• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU HUNIAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA ( RUSUNAWA ) KERKOF 2 SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU HUNIAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA ( RUSUNAWA ) KERKOF 2 SURAKARTA"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU HUNIAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA ( RUSUNAWA )

KERKOF 2 SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dikerjakan oleh :

FRANSISKA NORMALITA PRATIWI NIM : I 8708065

PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL INFRASTRUKTUR PERKOTAAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

(2)

commit to user

PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU HUNIAN RUMAH SUSUSN SEDERHANA SEWA ( RUSUNAWA )

KERKOF 2 SURAKARTA TUGAS AKHIR

Dikerjakan oleh :

FRANSISKA NORMALITA PRATIWI NIM : I 8706020

Telah disetujui untuk dipertahankan Tim Penguji Pendadaran Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Diperiksa dan disetujui, Dosen Pembimbing

Ir. SITI QOMARIYAH, M.Sc

NIP. 19580615 198501 2 001

(3)

commit to user

(4)

commit to user

v ABSTRAK

Fransiska Normalita Pratiwi 2011. Perencanaan Ruang Terbuka Hijau Di Hunian Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Kerkof 2 Surakarta. Tugas Akhir. Jurusan D-III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan. FT Universitas Sebelas Maret. PembimbingIr. Siti Qomaryah, M.Sc.

Kota atau wilayah merupakan tempat beraktivitas masyarakat yang ada di dalamnya. Seiring berjalannya waktu, jumlah penduduk yang ada diperkotaan ini akan terus meningkat. Jumlah penduduk yang tinggi ini akan menyebabkan tekanan terhadap pemanfaatan kota yang semakin tinggi termasuk pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau penting dalam memelihara kualitas lingkungan.

Tujuan perencanaan ini adalah untuk mendesain ruang terbuka hijau yang nyaman bagi penghuni hunian rumah susun dan untuk menghitung rencana anggaran biaya. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pengumpulan data, tahap analisis dan tahap kesimpulan.

Hasil perencanaan RTH (Ruang Terbuka Hijau) pada hunian rumah susun kerkof 2 Surakarta adalah RTH I dan II dengan luas total tanah 300 m2 RTH tersebut direncanakan akan dibuat RTH (Ruang Terbuka Hijau) bernuansa alami dengan biaya Rp 39.513.717,00., RTH III dengan luas 1.663,97 m2 RTH tersebut direncanakan akan dibuat taman yang fungsinya untuk taman hijau yang alami dengan ditanami pohon yang mengelilingi rumah susun dengan menghabiskan biaya Rp 38.418.500.00.

Kata Kunci : RTH, taman, hunian.

(5)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir ini merupakan syarat untuk meraih gelar Ahli Madya pada Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ir. Siti Qomaryah, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama pengerjaan tugas akhir ini. Bapak Heri Pamungkas, ST selaku site manager PT. Hutama Karya yang telah memberikan data yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran tugas akhir hingga terwujudnya laporan ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman serta masih kurangnya pemahaman yang penyusun miliki sehingga dalam penyusunan laporan ini banyak kekurangan, maka penyusun berharap dengan segala kerendahan hati untuk kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya serta bagi pengembangan ilmu di bidang Teknik Sipil khususnya.

Surakarta, September 2011

Penyusun

(6)

commit to user

viii

(7)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang ... 1

1.1.1. Lokasi Hunian Rumah Susun ... 2

1.2. RumusanMasalah ... 3

1.3. BatasanMasalah ... 3

1.4. Tujuan Penelitian ... 4

1.5. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Ketentuan Umum ... 5

2.1.1. Pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH) ... 5

2.1.2. PenyediaanRuang Terbuka Hijau (RTH) di KawasanPerkotaan ... 6

2.2.1.1. Penyediaan RTH BerdasarkanLuas Wilayah... 6 2.1.2.2. Penyediaan RTH BerdasarkanJumlahPenduduk 7

(8)

commit to user

x

2.1.2.3. Penyediaan RTH

BerdasarkanKebutuhanFungsiTertentu ... 8

2.1.3. Tujuan Penyelenggaraan Ruang Terbuka Hijau (RTH) .. 9

2.1.4. Manfaat Ruang Terbuka Hijau (RTH) ... 9

2.1.4.1. RTH Taman Rukun Warga Tetangga (RT) ... 10

2.1.4.2. RTH Taman Rukun Warga (RW) ... 11

2.1.4.3. RTH Kelurahan ... 12

2.1.4.4. RTH Kecamatan ... 13

2.1.5. Fungsi RTH ... 14

2.1.5.1. FungsiUtama (Intristik) ... 15

2.5.2. FungsiTambahan ... 15

2.1.6. Tipologi RTH ... 16

2.1.7. ProsedurPerencanaan Dan PeranMasyarakat ... 16

2.1.7.1. PeranMasyarakat ( SecaraIndividu ) ... 19

2.1.7.2. PeranSwasta ... 20

2.1.7.3. PeranPemerintah ... 20

2.2. Perencanaan Desain Ruang Terbuka Hijau (RTH) ... 21

2.2.1. Menentukan Gaya Taman ... 21

2.2.1.1. Gaya Minimalis ... 21

2.2.1.2. Gaya Campursari ... 22

2.2.1.3. Gaya Taman Bunga ... 23

2.2.1.4. Gaya Apik Resik ... 24

2.2.1.5. Gaya Mediterania ... 24

2.2.1.6. Gaya Taman Sari ... 25

2.2.2. MelihatKondisi Taman ... 26

2.2.2.1. Luas Dan Posisi Taman ... 26

2.2.2.2. LintasanMatahari ... 26

2.2.2.3. KelembabanLingkungan ... 26

2.2.2.4. Pengaruh Musim ... 26

2.2.2.5. Kondisi Tanah ... 26

2.2.2.6. Keasaman Tanah ... 27

(9)

commit to user

xi

2.2.2.7. Kontur Tanah ... 27

2.2.3. Merancang Taman ... 27

2.2.3.1. MembuatDenah ... 27

2.2.3.2. MembentukPrespektif ... 28

2.2.3.3. MenentukanWarna Dan Tekstur ... 28

2.2.4. MengerjakanKonstruksi Taman ... 29

2.2.4.1. MenyempurnakanDrainase ... 29

2.2.4.2. MemasangInstalasi Air Listrik ... 29

2.2.4.3. Mengolah Tanah ... 29

2.2.5. MemberikanElemenEstetika Taman ... 30

2.2.5.1.ElemenKeras( Hard Material ) ... 30

2.2.5.1.1. Gazebo ... 30

2.2.5.1.2. JalanSetapak ... 31

2.2.5.1.3. Aksesoris Taman ... 32

2.2.5.1.4. KolamHias ... 33

2.2.5.1.5. BakSampah ... 33

2.2.5.2. ElemenLunak( Soft Material ) ... 33

2.2.5.2.1. Rumput Dan TanamanPenutup Tanah/Groundcover (CG) ... 34

2.2.5.2.2. PerdudanSemak ... 35

2.2.5.2.3. Pohon ... 36

2.2.6. Pemeliharaan Taman ... 37

2.2.6.1.Pemeliharaan Ideal ... 37

2.2.6.2. Pemeliharaanfisik ... 38

BAB 3 METODE PERENCANAAN 3.1. Persiapan... 43

3.2. Metode Perencanaan ... 43

3.3. Perencanaan RTH ... 43

3.4. PolaPikirPerencanaan ... 43

(10)

commit to user

xii BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. PerencanaanDesainRuang Terbuka Hijau (RTH) ... 44

4.1.1. Pertimbangan Desain Konsep ... 44

4.2. Desain Konsep ... 47

4.2.1. Tema ... 47

4.2.2. Desain Taman ... 48

4.3. Pemeliharaan Taman ... 49

4.4. Rencana Anggaran Biaya... 50

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 59

5.2. Saran ... 59

PENUTUP ... xv

DAFTAR PUSTAKA ... xvi

LAMPIRAN ... xvii

(11)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Suatu kota atau wilayah merupakan tempat beraktivitas masyarakat yang ada di dalamnya. Seperti halnya masyarakat yang terus bergerak, maka suatu wilayah juga akan tumbuh dan berkembang seiring dengan waktu. Jumlah penduduk perkotaan yang tinggi dan terus meningkat dari waktu ke waktu tersebut akan memberikan implikasi pada tekanan yang tinggi terhadap pemanfaatan ruang kota, sehingga penataan ruang kawasan perkotaan perlu mendapat perhatian yang khusus terutama yang terkait dengan penyediaan kawasan hunian, fasilitas umum dan sosial serta ruang-ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan.

Kualitas ruang terbuka publik terutama ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang sangat signifikan. Kuantitas dan kualitas ruang terbuka publik tersebut, baik berupa ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau telah mengakibatkan kualitas lingkungan perkotaan menurun seperti seringnya terjadi banjir di perkotaan, tingginya polusi udara, serta menurunnya produktivitas masyarakat akibat stress karena ruang yang tersedia untuk interaksi sosial terbatas.

Kecenderungan yang terjadi pada pemukiman saat ini adalah merata kembali pemukiman yang menuju kearah keseimbangan antara ruang terbuka hijau dengan ruang terbangun atau ruang non-hijau sehingga dapat tercapai lingkungan pemukiman yang layak huni yaitu kondisi lingkungan pemukiman yang sehat, nyaman dan berkelanjutan.

Keberadaan ruang terbuka hijau penting dalam mengendalikan dan memelihara integritas dan kualitas lingkungan. Kelestaian ruang terbuka hijau suatu wilayah perkotaan harus disertai dengan ketersediaan dan seleksi tanaman yang sesuai dengan arah rencana dan rancangannya.

(12)

commit to user

Berbagai fungsi yang terkait dengan keberadaan ruang terbuka hijau (fungsi ekologi, sosial, ekonomi, dan arsitektur) dan nilai estetika yang dimilikinya (objek dan lingkungan) tidak hanya di dapat dalam meningkatkan kualitas lingkungan dan untuk kelangsungan kehidupan perumahan tetapi juga dapat menjadi nilai kebanggaan dan identitas perumahan tersebut.

Tugas akhir ini mengambil lokasi di hunian Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) yang terletak di desa jagalan,kecamatan Jebres yang mengacu pada Rencana Ruang Terbuka Hijau (RTH) di rumah susun Kerkof 2 Surakarta.

Hunian Rumah Susun Sederhana Sewa direncanakan sebagai daerah pengembangan hunian di kota Surakarta. Hal ini sebagai upaya untuk mencukupi perencanaan site plan yang terpadu untuk membangun hunian Rumah Susun Sederhana Sewa Kerkof 2 Surakarta. Semoga dengan pembangunan hunian Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Kerkof 2 Surakarta bisa mencukupi kebutuhan hunian khususnya di daerah Kota Surakarta.

1.1.1. Lokasi Hunian Rumah Susun

Lokasi hunian Rumah Susun Sederhana Sewa ( RUSUNAWA ) Kerkof 2 Surakarta ini terletak di desa Jagalan,kecamatan Jebres Surakarta dengan batasan lokasi sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Stasiun Jebres Surakarta 2. Sebelah Timur : Permukiman Penduduk 3. Sebelah Selatan : SMA Negeri 3 Surakarta 4. Sebelah Barat : Pasar Jebres Surakarta

(13)

commit to user

Gambar 1.1. Lokasi Hunian Rumah Susun

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana desain ruang terbuka hijau yang nyaman bagi penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Kerkof 2 Surakarta.

2. Berapa anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membuat ruang terbuka hijau di kawasan hunian Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Kerkof 2 Surakarta.

1.3. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu melebar maka permasalahan yang dibahas dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :

1. Kajian ini hanya dalam lingkup hunian Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Kerkof Surakarta.

2. Membahas mengenai konsep ruang terbuka di hunian Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Kerkof Surakarta.

Rumah Susun Sederhana Sewa Kerkof Surakarta

(14)

commit to user

3. Membahas mengenai anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membuat ruang terbuka hijau di hunian Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Kerkof Surakarta.

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Mendesain ruang terbuka hijau yang nyaman bagi penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Kerkof 2 Surakarta.

2. Menyusun rencana anggaran biaya yang dikeluarkan untuk membangun ruang terbuka hijau di hunian Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Kerkof 2 Surakarta.

1.5. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai panduan praktis dalam mewujudkan ruang kota yang nyaman dan berkelanjutan yang selaras;

2. Dapat mengetahui konsep pembuatan ruang terbuka hijau.

3. Dapat mengetahui anggaran biaya yang dikeluarkan untuk membuat ruang terbuka hijau.

(15)

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Ketentuan Umum

2.1.1. Pengertian Ruang Terbuka Hijau

Secara teoritis yang dimaksud dengan ruang terbuka atau open spaces adalah : 1. Ruang yang berfungsi sebagai wadah (container) untuk kehidupan

manusia,baik secara individu maupun berkelompok,serta wadah makhluk lainnya untuk hidup dan berkembang secara berkelanjutan (UUPR no.24/1992).

2. Lahan yang belum atau sebagian besar belum dibangun di wilayah perkotaan yang mempunyai nilai untuk keperluan taman dan rekreasi, konservasi lahan dan sumber daya lainnya, atau keperluan sejarah dan keindahan (Green, 1962)

3. Ruang yang di dominasi oleh lingkungan alami di luar maupun di dalam kota,dalam bentuk taman,halaman,areal rekreasi kota dan jalur hijau (Trancik,1986;61).

4. Meliputi seluruh lahan yang tidak terbangun di kota dan bentuknya tidak hanya berupa taman tetapi bentuk-bentuk lainnya. (Abdul Rahim Siregar, 2008).

Beberapa pengertian tentang RTH diantaranya adalah :

a. Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam(UU No.26 tahun 2007).

b. Ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana di dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan yang berfungsi sebagai kawasan taman kota,kegiatan

(16)

commit to user

olahraga,pemakaman,pertanian,jalur hijau dan kawasan hijau pekarangan(Instruksi Menteri Dalam Negeri No.14 Tahun 1988).

c. Dalam RTH pemanfaatannya lebih bersifat pengisian hijau tanaman atau tumbuh-tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya tanaman seperti lahan pertanian, pertamanan dan sebagainya(Instruksi Menteri Dalam Negeri No.14 Tahun 1988).

2.1.2. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Di Kawasan Perkotaan Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan, penyediaan RTH dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian, antara lain :

2.1.2.1. Penyediaan RTH Berdasarkan Luas Wilayah

Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah pekotaan adalah sebagai berikut : 1. Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan terdiri dari RTH Publik dan RTH

Privat;

2. Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri dari 20% RTH Publik dan 10% RTH Privat;

3. Apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersanngkutan telah memiliki total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang berlaku, memiliki proporsi tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya.

Proporsi 30% merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota dan keseimbangan sistem hidrologi maupun sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika perumahan.

(17)

commit to user

Keterangan :

RTH = Ruang Terbuka Hijau KDB = Koefisien Daerah Bangun (Sumber : PERMEN No:5 Tahun 2008)

Gambar 2.1.Bagan Proporsi Kawasan Perkotaan

2.1.2.2.Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan, untuk menentukan luas RTH berdasarkan jumlah penduduk dilakukan dengan mengalihkan antara jumlah penduduk yang dilayani dengan standar luas RTH perkapital sesuai peraturan yang berlaku.

Ruang Perkotaan

Terbangun

Hunian (40%)

Non Hunian (20%)

RTH Privat 10%

RTH (2%) RTH

(8%) RTH

(1,5%) KDB (80%) RTH

(6%) KDB (70%) RTH

(12,5%) KDB KDB (0%)

(90%) KDB

(80%)

Lainnya (7,5%) Jalan

(20%) Taman

(12,5%

Terbuka

RTH Publik 20%

RTH Kota 30%

(18)

commit to user

Tabel 2.1. Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk No Unit

Ling. Tipe RTH

Luas Minimal/

Unit (m2)

Luas Minimal/

Kapital(m2)

Lokasi

1. 250

jiwa Taman RT 250 1,0 Di tengah

lingkungan RT 2. 2500

jiwa Taman RW 1250 0,5 Di pusat kegiatan RW

3. 30000 jiwa

Taman

Kelurahan 9000 0,3

Dikelompokan dengan sekolah/

pusat kelurahan

4. 120000 jiwa

Taman

Kecamatan 24000 0,2

Dikelompokan dengan sekolah/

pusat Kecamatan

Pemakaman Disesuaikan 1,2 Tersebar

5. 480000 jiwa

Taman Kota 144000 0,3 Dipusat wilayah/

kota Hutan Kota Disesuaikan 4,0

Di dalam/

kawasan pinggiran Untuk Fungsi-

Fungsi tertentu Disesuaikan 12,5 Disesuaikan dengan kebutuhan Sumber :Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman

Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan

2.1.2.3.Penyediaan RTH Berdasarkan Kebutuhan Fungsi Tertentu

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan, fungsi RTH pada kategori ini adalah untuk perlindungan atau pengamanan, sarana dan prasarana misalnya melindungi kelestarian sumber daya alam, pengaman pejalan kaki atau membatasi perkembangan pengguna lahan agar fungsi utamanya tidak terganggu.

(19)

commit to user

2.1.3. Tujuan Penyelenggaraan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan, tujuan diadakannya RTH antara lain :

1. Menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air;

2. Menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat;

3. Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah dan bersih.

2.1.4. ManfaatRuang Terbuka Hijau (RTH)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan, manfaat RTH dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

1. Manfaat langsung yaitu membentuk keindahan dan kenyamanan (teduh, segar, sejuk) dan mendapatkan bahan–bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga, buah);

2. Manfaat tidak langsung yaitu pembersih udara yang efektif, pemeliharaan akan kelangsungan persediaan air tanah, pelestarian fungsi lingkungan beserta segala isi flora dan fauna yang ada (konservasi hayati dan keanekaragaman hayati).

(20)

commit to user

RTH pada lingkungan dapat dioptimalkan fungsinya sebagai berikut :

2.1.4.1. RTHTaman Rukun Warga Tetangga

Taman Rukun Tetangga (RT) dapat dimanfaatkan penduduk sebagai tempat melakukan berbagai kegiatan sosial di lingkungan RT tersebut. Untuk mendukung aktifitas penduduk di lingkungan tersebut, fasilitas yang disediakan minimal bangku taman dan fasilitas mainan anak–anak. Selain itu bisa juga digunakan sebagai tempat untuk melakukan aktivitas sosial dengan menanam tanaman obat keluarga atau apotik hidup dan buah-buahan yang dapat dimanfaatkan oleh warga setempat.

\

Gambar 2.2. Contoh 1 Taman Rukun Tetangga

(21)

commit to user

Gambar 2.3. Contoh Taman Rukun Tetangga 2.1.4.2. RTH Taman Rukun Warga

RTH Taman Rukun Warga (RW) dapat dmanfaatkan untuk berbagai kegiatan remaja, kegiatan olahaga masyarakat, serta kegiatan sosial lainnya di lingkungan tersebut.Fasilitas yang disediakan berupa lapangan untuk berbagai kegiatan, baik olahraga maupun aktivitas lainnya. Beberapa unit bangku taman yang dipasang secara berkelompok sebagai sarana berkomunikasi dan bersosialisasi antara warga, dan beberapa jenis bangunan permainan anak yang tahan dan aman untuk dipakai pula oleh anak remaja.

Gambar 2.4. Contoh Taman Rukun Warga

(22)

commit to user

2.1.4.3. RTH Kelurahan

RTH kelurahan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan penduduk dalam satu kelurahan. Taman ini dibagi menjadi dua, yaitu taman aktif dan taman pasif.

Tabel 2.2. Contoh Kelengkapan Failitas pada Taman Kelurahan Jenis

Taman

Koef. Daerah

Hijau (KDH) Fasilitas Vegetasi

Aktif 70-80%

− Lapangan terbuka

− Trek lari, lebar 5 m panjang 325 m

− WC umum

− 1 unit kios (jika diperlukan

− Kursi-kursi taman

− Minimal 25 pohon (pohon sedang dan kecil)

− Semak

− Perdu

− Penutup tanah

Pasif 80-90%

− Sirkulasi jalur pejalan kaki lebar 1,5-2 m

− WC umum

− 1 unit kios (jika diprlukan)

− Kursi-kursi taman

− Minimal 50 pohon (sedang dan kecil)

− Semak

− Perdu

− Penutup tanah Sumber :Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman

Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan

Gambar 2.5. Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Aktif)

(23)

commit to user

Gambar 2.6. Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Pasif)

2.1.4.4. RTH Kecamatan

RTH kecamatan dapat dimanfaatkan oleh penduduk untuk melakukan berbagaiaktivitas di dalam satu kecamatan.Taman ini dapat berupa taman aktif dan taman pasif .

Gambar 2.7. Contoh Taman Kota

(24)

commit to user

Tabel 2.3. Contoh Kelengkapan Failitas pada Taman Kelurahan Jenis

Taman Koef. Daerah

Hijau (KDH) Fasilitas Vegetasi

Aktif 70-80%

− Lapangan terbuka;

− Lapangan basket;

− Lapangan volley;

− Trek lari, lebar 5 m, panjang325 m;

− WC umum;

− Parkir kendaraan;

− Termasuk sarana kios

− Kursi-kursi taman.

− Minimal 50 pohon (sedang dan kecil);

− Semak;

− Perdu;

− Penutup tanah

Pasif 80-90%

− Sirkulasi jalur pejalan kaki, lebar 1,5-2 m;

− WC umum;

− Parkir kendaraan

− Termasuk sarana kios (jika diperlukan);

− Kursi-kursi taman.

− Lebih dari 100 pohon tahunan (pohon sedang dan kecil);

− Semak;

− Perdu;

− Penutup tanah.

Sumber :Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan

2.1.5. Fungsi RTH

Fungsi hijau dalam ruang terbuka hijau pada perumahan adalah sebagai paru-paru perumahan yaitu hanya merupakan salah satu aspek berlangsungnnya fungsi daur ulang, antara gas karbonoksida (CO2) dan oksigen(O2), hasil fotosintesis khususnya pada bagiandaun. Sistem tata hijau ini berfungsi sebagai semacam ventilasi udara dalam rumah (bangunan).Selain itu RTH juga berfungsi sebagai sumber penampungan air dan pengatur iklim tropis yang terik dan lembab.Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan, RTH memiliki fungsi sebagai berikut :

(25)

commit to user

2.1.5.1. Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis :

1. Memberikan jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara;

2. Sebagai peneduh;

3. Produsen oksigen;

4. Penyerap air hujan;

5. Penyedia habitat satwa;

6. Penyerap polutan media udara, air, dan tanah;

7. Penahan angin.

2.1.5.2. Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu : 1. Fungsi sosial dan budaya

a. Menggambarkan ekspresi budaya lokal;

b. Merupakan media komunikasi warga kota;

c. Tempat rekreasi;

d. Wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari alam.

2. Fungsi ekonomi

a. Sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah dan obat:

b. Bisa menjadi bagian usaha pertanian, perkebunan, kehutanan, dan lain lain.

3. Fungsi estetika

a. Meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan perumahan;

b. Menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga perumahan tersebut;

c. Pembentukan faktor keindahan arsitektural;

d. Menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun atau tidak terbangun.

(26)

commit to user

2.1.6. Tipologi RTH

Secara fisik RTH dapat dibedakan menjadi RTH alami berupa habitat liar alami, kawasan lindung dan taman.Dilihat dari fungsi RTH dapat berfungsi sebagai ekologi, sosial budaya, estetika, dan ekonomi.Secara struktur ruang, RTH dapat mengikuti pola ekologi (mengelompok, memanjang, tersebar), maupun pola planalogi yang mengikuti struktur ruang perkotaan.Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan, dari segi kepemilikan RTH dapat dibedakan ke dalam RTH publik dan RTH privat.

Gambar 2.8. Tipologi RTH 2.1.7. Prosedur Perencanaan Dan Peran Masyarakat

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan, Ketentuan prosedur perencanaan RTH adalah sebagai berikut:

1. Penyediaan RTH harus disesuaikan dengan peruntukan yang telah ditentukandalam rencana tata ruang (RTRW Kota/RTR Kawasan Perkotaan/RDTR Kota/RTRKawasan Strategis Kota/Rencana Induk RTH) yang ditetapkan oleh pemerintahdaerah setempat;

2. Penyediaan dan pemanfaatan RTH publik yang dilaksanakan oleh pemerintah disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku;

Ruang Terbuka

Hijau (RTH)

Fisik RTH Alami

Ekonomi

Pola Planologis

Struktur Kepemilikan

Estetika

Pola Ekologis Sosial Budaya

RTH Privat RTH Publik Ekologis

Fungsi

RTH Non Alami

(27)

commit to user

3. Tahapan penyediaan dan pemanfaatan RTH publik meliputi, perencanaan, pengadaan lahan, perancangan teknik, pelaksanaan pembangunan RTH, pemanfaatan dan pemeliharaan;

4. Penyediaan dan pemanfaatan RTH privat yang dilaksanakan oleh masyarakattermasuk pengembang disesuaikan dengan ketentuan perijinan pembangunan;

5. Pemanfaatan RTH untuk penggunaan lain seperti pemasangan reklame (billboard)atau reklame tiga dimensi, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku pada masing-masing daerah;

b. Tidak menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan tanaman misalnyamenghalangi penyinaran matahari atau pemangkasan tanaman yang dapatmerusak keutuhan bentuk tajuknya;

c. Tidak mengganggu kualitas visual dari dan ke RTH;

d. Memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan pengguna RTH;

e. Tidak mengganggu fungsi utama RTH yaitu fungsi sosial, ekologis dan estetis.

Peran masyarakat dalam penyediaan dan pemanfaatan RTH merupakan upayamelibatkan masyarakat, swasta, lembaga badan hukum dan atau perseorangan baikpada tahap perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian. Upaya ini dimaksudkanuntuk menjamin hak masyarakat dan swasta, untuk memberikan kesempatan aksesdan mencegah terjadinya penyimpangan pemanfaatan ruang dari rencana tata ruangyang telah ditetapkan melalui pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang oleh masyarakat dan swasta dalam pengelolaan RTH, dengan prinsip:

1) Menempatkan masyarakat sebagai pelaku yang sangat menentukan dalam proses pembangunan ruang ruang terbuka hijau;

2) Memposisikan pemerintah sebagai fasilitator dalam proses pembangunan ruang terbuka hijau;

(28)

commit to user

3) Menghormati hak yang dimiliki masyarakat serta menghargai kearifan lokal dan keberagaman sosial budayanya;

4) Menjunjung tinggi keterbukaan dengan semangat tetap menegakkan etika;

5) Memperhatikan perkembangan teknologi dan bersikap profesional.

Peran masyarakat, swasta dan badan hukum dalam penyediaan RTH publik meliputipenyediaan lahan, pembangunan dan pemeliharaan RTH. Peran dalam penyediaanRTH ini dapat berupa:

1) Pengalihan hak kepemilikan lahan dari lahan privat menjadi RTH publik;

2) Menyerahkan penggunaan lahan privat untuk digunakan sebagai RTH publik;

3) Membiayai pembangunan RTH publik;

4) Membiayai pemeliharaan RTH publik;

5) Mengawasi pemanfaatan RTH publik;

6) Memberikan penyuluhan tentang peranan RTH publik dalam peningkatan kualitasdan keamanan lingkungan, sarana interaksi sosial serta mitigasi bencana.

Peran masyarakat pada RTH privat meliputi:

1) Memberikan penyuluhan tentang peranan RTH dalam peningkatan kualitaslingkungan;

2) Turut serta dalam meningkatkan kualitas lingkungan di perumahan dalam halpenanaman tanaman, pembuatan sumur resapan (bagi daerah yangmemungkinkan) dan pengelolaan sampah;

3) Mengisi seoptimal mungkin lahan pekarangan, dan lahan kosong lainnyadengan berbagai jenis tanaman, baik ditanam langsung maupun ditanam dalampot;

4) Turut serta secara aktif dalam komunitas masyarakat pecinta RTH.

Dalam penyediaan dan pemanfaatan RTH, diperlukan adanya kerjasama antara masyarakat (secara individu), swasta dan pihak pemerintah untuk mewujudkan RTH yang nyaman, asri dan selaras.Untuk itu, setiap element memegang peranan masing-masing.

(29)

commit to user

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan, pihak masyarakat (individu), swasta dan pemerintah memiliki peranan antara lain :

2.1.7.1. PeranMasyarakat (Secara Individu)

Masyarakat dapat berperan secara individu atau kelompok dalam penyediaandan pemanfaatan RTH.Pada kondisi yang lebih berkembang, masyarakatdapat membentuk suatu forum atau komunitas tertentu untuk menghimpunanggota masyarakat yang memiliki kepentingan terhadap RTH, membahas permasalahan, mengembangkan konsep serta upaya-upaya untukmempengaruhi kebijakan pemerintah.Untuk mencapai peran tersebut, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukanmasyarakat:

1. Anggota masyarakat baik individu maupun kelompok yang memilikikeahlian dan/atau pengetahuan mengenai penataan ruang serta ruangterbuka hijau dapat membentuk suatu komunitas RTH;

2. Mengembangkan dan memperkuat kerjasama proses mediasi antarapemerintah, masyarakat dan swasta dalam pembangunan RTH;

3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menyikapi perencanaan,pembangunan serta pemanfaatan RTH melalui sosialisasi, pelatihan dan diskusi di kelompok-kelompok masyarakat;

4. Meningkatkan kemampuan masyarakat (forum, komunitas, dansebagainya) dalam mengelola permasalahan, konflik yang munculsehubungan dengan pembangunan RTH;

5. Menggalang dan mencari dana kegiatan dari pihak tertentu untuk prosessosialisasi;

6. Bekerjasama dengan pemerintah dalam menyusun mekanismepengaduan, penyelesaian konflik serta respon dari pemerintah melaluijalur yang telah disepakati bersama;

7. Menjamin tegaknya hukum dan peraturan yang telah ditetapkan dandisepakati.

(30)

commit to user

2.1.7.2. Peran Swasta

Swasta merupakan pelaku pembangunan penting dalam pemanfaatan ruangperkotaan dan RTH.Karena swasta memiliki karakteristik yang berbedadengan masyarakat umum, maka terdapat peran lain yang dapat dilakukanoleh swasta yaitu untuk tidak saja menekankan pada tujuan ekonomi, namunjuga sosial dan lingkungan dalam memanfaatkan ruang perkotaan.Untuk mencapai peran tersebut, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukanoleh pihak swasta:

1. Pihak swasta yang akan membangun lokasi usaha dengan areal yang luas perlu menyertakan konsep pembangunan ruang terbuka hijau;

2. Bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat dalam membangun dan memelihara ruang terbuka hijau;

3. Menfasilitasi proses pembelajaran kerjasama pemerintah, swasta dan masyarakat untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan penyusunan RTH perkotaan;

4. Berperan aktif dalam diskusi dan proses pembangunan sehubungan dengan pembentukan kebijakan publik dan proses pelibatan masyarakat dan swasta yang terkait dengan pembangunan RTH;

5. Mengupayakan bantuan pendanaan bagi masyarakat dalam realisasi pelibatan dalam pemanfaatan dan pemeliharaan ruang terbuka hijau;

6. Menjamin tegaknya hukum dan peraturan yang telah ditetapkan dan disepakati oleh semua pihak dengan konsisten tanpa pengecualian.

2.1.7.3. Peran Pemerintah

Lembaga atau badan hukum yang dimaksud merupakan Organisasi non- pemerintah atau organisasi lain yang serupa berperan utama sebagai perantara, pendamping, menghubungkan masyarakat dengan pemerintah dan swasta, dalam rangka mengatasi kesenjangan komunikasi, informasi dan pemahaman di pihak masyarakat serta akses masyarakat ke sumber daya. Untuk mencapai peran

(31)

commit to user

tersebut, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan organisasi non-pemerintah antara lain:

1. Membentuk sistem mediasi dan fasilitasi antara pemerintah, masyarakat dan swasta dalam mengatasi kesenjangan komunikasi dan informasi pembangunan RTH;

2. Menyelenggarakan proses mediasi jika terdapat perbedaan pendapat atau kepentingan antara pihak yang terlibat;

3. Berperan aktif dalam mensosialisasikan dan memberikan penjelasan mengenai proses kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan swasta serta mengenai proses pengajuan keluhan dan penyelesaian konflik yang terjadi;

4. Mendorong dan/atau menfasilitasi proses pembelajaran masyarakat untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan penyusunan RTH perkotaan;

5. Menciptakan lingkungan dan kondisi yang kondusif yang memungkinkan masyarakat dan swasta terlibat aktif dalam proses pemanfaatan ruang secara proporsional, adil dan bertanggung jawab;

6. Menjamin tegaknya hukum dan peraturan yang telah ditetapkan dan disepakati oleh semua pihak dengan konsisten tanpa pengecualian.

2.2. Perencanaan Desain Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Untuk membuat taman yang menarik diperlukan beberapa persiapan yang matang.

Persiapan tersebut antara lain : 2.2.1. Menentukan gaya taman

Taman pada perumahan dapat ditata dengan berbagai gaya yang menarik untuk menarik perhatian konsumen. Gaya yang dapat ditampilkan antara lain :

2.2.1.1. Gayaminimalis

Gaya ini merupakan gaya kontenporer yang dapat dijadikan pilihan. Taman gaya ini tidak dipenuhi aneka ragam jenis tanaman. Pilihan tanaman hanyalah sebagai element dekorasi karena gaya ini lebih menitikberatkan pada kekuatan perencanaan desain secara keseluruhan. Komposisi ruang pandang merupakan

(32)

commit to user

fokus dari gaya minimalis, yakni keselarasan segala unsur yang tercangkup di dalamnya. Dengan jenis tanaman yang seminimal mungkin, gaya minimalis sangat menonjolkan element lain seperti pemasangan paving block sebagai alas tanaman, pot yang dekoratif, kursi taman, patung, relief (dinding), dan lampu sebagai penerangan.

Gambar 2.9. Contoh Gaya Taman Minimalis 2.2.1.2.Gaya Campursari

Campursari artinya terdiri dari beragam jenis.Taman ini terdiri dari beragam jenis tanaman, mulai dari pohon pelindung, perdu tinggi, bahkan pohon buah, perdu rendah, pisang-pisangan, groundcover hingga tanaman merambat.Taman ini membutuhkan penataan yang tepat agar tidak terkesan seperti hutan yang dipenuhi oleh tanaman. Cara menata taman ini bisa menggunakan gradasi dari perdu yang rendah di bagian terdepan, perdu yang tinggi di bagian belakang, hingga pohon pelindung yang melatarbelakangi pemandangan taman.

Gambar 2.10. Contoh Gaya Taman Campursari

(33)

commit to user

2.2.1.3. Gaya Taman Bunga

Semarak aneka bunga membuat taman jenis ini terasa hangat. Beragam tanaman yang kaya warna dapat ditata dalam bidang-bidang yang berbeda sekaligus juga dengan pola yang beragam seperti bulat, persegi, atau oval. Gaya taman bunga ini lebih tepat bila diterapkan di lingkungan yang berudara sejuk dan mendapatkan sinar matahari penuh. Taman ini membutuhkan pergantian tanaman secara berkala, karena tanaman berbunga cenderung berusia pendek, usianya berkisar antara 3-6 bulan.

Gambar 2.11. Contoh Gaya Taman Bunga

2.2.1.4. Gaya Apik Resik

Gaya taman ini terkesan bersih, rapih, hijau dan teratur. Setiap area dibatasi oleh tanaman perdu rendah dengan pembagian yang jelas.Taman jenis ini hampir tidak menyertai tanaman bunga.Taman ini membutuhkan perawatan yang khusus agar tanaman tetap terjaga bentuknya. Tanaman yang cocok untuk gaya taman ini yaitu tanaman yang bersifat slow grown yakni yang pertumbuhannya lamban.

(34)

commit to user

Gambar 2.12. Contoh Gaya Taman Apik Resik

2.2.1.5. Gaya Mediterania

Taman yang diadaptasi dari daerah Laut Tengah ini memiliki karakteristik kasar dan kuat.Di daerah aslinya, banyak area yang dtutupi dengan pengerasan semen atau batu-batuan karena tanah disana tidak terlalu subur.Tanaman pun banyak ditanam dalam pot-pot besar yang terbuat dari batu-batu alam.Taman gaya ini merupakan pilihan yang tepat untuk daerah tropis yang sinar mataharinya melimpah.

Gambar 2.13. Contoh Gaya Taman Mediterani 2.2.1.6. Gaya Taman Sari

Gaya taman ini dipenuhi oleh kolam-kolam yang dihiasi tanaman air serta tanaman tanaman air dalam pot. Bentuk taman sari cukup beragam, ada yang berbentuk kolam hias dengan aneka tanaman airnya, ada yang terdiri dari berbagai gentong atau tempayan yang tersusun sedemikian rupa membentuk rawa-rawa mini, ada pula kolam kecil dengan air terjun mini atau pancuran, atau kolam lengkap dengan mata airnya (Don WS, Threes Emire, Cherry Hadibroto, 2004).

(35)

commit to user

Gambar 2.14. Contoh Gaya Taman Sari

2.2.2. Melihat kondisi taman

Dalam melihat kondisi taman harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut ; 2.2.2.1. Luas dan posisi taman

Setiap perumahan biasanya menyediakan lahan kosong untuk penghijauan yang luasnya sekitar 70%-80%.

2.2.2.2. Lintasan matahari

Posisi taman dan lintasan matahari merupakan dua aspek yang saling terkait karena tanaman membutuhkan sinar matahari untuk pertumbuhan. Dilihat dari segi kebutuhan sinar matahari, ada kelompok tanaman yang harus terus menerus berada di tempat terbuka dan terkena sinar matahari langsung dan ada kelompok tanaman yang tidak bisa terkena sinar matahari langsung dan harus berada di tempat teduh.

2.2.2.3. Kelembaban lingkungan

Sebuah taman disebut asri bila tanaman-tanamannya tumbuh subur dan sehat.

Untuk mendapatkan tanaman yang seperti itu, suhu di seputaran tanaman harus lebih rendah.Kadar kelembaban tanah dapat dijaga dengan penyiraman yang memadai, selain itu dapat juga menanam pohon pelindung agar tanah di bawahnya selalu lembab.

(36)

commit to user

2.2.2.4. Pengaruh musim

Musim sangat berpengaruh terhadap tanaman.Terik matahari menyebabkan tanah menjadi kering dan pecah-pecah. Sedangkan di musim hujan, tanaman akan tergenang air dalam waktu yang lama. Hal itu menyebabkan permukaan tanah turun karena terkikis dan hanyut karena aliran air.

2.2.2.5. Kondisi tanah

Untuk membuat taman perlu diperhatikan kondisi tanahnya. Ada beberapa jenis struktur tanah antara lain:

1. Struktur gumpal

Ciri-cirinya seperti tanah liat dan tidak mudah larut karena air. Jenis tanah ini tidak sesuai untuk tanaman hias taman karena mengandung terlalu banyak air dan sulit ditembus oleh akar, dan akan berakibat akar menjadi busuk.

2. Struktur butir

Stuktur tanah ini mengandung lebih banyak pasir.Jenis tanah ini tidak menyimpan air hingga cenderung kering.

3. Struktur remah

Yakni tanah yang gumpalannya lebih kecil dan memiliki pori-pori hingga mampu membentuk sirkulasi udara dan resapan air dengan baik.

2.2.2.6. Keasaman tanah

Suhu udara dan kelembaban mempengaruhi keasaman (pH) tanah. Tanah yang baik untuk taman, kadar keasaman sebaiknya normal yakni memiliki Ph 6-7.

2.2.2.7. Kontur tanah

Permukaan tanah sebenarnya tak pernah rata dalam satu garis, bisa bergelombang bahkan tinggi dan rendah.Kedalaman tanah dapat berubah akibat erosi karena aliran air disaat penyiraman maupun ketika hujan (Don WS, Threes Emire, Cherry Hadibroto, 2004).

(37)

commit to user

2.2.3. Merancang taman

Dalam membuat taman hal-hal yang perlu dilakukan untuk merencanakan taman antara lain :

2.2.3.1. Membuat denah

Tahap pertama yang dilakukan untuk membuat denah adalah membuat pola. Ada beberapa jenis pola yang bisa digunakan untuk membuat taman. Pola tersebut antara lain :

1. Pola geometris

Yaitu garis-garis pembangian bidang yang ditanami terlihat tegas dan formal.

2. Pola geometris alami

Yaitu garis-garis bidang lebih luwes dengan lengkungan dimana-mana.

3. Pola natural

Pola ini mengadaptasi lahan kebun yaitu mengikuti kontur tanah yang ada dan besar kecilnya bidang yang tersedia.

2.2.3.2. Membentuk Perspektif

Setelah membuat pola, barulah penataan taman menggunakan perspektif dari beberapa sudut pandang secara lengkap yang meliputi komposisi tinggi-rendah, jenis dan warna tanaman serta aspek-aspek taman lain seperti pergola, gazebo, kolam air dan aksesoris taman lainnya.

2.2.3.3. Menentukan warna dan tekstur

Warna dari suatu tanaman dapat menimbulkan efek visual tergantung pada refleksi cahaya yang jatuh pada tanaman tersebut.Warna tanaman dapat menarik perhatian manusia, binatang dan mempengaruhi emosi yang melihatnya.

Efek Psikologi yang ditimbulkan oleh warna antara lain :

1. Warna cerah : memberi rasa senang, gembira dan kesan dekat, hangat.

2. Warna lembut : memberi rasa tenang, sejuk dan kesan jauh (Rustman Hakim, 1993).

(38)

commit to user

Sedangkan tekstur pada tanaman ditentukan oleh cabang batang, ranting, daun, tunas dan jarak pandang terhadap tanaman tersebut. Tekstur juga mempengaruhi pisikis dan fisik yang memandang.

Pemahaman warna menyangkut segi sifat, gradasi dan kombinasi.Pada dasarnya terdapat dua kelompok warna, yaitu warna-warna sejuk seperti hijau dan biru, dan warna hanga seperti merah dan jingga (Don WS, Threes Emire, Cherry Hadibroto, 2004).

2.2.4. Mengerjakan konstruksi taman Pengerjaan konstruksi pad ataman terdiri dari : 2.2.4.1. Menyempurnakan drainase

Drainase (sistem penyerapan air) yang berfungsi baik merupakan awal dari kesuburan tanaman-tanaman taman. Tanah yang cenderung selalu basah cenderung menyebabkan akar-akar tanaman cepat membusuk.Sedangkan tanah yang kering cenderung kurang memiliki unsur-unsur hara sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik.Sebuah taman yang luas dapat dengan mudah diatur kelandaian atau kemiringan permukaan tanahnya untuk diarahkan ke satu sisi pembuangan. Dengan demikian, air penyiraman yang berlebih atau curah hujan yang sudah tidak mampu diserap tanah lagi akan segera mengalir ke saluran pembuangan (got).

2.2.4.2. Memasang instalasi air listrik

Pemasangan instalasi air digunakan untuk membersihkan dedaunan di pohon yang tinggi dan menyiram tanaman-tanaman disekitarnya.Pipa air sebaiknya dipasang menempel pada tembok dan diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu pemandangan. Sama halnya dengan saluran air, instalasi listrik idealnya dipasang sebelum penanaman dengan menentukan letak lampu taman yang telah direncanakan, letak sakelar yang dapat terlindung dari percikan air ketika penyiraman atau hujan, dan jaringan kabel yang akan ditanam agar tidak terinjak.

(39)

commit to user

2.2.4.3. Mengolah tanah

Mengolah tanah berarti mencangkul dan membalikan tanah seluas lahan yang akan ditanami. Persyaratan utama dari sebuah taman yang subur adalah tanah yang gembur dan sehat. Saat yang tepat untuk membuat taman adalah setelah hujan karena tanah mudah dicangkul dan di balik(Don WS, Threes Emire, Cherry Hadibroto, 2004).

2.2.5. Memberikan elemen estetika taman

Pada perencanaan lansekap pada dasarnya dibagi menjadi dua elemen. Elemen tersebut antara lain :

2.2.5.1. Elemen keras (hard material)

Elemen keras adalah elemen yang terdiri dari bermacam - macam benda lain yang lebih keras daripada tanaman. Elemen keras terdiri dari :

2.2.5.1.1. Gazebo

Kata gazebo berasal dari bahasa inggris yakni dari kata to gaze yang artinya memandang dengan takjub.

Ukuran gazebo berkisar + 2 x 2 m untuk menampung 4-5 orang.Gazebo bisa menggunakan lantai ubin, bata merah, sekedar plasteran semen yang dihias khusus dengan batu-batu kerikil, atau dapat juga dengan kayu.Tiang penyanggah bisa dipilih dari besi, kayu, atau bambu atau beton.Sedangkan atapnya bisa berupa genteng, asbes, sirap, ijuk, daun kelapa kering, atau ilalang.

Gazebo berfungsi sbagai tempat bersantaisambil menikmati keindahan taman yang luas, sehingga bila berdinding biasanya dindingnya hanya setinggi 80 cm hingga 1 m. Seperti sebuah rumah, bangunan gazebo membutuhkan fondasi dan sloof yang memadai untuk memikul beban iang penyanggah dan atap. Kedalaman fondasi yang aman adalah 40-60 cm, sedangkan ketinggian plafon gazebo setidaknya 40-60 cm lebih tinggi dari ukuran manusia(Don WS, Threes Emire, Cherry Hadibroto, 2004).

(40)

commit to user

Gambar 2.15 Gazebo 2.2.5.1.2. Jalan setapak

Jalan setapak dapat berupa deretan batu lempeng yang ditata menjadi batu loncatan dan dapat juga berupa jalan sempit yang ditaburi kerikil hias.

Fungsi jalan setapak dalam taman adalah untuk tempat berpijak dan jalur pemisah antara dua bagian taman. Jelan setapak perlu dirancang matang sebelumnya agar menjadi satu elemen yang sangat menarik dan menambah keindahan taman. Jalan setapak dapat dibuat dari batako, bata merah, atau keramik dengan tekstur agak kasar (Don WS, Threes Emire, Cherry Hadibroto, 2004).

Gambar 2.16 Jalan Setapak Batu Adesit

(41)

commit to user

2.2.5.1.3. Aksesoris taman

Aksesoris taman terdiri dari : 1. Lampu taman

Keidahan taman tidak hanya dapat dinikmati di siang hari. Selain berfungsi sebagai penerang, efek cahaya lampu yang dirancang dengan baik akan menimbulkan nilai artistik. Lampu taman dapat dipilih dari bahan logam, fiberglass, atau kaca kedap air.Lampu taman diciptakan untuk menerangi sudut-sudut tertentu dari taman tersebut.

2. Kursi taman

Kursi taman adalah salah satu aksesoris yang pentng untuk taman di perumahan, karena selain berfungsi sebagai penghias, kursi taman juga berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah atau sekedar tempat untuk menikmati keindahan taman. Kursi taman biasanya terbuat dari kayu, besi, plastik atau bata berlapis semen.

3. Aneka gerabah

Gerabah adalah salah satu aksesoris yang menarik untuk dijadikan sebagai penghias taman. Gerabah memiliki ukuran yang beragam dan bentuk yang unik.Bahan dasanya terbuat dari tanah liat dan keramik.

4. Patung

Dalam hal ini patung tidak selalu harus identk dengan bentuk-bentuk figura (manusia/hewan), dari batu-batuan yang berukuan besar. Batu- batuan bulat (batu paras atau batu kali), potongan batang kayu tua, ornament dari besi tempat, batu hias penutup dinding pagar tembok, batu tiruan dinding gunung batu/tiruan lembah sungai, tembikar, atau marmer dapat disertai dalam kelompok aksesoris untuk memperindah sebuah taman.

(42)

commit to user

2.2.5.1.4. Kolam Hias

Pemuatan kolam dilakukan dengan menggali tanah sehingga setelah jadi kolam tersebut mirip telaga kecil, atau bisa juga kolam dibangun diatas tanah yang mirip dengan sebuah bak.Air kolam hias dapat dibuat bergerak dengan menggunakan pompa air bertenaga listrik yang memutar arus air sekaligus menyaringnya.

2.2.5.1.5. Bak sampah

Bak sampah adalah salah satu element yang penting dalam taman. Desain bak sampah yang menarik akan membuat taman menjadi lebih cantik. Untuk mempermudah dalam pengelolaan sampah, bak sampak bisa di desain berdasarkan jenisnya.

2.2.5.2Elemen lunak ( soft material )

Elemen lunak yang dimaksud adalah tanaman,pemilihan jenis tanaman dalam suau perencanaan adalah suatu seni dan juga ilmu pengetahuan. Seni, karena menyangkut elemen desain seperti warna, bentuk, tekstur dan kualitas yang berubah karena tanaman dipengaruhi iklim, usia, dan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

Pemilihan tanaman tergantung pada :

1. Fungsi tanaman yaitu disesuaikan dengan tujuan perencanaan;

2. Perletakan tanaan juaga diseduaikan dengan tujuan dan fungsi tanaman.

Kriteria pemilihan vegetasi untuk taman lingkungan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaanyaitu ;

1. Tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah, perakaran tidak mengganggu pondasi;

2. Tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap;

3. Ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain seimbang;

4. Perawakan dan bentuk tajuk cukup indah;

5. Kecepatan tumbuh sedang;

(43)

commit to user

6. Berupa habitat tanaman local atau musiman;

7. Jarak tanam stempat rapat sehingga menghasilkan keteduhan yang optimal;

8. Tahan terhadap hama penyakit tanaman;

9. Mampu menjerap dan menyerap cemaran udara;

10. Sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung-burung.

Tanaman yang biasanya digunakan untuk taman terdiri dari :

2.2.5.2.1. Rumput dan Tanaman Penutup Tanah/Groundcovers (GC)

Tanaman ini pada kondisi normal atau dewasa dapat tumbuh mencapai 30-300 mm dari tanah.Beberapa jenis rumput yang tahan injak biasanya berfungsi sebagai lantai.(Anonim, 2007)

Keuntungan menggunakan rumput sebagai lantai dibandingkan dengan perkerasan, salah satunya adalah optimalnya resapan air hujan ke dalam tanah.Selain itu rumput juga dapat berfungsi untuk penyerapan gelombang panas dan cahaya sinar matahari sebagai bahan fotosintesis sehingga tidak silau dan mengurangi efek pemanasan global. Rumput juga menyediakan habitat bagi serangga kecil seperti jangkrik dan cacing sehingga tanah yang ditutupi rumput akan semakin subur. Serangga kecil juga berguna untuk keseimbangan ekosistem yang dapat mengurangi ancaman hama dan penyakit pada tanaman yang lebih besar.(Anonim, 2007)

Kekurangan rumput dibandingkan dengan perkerasan yaitu masalah aktivitas yang tinggi dan kekuatan akan injakan. Apabila ditumpangi benda berat lama kelamaan rumput akan mati dan terbukalah tanah yang mengotori kaki. (Anonim, 2007) Berbeda dengan rumput, walaupun sama-sama pendek GC berfungsi sebagai tanaman border yang berfungsi untuk membuat pola-pola tertentu pada tapak sehingga dapat tercipta ruang dan sirkulasi tanpa harus menghalangi pendangan mata.GC biasanya tidak tahan injak, sehingga untuk menghindari dari kerusakan karena diterobos pengguna (Anonim, 2007).

(44)

commit to user

Akar rumpur dan GC dapat melindungi tanah dan erosi.Rumput dapat ditanami sampai mencapai kemiringan 30%, bahkan GC jenis tertentu yang memiliki akar lebih kuat dapat ditanami sampai mencapai kemiringan 100%.Tetapi untuk kemiringan lebih dari itu, disarankan untuk menggunakan turap.(Anonim, 2007) Dalam penanaman, rumput dan GC yang tahan naungan.Walaupun beberapa jenis lumut, paku dan semanggi dapat menutup tanah yang dinaungi, tanaman tersebut tidak tahan injak.Biasanya tanaman tingkat rendah ini digunakan pada tanaman sementara atau dekoratif saja.GC yang memiliki bunga berwarna-warni umumnya menghendaki penyinaran penuh sampai setengah naungan.Demikian juga berbagai jenis rumput yang memiliki tekstur halus.Minimal dalam satu hari tanaman terskspos selama 10-6 jam (Anonim, 2007).

2.2.5.2.2. Perdu dan Semak

Semak adalah tanaman rendah berkayu yang tumbuh menggerombol.Tingginya tidak lebih dari 1 m. biasanya jenis ini adalah perdu, tetapi sering juga berupa terna yang menahun.(Anonim, 2007)

Terna adalah tanaman berbatang lunak (karena tak berkayu atau hanya sedikit sekali mengandung kayu) yang jika mati tidak menyisakan apa-apa lagi dari tubuhnya yang beada diatas tanah. Tingginya +1 m. (Slamet Soeseno, 1993)

Dalam desain lanskap, terutama jenis taman tropis, perdu dan semak paling banyak digunakan. Fungsinya dalam desain adalah :

1. Sebagai dinding pembatas, baik untuk membentuk ruang maupun mengarahkan aktifitas. Untuk fungsi ini dapat digunakan perdu dan semak dengan susunan zig-zag.

2. Sebagai buffer. Fungsinya hampir sama dengan dinding yaitu untuk menahan polusi yang masuk seperti polusi bau, suara dan debu dan dapat menutupi pandangan yang tidak menyenangkan.

3. Sebagaipoint yang menarik. Fungsi ini biasanya oleh taman yang bentuk atau dan warnanya atraktif (Anonim, 2007).

(45)

commit to user

2.2.5.2.3. Pohon

Pada dasarnya ada 5 jenis dasar pohon. Dalam desain lanskap, kelima bentuk dasar ini memiliki fungsi masing – masing, antara lain yaitu :

1. Segitiga/Kolumnar

Berfungsi sebagai pengantar, bentuknya yang tegak dapat membentuk koridor apabila ditanam dalam posisi berjajar.

2. Bulat

Tajuk berfungsi sebagai penaungan.Apabila digunakan sebagai pohon jalan harus diperhatikan apakah miliki buah/biji yang cukup besar.

3. Payung

Biasanya berupa pohon sedang-tinggi.Bentuknya yang memayung memberikan perlindungan maksimal dari sinar matahari dan hujan langsung.

4. Kipas

Bentuk kipas merupakan bentukan yang sangat jarang.Dapat dipergunakan sebagai daya tarik karena bentuknya yang atraktif.Dapat digunakan dalam kelompok sebagai pengantar apabila ditanam berjejer.

5. Irregular (tidak beraturan)

Pohon bentuk irregular biasanya digunakan sebagai daya tarik dan ditanami sendiri.Bentuknya yang tidak beraturan tidak pas ditanam dalam kelompok atau barisan.Dalam kelompok pepohonan biasanya diselipkan pohon bentuk ini agar desain tidak membosankan.(Anonim, 2007)

Pohon memiliki ciri - ciri

Selain dari bentuknya , fungsi pohon dalam landscape juga dibedakan menurut tinggi pohon. Berdasarkan tinggi ini umumnya dibedakan menjadi 4 kelompok tanaman, yaitu:

1. Tanaman pendek, tingginya hanya 1 m;

2. Tanaman kecil, tingginya 1-3 m;

3. Tanaman sedang, tingginya bisa mencapai 3-6 m;

4. Tanaman tinggi, tingginya bisa mencapai 10 m atau lebih.(Slamet Soeseno, 1993)

(46)

commit to user

2.2.6. Pemeliharaan Taman

Membuat sesuatu yang indah bukanlah hal yang sulit, apalagi bila semua sarana dan prasarana terpenuhi.Namun untuk mempertahankannya merupakan hal yang sangat sulit dan butuh bukkan hanya kesabaran dan ketelatenan saja namun dibutuhkan keterampilan dan kreatifitas. Merawat taman bukan hanya menyiram atau memangkas saja, melainkan juga tentang bagaiman memelihara dan membuat taman tetap mempunyai bentuk yang utuh sepeti saat pertama dibuat.

Pemeliharaan taman dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal taman dengan segala fasilitas yang ada didalamnya sehingga kondisinya tetap baik dan dapat dipertahankan sesuai dengan tujuan rencana atau desain semula. Manajemen dan pelaksanaa pemeliharaan taman dapat dilakukan sendiri oleh pemilik atau diserahkan pada jasa pengelola taman. Untuk taman yang terbuka untuk umum biasanya ditangani oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota.

Umumnya, pengelola taman akan melaksanakan program pemeliharaan taman dalam bentuk organisasi yang berpedoman pada aturan dan teknik pemeliharaan yang baik. Tujuannya untuk mewujudkan taman dengan persyaratan pemanfaatan area dan fasilitas secara optimal.

Pemeliharaan taman merupakan kunci kebersihan suatu pembuatan taman. Oleh karena itu, dalam mendesaintaman hendaknya yang mudah dibangun dan dirawat.

Ada dua tipe pemeliharaan taman yaitu pemeliharaan idea dan pemeliharaan fisik yang keduanya saling berhubungan erat satu sama lain.

2.2.6.1. Pemeliharaan ideal

Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada ide dan tujuan desain awal. Oleh karena itu, pada periode tertentu perlu untuk dilakukan evaluasi agar kondisi taman tetap sama dengan desain semula sehigga fungsi dan estetika taman tetap terjaga. Bila salah satu fungsi terganggu atau tidak terawat baik, maka secara ideal tanaman tersebut tidak cocok lagi seperti fungsi semula. Sebagai contoh padataman yang mempunyai pola simetris dan formal seperti pada taman

(47)

commit to user

perkantoran, secaa ideal harus diperhatikan. Bila pola tersebut berubah dan tidak simetris lagi, maka tidak lagi terkesan simetris dan formal.

Ada beberapa faktor yang mendukung berjalannya pemeliharaan ideal. Yang pertama adalah merencanakan dan merancang taman dengan pola yang sederhana sehingga memudahkan dilakukan pemeliharaan fisik. Yang kedua adalah dalam penggunaan elemen taman yang baik elemen keras ataupun elemen lunak hendaknya menggunakan komponen yang tidak sulit dicari agar tidak sulit dalam penggantian dan perawatan.

Berikutnya adalah dalam pemilihan sistem struktur yang kuat dan awet serta pemilihan bahan perkerasan yang sesuai. Sebagai contoh, pada taman I kompleks perumahan galmas residence penggunaan paving block dari bahan yang mirip dengan batu candi.Pada taman tersebut dapat membahayakan anak–anak karena mudah berlumut sehingga licin, sehingga untuk faktor keamanan digunakan rumput sebagai bahan permukaan.

Keempat adalah bahwa pembuatan pola sirkulasi harus jelas dan rasional sehingga alur di dalam taman selalu lancer.

Terakhir, perlengkapan taman yang memadai meliputi penerangan lampu pada malam hari dan jaringan utilitas yang ada di bawah tanah (drainase, instalasi air dan listrik) agar direncanakan dengan baik sehingga tidak terjadi bongkar pasang pada pemelihaaan taman.

2.2.6.2. Pemeliharaan fisik

Pemelihaaan fisik merupakan pemeliharaan yang dilakukan untuk mengimbangipemeliharaan ideal. Pemeliharaan fisk meliputi pemeliharaan elemen keras dan elemen lunak. Secara umum, pemeliharaan elemen keras merupakan pemeliharaan pencegahaan misalnya membersihkan lumut dan karat, perbaikan instansi dll.

Sedangkan pemeliharaan tanaman meliputi pembersihan akar, penyiangan, pemangkasan, penyiaman, pemupukan, dan lain-lain. pada initinya pemeliharaan

(48)

commit to user

fisik tanaman meliputi pekerjaan menjaga keindahan, keasrian, dan keamanan taman.

1. Penyiraman

Tanaman butuh untuk disiram agar tanah tetap lembab sehingga akar-akar tanaman dapat melakukan fungsinya yaitu menyeap zat unsur hara dalam tanah.Penyiraman dapat dikatakan sempurna apabila air terhisap tanah hingga kedalaman 30-40 cm. Secara alami, setelah penyiraman pasti dimbangi dengan adanya evaporasi atau penguapan air dalam tanah.Oleh karena itu, perlu diperhatikan waktu dan frekuensi penyiramannya.Penyiaman secara efektif dilakukan pada pagi dan sore hari.

Selain menjaga kelembaban tanah, penyiraman dibutuhkan tanaman untuk meluruhkan kotoan debu dan daun-daunnya. Dan jika taman memiliki aneka janis tanaman dengan kebutuhan air yang berbeda-beda, penyiraman harus dilakukan dengan lebih cermat. Tanamn yang tidak membutuhkan banyak air, akar-akarnya mudah membusuk karena kelebihan air disekiarnya.

2. Pemangkasan tanaman

Tanaman taman perlu dipangkas secara berkala agar pertumbuhannya terkendali.

Ada dua macam pemangkasan yang pada umumnya dilakukan oleh para pengelola taman yaitu pengkas produksi dan pangkas pemeliharaan.

Pangkas produksi merupakan pemangkasan yang dilakukan untuk memacu pertumbuhan generative tanaman, yaitu agar tanaman lebih cepat berbunga dan menghasilkan buah.Sedangkan pangkas pemeliharaan adalah pemangkasan yang dilakukan untuk mengendalikan pertumbuhan tanaman dan juga dapat membuat bentuk tanaman menjadi indah.

Tanaman juga perlu dipangkas agar tidak menjadi cepat besar atau rimbun, juga agar komposisi bentuk tanaman tidak berubah. Disamping itu, pada tanaman yang terlalu rimbun pasti ada bagian-bagian tertentu yang tidak memperoleh cukup

(49)

commit to user

sinar matahari, sehingga akan memberi kesan lembab dan kemudian mengundang hama dan penyakit.

Untuk membuat bentuk tanaman yang indah dan menarik, perlu untuk diperhatikan hal-hal berikut ini.Agar tanaman tidak cepat menjadi tinggi, diharapkan untuk memotong pucuk tunas muda yang tumbuh ke atas dengan gunting potong. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dominasi aplikasi dan berguna bagi pembentukan cabang.

Memotong dahan atau cabang yang keras dengan gergaji tepat dipangkalnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari tumbuhnya tunas baru di bagian sisa dahan yang dipotong. Selain itu luka atau bekas potongan sebaiknya segera untuk diberi lapisan disinfektan tanaman agar tidak terinfeksi oleh jamur, hama, virus dan organisme pengganggu tanaman lainnya.

3. Pemupukan

Meskipun tanah sudah memiliki aneka unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, namun keberadaan unsur hara tersebut semakin lama akan semakin kurang baik oleh aktivitas tanaman atau hilang akibat tercuci oleh air. Oleh karena itu perlu untuk ditambah suatu zat atau senyawa yang dibutuhkan oleh tanaman, yaitu pupuk.

Pemupukan lewat daun lebih efektif bila disemprotkan melalui permukaan daun bagian bawah.Karena pada permukaan daun bagian bawah, banyak terdapat stomata sehingga pupuk dapat diserap secara efektif oleh daun.Sedangkan pupuk tabur merupakan jenis pupuk yang diberikan lewat tanah.Biasanya jenis pupuk ini adalah jenis-jenis pupuk yang memiliki karakter reaksi yang lamban, misalnya seperti urea, NPK, dan lain sebagainya.

Pada RUSUNAWA Kerkof 2 Surakarta, karena direncanakan pembuatan pupuk kompos, maka pupuk yang digunakan untuk tanaman yang ada di taman tersebut adalah pupuk kompos yang berasal dari sampah warga dan sampah dari RTH tersebut.

(50)

commit to user

4. Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk menghilangkan tanaman-tanaman yang tidak diinginkan yang tumbuh disekitar tanaman utama, umumnya disebut gulma.Gulma atau rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman utama (tanaman hias) akan saling berkompetisi merebut nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman utama. Tidak hanya itu, dalam mendapatkan sinar matahari pun antara tanaman utama dengan gulma akan saling berebut. Sebaliknya, penyaingan dilakukan secara berkala misalnya sebulan sekali.penyiangan bisa dilakukan secara manual dengan tangan atau menggunakan cangkul.

5. Perawatan terhadap gangguan hama

Meskipun tanaman sudah dirawat secara teratur, gangguan hama tanaman seperti ulat, kutu, bekicot, belalang dan lain-lain seringkali menyerbu, melahap daun, batang, bunga dan lain-lain. Organisme ini menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu, merusak bentuk dan penampakan tanaman, kebusukan batang,akar, dan lain sebagainya.Pembasmian tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan pestisida.

Selain oleh binatang, organisme penggangu tanaman juga dapat berasal dari golongan jamur, bakteri, atau virus.Untuk penanganan tanaman yang telah terserang, tidakan pertama dan paling aman adalah memangkas bagian-bagian tanaman yang terkena. Bila perlu, membongkar tanaman tersebut dan menyingkirkannya dari tanaman-tanaman lain agar tidak menular. Untuk serangan akibat jamur, digunakan fungisida untuk membasminya.Herbisida untuk tanaman liar, dan bakterisida untuk serangan akibat bakteri.

Adakalanya rayap dan nematode menjadi musuh utama bagi akar. Penggunaan dosis pestisida harus diperhatikan, jangan sampai melebihi dosis karena bahan kimia yang terkandung didalam pestisida akan mudah mengendap pada tanaaman dan apabila tanaman tersebut berproduksi maka akan membahayakan manusia.

(51)

commit to user

(52)

commit to user

41

BAB III

METODE PENELITIAN

.

3.1. Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah : 1. Studi Pustaka;

2. Menentukan data yang diperlukan;

3. Mempersiapkan administrasi untuk memperoleh data yang diperlukan;

4. Menentukan institusi untuk memperoleh data yang ditentukan;

5. Melakukan penulisan proposal tugas akhir.

3.2. Metode Perencanaan

Metode yang digunakan untuk merencanakan Ruang Terbuka Hijau di kawasan hunian rumah susun kerkof 2 Surakarta adalah dengan metode literatur yaitu dengan cara membaca buku referensi yang berhubungan dengan tema tugas akhir.

3.3. Perencanaan RTH

Tahap perencanaan desain adalah tata cara yang dilakukan untuk membuat sebuah ruang terbuka hijau. Adapun tahap - tahap perencanaan desain ruang terbuka hijau sebagai berikut :

1. Menentukan gaya taman;

2. Merancang taman;

3. Memberikan elemen estetika taman;

3.4. Pola Pikir Perencanaan

Untuk merencanakan suatu RTH diperlukan suatu konsep yang matang agar RTH tersebut dapat bermanfaat dan menarik perhatian penghuni rumah susun sederhana sewa (RUSUNAWA) Kerkof 2 Surakarta. Untuk mewujudkan hal tersebut

(53)

commit to user

diperlukan pola pikir perencanaan. Pola pikir tersebut dapat dilihat dalam diagram alir di bawah ini :

Gambar 3.1. Diagram Alir Pola Pikir Perencanaan Desain Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Hunian Rusunawa Kerkof 2 Surakarta.

Latar Belakang Masalah

RumusanMasalah

Pemecahan Masalah berupa Desain RTH

Taman 1 Rekreasi

Taman 2 Rekreasi

Taman 3 Taman hijau

Kegiatan

Desain

Kesimpulan

Lokasi

Rencana Tapak

(54)

commit to user

43

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Perencanaan Desain Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Perencanaan ruang terbuka hijau (RTH) pada Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Kerkof 2 Surakarta akan dibuat 3 buah taman dengan gaya taman sari dan gaya taman apik resik. Konsep taman tersebut tentunya di rencanakan dengan beberapa pertimbangan – pertimbangan dari segi filosofi, sosiologi, psikologi, elemen yang digunakan dan kondisi geografis taman yang nantinya akan berpengaruh pada tanaman yg cocok ditanam pada Taman.

4.1.1. Dasar Pertimbangan Konsep

Beberapa pertimbangan konsep yang perlu diperhatikan dalam perencanaan ruang terbuka hijau (RTH) di RUSUNAWA Kerkof 2Surakarta adalah sebagai berikut : 1. Filosofi

a. Filosofi Gaya Taman Sari

Gaya taman sari tentunya mempunyai sebuah filosofi, pada zaman pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono II Taman sari dibangun dan difungsikan untuk tempat berkumpul, bercengkraman dan rekreasi keluarga besar sultan, hal ini ditandai dengan terdapatnya ruang – ruang untuk bersantai. Disamping itu terdapat beberapa bangunan kolam hias yang dilengkapi dengan tanaman hias.

Seperti perencanaan taman pada RUSUNAWA Kerkof 2 Surakarta yang memakai konsep dengan gaya taman sari. Hal ini dimaksudkan agar penghuni hunian rumah susun bisa melepas penat setelah beraktivitas, berkumpul dan bersosiali antar penghuni satu sama lain.

Gambar

Gambar 2.1.Bagan Proporsi Kawasan Perkotaan
Tabel 2.1. Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk  No  Unit  Ling.  Tipe RTH  Luas  Minimal/  Unit (m 2 )  Luas  Minimal/ Kapital(m2 )  Lokasi  1
Gambar 2.2. Contoh 1 Taman Rukun Tetangga
Gambar 2.3. Contoh Taman Rukun Tetangga  2.1.4.2.  RTH Taman Rukun Warga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun faktor-faktor yang dapat menjadi penghambat dalam Pelaksanaan Pemanfaatan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) tersebut adalah sebagai berikut : 1) Kurangnya

Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) merupakan salah satu program pemerintah Jakarta dalam mengatasi tingkat urbanisasi yang tinggi dan faktor keterbatasan

Bagaimana wujud rancangan Rumah Susun Sewa Sederhana (RUSUNAWA) di Yogyakarta yang dapat membawa dampak sehat bagi para penghuninya, baik sehat jiwa maupun raga, melalui

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan pelaksanaan perikatan sewa di rumah susun sederhana sewa serta sanksi bila penyewa telah melangar perikatan

Pengertian rumah susun sederhana sewa, yang selanjutnya disebut rusunawa berdasarkan PERMEN No.14/2007 tentang Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa adalah

(2) Dalam hal pejabat pada UPT Rusunawa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum diisi, maka pengelolaan rusunawa dilaksanakan oleh Tim Pengelola Rumah Susun

rumah susun sederhana sewa (RUSUNAWA) di Kota Tebing Tinggi serta. dapat memberikan data pendukung bagi kajian ilmu

Metode yang digunakan untuk mengetahui proses penerapan manajemen mutu pada saat pembangunan struktur beton pada gedung Rumah Susun Sederhana (Rusunawa) di Surakarta