• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) SUMATERA UTARA 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) SUMATERA UTARA 2016"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

No. 54/09/12/Thn. XX, 14 September 2017

I NDEKS D EMOKRASI I NDONESIA (IDI) S UMATERA U TARA 2016

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) SUMATERA UTARA 2016 MENGALAMI

PENURUNAN DIBANDINGKAN DENGAN IDI SUMATERA UTARA 2015.

1. Perkembangan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumatera Utara 2016

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumatera Utara tahun 2016 mencapai 67,37 dalam skala indeks 0 sampai 100. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan dengan IDI 2015 yang capaiannya sebesar 69,01. Meskipun sedikit mengalami perubahan, tingkat demokrasi di Sumatera Utara tersebut masih termasuk dalam kategori “sedang”.

Capaian IDI dari tahun 2009 hingga 2016 mengalami fluktuasi. Pada awal mula dihitung tahun 2009, capaian IDI hanya sebesar 60,20. Angka ini terus mengalami perubahan hingga mencapai momen tertingginya pada tahun 2015 sebesar 69,01; walaupun pada akhirnya kembali turun menjadi 67,37 di tahun 2016.

BPS PROVINSI SUMATERA UTARA

IDI adalah indikator komposit yang menunjukkan tingkat perkembangan demokrasi di Indonesia.

Tingkat capaiannya diukur berdasarkan pelaksanaan dan perkembangan tiga aspek demokrasi, yaitu Kebebasan Sipil (Civil Liberty), Hak-Hak Politik (Political Rights), dan Lembaga-Lembaga Demokrasi (Institution of Democracy).

Metodologi penghitungan IDI menggunakan 4 sumber data yaitu : (1) review surat kabar lokal, (2) review dokumen (Perda, Pergub, dll), (3) Focus Group Discussion (FGD), dan (4) wawancara mendalam.

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumatera Utara 2016 mencapai angka 67,37 dalam skala 0 sampai 100. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan dengan angka IDI 2015 yang sebesar 69,01. Capaian kinerja demokrasi Indonesia tersebut masih berada pada kategori “sedang”.

Klasifikasi tingkat demokrasi dikelompokkan menjadi tiga kategori, yakni “baik” (indeks > 80),

“sedang” (indeks 60 – 80), dan “buruk” (indeks < 60).

Perubahan angka Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumatera Utara dari 2015-2016 dipengaruhi

oleh tiga aspek demokrasi yakni (1) Kebebasan Sipil yang naik 0,69 poin (dari 82,02 menjadi

82,71), (2) Hak-Hak Politik yang naik 0,12 poin (dari 62,17 menjadi 62,29), dan (3) Lembaga-

Lembaga Demokrasi yang turun 7,39 poin (dari 63,52 menjadi 56,13).

(2)

Fluktuasi angka IDI adalah cerminan situasi dinamika demokrasi di Indonesia. IDI sebagai sebuah alat ukur perkembangan demokrasi yang khas Indonesia memang dirancang untuk sensitif terhadap naik-turunnya kondisi demokrasi. IDI disusun secara cermat berdasarkan kejadian (evidence- based) sehingga potret yang dihasilkan merupakan refleksi realitas yang terjadi.

Grafik 1. Perkembangan IDI Sumatera Utara, 2009-2016

2. Perkembangan Indeks Aspek-Aspek IDI

Angka IDI Sumatera Utara 2016 merupakan indeks komposit yang disusun dari skor beberapa aspek yakni aspek Kebebasan Sipil dengan rata-rata 82,71; aspek Hak-Hak Politik sebesar 62,29; dan aspek Lembaga Demokrasi sebesar 56,13.

Grafik 2. Perkembangan Indeks Aspek IDI Sumatera Utara, 2009-2016

Pada tahun 2016, aspek Lembaga Demokrasi mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015, sedangkan dua aspek lainnya yaitu aspek Kebebasan Sipil dan Hak-Hak Politik mengalami sedikit peningkatan. Capaian aspek Kebebasan Sipil masih menjadi yang tertinggi di antara aspek lainnya dan menunjukkan kecenderungan trend yang semakin meningkat. Sementara itu, aspek Lembaga Demokrasi menjadi aspek dengan penurunan nilai terbesar dan menempatkannya menjadi aspek dengan nilai terendah.

60.20 63.45 66.15

58.51 58.80

68.02 69,01 67.37

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 100

80 60 Baik

Buru

0 Sedang

84.16

76.64 79.23

73.85 73.65

79.86 82.02 82.71

41.26

57.42

59.47

49.82 49.50

61.97 62.17

62.29 60.14

56.45

60.31

53.01 54.90

62.75 63.…

56.13

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Kebebasan Sipil Hak-hak Politik Lembaga Demokrasi

100

80

60 Baik

Sedang

Buruk

(3)

Dalam tiga aspek demokrasi yang diukur pada tahun 2016, indeks aspek Kebebasan Sipil dan Hak-Hak Politik masing-masing mengalami peningkatan sebesar 0,69 poin dan 0,12 poin dibandingkan tahun 2015. Sementara itu, nilai indeks aspek Lembaga Demokrasi mengalami penurunan cukup tinggi yaitu sebesar 7,39 poin.

Berbeda dengan tahun 2015, pada tahun 2016 dari ketiga aspek demokrasi, indeks aspek Lembaga Demokrasi yang di tahun sebelumnya berada pada kategori “sedang”, di tahun 2016 ini mengalami penurunan yang cukup tinggi sehingga turun menjadi kategori “buruk”. Indeks aspek Hak- Hak Politik tetap pada kategori “sedang”, dan aspek Kebebasan Sipil tetap pada kategori “baik”.

3. Perkembangan Indeks Variabel IDI

Pada tahun 2016 terdapat lima variabel yang mengalami penurunan indeks dan empat variabel yang mengalami peningkatan. Dari lima variabel yang mengalami penurunan, tiga di antaranya menurun cukup tajam. Variabel Peran Peradilan yang Independen menurun paling tajam yaitu sebesar 25,00 poin, dari 75,00 pada 2015 menjadi 50,00 pada 2016. Penurunan terbesar kedua terjadi pada variabel Peran Birokrasi Pemerintah Daerah yang turun 11,74 poin, dari 37,91 pada 2015 menjadi 26,17 pada 2016. Penurunan terbesar ketiga terjadi pada variabel Kebebasan dari Diskriminasi yang turun 6,45 poin, dari 93,38 pada 2015 menjadi 86,93 pada 2016.

Grafik 3. Perkembangan Indeks Variabel IDI Sumatera Utara, 2015-2016

Di sisi lain, variabel Kebebasan Berpendapat meningkat secara bermakna sebesar 13,89 poin, dari 72,23 pada 2015 menjadi 86,12 pada 2016. Variabel lain yang juga meningkat adalah variabel Kebebasan Berkumpul dan Berserikat. Variabel ini meningkat sebesar 11,72 poin dari 88,8 pada 2015 menjadi 100 pada 2016. Untuk variabel Peran DPRD dan Peran Partai Politik juga mengalami

88.28

72.23

78.02

93.38 74.34

50.00

100.00 19.11 96.06

37.91 75.00

100.00

86.12

77.95

86.93

74.59 50.00

100.00 21.85 98.14

26.17 50.00

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

Kebebasan Berkumpul dan Berserikat

Kebebasan Berpendapat

Kebebasan Berkeyakinan

Kebebasan dari Diskriminasi

Hak Memilih dan Dipilih Partisipasi Politik dalam Pengambilan

Keputusan dan Pengawasan Pemilu yang Bebas

dan Adil Peran DPRD Peran Partai Politik

Peran Birokrasi Pemerintah Daerah

Peran Peradilan yang Independen

2015 2016

(4)

peningkatan masing-masing sebesar 2,74 poin (dari 19,11 pada 2015 menjadi 21,85 pada 2016) dan 2,08 poin (dari 96,06 pada 2015 menjadi 98,14 pada 2016). Angka perkembangan indeks variabel secara rinci dapat dilihat pada Grafik 3.

4. Perkembangan Skor Indikator IDI

Pada IDI Sumatera Utara 2016, dari 28 indikator terdapat 14 indikator yang mencapai kinerja kategori “baik” (skor di atas 80), meliputi:

a. Indikator 1, Ancaman/Penggunaan Kekerasan oleh Aparat Pemerintah yang Menghambat Kebebasan Berkumpul dan Berserikat,

b. Indikator 2, Ancaman/Penggunaan Kekerasan oleh Masyarakat yang Menghambat Kebebasan Berkumpul dan Berserikat,

c. Indikator 3, Ancaman/Penggunaan Kekerasan oleh Aparat Pemerintah yang Menghambat Kebebasan Berpedapat,

d. Indikator 4, Ancaman/Penggunaan Kekerasan oleh Masyarakat yang Menghambat Kebebasan Berpendapat,

e. Indikator 6, Tindakan/Pernyataan Pejabat yang Membatasi Kebebasan Menjalankan Ibadah Agama,

f. Indikator 9, Tindakan/Pernyataan Pejabat yang Diskriminatif dalam Hal Gender, Etnis, dan Kelompok,

g. Indikator 10, Ancaman/Penggunaan Kekerasan oleh Masyarakat Karena Alasan Gender, Etnis, dan Kelompok,

h. Indikator 11, Hak Memilih atau Dipilih Terhambat,

i. Indikator 17, Pengaduan Masyarakat mengenai Penyelenggaraan Pemerintahan, j. Indikator 18, Keberpihakan KPUD dalam Penyelenggaraan Pemilu,

k. Indikator 19, Kecurangan dalam Penghitungan Suara,

l. Indikator 23, Kegiatan Kaderisasi yang Dilakukan Parpol Peserta Pemilu, m. Indikator 24, Persentase Perempuan Pengurus Partai Politik,

n. Indikator 27, Keputusan Hakim yang Kontroversial, dan

Meskipun demikian, masih terdapat juga kinerja indikator demokrasi yang berkategori “buruk” (skor di bawah 60) di tahun 2016. Indikator-indikator yang termasuk dalam kategori tersebut adalah:

a. Indikator 15, Persentase Perempuan Terpilih terhadap Total Anggota DPRD Provinsi, b. Indikator 16, Demonstrasi/Mogok yang Bersifat Kekerasan,

c. Indikator 20, Besaran Alokasi Anggaran Pendidikan dan Kesehatan, d. Indikator 21, Perda yang Merupakan Inisiatif DPRD,

e. Indikator 22, Rekomendasi DPRD Kepada Eksekutif,

f. Indikator 25, Kebijakan Pejabat Pemerintah Daerah yang Dinyatakan Bersalah oleh Keputusan PTUN,

g. Indikator 26, Upaya Penyediaan Informasi APBD oleh Pemerintah Daerah, dan h. Indikator 28, Penghentian Penyidikan yang Kontroversial oleh Jaksa atau Polisi.

Indikator-indikator tersebut di atas memerlukan perhatian khusus dari semua pihak agar

nilainya dapat membaik.

(5)

5. Penjelasan Teknis

Pembangunan demokrasi dan politik merupakan hal yang penting dan terus diupayakan oleh pemerintah. Namun, untuk mengukur pencapaiannya baik di tingkat daerah maupun di tingkat pusat bukan sesuatu hal yang mudah. Pembangunan demokrasi memerlukan data empirik untuk dapat dijadikan landasan pengambilan kebijakan dan perumusan strategi yang spesifik dan akurat. Untuk memberikan gambaran mengenai perkembangan demokrasi politik di Indonesia maka sejak tahun 2009, Badan Pusat Statistik (BPS) bersama stakeholder lain seperti Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (KEMENKOPOLHUKAM), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Kementerian Dalam Negeri (KEMENDAGRI), dan Tim Ahli yaitu Prof. Maswadi Rauf (UI), Prof. Musdah Mulia (UIN Syarif Hidayatullah), Dr. Syarif Hidayat (LIPI), dan Dr. Abdul Malik Gismar (Universitas Paramadina) merumuskan pengukuran Indeks Demokrasi Indonesia (IDI).

IDI adalah indikator komposit yang menunjukkan tingkat perkembangan demokrasi di Indonesia. Tingkat capaiannya diukur berdasarkan pelaksanaan dan perkembangan tiga aspek demokrasi, yaitu Kebebasan Sipil (Civil Liberty), Hak-Hak Politik (Political Rights), dan Lembaga- Lembaga Demokrasi (Institution of Democracy).

IDI bertujuan untuk mengukur secara kuantitatif tingkat perkembangan demokrasi. Dari indeks tersebut akan terlihat perkembangan demokrasi sesuai dengan ketiga aspek yang diukur. Di samping level nasional, IDI juga dapat memberikan gambaran perkembangan demokrasi di provinsi-provinsi seluruh Indonesia. IDI tidak hanya melihat gambaran demokrasi yang berasal dari sisi kinerja pemerintah/birokrasi saja. Namun juga melihat perkembangan demokrasi dari aspek peran masyarakat, lembaga legislatif (DPRD), partai politik, lembaga peradilan dan penegak hukum. Oleh karena itu, perkembangan IDI merupakan tanggung jawab bersama semua stakeholder, tidak hanya pemerintah saja.

Komponen Penghitungan IDI 2009 – 2016

Aspek Variabel Indikator *)

1. Kebebasan Sipil 1. Kebebasan Berkumpul dan Berserikat 2 indikator

2. Kebebasan Berpendapat 2 indikator

3. Kebebasan Berkeyakinan 3 indikator

4. Kebebasan dari Diskriminasi 3 indikator 2. Hak-Hak Politik 5. Hak Memilih dan Dipilih 5 indikator

6. Partisipasi Politik dalam Pengambilan

Keputusan dan Pengawasan Pemerintahan 2 indikator 3. Lembaga

Demokrasi

7. Pemilu yang Bebas dan Adil 2 indikator

8.Peran DPRD 3 indikator

9. Peran Partai Politik 2 indikator

10. Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 2 indikator 11. Peradilan yang Independen 2 indikator

Catatan: *) = rincian indikator dapat dilihat pada Tabel 2

(6)

Pengumpulan data IDI mengkombinasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sebagai tahapan yang saling melengkapi. Pada tahap pertama data kuantitatif dikumpulkan dari koding surat kabar dan dokumen tertulis seperti Perda atau peraturan dan surat keputusan kepala daerah, yang sesuai dengan indikator-indikator IDI. Temuan-temuan tersebut kemudian diverifikasi dan dielaborasi melalui Focus Group Discussion (FGD) sebagai tahap pengumpulan data kedua, sekaligus menggali kasus- kasus yang tidak tertangkap di koding surat kabar/dokumen. Pada tahap ketiga data-data yang telah terkumpul tersebut diverifikasi melalui wawancara mendalam dengan nara sumber yang kompeten memberikan informasi tentang indikator IDI. Semua tahapan pengumpulan data dilakukan oleh BPS Provinsi, diolah di BPS RI, dan diverifikasi oleh Dewan Ahli beserta mitra kerja lain pada semua tahapannya

Penghitungan IDI melalui tiga tahapan proses yakni pertama, menghitung skor akhir untuk setiap indikator; kedua, menghitung indeks provinsi; dan ketiga, menghitung indeks keseluruhan atau IDI Nasional. Ketiga tahapan ini secara hierarkis terkait satu dengan yang lain. Skor masing-masing indikator IDI (28 indikator) di setiap provinsi memberikan kontribusi dalam penghitungan indeks 11 variabel IDI, selanjutnya indeks 11 variabel memberikan kontribusi terhadap penghitungan indeks tiga aspek IDI. Komposit indeks ketiga aspek IDI inilah yang merefleksikan indeks demokrasi di masing- masing provinsi. Dan pada akhirnya komposit indeks provinsi menentukan IDI Nasional.

Untuk menggambarkan capaian tingkat demokrasi dalam IDI digunakan skala 0 – 100. Skala ini merupakan skala normatif di mana 0 adalah tingkat terendah dan 100 adalah tingkat tertinggi. Tingkat terendah (nilai indeks = 0) secara teoretik dapat terjadi bila semua indikator mendapatkan skor yang paling rendah (skor 0). Sebaliknya, tingkat tertinggi (nilai indeks = 100) secara teoritik dimungkinkan apabila seluruh indikator memperoleh skor tertinggi. Selanjutnya, untuk memberi makna lebih lanjut dari variasi indeks yang dihasilkan, skala 0 – 100 tersebut dibagi ke dalam tiga kategori tingkat demokrasi, yakni “baik” (indeks > 80), “sedang” (indeks 60 – 80), dan “buruk” (indeks < 60).

7. Tabel-Tabel

Tabel 1. Perkembangan Indeks Variabel IDI Sumatera Utara, 2015-2016

No Nama Variabel 2015 2016 Selisih

1 Kebebasan Berkumpul dan Berserikat 88,28 100,00 11,72

2 Kebebasan Berpendapat 72,23 86,12 13,89

3 Kebebasan Berkeyakinan 78,02 77,95 -0,07

4 Kebebasan dari Diskriminasi 93,38 86,93 -6,45

5 Hak Memilih dan Dipilih 74,34 74,59 0,25

6 Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan 50,00 50,00 0,00

7 Pemilu yang Bebas dan Adil 100,00 100,00 0,00

8 Peran DPRD 19,11 21,85 2,74

9 Peran Partai Politik 96,06 98,14 2,08

10 Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 37,91 26,17 -11,74

11 Peran Peradilan yang Independen 75,00 50,00 -25,00

(7)

Tabel 2. Perkembangan Indeks Aspek, Variabel dan Skor Indikator IDI Sumatera Utara, 2015-2016

o ASPEK / VARIABEL / INDIKATOR 2015 2016

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA SUMATERA UTARA 69,01 67,37

A. KEBEBASAN SIPIL (CIVIL LIBERTIES) 82,02 82,71

I. Kebebasan berkumpul dan berserikat 88,28 100,00

1 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat

100,00 100,00 2 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan

berkumpul dan berserikat

6,25 100,00

II. Kebebasan berpendapat 72,23 86,12

3 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berpendapat

66,67 83,33

4 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan berpendapat

100,00 100,00

III. Kebebasan berkeyakinan 78,02 77,95

5 Aturan tertulis yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat dalam menjalankan agamanya

73,91 73,91

6 Tindakan atau pernyataan pejabat Pemerintah yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat untuk menjalankan ajaran agamanya

100,00 100,00 7 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan dari satu kelompok masyarakat terhadap kelompok

masyarakat lain terkait dengan ajaran agama

80,00 80,00

IV. Kebebasan dari diskriminasi 93,38 86,93

8 Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis atau terhadap kelompok rentan lainnya 83,33 66,67 9 Tindakan atau pernyataan pejabat pemerintah daerah yang diskriminatif dalam hal gender, etnis

atau terhadap kelompok rentan lainnya

100,00 100,00 10 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender, etnis atau

terhadap kelompok rentan lainnya

100,00 100,00

B. HAK-HAK POLITIK (POLITICAL RIGHTS) 62,17 62,29

V. Hak memilih dan dipilih 74,34 74,59

11 Hak memilih atau dipilih masyarakat terhambat 100,00 100,00

12 Kejadian yang menunjukkan ketiadaan/kekurangan fasilitas sehingga kelompok dengan keterbatasan akses tidak dapat menggunakan hak memilih

60,00 60,00

13 Kualitas daftar pemilih tetap (DPT) 74,55 74,55

14 Penduduk yang menggunakan hak pilih dibandingkan dengan yang memiliki hak untuk memilih dalam pemilu (voters turnout)

68,31 68,31

15 Perempuan terpilih di DPRD provinsi 46,67 50,00

VI. Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan 50,00 50,00

16 Demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan 0,00 0,00

17 Pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan 100 100,00

C. LEMBAGA-LEMBAGA DEMOKRASI (DEMOCRATIC INSTITUTIONS) 63,52 56,13

VII. Pemilu yang bebas dan adil 100,00 100,00

18 Kejadian yang menunjukkan keberpihakan KPUD dalam penyelenggaraan Pemilu 100,00 100,00 19 Kejadian atau pelaporan tentang kecurangan dalam penghitungan suara 100,00 100,00

VIII. Peran DPRD 19,11 21,85

20 Besaran alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan 28,00 31,10

21 Perda yang berasal dari hak inisiatif DPRD 0,00 0,00

22 Rekomendasi DPRD kepada eksekutif 3,57 7,14

IX. Peran Partai politik 96,06 98,14

23 Kegiatan kaderisasi yang dilakukan parpol peserta pemilu 100,00 100,00

24 Perempuan dalam kepengurusan parpol tingkat provinsi 60,58 81,36

X. Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 37,91 26,17

25 Kebijakan pejabat pemerintah daerah yang dinyatakan bersalah oleh keputusan PTUN 63,16 47,37

26 Upaya penyediaan informasi APBD oleh pemerintah daerah 16,67 8,33

XI. Peran Peradilan yang independen 75,00 50,00

27 Keputusan hakim yang kontroversial 50,00 100,00

28 Penghentian penyidikan yang kontroversial oleh jaksa atau polisi 100,00 0,00

(8)

Tabel 3. Perkembangan Indeks Demokrasi Indonesia Berdasarkan Aspek dan Provinsi, 2015-2016

Provinsi

IDI 2015 IDI 2016

IDI

Aspek Kebebasan

Sipil

Aspek Hak-hak Politik

Aspek Lembaga

Demokrasi IDI

Aspek Kebebasan

Sipil

Aspek Hak-hak Politik

Aspek Lembaga Demokrasi

Aceh 67,78 74,81 63,98 64,97 72,48 92,92 63,94 60,33

Sumatera Utara 69,01 82,02 62,17 63,52 67,37 82,71 62,29 56,13

Sumatera Barat 67,46 52,99 69,77 82,01 54,41 51,01 54,33 58,82

Riau 65,83 66,46 66,61 63,80 71,89 71,78 77,98 62,34

Jambi 70,68 75,89 62,12 77,72 68,89 84,39 65,63 54,58

Sumatera Selatan 79,81 96,06 78,79 61,00 80,95 91,17 81,94 66,53

Bengkulu 73,60 78,50 68,45 75,61 74,23 85,14 63,84 77,01

Lampung 65,95 71,99 63,19 62,74 61,00 60,49 59,32 64,31

Kep. Bangka Belitung 72,31 81,25 66,95 69,60 83,00 87,65 81,09 80,20

Kepulauan Riau 70,26 80,16 65,01 66,13 72,84 85,43 71,28 59,48

DKI Jakarta 85,32 89,64 83,19 83,26 70,85 81,11 67,54 63,19

Jawa Barat 73,04 79,10 81,89 51,37 66,82 73,37 72,34 49,79

Jawa Tengah 69,75 79,44 67,28 61,48 66,71 66,06 67,24 66,69

D.I.Yogyakarta 83,19 90,41 77,98 82,38 85,58 90,00 81,59 86,37

Jawa Timur 76,90 85,26 67,44 81,39 72,24 73,73 76,49 63,63

Banten 68,46 74,28 63,72 68,66 71,36 83,47 68,30 60,99

Bali 79,83 94,42 77,42 65,31 78,95 96,94 69,60 71,18

Nusa Tenggara Barat 65,08 51,59 61,11 88,36 65,41 65,06 62,08 71,13

Nusa Tenggara Timur 78,47 93,19 71,69 70,73 82,49 96,25 81,68 66,46

Kalimantan Barat 76,40 96,81 65,57 67,95 75,28 83,29 75,70 64,54

Kalimantan Tengah 73,46 85,07 68,31 67,05 74,77 84,98 70,66 68,43

Kalimantan Selatan 74,76 54,15 85,77 83,17 73,43 61,04 83,58 72,89

Kalimantan Timur 81,24 93,07 82,74 63,99 73,64 78,25 78,35 60,36

Kalimantan Utara 80,16 98,10 83,65 52,05 76,98 100,00 66,64 64,48

Sulawesi Utara 79,40 86,71 77,92 72,53 76,34 96,31 70,42 60,62

Sulawesi Tengah 76,67 94,60 68,85 66,53 72,20 80,39 67,89 68,76

Sulawesi Selatan 67,90 69,38 64,25 71,84 68,53 75,54 61,51 70,86

Sulawesi Tenggara 69,44 91,14 56,95 61,99 71,13 88,07 55,51 74,66

Gorontalo 76,77 81,35 69,97 81,81 77,48 82,35 75,54 74,42

Sulawesi Barat 68,25 81,88 61,16 62,37 72,37 82,89 69,02 64,47

Maluku 65,90 76,04 63,20 57,43 78,20 87,17 76,18 70,13

Maluku Utara 61,52 73,53 61,00 47,25 73,27 92,27 61,79 67,59

Papua Barat 59,97 92,33 39,48 51,81 60,35 93,67 38,05 53,85

Papua 57,55 82,72 41,81 50,87 61,02 92,15 41,13 53,45

INDONESIA 72,82 80,30 70,63 66,87 70,09 76,45 70,11 62,05

================ 000================

(9)

BPS PROVINSI SUMATERA UTARA

Informasi lebih lanjut hubungi:

Telepon: 061-8452343, Faks. 061-8452773 E-mail: bps1200@bps.go.id

Website: http://sumut.bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Angka IDI Jawa Tengah 2013 merupakan indeks komposit yang disusun dari skor beberapa aspek yakni aspek kebebasan sipil dengan skor sebesar 79,18; aspek hak-hak politik sebesar

Angka IDI Kalimantan Utara 2016 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil sebesar 100,00; aspek Hak-hak Politik

Angka IDI merupakan indeks komposit yang dihitung dengan rata-rata tertimbang dari indeks tiga aspek yakni aspek kebebasan sipil, aspek hak-hak politik, dan aspek lembaga

Angka IDI Sulawesi Utara 2014 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil sebesar 93,56; aspek Hak-hak Politik sebesar 80,89; dan

Angka IDI 2013 Kalimantan Barat merupakan indeks komposit yang disusun dari skor beberapa aspek yakni aspek kebebasan sipil sebesar 97,54; aspek hak-hak politik sebesar

Angka IDI Provinsi Riau Tahun 2013 merupakan indeks komposit yang disusun dari skor beberapa aspek yakni aspek kebebasan sipil dengan rata-rata 77,71; aspek hak-hak

Angka IDI DKI Jakarta 2014 merupakan indeks komposit yang disusun dari skor beberapa aspek yakni aspek kebebasan sipil sebesar 91,72; aspek hak-hak politik sebesar

Angka IDI Banten 2013 merupakan indeks komposit yang disusun dari skor beberapa aspek yakni aspek kebebasan sipil dengan rata-rata 81,39; aspek hak-hak politik sebesar 51,03;