• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Petra

10

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

2.1 Tinjauan Fotografi 2.1.1 Pengertian Fotografi

Fotografi berasal dari kata Photography. Photography sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu Phos yang berarti cahaya dan Graph yang berarti gambar atau menggambar. Jadi secara harafiah Photography mengandung arti

“Menggambar dengan cahaya” (Sudjojo iv).

Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa). Orang yang pertama kali memperkenalkan istilah fotografi adalah Sir John Herschel. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata fotografi berarti seni dan penghasilan gambar dan cahaya pada film atau permukaan benda yang dipekakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia 86). Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter.

Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan merubah kombinasi ISO/ASA, diafragma, dan kecepatan rana. Kombinasi antara ISO, diafragma dan speed disebut sebagai exposure (“The First Photograph”, par.2).

2.1.2 Sejarah Fotografi

Menurut buku karya Alma Davenport, The History of Photograph, terbitan tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang lelaki berkebangsaan Cina bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala fotografi. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu pemandangan yang ada di luar akan terefleksikan secara terbalik lewat lubang tadi.

Selang beberapa abad, banyak ilmuwan menyadari serta mengagumi fenomena pinhole tadi. Bahkan pada abad ke-3 SM, Aristoteles mencoba

(2)

Universitas Kristen Petra

11

menjabarkan fenomena pinhole tadi dengan segala ide yang ia miliki, lalu memperkenalkannya kepada kyalayak ramai. Aristoteles merentangkan kulit yang diberi lubang kecil, lalu digelar di atas tanah dan memberinya jarak untuk menangkap bayangan matahari. Dalam eksperimennya itu, cahaya dapat menembus dan memantul di atas tanah sehingga gerhana matahari dapat diamati.Khalayak pun dibuat terperangah.

Pada abad ke-10 Masehi, seorang ilmuwan muslim asal Irak yang bernama Ibnu Al-Haitham juga menemukan prinsip kerja kamera seperti yang ditemukan Mo Ti. Ia pun mulai meneliti berbagai ragam fenomena cahaya, termasuk sistem penglihatan manusia. Lalu, Haitham bersama muridnya, Kamal ad-Din, untuk pertama kali memperkenalkan fenomena obscura kepada orang-orang di sekelilingnya. Waktu itu, obscura yang dimaksud adalah sebuah ruangan tertutup yang di salah satu sisinya terdapat sebuah lubang kecil sehingga seberkas cahaya dapat masuk dan membuat bayangan dari benda-benda yang ada di depannya. Tak heran, pada abad ke-11 M, orang-orang Arab sudah memakainya sebagai hiburan dengan menjadikan tenda mereka sebagai kamera obscura.

Kemudian kamera obscura mulai diteliti lagi oleh Leonardo da Vinci, seorang pelukis dan ilmuwan, pada akhir abad ke-15.Ia menggambar rincian sistem kerja alat yang menjadi asal muasal kata "kamera" itu dan mulai menyempurnakannya. Pada mulanya kamera ini tidak begitu diminati karena cahaya yang masuk amat sedikit, sehingga bayangan yang terbentuk pun samar- samar. Penggunaan kamera ini baru populer setelah lensa ditemukan pada tahun 1550. Dengan lensa pada kamera ini, maka cahaya yang masuk ke kamera dapat diperbanyak, dan gambar dapat dipusatkan sehingga menjadi lebih sempurna.

Pada tahun 1575, para ilmuwan berhasil membuat kamera portable yang pertama.Tapi kamera buatan yang sangat kuno ini tetap hanya bisa digunakan untuk menggambar. Lalu pada tahun 1680 lahir kamera refleks pertama yang penggunaannya juga masih untuk menggambar, tapi sudah memiliki sedikit kemajuan. Tapi, lantaran bahan baku untuk mengabadikan benda-benda yang berada di depan lensa belum ditemukan, maka kamera ini juga masih dipakai untuk mempermudah proses penggambaran benda (dikutip dalam Dwifriansyah 54).

(3)

Universitas Kristen Petra

12 2.1.3 Sejarah Fotografi di Indonesia

Perkembangan fotografi di Indonesia selalu berkaitan dan mengalir bersama momentum sosial-politik perjalanan bangsa ini, mulai dari momentum perubahan kebijakan politikkolonial, revolusi kemerdekaan, ledakan ekonomi di awal 1980-an, sampai Reformasi 1998.

Pada tahun 1841, seorang pegawai kesehatan Belanda bernama Juriaan Munich mendapat perintah dari Kementerian Kolonial untuk mendarat di Batavia dengan membawa dauguerreotype. Munich diberitugas mengabadikan tanaman- tanaman serta kondisi alam yang ada di Indonesia sebagai cara untuk mendapatkan informasi seputar kondisi alam. Sejak saat itu, kamera menjadi bagian dari teknologi modern yang dipakai Pemerintah Belanda untuk menjalankan kebijakan barunya. Penguasaan dan kontrol terhadap tanah jajahan tidak lagi dilakukan dengan membangun benteng pertahanan atau penempatan pasukan dan meriam, melainkan dengan cara menguasai teknologi transportasi dan komunikasi modern. Dalam kerangka ini, fotografi menjalankan fungsinya lewat pekerja administratif kolonial, pegawai pengadilan, opsir militer, danmisionaris.

Latar itulah yang menjelaskan mengapa selama 100 tahun keberadaan fotografi di Indonesia (1841-1941) penguasaan alat ini secara eksklusif ada di tangan orang Eropa, sedikit orang Cina, dan Jepang. Berdasarkan survei dan hasil riset di studio foto-foto komersial diHindia Belanda tentang foto-foto yang ada sejak tahun 1850 hingga1940, dari 540 studio foto di 75 kota besar dan kecil, terdapat 315 nama orang Eropa, 186 orang Cina, 45 orang Jepang, dan hanya empat orang lokal Indonesia, salah satunya adalah Kasian Cephas.

Kasian Cephas adalah warga lokal asli. Ia dilahirkan pada tanggal 15 Februari 1844 di Yogyakarta. Cephas sebenarnya adalah asli pribumi yang kemudian diangkat sebagai anak oleh pasangan Adrianus Schalk dan Eta philipina Kreeft, lalu disekolahkan ke Belanda.Cephas-lah yang pertama kali mengenalkan dunia fotografi ke Indonesia. Meski demikian, literatur-literatur sejarah Indonesia sangat jarang menyebut namanya sebagai pribumi pertama yang berkarir sebagai fotografer profesional.Nama Kassian Cephas mulai terlacak dengan karya

(4)

Universitas Kristen Petra

13 fotografi tertuanya buatan tahun 1875.

Dibutuhkan waktu hampir seratus tahun bagi bangsa ini untuk benar-benar mengenal dunia fotografi. Masuknya Jepang pada tahun1942 telah menciptakan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk menyerap teknologi ini. Demi kebutuhan propagandanya, Jepang mulai melatih orang Indonesia menjadi fotografer untuk bekerja di kantor berita mereka, Domei. Pada saat itulah muncul nama Mendur Bersaudara. Merekalah yang membentuk imaji baru tentang bangsa Indonesia.

Lewat fotografi, Mendur bersaudara berusaha menggiring mental bangsa ini menjadi bermental sama tinggidan sederajat. Frans Mendur bersama kakaknya, Alex Mendur, juga menjadi icon bagi dunia fotografer nasional. Mereka kerap merekam peristiwa peristiwa penting bagi negeri ini, salah satunya adalah mengabadikan detik-detik pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Inilah momentum ketika fotografi benar-benar "sampai" ke Indonesia, ketika kamera berpindah tangan dan orang Indonesia mulai merepresentasikan dirinya sendiri (dikutip dalam Dwifriansyah 22).

2.1.4 Jenis-jenis fotografi

Menurut Fotografi sendiri memiliki berbagai macam jenisnya, antara lain (Abdi 10-49) :

a. Still life Photography b. Fine Art Photography c. Art Photography d. Abstract Photography e. Food Photography f. Street Photography g. Fashion Photography h. Model Photography i. Architectural Photography j. Landscape Photography k. Travel Photography

l. Documentary Photography m. Journalism Photography

(5)

Universitas Kristen Petra

14 n. Potrait and Wedding Photography o. Aerial Photography

p. Micro Photography q. Etnophotography r. Pinhole Photography s. Underwater Photography t. Digital Painting Photography u. Painting Photography

v. Nudes Photography w. Infrared Photography x. Astrophotography

2.1.5 Tinjauan fotografi tentang Landscape Photography

Fotografi Panorama atau Landscape Photography adalah teknik fotografi dengan menggunakan peralatan atau software khusus yang menangkap gambar dengan bidang pandang memanjang. Kadang-kadang dikenal sebagai fotografi format lebar. Meskipun tidak ada pembagian resmi antara “wide-angle” dan fotografi panorama, “wide-angle” biasanya mengacu pada jenis lensa, tapi jenis lensa ini tidak selalu menghasilkan gambar panorama. Beberapa foto panorama memiliki aspek rasio 4:1 dan terkadang 10:1, yang meliputi bidang panjang hingga 360 derajat. Kedua aspek rasio dan cakupan lapangan merupakan faktor penting dalam menentukan sebuah gambar panorama sejati.

Term of Panorama sebenarnya istilah yang berusaha dijabarkan orang untuk menggantikan term dari “super wide format” fotografi. Istilah tersebut kemudian berkembang menjadi sebuah aspek rasio dalam format “kelebaran”

dalam sebuah fotografi. Jika wide angle biasanya untuk menggambarkan kelebaran sebuah lensa, dan ultra wide di refleksikan sebagai angle yang bisa tertangkap oleh lensa, maka panorama biasanya sebuah angle melebihi yang bisa ditangkap oleh mata manusia.

Di beberapa literatur yang ada, mata manusia mempunyai batas entrance pupil antara 750-160 derajat. Dimana perkembangan kemudian term of widewise sebuah photo apakah panorama atau bukan adalah aspek rasio.

(6)

Universitas Kristen Petra

15

Fotografi panorama sendiri memiliki tokoh di dalamnya, Arnaud Frich adalah seorang fotografer asal Negara Perancis. Arnaud Frich sendiri disebut sebagai master dari fotografi panorama dan telah menulis buku yang berjudul

“Panoramic Photography”.

Berikut beberapa teknik yang perlu dipahami dalam fotografi panorama.

a. Angle of View

- Foto panorama yang diciptakan dengan stiching beberapa frame photo, fotografer menentukan seberapa wide angle of view yang akan diciptakan yang berkaitan erat dengan akan seberapa banyak akan masuk dalam frame.

- Ciptakan angle of view yang mampu attracting people to view more in detail.

- Mengangkat sebuah POI (point of interest) dalam frame panorama, makin banyak hal-hal yang menarik yang dapat diikutsertakan.

- Tergantung juga dengan software yang dipakai, menggabungkan photo dengan menjaga garis horizontal dan vertical menjadi garis lurus.

b. Focal Length

Pemilihan focal length untuk pengambilan foto panorama (yang akan di stitching) juga penting, walau bukan hal yang utama. Hindari memakai wide lens, dimana dengan memakai wide lens, image akan didominasi area yang luas di langit dan di bumi yang mungkin out of our interest. Alasan lain dengan menggunakan wide lens, akan membuat efek distorsi yang sangat signifikan.

Pakai range 24-35mm akan cukup jika ingin membuat foto panorama cityscape atau landscape.

c. Overlapping dan How many images

Seberapa banyak bidang yang overlapping, dan berapa banyak frame yang akan di eksekusi untuk menghasilkan foto panorama yang baik, menjadi sebuah pertanyaan yang sudah dijawab di point no 1, seberapa wide panorama ingin di ciptakan, seberapa banyak objek yang akan terlibat.

d. White Balance/Color Temperature

White balance dan Light metering adalah dua hal yang paling rumit dalam foto panorama dalam menciptakan stitching. Mengontrol dua hal tersebut supaya terjaga untuk setiap frame, apalagi jika frame yang mempunyai . Mengontrol dua hal tersebut supaya terjaga untuk setiap frame, apalagi jika frame yang

(7)

Universitas Kristen Petra

16

mempunyai dynamic range yang lebar dan kondisi pencahayaan yang tidak merata.

Jika memungkinkan, hindari menggunakan auto WB, terutama jika menjumpai frame yang rumit pencahayaannya. Karena akan terjadi color shift yang tinggi di setiap frame yang kita ambil.

Penting untuk mengkomposisikan area yang terpenting warnanya dalam satu frame, sehingga sensor kamera akan mengkoreksi color, sehingga tidak ada satu frame photo yang dominan dibanding frame yang lain.

e. Exposure

Hal ini paling rumit untuk menjaga dan mengontrol exposure di setiap frame sehingga tidak terjadi shifting yang begitu dominan di salah satu frame.

Namun, ada cara supaya tone shifting akibat exposure yang berbeda bisa diminimalisir (terutama di scene yang susah pencahayaannya misal saat matahari terbenam, blue hour dan golden hour).

Metode untuk mendapatkan exposure yang tepat, bisa berbagai macam, salah satunya adalah cari titik utama dalam POI, cari bidang yang paling gelap dengan kompensasi dan spot metering kemudian tangkap detailnya, pastikan setiap detail dalam POI tersebut balance, gunakan histogram untuk mengecek lalu gunakan exposure tersebut sebagai acuan untuk frame lainnya.

Teori di dalam bukunya Arnaud Frich based on pilihan focal length, orientation format (horizontal atau vertical) dan angle biasanya dibutuhkan overlappong sekitar 20%, dengan kata lain satu image akan terpakai 60% (20%

terpakai sebelah kiri dan 20% kanan).

Semua foto harus bersinergi, saling memberikan kekuatan agar menjadi satu kesatuan yang lebih kuat. Disinilah tata peletakan (layout) berperan penting dalam penyusunan atau penataan foto. Tata letak yang baik adalah yang dapat membantu dan membimbing pengamat foto untuk memahami foto tersebut.

(Sugiarto 82-86).

2.1.6 Tinjauan fotografi tentang Underwater Photography

Hebat memotret di darat bukan jaminan untuk bisa memotret di dalam air dengan hebat pula. Teknik foto di darat tidak dapat langsung diterapkan begitu

(8)

Universitas Kristen Petra

17

saja secara mudah untuk underwater photography. Kondisinya begitu berbeda, environment tidak sama. Banyak faktor teknis dan nonteknis yang membedakan fotografi di darat dengan fotografi di dalam air.

Secara teknis, tentu yang digunakan untuk underwater photography adalah kamera dengan casing kedap air. Karena itu, saat perkembangan kamera digital belum terlalu booming, persentase penggemar fotografi dalam air tidak banyak. Di Indonesia, fotografer dengan kemampuan itu bisa dihitung dengan jari.

Para fotografer bukan tidak tertarik, melainkan kala itu peralatan kamera bawah air memang begitu mahal. Kamera pun banyak yang terintegrasi menjadi satu, tidak terpisah antara kamera dengan housing. Lantaran memakai kamerai konvensional, ada keterbatasan jumlah frame yang bisa digunakan di dalam air.

Secara berkala, fotografer harus naik ke darat untuk mengganti rol film yang baru.

Kekurangan lain, objek pada viewfinder terlihat lebih besar karena perbedaan indeks bias.

Kelahiran kamera digital yang disertai teknologi casing dalam air, bahkan munculnya kamera waterproof, membuat perkembangan underwater photography melesat. Bukan hanya kamera high-end yang digemari. Kamera low-end yang dilengkapi dengan housing underwater pun mencuri hati penggemar (Abdi 13).

2.1.7 Peralatan Fotografi 2.1.7.1 Kamera

Kamera merupakan alat untuk menangkap dan merekam gambar pada suatu lembaran potret ke lembaran film, atau dalam pengertian lainnya kamera adalah sebuah alat yang terdiri dari gabungan alat optik, mekanik, dan elektronik yang fungsinya untuk menangkap gambar. Kamera merekam melalui cara kerja optik, yaitu memasukkan cahaya dengan bantuan lensa sehingga terbentuklah gambar seperti yang tampak pada jendela bidik permukaan film atau plat.

Banyaknya cahaya yang masuk ke dalam kamera dikendalikan melalui kecepatan rana (shutter speed) dan bukaan diafragma (aperture). Maka, hanya cahaya yang diperlukan saja yang dapat masuk agar pemotret mendapatkan hasil yang diinginkan. Mekanisme pemfokusan menyesuaikan posisi lensa sehingga pemotret memperoleh gambar suatu obyek yang tajam dari jarak berapapun (Nugroho 57).

(9)

Universitas Kristen Petra

18 1. Jenis Kamera

a. Kamera lubang jarum (Pinhole Camera)

Kamera ini mengadopsi sistem yang dibuat oleh viewfinder kamera, yaitu memasukkan cahaya secara langsung dari lensa ke film. Tapi tidak memiliki viewfinder, dan shutter speed, Jadi fotografer harus mengandalkan feeling-nya untuk merekam gambar.

Pinhole Camera merupakan sebuah alat memotret yang mengedepankan artistik dan efek-efek seperti vignette dan fish eye. Jelas kamera ini diperuntukan untuk memotret objek yang tidak bergerak. Pinhole akan sulit untuk menangkap objek-objek yang bergerak (bahkan hampir tidak mungkin). Kamera lubang jarum biasanya dibuat dari barang-barang bekas. Umumnya adalah kaleng bekas.

Kelebihan dari kamera ini adalah bentuknya yang bisa disesuaikan dengan kemauan dan mudah dibawa ke mana pun. Selain itu, karena bentuknya yang tidak seperti kamera, Pinhole akan mempermudah fotografer untuk merekam objek di berbagai kondisi. Tapi, pinhole tidak akan memberikan hasil yang tegas.

Karena tidak bisa menghitung berapa cahaya yang masuk. Dalam memotret menggunakan pinhole, feeling yang bermain. Selain itu, pinhole sulit digunakan untuk merekam objek yang bergerak dan foto di malam hari (Aditiawan 82). Film yang digunakan dibedakan atas beberapa kepekaannya, yaitu :

1) Slow (25-64 ISO) 2) Medium (100-200 ISO) 3) Fast film (400-800 ISO)

4) Ultra fast film (800 ISO ke atas)

b. Kamera TLR (Twins Lens Reflex Camera)

Kamera ini merupakan kamera yang mempunyai prinsip paralax. Dalam kamera yang mempunyai sistem ini, gambar yang dilihat oleh mata di viewfinder akan berbeda dengan yang aslinya. Gambar akan terlihat secara terbalik. Hal ini disebabkan oleh jatuhnya cahaya yang dipantulkan oleh cermin pada kamera TLR.

(10)

Universitas Kristen Petra

19

Kamera TLR memiliki viewfinder dan lensa yang terpisah. Letak lensa biasanya ada di bawah viewfinder. Kedua bagian tersebut memiliki cermin yang memantulkan objek untuk dilihat dalam viewfinder. Karena memiliki dua cermin yang sama-sama memantulkan objek, maka dari itu kamera ini disebut dengan jenis Twins Lens Reflex.

Cermin yang dimiliki oleh kamera TLR sifatnya permanen. Kedua cermin ini juga saling berhubungan antara satu sama lainnya. Ini membuat fotografer harus lebih berhati-hati jika mengambil gambar. Karena apabila satu cermin tidak fokus, maka yang satunya lagi pun akan seperti itu.

Kamera ini jarang digunakan oleh para fotografer. Selain ukurannya dan penggunaannya yang tidak praktis, kamera ini pun memiliki kekurangan lain, yaitu lensa pada umumnya tidak dapat dilepaskan atau ditukar.

Selain itu, objek yang menjadi terbalik dalam viewfinder juga kurang menguntungkan bagi fotografer. Karena secara psikologis itu akan membuat fotografer bingung dan merasa aneh. Apalagi untuk memotret gambar yang mempunyai gerak cepat. Kamera ini sangat tidak praktis.

Namun, kamera TLR memiliki hasil gambar yang baik. Selain itu, viewfinder yang berada di atas kamera menguntungkan fotografer dalam memilih angle. Fotografer tidak harus memutar-mutar badannya untuk mendapatkan hal yang menarik. Terutama untuk low angle, kamera ini akan mempermudahnya (Aditiawan 84).

c. Kamera SLR (Single Lens Reflex Camera)

Kamera jenis ini adalah kamera yang paling sering digunakan oleh para fotografer pada saat ini. Karena selain praktis, kamera SLR juga mempunyai teknologi yang cukup memanjakan bagi para fotografer untuk mendapatkan gambar yang diinginkan.

Kamera SLR ini memiliki cermin datar yang membentuk sudut 45 derajat tepat di belakang lensa. Hal ini membuat apa yang dilihat oleh fotografer dalam viewfinder akan sama dengan yang ditangkap oleh foto.

Cermin yang ada pada kamera SLR membelokkan cahaya ke mata fotografer, sehingga fotografer mendapat bayangan yang persis dengan apa yang

(11)

Universitas Kristen Petra

20

ia lihat di viewfinder. Selain itu, lensa kamera SLR dapat diganti sesuai kehendak.

Selain itu, design yang dibuat pun tidak terlalu kaku. SLR bisa membuat fotografer nyaman memegangnya di dalam kondisi apa pun. Untuk aksesoris dan perlengkapan kamera SLR pun akan dengan sangat mudah didapatkan, karena SLR adalah kamera yang menjadi patokan bagi pasaran kamera dunia saat ini.

Kamera SLR akan dengan mudah dijumpai di toko-toko kamera. SLR memang yang paling laku di pasaran. Mulai dari kemunculannya sebagai kamera manual hingga menjelma menjadi kamera digital.

SLR digital mempunyai sistem yang hampir sama dengan SLR film atau manual. Tapi cahaya dipantulkan ke media yang lain. Jika pada SLR manual cahaya dipantulkan pada film, maka pada Digital SLR, cahaya dipantulkan pada media lain yang lalu direkam ke dalam memory card.

Kamera ini sangat mudah digunakan, fotografer tidak perlu memikirkan hal-hal non teknis seperti cuaca, kecepatan objek dan sebagainya. Namun, kamera ini memaksa fotografer untuk menggerakkan viewfinder yang berada di belakang kamera. Selain itu, ukurannya yang cukup besar membuat kamera SLR tidak praktis untuk dibawa. Diperlukan sebuah tas khusus ketika kamera ini ingin dibawa bepergian.

Pada kamera SLR, cahaya yang masuk ke dalam kamera dibelokkan langsung ke mata fotografer sehingga fotografer mendapat bayangan yang identik dengan objek yang akan diambil. Ketika tombol shutter ditekan makan kemudian cahaya dibelokkan lagi langsung ke film sensor agar nantinya dihasilkan gambar yang sesuai dilihat oleh mata fotografer. Ada 2 jenis kamera yang merupakan awal mula yang mengembangkan kamera SLR hingga saat ini, yaitu : kamera viewfinder dan kamera Lomo (Aditiawan 85-87).

2. Bagian Kamera a. Badan (Body)

Badan kamera merupakan bagian utama kamera yang memproduksi gambar. Di dalam body terdapat berbagai macam fitur yang dapat menentukan kualitas gambar. Dalam kamera SLR kita mengenal Range Finder sebagai pengukur ketajaman sebuah objek. Adapula viewfinder yang masih berada dalam

(12)

Universitas Kristen Petra

21

kesatuan body. Tubuh kamera berfungsi untuk melakukan proses pencahayaan, yang selanjutnya akan memproduksi gambar. Karena itu, body haram hukumnya dimasuki oleh cahaya. Jika body dari kamera bocor, maka cahaya akan merusak cahaya (Aditiawan 89).

b. Rana (Shutter)

Ibaratnya pintu masuk bagi cahaya, Rana mengatur bagaimana cahaya masuk ke dalam kamera lewat hitungan kecepatan. Makin lambat kecepatan rana yang di setel, maka tambah lama juga rana terbuka, begitupun sebaliknya. Shutter speed berpengaruh untuk objek yang bergerak. Jika ingin membekukan objek, ada baiknya memasang shutter speed di angka yang cukup tinggi. Tapi jika ingin membuatnya terlihat motion blur, cukup di setel shutter di level yang rendah. Ada beberapa macam jenis rana tapi induknya ada dua (Aditiawan 89).

c. Lensa

Sebuah kamera tidak bisa berfungsi dengan seutuhnya tanpa kehadiran lensa. Dalam fotografi, lensa menjadi mata kedua dalam melihat objek.

Ketajaman untuk mengabadikan sebuah objek ditentukan oleh lensa (Sugiarto 26).

Lensa mempunyai jobdesk mengantarkan cahaya masuk ke dalam body camera.

Pada permukaan lensa, ada sebuah lapisan yang dibuat dari uap logam. Lapisan itu bernama coating. Inilah yang membantu berani memandang matahari lewat kamera. Coating yang canggih dapat menghilangkan efek flare yang didapat ketika melawan matahari. Selain itu, coating juga mempunyai fungsi untuk menghilangkan efek kabur yang didapat dalam sebuah foto. Sehingga, Kualitas warna, kekontrasan foto, juga ditentukan oleh kualitas lensa. Oleh sebab itu, lensa menjadi bagian penting untuk menghasilkan foto yang baik (Aditiawan 90).

Menurut Deniek, secara umum lensa diartikan sebagai sekeping gelas optik, plastik cetakan, atau bahan tembus cahaya lainnya yang dibatasi oleh bidang lengkung dan dirancang untuk membentuk gambar bayangan pada bidang fokus. Permukaan lensa merupakan sebagian dari sebuah bola, pusat bola ini disebut pusat kelengkungan (centre of curvature) lensa. Sedangkan menurut Itta, lensa merupakan bagian kamera yang menyalurkan sinar dari luar tubuh kamera

(13)

Universitas Kristen Petra

22

ke dalam kamera.Lensa juga bertugas untuk memperbesar pengumpulan sinar yang dapat disalurkan ke dalam tubuh kamera dan kepada film.Jika sinar datangnya dari suatu sumber pada jarak tak tentu mengenai lensa, maka sinar itu dibelokkan ke arah sebuah titik tertentu, yang bersifat tetap. Titik ini disebut titik api. Dan pada kamera SLR (Single Lens Reflect), lensa dilengkapi dengan pengatur bukaan diafragma (Aperture) yang fungsinya mengatur besar bukaan utuk masuknya cahaya ke dalam kamera sesuai dengan keinginan fotografer.

Berikut adalah macam-macam lensa:

• Prime Lens, adalah lensa yang hanya mempunyai satu ukuran jarak (focal length)

• Zoom Lens, adalah jenis lensa dengan berbagai jarak sudut pandang (focal length)

Wide Angle Lens, lensa dengan sudut pandang lebih pendek dari normal dan memiliki sudut pandang yang lebih lebar dari mata manusia.

Telephoto Lens, lensa yang sudut pandangnya lebih jauh dari normal, lensa ini memberikan kemudahan fotografer dalam memotret obyek yang jauh sekalipun.

Fish Eye Lens, lensa dengan jarak sudut pandang yang terlebar dengan tingkat distorsi tinggi sehingga foto menjadi lebih dramatis.

Macro Lens, lensa dengan sudut pandang yang amat sangat pendek, digunakan dalam pemotretan dengan obyek yang kecil.

d. Gelang diafragma dan lubang aperture

Kedua bagian ini bekerjasama untuk menyalutkan cahaya yang masuk ke dalam kamera. Diafragma adalah cincin yang terbuka untuk menyeleksi cahaya yang masuk. Lubang yang ditinggalkan oleh cincin diafragma disebut aperture.

Lubang aperture seperti pupil manusia. Membesar dan mengecil tergantung dari cahaya yang menerpanya (Aditiawan 91).

e. Lightmeter

Alat ini membantu fotografer untuk mendapatkan setting cahaya sesuai keinginan. Menentukan apakah cahaya itu cahaya yang normal, under atau over.

(14)

Universitas Kristen Petra

23

Lightmeter memiliki beberapa jenis. Ada yang terpasang di dalam kamera, ada juga yang dipasang terpisah (Aditiawan 92).

2.1.7.2 Peralatan lain a. Flash

Flash merupakan alat yang dapat memproduksi cahaya bantu. Cahaya sebagai bantuan bagi kamera ketika cahaya untuk memperjelas objek sangatlah kurang. Kekuatan cahaya yang ditembakkan oleh flash pun bisa di setting sesuai dengan keinginan fotografer.

Dalam kamera digital modern, flash sudah menjadi satu bagian dengan kamera. Flash model ini disebut dengan built in flash. Jenis flash ini kurang memuaskan dari segi pencahayaan dan teknik penggunaan. Karena itu banyak fotografer memilih untuk kembali membeli flash. Tapi yang terpisah dengan kamera. Jenis flash ini adalah flash eksternal. Flash ini bisa disatukan dengan kamera atau ditembakkan dari tempat lain melalui konektor. Flash eksternal merupakan flash yang fleksibel dan bisa digerakkan ke berbagai sudut untuk memantulkan cahaya ke tempat yang diinginkan (Aditiawan 93).

b. Hand grip

Ini adalah body tambahan yang didesain untuk memperkuat handle kamera. Selain menambah berat jenis kamera, hand grip memudahkan dalam melakukan rotasi terhadap kameranya. Biasanya dilengkapi dengan tombol shutter, hal ini memudahkan fotografer untuk menangkap objek ketika kamera diputar menjadi vertical (Aditiawan 94).

c. Filter

Filter merupakan alat pelindung bagi lensa. Terbuat dari sistem optik yang dipasang pada penutup luar lensa. Pada dasarnya, ada tiga fungsi filter yaitu untuk mengubah objek, tidak mengubah objek dan mengurangi refleksi/mengoreksi objek. Jenis-­‐jenis  filter  berdasarkan  fungsinya  antara  lain:

Filter Ultra Violet, fungsinya adalah untuk menyaring sinar ultra violet yang sering temui pada ketika hari sedang cerah.

(15)

Universitas Kristen Petra

24

Filter Skylight, fungsinya hampir sama dengan filter Ultra Violet namun lebih ditunjukan pada penggunaan warna foto.

Filter Polarizing, filter ini digunakan untuk menyaring sinar yang terpolarisir sehingga menjernihkan hasil foto, pada kondisi tertentu dapat membantu menambah kecemerlangan hasil foto.

Filter Neutral Density, digunakan untuk tujuan tertentu, filter ini dapat mengurangi banyak cahaya yang masuk.

• Filter untuk foto hitam putih, adapun filter yang digunakan untuk foto hitam putih , yaitu warna kuning , dimana warna ini dapt menambah kontras, warna jingga digunakan untuk menyerap warna hijau dan biru, sedang warna hijau digunakan untuk menyerap warna sinar biru dan merah, kemudian selanjutnya warna merah digunakan untuk menyerap sinar biru total (Aditiawan 95).

d. Tripod

Merupakan suatu alat bantu yang digunakan untuk menyangga kamera yang berbentuk kaki tiga, yang dapat diatur tinggi-rendahnya sesuai keinginan.

Bisa digunakan untuk membantu mengatasi goyang saat melakukan pemotretan yang menggunakan kecepatan rana rendah atau menggunakan kecepatan B (bulb) sehingga kedudukan kamera tetap stabil dan pemotretan terhindar dari goyang (Nugroho 331).

 

2.1.8 Teknik Fotografi yang Baik

Teknik pemotretan adalah cara menguasai teknik fotografi untuk menghasilkan sebuah foto. Pada dasarnya teknik fotografi adalah menguasai kecepatan rana dan bukaan diafragma pada kamera manual. Ada hal penting yang harus diperhatikan dalam teknik pemotretan, yaitu :

2.1.8.1 Komposisi

Dalam dunia fotografi, komposisi diartikan sebagai penempatan atau penyusunan bagian-bagian seluruh gambar untuk membentuk kesatuan dalam sebuah bidang tertentu sehingga lebih endak dipandang. Komposisi merupakan sebuah proses yang penting karena dari komposisi itulah sebuah foto dapat bercerita dan menarik untuk dilihat. Komposisi berkaitan dengan estetika, maka

(16)

Universitas Kristen Petra

25

tidak ada peraturan buku dan hanya berupa panduan. Setiap fotografer dapat mengatur komposisi gambar menurut pandangan atau selera terbaiknya masing- masing, namun tidak semua fotografer, terutama pemula, yang memiliki pengalaman praktis untuk menentukan susunan gambar yang baik. Bagi yang memiliki bakat atau rasa keseimbangan (sense of balance) yang baik sehingga untuk melatih rasa keseimbangan diperlukan pemahaman dan pengalaman (Nugroho 78).

Secara umum ada tiga dasar penyusunan gambar yang dapat digunakan sebagai acuan atau penuntunan awal untuk membentuk susunan gambar yang ideal sesuai selera yaitu :

a. Rule of Third

Merupakan penyusunan atau penataan gambar yang paling umum digunakan, yaitu dengan melakukan pembagian bidang pada perbandingan 1:3.

Caranya dengan membagi bidang gambar menjadi 1:3 bagian sama besar secara horizontal dan vertical dengan menarik masing-masing dua garis horizontal dan vertical. Kemudian unsure utama diletakkan pada titik perpotongan garis-garis tersebut atau didekatnya.

b. Golden Section

Merupakan salah satu cara pengaturan komposisi dengan pembagian bidang menjadi 1:5 untuk tujuan menceritakan keindahan gambar dengan komposisi yang baik. Nilai irisan emas adalah kemampuan menghasilkan beberapa kesatuan hubungan antar ruang.

c. Susunan Diagonal

Susunan atau garis diagonal dibentuk dan dipergunakan jika menemukan pemandangan yang memiliki bentuk sederhana atau keadaan pemandangan yang memiliki tekstur homogen. Maka pemandangan yang keadaan aslinya statis dan sulit disajikan dengan atiran sepertiga dan irisan emas dapat menghasilkan gambar yang dinamis dan menarik (Nugroho 79-81).

(17)

Universitas Kristen Petra

26 2.1.8.2 Fokus

Fokus merupakan penentu jarak antara lensa dan permukaan peka cahaya yang berfungsi membuat gambar menjadi tajam dan mengatur jauh dekatnya objek yang akan diambil gambarnya. Penentuan fokus dapat dilakukan dengan merubah gelang pengatur jarak (focus ring) pada lensa. Setelah memperhatikan jarak yang sebenarnya antara kamera dengan objek (dalam meter) dan mengatur focus ring maka kamera akan mengatur keseimbangan jarak antara lensa dan film.

Semakin jauh objek yang akan dibidik maka jarak lensa dengan film semakin dekat. Sedangkan semakin dekat dengan objek yang akan dibidik maka jarak antara lensa dan film semakin jauh (Nugroho 148).

2.1.8.3 Exposure

Merupakan jangka waktu yang diperlukan oleh sebuah film untuk dikenai cahaya sampai terbentuknya gambar. Pencahayaan dapat diartikan juga sebagai kombinasi dari kecepatan rana (shutter speed) dan bukan diafragma (aperture) yang dipilih agar mendapatkan hasil gambar yang diinginkan. Suatu gambar dikatakn under exposure apabila gambar tersebut tidak memiliki detail di daerah bagian paling gelap (shadow), sedangkan over exposure apabila tidak memiliki detik di daerah paling terang (highlight) sehingga terlihat seperti terbakar (Nugroho 122).

2.1.8.4 Pencahayaan (Lighting)

Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar 400-760mm (nanometer) yang dapat terlihat mata manusia.

Seperti semua gelombang, cahaya dapat diserap, dipantulkan, dibiaskan, dibelokkan dan menampilkan efek interfensi. Cahaya juga dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan sekitar 300.000 km/detik, dan dapat terpolarisasikan.

Dalam dunia fotografi, cahaya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu cahaya alami dan cahaya buatan. Cahaya alami adalah cahaya yang berasal dari alam, seperti cahaya matahari, cahaya bulan, kilat, dan sebagainya. Sedangkan

(18)

Universitas Kristen Petra

27

cahaya buatan adalah cahaya yang berasal dari lampu, lilin dan sebagainya (Nugroho 200-201).

Berdasarkan arah cahayanya, pencahayaan dibedakan menjadi empat yaitu:

a. Front Lighting, yaitu cahaya datang searah dengan kamera.

b. Top Lighting, yaitu cahaya datang dari atas objek.

c. Side Lighting, yaitu cahaya datang dari samping.

d. Back Lighting, yaitu apabila cahaya datang dari arah berlawanan dengan objek.

Berdasarkan dari fungsinya, pencahayaan dibagi menjadi lima yaitu:

a. Main Light, merupakan cahaya utama dari sebuah foto.

b. Fill Light, merupakan cahaya bantuan untuk mengisi atau menyeimbangkan cahaya yang keluar dari main light.

c. Background Light, merupakan cahaya yang diarahkan ke background dengan tujuan untuk memberi efek khusus dan memisahkan antara objek dengan background agar tidak dapat menempel.

d. Rim Light, merupakan cahaya yang berasal dari belakang objek, yang secara sengaja diarahkan ke bagian yang diinginkan dari objek untuk diberi efek garis cahaya pada tepi objek.

e. Hair Light, merupakan cahaya yang diarahkan pada rambut objek untuk memberikan efek tertentu dan memisahkan rambut objek dengan background.

Berdasarkan sifatnya, pencahayaan dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Hard Light, dimana cahaya yang dihasilkan memberikan efek “keras”

sehingga sangat kontras dan bayangan yang jatuh menjadi pekat/kuat.

b. Soft Light, dimana cahaya yang dihasilkan memberikan efek

“halus/lembut” sehingga tidak terlalu kontras dan bayangan yang jatuh menjadi halus.

(19)

Universitas Kristen Petra

28

Pencahayaan mempunyai dua teknik penyinaran, yaitu:

a. High Key, mempunyai efek penyinaran menjadi terang

b. Low Key, mempunyai efek penyinaran cenderung gelap terkesan dramatis.

2.1.8.5 Angle

Dalam segi fotografi, angle atau sudut pengambilan gambar akan mempengaruhi hasil gambar itu sendiri. Angle dapat mempengaruhi emosi dan psikologi orang yang melihat gambar, karena shot yang dihasilkan bisa bersifat objektif, subjektif, atau merupakan sudut pandang tokoh dalam gambar (Dodod, par.1).

Berikut ada tiga macam jenis angle berdasarkan ketinggian kamera dari subjek, yaitu:

a. Long Shot

Long Shot adalah pengambilan obyek secara keseluruhan bahkan dapat secara luas sehingga background juga ikut masuk dalam framing.

b. Medium Shot

Komposisi dalam pengambilan gambar medium shot membuat obyek menjadi tampak lebih besar dan lebih focus pada obyek sehingga hanya sedikit background yang masuk pada framing.

c. Close Up

Pada pemotretan close up, point of interest yang diambil hanyalah obyek sehingga hampir tampak tak terdapat obyek pendukung lainnya.

d. Extreme Close Up

Memfokuskan foto hanya pada satu titik pada obyek sehingga detail pada obyek terlihat secara jelas.

e. High Angle

Dikenal juga dengan pengambilan foto dengan sudut pandang mata burung, dimana obyek berada lebih rendah dibanding kamera fotografer, sehingga terkesa obyek lebih kecil.

f. Low Angle

Juga dikenal dengan pengambilan foto dengan sudut pandang mata kodok, dimana posisi kamera lebih rendah dibanding obyek yang ada sehingga obyek terlihat lebih membesar.

(20)

Universitas Kristen Petra

29 g. Eye Angle

Merupakan sudut standar atau normal. Pada sudut ini, kamera diletakkan sejajar dengan objek. Efek yang ditimbulkan dari sudut pandang ini adalah pandangan normal atau seperti saat melihat langsung objek. Sudut pengambilan gambar ini adalah yang paling umum dan sering digunakan dalam berbagai bidang dalam fotografi.

h. Foreground

Teknik ini dilakukan dengan menempatkan objek lain di depan obyek yang menjadi point of interest. Objek tersebut diletakkan dengan tujuan sebagai objek pembanding juga untuk memperindah objek yang akan difoto. Objek yang ada di depan objek utama dapat dibuat tajam, namun juga bisa dibuat tidak tajam atau blur.

i. Background

Kebalikan dari foreground. Objek lain ditempatkan dibelakang objek utama, dengan tujuan yang sama pula dengan teknik foreground.

j. Horizontal dan Vertical

Teknik pemotretan dengan posisi kamera mendatar (horizontal) yang menghasilkan foto berbentuk landscape, serta teknik pemotretan dengan posisi yang vertical yang menghasilkan foto berbentuk portrait.

2.2 Tinjauan Unsur Komposisi

Dalam fotografi dibutuhkan pemahan akan komposisi yang tepat dalam pemotretan, karena komposisi sangatlah berpengaruh dalam menentukan nilai estetis dalam pembuatan sebuah karya fotografi. Pengaturan komposisi dilakukan pada saat membidik obyek foto, untuk itu diperlukan penataan terhadap unsur- unsur yang memperngaruhi kekuatan suatu gambar dalam sebuah bidang gambar, sehingga pada saat melakukan pengambilan gambar suatu obyek dapat tampil sebagai point of interest (pusat perhatian). Dalam menentukan point of interest perlu diperhatikan unsur-unsur pendukungnya agar mempermudah untuk menentukan apa yang akan ditonjolkan (Jurnal Nirmana, vol 2, 50). Unsur-unsur pendukung komposisi sebagai berikut :

(21)

Universitas Kristen Petra

30 2.2.1 Wujud (shape)

Tatanan dua dimensional, mulai dari titik, garis lurus, poligon (garis lurus majemuk/terbuka/tertutup), dan garis lengkung (terbuka, tertutup, lingkaran).

Tekniknya dapat berupa warna kontras dalam pencahayaan yang ekstrim seperti siluet, penonjolan detail-detail benda, mengikutkan subyek menjadi garis luar atau outline dari sebuah tone warna tertentu. Bentuk benda dapat diambil dari berbagai posisi atau anggel kamera, seperti dari bawah atau atas objek benda. Manipulasi wujud dengan menggunakan berbagai macam lensa, mulai dari lensa sudut lebar hingga lensa fokus panjang atau long-focus. Contohnya adalah foto siluet manusia yang berdiri di tepi pantai menyaksikan matahari terbenam (Jurnal Nirmana, vol 2, 50-51).

2.2.2 Bentuk (form)

Bentuk suatu obyek yang memberikan kesan tiga dimensional, seperti kubus, balok, prisma, dan bola. Dalam fotografi ditunjukan dengan gradasi cahaya dan bayangan, dan kekuatan warna. Agar dapat menghasilkan karya foto yang baik sebaiknya mengambil cahaya dari samping melalui sudut-sudut tertentu, dan menghindari pencahayaan frontal .atau secara langsung (Jurnal Nirmana, vol 2, 51).

Secara harafiah Depth of Field (DOF) berarti kedalaman ruang. Di dunia fotografi, DOF secara teknis berarti rentang atau variasi jarak antara kamera dengan subjek foto untuk menghasilkan variasi ketajaman (fokus) gambar yang masih dapat diterima. Dengan kata lain, DOF digunakan untuk menunjukkan ruangan tertentu di dalam foto yang mendapatkan perhatian khusus oleh mata karena adanya perbedaan ketajaman (fokus).

Secara umum, Depth Of Field dipengaruhi oleh 3 hal yaitu :

a. Jarak fokus utama dari kamera

Lebar ruang tajam berbanding lurus dengan kuadrat jarak objek. Jika kita mengubah jarak antara kamera dengan objek sebesar 3x (lebih jauh - dengan menggeser kamera mundur dari posisi semula) maka lebar ruang tajam akan menjadi 9x lebar semula.

(22)

Universitas Kristen Petra

31

b. Bukaan diafragma

Lebar ruang tajam berbanding lurus dengan diafragma. Sebagai contoh jika diafragma dinaikkan 2 stop dari f/8 ke f/16, maka lebar ruang tajam akan menjadi 2x lebar semula.

c. Panjang fokus lensa yang digunakan

Lebar ruang tajam berbanding terbalik dari kuadrat panjang fokus. Dengan kata lain, lebar ruang tajam akan menjadi 4x lebar semula jika kita mengubah lensa dari 100mm ke 50mm (panjang fokus lensa setengah dari semula).

Semakin lebar sudut lensa maka semakin luas daerah ruang tajamnya. Ini artinya, ketika kamera di zoom out, objek yang dishoot akan semakin leluasa untuk bergerak maju ataupun mundur dalam jarak tertentu dari kamera dan masih terlihat tajam/fokus. Ruang tajam yang sempit dalam pengambilan gambar telephoto, disebut juga DOF sempit, sedangkan ruang tajam yang luas dalam pengambilan gambar wide disebut juga DOF luas.

Semakin membuka diafragma, semakin sempit daerah ruang tajamnya. Ini berarti, mengatur fokus dalam situasi pencahayaan yang kurang akan lebih problematis dikarenakan diafragma harus membuka lebar dan objek tidak akan leluasa untuk bergerak mendekat atau menjauh dari kamera karena akan keluar dari fokus (out of focus). Kombinasi antara telephoto (zoom in all the way) dan diafragma yang membuka lebar, akan mengakibatkan ruang tajam yang sempit.

2.2.3 Pola (pattern)

Tatanan dari kelompok sejenis yang diulang-ulang untuk mengisi bagian tertentu di dalam bingkai foto, sehingga memberikan kesan adanya keseragaman.

Contohnya adalah foto segerombolan bebek, tumpukan pot dari tanah liat (Jurnal Nirmana, vol 2, 51).

Saat anda menemukan pola yang menarik, ada beberapa hal kunci yang bisa dilakukan untuk memaksimalkannya supaya terlihat dramatis dalam foto:

a. Sudut Pemotretan

Sudut pemotretan memegang peran penting saat memotret pola, bisa jadi kelopak bunga mawar yang terlihat datar saat anda memotretnya dari samping bisa terlihat sangat bagus saat memotretnya dari atas, misalnya. Serbisa mungkin

(23)

Universitas Kristen Petra

32

bermain dengan beberapa sudut pemotretan sampai anda menemukan yang terbaik.

b. Jenis Lensa atau Jarak Pemotretan

Pola yang muncul saat anda mengiris bawang merah tentu akan terlihat sangat biasa saat memotretnya dari jarak agak jauh, namun saat menggunakan lensa makro (atau mode makro), dan memotretnya dari jarak yang sangat dekat, semua menjadi tampak lebih baik.

c. Penuhi Frame Dengan Pola

Tidak ada cara lain untuk mendramatisir pola selain memenuhi seluruh frame dengannya. Dengan memenuhi keseluruhan frame dengan pola, tidak ada elemen lain yang mengganggu mata yang melihat foto, sehingga pola makin terlihat kuat dan dramatis.

2.2.4 Tekstur (texture)

Suatu tatanan yang memberikan kesan tentang keadaan permukaan suatu benda (halus, kasar, beraturan, tidak beraturan, tajam, lembut, dan seterusnya).

Tekstur akan tampak dari gelap ke terang atau bayangan dan kekontrasan yang timbul dari pencahayaan pada saat pemotretan. Cahaya yang paling baik ialah cahaya langsung dari matahari pagi dan sore yang merupakan kunci sukses dari pengambilan foto landscape (Jurnal Nirmana, vol 2, 51).

2.2.5 Garis (line)

Garis adalah suatu unsur atau elemen yang penting pada suatu komposisi baik itu dalam desain maupun fotografi, karena apabila tanpa garis maka tidak akan ada bentuk, tanpa bentuk tidak akan ada wujud. Garis terdiri dari beberapa posisi, yakni:

a. Garis Horizontal

Garis horizontal memberi kesan stabilitas, tenang, permanen dan kokoh.

Contoh paling jelas dari garis horisontal adalah garis cakrawala yang membagi langit dan daratan (atau lautan), garis cakrawala (horison) seperti kaki bagi tubuh:

kuat, kokoh, pondasi. Hindari penggunaan garis horisontal tepat ditengah-tengah foto anda karena bisa menimbulkan kesan kaku dan mati (“Elemen”, par.4).

(24)

Universitas Kristen Petra

33 b. Garis Vertikal

Garis vertikal bisa merepresentasikan kesan kekuasaan dan tinggi (misanya gedung bertingkat) serta pertumbuhan (misal pohon). Hindari meletakkan garis vertikal secara kaku ditengah-tengah foto sehingga membagi foto menjadi 2 bagian (“Elemen”, par.5).

c. Garis Diagonal

Dibandingkan dengan garis horizontal dan vertikal, garis diagonal bersifat lebih dinamis. Garis ini memberi nafas dalam komposisi sehingga kesannya lebih hidup. Saat anda mengeksploitasi garis diagonal secara tepat dalam foto anda akan mendapatkan foto yang menarik dan menyedot mata. Gunakan garis diagonal dengan menariknya dari satu sisi ke sisi yang berseberangan (“Elemen”, par.6).

Selain posisi, di dalam garis juga memiliki 3 jenis atau bentuk, yaitu:

• Garis Kurva (lengkung)

Diantara jenis garis lain yang sifatnya formal dan kaku, garis lengkung memiliki sifat luwes dan sangat dinamis. Garis lengkung memiliki kesann lembut, relaks dan bergerak. Garis lengkung juga dominan di alam, anda bisa menemukan dalam beragam bentuk: gunung, lengkung pantai, ujung daun (“Elemen”, par.7).

• Garis lurus

• Garis tidak beraturan

2.2.6 Warna (colour)

Unsur warna memiliki kemampuan untuk membedakan obyek, menentukan mood ataul feel dari sebuah foto, serta memberi nilai tambah untuk menyempurnakan daya tarik dari sebuah karya fotografi. Warna yang ditimbulkan ialah melalui pemilihan pencahayaan serta exposure, sedikit underexposing akan memberikan hasil yang low-key, dan sedikit overexposing atau penggunaan filter akan memberikan hasil warna kontras. Idealnya, sebuah foto mempunyai satu subyek utama dan satu warna utama, sedangkan subjek dan warna lainnya hanyalah sebagai pendukung. Sebuah komposisi yang warnanya terdiri dari tingkat warna sejenis akan menghasilkan foto yang tenang (Jurnal Nirmana, vol 2, 52).

(25)

Universitas Kristen Petra

34 2.3 Tinjauan buku

2.3.1. Definisi Buku

Buku adalah kumpulan beberapa atau banyak lembar kertas yang dijilid dan biasanya berisi gambar, tulisan atau kosong. Setiap sisi dari sebuah kertas pada buku disebut halaman. Buku memiliki berbagai kelebihan dibanding media penyampai informasi lainnya, di mana buku dapat dimiliki secara nyata, dapat dibaca di mana saja dan kapan saja. Buku adalah perantara antara penulis dengan pembacanya, sehingga hal-hal yang disampaikan penulis dapat dimengerti dan dipahami oleh pembacanya. Sebuah buku dapat dianggap berbobot apabila setelah membaca buku tersebut, pembacanya dapat merasakan suatu nilai tambah yang positif dan mengarah pada perbaikan (EM Zul Fajri).

Berdasarkan jenisnya, buku dapat dibedakan dalam beberapa kategori sebagi berikut (Sabjan Badio, Par.4) :

a. Novel

Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti “sebuah kisah, sepotong berita”. Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi- sisi yang aneh dari naratif tersebut.

b. Cergam

Cergam sama dengan komik, gambar yang dinarasikan, kisah ilustrasi, picto-fiksi dan lain-lain.

c. Komik

Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks.

Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri.

(26)

Universitas Kristen Petra

35 d. Ensiklopedi

Ensiklopedia atau ensiklopedi, adalah sejumlah buku yang berisi penjelasan mengenai setiap cabang ilmu pengetahuan yang tersusun menurut abjad atau menurut kategori secara singkat dan padat. Seringkali ensiklopedia dicampurbaurkan dengan kamus dan ensiklopedia- ensiklopedia awal memang berkembang dari kamus. Perbedaan utama antara kamus dan ensiklopedia ialah bahwa sebuah kamus hanya memberikan definisi setiap entri atau lemma dilihat dari sudut pandang linguistik atau hanya memberikan kata-kata sinonim saja, sedangkan sebuah ensiklopedia memberikan penjelasan secara lebih mendalam dari yang kita cari. Sebuah ensiklopedia mencoba menjelaskan setiap artikel sebagai sebuah fenomena.

e. Nomik

Nomik adalah singkatan dari novel komik.

f. Antologi (kumpulan)

KBBI mendefinisikan antologi sebagai kumpulan karya tulis pilihan dr seorang atau beberapa orang pengarang.

g. Dongeng

Merupakan suatu kisah yang di angkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan mahluk lainnya.

Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi, dari pemikiran seseorang yang kemudian di ceritakan secara turun-temurun dari generasi kegenerasi.

h. Biografi

Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.

Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekadar daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian. Biografi yang ditulis sendiri oleh tokohnya dinamakan autobiografi.

(27)

Universitas Kristen Petra

36 i. Catatan harian (jurnal/diary)

Catatan harian adalah buku yang isinya berdasarkan catatan harian atau catatan harian itu sendiri, misalnya catatan harian Anne Frank. Buku yang dibuat berdasarkan catatan harian misalnya, Bersaksi di Tengah Badai karya Wiranto.

j. Novelet

Cerita tanggung, untuk dikatakan cerpen dia terlalu panjang, untuk dikatakan novel terlalu pendek. Jumlah halaman novelet diperkira berada di antara 40-50 halaman. Namun, batasan ini sangat relatif, tidak mutlak.

k. Fotografi

Karya-karya foto seseorang atau beberapa orang dapat saja dijadikan buku.

Buku jenis ini akan lebih menarik jika disertai keterangan mengenai objeknya. Untuk kepentingan lain, buku fotografi ini bisa juga berisi penjelasan mengenai cara atau strategi untuk menghasilkan foto-foto seperti yang tercetak.

l. Karya ilmiah

Laporan penelitian, disertai, tesis, skripsi, dan sebagainya.

m. Tafsir

Tafsir adalah keterangan atau penjelasan tentang ayat-ayat Al-quran agar maksudnya lebih mudah dipahami. Tafsir harfiah berarati tafsir kata demi kata, tafsir mimpi adalah penggunaan ciri-ciri modern untuk menguraikan arti mimpi. Buku yang berisi materi tentang hal ini dinamakan buku tafsir.

n. Kamus

Kamus adalah buku acuan yg memuat kata dan ungkapan, biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan tentang makna, pemakaian, atau terjemahannya. Kamus dapat pula diartikan sebagai buku yg memuat kumpulan istilah atau nama yang disusun menurut abjad beserta penjelasan tentang makna dan pemakaiannya (KBBI).

(28)

Universitas Kristen Petra

37 o. Panduan (how to)

Disebut juga buku petunjuk, misalnya buku tentang beternak ayam, berkebun kelapa sawit, kiat memperoleh dan kiat menjalani beasiswa di luar negeri, dan sebagainya.

p. Atlas

Kumpulan peta yang disatukan dalam bentuk buku. Selain dalam bentuk buku, atasl juga ditemukan dalam bentuk multimedia, misalnya Google Earth. Atlas dapat memuat informasi geografi, batas negara, statisik geopolitik, sosial, agama, serta ekonomi.

q. Ilmiah

Buku yang disusun berdasarkan kaidah keilmiahan. Misalnya, buku yang disusun berdasarkan hasil penelitian dan disampaikan dalam bahasa ilmiah.

r. Teks

Buku pelajaran, diktat, modul.

s. Mewarnai

Buku jenis ini identik dengan buku anak-anak, isinya biasanya berupa garis-garis yang membentuk gambar. Fungsinya, adalah membantu anak- anak untuk belajar mewarnia objek.

Sebuah buku mempunyai tiga elemen penting yaitu cover buku, jaket buku, dan isi buku. Cover buku merupakan bagian terluar dari buku yang berfungsi melindungi dan memberi identitas. Jaket buku berfungsi sebagai pembungkus buku, buku akan tampil lebih menarik jika mengenakan “pakaian“

yang tepat. Isi buku berfungsi untuk menginformasikan hal-hal kepada pembacanya (hefler, fink 45)

2.3.2. Perkembangan Buku di Indonesia

Di Indonesia, awalnya bentuk buku masih berupa gulungan daun lontar.

Menurut Ajip Rosidi (sastrawan dan mantan ketua IKAPI), secara garis besar, usaha penerbitan buku di Indonesia dibagi dalam tiga jalur, yaitu usaha penerbitan buku pelajaran, usaha penerbitan buku bacaan umum (termasuk sastra dan

(29)

Universitas Kristen Petra

38 hiburan), dan usaha penerbitan buku agama.

Pada masa penjajahan Belanda, penulisan dan penerbitan buku sekolah dikuasai orang Belanda. Kalaupun ada orang pribumi yang menulis buku pelajaran, umumnya mereka hanya sebagai pembantu atau ditunjuk oleh orang Belanda.

Usaha penerbitan buku agama dimulai dengan penerbitan buku-buku agama Islam yang dilakukan orang Arab, sedangkan penerbitan buku-buku agama Kristen umumnya dilakukan oleh orang-orang Belanda. Penerbitan buku bacaan umum berbahasa Melayu pada masa itu dikuasai oleh orang-orang Cina. Orang pribumi hanya bergerak dalam usaha penerbitan buku berbahasa daerah. Usaha penerbitan buku bacaaan yang murni dilakukan oleh pribumi, yaitu mulai dari penulisan hingga penerbitannya, hanya dilakukan oleh orang-orang Sumatera Barat dan Medan. Karena khawatir dengan perkembangan usaha penerbitan tersebut, pemerintah Belanda lalu mendirikan penerbit Buku Bacaan Rakyat.

Tujuannya untuk mengimbangi usaha penerbitan yang dilakukan kaum pribumi.

Pada tahun 1908, penerbit ini diubah namanya menjadi Balai Pustaka. Hingga Jepang masuk ke Indonesia, Balai Pustaka belum pernah menerbitkan buku pelajaran karena bidang ini dikuasai penerbit swasta belanda.

Sekitar tahun 1950-an, penerbit swasta nasional mulai bermunculan.

Sebagian besar berada di pulau Jawa dan selebihnya di Sumatera. Pada awalnya, mereka bermotif politis dan idealis. Mereka ingin mengambil alih dominasi para penerbit Belanda yang setelah penyerahan kedaulatan di tahun 1950 masih diijinkan berusaha di Indonesia.

Pada tahun 1955, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih dan menasionalisasi semua perusahaan Belanda di Indonesia. Kemudian pemerintah berusaha mendorong pertumbuhan dan perkembangan usaha penerbitan buku nasional dengan jalan memberi subsidi dan bahan baku kertas bagi para penerbit buku nasional sehingga penerbit diwajibkan menjual buku-bukunya denga harga murah.

Pemerintah kemudian mendirikan Yayasan Lektur yang bertugas mengatur bantuan pemerintah kepada penerbit dan mengendalikan harga buku. Dengan adanya yayasan ini, pertumbuhan dan perkembangan penerbitan nasional dapat

(30)

Universitas Kristen Petra

39

meningkat denganc epat. Menurut Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) yang didirikan 1950, penerbit yang menjadi anggota IKAPI yang semula berjumlah 13 pada tahun 1965 naik menjadi 600-an lebih.

Pada tahun 1965 terjadi perubahan situasi politik di tanah air. Salah satu akibat dari perubahan itu adalah keluarnya kebijakan baru pemerintah dalam bidang politik, ekonomi dan moneter. Sejak akhir tahun 1965, subsidi bagi penerbit dihapus. Akibatnya, karena hanya 25% penerbit yang bertahan, situasi perbukuan mengalami kemunduran.

Sementara itu, pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mashuri, kemudian menetapkan bahwa semua buku pelajaran di sediakan kan oleh pemerintah. Keadaan tidak bisa terus-menerus dipertahankan karena buku pelajaran yang meningkat dari tahun ke tahun. Karena itu, diberikan hak pada Balai Pustaka untuk mencetak buku-buku yang dibutuhkan dipasaran bebas. Para penerbit swasta diberikan kesempatan menerbitkan buku-buku pelengkap dengan persetujuan tim penilai.

Hal lain yang menonjol dalam masalah perbukuan selama Orde Baru adalah penerbitan buku yang harus melalui sensor dan persetujuan kejaksaan agung. Tercatat buku-buku karya Pramudya Ananta Toer, Utuy Tatang Sontani dan beberapa pengarang lainnya, tidak dapat dipasarkan karena mereka dinyatakan terlibat G30S/PKI. Sementara buku-buku “Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai”, kemudian “Era Baru, Pemimpin Baru” tidak bisa dipasarkan karena dianggap menyesatkan, terutama mengenai cerita-cerita seputar pergantian kekuasaan pada tahun 1966.

Dunia perbukuan di indonesia saat ini sudah semakin maju. Keberadaan penulis lokal Indonesia dianggap modal untuk memperkenalkan berbagai buku dari indonesia (Usman, Rozali. 19-97).

2.3.3. Teknik Pembuatan buku

Sekarang ini, teknologi semakin maju dan berkembang pesat, mesin-mesin offset sudah memiliki kemampuan untuk mencetak ratusan ribu eksemplar buku dalam waktu realtif singkat. Perkembangan tersebut sangat membantu sekali untuk lebih memperhatikan desain sebuah buku. Penemuan tersebut dapat

(31)

Universitas Kristen Petra

40

mempermudah pembuatan buku dengan waktu yang sangat cepat, dengan hasil cetakan yang rapi, dan desain yang inovatif sesuai dengan konsep buku. Untuk itu tahap-tahap yang perlu disusun untuk membuat buku adalah : (“Panduan Menulis”, Para. 4)

a. Membuat rencana judul atau tema yang akan diangkat dalam menyusun naskah.

b. Setelah itu menyusun kerangka sebagai bahan rujukan mengenai arah pembahasan isi buku.

c. Mencari sumber referensi dari buku, jurnal, makalah, atau internet segala yang berkaitan dengan pembahasan topik isi buku.

d. Setelah menulis naskah, selanjutnya ialah membuat print out dan dijilid menjadi satu berbentuk hard copy. Dilengkapi pula dengan surat pengantar, sinopsis, potensi pasar, rasionalisasi untuk menerbitkan buku tersebut. Serta jangan lupa menuliskan prolog atau sinopsis naskah.

Sinopsis ditulis semenarik mungkin dan harus bisa menggambarkan isi dari buku dan juga ditambahkan penulisan tentang potensi positif dalam terpublikasikannya buku tersebut.

2.4 Tinjauan Layout 1.4.1 Pengertian Layout

Kata layout berasal dari kata lay dan out , lay yang mempunyai arti meletakan, menempatkan untuk suatu tujuan, sedangkan out berarti muncul, keluar kedalam batas pandang.

Layout ialah suatu proses menyusun bagian dan lain sebagianya menurut suatu aturan atau pola. Layout dalam desain menyangkut penempatan teks dan gambar pada sebuah desain. Mendesain suatu layout mempunyai tujuan utama yakni menghadirkan aspek visual dari tulisan maupun gambar yang akan dkomunikasikan kepada pembaca, agar pembaca dapat mengerti dan menerima informasi yang disajikan secara masksimal (Krause 8).

2.4.2 Jenis Layout

Menurut Rustan (3-7), jenis-jenis layout adalah sebagai berikut :

(32)

Universitas Kristen Petra

41 a. Column Grid

Layout yang menampilkan gambar dan teks yang terpisah oleh batas-batas font abstrak sejingga terciptakan kolom-kolom tersebut. Layout jenis ini dapat ditemukan pada halaman seperti surat kabar, atau koran.

b. Modular Grid

Layout ini memiliki ksedikit kesamaan dengan column grid karena adanya bidang yang berkolom. Perbedaan jenis modular grid ini terletak pada banyaknya bidang yang terbag-bagi pada jenis modular, bidang yang tercipta yaitu kotak-kotak dalam jumlah yang cukup banyak dalam satu halaman, sehingga penggunaan dan aplikasinya dapat lebih terlihat dinamis.

c. Hierarchial Grid

Umumnya jenis layout ini paling banyak digunakan pada tampilan website. Pembagian tiap bidangnya sangatlah teratur dan rapi, denga tujuan memudahkan akses setiap pengguna internet, dengan meyajikan tampilan yang cukup sederhana namun efketif.

d. Manuscript Grid

Layout ini menyusun sebuat tatanan letak yang penempatannya berdasarkan batas kiri dan batas kanan. Ciri-cirinya ialah bentuk susunannya terstruktur dari kiri dan kanan.

e. Ungrid

Jenis layout ini muncul karena perkembangan zaman dan banyaknya aksi protes ataupun pemberontakan oleh komunitas anak-anak muda yang anti terhadap kemapanan. Gaya in seperti hendak menantang sesuatu yang beraturan dan pada akhirnya menciptakan suatu gaya baru yang tidak teratur, namun tetap memiliki nilai seni tersendiri.

2.5 Tinjauan Karimunjawa

Taman Nasional Karimunjawa yang berada di Kepulauan Karimunjawa terletak pada wilayah kabupaten Jepara (Pelaksana 2004:9). Taman Nasional Karimunjawa merupakan gugusan kepulauan berjumlah 27 pulau yang terletak di Laut Jawa, mempunyai luas 111.625 Ha (SK Menhut No. 78/Kpts-II/1999 tanggal

(33)

Universitas Kristen Petra

42

22 Februari 1999). Terdiri daratan di Pulau Karimunjawa 1.285,50 Ha dan daratan di pulau Kemujan 222,20 Ha serta perairan di sekitarnya seluas 110.117,30 Ha (Kep. Menhut No.74/Kpts-II/2001 tentang Penetapan Sebagian Kawasan Taman Nasional Karimunjawa seluas 110.117,30 sebagai Kawasan Pelestarian Alam Perairan dengan Berita Acara Tata Batas tanggal 14 Maret 2000.

Karimunjawa dapat dikunjungi dengan sarana transportasi udara dan laut.

Tranportasi udara ditempuh melalui Bandara Ahmad Yani Semarang menuju Bandara Dewadaru yang saat ini hanya dilakukan oleh PT. Wisata Laut Nusa Permai (Kura-kura Resort). Sedangkan transportasi laut dengan kapal cepat Kartini dari semarang dengan lama tempu 3-3,5 jam.

Gambar 2.1 Pulau Karimunjawa

Sumber : http://uniquetraveldestinations.files.wordpress.com

2.5.1 Sejarah Daerah Karimunjawa

Nama Karimun menurut cerita rakyat setempat tidak terlepas dari sosok sunan Nyamplung, yang bernama asli Syech Amir Hasan, putera dari sunan Muria. Sedari kecil, ia hidup dimanja sehingga ketika beranjak dewasa, ia menjadi cenderung nakal. Sunan Muria sudah berusaha mendidik puteranya tersebut agar menjadi lebih baik, tetapi selalu gagal. Akhirnya sunan Muria menitipkan puteranya kepada sunan Kudus, dengan harapan menjadi lebih baik. Di bawah bimbingan sunan Kudus, Amir Hasan memang menjadi pribadi yang lebih baik dan taat, sehingga ia dikembalikan kepada keluarganya. Tetapi setelah berkumpul kembali dengan keluarganya, perilaku Amir Hasan kembali seperti semula. Sunan Muria merasa prihatin, dan akhirnya memerintahkan puteranya tersebut untuk

(34)

Universitas Kristen Petra

43

turun gunung Muria dan mengamalkan ilmu agama di pulau yang nampak

"kremun-kremun" (tidak jelas) bila dilihat dari gunung Muria. Dan sunan Muria pun mengatakan bahwa Amir Hasan tidak boleh kembali ke pulau Jawa sebelum tugasnya selesai. Dengan berbekal 2 buah biji Nyamplung untuk ditanam di pulau tujuan, dan mustaka masjid (sampai saat ini masih berada di kompleks makam sunan Nyamplungan), serta ditemani oleh 2 orang abdi, akhirnya Amir Hasan pun memulai perjalannya. Setelah sampai dan menemukan tempat yang cocok untuk ditinggali, Amir Hasan kemudian menanam 2 buah biji Nyamplung yang dibawanya dari pulau Jawa. Tanaman yang tumbuh dari kedua biji Nyamplung inilah yang sekarang dikenal sebagai pohon Nyamplung, dan lokasinya diberi nama dukuh Nymplung.

2.5.2 Letak Geografis

Letak geografis taman tersebut berada pada posisi 5’ 40’00”-5’ 58’ 50” LS dan 110’ 05’ 00” 110’ 31’00” BT atau berjarak kurang lebih 45 mil laut dari kota Jepara dan kurang lebih 60 mil laut dari kota Semarang. (Tjakrarini 200: 1).

Gambar 2.2 Peta Pulau Karimunjawa

Sumber : http://karimunjawatrip.files.wordpress.com

2.5.3 Iklim

Iklim dan cuaca di Indonesia dipengaruhi oleh dua angin musim, yaitu muson barat dan timur (musim kemarau dan musim hujan) yang mencirikan iklim di Indonesia. Musim kemarau (musim timur) terjadi pada bulan Juni hingga September dan musim hujan (musim barat) terjadi pada bulan Desember hingga

Gambar

Gambar 2.1 Pulau Karimunjawa
Gambar 2.2 Peta Pulau Karimunjawa

Referensi

Dokumen terkait

Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan akreditasi di bidang kurikulum atau kegiatan belajar mengajar adalah sekolah menyiapkan semua dokumen kurikulum yang

Karena preeklampsia ini tidak dapat dicegah, yang terpenting adalah bagaimana penyakit ini dapat dideteksi sedini mungkin. Deteksi ini didapatkan dari pemeriksaaan

The Listening Ability of the Eleventh Grade Students of SMA Negeri 1 Jekulo Kudus Taught by Using Breaking News in the Academic Year 2013/ 2014.. English Education

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk pengambilan kebijakan oleh manajemen perusahaan yang berkaitan dengan pengungkapan informasi sosial dalam

Saya melakukan pembelian di Restoran Solaria karena ertarik dengan desain interior dan eksterior Solaria yang sesuai. dengan

Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Pemeriksaan Pajak, Penagihan Pajak, Norma Moral dan Kebijakan Sunset Policy terhadap Peningkatan

dimaksud dengan tradisi Selamatan Suroan ialah suatu kebiasaan yang telah dilakukan sejak dahulu dalam suatu kelompok untuk menyambut bulan Muharram atau Suro yang dilakukan

Sisanya (88%) adalah pikiran bawah sadar (unconscious) yang masih dapat dimaksimalkan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik, menampilkan kemampuan terbaik setiap saat