• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penelitian sastra pada hakikatnya merupakan penerapan pendekatan ilmiah terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra tidak dapat lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988: 45-58) pernah memberi batasan penelitian itu, ia mengatakan bahwa karya sastra yang bermutu seni ialah yang imajinatif, berseni, memperlihatkan orisinilitas penciptaan, kreatif, dan bermutu seni. Apabila karyanya tidak memenuhi hakikat fungsinya, maka akan dinilai tidak bermutu. Jadi, karya sastra dapat “menyenangkan” karena estetika yang direalisasikan melalui bahasa, dan “berguna” karena isi yang terkandung di dalamnya berguna bagi pembaca. Pemahaman demikian berangkat dari anggapan bahwa karya sastra merupakan penggunaan bahasa yang mengandung unsur kepuitisan sekaligus makna. Dengan begitu, karya sastra menjadi struktur yang sangat kompleks (Pradopo, 1987: 120). Karena itu, karya tersebut harus dipelajari dalam kaitannya antara gagasan yang terkandung di dalam karya sastra tersebut dengan keindahannya.

Berbicara karya sastra tidak lepas dari cerpen sebagai hasil karya sastra yang membaurkan antara fiksi dan nonfiksi secara halus (Zoest,1991: 3). Banyak pula ahli sastra yang mengatakan bahwa logika cerpen atau logika peristiwa yang terjadi dalam cerpen harus mencerminkan keadaan nyata atau realitas. Teori itu

1

(2)

dapat dipahami karena bertolak dari mimesis yang mengatakan bahwa karya seni merupakan tiruan dari alam (fakta). Teori ini mestinya tidak boleh diterima dengan mentah karena bagaimanapun, karya sastra memang berangkat dari fakta yang kemudian yang kemudian dipadu dengan imajinasi pengarang hingga menghasilkan fakta baru (Thahar,1991: 7)

Sejak awal kemunculannya, cerpen terus mengalami perkembangan yang sangat pesat sampai sekarang ini. Hal ini terlihat dengan mulai terbitnya majalah- majalah cerpen di Indonesia, seperti Kisah, Sastra, dan Horison. Produktivitas penulisan cerpen mencapai puncak perkembangannya setelah mendapat tempat di media massa (surat kabar dan majalah) tahun 1970 sampai sekarang.

Pada perkembangannya, cerpen Indonesia memiliki tiga jenis penulisan, yaitu: orientasi cerita rakyat yang dipelopori oleh Muhammad Kasim dan Suman Hs, orientasi sezamannya yang dipelopori oleh Hamka dan Idrus, dan orientasi kedalamannya yang dipelopori oleh Armin Pane (Sumardjo, 1983: 5).

Beragam tema pun diangkat di tengah banyaknya cerpen Indonesia yang bermunculan. Ada tema sosial, tema keluarga, tema cerita absurd, tema budaya, tema moral, tema cinta, dan tema-tema lainnya yang diangkat seiring dengan perkembangan cerpen Indonesia.

Dalam tema cinta ada beberapa cerpenis yang mengangkat tema ini dalam cerpen-cerpennya, seperti Agus Noer dalam kumpulan cerpennya berjudul Rendezvous, Seno Gumira Ajidarma dalam kumpulan cerpen Pertanyaan Untuk Cinta, Atas Nama Malam, Kematian Donnyi Osmond, dan Sepotong Senja Untuk

(3)

Pacarku. Kemudian ada juga Tetet Cahyati dalam kumpulan cerpen berjudul Laki-laki Berdasi Merah. Tak ketinggalan Cecep Syamsul Hari yang selalu menulis cerpen-cerpen bertema cinta atau nuansa romantis. Cinta seakan menjadi roh hampir disemua cerpennya (www.kompas.com). Terakhir, tentu saja Kurnia Effendi, yang menjadi bahan penelitian penulis dalam kumpulan cerpennya berjudul Senapan Cinta.

Sekaitan dengan cerpen-cerpen Kurnia Effendi, penulis menganggap sebagai cerpen-cerpen yang membaurkan antara fakta dan imajinasi, hal itu terlihat dalam cerpen-cerpen Kurnia Effendi yang terdapat dalam kumpulan cerpen Senapan Cinta, yang didalamnya terlihat bagaimana Kurnia Effendi menumpahkan imajinasinya dalam kehidupan percintaan yang terjadi dalam kehidupan nyata.

Kurnia Effendi sebagai penulis puisi, telah membuat kumpulan cerpen yang pertamanya, kumpulan cerpen tersebut diberi judul Senapan Cinta.

Tanggapan masyarakat terhadap kumpulan cerpen pertama Kurnia Effendi sangat bagus dan mendapat tempat di masyarakat itu terlihat dari cerpen-cerpennya yang telah dimuat dan dipublikasikan dalam Koran dan majalah.

Gaya penulisan Kurnia Effendi pada kumpulan cerpen Senapan Cinta sangat unik sekali karena proses pembentangkan cinta dan maut dalam cerpen- cerpennya digambarkan secara ganjil, lalu membawa kita ke akhir cerita yang mencengangkan.

(4)

Kurnia Effendi merupakan seorang yang romantis, hangat dan ceria itu dapat kita lihat dalam cerpen-cerpennya yang indah, bahkan ketika menulis cerita sedih, Kurnia Effendi mampu menuangkan kesedihan tersebut dengan kepuitisan pada kalimat-kalimat dalam cerpennya. Kalimatnya puitis itu menjadi salah satu kekuatan Kurnia.

Dalam kumpulan cerpen Senapan Cinta karya Kurnia Effendi, di dalam setiap cerpen-cerpennya terdapat simbol yang merupakan gambaran dan gagasan cinta yang harus diteliti dan digali untuk menemukan bagaimana gambaran cinta di dalam cerpen tersebut.

Penelitian tentang gagasan cinta sebelumnya telah diteliti oleh Hanna Belina Dewi dalam skripsinya yang berjudul Gagasan Cinta dalam Kumpulan Cerpen Rendezvous Karya Agus Noor. Dalam penelitiannya itu, Dewi menitik beratkannya pada gaya bercerita Agus Noor yang mengembangkan imajinasi dengan menggabungkan hal yang nyata dan tidak nyata serta adanya simbol dan dimasukannya unsur dongeng dalam unsur cerita cinta.

Untuk memperkaya penelitian tentang korpus yang membahas gagasan cinta, maka dalam skirpsi ini penulis mengangkat tema yang sama mengenai cinta namun dengan pemilihan cerpen yang berbeda. Dalam skripsi ini penulis mengangkat gambaran Cinta dalam kumpulan cerpen Senapan Cinta karya Kurnia Effendi.

Dari dua belas cerpen yang terdapat dalam kumpulan cerpen Senapan Cinta, penulis mengambil empat cerpen untuk dikaji dalam skipsi ini. Keempat

(5)

cerpen tersebut merupakan cerpen yang mempunyai gambaran cinta yang dituangkan melalui lambang atau simbol yang diperlihatkan oleh tingkah laku tokoh dan latar yang terdapat dalam cerpen ini.

Berdasarkan hasil pengamatan, maka penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian tentang karya sastra khususnya cerpen-cerpen Kurnia Effendi. Hal ini disebabkan terdapat lambang atau kenyataan lain yang terjadi dalam peristiwa-peristiwa pada cerpen-cerpen Kurnia Effendi dan perlu adanya penelaahan terus-menerus pada cerpen-cerpen yang mengandung lambang atau simbol.

1.2 Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini penulis membatasi masalah yang diteliti yaitu analisis Semiotika yang terdapat dalam kumpulan cerpen Senapan Cinta karya Kurnia Effendi yang menyangkut masalah struktur teks dan penggambaran cinta yang terdapat dalam cerpen tersebut.

1.3 Rumusan Masalah

1) Bagaimana struktur cerpen Kurnia Effendi yang terdapat dalam kumpulan cerpen Senapan Cinta (“Relung Telinga”, “Laras Panjang Senapan Cinta”,

“Lagu Malam Braga”, “Menemani Ayah Merokok”)?

2) Gambaran cinta apa yang terdapat dalam cerpen “Relung Telinga”, “Laras Panjang Senapan Cinta”, “Lagu Malam Braga”, “Menemani Ayah Merokok”?

(6)

3) Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan:

1) struktur cerpen (“Relung Telinga”, “Laras Panjang Senapan Cinta”, “Lagu Malam Braga”, “Menemani Ayah Merokok”) yang terdapat dalam kumpulan cerpen Senapan Cinta.

2) mengatahui gambaran cinta apa yang terdapat dalam cerpen “Relung Telinga”, “Laras Panjang Senapan Cinta”, “Lagu Malam Braga”, “Menemani Ayah Merokok”.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Bagi penulis: dapat mengetahui tentang karya-karya sastra yang bertemakan cinta beserta pengarang-pengarangnya dan dapat mengetahui bagaimana gambaran cinta direpresentasikan dalam sebuah karya sastra.

2) Bagi pembaca: dapat lebih memahami makna cinta dari karya sastra sebagai refleksi dalam kehidupan.

3) Bagi dunia akademik: menambah literatur mengenai tema cinta dalam karya sastra Indonesia.

(7)

1.5 Definisi Operasional

Ada beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini yang perlu mendapatkan penjelasan agar tidak terjadi kesalahan penafsiran. Beberapa istilah penulis definisikan sebagai berikut.

1) Analisis Semiotika adalah analisis sastra sebagai penggunaan bahasa yang bergantung pada konvensi-konvensi tambahan dan yang meneliti cirri-ciri (sifat-sifat) yang memberikan makna bermacam-macam cara (modus) wacana (Jabrohim, 2001:85). Kajian: merujuk pada sebuah kegiatan penelaahan, penyelidikan. Kata kajian merupakan kata pembendaan dari perbuatan mengkaji, menelaah, atau menyelidikan, (Nurgiantoro, 2007:30).

2) Gambaran cinta yaitu merunut pada kajian semiotik bahwa, Gambaran cinta merupakan simbolisasi dari kesetiaan, kepedulian, pengorbanan, kasih sayang, rasa peduli, serta menyiratkan tentang keinginan atau hasrat, karena pada kajian semiotik seorang peneliti diharuskan menggali kedalaman makna pada kata dan frasa yang dibangun oleh penyair sebuah teks sastra.

3) Cerita pendek merupakan narasi (bukan analisis argumentatif) fiktif (tidak benar-benar terjadi) serta relatif pendek (Soemardjo, 1980:13)

Referensi

Dokumen terkait

Itulah sebabnya, salah seorang ulama kontemporer Syiah mengatakan, “Sesungguhnya keyakinan akan kema‟shuman para imam telah membuat hadits- hadits yang berasal dari

Setiap orang memiliki kesibukan dan permasalahan masing-masing, ketika teman sekelompok tidak bisa mengerjakan tugasnya dengan baik, saya akan mentolerirnya.1. Saya akan

Dikarenakan ada data yang tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji korelasi statistik non parameterik yaitu Korelasi Spearman untuk mengetahui apakah

Awal tahun 2000, Pusat Penelitian Fisika (PPF)-LIPI telah melakukan kegiatan penelitian pembuatan plastik ramah lingkungan dari pati jagung dan polietilen yang di grafting dengan

Perhitungan kerapatan lamun berhubungan dengan perhitungan biomassa lamun yang digunakan untuk mengestimasi hasil karbon pada lokasi penelitian.. Hasil

Praktik utang piutang yang dilakukan antara debitur (masyarakat atau petani) dengan kreditur (pengepul gabah) di Desa Boloagung Kecamatan Kayen Kabupaten Pati

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS TELKOM TENTANG PENUGASAN/ PENGANGKATAN DOSEN PENGAJAR DAN KOORDINATOR MATAKULIAH PADA PROGRAM STUDI 52 TEKNIK ELEKTRO SEMESTER GANJIL

Saat ini dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada penerapannya yang masih manual dan menggunakan sistem yang bersifat offline yang terbagi pada