A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder dan dilaksanakan dalam jangka waktu September 2015 hingga Maret 2016.. Tempat penelitian ini ditentukan oleh keperluan data yang akan dibutuhkan dimana di suatu perusahaan Pertambangan yang menggunakan praktek Corporate Social Responsibility yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sumber data yang digunakan merupakan data terbaru yang diperoleh di Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia, Pojok BEI Universitas Mercu Buana, data melalui internet www.idx.co.id, dan situs resmi perusahaan yang bersangkutan.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian klausan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen yang terdiri dari Biaya Ekplorasi dan pengembangan tangguhan, Financial Performance (Return on Asset dan Debt Equity Ratio) terhadap variabel dependen yaitu Corporate Social Responsibility.
C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 1. Definisi Variabel
Dalam penelitian ini secara konsep terdapat 2 jenis variabel yang akan digunakan, yaitu:
Table 3.1
Hubungan antar Variabel, Dimensi, Indikator, Pengukuran, dan Skala
No Variabel Dimensi Indikator Pengukuran Skala
1 CSR Sustainability
report GRI versi 4.0
Lampiran dalam sustanaibility report GRI dengan 91 item
Score 1 apabila diungkapkan.
Score 0 apabila tidak diungkapkan
Ordinal
2 Biaya
Ekplorasi dan Pengembanga n Tangguhan
Total Biaya Esplorasi dan Pengembangan
tangguhan.
Rasio
3 Financial Performance
Leverage DER= Total Kewajiban Total Ekuitas
Rasio Profitabilitas ROA= Laba Bersih
Total Aset
Rasio Sumber: Data diolah sendiri
Salah satu konsep upaya penjabaran dan penerapan sustainable CSR adalah melalui Global Reporting Initiative (GRI). Global Reporting Initiative (GRI) adalah salah satu usaha di tingkat international untuk memperoleh informasi yang lebih rinci dari sekedar kinerja keuangan perusahaan, termasuk dampak kegiatan bisnis mereka terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat.
a. Variabel Dependen atau Varabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terkait adalah tanggung jawab
sosial dan lingkungan perusahaan (CSR). Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu bentuk tindakan dalam mengumpulkan dan menguji informasi yang relevan mengenai produk, layanan, proses pengambilan keputusan, serta aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan agar dapat secara akurat menentukan posisi perusahaan saat ini berkaitan dengan aktivitas CSR. (Susanto:75)
b. Variabel Independent atau Variabel Bebas
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Terdapat tiga variabel independen dalam penelitian ini, yaitu Biaya Eksplorasi dan Pengembangan Tangguhan, Leverage, dan Profitabilitas.
2. Operasionalisasi Variabel
Definisi operasional variabel yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Corporate Social Responsibility (CSR)
Penelitian ini menggunakan check list yang mengacu pada Global Reporting Initiative (GRI). Jumlah item yang diharapkan diungkapkan perusahaan sebanyak 91 item. Pengukuran ini dilakukan dengan mencocokan item pada check list dengan item yang diungkapkan perusahaan. Apabila item i diungkapkan maka diberikan nilai 1, jika item i tidak diungkapkan maka diberikan nilai 0 pada check list.
Setelah mengidentifikasi item yang diungkapkan oleh perusahaan di dalam laporan tahunan, serta mencocokannya pada check list, hasil
pengungkapan item yang diperoleh dari setiap perusahaan dihitung indeksnya dengan proksi CSRI. Adapun rumus untuk menghitung CSRI sebagai berikut:
∑CSRij = ∑ X 100%
Sumber : Global Reporting Initiative (GRI) G4
Keterangan :
∑CSRIj : Jumlah Indeks luas pengungkapan CSR dan lingkungan perusahaan j.
(nilai 1 – jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan) b. Biaya Ekplorasi dan Pengembangan Tangguhan
Biaya Ekplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan disajikan dalam laporan tahunan sebesar jumlah netonya, yaitu setelah dikurangi dengan amortisasi. Tingginya biaya yang dikapitalisasi ini akan meningkatkan luas pengungkapan CSR dari perusahaan, semakin tinggi biaya ekplorasi dan pengembangan tangguhan ini akan meningkatkan resiko yang dimiliki oleh perusahaan, maka perusahaan perlu meningkatkan pelaporan pengungkapan pertanggungjawaban perusahaan karena untuk menstabilkan nilai perusahaan.
c. Leverage
Rasio Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung kepada kreditu dalam membiayai aset perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage tinggi
berarti sangat bergantung pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat leverage rendah berarti lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri.
Dengan demikian, tingkat leverage perusahaan, menggambarkan risiko keuangan perusahaan Sembiring (2003) dalam Fadjriya (2014). Rumus debt to equity ratio(DER)sebagai berikut:
=
Sumber : Mamduh & Abdul 2014
c. Profitabilitas
Ratio on Asset (ROA) adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total asset perusahaan. Rasio ini menggambarkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan. Rumus ROA sebagai berikut:
= ℎ
Sumber : Mamduh & Abdul 2014
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi mengacu kepada keseluruhan kelompok orang, perusahaan, dan peristiwa atau hal yang ingin peneliti investigasi.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Perusahaan Pertambangan listed di BEI 40 Perusahaan.
2. Sampel
Pemilihan sampel yang akan diuji dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling yaitu metode pemilihan sampel yang didasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria perusahaan dalam penelitian ini antara lain:
a. Perusahaan sektor pertambangan yang telah menerbitkan laporan keuangan dan annual report selama 5 tahun berturut-turut, yaitu tahun 2010 sampai 2014.
b. Perusahaan sektor pertambangan yang menyajikan laporan Biaya Ekplorasi dan Pengembangan Tangguhan pada Laporan Keuangan.
Sampel yang digunakan adalah memenuhi kriteria rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam variabel penelitian. Penarikan sampel dapat dilihat dalam tabel 3.2 berikut :
Table 3.2
Rincian Sampel Penelitian
Kriteria Jumlah Perusahaan
Populasi perusahaan pertambangan listed Bursa Efek Indonesia (2010-2014)
40 Tidak mempublikasikan laporan biaya
ekplorasi dan pengembangan tangguhan dalam annual report secara berturut-turut (2010-2014)
29
Perusahaan yang mengalami kerugian 1
Sampel perusahaan pertambangan 10
Sumber : www.idx.co.id data diolah sendiri
Jumlah sampel 10 perusahaan selama 5 tahun, untuk data yang akan diolah sebanyak 50 data observasi.
Maka sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini sesuai berikut:
Table 3.3
Daftar Perusahaan Pertambangan Penelitian Tahun 2010-2014
NO NAMA PERUSAHAAN KODE SAHAM
1 PT. Indo Tambang Raya Megah Tbk ITM
2 PT. Harum Energy Tbk HRUM
3 PT. Bayan Resources Tbk BYAN
4 PT. Central Omega Resources Tbk DKFT
5 PT. Garda Tujuh Buana Tbk GTBO
6 PT. Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK
7 PT. Berau Coal Energy Tbk BRAU
8 PT. Aneka Tambang Tbk ANTAM
9 PT. Bukit Asam Tbk PTBA
10 PT. Mitra Investindo Tbk MITI
Sumber : www.idx.co.id Report BEI 2010-2014
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data arsip yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data yang tercantum pada annual report pada Indonesia Stock Exchange (IDX).
F. Metode Analisis
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum (Ghozali, 2013)
2. Pengujian Asumsi Klasik
Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian penyimpangan asumsi klasik. Ada beberapa tahapan dari uji asumsi klasik, antara lain:
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi yang normal (Ghozali, 2013). Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Dalam penelitian ini dilakukan dua cara untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yakni analisis grafik dan uji statistik yang menggunakan Kolmogorrov – Smirnov Test. Normalitas terjadi ketika nilai signifikan <0,05 yang berarti data tidak terdistribusi secara normal. Data dikatakn lolos uji normalitas ketika nilai signifikan >0,05, hal ini mempunyai makna bahwa data terdistribusi secara normal dan lolos uji normalitas.
2. Uji Multikolineritas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(Ghozali,2013). Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas atau tidak dalam model regresi dilakukan dengan menganalisis korelasi antar variabel dan perhitungan nilai tolerance serta variance inflation factor (VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya(tingkat kolonieritas) lebih dari 95%. Dan nilai VIF lebih besar dari 0,10 apabila VIF kurang dari 10 dapat dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model adalah dapat dipercaya dan objektif.
3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalhan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2013). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autolorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Dalam upaya mendeteksi adanya autokorelasi dalam model regresi yang digunakan dapat dilakukan dengan run test. Run test adalah bagian dari statistik non-parametrik yang digunakan untuk menguji apakah antar residual mempunyai korelasi yang tinggi. Run rest digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). Adanya autokorelasi dapat terlihat dari probabilitas, jika probabilitas < 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa terjadi autokorelasi atau residual tidak random. Jika probabilitas > 0,005 berarti tidak terjadi autokorelasi atau residual random.
4. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual 1 pengamat ke pengamat yang lain. Jika variance dari residual 1 pengamat ke pengamat lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran.
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu uji Glejser. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari probabilitas signifikansinya.
Jika > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau homokedastisitas. Jika < 0,05 maka terjadi heterokedastisitas.
3. Uji Kelayakan Model
a. Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2013) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2yang kecil berarti kemampuan variabel- variable independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen
amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variable dependen.
b. Uji Simultan F
Menurut Ghozali (2013) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen/terikat. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis diteria (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara simultan ketiga variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai signifikan <0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi signifikan). Hal ini berarti secara simultan ketiga variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel independen.
4. Uji Hipotesis (Uji Signifikan t)
Menurut Ghozali (2013) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%).
Penerimaan atau penolakan hipotesis dialkukan dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regesi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai signifikan <0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
5. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Biaya Eksplorasi dan Pengembangan Tangguhan, Leverage, Profitabilitas. Sedangkan variabel dependennya adalah indeks pengungkapan CSR. Adapun persamaan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+e Keterangan :
Y :Luas Pengungkapan CSR a :Konstanta
X1 :Biaya Eksplorasi dan Pengembangan Tangguhan X2 :Leverage
X3 :Profitabilitas b1...b3 :Koefisien e :error