• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani dengan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Hubungan Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani dengan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

74

Hubungan Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani dengan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar

Mudjihartono*

FPOK Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganlisis hubungan antara kualifikasi tingkat kelulusan guru pendidikan jasmani terhadap efektifitas proses belajar mengajar pendidikan jasmani di sekolah dasar se-Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan populasi yaitu guru pendidikan jasmani se-Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi dan sampel diambil secara purposive sebanyak 20 orang. Instrumen penelitian berupa angket. Hasil uji signifikansi dan linearitas menunjukan bahwa keterhubungan antara kualifikasi guru dengan efektifitas proses belajar mengajar pendidikan jasmani adalah signifikan. Semakin tinggi kualifikasi seorang guru maka akan menunjukkan efektifitas proses belajar mengajarnya. Apabila kuali- fikasi guru ditingkatkan maka efektifitas proses belajar mengajar pendidi- kan jasmani akan meningkat pula.

Kata Kunci : Kualifikasi, guru pendidikan jasmani,efektifitas,proses.

PENDAHULUAN

Pembelajaran pendidikan jasmani merupakan suatu proses interaksi belajar mengajar melalui pengembangan aspek jasmani menuju tercapainya tujuan pendidikan. Lutan (1988:15), menjelaskan bahwa: “Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani. Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencakup domain psikomotor, kognitif, dan afektif”. Maka, pen- didikan jasmani merupakan proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungannya yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya.

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai serangkaian perbu- atan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan dukungan dari beberapa faktor yang bersifat internal (segala sesuatu yang berasal dari diri individu dan menjadi ciri khas individu tersebut seperti bakat, motivasi, dan minat) serta

*Penulis adalah staf pengajar Progrm Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Indonesia. Jln. Dr. Setia Budhi 229. Bandung. Mobile 0813200807547. E-mail: ydsunaryadi@yahoo.com.

(2)

75

eksternal (segala sesuatu yang berada di luar individu, seperti fasilitas belajar, media belajar, sumber belajar, dan biaya). Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam proses pendidikan, baik berkaitan dengan subyek maupun objek pendidikan. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar atau penyampai ilmu pengetahuan saja, tetapi juga sebagai pembimbing, pengem- bang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat menfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara lebih spesifik Supandi (1991) mengemukakan tentang peranan guru pendidikan jasmani, yaitu guru pendidikan jasmani berperan sebagai pemimpin, manajer, fasilitator, dan sebagai pembimbing.

Dalam proses pembelajaran yang merujuk pada profesionqliame guru harus memiliki kualifikasi akademik. Sebab dalam proses ini seorang guru harus memiliki kualifikasi dengan izajah yang merefleksikan kemampuan yang diper- syaratkan bagi guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik pada jenjang, jenis, dan satuan pendidikan atau mata pelajaran yang diajarkan. Berdasar pada penjelasan di atas, maka dapat digambarkan bahwa peran dan tugas guru pen- didikan jasmani dalam proses dan pencapaian tujuan kegiatan belajar mengajar sangatlah penting, diantaranya sebagai pemimpin, fasilitator yang berupaya men- ciptakan lingkungan belajar yang mengefektifkan proses belajar siswa, manajer yang mengelola kegiatan belajar siswa, dan pembimbing yang m embantu kesulitan dan pengarahan belajar siswa.

Seorang guru pendidikan jasmani yang mempunyai kualifikasi yang tinggi akan sangat menentukan dalam proses belajar mengajar. Kualifikasi seorang guru pendidikan jasmani didalamnya terdapat basic dari pendidikan tersebut. Kualifi- kasi S1 mempunyai materi dan pengalaman yang cukup untuk mendukung seorang guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Dibandingkan dengan kualifikasi D2/D3 mempunyai materi dan pengalaman sedikit didalam pengajaran.

Sedangkan untuk sekarang ini di Sekolah Dasar (SD) untuk seorang guru penjas minimal S1. sebagaimana tertera pada pasal 29 tentang Standar Nasional Pen- didikan ayat 2 dijelaskan bahwa: “Pendidik pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat memiliki:

(1) Kualifikasi akademik pendidikan minimum diplomat empat (D-IV) atau sarjana (S1)

(2) Latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependi- dikan lain, atau psikologi; dan

(3) Sertifikat profesi guru untuk SD/MI.”

Maka dari itu kualifikasi untuk Sekolah Dasar (SD) minimal S1, kualifi- kasi tersebut untuk membantu guru pendidikan jasmani di dalam proses belajar mengajar.

Berkenaan dengan uraian di atas, penelitian ini akan mengkaji mengenai hubungan kualifikasi guru pendidikan jasmani dengan efektifitas proses belajar

(3)

76

mengajar pendidikan jamani di sekolah dasar. Tempat penelitan akan di fokuskan pada Sekolah Dasar (SD)N se- kecamatan Cimahi utara, kota Cimahi Jawa Barat.

METODE

Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif, karena hanua bermaksud mengetahui ada tidaknya hubungan antara kualifikasi guru pendidikan jasmani dengan efektifitas proses belajar mengajar (PBM) pendidikan jasmani di SDN Se-Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi Jawa Barat.

Populasi dan sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani SDN Se-Kecamatan Cimahi Utara. Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis adalah sampel bertujuan atau purposive sebanyak 20 orang guru pendidikan jasmani Sekolah Dasar, jumlah sampel ini disesuaikan dengan pertimbangan waktu, tenaga, dan dana.

Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini adalah angket tertutup untuk mengukur keterhubungan antara kualifikasi guru penjas dengan efektvitas proses belajar mengajar (PBM) penjas. Ujicoba angket dilaksanakan terhadap 20 orang guru (bukan sampel penelitian) pada tanggal 27 Desember 2009 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas angket. Setelah dilakukan analisis diperoleh butir soal dalam angket yang valid dan reliabel sebanyak 38 soal pernyataan. Angket disebarkan kepada 20 orang guru penjas yang menjadi sampel penelitian yang sebenarnya. Pelaksanaan penyebaran angket pada bulan Pebruari 2010.

Pengolahan dan Analisis Data

Langkah-langkah yang di tempuh dalam pengolahan data penelitian ini meliputi (1) mengumpulkan data dengan menyebarkan angket yang sudah diisi oleh responden; (2) menghitung persentase dari setiap katagori; (3) perhitungan dan pengolahan data. Skala yang digunakan adalah skala penilaian yang dibuat oleh Likert (Nasution, 2002).

HASIL

Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Kualifikasi Guru

(4)

77

No. Soal Korelasi T-tabel Keterangan

1 100 1,73 Valid

2 100 1,73 Valid

3 10 1,73 Valid

4 10 1,73 Valid

5 31,62 1,73 Valid

6 316,22 1,73 Valid

Berdasarkan hasil analisis validitas instrumen penelitian dari setiap butir tes yang berjumlah 6 butir soal di peroleh semua soal dinyatakan valid artinya butir-butir pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

Tabel 2. Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Efektifitas PBM

No Soal Korelasi T-tabel Keterangan

1 10 1,73 Valid

2 3,16 1,73 Valid

3 3,16 1,73 Valid

4 3,16 1,73 Valid

5 10 1,73 Valid

6 3,16 1,73 Valid

7 3,16 1,73 Valid

8 10 1,73 Valid

9 3,16 1,73 Valid

10 10 1,73 Valid

11 3,16 1,73 Valid

12 3,16 1,73 Valid

13 10 1,73 Valid

14 3,16 1,73 Valid

15 3,16 1,73 Valid

16 3,16 1,73 Valid

17 3,16 1,73 Valid

18 3,16 1,73 Valid

19 3,16 1,73 Valid

20 3,16 1,73 Valid

21 3,16 1,73 Valid

22 7,78 1,73 Valid

23 3,16 1,73 Valid

24 3,16 1,73 Valid

25 3,16 1,73 Valid

26 3,16 1,73 Valid

(5)

78

27 3,16 1,73 Valid

28 10 1,73 Valid

No Soal Korelasi T-tabel Keterangan

29 3,16 1,73 Valid

30 3,16 1,73 Valid

31 10 1,73 Valid

32 3,16 1,73 Valid

33 3,16 1,73 Valid

34 1 1,73 Tidak valid

35 3,16 1,73 Valid

36 3,16 1,73 Valid

37 42,53 1,73 Valid

38 10 1,73 Valid

39 1 1,73 Tidak valid

40 3,16 1,73 Valid

Berdasarkan hasil analisis validitas instrumen penelitian dari setiap butir tes yang berjumlah 40 butir soal di peroleh 38 soal dalam penelitian ini yang valid artinya butir-butir pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

Tabel 3. Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi

Butir tes Koefisien Korelasi Keterangan

Hubungan antara kualifikasi guru dengan efektifitas Proses Belajar Mengajar (PBM)

0,55 Signifikan

Tabel 4. Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi Butir-Butir Tes

Butir Soal Koefisien Korelasi Keterangan

Hubungan antara kualifikasi guru dengan efektifitas Proses Belajar Mengajar (PBM)

0,86 Signifikan

(6)

79

Berdasarkan hasil uji koefisien korelasi pada tabel 3, dapat dilihat bahwa terdapat hubungan antara kualifikasi guru dengan efektifitas tersebut signifikan (r

= 0.55). Setelah diketahui koefisien korelasinya dari kualifikasi guru dengan efektifitas PBM maka dapat dilakukan penghitungan dan pengujian korelasi dari setiap butir tes. sebagaimana disajikan pada tabel 4 (empat). Hasil perhitungan korelasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4 di atas. Dari hasil perhitungan korelasi pada setiap variabel butir tes, diperoleh nilai r = 0.86, hal ini berarti bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut signifikan.

Hasil Uji Signifikansi dan Linearitas

Melalui uji signifikansi dan linearitas di atas menunjukan bahwa keterhubungan antara kualifikasi guru dengan efektifitas proses belajar mengajar (PBM) penjas adalah signifikan. Semakin tinggi kualifikasi seorang guru maka akan mempengaruhi efektifitas proses belajar meng- ajarnya. Apabila kualifikasi guru ditingkatkan maka efektifitas proses belajar mengajar penjas akan meningkat pula.

Regresi Linear

Kualifikasi

a = 4,032 Efektifitas Y = 4,032 + 0,358

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data berupa uji signifikansi dan uji linieritas terhadap keterhubungan antara kualifikasi guru dengan efektifitas proses belajar mengajar (PBM) penjas didapat hasil uji signifikansi sebesar 0,86 dan uji linieritas yang diperlihatkan dalam grafik regresi linier. Berdasarkan grafik terlihat adanya garis lurus linier meningkat antara peningkatan kualifikasi guru dengan peningkatan efektifitas proses belajar mengajar (PBM) penjas. Hal ini berarti semakin tinggi kualifikasi seorang guru maka akan mempengaruhi efektifitas proses belajar mengajarnya.

Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam

(7)

80

melaksanakan tugas keprofesionalannya. Dalam Undang-undang Guru dan Dosen pasal 10 ayat 1 tahun 2005 menjelaskan bahwa: ”Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.

Mengacu pada Undang-undang guru dan Dosen pada pasal 10 ayat 1 di atas peneliti mendapatkan temuan di lapangan diantaranya bahwa para guru SD sekecamatan Cimahi Utara sudah mulai mengikuti perundang-undangan di atas diantaranya: (1) Para guru sudah meningkatkan kemampuan keprofesionalannya dengan mengikuti perkuliahan S1, (2) Perubahan-perubahan setelah adanya peningkatan kualifikasi guru terlihat pada persiapan pengajaran diantaranya dalam pembuatan RPP dimana bobot kualitas dari isi materi yang disajikan dikatagorikan baik, (3) Pengolaan/managerial kelas, kegiatan kesiswaan dan peralatan pembelajaran sudah adanya keteraturan, (4) Guru pengajar yang telah mengikuti jenjang S1 penanpilan di depan siswa lebih percaya diri dan dapat membawakan materi lebih mendalam dan bermakna, serta guru sudah berani menggunakan metode yang berbeda tiap kelas ini menunjukkan adanya pema- haman bahwa setiap kelas memiliki karakter yang berbeda satu sama lain sehing- ga metode mengajarnya pun harus berbeda.

KESIMPULAN

Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan dan analisis data mengenai hubungan kualifikasi guru pendidikan jasmani dengan efektifitas proses belajar mengajar penjas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) dalam kualifikasi guru penjas dengan efektifitas proses belajar mengajar (PBM) ter- dapat hubungan yang signifikan; (2) semakin tinggi kualifikasi guru penjas maka efektifitas PBM akan meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (1992). Pendekatan dalam proses belajar mengajar. Bandung.

Remaja Karya CV.

Muslich, Masnur. (2007). Sertifikasi guru menuju profesionalisme pendidik.

Malang. Bumi Aksara.

Nasution. (2002). Metode research (penelitian ilmiah). Jakarta. Bumi Aksara.

Nazir. Mohammad. (2003). Metode penelitian. Ghalia Indonesia.

Nurhasan, dkk. (2000). Tes dan pengukuran. Bandung. FPOK, UPI.

Nurhasan, dkk. (2002). Pengembangan sistem pembelajaran modul mata kuliah statistik. Bandung. FPOK, UPI.

(8)

81

Samsudin. (2002). Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SD/MI. Bandung. PT. remaja Rosda Karya.

Sarimaya, Farida. (2008). Sertifkasi guru apa, mengapa dan bagaimana?. Bandung.

Yrama Widya.

Sudjana. (2002). Metoda statistik. Bandung. Tarsito.

Sudjana, Nana. (1999). Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung. Sinar Baru.

Suharsimi, Arikunto. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta.

Rineka Cipta.

Surakmad, W. (1998). Pengantar penelitian ilmiah. Bandung. Tarsito.

Tim Penulis. (1998). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Usman, Uzer. (1995). Menjadi guru profesional. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya.

Korespondensi untuk artikel ini dapat dialamatkan ke Sekretariat Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga FPOK UPI. Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Phone (022) 70902870 / (022) 70902867; Hp. 081321994631; 081395402906. E-mail: jurnal_por2009@yahoo.com atau ke Mudjihartono.

Mobile. 0813200807547. E-mail: ydsunaryadi@yahoo.com.

Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Univeristas Pendidikan Indonesia ISSN: 2085-6180

Referensi

Dokumen terkait

FAKTUR PAJAK.. Lembar ke-2 : Untuk Penjual BKP/Pemberi JKP sebagai bukti Pajak Keluaran. Kode dan Nomor Seri Faktur

[r]

Sistem akan mengirimkan informasi login ke alamat email petugas dilengkapi dengan informasi login. Petugas harus melakukan login kembali untuk melanjutkan proses

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan berpengaruh terhadap

Permainan catur harimau adalah permainan berjenis board game yang membutuhkan strategi dan ketermpilan dari kedua pemain untuk memenangkan permainan dengan cara menghabisi

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Cahaya..

Kepuasan pelanggan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan.. Dan hal ini juga merupakan faktor terpenting munculnya loyalitas

Berangkat dari upaya pemerintah dalam memperbaiki jenis dan struktur pajak daerah, meningkatkan pendapatan daerah maka dibentuklah Undang – Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang