’ah berupa emas seberat 3 gr ;
4. Membebankan biaya yang timbul dalam perkara ini sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku ;
Bahwa atas jawaban Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi dalam pokok perkara Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi menyampaikan replik yang pada intinya membenarkan Jawaban Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi, kecuali pernyataan Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi yang menyatakan bahwa Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi telah berselingkuh, karena hal itu tidak pernah Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi lakukan, adapun mengenai gugatan Penggugat Rekonpensi tersebut, Tergugat Rekonpensi memberikan jawaban yang pada intinya tidak keberatan dan menyanggupi semua yang digugat oleh Penggugat Rekonpensi ;
Bahwa atas replik Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi dalam pokok perkara, Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi memberikan duplik yang pada intinya tetap dengan jawabannya semula, sedangkan mengenai jawaban Tergugat Rekonpensi dalam gugatan rekonpensi tidak perlu dikonfirmasi lagi, karena Tergugat Rekonpensi menyatakan tidak keberatan dan menyanggupi semua yang digugat oleh Penggugat Rekonpensi ;
Bahwa vuntuk menguatkan dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan alat bukti berupa :
1. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk nomor : 2103160107780011, tanggal 18 Oktober 2012, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kabupaten Natuna, yang telah dimeterai secukupnya dan telah dinazegelend oleh Pejabat Pos dan dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Agama Natuna, serta telah dicocokkan dengan aslinya oleh Majelis Hakim ternyata sama, selanjutnya disebut P.1 ;
2. Foto Copy Kutipan Akta Nikah Nomor: 185/II/XII/2004, tanggal 27 Desember 2004 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna yang telah dimeterai secukupnya dan telah dinazegelend oleh Pejabat Pos dan dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Agama Natuna, serta telah dicocokkan dengan aslinya oleh Majelis Hakim ternyata sama, selanjutnya disebut P.2 ;
3. Foto Copy surat pernyataan yang dibuat oleh PEMOHON, yang diketahui oleh Kepala Desa Kelanga, tanggal 15 Oktober 2012 yang telah dimeterai secukupnya, dan telah dinazeglend oleh Pejabat Pos, akan tetapi tidak dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Agama Natuna, karena Penggugat tidak dapat menunjukkan Asli dari surat tersebut, oleh Mejelis Hakim selanjutnya disebut P.3 ;
Bahwa selain bukti surat tersebut di atas, Pemohon telah mengajukan bukti dua orang saksi, yakni:
Saksi I.
SAKSI PERTAMA, dibawah sumpahnya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon karena tetangga saksi, dan dengan Termohon saksi kenal sejak kecil ;
- Bahwa setahu saksi antara Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami istri sah, tapi saksi sudah lupa kapan Pemohon dan Termohon menikah, selain itu saksi juga tidak hadir pada acara pernikahan Pemohon dan Termohon, namun saksi mengetahui akan adanya pernikahan Pemohon dan Termohon ;
- Bahwa Pemohon dan Termohon telah dikaruniai 2 (dua) orang, yang saat ini ikut dengan Termohon ;
- Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal; di Kelarik, kemudian pindah ke Kelanga, namun tak lama kemudian Pemohon dan Termohon kembali pindah ke Kelarik hingga berpisah ;
- Bahwa menurut cerita orangtua Pemohon, saat ini rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak harmonis dan sering bertengkar ;
- Bahwa saksi tidak pernah melihat/mendengar Pemohon dan Termohon bertengkar, saksi hanya mengetahui kalau saat ini Pemohon dan Termohon sudah tidak serumah lagi ;
- Bahwa saksi tidak mengetahui Penyebab Pemohon dan Termohon pisah rumah, akan tetapi dari keterangan orangtua Pemohon Bahwa Pemohon diusir oleh Termohon ;
- Bahwa saat ini Pemohon bekerja sebagai nelayan, dan saksi tidak mengetahui berapa pastinya penghasilan Pemohon ;
Saksi II.
SAKSI KEDUA, di bawah sumpahnya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon, karena Pemohon adalah kakak kandung saksi, dan saksi kenal dengan Termohon sejak sebelum menikah dengan Pemohon ;
- Bahwa antara Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami istri sah, menikah pada tahun 2004 dan saksi hadir pada acara pernikahan Pemohon dan Termohon ; - Bahwa Pemohon dan Termohon telah dikaruniai 2 (dua) orang anak, sekarang
bersama Termohon ;
- Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di Kelarik selama 7 (tujuh) tahun ;
- Bahwa pada awalnya rumah tangga Pemohon dan Termohon baik dan harmonis, namun setelah anak kedua Pemohon dan Termohon lahir, rumah tangga Pemohon dan Termohon mulai tidak harmonis ;
- Bahwa penyebab tidak harmonisnya rumah tangga Pemohon dan Termohon adalah dikarenakan Termohon tidak mau ikut dengan Pemohon untuk tinggal di Kelanga, selain itu menurut cerita Termohon kepada saksi sekitar 4 (empat) bulan yang lalu Pemohon berselingkuh dengan perempuan lain, akan tetapi saksi tidak pernah melihat Pemohon berselingkuh dengan perempuan lain ;
- Bahwa saksi pernah mendengar Pemohon dan Termohon bertengkar 1 (satu) kali, akan tetapi saksi tidak mengetahui penyebab pertengkaran itu ;
- Bahwa saat ini Pemohon bekerja sebagai nelayan bersama saksi, dengan penghasilan Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp. 120.000,- (seratus dua puluh ribu rupiah) setiap kali turun ke laut ;
- Bahwa Pemohon dan Termohon telah sering dinasehati oleh pihak keluarga, akan tetapi tidak berhasil ;
Bahwa Pemohon dan Termohon menyatakan tidak keberatan dan menerima semua keterangan yang disampaikan oleh saksi-saksi Pemohon ;
Bahwa selain alat bukti tersebut di atas, untuk menguatkan dan membenarkan dalil-dalil gugatannya Pemohon menyatakan tidak sanggup lagi
untuk mengajukan alat bukti, kemudian berdasarkan Putusan Sela Nomor 124/Pdt.G/2012/PA. Ntn yang amarnya memerintahkan Pemohon untuk mengucapkan sumpah supletoir, Pemohon menyatakan bersedia untuk mengucapkan sumpah yang diperintahkan kepadanya, lalu Pemohon mengucapkan sumpah di hadapan Majelis Hakim yang berbunyi sebagai berikut
“bismillahirrahmanirrahim, wallahi, Demi Allah saya bersumpah bahwa apa-apa yang saya terangkan atau saya dalilkan dalam gugatan saya adalah benar dan tidak lain dari pada yang sebenarnya” ;
Bahwa untuk menguatkan bantahan dan gugatan rekonpensinya, Termohon/Penggugat Rekonpensi telah mengajukan 1 (satu) orang saksi, yakni SAKSI PERTAMA, di bawah sumpahnya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa saksi kenal dengan Termohon karena Termohon adalah adik kandung saksi, dan Pemohon adik ipar saksi ;
- Bahwa Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami istri sah, menikah pada tahun 2004, dan saksi hadir pada acara pernikahannya, dan sekarang telah dikaruniai 2 (dua) orang anak ;
- Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon membina rumah tangga di Kelarik;
- Bahwa saat ini saksi melihat rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak rukun dan harmonis ;
- Bahwa penyebab rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak rukun dan harmonis dikarenakan Pemohon jarang sekali memberikan uang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, dan kalaupun Pemohon memberi jumlahnya hanya sedikit. Selain itu menurut cerita yang berkembang di masyarakat Pemohon telah berselingkuh, bahkan telah berzina dengan istri almarhum adik saksi yang bernama Meli Respati, sehingga antara Termohon dan Meli Respati pernah berkelahi (pada hari Jum’at, tanggal 2 Juni 2012) ;
- Bahwa saksi tidak pernah melihat ataupun mendengar secara langsung Pemohon dan Termohon bertengkar, akan tetapi saksi sering melihat antara Pemohon dan Termohon saling mendiamkan ;
- Bahwa Pemohon dan Termohon sudah pisah rumah sejak bulan Juni 2012, Pemohon yang meninggalkan rumah kediaman bersama dan tinggal di Kelanga, sedangkan Termohon tetap tinggal dirumah kediaman bersama di Kelarik ;
- Setahu saksi Pemohon bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan sebesar Rp.
120.000,- (seratus dua puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp. 700.000,- (tujuh ratus ribu rupiah) setiap kali melaut ;
- Bahwa Pemohon dan Termohon telah sering dinasehati oleh pihak keluarga, akan tetapi tidak berhasil ;
Bahwa terhadap keterangan saksi tersebut, Pemohon menyatakan tidak keberatan dan menerima semuanya ;
Bahwa Pemohon dan Termohon menyatakan tidak akan menyampaikan sesuatu apapun lagi dan telah pula menyampaikan kesimpulannya, serta mohon kepada Majelis Hakim untuk menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya ;
Bahwa tentang jalannya pemeriksaan selengkapnya telah dicatat dalam berita acara persidangan perkara ini yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam penyelesaian perkara ini ;
TENTANG HUKUMNYA
A. DALAM KONPENSI
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah sebagaimana diuraikan pada bagian duduk perkaranya tersebut di atas;
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti P.1, ditambanh dengan keterangan Pemohon dan Termohon, ternyata Pemohon dan Termohon adalah penduduk Kabupaten Natuna, dengan demikian perkara a quo termasuk wewenang relatif Pengadilan Agama Natuna sesuai dengan Pasal 73 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Pasal 20 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006;
Menimbang, bahwa Pemohon dan Termohon telah dipanggil secara resmi dan patut sesuai dengan ketentuan Pasal 145 ayat (1) R.Bg., atas panggilan mana Pemohon dan Termohon telah datang menghadap di persidangan secara in person, dan oleh Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon, akan tetapi tidak berhasil, namun demikian Ketua Majelis Hakim melanjutkan upaya damai dengan memberikan kesempatan kepada Pemohon dan Termohon memilih mediator untuk melaksanakan mediasi. Dalam hal ini Pemohon dan Termohon telah memilih Dahron., S. Ag., MSI., Hakim Pengadilan Agama Natuna sebagai mediator, akan tetapi upaya mediasi tersebut tidak berhasil diupayakan, sesuai dengan laporan mediator Nomor:
124/Pdt.G/2012/PA.Ntn, tanggal 26 September 2012, dengan demikian PERMA Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan telah terpenuhi ;
Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini adalah Pemohon bermohon agar diberi izin mengucapkan ikrar talak kepada Termohon untuk mengakhiri hubungan perkawinan yang telah berlangsung sejak tanggal tahun 2007, dengan dalil dan alasan seperti diuraikan selengkapnya pada bagian duduk perkaranya, dalil mana yang diajukan oleh Pemohon adalah tentang terjadinya perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon yang berlangsung secara terus-menerus, hal ini tentunya salah satu alasan perceraian yang tercantum dalam Pasal 19 huruf (f)
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam Tahun 1991 ;
Menimbang, bahwa terhadap dalil Pemohon tersebut di atas, oleh Termohon telah memberikan jawaban yang pada pokoknya membantah alasan-alasan perselisihan dan pertengkaran yang dikemukakan oleh Pemohon ;
Menimbang, bahwa dari dalil-dalil Pemohon dan jawaban tersebut di atas, telah terlihat bahwa pada kenyataannya telah terjadi perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon yang berakibat telah pecah keharmonisan ikatan perkawinan Pemohon dan Termohon (broken marriage) akan tetapi karena faktor penyebab terjadi pertengkaran tersebut saling bertentangan, maka Majelis Hakim akan mempertimbangkan bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon dan Termohon incasu sepanjang mengenai dalil-dalil permohonan cerai tersebut ;
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti P.2, yang diajukan oleh Pemohon adalah akta autentik berupa Buku Kutipan Akta Nikah yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Bunguran Timur, berdasarkan bukti mana telah terbukti bahwa Pemohon dan Termohon mempunyai hubungan hukum sebagai suami-isteri sah, menikah pada tanggal 28 Nopember 2011, dan sampai saat ini belum pernah bercerai.
Dengan demikian telah sesuai dengan maksud Pasal 2 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam Tahun 1991 sehingga Pemohon dan Termohon telah terbukti sebagai orang yang berkepentingan dalam perkara ini (Persona standi in judicio) ;
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti P.3 yang diajukan oleh Pemohon berupa foto copy surat pernyataan Pemohon yang diketahui oleh Kepala Desa Kelanga yang berisikan tentang penghasilan rata-rata Pemohon, akan tetapi Pemohon tidak dapat menunjukkan aslinya, oleh karena itu berdasarkan pasal 302 R.Bg, dan pasal 1889 KUH Perdata maka kekuatan pembuktiannya diserahkan kepada hakim ;
Menimbang, bahwa isi dari alat bukti P.3 yang diajukan oleh Pemohon di persidangan bertentangan dengan keterangan saksi, maka Majelis Hakim menilai alat bukti tersebut tidak dapat diterima ;
Menimbang, bahwa salah seorang saksi yang diajukan oleh Pemohon adalah saudara kandung Pemohon, oleh karena itu adalah beralasan bahwa saksi itu mengetahui keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon, dan secara formal saksi itu tidak ada halangan untuk menjadi saksi dalam perkara ini sesuai dengan Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, oleh karena itu Majelis Hakim berpendapat bahwa secara formil dan materil kesaksian aquo dapat diterima sebagai alat bukti dalam perkara ini ;
Menimbang bahwa saksi yang berstatus sebagai tetangga Pemohon dan Termohon tidak begitu mengetahui perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon, meskipun secara formil saksi tersebut tidak ada halangan untuk menjadi saksi dalam perkara ini. Oleh karena itu Majelis Hakim memandang saksi tersebut tidak dapat diterima sebagai alat bukti dalam perkara ini ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka Majelis Hakim telah memerintah kepada Pemohon untuk menambah alat bukti yang dapat menunjukkan bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah pecah, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon sebagaimana yang didalilkan oleh Pemohon dalam surat permohonannya ;
Menimbang, bahwa atas perintah Majelis Hakim tersebut di atas, Pemohon telah berusaha untuk menambahkan alat bukti yang dapat mendukung dalil-dalil permohonan Pemohon, namun Pemohon dalam persidangan mengatakan bahwa Pemohon tidak bisa untuk menambahkan alat bukti lagi, dan menyatakan tetap dengan permohonannya ;
Menimbang, bahwa karena Pemohon tidak dapat menambahkan alat bukti yang dapat menguatkan dalil-dalil permohonannya, oleh karenanya berdasarkan adanya keterangan saksi yang mendukung dalil permohonan Pemohon sebagai alat bukti permulaan, maka Majelis Hakim berdasarkan Putusan Sela Nomor 124/Pdt.G/2012/PA.
Ntn memerintahkan kepada Pemohon untuk mengangkat sumpah supletoir untuk menambah alat bukti ;
Menimbang, bahwa di persidangan Pemohon menyatakan bersedia untuk mengangkat sumpah supletoir dan di hadapan Majelis Hakim Pemohon telah mengangkat sumpah supletoir ;
Menimbang, bahwa saksi yang diajukan oleh Termohon adalah abang kandung Termohon, yang juga dekat dengan Pemohon dan Termohon oleh karena itu adalah beralasan bahwa saksi tersebut juga mengetahui keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon, dan secara formal saksi tersebut tidak ada halangan untuk menjadi saksi dalam perkara ini sesuai dengan Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, oleh karena itu Majelis Hakim berpendapat bahwa secara formil dan materil kesaksian aquo dapat diterima sebagai alat bukti dalam perkara ini ;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti-bukti yang dikonstatir tersebut di atas, Majelis Hakim telah menemukan fakta-fakta sebagai berikut:
1. Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang sah, menikah pada tanggal 17 Juni 2004 ;
2. Bahwa sejak tahun 2007, antara Pemohon dengan Termohon telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus ;
3. Bahwa perselisihan dan pertengkaran tersebut disebabkan Pemohon telah berselingkuh dengan perempuan lain ;
4. Bahwa Pemohon dan Termohon sudah pernah didamaikan oleh pihak keluarga, akan tetapi tidak berhasil ;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut di atas, maka Majelis Hakim berpendapat telah cukup alasan permohonan Pemohon supaya diberi izin mengucapkan ikrar talak terhadap Termohon sesuai dengan ketentuan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam Tahun 1991, sebab Pemohon dan Termohon tidak lagi mendapatkan kebahagiaan dalam rumah tangga seperti apa yang menjadi tujuan sakral dari sebuah perkawinan, sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. dalil syara’ terurai dalam surat ar-Ruum ayat 21 berbunyi: “dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. Dengan demikian Majelis Hakim berkesimpulan bahwa permohonan cerai-talak ini sudah semestinya dikabulkan dengan memberi izin kepada Pemohon untuk mengucapkan ikrar talak satu raj’i terhadap Termohon ;
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 84 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang kewajiban Panitera untuk mengirimkan salinan penetapan ikrar talak kepada Kantor Urusan Agama yang mewilayahi tempat tinggal Pemohon dan Termohon serta Kantor Urusan Agama yang mewilayahi tempat perkawinan Pemohon dan Termohon dilangsungkan, maka Majelis Hakim berpendapat perlu memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Natuna untuk mengirimkan salinan penetapan ikrar talak ke Kantor Urusan Agama Kecamatan Bunguran Timur untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu ;
B. DALAM REKONPENSI
Menimbang, bahwa Penggugat Rekonpensi menuntut supaya hak asuh anak- anak Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi yang masing-masing bernama : ANAK I, umur 7 tahun, dan ANAK II, umur 2 tahun berada pada Penggugat Rekonpensi, hal ini telah sesuai dengan pasal 105 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam, oleh karena itu gugatan Penggugat Rekonpensi harus dikabulkan ;
Menimbang, bahwa berdasarkan jawaban Tergugat Rekonpensi di depan persidangan bahwa Tergugat Rekonpensi tidak keberatan jika hak asuh anak-anak Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi yang masing-masing bernama : ANAK I, umur 7 tahun, dan ANAK II, umur 2 tahun berada pada Penggugat Rekonpensi, oleh
karena itu Majelis Hakim menetapkan hak asuh anak-anak Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi yang masing-masing bernama : ANAK I, umur 7 tahun, dan ANAK II, umur 2 tahun berada pada Penggugat Rekonpensi ;
Menimbang, bahwa Penggugat Rekonpensi menuntut supaya Tergugat Rekonpensi membayar biaya pemeliharaan dan pendidikan anak sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) setiap bulan hingga anak tersebut dewasa, hal ini telah sesuai dengan pasal 105 huruf (c) Kompilasi Hukum Islam, oleh karena itu gugatan Penggugat Rekonpensi harus dikabulkan ;
Menimbang, bahwa berdasarkan jawaban Tergugat Rekonpensi di depan persidangan bahwa Tergugat Rekonpensi tidak keberatan membayar biaya pemeliharaan dan pendidikan anak sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) setiap bulan hingga anak tersebut dewasa, oleh karena itu Majelis Hakim menghukum Tergugat Rekonpensi untuk membayar biaya pemeliharaan dan pendidikan anak sebesar Rp.
1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) setiap bulan hingga anak tersebut dewasa ; Menimbang, bahwa Penggugat Rekonpensi menuntut supaya Tergugat Rekonpensi membayar nafkah lampau Penggugat Rekonpensi sebesar Rp.1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) setiap bulan selama 3 (tiga) bulan, yang jika ditotal menjadi Rp.4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah). Dalam hal ini Majelis Hakim berpendapat bahwa suami berkewajiban memberi nafkah kepada isterinya, dan hal ini sejalan dengan pasal 80 ayat (4) Kompilasi Hukum Islam, oleh karena itu gugatan Penggugat Rekonpensi harus dikabulkan ;
Menimbang, bahwa berdasarkan jawaban Tergugat Rekonpensi di depan persidangan bahwa Tergugat Rekonpensi tidak keberatan membayar nafkah lampau Penggugat Rekonpensi sebesar Rp.1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) setiap bulan selama 3 (tiga) bulan, yang jika ditotal menjadi Rp.4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah) membayar nafkah lampau Penggugat Rekonpensi sebesar Rp.1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) setiap bulan selama 3 (tiga) bulan, yang jika ditotal menjadi Rp.4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah), oleh karena itu Majelis hakim memutuskan menghukum Tergugat Rekonpensi untuk membayar nafkah lampau tersebut kepada Penggugat Rekonpensi sebesar Rp.1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) setiap bulan selama 3 (tiga) bulan, yang jika ditotal menjadi Rp.4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah) ;
Menimbang, bahwa Penggugat Rekonpensi menuntut supaya Tergugat Rekonpensi membayar nafkah, maskan, dan kiswah Penggugat Rekonpensi selama masa iddah sebesar Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah) setiap bulannya, yang jika ditotal menjadi Rp.3.000.000,- (tiga juta rupiah) selama tiga bulan, Dalam hal ini sesuai dengan pasal 149 huruf (b) dan pasal 152 Kompilasi Hukum Islam, seorang suami yang
menceraikan isterinya berkewajiban memberikan nafkah selama menjalani masa iddah kepada isterinya, oleh karena itu Majelis Hakim berpendapat bahwa gugatan Penggugat Rekonpensi dapat dikabulkan ;
Menimbang, bahwa berdasarkan jawaban Tergugat Rekonpensi di depan persidangan bahwa Tergugat Rekonpensi tidak keberatan membayar nafkah, maskan, dan kiswah Penggugat Rekonpensi selama masa iddah sebesar Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah) setiap bulannya, yang jika ditotal menjadi Rp.3.000.000,- (tiga juta rupiah) selama tiga bulan, oleh karena itu Majelis hakim memutuskan menghukum Tergugat Rekonpensi untuk membayar nafkah, maskan, dan kiswah Penggugat Rekonpensi selama masa iddah sebesar Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah) setiap bulannya, yang jika ditotal menjadi Rp.3.000.000,- (tiga juta rupiah) selama tiga bulan ;
Menimbang, bahwa Penggugat Rekonpensi menuntut supaya Tergugat Rekonpensi membayar Mut’ah berupa 3 gr emas, hal ini sesuai dengan pasal 149 huruf (a), seorang suami yang menceraikan isterinya berkewajiban memberikan mut’ah yang layak kepada bekas istrinya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas istri tersebut qobla dukhul, oleh karena itu Majelis Hakim berpendapat bahwa gugatan Penggugat Rekonpensi dapat dikabulkan ;
Menimbang, bahwa berdasarkan jawaban Tergugat Rekonpensi di depan persidangan bahwa Tergugat Rekonpensi tidak keberatan memberi Mut’ah berupa 3 gr emas kepada Penggugat Rekonpensi, oleh karena itu Majelis hakim memutuskan menghukum Tergugat Rekonpensi untuk memberi Mut’ah berupa 3 gr emas kepada Penggugat Rekonpensi ;
C. DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Peradilan Agama, maka semua biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Pemohon/Tergugat Rekonpensi ;
Mengingat bunyi pasal-pasal dari aturan perundang-undangan dan dalil-dalil syara’ yang berkenaan dengan perkara ini ;
M E N G A D I L I A. DALAM KONPENSI
1. Mengabulkan permohonan Pemohon ;
2. Memberi izin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (TERMOHON) di depan sidang Pengadilan Agama Natuna;
3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Natuna untuk mengirimkan salinan penetapan ikrar talak ke Kantor Urusan Agama Kecamatan Bunguran Timur untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu ;
B. DALAM REKONPENSI
1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi seluruhnya ;
2. Menetapkan pemegang hak asuh anak bernama Jaya Saputra Bin M.Yani (tujuh tahun), dan Ariel Bin M.Yani (dua tahun) berada pada Penggugat Rekonpensi ; 3. Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk memberi/membayar kepada Penggugat
Rekonpensi berupa :
a) Biaya pemeliharaan dan pendidikan anak sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) setiap bulan hingga anak tersebut dewasa ;
b) Nafkah Lampau seluruhnya sebesar Rp.4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah) ;
c) Nafkah selama iddah seluruhnya sebesar Rp.3.000.000,- (tiga juta rupiah) ; d) Mut’ah berupa emas seberat 3 gr ;
C. DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI
Membebankan kepada Pemohon/ Tergugat Rekonpensi untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini sebesar Rp. 216.000.- (dua ratus enam belas ribu rupiah ).
Demikian putusan ini dijatuhkan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Natuna pada hari Kamis tanggal 25 Oktober 2012 M bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijjah 1433 H oleh kami SURYA DARMA PANJAITAN, S.H.I., sebagai Ketua Majelis, dihadiri SUDARMAN, S.Ag., dan MUNAWAR KHALIL, S.H.I., masing-masing sebagai Hakim Anggota. Putusan tersebut diucapkan pada hari itu juga dalam sidang yang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut didampingi Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh Drs. NASARUDDIN, sebagai Panitera Pengganti, dengan dihadiri oleh Pemohon dan Termohon ;
Ketua Majelis
SURYA DARMA PANJAITAN, S.H.I.
Hakim Anggota I Hakim Anggota II
SUDARMAN, S.Ag. MUNAWAR KHALIL, S.H.I.
Panitera Pengganti ;
Drs. NASARUDDIN
Perincian Biaya Perkara :
1. Biaya Pendaftaran Rp. 30.000,- 2. Biaya Proses Rp. 50.000,- 3. Biaya Panggilan Rp. 115.000,- 4. Biaya Sumpah Rp. 10.000,- 5. Biaya Redaksi Rp. 5.000,- 6. Biaya Meterai Rp. 6.000,- J u m l a h Rp. 216.000,-
(Dua ratus enam belas ribu rupiah)