• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA RESMI STATISTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA RESMI STATISTIK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BERITA RESMI STATISTIK

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

No. 78/09/64/Th.XX, 14 September 2017

I NDEKS D EMOKRASI I NDONESIA (IDI) K ALIMANTAN U TARA 2016

INDEKSDEMOKRASIINDONESIA(IDI)KALIMANTANUTARA2016SEBESAR76,98 DALAMSKALA0SAMPAI100.

1. Indeks Demokrasi Indonesia Kalimantan Utara 2016

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Kalimantan Utara 2016 sebesar 76,98 dari skala 0 sampai 100, angka ini terpaut 6,89 poin diatas Angka Nasional sebesar 70,09. Angka IDI Kalimantan Utara mulai dihitung pada tahun 2015 dengan kategori “baik”. Kinerja demokrasi Kalimantan Utara tahun 2016 menjadi turun berada pada kategori “sedang”. Tingkat demokrasi dikelompokkan menjadi tiga kategori yakni “baik” (indeks > 80), “sedang” (indeks 60 – 80), dan “buruk” (indeks < 60).

Angka IDI adalah cermin demokrasi di wilayah Kalimantan Utara. IDI sebagai sebuah alat ukur perkembangan demokrasi yang khas dan memang dirancang untuk sensitif terhadap naik-turunnya

IDI adalah indikator komposit yang menunjukkan tingkat perkembangan demokrasi di Indonesia.

Tingkat capaiannya diukur berdasarkan pelaksanaan dan perkembangan tiga aspek demokrasi, yaitu Kebebasan Sipil (Civil Liberty), Hak-Hak Politik (Political Rights), dan Lembaga-Lembaga Demokrasi (Institution of Democracy).

Metodologi penghitungan IDI menggunakan 4 sumber data yaitu : (1) review surat kabar lokal, (2) review dokumen (Perda, Pergub, dll), (3) Focus Group Discussion (FGD), dan (4) wawancara mendalam.

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Kalimantan Utara 2016 sebesar 76,98 dalam skala 0 sampai 100.

Angka ini mengalami penurunan sebesar 3,18 poin dibanding tahun 2015 tercatat sebesar 80,16 dan angka ini (Kaltara) lebih tinggi 6,89 poin diibanding dengan angka Nasional yaitu sebesar 70,09. Kinerja demokrasi Kalimantan Utara pada tahun 2015 berada pada kategori “Baik”, turun menjadi kategori “Sedang” pada tahun 2016. Tingkat demokrasi dikelompokkan menjadi tiga kategori yakni “baik” (indeks > 80), “sedang” (indeks 60 – 80), dan “buruk” (indeks < 60).

IDI Kalimantan Utara 2016 dipengaruhi oleh tiga aspek demokrasi yakni Aspek Kebebasan Sipil sebesar 100,00; Aspek Hak-Hak Politik sebesar 66,64 dan Aspek Lembaga-lembaga Demokrasi sebesar 64,48.

Metodologi pengumpulan data IDI terdiri dari 4 sumber data yaitu : (1) review surat kabar, (2) review

dokumen (Perda, Pergub, dll), (3) Focus Group Discussion (FGD), dan (4) wawancara mendalam.

(2)

kondisi demokrasi regional. Karena IDI disusun berdasarkan evidence based (kejadian) sehingga potret yang dihasilkan merupakan refleksi realitas yang terjadi di Kalimantan Utara.

2. Aspek IDI Kalimantan Utara

Angka IDI Kalimantan Utara 2016 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil sebesar 100,00; aspek Hak-hak Politik sebesar 66,64; dan aspek Lembaga Demokrasi sebesar 64,48.

Grafik 1. Aspek-Aspek IDI Kalimantan Utara, 2016

Nilai indeks dalam tiga aspek demokrasi yang diukur pada tahun 2016 terdiri dari Indeks aspek Kebebasan Sipil berada dalam kategori “baik” dimana indeks mencapai nilai maksimal 100.00, sedangkan nilai indeks pada Aspek Hak-Hak Politik dan Aspek Lembaga Demokrasi berada dalam kategori “sedang”. Perlu menjadi perhatian, pada aspek Lembaga Demokrasi, beberapa variabel memiliki nilai “buruk” yaitu variabel peran DPRD (31,16) dan peran birokrasi pemerintah daerah (50,22).

100

80

60

0

100

66,64 64,48

Aspek Kebebasan Sipil

IDI KALTARA = 76,98

Aspek Hak-Hak Politik

Aspek Lembaga Demokrasi

(3)

3. Indeks Variabel IDI Kalimantan Utara

Terdapat sebelas variabel yang mempengaruhi angka Indeks. Dari kesebelas variabel, sebanyak enam variabel memiliki nilai baik, yaitu variabel kebebasan berkumpul dan berserikat, kebebasan berpendapat, kebebasan berkeyakinan, dan kebebasan dari diskriminasi, pemilu yang bebas dan adil, dan peran peradilan yang independen. Variabel yang memiliki nilai sedang ada tiga variabel yaitu hak memilih dan dipilih, variabel partisipasi politik dalam pengambilan keputusan dan pengawasan serta peran partai politik. Sedangkan variabel yang memiliki nilai buruk ada sebanyak dua variabel, yaitu peran DPRD dan peran Birokrasi pemerintah daerah.

Grafik 2. Indeks Variabel IDI Kalimantan Utara, 2016

4. Skor Indikator IDI Kalimantan Utara

Indikator pada IDI 2016 Kalimantan Utara terdapat 17 indikator mencapai kinerja kategori “baik”

(skor di atas 80) yaitu indikator 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 16, 18, 19, 24, 25, dan 28 (lihat Tabel 2 angka yang bercetak tebal). Pada tahun 2016 masih terdapat masalah kronis yakni pada aspek lembaga demokrasi “buruk” (skor di bawah 60). Indikator-indikator yang lemah dalam aspek tersebut yaitu persentase anggota perempuan DPRD Provinsi, pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan, alokasi anggaran pendidikan, perda yang merupakan inisiatif DPRD, rekomendasi DPRD kepada eksekutif, kegiatan kaderisasi yang dilakukan peserta pemilu, dan upaya penyediaan informasi APBD oleh pemerintah daerah. Oleh karena itu, indikator tersebut memerlukan perhatian khusus agar nilainya dapat membaik.

100.00

100.00

100.00

100.00

70.83

62.44 99.37

31.16 60.76

50.22

87.50

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

Kebebasan Berkumpul dan Berserikat

Kebebasan Berpendapat

Kebebasan Berkeyakinan

Kebebasan dari Diskriminasi

Hak Memilih dan Dipilih

Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan

Pengawasan Pemilu yang Bebas dan Adil

Peran DPRD Peran Partai Politik Peran Birokrasi Pemerintah

Daerah

Peran Peradilan yang Independen

(4)

5. Penjelasan Teknis

Pembangunan demokrasi dan politik merupakan hal yang penting dan terus diupayakan oleh pemerintah. Namun, untuk mengukur pencapaiannya bukan sesuatu hal yang mudah. Pembangunan demokrasi memerlukan data empirik untuk dapat dijadikan landasan pengambilan kebijakan dan perumusan strategi yang spesifik dan akurat. Untuk memberikan gambaran mengenai perkembangan demokrasi politik di Indonesia maka sejak tahun 2009, Badan Pusat Statistik (BPS) bersama stakeholder lain seperti Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (KEMENKOPOLHUKAM), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Kementerian Dalam Negeri (KEMENDAGRI), United Nations Development Programme (UNDP) dan Tim Ahli yaitu Prof. Maswadi Rauf (UI), Prof. Musdah Mulia (UIN Syarif Hidayatullah), Dr. Syarif Hidayat (LIPI), dan Dr. Abdul Malik Gismar (Universitas Paramadina) merumuskan pengukuran Indeks Demokrasi Indonesia (IDI).

IDI adalah indikator komposit yang menunjukkan tingkat perkembangan demokrasi di Indonesia. Tingkat capaiannya diukur berdasarkan pelaksanaan dan perkembangan tiga aspek demokrasi, yaitu adalah Kebebasan Sipil (Civil Liberty), Hak-Hak Politik (Political Rights), dan Lembaga-lembaga Demokrasi (Institution of Democracy).

IDI bertujuan untuk mengukur secara kuantitatif tingkat perkembangan demokrasi. Dari indeks tersebut akan terlihat perkembangan demokrasi sesuai dengan ketiga aspek yang diukur. Di samping level nasional, IDI juga dapat memberikan gambaran perkembangan demokrasi pada tingkat provinsi di seluruh Indonesia. IDI merupakan indikator yang tidak hanya melihat gambaran demokrasi yang berasal dari sisi kinerja pemerintah/birokrasi saja. Namun, juga melihat perkembangan demokrasi dari aspek peran masyarakat, lembaga legislatif (DPRD), partai politik, lembaga peradilan dan penegak hukum. Oleh karena itu, perkembangan IDI merupakan tanggung jawab bersama semua stakeholder, tidak hanya pemerintah saja.

Komponen Penghitungan IDI 2016

Catatan: *) = rincian indikator dapat dilihat pada Tabel 2

Pengumpulan data IDI mengombinasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sebagai tahapan

yang saling melengkapi. Pada tahap pertama data kuantitatif dikumpulkan dari koding surat kabar dan

dokumen tertulis seperti Perda atau peraturan dan surat keputusan kepala daerah/walikota/bupati,

(5)

yang sesuai dengan indikator-indikator IDI. Temuan-temuan tersebut kemudian diverifikasi dan dielaborasi melalui focus group discussion (FGD) sebagai tahap pengumpulan data kedua, sekaligus menggali kasus-kasus yang tidak tertangkap di koding surat kabar/dokumen. Pada tahap ketiga data- data yang telah terkumpul tersebut diverifikasi melalui wawancara mendalam dengan narasumber yang kompeten memberikan informasi tentang indikator IDI. Semua tahapan pengumpulan data dilakukan oleh BPS Provinsi, diolah di BPS RI, dan diverifikasi oleh Dewan Ahli beserta mitra kerja lain pada semua tahapannya

Dari sisi penghitungan Indeks, IDI harus melalui tiga tahapan proses yakni pertama, menghitung indeks akhir untuk setiap indikator; kedua, menghitung indeks provinsi; dan ketiga, menghitung indeks keseluruhan atau IDI Nasional. Ketiga tahapan ini secara hierarkhis terkait satu dengan yang lain. Indeks masing-masing indikator IDI (28 indikator) di setiap provinsi memberikan kontribusi dalam penghitungan indeks 11 variabel IDI, selanjutnya indeks 11 varibel memberikan kontribusi terhadap penghitungan indeks tiga aspek IDI. Komposit indeks ketiga aspek IDI inilah yang merefleksikan indeks demokrasi di masing-masing provinsi. Dan pada akhirnya komposit indeks provinsi menentukan IDI Nasional.

Untuk menggambarkan capaian tingkat demokrasi dalam IDI digunakan skala 0 – 100. Skala ini merupakan skala normatif di mana 0 adalah tingkat terendah dan 100 adalah tingkat tertinggi. Tingkat terendah (nilai indeks = 0) secara teoretik dapat terjadi bila semua indikator mendapatkan skor yang paling rendah (skor 0). Sebaliknya, tingkat tertinggi (nilai indeks = 100) secara teoritik dimungkinkan apabila seluruh indikator memperoleh skor tertinggi. Selanjutnya, untuk memberi makna lebih lanjut dari variasi indeks yang dihasilkan, skala 0 – 100 tersebut dibagi ke dalam tiga kategori tingkat demokrasi, yakni “baik” (indeks > 80), “sedang” (indeks 60 – 80), dan “buruk” (indeks < 60).

6. Tabel-tabel

Tabel 1. Indeks Variabel IDI Kalimantan Utara, 2016

No Nama Variabel 2016

1 Kebebasan Berkumpul dan Berserikat 100,00

2 Kebebasan Berpendapat 100,00

3 Kebebasan Berkeyakinan 100,00

4 Kebebasan dari Diskriminasi 100,00

5 Hak Memilih dan Dipilih 70,83

6 Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan

62,44

7 Pemilu yang Bebas dan Adil 99,37

8 Peran DPRD 31,16

9 Peran Partai Politik 60,76

10 Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 50,22

11 Peran Peradilan yang Independen 100,00

(6)

Tabel 2: Perkembangan Indeks Aspek, Variabel dan Skor Indikator IDI Kalimantan Utara 2015-2016

o ASPEK / VARIABEL / INDIKATOR 2015 2016

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA KALIMANTAN UTARA 80,16 76,98

A. KEBEBASAN SIPIL (CIVIL LIBERTIES) 98,10 100,00

I. Kebebasan berkumpul dan berserikat 100,00 100,00

1 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat

100,00

100,00 2 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat

kebebasan berkumpul dan berserikat

100,00

100,00

II. Kebebasan berpendapat 79,85 100,00

3 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berpendapat

83,33

100,00 4 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat

kebebasan berpendapat

62,50

100,00

III. Kebebasan berkeyakinan 100,00 100,00

5 Aturan tertulis yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat dalam menjalankan agamanya

100,00

100,00 6 Tindakan atau pernyataan pejabat Pemerintah yang membatasi kebebasan atau

mengharuskan masyarakat untuk menjalankan ajaran agamanya

100,00

100,00 7 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan dari satu kelompok masyarakat terhadap

kelompok masyarakat lain terkait dengan ajaran agama

100,00

100,00

IV. Kebebasan dari diskriminasi 99,90 99,90

8 Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis atau terhadap kelompok rentan lainnya

100,00

100,00 9 Tindakan atau pernyataan pejabat pemerintah daerah yang diskriminatif dalam hal

gender, etnis atau terhadap kelompok rentan lainnya

100,00

100,00 10 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender,

etnis atau terhadap kelompok rentan lainnya

100,00

100,00

B. HAK-HAK POLITIK (POLITICAL RIGHTS) 83,65 66,64

V. Hak memilih dan dipilih 72,73 70,83

11 Hak memilih atau dipilih masyarakat terhambat 98,72 98,72

12 Kejadian yang menunjukkan ketiadaan/kekurangan fasilitas sehingga kelompok dengan keterbatasan akses tidak dapat menggunakan hak memilih

60,00

60,00

13 Kualitas daftar pemilih tetap (DPT) 67,77 67,77

14 Penduduk yang menggunakan hak pilih dibandingkan dengan yang memiliki hak untuk memilih dalam pemilu (voters turnout)

68,72

68,72

15 Perempuan terpilih di DPRD provinsi 66,67 47,62

VI. Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan 94,57 62,44

16 Demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan 89,13 91,30

17 Pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan 100,00 33,58

C. LEMBAGA-LEMBAGA DEMOKRASI (DEMOCRATIC INSTITUTIONS) 52,05 64,48

VII. Pemilu yang bebas dan adil 99,37 99,37

18 Kejadian yang menunjukkan keberpihakan KPUD dalam penyelenggaraan Pemilu 100,00 100,00 19 Kejadian atau pelaporan tentang kecurangan dalam penghitungan suara 98,73 98,73

VIII. Peran DPRD 14,50 31,16

20 Besaran alokasi anggaran pendidikan

Besaran alokasi anggaran kesehatan 14,50 *) 15,92

78,51

21 Perda yang berasal dari hak inisiatif DPRD 0,00 0,00

22 Rekomendasi DPRD kepada eksekutif 0,00 0,00

IX. Peran Partai politik 12,86 60,76

23 Kegiatan kaderisasi yang dilakukan parpol peserta pemilu 14,29 57,14

24 Perempuan dalam kepengurusan parpol tingkat provinsi 0,00 93,33

(7)

ASPEK / VARIABEL / INDIKATOR 2015 2016

X. Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 43,29 50,22

25 Kebijakan pejabat pemerintah daerah yang dinyatakan bersalah oleh keputusan PTUN 94,74 100,00

26 Upaya penyediaan informasi APBD oleh pemerintah daerah/ 0,00 8,33

XI. Peran Peradilan yang independen 100,00 87,50

27 Keputusan hakim yang kontroversial 100,00 75,00

28 Penghentian penyidikan yang kontroversial oleh jaksa atau polisi 100,00 100,00

*) Tahun 2015 indikator belum dipisah

(8)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Informasi lebih lanjut hubungi : M. Habibullah, S.Si,M.Si

(Kepala BPS Provinsi Kalimantan Timur) UB. Ahmad Muhammad Saleh, SE

(Kepala Bidang Statistik Sosial)

Telp: (0541) 732793, Fax: (0541) 201121

e-mail: sosial6400@bps.go.id

Gambar

Grafik 1. Aspek-Aspek IDI Kalimantan Utara, 2016
Grafik 2. Indeks Variabel IDI Kalimantan Utara, 2016
Tabel 1. Indeks Variabel IDI Kalimantan Utara, 2016
Tabel 2: Perkembangan Indeks Aspek, Variabel dan Skor Indikator IDI Kalimantan Utara  2015-2016

Referensi

Dokumen terkait

Angka IDI 2014 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil sebesar 93,28; aspek Hak-hak Politik sebesar 70,42; dan

Angka IDI 2014 di Provinsi Riau merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil dengan skor sebesar 74,35; aspek Hak-hak

Angka IDI Sulawesi Tenggara 2015 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek “Kebebasan Sipil” dengan indeks sebesar 91,14; aspek

Angka IDI Sulawesi Utara 2014 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil sebesar 93,56; aspek Hak-hak Politik sebesar 80,89; dan

Angka IDI 2015 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil dengan indeks 80,16; aspek Hak-hak Politik sebesar 65,01; dan aspek

Angka IDI 2013 Kalimantan Barat merupakan indeks komposit yang disusun dari skor beberapa aspek yakni aspek kebebasan sipil sebesar 97,54; aspek hak-hak politik sebesar

Angka IDI Sulawesi Tenggara 2014 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek “Kebebasan Sipil” dengan indeks sebesar 90,89; aspek

Angka IDI Sumatera Utara 2016 merupakan indeks komposit yang disusun dari skor beberapa aspek yakni aspek Kebebasan Sipil dengan rata-rata 82,71; aspek Hak-Hak Politik sebesar