• Tidak ada hasil yang ditemukan

memiliki satu persamaan yaitu hakekat kerusakan struktural yang terjadi disebabkan deformasi. Dan, dalam hal suatu struktur bangunan bawah tanah berdi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "memiliki satu persamaan yaitu hakekat kerusakan struktural yang terjadi disebabkan deformasi. Dan, dalam hal suatu struktur bangunan bawah tanah berdi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

A.1. Umum

Statistik bangunan-bangunan yang mengalami kerusakan dan yang tidak mengalami kerusakan dibawah pengaruh beban gempa merupakan masukan penting untuk penilaian dan pengembangan prosedur desain tahan gempa (seismic/earthquake resistant design). Fokus pemikirannya terletak pada jawaban terhadap pertanyaan ini: “Apakah standar peraturan bangunan yang diterapkan (di banyak negara) dapat

mengakomodasi kebutuhan mitigasi bencana gempa?”. Beberapa pemeriksaan

(reconnaisance report) akan diberikan disini. Berdasar observasi yang termuat dalam jurnal elektronik JSCE (Japan Society for Civil Engineers), jurnal EERI (Earthquake Engineering Research Institute), dan beberapa laporan(36, 19, 13, 22):

1. Gempa Northridge, California, 17 Januari 1994 (Jangkauan PGA(30): 0.34g – 1.78g)

. Struktur beton bertulang yang didirikan setelah 1976, yang didesain

menggunakan metoda analisis gaya (Force-Based Design) mampu mencegah terjadinya kerusakan berat (heavy damage) dan keruntuhan (collapse), akan tetapi tidak adekuat dalam pencegahan bahaya kerusakan potensial akibat deformasi lateral.

2. Gempa Kobe, 17 Januari 1995 (Jangkauan PGA(30): 0.63g – 1.09g).

Struktur Jembatan, struktur bawah tanah, pier dan konstruksi beton bertulang yang didirikan setelah pemberlakuan standar 1980-an dengan konsep kekuatan (Ultimate Strength-Based Design) mengalami tingkat kerusakan yang kurang parah dibanding struktur-struktur yang dibangun pada era sebelumnya. Observasi yang

memeriksa sampel 3900 (bangunan) tersebut menemukan bahwa sementara

kerusakan struktur atas bangunan (above/upper-structures) didominasi oleh efek akselerasi gempa bumi atau gaya inersia, kerusakan struktur bawah tanah (below/under-ground structures) benar-benar merupakan akibat langsung

(2)

memiliki satu persamaan yaitu hakekat kerusakan struktural yang terjadi disebabkan deformasi. Dan, dalam hal suatu struktur bangunan bawah tanah berdiri di atas fondasi dangkal (shallow underground structures), perilaku struktural

bangunan mungkin merespons secara berbeda dari lingkungannya dan

menyerupai struktur di atas permukaan.

Laporan-laporan observasi pasca gempa menegaskan kekurangmampuan

metoda-metoda tradisional, yaitu metoda-metoda gaya-kekuatan (Force/Strength-Based Design) dalam efektivitas struktur tahan gempa, khususnya pada wilayah dengan percepatan maksimum tanah dasar yang tinggi (PGA > 0.30g). Bercermin pada statistik dampak gempa-gempa besar yang terkenal (Tabel 1.1.) untuk membuktikan kebenaran pernyataan diatas.

Tabel 1.1. Korban jiwa dan statistik kerusakan struktur (moderate-severe-collapse) akibat gempa Loma Prieta, Northridge dan Kobe [DIS. Earthquake Facts and Statistics] E v e n G e m p a Korban JIwa Struktur Bangunan Gedung/ Kantor/ RS/Pusat Bisnis Bangunan rumah tinggal biasa (ord. people buildings) Infrastruktur Transportasi (Jalan/Jembatan/ Pelabuhan) Est. Biaya Kerusakan Langsung (Direct Damage Cost)

Loma Prieta, 17-10-89 62 100 518 3 jembatan, 2

ruas jalan 8.3 milyar US$

Northridge,17-1-94 58 18 29000 9 jembatan, 11

ruas jalan 44 milyar US$

Kobe, 17-1-95 5502 3700 167833 2 pelabuhan, …

jembatan 200 milyar US$

Fakta-fakta yang telah dikemukakan diatas mendasari suatu arah baru dalam penelitian teoretik dan eksperimental rekayasa struktur tahan gempa. Sehingga, dalam dekade terakhir konsep desain tahan gempa telah bergeser dari konsep desain berdasarkan kekuatan struktural (force-strength-based design) menjadi konsep desain yang ditentukan berdasarkan keadaan batas (limit states design), yang disebut Performance-Based Engineering (PBE). Perubahan filosofi desain dalam standar/kode bangunan ini pertama kali dimuat dalam tinjauan Structural Engineering Association of California

(3)

Desain berdasarkan kinerja (Performance-Based Design, atau DBK=Desain Berdasarkan Kinerja) didefinisikan sebagai(1,31) proses desain struktur/jaringan infrastruktur untuk menjamin terpenuhinya kriteria perilaku tertentu dari komponen-komponen struktural/non-struktural dibawah skenario pembebanan simultan dengan probabilitas yang berbeda-beda. Dalam Vision 2000 [Vision 2000 Report, SEAOC], telah didiskusikan sejumlah 6 pendekatan untuk pengembangan desain berdasarkan kinerja, namun demikian hanya 3 pendekatan yang dianggap telah mencapai tahapan yang matang untuk implementasi PBD(31), yaitu: (1) metoda spektra kapasitas (capacity spectrum method, CSM), (2) metoda N2, dan, (3) metoda deformasi langsung (direct-displacement-based method, DDBD). Semua teknik yang disebutkan ini mengandung satu hal mendasar yang sama, yaitu menggunakan perpindahan (displacement) maksimum sebagai parameter kunci, dan oleh sebab itu kesemuanya digolongkan sebagai Metoda Perpindahan (Displacement-Based Design Method). Dengan demikian, displacement-based design, didefinisikan sebagai prosedur desain yang menggunakan (estimasi) displasemen lateral struktur tertentu sebagai parameter kunci respons struktur sehubungan terjadinya gempa bumi atau getaran tanah dasar.

A.2. Spesifik

Dampak kegagalan desain dalam peristiwa gempa Northridge dan Kobe segera menarik minat banyak peneliti untuk mengembangkan prosedur baru analisis dan desain tahan gempa. Sedikitnya ada 8 prosedur/metoda yang sudah diusulkan oleh beberapa peneliti dalam beberapa tahun belakangan ini (Timothy Sullivan, The Current Limitations of Displacement Based Design, 2003). Implementasi metoda-metoda perpindahan yang berbeda pada suatu kasus tertentu segera menggambarkan bahwa metoda ini dikembangkan secara terpisah oleh para peneliti, dan karena itu menghasilkan perbedaan yang signifikan dalam hasil-hasil desain. Pada (Gambar 1.1) diberikan model suatu portal simetrik beton bertulang bertingkat tujuh (7 storeys) yang hasil desainnya diberikan dalam (Tabel 1.2). Adalah suatu hal yang menarik untuk mengetahui mengapa metoda-metoda itu memberikan hasil-hasil yang berbeda cukup signifikan.

(4)

6 lantai @ 3.66 m

Lantai dasar 4.27 m

Gambar 1.1. Struktur portal simetrik beton bertulang 7 lantai

Tabel 1.2. Gaya geser dasar total bangunan untuk 8 prosedur Metoda Perpindahan(34)

Metoda Gaya Geser Dasar

Total(kN) Deviasi* (%) Panagiotakos 13406 273 Ascheim 3732 4 Chopra 3077 -14 Freeman 4499 25 SEAOC 3596 0 Priestly 6136 71 Kappos 9627 168 Browning 13369 272

* Ditentukan terhadap metoda SEAOC 1997.

B. Rumusan Masalah

Metoda displasemen didefinisikan sebagai suatu prosedur analisis yang didasarkan atas parameter deformasi elastik dan inelastik yang tertentu (y,y,maks,maks) ataupun

spektra perpindahan (SD) sebagai dasar analisis. Pendekatan sedemikian ini bertitik

tolak dari fakta yang diobservasi bahwa kerusakan-kerusakan (baik struktural maupun

non-struktural) selama terjadinya gempa bumi terutama berhubungan dengan

(5)

Dalam implementasi analisis dan desain struktur yang menggunakan metoda-metoda berbasis perpindahan, batas-batas displasemen lateral maksimum diberikan pada Tabel (1.3) dan (1.4).

Tabel 1.3. Limit Deformasi yang Direkomendasikan dalam SEAOC Bluebook 1999

Simpangan sistem struktur sehubungan Intensitas Gempa

Struktur Beton Bertulang EQ-I (PGA=0.16g) EQ-II (PGA=0.33g) EQ-III (PGA=0.40g) EQ-IV (PGA=0.66g) Dinding geser H/L=1 0.003 0.0055 0.008 0.010 Dinding geser H/L=2 0.004 0.008 0.012 0.015 Dinding geser H/L=3 0.010 0.019 0.028 0.035

Dinding geser kopel 0.005 0.015 0.030 0.040

Portal tahan momen 0.005 0.015 0.030 0.040

Tabel 1.4. Limit Deformasi untuk Evaluasi Tahan Gempa dan Perkuatan Struktur Beton Bertulang (ATC-40, 1996)

Tingkat Kinerja Struktural

Simpangan antar lantai

Immediate Occupancy

Damage

Control Life Safety

Structural Stability

Simpangan total

maksimum 0.01 0.01 – 0.02 0.02 0.33Vi/Pi

Simpangan inelastik

maksimum 0.005 0.005 – 0.015 No limit No limit

Karakteristik lainnya yang penting dari metoda berbasis displasemen (dan yang membedakannya dengan metoda berbasis gaya) adalah penggunaan sifat-sifat inelastik respons struktur (kekakuan dan redaman) di bawah pembebanan gempa, terutama yang dinyatakan secara eksplisit dalam prosedur DDBD (MJN Priestley).

Digunakannya parameter deformasi maksimum (secara realistik dan aktual) sebagai landasan untuk kelompok metoda-metoda berbasis perpindahan (Displacement-Based Design) dipandang sebagai sesuatu yang lebih rasional, relevan dan mengandung level akurasi yang lebih baik dalam pendesainan struktur tahan gempa dibanding metoda tradisional desain berdasarkan kekuatan (strength-based design method). Akan tetapi,

meskipun semua prosedur menggunakan konsep paramater desain yang sama

terdapat variasi signifikan dalam hasil desain diantara prosedur/metoda yang dikembangkan para peneliti (lihat Tabel 1.2). Karena itu akan dikaji perbedaan

(6)

C. Tujuan Penelitian

Dalam studi literatur ini, penulis ingin merealisasikan tiga tujuan penelitian, sbb:

1. Memahami parameter-parameter dasar yang digunakan para peneliti dalam penyusunan metodanya (etiologi).

2. Memverifikasi metoda desain gempa mana yang tepat (dan mana yang tidak tepat) untuk suatu kasus tertentu.

3. Menemukan bilamana terdapat kontradiksi yang fundamental, konseptual, atau empirikal diantara berbagai prosedur/metoda.

D. Manfaat Kajian

Kehandalan suatu teknik (baru) dalam rekayasa sipil memerlukan bukti terapan atau uji laboratorium. Beberapa model percobaan (simulasi dan tes) yang canggih telah dibuat di New Zealand dan USA, sehingga meyakinkan penulis bahwa secara fundamental pendekatan metoda perpindahan adalah tepat (correct). Maka, apabila problem yang diturunkan disini telah dipecahkan dan hasil-hasil pengkajian literatur ini memiliki validitas ilmiah, tulisan ini akan bisa dimanfaatkan untuk hal-hal sbb:

1. Memilih teknik-teknik atau pendekatan-pendekatan mana yang relevan (atau mana yang tidak relevan) dalam analisis kasus tertentu.

2. Penyusunan konsep peraturan gempa baru, dengan kata lain memutakhirkan teknik analisis dan desain struktur tahan gempa.

3. Perluasan literatur rekayasa gempa.

E. Batasan Masalah dan Istilah

Penggunaan kata parameter dalam tulisan ini (judul thesis: “Kajian Parameter dalam

Beberapa Prosedur Desain Metoda Perpindahan”), menerangkan bahwa fokus

pengkajian thesis adalah problem tentang parameter-parameter. Kata itu sendiri berarti ‘konstanta yang melukiskan sifat sistem’. Dalam peninjauan (review) terhadap garis

(7)

(sistem pengujian, teori, logika hipotesis-deduktif) maupun faktor-faktor konseptual (simplifikasi model, preferensi, struktur teori, keterbatasan data observasi). Maka, berdasar pertimbangan ketersediaan literatur, kompleksitas masalah dan derajat prakiraan yang diperlukan, penulis membatasi ruang lingkup penulisan sebagai:

1. Evaluasi empat teknik, masing-masing,

(a) Direct Displacement-Based Design Method, DDBD (J.M.N. Priestly)

(b) Proportioning Method for Reinforced Concrete Structures,PM (J.P. Browning) (c) Displacement Based Design using Inelastic Design Spectra, IDS (A.K. Chopra) (d) Capacity Spectrum Method, CSM (S.A. Freeman, ATC-40 CSSC)

2. Aplikasi desain pada dua studi kasus, sbb,

(a) Struktur portal beton bertulang tahan momen (medium-rise building Ductile Moment Resistant Frame/DMRF, 8 lantai) simetrik

(b) Struktur portal beton bertulang tahan momen (medium-rise building DMRF, 8 lantai) non-simetrik vertikal

3. Peninjauan satu arah dalam sudut datang gempa bumi (non-orthogonal/tak dikombinasikan)

Gambar

Tabel 1.1. Korban jiwa dan statistik kerusakan struktur (moderate-severe-collapse) akibat gempa Loma Prieta, Northridge dan Kobe [ DIS
Tabel 1.2. Gaya geser dasar total bangunan untuk 8 prosedur Metoda Perpindahan (34)
Tabel 1.3. Limit Deformasi yang Direkomendasikan dalam SEAOC Bluebook 1999 Simpangan sistem struktur sehubungan Intensitas Gempa Struktur Beton Bertulang EQ-I (PGA=0.16g) EQ-II (PGA=0.33g) EQ-III (PGA=0.40g) EQ-IV (PGA=0.66g) Dinding geser H/L=1 0.003 0.00

Referensi

Dokumen terkait

Upacara peralihan tingkat hidup itu memang universal tetapi dalam menentukan apakah suatu tingkat hidup itu dianggap penting atau tidak berbeda antara suatu kebudayaan

Nah, dalam bahasa Arab, jika kita ingin bisa menyusun sebuah kalimat sempurna yang dimengerti oleh orang lain, maka kita harus belajar ilmu Nahwu dan ilmu Shorof terlebih dahulu..

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan rahmat- Nya sehingga Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) dengan judul

Alasan utama dipakai beton ready mix adalah mutu beton yang dihasilkan lebih sesuai dengan mutu beton yang telah direncanakan, sehingga lebih mendekati dari hasil hitungan,

Pembuatan reservoir pada rahang atas memiliki seperti bertambah tebalnya bagian palatal dari gigitiruan, mulut terasa penuh, perasaan ingin muntah, kesulitan menelan dan

Teknik deskripsi adalah teknik penerjemahan dengan menjelaskan makna kata Bahasa Sumber di dalam bahasa penerima seperti tampak pada perubahan kata menjadi frase atau frase

Dengan adanya jumlah tumor marker yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dari nilai normalnya, mengindikasikan adanya suatu proses yang tidak normal di dalam tubuh akibat

Menurut Centers for Disease Control sekitar 20.000 kasus dari ensefalitis viral akut dilaporkan di Amerika. Kematian mencakup 5-20% dari penderita keseluruhan dan gejala sisa