• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB BABBABBAB IIIIIIII KAJIAN KAJIAN

KAJIANKAJIAN PUSTAKAPUSTAKAPUSTAKAPUSTAKA 2.1

2.12.12.1 KajianKajianKajianKajian TeoriTeoriTeoriTeori 2.1.1

2.1.12.1.12.1.1 PengertianPengertianPengertianPengertian MetodeMetodeMetodeMetode DiskusiDiskusiDiskusiDiskusi

Metode merupakan salah satu unsur dalam proses pembelajaran. Peran metode sangat penting karena penerapan metode yang kurang tepat di dalam proses pembelajaran akan mengaburkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Begitu besar dan pentingnya metode , maka harus tepat di dalam penggunaan metode dan penerapannya harus dikuasai dengan baik agar kegiatan pembelajaran berlangsung baik.

Metode adalah merupakan cara atau tehnik yang digunakan dalam melakukan interaksi dengan siswa, pada saat proses pembelajaran berlangsung. Diskusi adalah melakukan suatu pembahasan secara kelompok yang bertujuan untuk membuktikan secara ilmiah sebuah pemahaman dalam pembelajaran. Metode diskusi artinya cara/tehnik yang dilakukan dalam interaksi dengan siswa yang tergabung pada saat proses pembelajaran melalui kelompok untuk mencari kebenaran.

2.1.2.

2.1.2.2.1.2.2.1.2. HakekatHakekatHakekatHakekat MetodeMetodeMetodeMetode DiskusiDiskusiDiskusiDiskusi

Hasil-hasil penelitian tentang penggunaan metode diskusi kelompok oleh Lorge, Fox, Davitz, dan Brenner (Davies, 1984:237--239) dapat disimpulkan dalam rangkuman berikut.

1) Mengenai soal-soal yang berisiko, keputusan kelompok lebih radikal dari pada keputusan perorangan.

2). Kalau ada berbagai pendapat tentang sebuah soal yang masih baru, maka pemecahan kelompok lebih tepat daripada pemecahan perorangan; tetapi tidak selalu demikian kalau soalnya biasa-biasa saja.

3). Kalau bahan persoalan bukan materi baru, dan anggota-anggota kelompok mempunyai keterampilan dalam memecahkan soal-soal sejenis, pemecahan kelompok lebih baik dari pemecahan oleh anggota masing-masing, tetapi kadang-kadang pemcahan anggota yang paling cerdas lebih baik lagi.

4). Kebaikan utama diskusi kelompok bukanlah pengajuan banyak pendekatan, melainkan penolakan terhadap pendekatan yang tidak masuk akal. (Konklusi ini tidak berlaku untuk

"brain storming"

(2)

5). Yang memperoleh keuntungan dari diskusi kelompok, ialah siswa-siswa yang lemah dalam pemecahan soal.

6). Superioritas kelompok merupakan fungsi dari kualitas tiap anggota kelompok. Sebuah kelompok dapat diharapkan memecahkan sebuah soal, kalau sekurang-kurangnya satu anggota dapat memecahkan soal itu secara individual, sekalipun ia memerlukan lebih banyak waktu.

7). Dalam hal waktu, metode kelompok biasanya kurang efisien. Kalau anggota-anggota saling percaya dan bekerjasama dengan baik, maka kelompok dapat bekerja lebih cepat daripada kerja perorangan.

8). Kehadiran orang luar mempengaruhi prestasi anggota-anggota kelompok. Kalau kelompok itu bekerjasama secara harmonis, dan orang luar bergabung dengan kelompok, hal itu mempunyai pengaruh positif; kalau kerja sama itu tidak harmonis, maka kehadiran itu merusak, jika dia hanya bertindak sebagai pendengar saja.

9) Dengan metode diskusi perubahan sikap dapat dicapai dengan lebih baik daripada kritik langsung untuk mengubah sikap yang diharapkan. Metode diskusi juga paling baik untuk memperkenalkan inovasi-inovasi atau perubahan.

10). Kalau dipakai struktur pembahasan yang cocok dengan tugas, dan cukup waktu untuk meninjau persoalan dari segala segi, serta jika anggota-anggota tidak saling mengevaluasi, maka diskusi kelompok terbukti lebih kreatif daripada belajar perorangan. (Kondisi-kondisi ini terdapat pada "brain storming")

Bertolak dari hasil-hasil penelitian tersebut di atas menyokong asumsi bahwa keunggulan metode diskusi terletak pada efektivitasnya untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran tingkat tinggi dan tujuan pembelajaran ranah afektif (Davies, 1984: 239). Karena itu, ada tiga macam tujuan pembelajaran yang cocok melalui penggunaan metode diskusi:

(1) penguasaan bahan pelajaran,

(2) pembentukkan dan modifikasi sikap, serta

(3) pemecahan masalah (Gall dan Gall, dalam Depdikbud, 1983:28).

Pembentukkan dan modifikasi sikap merupakan tujuan diskusi yang berorientasi pada isu yang sedang berkembang. Diskusi yang bertujuan membentuk atau memodifikasi sikap ini, dimulai dengan guru mengajukan permasalahan atau sejumlah peristiwa yang menggambarkan isu yang ada dalam masyarakat (seperti: kolusi dalam suatu lembaga, pelecehan seksual, gerakan

(3)

disiplin nasional, penggusuran, dan lain sebagainya). Guru atau pimpinan kelompok selanjutnya meminta pandangan dari anggota kelompok untuk menemukan alternatif-alternatif pemecahan masalah isu tersebut. Komentar-komentar terhadap masalah atau jawaban masalah dapat diberikan anggota kelompok maupun pimpinan kelompok.Selama diskusi berlangsung, pemimpin diskusi mencoba memperoleh penajaman dan klarifikasi yang lebih baik tentang isu tersebut dengan memperkenalkan contoh-contoh yang berbeda, dan menggerakkan para anggota diskusi mengajukan pernyataan-pernyataannya.

2.1.3

2.1.32.1.32.1.3 DimensiDimensiDimensiDimensi MetodeMetodeMetodeMetode DiskusiDiskusiDiskusiDiskusi

Penggunaan metode diskusi sebenarnya bukan saja sebagai salah satu cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik yang bersifat problematis, tetapi juga melatih siswa dalam kehidupan sehari-hari untuk mengembangkan ketrampilan berkomunikasi dan membentuk kompetensi-kompetensi sosial yang dibutuhkan. Metode diskusi bertujuan : 1). Melatih dan membentuk kesetabilan social-emosional.

2). Melatih peserta didik mengembangkan ketrampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan, dan menyimpulkan bahasa.

3).Mengembangkan kemampuan berpikir sendiri dalam memecahkan masalah sehingga tumbuh konsep diri yang lebih positif.

4). Mengembangkan keberhasilan peserta didik dalam mengemukakan pendapat.

5). Mengembangkan sikap terhadap isu-isu kontroversional.

6). Melatih siswa berani berpendapat tentang suatu masalah.

2.1.1.3

2.1.1.32.1.1.32.1.1.3 KelebihanKelebihanKelebihanKelebihan dandandandan KekuranganKekuranganKekuranganKekurangan MetodeMetodeMetodeMetode DiskusiDiskusiDiskusiDiskusi 1). Kelebihan Metode Diskusi :

(1). Memberi kesempatan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, misalnya:

dalam pertukaran pendapat siswa berperan sebagai peserta diskusi, berperan sebagai pemimpin diskuai, dan sebagai perumus hasil diskusi.

(2).Melatih siswa untuk mengutarakan pendapatnya secara runtut dengan menggunakan bahasa baku, sekaligus melatih siswa menghargai pendapat teman dengan kesadaran bahwa diskusi adalah pengkajian kebenaran dan adanya perbedaan sudut pandang adalah suatu kewajaran.

(4)

(3). Diskusi memberi kesempatan perluasan informasi, bahkan penambahan informasi baru bagi pesertanya.

(4). Diskusi memberi kesempatan kerja sama, siswa yang cenderung cerdas dapat membantu siswa yang cenderung lambat belajarnya.

(5). Diskusi melatih siwa untuk berpikir mandiri dan sekaligus meningkatkan taraf kepercayaan dirinya.Situasi pembelajaran dengan berdiskusi melatih siswa untuk hidup secara demokratis di masyarakatnya.

(6). Situasi diskusi memberi kesempatan pada siswa untuk mengenal diri sendiri, mencari kemungkinan – kemungkinan yang terbaik dalam pemecahan masalahnya, mengembangkan pendapat – pendapatnya, meyakini nilai – nilai hidup tertentu, dan sekaligus meningkatkan ketrampilan siswa dalam membuat keputusan – keputusan hidupnya.

(7). Situasi diskusi memberikan keleluasaan guru untuk membimbing belajar siswa ( secara bervariasi ) misalnya : memandu perumusan masalah yang didiskusikan, menyiapkan sumber belajar, pengelompokan anggota diskusi, pembinaan teknis berdiskusi, dan guru dapat mengambil jarak dengan kegiatan siswa dalam rangka mengamati diskusi siswa secara evaluative ( membuat penilaian proses ).

2). Kelemahan Metode Diskusi :

(1). Dalam situasi diskusi sulit menjamin tercapainya tujuan yang telah ditentukan dalam waktu yang telah direncanakan pula, situasi dapat berkembang bertele – tele, penuh perbedaan pendapat, bahkan jika koordinasi dan kepemimpinan diskusi tersebut lemah atau jelek situasinya dapat berkembang menjadi penuh konflik yang menyesatkan pencapaian tujuan pembelajaran.

(2). Kegiatan diskusi ini akan membawa hasil sebagaimana diharapkan jika para peserta diskusi menguasai kemampuan yang memadai untuk diskusi.Selain penguasaan bahan diskusi, peserta diskusi juga harus menguasai ketrampilan teknis dalam diskusi, hal ini perlu dipelajari peserta diskusi sebelum diadakan situasi diskusi.

(3). Proses serta hasil diskusi akan kurang memadai, jika pemimpin diskusi kurang mendorong setiap peserta bebas berpendapat dan kurang terbuka untuk menerima kebenaran yang diajukan peserta lain.

(5)

(4). Dalam situasi diskusi dapat terjadi gejala tingkah laku peserta yang dominative dipihak lain, dan dapat terjadi ada peserta yang hanya sebagai penonton saja. Dan ada pula peserta yang perhatiannya pindah objek – objek lain di luar tema diskusi.

(5). Kegiatan diskusi membutuhkan fasilitas tertentu, misalnya : banyak ruangan untuk masing – masing kelompok diskusi, mebeler yang memadai serta dapat diatur secara luwes, dukungan sumber yang relevan serta jumlahnya mencukupi kebutuhan dan kondisi yang nyaman untuk berdiskusi.

2.2

2.22.22.2 MediaMediaMediaMedia BendaBendaBendaBenda KongkritKongkritKongkritKongkrit 2.2.1

2.2.12.2.12.2.1 PengertianPengertianPengertianPengertian MediaMediaMediaMedia BendaBendaBendaBenda KongkritKongkritKongkritKongkrit

Salah satu komponen yang juga dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran adalah media pembelajaran. Karena media pembelajaran mampu menyampaikan pesan atau informasi, baik dari guru kepada siswa maupun media itu sendiri kepada guru maupun siswa.

Media benda kongkret mempunyai kegunaan sebagai berikut : 1). Memperjelas perjanjian pesan agar tidak selalu bersifat verbalitas.

2). Mengawasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.

3). Dengan menggunakan media secara tepat mengatasi sikap positif anak didik.

4). Media dapat memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama pada anak didik Arief S. Sadiman( 1990 : 16).

2.2.2

2.2.22.2.22.2.2 HakekatHakekatHakekatHakekat MediaMediaMediaMedia BendaBendaBendaBenda KongkritKongkritKongkritKongkrit

Menurut Ibrahim dan Nana Syahodih (1992 : 3) mengatakan bahwa “media benda kongkret termasuk media atau sumber belajar yang secara spesifik dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk mempermudah radar belajar yang formal dan direncanakan”.

Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (1998/1999; 202) menyatakan “media benda kongkret merupakan benda yang sebenarnya yang membantu pengalaman nyata peserta didik dan menarik minat dan semangat belajar sisiwa”.

Dengan menggunakan media benda kongkret akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa untuk mempelajari berbagai hal terutama menyangkut pengembangan keterampilan tertentu.

(6)

2.2.3

2.2.32.2.32.2.3 DimensiDimensiDimensiDimensi MediaMediaMediaMedia BendaBendaBendaBenda KongkritKongkritKongkritKongkrit

Dari uraian di atas dapat ditegaskan bahwa penggunaan media pada saat proses pembelajaran berlangsung, akan lebih baik dari pada berceramah saja karena media pendidikan/ pengajaran dapat membantu untuk memperjelas pesan yang kita sampaikan, merangsang siswa untuk memperoleh pengalaman yang sama dan dapat menarik minat siswa untuk belajar. Sehingga dengan penggunaan media tersebut siswa menjadi lebih giat belajar dan mempunyai pengalaman serta persepsi yang sama tentang suatu konsep yang dipelajari.

2.2.4

2.2.42.2.42.2.4 KelebihanKelebihanKelebihanKelebihan dandandandan KekuranganKekuranganKekuranganKekurangan MediaMediaMediaMedia BendaBendaBendaBenda KongkritKongkritKongkritKongkrit 1). Kelebihan Media Benda Kongkret

Media benda kongkret memiliki kelebihan atau keunggulan. Kelebihan tersebut antara lain:

(1) Dapat membantu guru dalam menjelaskan sesuatu kepada peserta didik.

(2) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari situasi yang nyata; (3) Dapat melatih keterampilan siswa menggunakan alat indra (A.Tabrani, Rusyan, 1993:199).

Berdasarkan uraian di atas dipertegas kembali bahwa kelebihan media benda kongkret dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari sesuatu menggunakan obyek-obyek nyata.

2.2.5.

2.2.5.2.2.5.2.2.5. KelemahanKelemahanKelemahanKelemahan MediaMediaMediaMedia BendaBendaBendaBenda KongkretKongkretKongkretKongkret

Media benda kongkret selain memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan-kelemahan.

Kelemahan-kelemahan media benda kongkret yaitu:

(1). Membawa siswa ke berbagai tempat di luar sekolah, kadang-kadang mengandung resiko dalam bentuk kecelakaan dan sejenisnya.

(2). Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai obyek nyata kadang-kadang tidak sedikit apalagi kemungkinan kerusakan dalam menggunakannya.

(3). Tidak selalu memberikan gambaran dari obyek yang seharusnya R.Ibrahim dan Nana Syahodih(1992/1993 : 82).

Kelemahan-kelemahan yang diuraikan di atas hendaknya dapat diatasi dengan cara menggunakan media benda kongkret yang ada di sekitar lokasi sekolah yang dapat dijadikan penunjang dalam proses pembelajaran, di sesuaikan dengan pelajaran dan berusaha membawa benda asli ke kelas yang dapat digunakan untuk menjelaskan materi dalam lingkup kelas.

(7)

2.3

2.32.32.3 HasilHasilHasilHasil BelajarBelajarBelajarBelajar 2.3.1

2.3.12.3.12.3.1 PengertianPengertianPengertianPengertian BelajarBelajarBelajarBelajar dandandandan PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran

Belajar menurut Dimyati (1984), adalah proses yang melibatkan manusia secara orang perorang sebagai suatu persatuan organisme, sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pembelajaran menurut Gagne (1988) dalam Sunaryo (1989) adalah seperangkat peristiwa yang dapat mempengaruhi objek didik sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat terjadi secara langsung.

Pengertian belajar sebagaimana terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994) adalah suatu upaya yang dilakukan manusia dengan jalan berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Perubahan yang diperoleh individu atau manusia sebagai subjek belajar dapat diperoleh atau dicapai melalui suatu proses belajar atau pembelajaran. Pembelajaran mengandung arti perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat dari pengalaman Syah (1995).

Definisi belajar menurut Sujana (dalam Aisyah, 2008) adalah perubahan tingkah laku yang relatif permanen, dan terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar menurut Dimyati bahwa dalam belajar terdapat suatu proses perubahan dalam diri manusia sebagai subjek belajar (aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Syah dan Sujana bahwa belajar sebagai perubahan tingkah laku manusia atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman sebagai suatu proses perubahan tingkah laku manusia sebagai subjek belajar.

Berbagai penjelasan dan pendapat para tokoh di atas, maka dapat ditarik simpulan mengenai pengertian belajar yakni kegiatan mental dan psikis maupun fisik, yang berlangsung dalam interaksi aktif yang menghasilkan perubahan.Sedangkan perubahan yang diharapkan adalah perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, kecakapan, kebiasaan maupun sikap mental. Untuk mengetahui seberapa jauh perubahan yang dilakukan setelah proses belajar tersebut perlu diadakan penelitian. Hasil penelitian tersebut memberikan gambaran secara nyata mengenai hasil perubahan.Hasil perubahan tersebut disebut prestasi.

2.3.2

2.3.22.3.22.3.2 Prinsip-PrinsipPrinsip-PrinsipPrinsip-PrinsipPrinsip-Prinsip BelajarBelajarBelajarBelajar

Untuk melengkapi pengertian dan pemahaman mengenai makna belajar, perlu dikemukakan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar.

(8)

Menurut Surya, dkk (2004) prinsip-prinsip yang mendasari pengertian belajar adalah sebagai berikut:

(1) Belajar sebagai suatu proses perubahan perilaku, dengan ciri-ciri perubahan yang disadari, (2) Perubahan yang bersifat kontinu/berkesinambungan,

(3) Perubahan bersifat fungsional/bermanfaat, (4) Perubahan bersifat positif,

(5) Perubahan bersifat aktif,

(6) Perubahan bersifat permanen/menetap, (7) Perubahan yang bertujuan dan terarah,

(8) Perubahan yang mencakup perilaku secara keseluruhan, (9) Belajar merupakan suatu proses,

(10) Proses belajar terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan ada sesuatu tujuan yang ingin dicapai,

(11) Belajar merupakan bentuk pengalaman.

2.3.3

2.3.32.3.32.3.3 Hasil/PrestasiHasil/PrestasiHasil/PrestasiHasil/Prestasi BelajarBelajarBelajarBelajar

Prestasi belajar adalah suatu kemampuan aktual yang dapat diukur secara langsung dengan tes. Prestasi belajar adalah prestasi yang diperoleh di sekolah dan di luar sekolah.

Prestasi belajar di sekolah adalah hasil yang diperoleh anak-anak berupa nilai mata pelajaran Sunartana (1997).

Prestasi belajar menurut Bloom (1971) merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan Arikunto (1998) menyatakan bahwa gambaran prestasi belajar siswa dapat dinyatakan dengan angka dari 0 sampai dengan 10. Prestasi belajar dapat dioperasikan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai raport, angka kelulusan dan predikat keberhasilan Saifudin Azwar (1996).

Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan guru. Prestasi belajar siswa ini merupakan implementasi hasil belajar siswa sebagai hasil proses pembelajaran yang diterimanya.

Menurut Anonim (2003) bahwa hasil belajar dalam tinjauan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah metode diskusidapat diharapkan dikuasai siswa setelah mengalami pembelajaran dalam kompetensi tertentu.

(9)

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan aktual yang dapat diukur setelah mengalami proses belajar praktek tentang pengetahuan dan keterampilan tertentu, nilai-nilai yang dicapai oleh siswa sebagai hasil dari proses belajar di sekolah. Hasil yang diperoleh siswa dalam satu mata pelajaran dinyatakan dalam bentuk nilai yang disebut dengan prestasi belajar.

Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar matematika adalah informasi yang dikumpulkan setelah pembelajaran berlangsung untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil belajar selanjutnya dianalisis untuk dikonsultasikan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.

2.3.4

2.3.42.3.42.3.4 Faktor-FaktorFaktor-FaktorFaktor-FaktorFaktor-Faktor yangyangyangyang MempengaruhiMempengaruhiMempengaruhiMempengaruhi HasilHasilHasilHasil BelajarBelajarBelajarBelajar

Menurut Sardiman (1994), faktor yang mempengaruhi hasil belajar diklasifikasikan menjadi dua yaitu sebagai berikut:

(1) Faktorinternal (faktor sosial dan non sosial);

Faktor-faktor yang dapat dikelompokkan ke dalam faktor non sosial misalnya keadaan udara, cuaca, waktu, tempat dan gedung, alat-alat, buku dan lain-lain. Semua faktor yang termasuk golongan ini perlu dilengkapi dan diatur mengingat situasi dan kondisi tempat. Jika sekolah berlangsung di pagi hari, mestinya tidak ada masalah dengan suhu udara, lain halnya dengan sekolah yang diselenggarakan pada siang, sore atau malam hari. Pada waktu siang hari udara panas yang terkadang membuat siswa tidak kuat dan kerasan dalam ruangan, apalagi dalam kondisi ruangan yang sempit dan tidak dekat dengan sumber keramaian. Hal ini mengakibatkan siswa tidak dapat berkonsentrasi secara penuh. Sedangkan yang dimaksud faktor sosial adalah faktor manusia, baik manusia secara nyata dalam arti hadir, maupun tidak hadir. Sebagai contoh misalnya foto, televisi, gambar dan lain-lain.

2) Faktoreksternal (faktor fisiologis dan psikologis).

Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan keadaan fisik dan kesehatan siswa. Faktor ini mempunyai kedudukan yang penting juga. Bagaimana siswa akan dapat belajar dengan baik apabila keadaan badan dan kesehatannya terganggu, misalnya anggota badannya cacat, sakit-sakitan. Oleh karena itu dalam hal ini yang perlu diingat adalah bagaimana agar siswa tetap dalam keadaan sehat. Adapun faktor psikologis adalah yang berhubungan dengan kejiwaan siswa. Yang termasuk dalam faktor ini adalah kecerdasan, perhatian, bakat, minat, emosi dan motivasi. Motivasi sangatlah berpengaruh terhadap prestasi belajar.

(10)

2.4

2.42.42.4 PenjelasanPenjelasanPenjelasanPenjelasan TentangTentangTentangTentang MatematikaMatematikaMatematikaMatematika

Belajar matematika menurut Brunner Hudoyo (1988) adalah sebagai berikut :

Belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat dalam materi-materi yang dipelajari serta menjalankan hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur itu. Lain dari itu peserta didik lebih mudah mengingat matematika itu bila yang dipelajari merupakan pola terstruktur.”

Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar matematika mempunyai empat aspek yaitu: fakta, konsep, prinsip dan skill.

1) Fakta adalah sesuatu yang sesuai dengan kenyataan atau sesuatu yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. Contoh: simbol, angka, notasi.

2) Konsep adalah ide abstrak yang dimungkinkan untuk mengelompokkan benda-benba (objek) ke dalam contoh/bukan contoh. Konsep mempunyai tiga dimensi yaitu:

(1) Internalisasi pengembabangan pola mental yang memberikan pada kita untuk merasakandan menggunakan konsep tersebut;

(2) Verbalisasi atau kemampuan mendefinisikan konsep tersebut;

(3) Nama artinya mengetahui nama yang memberikan pada konsep-konsep tersebut, contoh konsep adalah persegi, persegi panjang, lingkaran.

3) Prinsip sebagai pola hubunan fungsional antara konsep-konsep, prinsip-prinsip pokok disebut hukum/teorema yang disajikan dalam bentuk rumus. Contoh prinsip adalah penjumlahan dua bilangan real adalah komutatif, dua garis lurus yang tidak sejajar dan terletak dalam suatu bidang datar akan berpotongan di satu titik.

4) Skill (keterampilan) adalah keterampilan mental untuk menjalankan prosedur dalam menyelesaikan masalah atau suatu kemampuan memberikan jawaban yang berarti dan cepat. Contoh dari skil adalah kemampuan dapat menyelesaikan materi FPB dan KPK dalam kehidupan sehari-hari contoh : Ibu pergi ke pasar 4 hari sekali, Bibi pergi kepasar 7 hari sekali . mereka pertama berangkat bersam-sama tanggal 1 Agustus 2013. Kapan mereka mereka bisa ke pasar bersama-sama lagi ?

2.4.6

2.4.62.4.62.4.6 MatematikaMatematikaMatematikaMatematika

1). Pengertian Matematika Sekolah

Depdiknas (2004) matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di pendidikan dasar dan menengah. Berarti matematika SD adalah matematika yang diajarkan di tingkat SD,

(11)

matematika SMP adalah matematika yang diajarkan di tingkat SMP dan matematika SMA adalah matematika yang diajarkan di tingkat SMA.

2). Fungsi Matematika Sekolah

Depdiknas (2004), fungsi matematika sekolah adalah sebagai salah satu unsur masukan instrumental, yang memiliki objek dasar abstrak dan berlandaskan kebenaran konsistensi, dalam sistem proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan sekolah.

3). Tujuan Matematika Sekolah

Depdiknas (2004), tujuan umum diberikannya matematika di jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut:

(1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien;

(2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan

Dengan demikian tujuan umum pendidikan matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah memberi tekanan pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta juga memberikan tekanan pada keterampilan dan penerapan matematika. Pada materi OOOOperasiperasiperasiperasiHHHHitungitungitungitung BBBBilanganilanganilanganilangan BBBBulatulatulatulat dalamdalamdalamdalam PPPPemecahanemecahanemecahanemecahan MMMMasalahasalahasalahasalah

Standar Standar Standar

Standar KomptensiKomptensiKomptensiKomptensi KompetensiKompetensiKompetensiKompetensi DasarDasarDasarDasar IndikatorIndikatorIndikatorIndikator

1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah

SIKLUS SIKLUSSIKLUSSIKLUS 1111 1.2Menggunakan faktor prima

untuk menentukan KPK dan FPB

1.1 menyebutkan bilangan frima yang pertama

1.2 Menentukan KPK dari dua bilangan

1.3. Menentukan FPB dari dua bilangan

1.4 Menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan faktor prima dan faktorisasi prima

1.5 Menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan sengke dan atau table

1.6 memecahkan masalah sehari-hari dengan menggunaka FPB dan KPK

(12)

SIKLUS SIKLUSSIKLUSSIKLUS 2222 1.3 Melakukan

operasi hitung campuran bilangan bulat

- Membaca dan menulis bilangan bulat dalam kata-kata dan angka - Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bilat - Melakukan operasi perkalian

bilangan bulat

- Melakukan operasi pembagian bilangan bulat

- Melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat - Memecahkan masalah sehari-

hari yang melibatkan bilangan bulat

2.52.52.52.5 PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian yangyangyangyang RelevanRelevanRelevanRelevan

Rahmah (2008), dalam penulisan skripsinya telah melakukan penelitian yang berjudul

“ Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPA Menggunakan Metode Pengelompokan Diskusi Dengan STAD Di Kelas V SDN 1 Kalisoro Kabupaten Karanganyar “Pemilihan judul ini berdasarkan pengamatan dan pengalaman bahwa kemampuan siswa kelas V SDN 1 Kalisoro dalam belajar IPA hasil yang dicapai relative rendah.

Suripto (2009), dalam penulisan skripsinya telah melakukan penelitian yang berjudul

“ Penerapan Pendekatan Metode Diskusi Dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPA siswa Kelas V SDN 1 Gagaksipat Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009 / 2010 “Pemilihan judul ini berdasarkan pengamatan dan pengalaman bahwa kemampuan siswa kelas V SDN 1 Gagaksipat dalam belajar IPA hasil yang dicapai rendah.

Dari hasil ke dua penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar yang ingin dicapai. Oleh karena itu disarankan agar guru selalu menggunakan metode diskusi pada setiap pembelajara

(13)

2.6

2.62.62.6 KerangkaKerangkaKerangkaKerangka PikirPikirPikirPikir

Kerangka pikir dalam penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan . 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir pada bagan 2.1 menggambarkan tentang alur penelitian yang penulis lakukan.Alur ini didasarkan pada kondisi awal pembelajaran yang hanya menggunakan penilaian tertulis (paper and pencil), yang ternyata berpengaruh pada rendahnya hasil belajar siswa.Karena pada kondisi awal ini guru hanya menilai aspek kognitif saja sedangkan aspek afektif dan psikomotorik kurang diperhatikan.

Hasil pada kondisi awal adalah:

(1) Pembelajaran terkesan monoton, anak merasa bosan dan jemu;

(2) Kesempatan siswa untuk mengorganisasikan dan mengekspresikan gagasan serta pikiran sangat kurang;

(3) Tujuan pembelajaran tidak tercapai;

(4) Hasil belajar siswa rendah

Berdasarkan kondisi awal, peneliti melakukan penelitian berupa tindakan perbaikan dari penilaian pembelajaran sebelumnya. Tindakan ini dilasanakan dengan menerapkan metode

Penilaian menggunakan metode diskusi berbantukan media benda kongkrit

TINDAKAN

KONDISI AKHIR

Hasil Akhir:

a. Hasil belajar siswa meningkat b. Siswa menjadi antusias c. Nilai mencapai KKM

KONDISI AWAL

Guru:

Penilaian paper and pencil saja

Siswa: Hasil belajar rendah

Langkah-langkah metude diskusi berbantukan benda kongkrit 1. Siswa dibentuk kelompok diskusi

2. Setiap kelompok diberi soal

3. Kelompok diberi alat peraga benda kongkrit contoh : manik-manik, lampu kedap-kedip , garisan , mobil-mobilan, dan koin

4. Guru memberi penjelasan penggunaan benda tersebut

(14)

diskusi berbantukan media benda kongkrit pada pelaksanaan pembelajaran matematika dengan materi MMMMelakukanelakukanelakukanelakukan OOOOperasiperasiperasiperasi HHHHitungitungitungitung BBBBilanganilanganilanganilangan BBBBulatulatulatulat dalamdalamdalamdalam PPPPemecahanemecahanemecahanemecahan MMMMasalahasalahasalahasalahpada siswa Kelas 5 SD Negeri III Banjarsari Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Semester 1 Tahun Pelajaran 2013 / 2014. Penulis berharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika dengan materi MMMMelakukanelakukanelakukanelakukan OOOOperasiperasiperasiperasi HHHHitungitungitungitung BBBBilanganilanganilanganilangan BBBBulatulatulatulat dalamdalamdalamdalam PPPPemecahanemecahanemecahanemecahan M

MMMasalahasalahasalahasalah

Selain hasil belajar siswa meningkat, dengan menerapkan metode diskusi berbantukan media benda kongkrit diharapkan siswa lebih termotivasi dan aktif dalam kegiatan pembelajaran matematika, siswa akan lebih memahami materi yang disampaikan dan tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan.

2.72.72.72.7 HipotesisHipotesisHipotesisHipotesis TindakanTindakanTindakanTindakan

Berdasar kajian teori dan kerangka pikir di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan penelitian bahwa melalui metode diskusi berbantukan media benda kongkritdapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa Kelas 5 SD Negeri III Banjarsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan semester 1 tahun 2013/2014

Referensi

Dokumen terkait

1) Kombinasi Intervensi Contract Relax Hamtring dan Hold Relax Quadriceps melibatkan kontraksi isometrik pada otot hamstring dan otot quadriceps secara bergantian

Agen sah, distributor Resmi, Reseller, Dropshipper, supplier, Sub‐Pabrik dari Cv.Surga Bisnis ﴾Surga Pewangi Laundry﴿. peroleh Benefit manfaat bidang usaha dengan

Pada Tabel 6 dapat dilihat hubungan logam As, Cd dan Cr mempunyai nilai korelasi yang sangat tinggi sehingga logam tersebut yang terdapat dalam air dan sedimen sangat

Kualitas Pengembangan Multimedia Penelitian ini juga telah menghasilkan produk pengembangan berupa multimedia pembelajaran berbasis flash pada mata pelajaran Bahasa

Keväällä suositaan vihreää teetä, sillä kevään uuden sadon jang-energian ajatellaan harmonisoivan kehon nousevan energian kanssa samalla kuin vihreän teen viileä

Untuk mendukung upaya revitalisasi industri pupuk di Aceh, PT.PIM akan menjadi leading sector dan melaksanakan rencana pengembangan usaha untuk tahap lima tahun pertama sebagai

UJI AKTIVITAS ANTITUMOR EKSTRAK METANOL BENALU TEH ( Scurulla atropurpurea ) PADA KULIT MENCIT ( Mus musculus ) YANG DIINDUKSI 7,12-DIMETILBENZ(α)ANTRASEN (DMBA) SECARA

Dihasilkan Media Pembelajaran interaktif pada mata pelajaran Komposisi Foto Digital Menggunakan Software Autoplay Media Studio untuk SMK N 2 Pariaman yang