• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Gambaran Umum Perusahaan

PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun sejak tanggal 5 November 1987 oleh Bapak Hardyanto Santioso. Lokasi pabrik beserta kantor terletak di Jl. Prof. Dr. Latumenten Padamulya V no. 19, Jakarta. Luas areal pabrik adalah sekitar 300 m².

Pada mulanya perusahaan hanya menggunakan beberapa buah mesin injection moulding saja untuk melaksanakan produksinya, kemudian karena terjadi perkembangan yang terus menerus terutama dalam peningkatan jumlah konsumen yang mempercayakan pencetakan produknya di perusahaan ini, akhirnya sampai sekarang perusahaan telah mempunyai delapan unit mesin injection moulding yang digunakan sebagai mesin utamanya, dan juga mesin tambahan lainnya seperti mesin blower, mesin frais, mesin bubut, dan mesin penggiling.

Karena perusahaan ini bersifat make to order, maka jenis produk yang dicetak oleh perusahaan ini pun bervariasi karena bentuknya sesuai dengan permintaan konsumen, sehingga mesin injection moulding yang dipakai dapat mencetak berbagai macam produk berdasarkan cetakannya. Sistem pemesanan yang diterapkan perusahaan adalah dengan melakukan sistem kontrak.

(2)

2.2. Mesin yang Digunakan

Dalam melakukan proses produksinya, perusahaan menggunakan mesin injection moulding sebanyak delapan unit mesin. Namun untuk produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak semuanya dapat dicetak di setiap mesin karena ada perbedaan besar-kecilnya cetakan, cepat atau lambatnya proses pendinginan, dan suhu pemanasan bahan baku plastik. Mesin injection moulding akan terus aktif mulai dari waktu masuk kerja sampai dengan waktu selesai kerja, sehingga waktu istirahat mesin sesuai dengan waktu istirahat karyawan (selama setengah jam untuk shift 1 dan 2) dan mesin tidak aktif (tidak berproduksi) dari jam 05.00-07.00 WIB. Pada Tabel 2.1 dapat dilihat nama mesin injection mouiding yang digunakan oleh perusahaan.

Tabel 2.1. Nama mesin injection moulding yang digunakan PT. Jasa Putra Plastik No Nama Mesin Jumlah (unit)

1 C S JM 88 MK III 1

2 C S JM 4 MK II 2

3 CH JM 3 S 1

4 CH CJ 80 NC 1

5 DK GF 80 T/ DK-80 1

6 CH JM 4 1

7 TAIMING GOODYEAR 1

Total Mesin 8

Selain mesin utama diatas, perusahaan juga memiliki dua unit mesin frais dan satu unit mesin bubut sebagai mesin tambahan, yang berfungsi untuk membuat cetakan. Jika saat pemesanan produk oleh pelanggan, perusahaan tidak memiliki cetakan yang sesuai dengan bentuk produk yang dipesan dan pelanggan juga tidak memiliki cetakan sendiri, maka perusahaan akan membuat cetakannya. Tetapi

(3)

seringkali perusahaan tidak membuat cetakan sendiri tetapi telah disediakan oleh pemesan produk tersebut. Perusahaan juga memiliki satu unit mesin penggiling yang digunakan untuk mendaur ulang produk yang cacat menjadi bahan baku kembali yang disebut sebagai bahan baku gilingan. Dan mesin tambahan lainnya adalah mesin blower sebanyak satu unit yang digunakan untuk membantu dalam pengeringan bahan baku yang basah dikarenakan proses pembersihan bahan baku dan bisa juga untuk pembentukan keras lunaknya bahan baku.

2.3. Bahan Baku yang Digunakan 2.3.1. Bahan Baku Utama

Bahan baku utama yang digunakan di perusahaan ini adalah bijih plastik padat yang terdiri dari beberapa macam jenis bahan plastik dan pigmen untuk pewarna bahan. Kategori bahan baku plastik yang digunakan oleh perusahaan terdiri atas:

1. Bahan baku original

Bahan baku original merupakan bahan baku yang memiliki kualitas yang sangat tinggi karena bahan baku ini merupakan bahan baku yang murni atau asli tanpa adanya campuran zat atau bahan lainnya. Warna bahan baku original yang digunakan oleh perusahaan ini adalah bening atau tidak berwarna, sehingga jika diperlukan warna selain bening, maka akan diberi tambahan pigmen pewarna.

2. Bahan baku gilingan

Bahan baku gilingan yang digunakan oleh perusahaan ini terbagi dalam dua jenis yaitu:

(4)

a. Bahan baku gilingan yang dibeli dari pemasok

Bahan baku ini memiliki kualitas yang lebih rendah daripada bahan baku yang original karena telah dicampur dengan zat atau bahan lainnya, sehingga harganya juga lebih murah daripada bahan baku original.

b. Bahan baku gilingan yang dihasilkan oleh perusahaan sendiri

Bahan baku ini berasal dari produk yang cacat. Produk cacat yang dapat didaur ulang oleh perusahaan adalah produk yang tidak terlalu besar dan keras. Jika produk yang cacat berbentuk agak besar dan keras maka akan dijual murah kepada orang lain. Termasuk juga sisa-sisa scrap dari mesin atau cangkang yang dihasilkan setelah mencetak produk. Untuk warna bahan baku ini sesuai dengan warna dari benda yang digiling, jika saat diproduksi diperlukan warna lain maka dapat dicampur oleh pigmen warna dengan komposisi yang diberikan lebih tinggi.

3. Bahan baku naso

Bahan baku ini memiliki kualitas yang paling rendah. Oleh karena itu, jarang digunakan oleh perusahaan, hanya untuk produk tertentu saja. Harga bahan baku ini juga paling murah dibanding bahan lainnya.

Sedangkan untuk jenis atau tipe bahan baku plastik yang biasa digunakan oleh perusahaan adalah:

1. Polypropylene (PP)

Polypropylene atau sering juga disebut PP, adalah bahan plastik yang mempunyai sifat agak keras tetapi mempunyai kelenturan yang sangat tinggi.

(5)

2. High Density Polyethylene (HDP/HD)

High Density Polyethylene atau sering juga disebut HDP atau HD, adalah bahan plastik yang mempunyai sifat lunak dan mempunyai kelenturan yang sangat tinggi seperti Polypropylene.

3. Low Density Polyethylene (LDP/LD)

Low Density Polyethylene atau sering juga disebut LDP atau LD, adalah bahan plastik yang mempunyai sifat lunak tetapi tidak mempunyai kelenturan yang tinggi seperti HDP.

4. Techno ABS (ABS)

Techno ABS atau sering juga disebut ABS, adalah bahan plastik yang mempunyai sifat keras, lentur dan mempunyai kelebihan dapat dinikel atau dikrom.

5. HIP Polystyrene (HIP)

HIP Polystyrene atau sering juga disebut HIP, adalah bahan plastik yang mempunyai sifat keras dan lentur tetapi tidak selentur ABS.

6. Polystyrene HI – 810 (HP)

Polystyrene tipe HI – 810 atau sering juga disebut HP, adalah bahan plastik yang mempunyai sifat keras dan agak lentur tetapi tidak selentur Polypropylene dan High Density Polyethylene.

7. Polystyrene GP – 710 E (PS)

Polystyrene tipe GP – 710 E atau sering juga disebut PS, adalah bahan plastik yang mempunyai sifat keras tetapi tidak lentur, dengan kata lain produk yang menggunakan bahan PS sangat mudah patah.

(6)

8. Nylon

Nylon adalah bahan plastik yang mempunyai sifat sangat keras, agak lentur dan mempunyai sifat tahan panas.

2.3.2. Bahan Baku Pendukung

Sedangkan bahan baku pendukung yang digunakan oleh perusahaan adalah:

1. Pigmen warna

Pigmen warna akan digunakan oleh perusahaan jika diperlukan warna tertentu, dengan mencampurkannya pada bijih plastik sebelum diletakkan pada tempat atau corong bahan baku pada mesin. Namun ada juga produk yang tidak perlu menggunakan pigmen warna jika produk yang ingin dicetak berwarna bening.

Pigmen warna yang digunakan adalah dalam bentuk bubuk.

2. Kantong kertas

Kantong kertas digunakan sebagai tempat untuk menaruh produk yang baru selesai diproduksi dari mesin.

3. Kantong plastik

Kantong plastik digunakan untuk mengepak produk-produk yang telah diproduksi oleh perusahaan, yang nantinya akan dikirim kepada pelanggan.

2.4. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.4.1. Jumlah Karyawan

Sampai saat ini jumlah karyawan yang bekerja di PT. Jasa Putra Plastik baik pabrik maupun kantor adalah berjumlah 59 orang yaitu 45 orang karyawan yang

(7)

bekerja di pabrik dan 14 orang karyawan yang bekerja di kantor. Untuk karyawan pabrik terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu karyawan pabrik shift, dimana karyawan tersebut bekerja selama shift tertentu saja, sehingga terjadi pergantian karyawan setiap pergantian shift kerja yang terbagi kedalam tiga shift dan karyawan pabrik non shift dimana waktu kerja karyawan ini tidak berdasarkan shift kerja yang telah ditetapkan perusahaan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.2. Data jumlah karyawan PT. Jasa Putra Plastik

1 Kepala Pabrik 3

2 Operator Mesin 24

3 Persiapan Bahan Baku 6

33

1 Maintenance (Perawatan) 2

2 Packing 4

3 Pemisahan Scrap 6

12

1 Umum dan Personalia 2

2 Produksi 6

3 Persiapan, Perawatan, dan Peralatan 2

4 Keuangan 2

5 Akuntansi 2

14 59 Total Karyawan Pabrik Shift

Total Karyawan Pabrik Non Shift C. Karyawan Kantor

Jumlah (orang) Jenis Pekerjaan

No

A. Karyawan Pabrik Shift

Total Karyawan Total Karyawan Kantor B.Karyawan Pabrik Non Shift

2.4.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi yang diterapkan oleh PT. Jasa Putra Plastik adalah struktur organisasi yang berbentuk fungsional karena pembagian organisasinya berdasarkan fungsinya masing-masing seperti bagian umum dan personalia, bagian keuangan, dan

(8)

bagian produksi dimana masing-masing bagian ini saling berkaitan satu dengan yang lain.

Dalam hal pengambilan keputusan, perusahaan ini lebih menerapkan sistem sentralisasi dimana sebagian besar wewenang khususnya dalam pengambilan keputusan diserahkan kepada manajer tingkat tinggi. Sehingga para manajer dan kepala bagian hanya bertanggung jawab atas tugas sehari-hari dan bertanggung jawab kepada manajer puncak, dan mereka tidak mempunyai wewenang untuk membuat keputusan yang mempunyai pengaruh besar terhadap perusahaan.

Untuk lebih jelasnya susunan struktur organisasi PT. Jasa Putra Plastik dapat diuraikan pada Gambar 2.1.

Direktur Utama

Manajer Umum dan

Personalia Manajer Produksi Manajer Keuangan

Kepala Bagian Umum dan Personalia

Kepala Bagian Produksi (Persiapan, Perawatan, dan Peralatan

serta bagian pabrik)

Kepala Bagian Akuntansi

Gambar 2.1. Struktur organisasi PT. Jasa Putra Plastik

Berikut adalah penjelasan singkat mengenai tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan yang berada dalam struktur organisasi tersebut.

(9)

1. Direktur Utama

Perusahaan dipimpin oleh seorang direktur yaitu Bapak Hardyanto Santioso yang sekaligus adalah pemegang saham tunggal.

Tugas dan tanggung jawabnya meliputi:

a. Memimpin kegiatan perusahaan yang berada dalam peraturan perusahaan dan bertanggung jawab atas semua kegiatan perusahaan.

b. Menentukan garis kebijaksanaan dalam membuat suatu keputusan.

c. Menandatangani surat dan dokumen penting perusahaan.

2. Manajer Umum dan Personalia

Tugas dan tanggung jawabnya meliputi:

a. Memberi petunjuk dan pengarahan kepada kepala bagian mengenai tugas dan tanggung jawabnya.

3. Kepala Bagian Umum dan Personalia Tugas dan tanggung jawabnya meliputi:

a. Bertanggung jawab kepada kepala bagian umum dan personalia.

b. Memeriksa kehadiran karyawan.

c. Mengatur administrasi perusahaan.

d. Mengatur karyawan yang melakukan pengiriman barang produksi 4. Manajer Produksi

Tugas dan tanggung jawabnya meliputi:

a. Membawahi kepala bagian produksi (persiapan, perawatan, dan peralatan serta bagian pabrik).

(10)

b. Merencanakan kegiatan produksi yang meliputi bahan baku, bahan penolong, jumlah produksi, kualitas produksi dan efisiensi produksi.

c. Mengawasi pelaksanaan kegiatan produksi, mengatur waktu pelaksanaan kegiatan pengiriman pesanan.

d. Bertanggung jawab kepada direktur.

5. Kepala Bagian Produksi.

Tugas dan tanggung jawabnya meliputi:

a. Mengawasi pelaksanan produksi persiapan.

b. Menjaga dan memelihara kelancaran jalannya produksi termasuk fasilitasnya.

c. Bertanggung jawab kepada manajer produksi.

6. Manajer Keuangan

Tugas dan tanggung jawabnya meliputi:

a. Menganalisis dan mengawasi keuangan perusahaan secara keseluruhan.

b. Membuat analisa laporan keuangan perusahaan setiap periode.

c. Bertanggung jawab kepada direktur.

7. Kepala Bagian Akuntansi

Tugas dan tanggung jawab meliputi:

a. Membuat laporan rugi laba setiap bulan.

b. Membuat laporan mengenai harga pokok produksi.

c. Membuat laporan relasi anggaran setiap bulan.

d. Bertanggung jawab kepada manajer keuangan.

(11)

2.4.3. Sistem Penggajian Karyawan

Sistem penggajian yang diterapkan pada perusahaan ini terbagi dalam sistem penggajian harian dan bulanan. Untuk karyawan pabrik shift maupun non shift, sistem penggajian dilakukan secara harian, sedangkan untuk karyawan kantor menerapkan sistem penggajian bulanan.

2.5. Sistem Kerja Perusahaan 2.5.1. Waktu Kerja Karyawan

Perusahaan ini menerapkan dua sistem kerja bagi karyawannya, yaitu sistem kerja shift dan non shift. Semua karyawan akan bekerja selama enam hari dalam satu minggu yaitu hari Senin sampai dengan hari Sabtu. Untuk lebih jelasnya dapat lihat pada penjelasan berikut ini:

Untuk karyawan pabrik, terdapat dua jenis sistem kerja yakni:

1. Untuk operator, kepala pabrik, dan pekerja bagian persiapan bahan baku, sistem kerjanya termasuk sistem kerja per shift dimana setiap hari kerjanya terbagi dalam tiga shift dan setiap shiftnya diberikan waktu istirahat selama setengah jam.

Untuk lebih jelasnya dapat lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.3. Jam kerja karyawan pabrik dengan sistem kerja per shift Jam Kerja (WIB)

Hari

Shift 1 Shift 2 Shift 3

Senin-Sabtu 07.00-14.30 14.30-22.00 22.00-05.00

Istirahat 12.00-12.30 18.30-19.00 -

(12)

Selama proses berlangsungnya produksi, sebagian besar proses tersebut dilakukan oleh mesin, sehingga operator hanya bertugas sebagai pengawas jalannya mesin dan mengontrol hasil produksi.

2. Untuk karyawan bagian packing, maintenance, dan pemisahan scrap, sistem kerjanya termasuk sistem kerja non shift. Waktu kerja mereka biasanya dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu adalah sama yaitu pukul 08.00-17.00 WIB, dengan waktu istirahat selama satu jam yaitu mulai pukul 12.00-13.00 WIB.

Untuk karyawan kantor, sistem kerjanya termasuk sistem kerja non shift.

Setiap hari mulai dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu, karyawan akan bekerja selama sembilan jam dengan delapan jam kerja efektif dan istirahat selama satu jam.

Waktu kerja karyawan adalah mulai pukul 08.00–17.00 WIB dengan waktu istirahat pukul 12.00–13.00 WIB.

2.5.2. Sistem Perawatan (Maintenance)

Perusahaan ini belum memiliki jadwal perawatan yang rutin berdasarkan metode tertentu. Pembersihan atau perawatan terhadap mesin biasanya dilaksanakan diluar waktu produksi. Biasanya juga dilakukan pada saat pergantian cetakan atau saat jam istirahat berlangsung. Pembersihan yang dilakukan adalah menggunakan sebuah compressor untuk menghilangkan debu di semua mesin. Jika terdapat oli di mesin maka akan dilap dengan kain. Untuk penggantian oli mesin akan dilakukan satu bulan sekali. Dan kadangkala perusahaan juga melakukan perawatan pada hari Minggu dikarenakan produksi sebagian besar berjalan selama 24 jam yang sudah

(13)

termasuk waktu istirahat. Pekerja maintenance yang masuk pada hari Minggu akan dibayar sesuai dengan upah yang biasanya diterima di hari biasa (upah per jam) dikalikan dengan jumlah jam kerjanya di hari Minggu.

2.6. Proses Produksi

Berdasarkan sifat bahan baku (bijih plastik padat) yang digunakan, maka proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

A. Proses produksi untuk bahan baku yang sifatnya keras dan basah

Proses produksi pencetakan produk yang menggunakan bijih plastik yang bersifat keras dan basah memiliki beberapa tahapan proses yaitu:

1. Pemanasan bijih plastik

Sebelum bahan baku dimasukkan ke mesin injection moulding, bahan baku harus dipanaskan dulu sampai suhu tertentu dengan mesin blower karena sifat bahan baku yang keras dan mempunyai titik lebur yang sangat tinggi. Selain itu, untuk bahan baku gilingan yang dibeli dari pemasok biasanya basah sehingga perlu dilakukan pemanasan dengan mesin blower. Walaupun bahan baku bersifat lunak jika masih basah maka tetap harus dipanaskan dulu.

2. Pencampuran bijih plastik dengan pigmen warna

Setelah bahan baku dipanaskan, maka pada tahap ini akan dilakukan pencampuran warna sesuai dengan yang diinginkan, dengan bahan baku yang telah dipanaskan. Setelah itu akan diaduk oleh pekerja agar warnanya merata.

(14)

Caranya adalah pigmen warna dimasukkan ke dalam kantong semen yang berisi bahan baku, lalu kantong tersebut digoyang-goyangkan agar warnanya merata. Selanjutnya akan dimasukkan ke dalam mesin injection moulding untuk dicetak. Namun ada juga beberapa produk yang tidak perlu pencampuran bahan pewarna sehingga setelah dipanaskan langsung dimasukkan ke mesin injection moulding.

3. Penyetelan mesin injection moulding

Penyetelan mesin selalu dilakukan sebelum bahan dimasukkan ke mesin.

Apabila saat proses produksi berlangsung, produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan (seperti: produk rapuh, dan lain-lain) maka akan dilakukan penyetelan ulang. Selain melakukan penyetelan mesin, juga dilakukan pengecekan mesin.

4. Proses pencetakan

Setelah material dimasukkan ke dalam mesin injection moulding maka mesin tersebut akan mulai mencetak produk sesuai dengan bentuk cetakannya.

Dalam waktu tertentu akan dihasilkan produk yang dicetak.

5. Inspeksi

Produk yang baru keluar dari mesin akan dilakukan pemeriksaan secara kasat mata oleh operator, apakah ada yang cacat atau tidak. Sedangkan untuk produk yang sifat panasnya tinggi maka setelah keluar dari mesin akan dimasukkan ke dalam air, baru diangkat dan dicek apakah ada yang cacat atau tidak.

(15)

6. Pemotongan cangkang

Produk yang baru keluar dari mesin tidak dapat langsung dipakai, karena produk masih menempel pada cangkangnya. Untuk produk yang mudah dilepaskan dari cangkangnya, akan dilepaskan langsung oleh operator setelah produk keluar dari mesin injection moulding.

7. Pembersihan scrap

Untuk produk plastik biasanya terdapat sedikit sisa-sisa plastik (scrap) yang menempel pada produk, sehingga perlu dibersihkan oleh pekerja sebelum dilakukan pengepakan.

8. Pengepakan

Apabila pemotongan cangkang telah selesai, maka produk yang telah dibersihkan akan dikemas dalam kantong plastik yang jumlah produknya disesuaikan dengan permintaan dari pelanggan.

B. Proses produksi untuk bahan baku yang sifatnya lunak

Untuk bahan baku yang sifatnya lunak tidak perlu dipanaskan dengan mesin blower. Untuk tahapan prosesnya sama dengan proses produksi untuk bahan baku yang sifatnya keras dan basah, bedanya adalah pada bahan baku yang sifatnya lunak tidak perlu dipanaskan dengan mesin blower tetapi langsung dimasukkan ke dalam mesin injection moulding (jika tidak perlu pencampuran warna).

Sedangkan untuk bahan baku yang perlu pencampuran warna akan dicampur dulu dengan pigmen warna sesuai dengan yang diinginkan.

Untuk lebih jelasnya, alur proses produksi dapat dilihat pada Diagram 2.1.

(16)

Pesanan Pelanggan Mempersiapkan bahan baku

Bagaimana sifat bahan baku?

Perlu pencampuran

warna?

Lunak dan original

Pemanasan bahan baku dengan mesin blower

Keras dan basah

Pencampuran warna seusai keperluan Mengaduk bahan baku Menyalakan mesin injeksi dan penyetelan

Masukkan bahan baku Pencetakan oleh mesin injeksi

Produk selesai dicetak dan diambil operator

Apakah suhu produk

tinggi?

Masukkan kedalam air untuk didinginkan Produk diangkat setelah didinginkan Melakukan inspeksi

Apakah produk cacat?

Masukkan ke kantong kertas khusus

Masukkan ke kantong kertas produk jadi

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Tidak Ya

Apakah pemotongan

cangkang susah?

Disubkontrakkan

Ya

Pembersihan scrap

Perlu inspeksi pengukuran?

Pengepakan

Diukur dengan sigmat

Tidak

Tidak Ya

Diagram 2.1. Bagan alur proses produksi di PT. Jasa Putra Plastik

(17)

2.7. Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Secara teknis, PT. Jasa Putra Plastik belum memiliki sistem pengaturan mengenai perencanaan atau penjadwalan produksi yang teratur, sehingga biasanya perencanaan atau pengaturan pelaksanaan produksi dilakukan berdasarkan intuisi saja atau secara acak. Dalam produksinya, perusahaan menerapkan prinsip make to order, sehingga akan beroperasi jika ada pesanan. Karena perusahan menerapkan sistem kontrak untuk sistem pemesanannya, maka pemesan akan terikat kontrak yang berlangsung selama enam bulan ke depan, dengan jumlah permintaan dan tanggal pengiriman yang selalu tetap, biasanya perusahaan akan menerima pemesan yang memesan satu bulan sebelumnya, sehingga jika ada pemesan yang datangnya secara mendadak akan ditolak oleh perusahaan. Pembelian bahan baku, besar lead time paling lama adalah enam hari, biasanya menerapkan sistem stok pada penyediaan bahan baku. Sedangkan persiapan bahan baku biasanya dilakukan setelah tahu apa yang akan dicetak oleh mesin. Untuk pemakaian mesin, dilakukan secara acak.

Setelah produk selesai dicetak maka dilakukan proses packing dan finishing (pemisahan cangkang dan pembersihan scrap). Kebijakan dari perusahaan setidaknya bagian produksi menyelesaikan pencetakan produk pada pukul 5 pagi saat tanggal pengiriman (due date) dan proses pengiriman adalah berdasarkan due date-nya. Pihak perusahaan berusaha sebisa mungkin dapat mengirimkan pesanannya tepat pada waktunya, sehingga tidak terjadi masalah jika produk selesai dicetak lebih cepat sebelum tanggal pengiriman.

(18)

2.8. Sistem Informasi Perusahaan

Mengenai pemakaian sistem informasi, perusahaan ini belum menerapkan suatu sistem informasi dengan bantuan komputer antara satu bagian dengan bagian lain. Pelaksanaan sistem yang dilakukan juga hanya dilakukan secara manual (kertas) dan data-data yang diperlukan dan laporan biasanya hanya tercatat dalam buku.

Dalam pelaksanaan produksinya, pertama kali pesanan dilakukan dengan menggunakan surat order, untuk proses pencetakan belum adanya suatu perencanaan produksi yang pasti sehingga masih menggunakan intuisi saja yaitu sehingga dilaksanakan proses produksinya sambil melakukan pengawasan terhadap produksi.

Sedangkan untuk pembelian bahan baku biasanya sudah disiapkan setelah kurang lebih pesanan sudah cukup untuk diproduksi pada bulan berikutnya. Setelah produk tersebut siap untuk dikirim maka perusahaan akan mengeluarkan surat jalan untuk pengiriman. Sedangkan struk pembelian bahan baku atau barang untuk keperluan produksi lainnya, dan surat jalan sebagai bukti penjualan akan diberikan ke bagian keuangan untuk dimasukkan ke dalam pembukuan.

Referensi

Dokumen terkait

Transmission adalah komponen powertrain yang berfungsi untuk mengatur kecepatan gerak, torsi, serta arah sehingga unit atau mesin dapat bergerak maju atau mundur.Analisa ini

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis tentang Akuntabilitas dan Transparansi Lembaga Amil Zakat (Studi terhadap Rumah Peduli Nurul Fikri Kota Palangka

Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta adalah lembaga pendidikan tinggi seni yang berfungsi sebagai wadah untuk menimbah ilmu dan praktik seni, terutama seni tradisi.Melalui

Hasil analisis hubungan antara pendidikan dengan keberfungsian TPS 3R Kota Jambi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan keberfungsian TPS 3R

Indikator  kinerja  yang  disajikan  di  sini  dirancang  untuk  memberikan  panduan  dalam  mengukur  kepatuhan  dengan  Kriteria  GSTC  bagi  Hotel  dan  Operator 

bahwa seseorang dapat mengadakan perjanjian untuk kepentingan pihak ketiga,.. dengan suatu syarat yang ditentukan. Sedangkan di dalam Pasal 1318 KUH Perdata,. tidak hanya

Kajian tentang harmonisa pada motor induksi tiga fasa khususnya tipe rotor sangkar tupai yang dititik beratkan pada sisi beban (motor induksi) dapat dilakukan dengan cara

Kalaupun ada peluang membuat PP untuk kebutuhan tertentu di luar perencanaan yang dilakukkan pemerintah selama setahun, maka harus melibatkan putusan Mahkamah Agung. Karenanya,