• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2014"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik No.49/08/75/Th. IX, 13 Agustus 2015 1

No. 49/08/75/Th. IX, 13 Agustus 2015

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) 2014

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Gorontalo 2014 sebesar 73,82 dari Skala 0 sampai 100, Angka ini Naik 6,61 Poin Dibandingkan dengan IDI Gorontalo 2013 Sebesar 67,21

1.

Perkembangan Indeks Demokrasi Indonesia 2014

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Gorontalo 2014 sebesar 73,82 dari skala 0 sampai 100, angka ini naik 6,61 poin dibandingkan dengan IDI Gorontalo 2013 sebesar 67,21. Pada tahun 2013 ini IDI Gorontalo mengalami peningkatan cukup besar. Tingkat demokrasi Gorontalo masuk kategori sedang.

Perkembangan IDI dari 2009 hingga 2014 mengalami fluktuasi (2009 sebesar 73,50; 2010 sebesar 64,97; 2011 sebesar 62,77; 2012 sebesar 59,37; 2013 sebesar 67,21; dan 2014 sebesar 73,82). Secara umum, tingkat demokrasi Gorontalo berdasarkan penghitungan Indeks sejak tahun 2009 hingga 2014 cenderung berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan IDI sebagai sebuah alat untuk mengukur perkembangan demokrasi yang khas Indonesia, memang dirancang untuk sensitif terhadap naik-turunnya kondisi demokrasi. Karena IDI disusun berdasarkan evidence based (kejadian) sehingga potret yang dihasilkan IDI merupakan refleksi realitas yang terjadi.

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Gorontalo 2014 sebesar 73,82 dari skala 0 sampai 100, angka ini naik 6,61 poin dibandingkan dengan IDI Gorontalo 2013 sebesar 67,21. Tahun ini mengalami peningkatan, sehingga tingkat demokrasi Gorontalo berada pada kategori sedang. Tingkat demokrasi dikelompokkan menjadi tiga katergori yakni “baik” (indeks > 80), “sedang” (indeks 60 – 80), dan “buruk” (indeks < 60).

Kenaikan angka yang merupakan indeks komposit tersebut dipengaruhi perubahan tiga aspek demokrasi yang diukur yakni Kebebasan Sipil (Civil Liberty) yang naik 2,88 poin dari 79,31 pada 2013 menjadi 82,19 pada 2014, Hak-Hak Politik (Political Rights) naik 5,41 poin, dari 58,26 pada 2013 menjadi 63,67 pada 2014, dan Lembaga-lembaga Demokrasi (Institution of Democracy) yang naik 13,19 poin dari 66,22 pada 2013 menjadi 79,41 pada 2014.

Secara metodologis dalam pengumpulan data digunakan 4 sumber data berupa : (1) review surat

kabar lokal, (2) review dokumen (Perda, Pergub, dll), (3) Focus Group Discussion (FGD), dan (4)

wawancara mendalam.

(2)

Berita Resmi Statistik No.49/08/75/Th. IX, 13 Agustus 2015 2 Grafik 1. Perkembangan IDI Gorontalo, 2009-2014

2.

Perkembangan Indeks Aspek IDI

Angka IDI 2014 merupakan indeks komposit yang disusun dari skor beberapa aspek yakni aspek kebebasan sipil dengan rata-rata 82,19; aspek hak-hak politik sebesar 63,67; dan aspek lembaga demokrasi sebesar 79,41.

Secara lebih rinci, pada 2014 distribusi indeks dalam ketiga aspek demokrasi yang diukur, terlihat aspek kebebasan sipil, aspek hak-hak politik, dan aspek lembaga demokrasi mengalami peningkatan berturut-turut 2,88 poin, 5,41 poin, dan 13,19 poin.

Pada tahun 2014 ini terjadi peningkatan indeks yang cukup besar, sehingga pola sebaran nilai untuk ketiga aspek di atas semuanya masuk pada kategori “sedang”. Dari data IDI 2014 diperoleh informasi pada aspek aspek hak-hak politik masih terdapat kecenderungan penyampaian aspirasi dalam bentuk demonstrasi yang dilakukan dengan cara-cara kekerasan seperti merusak, memblokir, membakar, dan melakukan penyegelan terhadap kantor-kantor pemerintah.

Grafik 2. Perkembangan Indeks Aspek IDI Gorontalo, 2009-2014 73,50

64,97 62,77 59,37

67,21 73,82

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

2009 2010 2011 2012 2013 2014

96,05

82,55 81,80

73,25 79,31 82,19

56,39

51,72

44,36 50,76 58,26

63,67 72,32

63,90 68,08

55,59

66,22

79,41

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Kebebasan Sipil Hak-hak Politik Lembaga Demokrasi

(3)

Berita Resmi Statistik No.49/08/75/Th. IX, 13 Agustus 2015 3

3.

Perkembangan Indeks Variabel IDI

Dari sisi variabel, pada IDI 2014 secara umum variabelnya mengalami peningkatan dibandingkan IDI 2013, bahkan terdapat dua variabel yang nilainya sudah mencapai 100, yaitu variabel kebebasan berkumpul dan berserikat dan variabel peran peradilan yang independen. Pada IDI 2014 hanya terdapat satu variabel yang mengalami penurunan, yaitu variabel partisipasi politik dalam pengambilan keputusan dan pengawasan (turun 20,53 poin dari 65,77 pada tahun 2013 menjadi 45,24 pada tahun 2014).

Grafik 3. Perkembangan Indeks Variabel IDI Gorontalo, 2013-2014

4.

Perkembangan Skor Indikator IDI

Dari sisi indikator, pada IDI 2014 terdapat 17 indikator yang mengalami kinerja baik (merupakan indikator yang memiliki skor di atas 80) diantaranya yaitu indikator 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 14, 15, 18, 19, 25, 26, 27, dan 28 (lihat tabel 2 skor indikator 2014). Kendati demikian, masih terdapat masalah kronis yang ditunjukkan melalui indikator 8, 16, 21, dan 22 (merupakan indikator yang memiliki skor di bawah 50. Oleh karena itu, indikator tersebut memerlukan perhatian khusus agar nilainya dapat membaik.

5.

Penjelasan Teknis

Pembangunan demokrasi dan politik merupakan hal yang penting dan terus diupayakan oleh pemerintah. Namun, untuk mengukur pencapaiannya baik di tingkat daerah maupun pusat bukan sesuatu hal yang mudah. Pembangunan demokrasi memerlukan data empirik untuk dapat dijadikan

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00

Kebebasan Berkumpul dan…

Kebebasan Berpendapat

Kebebasan Berkeyakinan

Kebebasan dari Diskriminasi

Hak Memilih dan Dipilih Partisipasi Politik

dalam…

Pemilu yang Bebas dan Adil Peran DPRD

Peran Partai Politik Peran Birokrasi

Pemerintah…

Peran Peradilan yang Independen

2013 2014

(4)

Berita Resmi Statistik No.49/08/75/Th. IX, 13 Agustus 2015 4

landasan pengambilan kebijakan dan perumusan strategi yang spesifik dan akurat. Untuk memberikan gambaran mengenai perkembangan demokrasi politik di Indonesia itulah maka sejak tahun 2009, Badan Pusat Statistik (BPS) bersama stakeholder lain seperti Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (KEMENKOPOLHUKAM), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Kementerian Dalam Negeri (KEMENDAGRI), United Nations Development Programme (UNDP) dan Tim Ahli yaitu Prof. Maswadi Rauf, Prof Musdah Mulia, Dr. Syarif Hidayat, dan Dr. Abdul Malik Gismar merumuskan pengukuran Indeks Demokrasi Indonesia (IDI).

IDI adalah indikator komposit yang menunjukkan tingkat perkembangan demokrasi di Indonesia. Tingkat capaiannya diukur berdasarkan pelaksanaan dan perkembangan sejumlah aspek demokrasi, diantaranya adalah Kebebasan Sipil (Civil Liberty), Hak-Hak Politik (Political Rights), dan Lembaga-lembaga Demokrasi (Institution of Democracy).

Pada dasarnya IDI bertujuan untuk mengukur secara kuantitatif tingkat perkembangan demokrasi. Dari indeks tersebut akan terlihat perkembangan demokrasi sesuai dengan ketiga aspek yang diukur. Di samping level nasional, IDI juga dapat memberikan gambaran perkembangan demokrasi di provinsi-provinsi seluruh Indonesia.

Pengumpulan data IDI mengkombinasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sebagai tahapan yang saling melengkapi. Pada tahap pertama data kuantitatif dikumpulkan dari koding surat kabar dan dokumen tertulis seperti Perda atau peraturan dan surat keputusan kepala daerah, yang sesuai dengan indikator-indikator IDI. Temuan-temuan tersebut kemudian diverifikasi dan dielaborasi melalui focus group discussion (FGD) sebagai tahap pengumpulan data kedua, sekaligus menggali kasus-kasus yang tidak tertangkap di koding surat kabar/dokumen. Pada tahap ketiga data-data yang telah terkumpul tersebut diverifikasi melalui wawancara mendalam dengan narasumber yang kompeten memberikan informasi tentang indikator IDI. Semua tahapan pengumpulan data dilakukan oleh BPS Provinsi, diolah di BPS RI, dan diverifikasi oleh Dewan Ahli beserta mitra kerja lain pada semua tahapannya.

Komponen Penghitungan IDI 2009 – 2014

Dari sisi penghitungan Indeks, IDI harus melalui tiga tahapan proses yakni pertama, menghitung indeks akhir untuk setiap indikator; kedua, menghitung indeks provinsi; dan ketiga, menghitung indeks keseluruhan atau IDI Nasional. Ketiga tahapan ini secara hierarkhis terkait satu dengan yang lain. Indeks masing-masing indikator IDI (28 indikator) di setiap provinsi memberikan

(5)

Berita Resmi Statistik No.49/08/75/Th. IX, 13 Agustus 2015 5

kontribusi dalam penghitungan indeks 11 variabel IDI, selanjutnya indeks 11 varibel memberikan kontribusi terhadap penghitungan indeks tiga aspek IDI. Komposit indeks ketiga aspek IDI inilah yang merefleksikan indeks demokrasi di masing-masing provinsi. Dan pada akhirnya komposit indeks provinsi menentukan IDI Nasional.

Untuk menggambarkan capaian tingkat demokrasi dalam IDI digunakan skala 0 – 100. Skala ini merupakan skala normatif di mana 0 adalah tingkat terendah dan 100 adalah tingkat tertinggi. Tingkat terendah (nilai indeks = 0) secara teoretik dapat terjadi bila semua indikator mendapatkan skor yang paling rendah (skor 0). Sebaliknya, tingkat tertinggi (nilai indeks = 100) secara teoritik dimungkinkan apabila seluruh indikator memperoleh skor tertinggi. Selanjutnya, untuk memberi makna lebih lanjut dari variasi indeks yang dihasilkan, skala 0 – 100 tersebut dibagi ke dalam tiga kategori tingkat demokrasi, yakni “baik” (indeks > 80), “sedang” (indeks 60 – 80), dan “buruk” (indeks < 60).

Tabel 1. Perkembangan Skor Variabel IDI Gorontalo, 2013-2014

No Nama Variabel 2013 2014 Selisih

1 Kebebasan Berkumpul dan Berserikat 100,00 100.00 0.00

2 Kebebasan Berpendapat 67,77 91.67 23.90

3 Kebebasan Berkeyakinan 81,53 81.53 0.00

4 Kebebasan dari Diskriminasi 71,09 73.87 2.78

5 Hak Memilih dan Dipilih 50,74 82.09 31.35

6 Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan 65,77 45.24 -20.53

7 Pemilu yang Bebas dan Adil 93,93 99.37 5.44

8 Peran DPRD 33,33 38.31 4.98

9 Peran Partai Politik 20,79 58.63 37.84

10 Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 86,87 99.17 12.30

11 Peran Peradilan yang Independen 95,00 100.00 5.00

(6)

Berita Resmi Statistik No.49/08/75/Th. IX, 13 Agustus 2015 6 Tabel 2. Skor Indikator 2014

Nomor Indikator 2014

Kebebasan Sipil

1 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang

menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat 100.00 2 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat

kebebasan berkumpul dan berserikat 100.00

3 Ancaman /penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang

menghambat kebebasan berpendapat 90.00

4 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat

kebebasan berpendapat 100.00

5 Aturan tertulis yang membatasi kebebasan menjalankan ibadah agama 73.91 6 Tindakan/pernyataan pejabat membatasi kebebasan menjalankan

ibadah agama 100.00

7 Ancaman/penggunaan kekerasan dari satu kelompok terkait ajaran

agama 100.00

8 Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, kelompok 33.33 9 Tindakan/pernyataan pejabat yang diskriminatif dalam hal gender dst 100.00 10 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender 100.00

Hak-Hak Politik

11 Hak memilih atau dipilih terhambat 96.79

12 Kurang fasilitas sehingga penyandang cacat tidak dapat menggunakan

hak pilih 60.00

13 Kualitas Daftar Pemilih Tetap (DPT) 79.15

14 Voters turnout 81.56

15 % Perempuan terpilih terhadap total anggota DPRD Propinsi 88.89

16 Demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan 37.83

17 Pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan 52.66 Lembaga Demokrasi

18 Keberpihakan KPUD dalam penyelenggaraan pemilu 100.00

19 Kecurangan dalam penghitungan suara 98.73

20 Alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan 51.35

21 Perda yang merupakan inisiatif DPRD 20.00

22 Rekomendasi DPRD kepada Eksekutif 7.14

23 Kegiatan kaderisasi yang dilakukan partai peserta pemilu 57.14

24 % perempuan pengurus partai politik 72.00

25 Penggunaan fasilitas pemerintah untuk kepentingan parpol 99.85 26 Keterlibatan PNS dalam kegiatan parpol peserta pemilu 98.48

27 Keputusan hakim yang kontroversial 100.00

28 Penghentian penyidikan yang kontroversial oleh jaksa atau polisi 100.00

Gambar

Grafik 2. Perkembangan Indeks Aspek IDI Gorontalo, 2009-2014 73,5064,9762,7759,3767,21 73,820102030405060708090100200920102011201220132014 96,05 82,55 81,80 73,25 79,31 82,19 56,39 51,72 44,36 50,76 58,26 63,6772,3263,9068,0855,5966,22 79,41 0,00 20,0040,0
Grafik 3. Perkembangan Indeks Variabel IDI Gorontalo, 2013-2014
Tabel 1. Perkembangan Skor Variabel IDI Gorontalo, 2013-2014

Referensi

Dokumen terkait

Angka IDI Provinsi Papua 2014 merupakan indeks komposit yang disusun dari tiga aspek utama demokrasi yakni aspek kebebasan sipil mencapai 85,69; aspek hak-hak

Angka IDI 2014 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil sebesar 93,28; aspek Hak-hak Politik sebesar 70,42; dan

Angka IDI 2014 di Provinsi Riau merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil dengan skor sebesar 74,35; aspek Hak-hak

Angka IDI merupakan indeks komposit yang dihitung dengan rata-rata tertimbang dari indeks tiga aspek yakni aspek kebebasan sipil, aspek hak-hak politik, dan aspek lembaga

Angka IDI Sulawesi Utara 2014 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil sebesar 93,56; aspek Hak-hak Politik sebesar 80,89; dan

Angka IDI 2013 Kalimantan Barat merupakan indeks komposit yang disusun dari skor beberapa aspek yakni aspek kebebasan sipil sebesar 97,54; aspek hak-hak politik sebesar

Angka IDI Provinsi Riau Tahun 2013 merupakan indeks komposit yang disusun dari skor beberapa aspek yakni aspek kebebasan sipil dengan rata-rata 77,71; aspek hak-hak

Angka IDI Sulawesi Tenggara 2014 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek “Kebebasan Sipil” dengan indeks sebesar 90,89; aspek