• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN SKOR PLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADYAH GODEAN 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "GAMBARAN SKOR PLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADYAH GODEAN 1"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN SKOR PLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADYAH GODEAN 1

1 2 3

Adithyas Dwi Susanti , Siti Sulastri , Dwi Eni Purwati Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta,

Jl. Kyai Mojo No. 56 Yogyakarta, 55243, Email : adithyasdwisusanti@gmail.com

Abstract

Background: The population of Indonesia who have oral health problems is 25.9%.

Indonesia's teeth and mouth disease, especially caries and periodontal disease, still suffered by both children and adults.

Most of the causes of oral health problems is plaque. Plaque is a soft deposit which is firmly attached to the tooth surface, made up of microorganisms that proliferate in an intracellular matrix if someone neglecting dental hygiene and mouth. Plaque is also a cause of gingivitis and periodontal tissue deeper. Plaque control is the effort to prevent the buildup of plaque. Such efforts can be done mechanically or chemically. One means of prevention chemically plaque is to use mouthwash. Purpose: to reveal the plaque scores at eighth grade students of SMP Muhammadiyah Godean 1. Methods:

cross-sectional descriptive study which means that the study subjects were observed only once, and the measurement is made on the status of a character or a variable subject at the time of the study. Results: Based on the results of the study, there were 24 students (70, 6%) had moderate plaque score criteria.

Conclusion: Plaque scores at eighth grade students of SMP Muhammadiyah Godean 1 is generally located in the middle criteria.

Keywords: Student of Junior High School, Score Plaque.

Abstrak

Latar Belakang: Jumlah penduduk Indonesia yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut adalah 25,9%. Di Indonesia penyakit gigi dan mulut terutama karies dan penyakit periodontal, masih banyak diderita, baik oleh anak-anak maupun usia dewasa.

Kebanyakan penyebab masalah kesehatan gigi dan mulut adalah plak. Plak adalah

deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi, terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matrik intraseluler jika seseorang melalaikan kebersihan gigi dan mulutnya. Plak juga merupakan penyebab terjadinya radang gusi dan jaringan periodontal yang lebih dalam.

Pengendalian plak adalah upaya mencegah penumpukan plak. Upaya tersebut dapat dilakukan secara mekanis maupun kimiawi.

Salah satu sarana pencegahan plak secara kimiawi adalah dengan menggunakan obat kumur. Tujuan: untuk mengetahui gambaran skor plak pada siswa kelas VIII SMP M u h a m m a d y a h G o d e a n 1 . M e t o d e Penelitian: penelitian deskriptif secara cross sectional yang berarti subjek penelitian h a n y a d i o b s e r v a s i s e k a l i s a j a d a n pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat penelitian. Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 24 siswa (70,6%) memiliki skor plak dengan kriteria sedang.

Kesimpulan: Skor Plak pada siswa kelas VIII SMP Muhammadyah Godean 1 pada umumnya berada pada kriteria sedang.

Kata Kunci : Siswa SMP, Skor Plak.

PENDAHULUAN

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan m e n i n g k a t k a n d e r a j a t k e s e h a t a n masyarakat dalam bentuk pencegahan p e n y a k i t , p e n i n g k a t a n k e s e h a t a n , pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau

(2)

gambaran skor plak pada siswa kelas VIII SMP Muhammadyah Godean 1.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Deskriptif secara Cross Sectional yaitu setiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat penelitian5. Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadyah Godean 1. Subjek penelitian i n i a d a l a h s i s w a k e l a s V I I I S M P Muhammadyah Godean 1. Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah 1) Gigi tidak b e r j e j a l , 2 ) Ti d a k d a l a m p e r a w a t a n orthodontie, 3) Gigi permanen, 4) Memiliki 6 gigi indeks yang sehat, 5) Bersedia menjadi responden. Sedangkan, kriteria eksklusi adalah jika responden tidak setuju ikut serta dalam penelitian ini.

Aspek yang diamati dalam penelitian ini adalah skor plak. Penelitian ini dilakukan dengan cara memeriksa plak gigi siswa menggunakan disclosing solution untuk mengetahui skor plak. Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan diolah dan disajikan dengan distribusi frekuensi dan tabulasi silang untuk mengetahui gambaran skor plak pada siswa kelas VIII SMP Muhammadyah Godean 1.

masyarakat1.

Di Indonesia penyakit gigi dan mulut terutama karies dan penyakit periodontal, masih banyak diderita, baik oleh anak-anak maupun usia dewasa. Sebagian besar m a s a l a h k e s e h a t a n g i g i d a n m u l u t sebenarnya dapat dicegah. Kesehatan mulut tidak sepenuhnya bergantung pada perilaku seseorang. Banyak cara untuk dapat mengurangi dan mencegah penyakit gigi dan mulut dengan berbagai pendekatan yang meliputi pencegahan yang dimulai pada masyarakat, perawatan oleh diri sendiri dan perawatan oleh tenaga profesional2.

Kebanyakan penyebab masalah kesehatan gigi dan mulut adalah plak. Plak adalah suatu lapisan lengket yang merupakan kumpulan d a r i b a k t e r i . P l a k a k a n m e n g u b a h karbohidrat atau gula menjadi asam sehingga dapat merusak gigi. Plak juga merupakan penyebab terjadinya radang gusi dan jaringan periodontal yang lebih dalam.

Apabila proses peradangan berlanjur, maka jaringan periodontal lama-kelamaan akan rusak sehingga akan kehilangan fungsinya sebagai penopang gigi3.

Pengendalian plak adalah upaya mencegah penumpukan plak. Upaya tersebut dapat dilakukan secara mekanis maupun kimiawi.

Salah satu sarana pencegahan plak secara kimiawi adalah dengan menggunakan obat kumur. Beberapa substansi kimia dalam obat kumur memiliki sifat antiseptik atau antibakteri yang berguna untuk menghambat p e m b e n t u k a n p l a k d a n p e n c e g a h a n gingivitis4.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadyah Godean 1. Dalam studi pendahuluan pada bulan Januari 2016 dengan melakukan wawancara tentang kebiasaan saat istirahat dan makanan yang dimakan terhadap beberapa siswa, dapat diketahui hasil wawancara adalah siswa sering mengkonsumsi makanan yang manis dan lengket, kebiasaan setelah jajan tidak berkumur terlebih dahulu, waktu menyikat gigi yang salah dan belum mengerti cara menyikat gigi yang baik dan benar. Sehingga siswa mempunyai kebersihan gigi dan mulut yang kurang baik, dan mendorong penulis u n t u k m e l a k u k a n p e n e l i t i a n t e n t a n g

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN T a b e l 1 . D i s t r i b u s i F r e k u e n s i Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Frekuensi (siswa)

Prosentase (%)

Laki -laki 22 64,7

Perempuan 12 35,3

Total 34 100,0

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa jumlah responden laki-laki yaitu 22 orang (64,7%) lebih banyak daripada jumlah responden perempuan yaitu 12 orang (35,3%).

(3)

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi (siswa)

Prosentase (%)

14 tahun 10 29,4

15 tahun 17 50,0

16 tahun 7 20,6

Total 34 100,0

Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang paling sedikit yaitu berusia 16 tahun sebanyak 7 orang (20,6%) dan responden yang paling banyak yaitu berusia 15 tahun sebanyak 17 orang (50,0%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Orang Tua

Pendidikan Orang

Tua

Frekuensi (siswa)

Prosentase (%)

D3 1 2,9

D1 1 2,9

SMA 15 44,1

SMP 12 35,3

SD 5 14,7

Total 34 100,0

Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa pendidikan orang tua paling banyak pada jenjang SMA sebanyak 15 orang (44,1%) dan yang paling sedikit pendidikan orang tua pada jenjang D3 dan D1 yaitu masing- masing 1 orang (2,9%).

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua

Pekerjaan Orang Tua

Frekuensi (siswa)

Prosentase (%)

Wiraswasta 4 11,8

Pedagang 3 8,8

Buruh 13 38,2

IRT 14 41,2

Total 34 100,0

Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa pekerjaan orang tua yang paling banyak adalah sebagai IRT dengan jumlah 14 orang (41,2%) dan pekerjaan orang tua yang paling sedikit adalah pedagang dengan jumlah 3 orang (8,8%).

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kriteria Skor Plak

Kriteria Skor Plak

Frekuensi (siswa)

Prosentase (%)

Baik 4 11,8

Sedang 24 70,6

Buruk 6 17,6

Total 34 100,0

Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa kebanyakan responden memiliki kriteria skor plak sedang yaitu 24 orang (70,6%) dan kriteria skor plak baik adalah yang paling sedikit yaitu 4 orang (11,8%).

JURNAL GIGI DAN MULUT VOL.3, NO. 2, September 2016

(4)

Tabel 6. Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin dan Skor Plak Jenis Kelamin

Laki-laki 3 (8.82%) 15(44.12%) 4(11.76%) 22(64.70%) Perempuan 1 (2.94%) 9 (26.47%) 2 (5.88%) 12(35.29%) Total 4(11.76%) 24(70.6%) 6(17.64%) 34(100.0%)

Sedang Buruk Total

Baik

Tabel 7. Tabulasi Silang Responden Antara Usia dan Skor Plak

Usia

14 th 2 (5.88%) 6 (17.65%) 2 (5.88%) 10(29.41%) 15 th 2 (5.88%) 13(38.24%) 2 (5.88%) 17(50.0%) 16 th 0 (0%) 5 (14.71%) 2 (5.88%) 7 (20.59%) Total 4 (11.76%) 24 (70.6%) 6 (17.64%) 34 (100.0%)

Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa skor plak yang tinggi yaitu dengan kriteria skor plak sedang terdapat pada responden dengan jenis kelamin laki-laki yang berjumlah 15 orang.

Berdasarkan tabel 7, dapat diketahui bahwa skor plak yang tertinggi yaitu skor plak sedang terdapat pada responden dengan usia 15 tahun yang berjumlah 13 orang.

Tabel 8. Tabulasi Silang Responden Antara Pendidikan Orang Tua dan Skor Plak

Pendidikan Orang Tua

D3 0 (0%) 1 (2.94%) 0 (0%) 1 (2.94%)

D1 0 (0%) 1 (2.94%) 0 (0%) 1 (2.94%)

SMA 3 (8.82%) 8 (23.53%) 4 (11.76%) 15(44.11%)

SMP 1 (2.94%) 9 (26.47%) 2 (5.88%) 12(35.29%)

SD 0 (0%) 5 (14.71%) 0 (0%) 5 (14.71%)

Total 4 (11.76%) 24 (70.6%) 6 (17.64%) 34(100.0%)

Sedang Buruk Total

Baik

Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui bahwa skor plak tertinggi yaitu kriteria skor plak sedang terdapat pada pendidikan orang tua SMP yang berjumlah 9 orang.

Sedang Buruk Total

Baik

(5)

Tabel 9. Tabulasi Silang Responden Antara Pekerjaan Orang Tua dan Skor Plak

Pendidikan Orang Tua

Wiraswasta 0 (0%) 4 (11.76%) 0 (0%) 4(11.76%) Pedagang 0 (0%) 2 (5.88%) 1 (2.94%) 3 (8.82%) Buruh 2 (5.88%) 9 (26.47%) 2 (5.88%) 13(38.23%) IRT 2 (5.88%) 9 (26.47%) 3 (8.82%) 14(41.17%) Total 4 (11.76%) 24 (70.6%) 6 (17.64%) 34 (100.0%)

Sedang Buruk Total

Baik

Berdasarkan tabel 9, dapat diketahui bahwa skor plak yang paling tinggi yaitu kriteria skor plak sedang dengan pekerjaan orang tua sebagai buruh dan IRT yang berjumlah masing-masing 9 orang.

Hasil tabulasi silang pada tabel 6, diketahui bahwa siswa laki-laki memiliki kriteria skor plak sedang tertinggi dibandingkan dengan siswa perempuan yaitu sebanyak 15 siswa dengan prosentase 44.12%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa laki-laki memiliki kesehatan gigi dan mulut lebih buruk dibanding siswa perempuan. Ini dikarenakan siswa perempuan lebih menjaga kesehatan gigi dan mulutnya6.

Berdasarkan tabel 7, diketahui bahwa bahwa skor plak tertinggi yaitu kriteria skor plak sedang pada responden dengan usia 15 tahun yang berjumlah 13 orang (38.24%).

Rata-rata usia responden berkisar antara 14- 16 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini adalah skor plak yang buruk terdapat diantara usia 14-16 tahun atau berada ditengah-tengah. Ini dikarenakan responden kurang mengetahui tentang kesehatan gigi dan mulut, cara menggosok gigi masih salah, dan belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut6.

Hasil tabulasi silang hubungan antara pendidikan orang tua dengan skor plak d i d a p a t k a n b a h w a o r a n g t u a y a n g menempuh pendidikan hingga SMP dengan

kriteria skor plak sedang memiliki prosentase yang tinggi yaitu 26.47% (9 orang). Tetapi d e n g a n p e n d i d i k a n o r a n g t u a y a n g menempuh hingga diploma dan memiliki kriteria skor plak sedang yaitu sebanyak 1 orang (2.94%). Sehingga dapat disimpulkan pendidikan orang tua tidak mempengaruhi skor plak responden7.

Berdasarkan tabel 9, hasil tabulasi silang antara pekerjaan orang tua dan skor plak diketahui bahwa ibu yang bekerja sebagai buruh dan IRT sama-sama memiliki skor plak tertinggi dengan kriteria sedang yaitu masing-masing 9 orang (26.47%). Sebagian besar ibu dari responden adalah buruh dan ibu rumah tangga. Skor plak siswa buruk dikarenakan pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut kurang, sehingga ibu kurang memperhatikan kesehatan mulut anaknya8.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Muhammadyah Godean 1 mengenai gambaran skor plak pada siswa kelas VIII SMP Muhammadyah Godean 1, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Skor plak tertinggi yaitu skor plak dengan kriteria sedang sebanyak 24 siswa yang terdiri atas 15 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

2. Skor plak tertinggi dengan kriteria

JURNAL GIGI DAN MULUT VOL.3, NO. 2, September 2016

(6)

sedang kebanyakan siswa yang berusia 15 tahun dengan jumlah 13 siswa.

3. Skor plak terendah yaitu skor plak dengan kriteria baik sebanyak 4 siswa yang terdiri atas 3 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan.

4. Skor plak terendah dengan kriteria baik yaitu siswa yang berusia 14 tahun dan 15 tahun dengan jumlah siswa sama, masing-masing 2 siswa. Sedangkan siswa yang berusia 16 tahun tidak memiliki kriteria skor plak baik.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1.Bagi Siswa SMP Muhammadyah Godean 1.

Siswa diharapkan untuk meningkatkan kebersihan gigi dan mulut dengan cara rajin menyikat gigi minimal 2 kali sehari sewaktu sarapan dan sebelum tidur, sering mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dan air, kurangi makanan yang lengket dan manis, dan rutin memeriksakan gigi setiap 6 bulan sekali ke dokter gigi atau puskesmas atau rumah sakit.

2. Bagi SMP Muhammadyah Godean 1 D i h a r a p k a n p i h a k s e k o l a h menyelenggarakan adanya Usaha Kesehatan Gigi Sekolah guna lebih memperhatikan kesehatan gigi dan mulut pada siswa-siswa.

3. Bagi Peneliti

Penilitian dibidang ini diharapkan dapat dikembangan dengan cakupan yang lebih luas lagi dan aspek yang lebih lengkap, tidak hanya melihat gambaran s k o r p l a k s a j a t e t a p i d e n g a n menambahkan pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan mulut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. (2009). UU R I N o . 3 6 Ta h u n 2 0 0 9 Te n t a n g Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.

2. Nurjannah, N., Herijulianti, E., Putri, M H. (2011). Ilmu Pencegahan Penyakit J a r i n g a n K e r a s d a n J a r i n g a n

Pendukung Gigi. Jakarta: EGC.

3. Ramadhan, A G. (2010). Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta:

Bukune.

4. Awang, M. (2014). Pengaruh Berkumur Larutan Air Perasan Jeruk Nipis Terhadap Akumulasi Plak. Denpasar:

Universitas Mahasaraswati.

5. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

6. Ningsih, D.S. (2015). Hubungan Jenis Kelamin Terhadap Kebersihan Rongga Mulut Anak Panti Asuhan. Aceh:

Universitas Syiah Kuala.

7. Selvinova. (2009). Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Murid Sekolah Dasar. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

8. Yulianti, R.P., Muhlisin, A. (2013).

Hubungan Antara Pengetahuan Orang Tua Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Di SDN V Jaten Karanganyar.

Surakarta: Universitas Muhammadyah Surakarta.

Gambar

Tabel  2.  Distribusi  Frekuensi  Responden  Berdasarkan Usia Usia Frekuensi  (siswa) Prosentase (%) 14 tahun 10 29,4 15 tahun 17 50,0 16 tahun 7 20,6 Total  34 100,0
Tabel 8. Tabulasi Silang Responden Antara Pendidikan Orang Tua dan Skor Plak
Tabel 9. Tabulasi Silang Responden Antara Pekerjaan Orang Tua dan Skor Plak Pendidikan  Orang Tua  Wiraswasta   0 (0%)    4 (11.76%)    0 (0%)    4(11.76%) Pedagang    0 (0%)    2 (5.88%)    1 (2.94%)    3 (8.82%) Buruh    2 (5.88%)    9 (26.47%)    2 (5.8

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada subjek penelitian diketahui bahwa terdapat penurunan skor indeks plak yang bermakna antara sebelum dan sesudah mengunyah

Dari jumlah keseluruhan siswa yang berjumlah 38 siswa, dari 38 siswa yang telah memenuhi KKM berjumlah 14 siswa (37%).sebanyak 24 siswa belum memenuhi kriteria

Hasil penelitian menunjukkan 17 responden (56,7 persen) berada pada kriteria sedang dengan jumlah skor antara interval 21-24. Kriteria sedang menuunjukkan bahwa

Presenta si 1. Siswa yang memperoleh nilai N-Gain dalam kriteria sedang berjumlah 24 siswa dengan persentase 63,16%. Siswa yang memperoleh nilai N-Gain dalam kriteria

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara usia responden dengan skor plak gigi pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.. Hasil

Diketahui rata-rata skor pretest sebesar 1,93 dan posttest sebesar 4,6, dengan demikian skor posttest lebih tinggi dari pada skor pretest, maka dapat disimpulkan bahwa

Penulisan Skripsi dengan judul “Hubungan Menyikat Gigi yang Baik dan Benar dengan Skor Plak Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah” ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

xiii HUBUNGAN PENGETAHUAN MENYIKAT GIGI YANG BAIK DAN BENAR DENGAN SKOR PLAK SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH Anis Naimmul Faizah*, Almujadi*, Aryani Widayati*