• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. perangkat lunak yang sama untuk semua pengujian. analisa citra bioinformatika ini dalah sebagai berikut:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. perangkat lunak yang sama untuk semua pengujian. analisa citra bioinformatika ini dalah sebagai berikut:"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

102   

IMPLEMENTAS I DAN PENGUJIAN

4.1 S pesifikasi Sistem

Perangkat analisis citra bioinformatika ini menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang sama untuk semua pengujian.

4.1.1 S pesifikasi Perangkat Keras

Spesifikasi perangkat keras yang digunakan pada pengujian perangkat analisa citra bioinformatika ini dalah sebagai berikut:

Komputer PC dengan spesifikasi:

• Prosesor : Intel Pentium Dual Core 2.66

• Memori : 1536 MB DDRII RAM

• Hard Disk : 250 GB, 7200 RPM

• Graphic Card : NVidia GT8500

• Mouse dan keyboard

4.1.2 S pesifikasi Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang digunakan pada pengujian perangkat analisa citra bioinformatika ini adalah sebagai berikut :

- Sistem operasi : Microsoft Windows XP Professional SP-3 - Compiler : Microsoft Visual C# 2008 Express Edition - Library : Aforge.Net

(2)

4.2 Pengujian 4.2.1 File

4.2.1.1 Open

Fitur ini berfungsi untuk memasukkan citra ke dalam perangkat pengolahan citra ini.

Gambar 4.1 Layar untuk membuka citra

4.2.2 Preprocessing

Pada saat menu ini diklik, maka akan muncul empat buah submenu, yaitu brightness, contrast, grayscale, dan threshold.

4.2.2.1 Brightness

Pada saat submenu brightness diklik, akan muncul sebuah kotak dialog baru dengan nama FormBrightness yang berisi sebuah slider dan sebuah tombol

(3)

“OK”. Slider ini digunakan untuk menentukan nilai kecerahan pada citra. Slider dapat digerakkan ke kiri untuk mengurangi kecerahan pada citra dan ke kanan untuk meningkatkan kecerahan pada citra.

Gambar 4.2 Layar fitur brightness

Gambar 4.3 Pengujian fitur brightness

(4)

4.2.2.2 Contrast

Pada saat submenu contrast diklik, akan muncul sebuah kotak dialog baru dengan nama FormContrast yang berisi sebuah slider dan sebuah tombol “OK”.

Slider ini digunakan untuk menentukan nilai kekontrasan pada citra. Slider dapat digerakkan ke kiri untuk mengurangi kontras pada citra dan ke kanan untuk meningkatkan kontras pada citra.

Gambar 4.4 Layar fitur contrast

Gambar 4.5 Pengujian fitur contrast

(5)

4.2.2.3 Grayscale

Pada saat submenu grayscale diklik, citra masukan yang berwarna akan berubah menjadi citra skala abu pada citra keluaran.

Gambar 4.6 Pengujian fitur grayscale

4.2.2.4 Threshold

Pada saat submenu threshold diklik, akan muncul sebuah kotak dialog baru dengan nama FormThreshold yang berisi sebuah slider dan sebuah tombol

“OK”. Slider ini digunakan untuk menentukan ambang batas yang digunakan untuk melakukan segmentasi pada citra masukan. Slider dapat digerakkan ke kiri untuk mengurangi nilai ambang batas pada citra dan ke kanan untuk meningkatkan nilai ambang batas pada citra. Citra keluaran yang dihasilkan akan menjadi citra biner yang hanya mengandung warna hitam dan putih sesuai dengan nilai ambang batas yang ditentukan.

(6)

Gambar 4.7 Layar fitur threshold

Gambar 4.8 Pengujian fitur threshold

(7)

4.2.2.5 Pembalikan (Invert)

Pada saat submenu invert di klik, maka objek yang berwarna hitam akan diubah (dibalik) menjadi warna putih.

Gambar 4.9 Pengujian fitur invert

(8)

4.2.3 Processing

Pada saat menu ini diklik, maka akan muncul tiga buah submenu, yaitu morphology, edge detection, dan noise reduction.

4.2.3.1 Morphology

Pada saat menu ini diklik, maka akan muncul lima buah submenu, yaitu erosion, dilation, opening, closing, dan skeletonizing.

4.2.3.1.1 Erosion

Pada saat submenu erosion diklik, maka objek pada citra keluaran yang dihasilkan akan menjadi lebih kecil karena adanya proses erosi (pengikisan dari tepi objek) terhadap objek pada citra masukan. Citra masukan dapat berupa citra kromatik (berwarna), skala abu, maupun citra biner.

  Gambar 4.10 Pengujian fitur erosi

(9)

4.2.3.1.2 Dilation

Pada saat submenu dilation diklik, maka objek pada citra keluaran yang dihasilkan akan menjadi lebih besar karena adanya proses dilasi (pengekspansian objek dari tepi-tepi objek) terhadap objek pada citra masukan. Citra masukan dapat berupa citra kromatik (berwarna), skala abu, maupun citra biner.

Gambar 4.11 Pengujian fitur dilasi

4.2.3.1.3 Opening

Pada saat submenu opening diklik, maka citra keluaran yang dihasilkan akan terlihat lebih bersih dari derau-derau kecil yang berwarna putih (derau yang terjadi karena adanya partikel-partikel terang yang kecil pada latar belakang). Proses opening melakukan erosi terhadap citra masukan sehingga derau kecil dapat terkikis sempurna (tereliminasi), kemudian dilanjutkan dengan dilasi yang mengembalikan ukuran citra yang tererosi ke ukuran semula.

(10)

Gambar 4.12 Pengujian fitur opening

4.2.3.1.4 Closing

Pada saat submenu closing diklik, maka citra keluaran yang dihasilkan akan terlihat lebih rapat karena adanya pengeliminasian derau-derau kecil yang berwarna hitam (derau yang terjadi karena adanya partikel-partikel hitam pada objek). Proses closing melakukan dilasi terhadap citra masukan sehingga lubang-lubang kecil pada objek dapat tertutup, kemudian dilanjutkan dengan dilasi yang mengembalikan ukuran citra yang tererosi ke ukuran semula.

Gambar 4.13 Pengujian fitur closing

(11)

4.2.3.1.5 Skeletonizing

Pada saat submenu skeletonizing diklik, maka citra keluaran yang dihasilkan akan terlihat seperti kerangka dari objek yang ada pada citra masukan.

Gambar 4.14 Pengujian fitur skeletonizing

4.2.3.2 Noise Reduction

Pada saat menu ini diklik, maka akan muncul tiga buah submenu, yaitu mean filtering, median filtering, dan Gaussian blur.

4.2.3.2.1 Mean Filtering

Pada saat submenu mean filtering diklik, maka citra keluaran yang dihasilkan akan terlihat lebih bersih dari derau yang ada pada citra masukan. Citra juga akan terlihat sedikit lebih samar daripada citra awalnya.

(12)

Gambar 4.15 Pengujian fitur mean filtering

4.2.3.2.2 Median Filtering

Pada saat submenu median filtering diklik, maka citra keluaran yang dihasilkan akan terlihat lebih bersih dari derau yang ada pada citra masukan. Perubahan kesamaran citra yang terjadi tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan citra keluaran yang dihasilkan oleh mean filtering.

Gambar 4.16 Pengujian fitur median filtering

(13)

4.2.3.2.3 Gaussian Blur

Pada saat submenu Gaussian blur diklik, maka citra keluaran yang dihasilkan akan terlihat lebih bersih dari derau yang ada pada citra masukan. Citra juga akan terlihat lebih samar daripada citra awalnya.

Gambar 4.17 Pengujian fitur Gaussian blur

4.2.3.3 Edge Detection

Pada saat menu ini diklik, maka akan muncul dua buah submenu, yaitu Canny dan Sobel.

4.2.3.3.1 Canny

Pada saat submenu Canny diklik, maka citra keluaran yang dihasilkan akan berupa garis-garis tipis yang merepresentasikan tepian-tepian dari objek yang ada pada citra masukan.

(14)

Gambar 4.18 Pengujian fitur canny

4.2.3.3.2 Sobel

Pada saat submenu Sobel diklik, maka citra keluaran yang dihasilkan akan berupa garis-garis yang merepresentasikan tepian- tepian dari objek yang ada pada citra masukan. Garis yang dihasilkan lebih tebal daripada garis yang ada pada citra keluaran yang dihasilkan oleh proses Canny.

Gambar 4.19 Pengujian fitur sobel

(15)

4.2.4 Analyzing

Pada saat menu ini diklik, maka akan muncul tiga buah submenu, yaitu labeling, counting, dan analyzing.

4.2.4.1 Labeling

Pada saat submenu labeling diklik, maka objek-objek yang terdeteksi akan diberi nomor pada citra keluaran.

Gambar 4.20 Pengujian fitur labeling

4.2.4.2 Counting

Pada saat submenu counting diklik, maka objek-objek yang terdeteksi akan diberi nomor pada citra keluaran dan akan muncul sebuah kotak dialog yang berisi informasi berupa jumlah sel yang terdeteksi pada citra masukan.

(16)

Gambar 4.21 Pengujian fitur counting

4.2.4.3 Classifying

Pada saat submenu classifying diklik, maka akan muncul sebuah kotak dialog baru yang meminta masukan berupa lebar dan tinggi minimal. Dengan nilai masukan ini, objek-objek yang mempunyai nilai yang lebih besar dari nilai masukan akan ditampilkan.

Gambar 4.22 Pengujian fitur classfying

(17)

4.3 Evaluasi

4.3.1 Evaluasi Pengujian

Dari hasil pengujian yang telah lakukan diatas, hasil evaluasi yang didapatkan adalah:

- Objek pada citra yang dapat dinomori adalah objek yang berwarna putih.

- Proses pengerangkaan hanya dapat dilakukan pada objek yang berwarna putih.

4.3.2 Benchmarking

Untuk dapat mengevaluasi perangkat analisis citra yang telah dibuat, maka diambillah contoh sebuah perangkat pengolahan citra yaitu ImageJ sebagai referensi.

ImageJ adalah program pengolahan dan analisis citra yang ditulis dalam bahasa pemrograman Java oleh Wayne Rasband di US National Institutes of Health. Kode sumber tersedia secara bebas dari situs ImageJ. (http://imagejdocu.tudor.lu/doku.php?id

=faq:general:what_is_imagej). Berikut merupakan contoh tampilan dari program ini:

Gambar 4.23 Tampilan fitur pengolahan awal citra ImageJ

(18)

Jika dilihat dari fitur pengolahan awal yang ada pada program ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa fitur-fitur prapengolahan yang ada pada perangkat analisis yang telah dibuat merupakan fitur-fitur umum yang menjadi dasar dari pengolahan awal citra.

Gambar 4.24 Tampilan fitur pengolahan citra ImageJ

Jika dilihat dari fitur pengolahan yang ada pada program ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa fitur-fitur pengolahan yang ada pada perangkat analisis yang telah dibuat merupakan fitur-fitur pengolahan yang diperlukan pada proses pengolahan citra.

(19)

Gambar 4.25 Tampilan fitur analisis citra ImageJ

Jika dilihat dari fitur analisis yang ada pada program ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa fitur-fitur analisis yang ada pada perangkat analisis yang telah dibuat merupakan fitur- fitur analisis yang diperlukan pada proses analisis citra.

Referensi

Dokumen terkait

Promotor bertanggung jawab terhadap keselamatan artis dan rombongan PADI untuk seluruh kegiatan rombongan selama berada dikota tempat dilaksanakannya pertunjukan

Merupakan jasa sebagai pihak ketiga yang independent kepada lemabaga keuangan atau pihak lain yang memebrikan fasilitas pembiayaan modal usaha dan investasi, melalui

Penelitian ini terbagi menjadi dua kelompok perlakuan, yaitu 1) membandingkan viabilitas embrio pada setiap tahap perkembangan (8 sel, morula, dan blastosis) setelah

Air (H2O) terutama air yang bisa diminum perlu menjadikan perhatian, air merupakan sumber kehidupan yang dibutuhkan seluruh makluk di. Air yang bisa diminum air

Pada kegiatan KKN-PPM Universitas Muhammadiyah Semarang pada tanggal 9 Februari 2018 hingga 27 Februari 2018 di Desa Jambu, dapat disimpulkan bahwa KKN ini

Hasil penelitian ini searah dengan penelitian Purwaningsih & Lestari 14 , yang menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara perkembangan psikomotorik

Dengan persepsi yang demikian ini, dimungkinkan mahasiswa menjadi bersemangat dalam berlatih, dan tampil penuh, sehingga pada akhir program penelitian (akhir siklus

Temuan penelitian menunjukkan bahwa perilaku ibu dalam memeriksakan kesehatan gigi dan mulut anak usia 6-12 tahun dengan kategori kurang baik lebih banyak terdapat