• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) DKI JAKARTA 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) DKI JAKARTA 2015"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

No. 35/08/31/th.XVIII, 3 Agustus 2016

I NDEKS D EMOKRASI I NDONESIA (IDI) DKI J AKARTA 2015

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) DKI JAKARTA 2015 SEBESAR 85,32 DARI SKALA 0 SAMPAI 100, ANGKA INI NAIK 0,62 POIN DIBANDINGKAN DENGAN IDI DKI JAKARTA 2014 SEBESAR 84,70.

1.

Perkembangan IDI DKI Jakarta 2015

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) DKI Jakarta 2015 sebesar 85,32 dari skala 0 sampai 100, angka ini naik 0,62 poin dibandingkan dengan IDI DKI Jakarta 2014 sebesar 84,70. Dengan nilai ini, IDI DKI Jakarta tetap berada pada kategori baik sama seperti pada tahun 2014.

Perkembangan IDI dari 2009 hingga 2015 di Provinsi DKI Jakarta mengalami fluktuasi (2009 sebesar 73,91; 2010 sebesar 77,44; 2011 sebesar 77,81; 2012 sebesar 77,72; 2013 sebesar 71,18; 2014 sebesar 84,70; dan 2015 sebesar 85,32). Tingkat demokrasi DKI Jakarta berdasarkan penghitungan Indeks sejak tahun 2009 hingga 2013 berada pada kategori sedang dan pada tahun 2014 meningkat menjadi kategori baik, dan pada tahun 2015 tetap berkategori baik. Nilai IDI DKI Jakarta tahun 2015 ini merupakan capaian tertinggi selama 7 tahun penghitungan IDI (2009-2015). IDI sebagai sebuah alat untuk mengukur perkembangan demokrasi yang khas Indonesia, memang dirancang untuk sensitif terhadap naik-turunnya kondisi demokrasi. Karena IDI disusun berdasarkan evidence based (kejadian) sehingga potret yang dihasilkan IDI merupakan refleksi realitas yang terjadi.

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) DKI Jakarta 2015 sebesar 85,32 (skala 0 sampai 100), angka ini naik 0,62 poin dibandingkan dengan IDI DKI Jakarta 2014 yang sebesar 84,70. Dengan nilai ini, IDI DKI Jakarta tetap berada pada kategori baik sama seperti tahun 2014. Tingkat demokrasi dikelompokkan menjadi tiga kategori yakni “baik” (indeks > 80), “sedang” (indeks 60 – 80), dan “buruk” (indeks < 60).

Kenaikan IDI DKI Jakarta dari tahun 2014 ke 2015 dipengaruhi perubahan tiga aspek demokrasi yakni Kebebasan Sipil (Civil Liberty) turun 2,08 poin (dari 91,72 menjadi 89,64), Hak-Hak Politik (Political Rights) naik 9,25 poin (dari 73,94 menjadi 83,19), dan Lembaga-lembaga Demokrasi (Institution of Democracy) turun 9,71 poin (dari 92,97 poin menjadi 83,26).

Metodologi pengumpulan data IDI terdiri dari 4 sumber data yaitu: (1) review surat kabar lokal, (2) review dokumen (Perda, Pergub, dll), (3) Focus Group Discussion (FGD), dan (4) wawancara mendalam.

(2)

Grafik 1.

Perkembangan IDI DKI Jakarta, 2009-2015

2.

Perkembangan Indeks Aspek IDI DKI Jakarta

Angka IDI DKI Jakarta 2015 merupakan indeks komposit yang disusun dari skor beberapa aspek yakni aspek kebebasan sipil sebesar 89,64; aspek hak-hak politik sebesar 83,19; dan aspek lembaga demokrasi sebesar 83,26.

Grafik 2.

Perkembangan Indeks Aspek IDI DKI Jakarta, 2009-2015

Nilai IDI DKI Jakarta 2015 yang diukur dalam tiga aspek demokrasi seluruhnya mengalami perubahan dari tahun 2014. Indeks hak-hak politik mengalami peningkatan sebesar 9,25 poin.

Sedangkan untuk dua aspek yang lain mengalami penurunan angka. Nilai indeks kebebasan sipil turun sebesar 2,08 poin, dan nilai indeks institusi demokrasi turun 9,71 poin. Pola sebaran ini menyebabkan indeks hak-hak politik meningkat dari kategori sedang menjadi “baik”, sedangkan indeks kebebasan sipil dan institusi demokrasi masih sama berkategori “baik”.

73,91 77,44 77,81 77,72 71,18 84,70 85,32

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 100

80 60 Baik

Sedang

Buruk

0

092 092

090 088

089

092

090

052 056 058 063

055

074

083 086 092

094

089

075

093

083

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Kebebasan Sipil Hak-hak Politik Institusi Demokrasi 100

80

60

Baik

Sedang

Buruk

(3)

3.

Perkembangan Indeks Variabel IDI DKI Jakarta

Berdasarkan IDI DKI Jakarta 2015, terdapat 5 variabel yang mengalami penurunan skor dibanding tahun 2014, yaitu kebebasan berpendapat yang turun 6,94 poin dari 77,77 menjadi 70,83; kebebasan berkeyakinan turun 2,58 poin dari 100 menjadi 97,42; kebebasan dari diskriminasi turun 1,96 poin dari 77,10 menjadi 75,14; dan peran partai politik turun 1,99 poin dari 100 menjadi 98,01; dan peran birokrasi daerah turun 42,44 poin dari 100 menjadi 57,56. Sementara itu, empat variabel lainnya mengalami peningkatan skor. Variabel tersebut adalah kebebasan berkumpul dan berserikat meningkat 6,41 poin dari 91,25 menjadi 97,55; hak memilih dan dipilih meningkat 0,08 point dari 77,18 menjadi 77,26; partisipasi politik dalam pengambilan keputusan dan pengawasan meningkat 18,42 poin dari 70,71 menjadi 89,13; serta peran DPRD meningkat 1,62 poin dari 66,26 menjadi 67,88. Perkembangan indeks variabel secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.

Grafik 3.

Perkembangan Indeks Variabel IDI DKI Jakarta, 2014-2015

4.

Perkembangan Skor Indikator IDI DKI Jakarta

Pada IDI DKI Jakarta 2015 terdapat 16 indikator yang mengalami kinerja baik (merupakan indikator yang memiliki skor di atas 80) diantaranya yaitu indikator 1, 2, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 17, 18, 19, 20, 23, 24, 27, dan 28 (lihat Tabel 2) perkembangan skor indikator 2014-2015). Kendati demikian, masih terdapat indikator berkategori buruk seperti indikator 4, 8, 15, 21, 22, dan 25 (merupakan indikator yang memiliki skor di bawah 60), yaitu ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat kebebasan berpendapat; aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, kelompok rentan lainnya; persentase perempuan terpilih terhadap total anggota DPRD provinsi; Perda

0 20 40 60 80 100

Kebebasan Berkumpul dan Berserikat

Kebebasan Berpendapat

Kebebasan Berkeyakinan

Kebebasan dari Diskriminasi

Hak Memilih dan Dipilih Partisipasi Politik dalam

Pengambilan Keputusan dan

Pengawasan Pemilu yang Bebas dan

Adil Peran DPRD Peran Partai Politik

Peran Birokrasi Pemerintah Daerah

Peran Peradilan yang Independen

2014 2015

(4)

pemerintah daerah yang dinyatakan bersalah oleh keputusan PTUN. Oleh karena itu, indikator tersebut memerlukan perhatian khusus agar nilainya dapat membaik.

5.

Penjelasan Teknis

Pembangunan demokrasi dan politik merupakan hal yang penting dan terus diupayakan oleh pemerintah. Namun, untuk mengukur pencapaiannya baik di tingkat daerah maupun pusat bukan sesuatu hal yang mudah. Pembangunan demokrasi memerlukan data empirik untuk dapat dijadikan landasan pengambilan kebijakan dan perumusan strategi yang spesifik dan akurat. Untuk memberikan gambaran mengenai perkembangan demokrasi politik di Indonesia, sejak tahun 2009, Badan Pusat Statistik (BPS) bersama stakeholder lain seperti Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (KEMENKOPOLHUKAM), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Kementerian Dalam Negeri (KEMENDAGRI), United Nations Development Programme (UNDP) dan Tim Ahli yaitu Prof. Maswadi Rauf (UI), Prof. Musdah Mulia (UIN Syarif Hidayatullah), Dr. Syarif Hidayat (LIPI), dan Dr. Abdul Malik Gismar (Universitas Paramadina) merumuskan pengukuran Indeks Demokrasi Indonesia (IDI).

IDI adalah indikator komposit yang menunjukkan tingkat perkembangan demokrasi di Indonesia. Tingkat capaiannya diukur berdasarkan pelaksanaan dan perkembangan tiga aspek demokrasi, yaitu adalah Kebebasan Sipil (Civil Liberty), Hak-Hak Politik (Political Rights), dan Lembaga- lembaga Demokrasi (Institution of Democracy).

IDI bertujuan untuk mengukur secara kuantitatif tingkat perkembangan demokrasi. Dari indeks tersebut akan terlihat perkembangan demokrasi sesuai dengan ketiga aspek yang diukur. Di samping level nasional, IDI juga dapat memberikan gambaran perkembangan demokrasi di provinsi-provinsi seluruh Indonesia. IDI merupakan indikator yang tidak hanya melihat gambaran demokrasi yang berasal dari sisi kinerja pemerintah/birokrasi saja, namun juga melihat perkembangan demokrasi dari aspek peran masyarakat, lembaga legislatif (DPRD), partai politik, lembaga peradilan dan penegak hukum.

Oleh karena itu, perkembangan IDI merupakan tanggung jawab bersama semua stakeholder, tidak hanya pemerintah.

Komponen Penghitungan IDI 2009 – 2015

Catatan: *) = rincian indikator dapat dilihat pada Tabel 2

(5)

Pengumpulan data IDI mengkombinasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sebagai tahapan yang saling melengkapi. Pada tahap pertama data kuantitatif dikumpulkan dari koding surat kabar dan dokumen tertulis seperti Perda atau peraturan dan surat keputusan kepala daerah, yang sesuai dengan indikator-indikator IDI. Temuan-temuan tersebut kemudian diverifikasi dan dielaborasi melalui focus group discussion (FGD) sebagai tahap pengumpulan data kedua, sekaligus menggali kasus-kasus yang tidak tertangkap di koding surat kabar/dokumen. Pada tahap ketiga data-data yang telah terkumpul tersebut diverifikasi melalui wawancara mendalam dengan narasumber yang kompeten memberikan informasi tentang indikator IDI. Semua tahapan pengumpulan data dilakukan oleh BPS Provinsi, diolah di BPS RI, dan diverifikasi oleh Dewan Ahli beserta mitra kerja lain pada semua tahapannya.

Dari sisi penghitungan Indeks, IDI harus melalui tiga tahapan proses yakni pertama, menghitung indeks akhir untuk setiap indikator; kedua, menghitung indeks provinsi; dan ketiga, menghitung indeks keseluruhan atau IDI Nasional. Ketiga tahapan ini secara hierarkhis terkait satu dengan yang lain. Indeks masing-masing indikator IDI (28 indikator) di setiap provinsi memberikan kontribusi dalam penghitungan indeks 11 variabel IDI, selanjutnya indeks 11 varibel memberikan kontribusi terhadap penghitungan indeks tiga aspek IDI. Komposit indeks ketiga aspek IDI inilah yang merefleksikan indeks demokrasi di masing-masing provinsi, dan pada akhirnya komposit indeks provinsi menentukan IDI Nasional.

Untuk menggambarkan capaian tingkat demokrasi dalam IDI digunakan skala 0 – 100. Skala ini merupakan skala normatif di mana 0 adalah tingkat terendah dan 100 adalah tingkat tertinggi. Tingkat terendah (nilai indeks = 0) secara teoretik dapat terjadi bila semua indikator mendapatkan skor yang paling rendah (skor 0). Sebaliknya, tingkat tertinggi (nilai indeks = 100) secara teoritik dimungkinkan apabila seluruh indikator memperoleh skor tertinggi. Selanjutnya, untuk memberi makna lebih lanjut dari variasi indeks yang dihasilkan, skala 0 – 100 tersebut dibagi ke dalam tiga kategori tingkat demokrasi, yakni “baik” (indeks > 80), “sedang” (indeks 60 – 80), dan “buruk” (indeks < 60).

6.

Tabel-tabel

Tabel 1. Perkembangan Indeks Variabel IDI DKI Jakarta, 2014-2015

No Nama Variabel 2014 2015

1. Kebebasan Berkumpul dan Berserikat 91,25 97,66

2. Kebebasan Berpendapat 77,77 70,83

3. Kebebasan Berkeyakinan 100,00 97,42

4. Kebebasan dari Diskriminasi 77,10 75,14

5. Hak Memilih dan Dipilih 77,18 77,26

6. Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan 70,71 89,13

7. Pemilu yang Bebas dan Adil 97,47 97,47

8. Peran DPRD 66,26 67,88

9. Peran Partai Politik 100,00 98,01

10. Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 100,00 57,56

11. Peran Peradilan yang Independen 100,00 100,00

(6)

Tabel 2. Perkembangan Skor Indikator IDI DKI Jakarta, 2014-2015

Nomor Indikator 2014 2015

1

Kebebasan Sipil

Ancaman/penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat

90,00 100,00

2 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat

kebebasan berkumpul dan berserikat 100,00 81,25

3 Ancaman /penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat

kebebasan berpendapat 83,33 75,00

4 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat

kebebasan berpendapat 50,00 50,00

5 Aturan tertulis yang membatasi kebebasan menjalankan ibadah agama 100,00 100,00 6 Tindakan/pernyataan pejabat membatasi kebebasan menjalankan ibadah

agama 100,00 100,00

7 Ancaman/penggunaan kekerasan dari satu kelompok terkait ajaran agama 100,00 85,00 8 Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis, kelompok 50,00 50,00 9 Tindakan/pernyataan pejabat yang diskriminatif dalam hal gender dst 100,00 81,25 10 Ancaman/penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender 90,00 100,00

Hak-Hak Politik

11 Hak memilih atau dipilih terhambat 98,72 98,72

12 Kurang fasilitas sehingga penyandang cacat tidak dapat menggunakan hak pilih 60,00 60,00

13 Kualitas Daftar Pemilih Tetap (DPT) 78,92 78,92

14 Voters turnout 66,48 66,48

15 % Perempuan terpilih terhadap total anggota DPRD Propinsi 59,75 59,75

16 Demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan 72,61 78,26

17 Pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan 68,81 100,00 Lembaga Demokrasi

18 Keberpihakan KPUD dalam penyelenggaraan pemilu 100,00 100,00

19 Kecurangan dalam penghitungan suara 94,94 94,94

20 Alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan 92,31 100,00

21 Perda yang merupakan inisiatif DPRD 5,26 0,00

22 Rekomendasi DPRD kepada Eksekutif 10,71 10,71

23 Kegiatan kaderisasi yang dilakukan partai peserta pemilu 100,00 100,00

24 % perempuan pengurus partai politik 100,00 80,06

25 Kebijakan pejabat Pemerintah Daerah yang dinyatakan bersalah oleh keputusan

PTUN - 36,84

26 Upaya penyediaan informasi APBD oleh Pemerintah Daerah - 75,00

27 Keputusan hakim yang kontroversial 100,00 100,00

28 Penghentian penyidikan yang kontroversial oleh jaksa atau polisi 100,00 100,00

(7)

Tabel 3. Perkembangan Indeks Demokrasi Indonesia Berdasarkan Aspek dan Provinsi, 2014-2015

Provinsi

IDI 2014 IDI 2015

IDI

Aspek Kebebasan

Sipil

Aspek Hak-hak Politik

Aspek Lembaga Demokrasi

IDI

Aspek Kebebasan

Sipil

Aspek Hak-hak Politik

Aspek Lembaga Demokrasi

Aceh 72,29 69,76 63,94 88,73 67.78 74.81 63.98 64.97

Sumatera Utara 68,02 79,86 61,97 62,75 69.01 82.02 62.17 63.52 Sumatera Barat 63,99 47,21 61,82 88,56 67.46 52.99 69.77 82.01

Riau 68,40 74,35 59,74 74,69 65.83 66.46 66.61 63.80

Jambi 71,15 78,23 54,01 89,48 70.68 75.89 62.12 77.72

Sumatera Selatan 74,82 86,09 63,57 78,53 79.81 96.06 78.79 61.00

Bengkulu 71,70 79,49 63,98 74,16 73.60 78.50 68.45 75.61

Lampung 71,62 72,06 63,69 83,66 65.95 71.99 63.19 62.74

Kep. Bangka Belitung 75,32 89,80 56,48 87,01 72.31 81.25 66.95 69.60 Kepulauan Riau 68,39 82,47 58,35 66,61 70.26 80.16 65.01 66.13

DKI Jakarta 84,70 91,72 73,94 92,97 85.32 89.64 83.19 83.26

Jawa Barat 71,52 83,95 65,22 65,89 73.04 79.10 81.89 51.37

Jawa Tengah 77,44 87,87 67,08 80,77 69.75 79.44 67.28 61.48

D.I.Yogyakarta 82,71 86,25 76,07 88,82 83.19 90.41 77.98 82.38

Jawa Timur 70,36 81,62 56,29 78,54 76.90 85.26 67.44 81.39

Banten 75,50 81,10 63,68 87,22 68.46 74.28 63.72 68.66

Bali 76,13 92,16 61,27 79,56 79.83 94.42 77.42 65.31

Nusa Tenggara Barat 62,62 58,73 62,08 68,38 65.08 51.59 61.11 88.36 Nusa Tenggara Timur 68,81 85,92 65,13 53,12 78.47 93.19 71.69 70.73 Kalimantan Barat 80,58 98,44 63,12 85,84 76.40 96.81 65.57 67.95 Kalimantan Tengah 79,00 92,93 66,42 81,48 73.46 85.07 68.31 67.05 Kalimantan Selatan 70,84 58,43 76,45 77,53 74.76 54.15 85.77 83.17 Kalimantan Timur 77,77 93,28 70,42 69,94 81.24 93.07 82.74 63.99

Kalimantan Utara - - - - 80.16 98.10 83.65 52.05

Sulawesi Utara 83,94 93,56 80,89 76,68 79.40 86.71 77.92 72.53 Sulawesi Tengah 74,36 86,56 59,01 83,42 76.67 94.60 68.85 66.53 Sulawesi Selatan 75,30 86,27 73,99 63,58 67.90 69.38 64.25 71.84 Sulawesi Tenggara 70,13 90,89 53,20 70,92 69.44 91.14 56.95 61.99

Gorontalo 73,82 82,19 63,67 79,41 76.77 81.35 69.97 81.81

Sulawesi Barat 76,69 90,22 63,64 80,39 68.25 81.88 61.16 62.37

Maluku 72,72 90,85 60,03 70,09 65.90 76.04 63.20 57.43

Maluku Utara 67,90 76,90 60,61 68,16 61.52 73.53 61.00 47.25

Papua Barat 65,65 97,93 39,29 66,93 59.97 92.33 39.48 51.81

Papua 62,15 85,69 42,51 63,75 57.55 82.72 41.81 50.87

INDONESIA 73,04 82,62 63,72 75,81 72.82 80.30 70.63 66.87

(8)

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

Informasi lebih lanjut hubungi : Ir. Sri Santo Budi M, MA Kepala Bidang Statistik Sosial Telepon : 021-31928493, 31928496 Fax : 021-3152004

e-mail : bps3100@bps.go.id Homepage : http://jakarta.bps.go.id

Gambar

Tabel 1. Perkembangan Indeks Variabel IDI DKI Jakarta, 2014-2015
Tabel 2. Perkembangan Skor Indikator IDI DKI Jakarta, 2014-2015
Tabel 3. Perkembangan Indeks Demokrasi Indonesia Berdasarkan Aspek dan Provinsi, 2014-2015  Provinsi  IDI 2014  IDI 2015  IDI  Aspek  Kebebasan  Sipil  Aspek Hak-hak Politik  Aspek  Lembaga  Demokrasi  IDI  Aspek  Kebebasan Sipil  Aspek  Hak-hak Politik  A

Referensi

Dokumen terkait

Angka IDI 2015 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil sebesar 78,5; aspek Hak-hak Politik sebesar 68,45; dan

Angka IDI 2015 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil, aspek Hak-hak Politik dan aspek Lembaga

Angka IDI Kalimantan Utara 2016 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil sebesar 100,00; aspek Hak-hak Politik

Angka IDI 2014 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil sebesar 93,28; aspek Hak-hak Politik sebesar 70,42; dan

Angka IDI Sulawesi Tenggara 2015 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek “Kebebasan Sipil” dengan indeks sebesar 91,14; aspek

Angka IDI 2015 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil dengan indeks 80,16; aspek Hak-hak Politik sebesar 65,01; dan aspek

Angka IDI 2013 Kalimantan Barat merupakan indeks komposit yang disusun dari skor beberapa aspek yakni aspek kebebasan sipil sebesar 97,54; aspek hak-hak politik sebesar

Angka IDI Sumatera Utara 2016 merupakan indeks komposit yang disusun dari skor beberapa aspek yakni aspek Kebebasan Sipil dengan rata-rata 82,71; aspek Hak-Hak Politik sebesar