• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 8 Pages pp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 8 Pages pp"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

127 - Volume 4, No. 1, Februari 2015

PENGARUH MOTIVASI DAN BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJA PENYULUH SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN

KETAHANAN PANGAN KABUPATEN PIDIE

Zulfikar1, Mukhlis Yunus 2, Hafasnuddin 3

1) Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

2,3)

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstract The purpose of this study was to determine: (1) the influence of motivation and working culture on performance of instructor (2) the influence of motivation and working culture on performance of Implementing Counseling And Food Resilience Board Of Pidie Regency (3) the influence of performance of instructor on performance of Implementing Counseling And Food Resilience Board Of Pidie Regency (4) the indirect effect of motivation and working culture on performance of Implementing Counseling And Food Resilience Board of Pidie Regency through performance of instructor. This research was conducted at Implementing Counseling And Food Resilience Board of Pidie Regency. As for the object of this study was the effect of motivation and working culture to performance of instructor and its impact on performance of Implementing Counseling And Food Resilience Board of Pidie Regency, with the number of respondents as many as 101 people. Results showed that the motivation and working culture simultaneously or partially effect on performance of instructor.

The motivation and working culture simultaneously or partially also effect on performance of Implementing Counseling And Food Resilience Board of Pidie Regency. There are significant effect the Performance of instructor to performance of Implementing Counseling And Food Resilience Board of Pidie Regency and there are significant indirect effect the motivation and working culture to performance of Implementing Counseling And Food Resilience Board of Pidie Regency through Performance of instructor.

Keywords: Motivation, Working Culture, Performance of Instructor, Organizational Performance

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pengaruh motivasi dan budaya kerja terhadap kinerja penyuluh BPPKP Kabupaten Pidie (2) pengaruh motivasi dan budaya kerja terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie (3) pengaruh kinerja penyuluh terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie (4) pengaruh tidak langsung motivasi dan budaya kerja terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie melalui kinerja penyuluh. Lokasi penelitian ini dilakukan pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pidie. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah pengaruh motivasi dan budaya kerja terhadap kinerja penyuluh dan dampaknya terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie, dengan jumlah responden sebanyak 101 orang responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi dan budaya kerja secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja penyuluh, kemudian motivasi dan budaya kerja baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie. Kinerja BPPKP juga dipengaruhi oleh kinerja penyuluh dan hasil penelitian juga menunjukkan terdapat pengaruh tidak langsung antara motivasi dan budaya kerja terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie melalui kinerja penyuluhnya.

Kata kunci : Motivasi, Budaya Kerja, Kinerja Penyuluh, Kinerja Organisasi

(2)

Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 128 PENDAHULUAN

Pada dasarnya kinerja pegawai merupakan hasil proses yang kompleks, baik berasal dari diri pribadi pegawai (internal factor) maupun upaya strategis dari institusi.

Faktor-faktor internal misalnya motivasi, tujuan, harapan dan lain-lain, sementara contoh faktor eksternal adalah lingkungan fisik dan non fisik organisasi. Kinerja yang baik tentu saja merupakan harapan bagi semua institusi yang mempekerjakan pegawai, sebab kinerja pegawai ini pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja institusi secara keseluruhan.

Kinerja penyuluh pertanian Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPPKP) Kabupaten Pidie dirasakan mulai menurun sejak berlakunya otonomi daerah.

Penyuluh pertanian banyak yang beralih fungsi menjadi pejabat struktural atau tetap menjadi penyuluh pertanian tetapi tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Pada awalnya penyuluh pertanian merupakan aparat pusat yang bekerja di daerah untuk membantu petani di perdesaan. Setelah mengalami perubahan bentuk kelembagaan dengan adanya otonomi daerah, maka saat ini penyuluh pertanian yang langsung membina petani merupakan aparat pemerintah daerah. Beberapa daerah tingkat II menganggap bahwa penyuluh pertanian tidak penting karena tidak berpengaruh langsung terhadap pendapatan asli daerah (PAD) sehingga beberapa penyuluh pertanian berpindah profesi menjadi aparat kecamatan untuk bertugas sebagai staf

administrasi. Penyuluh pertanian yang lainnya menjadi pejabat struktural di dinas-dinas lingkup pemerintah daerah, sehingga pembinaan terhadap petani semakin berkurang.

Pelaksanaan tugas penyuluh pertanian dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya motivasi penyuluh pertanian yang terbentuk dari sikap (attitude) seseorang dalam menghadapi situasi kerja yang dapat menggerakkan penyuluh agar terarah untuk mencapai tujuan kerja. Budaya kerja (workplace culture) yang membentuk kebiasaan pegawai ditempat tugas dan menjadi sikapyang tercermin dalam perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja.

Motivasi sebagai suatu bentuk dorongan baik yang bersifat internal maupun eksternal dalam melakukan suatu tindakan tertentu.

Terkait dengan motivasi individu dalam suatu organisasi, motivasi dapat dikaitkan dengan suatu dorongan pegawai dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Motivasi organisasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok agar mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan.

Motivasi merupakan suatu yang esensial dalam menunjang kinerja pegawai dan pada akhirnya akan menjadi faktor penentu dalam mewujudkan tujuan organisasi.

Keberhasilan pelaksanaan penyu-luhan di lapangan sangat tergantung pada budaya kerja dan motivasi masing-masing penyuluh pertanian di dalam melaksanakan tugasnya.

Istilah motivasi, dalam kehidupan sehari-hari

(3)

129 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 memiliki pengertian yang beragam baik yang berhubungan dengan perilaku individu maupun perilaku organisasi. Namun, apapun pengertiannya motivasi merupakan unsur penting dalam diri manusia, yang berperan mewujudkan keberhasilan dalam usaha atau pekerjaan manusia.

Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai- nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja. Tujuan budaya kerja adalah untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang.

Penyuluh dinilai baik kinerjanya apabila melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh organisasinya. Akan tetapi harapan ini bagi organisasi sering tidak dapat dipenuhi oleh penyuluh tersebut. Hal ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain:

Motivasi dan Budaya Kerja.

Berdasarkan hasil pengamatan di Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pidie menunjukkan bahwa kinerja penyuluh di lingkungan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pidie belum sesuai dengan yang diharapkan.

Hal ini dapat dilihat dari capaian target dari beberapa program kinerja yang belum mencapai

100% dan hasil rekapitulasi absen yang belum menunjukkan angka 100% serta kurangnya tanggung jawab pada pekerjaan disebabkan belum tumbuh rasa memiliki diantara para penyuluh bahkan masih tergantung pada orang lain, sehingga pekerjaan tidak terselesaikan dengan baik dan hasilnya tidak memenuhi harapan yang diharapkan. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor tadi, yaitu motivasi dan budaya kerja.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh motivasi dan budaya kerja terhadap kinerja penyuluh serta dampaknya pada Kinerja Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pidie, oleh sebab itu penulis tertarik untuk menulis thesis dengan judul, “Pengaruh Motivasi dan Budaya Kerja terhadap Kinerja Penyuluh serta dampaknya pada Kinerja Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pidie”.

TINJAUAN KEPUSTAKAAN Kinerja Organisasi

Kinerja adalah penampilan hasil kerja personil baik kuantitas maupun kualitas.

Kinerja adalah suatu catatan keluaran hasil pada suatu fungsi jabatan kerja atau seluruh aktifitas kerjanya pada waktu tertentu, suatu kesuksesan dalam melaksanakan pekerjaan suatu organisasi.

Popovich (dalam LAN, 2010:12) mengemukakan bahwa karakteristik organisasi berbasis kinerja/berkinerja tinggi adalah mempunyai misi yang jelas, menetapkan hasil yang akan dicapai dan berfokus pada

(4)

Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 130 pencapaian keberhasilan tersebut,

memberdayakan para pegawainya, memotivasi individu-individu dalam organisasi untuk meraih sukses, bersifat fleksibel dan selalu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru, selalu berkompetisi meningkatkan kinerja, selalu menyempurnakan prosedur kerja demi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atau masyarakat dan selalu berkomunikasi dengan stakeholders (pihak terkait dengan kinerja organisasi).

Kinerja Penyuluh

Menurut Mangkunegara (2009:9), kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja adalah catatan perolehan yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu dalam periode tertentu (Gomes, 2006).

Kinerja penyuluh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil kerja, kecepatan kerja, kualitas kerja atau perilaku nyata penyuluh yang ditampilkan sesuai dengan peranannya.

Motivasi

Robbins (2005:79) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Suwatno (2008:127) mengemukaan definisi motivasi sebagai daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi mencapai tujuannya.

Dengan pengertian, bahwa tercapainya tujuan organisasi berarti tercapai pula tujuan pribadi para anggota organisasi yang bersangkutan.

Motivasi sebagai perilaku yang ditujukan pada sasaran. Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan seseorang dalam mengejar suatu tujuan, motivasi juga berkaitan dengan kepuasan pekerja dan performansi pekerjaan. Motivasi adalah keinginan yang tercapai pada diri seseorang/individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan- tindakan (Siagian, 2006 :155)

Budaya Kerja

Menurut Moeljono (2005:2) mengemukakan bahwa: ”Budaya kerja pada umumnya merupakan pernyataan filosofis, dapat difungsikan sebagai tuntutan yang mengikat pada karyawan karena dapat diformulasikan secara formal. Dalam berbagai peraturan dan ketentuan perusahaan”.

Budaya kerja menurut Mangkunegara (2009:113) Mendefinisikan bahwa: Budaya kerja adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.

Siregar dan Saridewi (2010) mengemukakan bahwa budaya kerja mencerminkan cara mereka melakukan sesuatu (membuat keputusan, melayani orang, dsb), yang dapat dilihat dan dirasakan terutama oleh orang di luar organisasi tersebut.

(5)

131 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 Tika (2006:4) berpendapat bahwa budaya kerja adalah pokok penyelesaian masalah- masalah eksternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait.

METODE PENELITIAN Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPPKP) Kabupaten Pidie. Objek penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh motivasi dan budaya kerja terhadap kinerja penyuluh dan dampaknya pada kinerja Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pidie.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penyuluh yang bekerja di Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pidie yaitu sebanyak 101 orang.

Penelitian ini tidak menggunakan pengambilan sampel (teknik sampling) karena mengikutsertakan seluruh anggota populasi yang ada (sampling jenuh) sebesar 101 orang.

Metode Analisis Data

Peralatan analisis data yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis).

HASIL PEMBAHASAN

Pengaruh Motivasi dan Budaya Kerja baik secara simultan maupun parsial terhadap Kinerja Penyuluh BPPKP Kabupaten Pidie

Hasil penelitian secara parsial menyebutkan bahwa variabel motivasi dan budaya kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja penyuluh. Hal ini dapat dilihat dari semua koefisien variabel-variabel tersebut yang lebih kecil dari α = 0,05. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Substrktur 1 Pegaruh

Antar Variabel

Koefisien Jalur (Beta)

Nilai Sig.

Hasil Pengujian X1 Y 0,357 0,001 Ho ditolak X2 Y 0,513 0,000 Ho ditolak

Adapun persamaan untuk substruktur 1 adalah sebagai berikut:

Y = 0,357X1 + 0,513X2 + 0,551ε1

Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa variabel motivasi dan budaya kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja penyuluh BPPKP Kabupaten Pidie. Hal ini ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (112,109 >

3,09) pada tingkat signifikansi 0,000.

Besarnya pengaruh secara simultan dari ketiga variabel ini dapat dilihat dari nilai koefisien R2 dimana nilai R2 adalah sebesar 0,696, artinya sebesar 69,6% nilai dari variabel kinerja penyuluh dipengaruhi oleh variabel motivasi dan budaya kerja, sedangkan sisanya 30,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

(6)

Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 132 Pengaruh Motivasi dan Budaya Kerja baik

secara simultan maupun parsial terhadap Kinerja BPPKP Kabupaten Pidie

Hasil penelitian secara parsial menyebutkan bahwa variabel motivasi dan budaya kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie.

Hal ini dapat dilihat dari semua koefisien variabel-variabel tersebut yang lebih kecil dari α = 0,05. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2

.Tabel 2

Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Substrktur 2 Pegaruh

Antar Variabel

Koefisien Jalur (Beta)

Nilai Sig.

Hasil Pengujian X1  Z 0,359 0,001 Ho ditolak X2  Z 0,498 0,000 Ho ditolak

Adapun persamaan untuk sub-struktur 2 adalah sebagai berikut:

Y = 0,359X1 + 0,498X2 + 0,569ε2

Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa variabel motivasi dan budaya kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie. Hal ini ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (102,701 >

3,09) pada tingkat signifikansi 0,000.

Besarnya pengaruh secara simultan dari ketiga variabel ini dapat dilihat dari nilai koefisien R2 dimana nilai R2 adalah sebesar 0,676, artinya sebesar 67,6% nilai dari variabel efektivitas organisasi dipengaruhi oleh variabel motivasi dan budaya kerja, sedangkan sisanya 32,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Pengaruh Kinerja Penyuluh Terhadap Kinerja BPPKP Kabupaten Pidie

Hasil penelitian membuktikan bahwa variabel kinerja penyuluh berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie. Hasil ini ditunjukkan oleh nilai signifikansinya yang sebesar 0,000 < 0,05.

Hasil penelitian terhadap variabel kinerja BPPKP Kabupaten Pidie diperoleh nilai koefisien beta adalah sebesar 0,793.

Pengaruh Tidak Langsung Motivasi dan Budaya Kerja terhadap Kinerja BPPKP Kabupaten Pidie Melalui Kinerja Penyuluh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi dan budaya kerja baik secara langsung maupun tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie melalui kinerja penyuluh. Pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel motivasi, budaya kerja dan kinerja penyuluh terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie dapat dijelaskan pada gambar 1 berikut ini.

Gambar 1

Diagram Jalur Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Gambar di atas memberikan informasi bahwa motivasi (X1), budaya kerja (X2) dan kinerja penyuluh (Y) berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie (Z).

(X1)

(Z) 0,359

ε 2

(X2)

(Y) 0,357

0,513

0,793

ε 1 ε 1 = 0,551 ε 2 = 0,569

0,498 0,835

(7)

133 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 Hasil perhitungan terhadap besaran pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung dan pengaruh total masing-masing variabel eksogen terhadap variabel endogen dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3

Hasil Estimasi Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Variabel Koefisien Jalur

Pengaruh Langsung

Tidak Langsung Melalui Y

Total

X1 →Y 0,357 0,357 - 0,357

X2 →Y 0,513 0,513 - 0,513

X1 → Z 0,359 0,359

0,357 x 0,793 = 0,283

0,359 + 0,283 = 0,642 X2 → Z 0,498 0,498

0,513 x 0,793 = 0,407

0,498 + 0,407 = 0,905

Y → Z 0,793 0,793 - 0,793

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Secara deskriptif, hasil penelitian menunjukkan para penyuluh BPPKP Kabupaten Pidie sudah termotivasi dengan baik, begitu juga dengan budaya kerja di BPPKP Kabupaten Pidie sudah diterapkan dengan baik. Kemudian, para penyuluh sudah menunjukkan kinerja yang baik. Hal ini sejalan dengan kinerja yang dicapai BPPKP Kabupaten Pidie yang kinerjanya juga baik.

2. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa motivasi dan budaya kerja baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja penyuluh BPPKP Kabupaten Pidie.

3. Berdasarkan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa motivasi dan budaya

kerja baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie.

4. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kinerja penyuluh berpengaruh terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie.

5. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa motivasi dan budaya kerja berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja BPPKP Kabupaten Pidie melalui kinerja penyuluh.

Saran - Saran

1. BPPKP Kabupaten Pidie perlu dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan motivasi yaitu dengan lebih memperhatikan kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman dan juga kebutuhan aktualisasi diri para penyuluhnya.

2. Dalam rangka meningkatkan kinerja penyuluh BPPKP Kabupaten Pidie, perlu juga dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan budaya kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kreativitas dan kepekaan para penyuluh terhadap lingkungan tugasnya, meningkatkan kepemimpinan dan keteladanan para penyuluh dan mengharuskan penyuluh menguasai peralatan-peralatan per-tanian.

3. Untuk meningkatkan kinerja penyuluh yang akan berdampak pada kinerja organisasi, BPPKP Kabupaten Pidie perlu melakukan usaha-usaha seperti meningkatkan sikap kerjasama para penyuluhnya. Usaha lain yang perlu dilakukan adalah

(8)

Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 134 memperhatikan kemudian meningkatkan

kepribadian, kepemimpinan, keramah- tamahan dan integritas pribadi para penyuluhnya, serta meningkatkan kesadaran dan kepercayaan dalam hal kehadiran dan penyelesaian pekerjaan.

4. Kinerja BPPKP Kabupaten Pidie dapat lebih ditingkatkan lagi dengan cara menetapkan kebijakan atau program yang selalu berkompetensi, selalu menyempurnakan prosedur kerja demi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atau masyarakat dan selalu memberdayakan para penyuluhnya.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Gomes, Faustin Cardoso, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi Offset, Yogyakarta.

LAN Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan Lembaga Administrasi Negara, 2010, Teknik Penyusunan Kinerja/Berkinerja Tinggi, Cetakan Pertama, LAN, Jakarta.

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2009, Evaluasi Kinerja SDM, Bandung : PT Refika Aditama.

Moeldjono, D. 2005. Cultured! Budaya Organisasi Dalam Tantangan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Robbins, Stephen, 2005. Organizational Behaviour, Terjemahan, Jilid II, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, P.T.

Prenhallindo.

Siagian, Sondang, 2006, Teori dan Praktek Kepemimpinan, Rineka Cipta, Jakarta.

Siregar, A. Nani dan Saridewi, T. Ratna, 2010, Hubungan Antara Motivasi dan Budaya Kerja Dengan Kinerja Penyuluh Pertanian Di kabupaten subang, provinsi Jawa Barat,

Jurnal Penyuluhan Pertanian, Vol. 5 No.

1, Mei, 24,

Suwatno. 2008. Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Fisip UPI.

Tika, Pabundu. 2006, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Jakarta:

Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Menjadi penanggung jawab dalam pembuatan tinjauan kepustakaan (review); 2. Melakukan penyuluhan tentang pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan Topik Kali 0,540

Digunakannya parameter deformasi maksimum (secara realistik dan aktual) sebagai landasan untuk kelompok metoda-metoda berbasis perpindahan (Displacement-Based Design) dipandang

Ketika komponen-komponen dalam variabel budaya organisasi berdiri sendiri- sendiri dalam rangka untuk mencari hu- bungan dengan variabel kepuasan kerja, serta untuk

Jika ada karyawan bagian divisi produksi PT “X” di kota Cikampek yang tidak mengerti pekerjaannya, karyawan tersebut bertanya kepada supervisornya maupun kepada karyawan

16 Semangat kerjasama di antara rekan-rekan kerja saya 17 Kesempatan untuk merencanakan pekerjaan saya 18 Cara saya diberitahu apabila saya bekerja dengan baik 19

bahwa training dan pendidikan yang diberikan sering kali kurang merata (hanya orang- orang tertentu saja berdasarkan kedekatan dengan atasan). Selain itu 13,33 % karyawan merasa

Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis strategi komunikasi pemasaran terpadu yang telah dilakukan GPFIF untuk menumbuhkan respon positif melaksanakan

Data yang digunakan dalam buku Data Perbankan Indonesia bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang dilaporkan oleh Bank Umum kepada Bank Indonesia, kecuali dinyatakan