• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISASI OPTIK LAPISAN SEMIKONDUKTOR Cu 2 O YANG DIBUAT DENGAN METODE DEPOSISI KIMIA GERALD ENSANG TIMUDA G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARAKTERISASI OPTIK LAPISAN SEMIKONDUKTOR Cu 2 O YANG DIBUAT DENGAN METODE DEPOSISI KIMIA GERALD ENSANG TIMUDA G"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISASI OPTIK LAPISAN SEMIKONDUKTOR Cu

2

O YANG

DIBUAT DENGAN METODE DEPOSISI KIMIA

GERALD ENSANG TIMUDA

G74101015

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

KARAKTERISASI OPTIK LAPISAN SEMIKONDUKTOR Cu

2

O YANG

DIBUAT DENGAN METODE DEPOSISI KIMIA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

GERALD ENSANG TIMUDA

G74101015

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

Tulisan ini

aku persembahkan untuk

ibu…………..

abah…………

&

istriku………

“Bahwasanya di dalam kejadian langit dan bumi, dalam pergantian malam dengan siang itu sudah dapat merupakan bukti kekuasaan Allah bagi orang yang suka menggunakan akalnya. Mereka itu ialah orang-orang yang suka mengingat-ingat kepada Allah, baik di waktu berdiri

(4)

Judul :

Karakterisasi

Optik Lapisan Semikonduktor Cu

2

O yang Dibuat

dengan Metode Deposisi Kimia

Nama

:

Gerald Ensang Timuda

NIM

:

G74101015

Menyetujui :

Pemimbing I,

Pembimbing II,

Akhiruddin Maddu, M.Si.

Drs. M. Nur Indro, M.Sc.

NIP

132206239 NIP

131663022

Mengetahui :

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor,

(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kediri pada tanggal 8 Februari 1983, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, anak dari pasangan Edi Sangsoyo dan Sunartin.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar dan pendidikan lanjutan di kota Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Pendidikan dasar diselesaikan di SDN Pare X pada tahun 1995, pendidikan lanjutan pertama di SLTP Negeri 2 Pare pada tahun 1998, dan pendidikan lanjutan atas di SMU Negeri 2 Pare pada tahun 2001. Pada tahun yang sama, penulis lulus Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) dan terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Fisika Fakultas MIPA IPB.

(7)

ABSTRAK

GERALD ENSANG TIMUDA. Krakterisasi Optik Lapisan Semikonduktor Cu2O yang Dibuat

dengan Metode Deposisi Kimia. Dibimbing oleh : AKHIRUDDIN MADDU, M.Si. dan Drs. M. NUR INDRO, M.Sc.

Semikonduktor Cu2O telah dipertimbangkan sebagai material yang digunakan untuk membuat sel surya dengan biaya rendah dan mudah dibuat dengan metoda deposisi kimia.

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu mencurahkan karunia-Nya sehingga tulisan ini bisa terwujud. Tulisan ini merupakan skripsi yang harus disusun setelah melaksanakan penelitian sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana Sains di Departemen Fisika Institut Pertanian Bogor.

Adapun topik dari penelitian yang kami laksanakan adalah “Krakterisasi Optik Lapisan Semikonduktor Cu2O yang Dibuat dengan Metode Deposisi Kimia”. Beberapa literature yang diambil telah membuat kami sadar bahwa bidang ini telah jauh berkembang, sehingga mungkin hasil penelitian ini tidak akan memberikan sumbangan yang terlalu besar nantinya. Namun demikian, sangat diharapkan penelitian ini bisa menjadi batu loncatan yang berarti bagi penyusun terutama untuk lebih bisa memahami konsep-konsep fisika yang ada di dalamnya.

Terima kasih yang tidak terkira kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memungkinkan skripsi ini bisa terwujud, terutama kepada Ibu dan Abah yang selalu mendoakan dan mendukung di rumah, kepada keluarga besarku juga keluarga besar baruku, kepada my sweet special wife yang always special, kepada Bpk. Akhiruddin Maddu dan Bpk. M.Nur Indro selaku dosen pembimbing yang dengan sangat sabar “melayani” semua ketidaktahuan, keingintahuan, dan kekurangan saya tentang penelitian ini, keluarga Mafia ’38 atas semua dukungan dan semangatnya. Fight it guys… it’s worth. Juga kepada teman-teman LAWALATA, always in my heart. Kepada teman-teman angkatan 34,35,36,37,38,39,40,41 serta semua dosen dan staff Departemen Fisika, dan pihak-pihak yang karena keterbatasan tempat, tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya karena hal ini.

Akhirnya kami memmohon dengan ikhlas : masukan, kritik, saran, dalam bentuk apapun juga tentang tulisan ini, agar penelitian ini bisa lebih bermanfaat. Amin.

(9)

DAFTAR ISI Halaman Judul ... i Lembar Pengesahan ... ii Abstrak ... iii Kata Pengantar ... iv Daftar Isi ... v PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang ... 1 Tujuan Penelitian ... 1 Tinjauan Pustaka ... 1 Semikonduktor... 1 Sifat Optik ... 2

Kedalaman Penetrasi Karakteristik (W) ... 2

Absorbansi (A) ... 2

Transmitansi (T) ... 2

Reflektansi (R) ... 2

Indeks Bias (n) ... 3

BAHAN DAN METODE ... 3

Tempat dan Waktu Penelitian ... 3

Bahan dan Alat ... 3

Metode Penelitian ... 3

Penumbuhan Lapisan Cu2O ... 3

Karakterisasi Optik ... 4

HASIL DAN PEMBAHASAN... 5

Deposisi Kimia ... 5

Sifat Optik ... 5

Absorbansi (A) ... 5

Pengaruh Ketebalan pada Absorbansi ... 5

Pengaruh Pemanasan pada Absorbansi ... 6

Transmitansi (T) ... 7

Pengaruh Ketebalan pada Transmitansi ... 7

Pengaruh Pemanasan pada Transmitansi ... 7

Reflektansi (R) ... 8

Pengaruh Ketebalan pada Reflektansi ... 8

Pengaruh Pemanasan pada Reflektansi ... 9

Indeks Bias (n) ... 9

Pengaruh Ketebalan pada Indeks Bias ... 9

Pengaruh Pemanasan pada Inseks Bias ... 10

Konstanta Peredaman (k) ... 10

Pengaruh Ketabalan pada Konstanta Peredaman ... 10

Pengaruh Pemanasan pada Konstanta Peredaman ... 11

Band gap (Eg) ... 11

KESIMPULAN DAN SARAN ... 12

Kesimpulan ... 12

Saran ... 13

(10)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kebutuhan manusia akan energi sangat besar, cadangan minyak bumi diperkirakan akan habis dalam abad ini. Kebutuhan energi di bumi diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dalam 50 tahun ini, sehingga akan terjadi kekurangan energi yang besar, kecuali energi terbaharukan bisa menutupi kekurangan pokok yang ditinggalkan oleh bahan baker fosil (minyak bumi). Untungnya, pasokan energi dari matahari ke bumi sangat besar : 3 x 1024 Joule

setahun atau sekitar 10.000 kali konsumsi populasi global saat ini. Dengan kata lain, andaikan kita dapat menutupi 0,1% permukaan bumi dengan sel surya yang memiliki efisiensi 10%, kebutuhan energi saat ini akan terpenuhi.(1) Karena itulah, studi

tentang sel surya selalu menarik untuk dipelajari.

Semikonduktor Cuprous Oxide,

Cu2O, merupakan salah satu semikonduktor

paling ‘tua’ yang pernah dikenal. Semikonduktor ini telah dipertimbangkan sebagai material yang menjanjikan untuk pembuatan aplikasi sel surya dengan biaya rendah.(2) Sebagai material sel surya, cuprous

oxide memiliki keuntungan biaya pembuatan yang rendah dan ketersediaan yang tinggi. Khususnya, karena ia mudah dihasilkan dari tembaga, dan karenanya, merupakan salah satu material semikonduktor yang paling ‘tidak mahal’ dan paling tersedia untuk sel surya. Cuprous oxide memiliki band gap sekitar 2,0 eV yang merupakan rentang yang bisa diterima untuk konversi energi surya, karena semua semikonduktor dengan band gap antara 1 eV dan 2 eV adalah material yang disukai untuk sel photovoltaic.(3)

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Membuat lapisan semikonduktor Cu2O

dengan metode deposisi kimia.

2. Melakukan karakterisasi optik pada lapisan semikonduktor Cu2O yang

meliputi absorbansi, transmitansi, reflektansi, indeks bias, konstanta peredaman.

3. Menentukan band gap lapisan

semikonduktor Cu2O.

Tinjauan Pustaka Semikonduktor

Pada semikonduktor, terdapat pita energi yang memperbolehkan keberadaan elektron, yaitu pita valensi dan pita konduksi. Yang memisahkan kedua pita ini adalah pita terlarang, yang disebut juga band gap (Eg).

Gambar 1. Diagram energi semikonduktor dengan sifat intrinsik, tipe – n, dan tipe – p. EC = energi pita konduksi, ED = energi pita donor

EV = energi pita valensi, EA= energi pita akseptor

EF = energi level Fermi

Menurut teori pita, benda tegar dikarakterisasikan dengan spektrum elektron yang bersatu. Tiap elektron adalah milik keseluruhan benda tetapi bukan milik ikatan individu. Diagram pita energi dari bagian spektrum yang menentukan karakteristik optik dan listrik semikonduktor ditunjukkan pada gambar 1.(4)

Gambar 2. Absorpsi cahaya oleh semikonduktor “intrinsik”. Foton yang datang dengan energi

g

E

h

ν

≥ menyebabkan transisi elektron dari pita valensi menuju pita konduksi, dan meninggalkan

hole pada pita valensi.

Ketika semikonduktor intrinsik diradiasi dengan cahaya yang energinya lebih besar daripada band gap semikonduktor

(11)

2

(

h

ν

E

g), elektron dari pita valensi bisa tereksitasi ke pita konduksi seperti pada gambar 2.(4)

Sifat Optik

Jika gelombang cahaya mengenai suatu material, maka intensitas gelombang cahaya tersebut akan diredam pada jarak yang pendek. Amplitudo gelombang akan berkurang secara eksponensial seperti diperlihatkan pada gambar 3. Pengurangan intensitas ini berbeda untuk material yang berbeda. Pada material logam pengurangannya kuat, tetapi kurang kuat untuk material dielektrik, misalnya gelas.(5)

Gambar 3. Gelombang cahaya pada material dengan ketebalan z. Amplitudo menurun secara

eksponensial.

Kedalaman Penetrasi Karakteristik (W) Didefinisikan sebagai jarak ketika intensitas gelombang cahaya yang memasuki bahan menurun menjadi 1/e atau 37% dari nilai awalnya(5), yaitu ketika :

1 0 1 = − = e e I I ... (1)

dengan : I0 = intensitas cahaya yang

menuju sampel (awal) I = intensitas cahaya yang

keluar dari sampel. Secara umum, fungsi intensitas terhadap jarak didefinisikan sebagai berikut :(5)

I = I0 exp ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − z c k ω 2 , ... (2)

dengan : ω 2= πν adalah frekuensi angular z = jarak

k = konstanta peredaman

c = cepat rambat gelombang cahaya di udara

= 3 x 108 m/s.

Maka, berdasarkan definisi di atas didapatkan :

k

k

c

k

c

W

z

.

4

.

4

.

2

π

λ

πν

ω

=

=

=

=

... (3) dengan :

ν

= frekuensi λ = panjang gelombang.

Kebalikan dari W sering disebut atenuasi eksponensial.(5) atau koefisien absorbsi, α :

λ

π

πν

ω

α

k c k c k W . 4 . 4 . 2 1 = = = = ... (4) Absorbansi (A) Didefinisikan sebagai : (6),(12) I I A=log 0 ... (5)

Karena untuk lapisan tipis berlaku :

d e I I0= α. , ...(6) maka : (6)

α

= 2,303 A/d ... (7)

dengan :

α

= koefisien absorbsi d = ketebalan film. Transmitansi (T)

Didefinisikan sebagai rasio antara intensitas cahaya yang ditransmisikan dengan intensitas cahaya yang menuju sampel.(5),(12)

0 I

I

T= ... (8)

Dengan melakukan substitusi persamaan (5) dan (8), didapatkan hubungan antara absorbansi dan transmitansi sebagai berikut : (12)

A = – log T ...(9) Reflektansi (R)

Didefinisikan sebagai rasio antara intensitas cahaya yang dipantulkan, IR, dengan

intensitas cahaya awal, I0.(5),(13) R =

0 I IR

...(10)

dengan : IR = intensitas cahaya yang

dipantulkan.

Reflektansi berhubungan dengan transmitansi dan koefisien absorpsi dengan hubungan sebagai berikut : (7)

(

)

T R d 2 1 ln . 1 − = α ...(11)

atau bisa dituliskan kembali sebagai berikut. :

(12)

Indeks Bias (n)

Ketika cahaya melewati medium yang, secara optik, “renggang” menuju medium “rapat”, cahaya akan dibiaskan dengan sudut bias r, (yaitu sudut yang dibentuk antara berkas sinar yang dibiaskan dengan garis yang tegak lurus permukaan) yang lebih kecil dibandingkan sudut datang i, seperti pada gambar 4.

Gambar 4. Pembiasan berkas cahaya ketika datang dari medium lebih renggang menuju medium lebih rapat. nvac mewakili indeks bias vakum (udara) dan

nmed mewakili indeks bias medium. Sedangkan cvac

mewakili cepat rambat cahaya di vakum (udara) dan nmed mewakili cepat rambat cahaya di medium

Fenomena ini digunakan untuk mendefinisikan kekuatan pembiasan suatu material dan dikenal sebagai hukum Snellius,(5),(13) n n n c c r i vac med med vac = = = sin sin ...(13)

dengan indeks bias vakum, nvac, ditetapkan

bernilai satu.

Indeks bias berhubungan dengan reflektansi dengan hubungan sebagai berikut (untuk berkas cahaya yang tegak lurus terhadap bidang batas) : (5), (6)

(

)

(

)

2 2 1 1 + − = n n R ...(14)

atau bisa dituliskan kembali sebagai berikut : R R n − + = 1 1 ...(15)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi dan Biofisika serta Laboratorium Fisika Lanjut Departemen Fisika Institut Pertanian Bogor. Penelitian

berlangsung mulai bulan Juni 2005 s.d. Mei 2006.

Bahan dan Alat

Bahan yang dipergunakan adalah

larutan CuSO4, Na2S2O3, NaOH, NH4Cl, gelas

preparat, dan air aquades.

Alat yang digunakan adalah neraca elektronik, gelas ukur, gelas erlenmayer, pengaduk, hot plate, gelas pyrex, penjepit, furnace, sumber cahaya polikromatis, seperangkat komputer, compact monokromator + sensor + interface system. Metode Penelitian

Penumbuhan Lapisan Cu2O

Lapisan semikonduktor Cu2O

ditumbuhkan pada substrat gelas preparat. Tiga buah gelas preparat dibersihkan dengan membasuhnya menggunakan air aquades, mencelupkannya ke dalam larutan H2SO4 1M

selama + 10 menit dan membilasnya menggunakan air aquades.

Larutan NaOH 1M sebanyak 100 ml disiapkan ke dalam gelas pyrex, yang kemudian disebut larutan A dan dipanaskan sampai + 700C. Larutan B, yaitu larutan

kompleks tembaga tiosulfat (3Cu2S2O3.2Na2S2O3)(8), disiapkan dengan

mencampur 1M natrium tiosulfat (Na2S2O3)

sebanyak 125 ml dengan 1 M larutan tembaga sulfat (CuSO4) sebanyak 25 ml. Hasil dari

pecampuran ini diencerkan dengan air aquades sebanyak 250 ml.(7) Setengah dari

(13)

4

Ketika substrat gelas dicelupkan ke dalam larutan NaOH bersuhu + 70 0C, ion

OH- menempel pada permukaan substrat

membentuk lapisan ionik. Pada larutan B, ion Cu+ terbentuk akibat reaksi kesetimbangan ion

tiosulfatcuprit(I) sebagai berikut : [Cu(S2O3)]- ↔ Cu+ + S2O3- .

Setelah substrat dicelupkan ke dalam larutan B, ion ini beraksi dengan lapisan ionik OH-

yang telah terbentuk pada substrat gelas dan membentuk Cu2O dengan reaksi sebagai

berikut:

2Cu+ + 2OH- → Cu

2O + H2O.(8)

Khusus untuk sampel 2, setelah dilakukan karakterisasi optik, dilakukan proses annealing pada suhu 100 0C selama 1

jam. Kemudian, setelah dilakukan karakterisasi optik kedua, sampel ini dipanaskan lagi pada suhu 200 0C selama 1

jam untuk kemudian dilakukan karakterisasi optik ketiga.

Gambar 6. Kurva hubungan antara suhu annealing (Ta) dengan waktu annealing (∆t) yang dilakukan

pada sampel 2. TR adalah suhu ruang yang

merupakan suhu awal sampel sebelum dipanaskan.

Karakterisasi Optik

Penelitian sifat optik dilakukan dengan menggunakan monokromator, sensor dan interface yang terhubung ke seperangkat komputer. Bagan setting alat ditunjukkan pada gambar 7.

Gambar 7. Bagan pengaturan alat untuk uji sifat optik

Prosedur pengambilan data untuk menetukan nilai absorbansi pada software yang digunakan, mengharuskan dilakukannya pengambilan data intensitas referensi (dalam hal ini intensitas cahaya dengan sampel gelas preparat) atau I0. Selain itu, juga

mengharuskan pengambilan data intensitas gelap (ID) yaitu intensitas ketika jalur cahaya

dari sumber cahaya ke monokromator ditutup dalam keadaan lampu sumber cahaya menyala. Setelah kedua data tersebut diambil, baru bisa dilakukan pengukuran absorbansi dengan meletakkan substrat hasil deposisi ke tempat sampel. Oleh karena itu, perumusan yang digunakan untuk menghitung nilai absorbansi pada persamaan (5) mengalami modifikasi sebagai berikut : (10)

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − − = D D o I I I I A log ...(16) A 700C heater

+

B suhu ruang = 1 siklus sampel + 20 s + 20 s

Gambar 5. Bagan Deposisi Kimia

(14)

HASIL DAN PEMBAHASAN Deposisi Kimia

Hasil deposisi menunjukkan terjadinya perubahan warna pada substrat gelas preparat menjadi kekuning-kuningan. Perubahan warna ini merupakan indikasi terbentuknya lapisan Cu2O pada gelas.

Semakin banyak siklus pencelupan dilakukan, semakin gelap warna yang terbentuk, yang berarti semakin tebal lapisan yang terjadi.

Pada eksperimen ini terdapat 3 macam sampel seperti terdaftar pada tabel 1. Ketebalan yang didapatkan berdasarkan asumsi tiap pencelupan sebanyak 10 siklus ketebalan bertambah sebesar ≈ 0,15 µm.(8)

Tabel 1. Sampel hasil deposisi

Sampel Pencelupan Tebal lapisan (nm)

1 10 x 150 nm

2 20 x 300 nm

3 30 x 450 nm

Pada sampel 2, dilakukan pemanasan (annealing) tiap kali selesai dilakukan karakterisasi optik. Perlakuan pemanasan yang diberikan tercantum pada tabel 2.

Tabel 2. Perlakuan panas pada sampel 2.

Sampel Suhu annealing Waktu annealing

2 Tanpa annealing -

2a 100 0C 1 jam

2b 200 0C 1 jam

Sifat Optik

Pengambilan data untuk pengujian sifat optik yang dilakukan secara langsung pada sampel adalah untuk uji nilai absorbansi. Untuk uji nilai yang lain, yaitu transmitansi, reflektansi dan indeks bias, dilakukan melalui perhitungan.

Absorbansi (A)

Nilai absorbansi yang terukur ditampilkan pada tabel L1, L2, L3, L4 dan L5 pada lampiran 1. Dari nilai tersebut dapat ditampilkan bentuk kurva hubungan antara absorbansi terhadap panjang gelombang pada gambar 9a dan 9b. Secara umum, nilai absorbansi menurun untuk panjang gelombang yang lebih besar. Hal ini merupakan karakteristik daerah penyerapan pada sampel.

Pengaruh Ketebalan pada Absorbansi

Untuk mengetahui pengaruh

ketebalan pada sifat optik sampel, dibuat 3 sampel dengan ketebalan berbeda. Nilai absorbansi dari ketiga sampel tersebut ditampilkan pada tabel L1, L2, dan L3 lampiran1. menunjukkan hasil yang berbeda (mengalami pergeseran nilai), sebagaimana bisa dilihat pada gambar 9a. Nilai absorbansi pada daerah panjang gelombang 650 nm ditunjukkan pada tabel 3a. Dari tabel tersebut dapat perbandingan nilai absorbansi jika dibandingkan secara relatif terhadap sampel 1 (perkiraan ketebalan d1 = 150 nm). Sampel 2

(perkiraan ketebalan 2d1) menunjukkan nilai

perbandingan 308,333% (menjadi sekitar 3 x nilai A sampel 1). Sedangkan sampel 3 (perkiraan ketebalan 3d1) menunjukkan

Persiapan bahan Penumbuhan Lapisan Cu2O Sampel 1,2,3 Karakterisasi Optik Sampel 1,3 Annealing 100 0C 1 jam Karakterisasi Optik Sampel 2 Karakterisasi Optik Annealing 200 0C 1 jam Karakterisasi Optik Pengolahan Data

(15)

6

perbandingan sebesar 527,083% (menjadi sekitar 5 x nilai A sampel 1).

Tabel 3a. Nilai absorbansi untuk sampel 1,2,3 pada daerah λ = 650 nm

Sampel A Perbandingan (%relatif terhadap sampel 1)

1 0.048 100

2 0.148 308.333

3 0.253 527.083

Dari gambar 9a bisa diamati bahwa semakin tebal sampel, nilai absorbansi semakin tinggi. Hal ini dikarenakan semakin tebal sampel berarti semakin banyak lapisan yang terbentuk, sehingga semakin banyak molekul Cu2O yang terlibat dalam proses

“penyerapan”. Sehingga, nilai absorbansi (untuk penyerapan pada panjang gelombang yang sama) akan lebih besar pada sampel dengan ketebalan lebih tinggi.

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 400 500 600 700 800 λ (nm ) A b so rb an si 3 2 1

Gambar 9a. Kurva absorbansi vs. panjang gelombang untuk sampel 1,2, dan 3.

Pengaruh Pemanasan pada Absorbansi

Untuk mengetahui pengaruh pemanasan pada sifat optik sampel, dilakukan proses annealing. Proses annealing dilakukan hanya pada sampel 2 sebesar 100 0C dan 200 0C masing-masing selama 1 jam. Pengambilan

data absorbansi dilakukan tiap kali proses annealing selesai dilakukan.

Adanya perlakuan panas pada sampel menghasilkan perubahan nilai absorbansi, sebagaimana bisa diamati pada gambar 9b. Secara keseluruhan, nilai absorbansi menjadi lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai absorbansi pada sampel yang sama yang diambil sebelum proses annealing dilakukan. Pada daerah panjang gelombang 650 nm, setelah dilakukan annealing dengan suhu

1000C (sampel 2a), nilai absorbansi berubah

menjadi 57,730% nilai awal (nilai absorbansi sampel 2). Sampel setelah annealing 2000C

(sampel 2b) menunjukkan nilai absorbansi 47,230% nilai awal pada panjang gelombang ini (lihat tabel 3b).

Tabel 3b. Nilai absorbansi untuk sampel 2, 2a, dan 2b pada daerah λ = 650 nm

Sampel A Perbandingan (%relatif terhadap sampel 2)

2 0.148 100 2a 0.081 54.730 2b 0.07 47.230 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 400 500 600 700 800 λ (nm) Ab so rb an si 2 2a 2b

Gambar 9b. Kurva absorbansi vs. panjang gelombang pada sampel 2 sebelum dan sesudah

dilakukan proses pemanasan (annealing).

Perubahan ini kemungkinan

diakibatkan karena ketika suhu dinaikkan selama proses annealing, terjadi proses pengembangan volume, dan kemungkinan terbentuknya kristal atau berubahnya orientasi kristal. Pada proses annealing, setelah suhu secara alami diturunkan sampai suhu ruang, terjadi penyusutan volume kembali. Tapi, volume akhir setelah annealing jika dibandingkan volume awal (sebelum annealing) bisa berbeda (lebih kecil atau lebih besar) ataupun sama. Pada percobaan ini, dipergunakan asumsi volume akhir setelah annealing lebih besar dibanding volume awal. Karena terjadi pengembangan volume, densitas massa akan menurun dan jarak antar molekul menjadi semakin lebar sehingga makin banyak terdapat rongga/ruang yang memungkinkan berkas cahaya bisa melewatinya. Akibatnya, fraksi energi yang diserap menjadi lebih kecil.

Jika dibandingkan sampel dengan annealing antara 100 0C dan 200 0C, nilai

absorbansi sampel 200 0C lebih kecil jika

dibandingkan sampel 100 0C. Hal ini

(16)

sampel 200 0C mengembang lebih jauh jika

dibandingkan sampel 100 0C. Sehingga,

dengan alasan yang sama, nilai absorbansi menjadi lebih kecil.

Kemungkinan terbentuknya orientasi kristal juga bisa dipergunakan untuk menjelaskan fenomena ini. Jika diasumsikan sebelum annealing belum terbentuk kristal (masih dalam bentuk amorf), maka rongga antar molekul yang terbentuk kemungkinan tertutup oleh molekul lain akibat susunan yang tidak beraturan. Sehingga, berkas sinar yang melewati susunan tidak beraturan tersebut menjadi lebih kecil. Dengan kata lain, semakin banyak berkas sinar yang “berinteraksi” dengan molekul (untuk kemudian bisa diserap atau dipantulkan). Tapi, setelah terbentuk struktur kristal, semakin banyak rongga terjadi akibat susunan kristal yang teratur. Akibatnya, berkas sinar yang dilewatkan menjadi makin banyak. Atau dengan kata lain, makin sedikit berkas sinar yang bisa “berinteraksi” dengan molekul Cu2O. Sehingga, absorbansi menjadi lebih

kecil.

Transmitansi (T)

Dari persamaan (9), didapatkan hubungan antara absorbansi terhadap transmitansi. Persamaan tersebut bisa dituliskan kembali dalam bentuk sebagai berikut :

T = 10 – A. ...(17)

Transmitansi yang dihitung dengan persamaan (17) di atas dinyatakan ke dalam persen, dan ditampilkan pada tabel L1, L2, L3, L4 dan L5 lampiran 1. Hasil tersebut ditampilkan dalam kurva hubungan antara transmitansi terhadap panjang gelombang seperti gambar 10a dan 10b. Secara umum dapat diamati bahwa nilai transmitansi akan membesar untuk nilai panjang gelombang yang bertambah besar, yang merupakan karakteristik daerah transmitasnsi sampel.

Pengaruh Ketebalan pada Transmitansi

Hubungan antara transmitansi terhadap panjang gelombang untuk ketebalan berbeda diperlihatkan pada gambar 10a. Dari gambar tersebut dapat diamati bahwa sampel dengan ketebalan yang lebih besar memiliki nilai transmitansi yang lebih kecil. Pada daerah panjang gelombang 650 nm, nilai transmitansi sampel 2 menjadi 79,433% nilai transmitansi sampel 1. Sedangkan,

transmitansi sampel 3, menunjukkan nilai 62,373% dari sampel 1 (lihat tabel 4a).

Tabel 4a. Nilai transmitansi untuk sampel 1,2,3 pada daerah λ = 650 nm

Sampel T (%) (%relatif terhadap Perbandingan sampel 1)

1 89.536 100

2 71.121 79.433

3 55.847 62.373

Pada sampel lebih tebal, dari keseluruhan energi yang memasuki sampel, lebih banyak fraksi energi yang diserap dibandingkan yang diteruskan. Akibatnya, fraksi energi yang diteruskan menjadi lebih kecil. Sehingga, nilai transmitansi menjadi lebih kecil. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 400 500 600 700 800 λ (nm ) T ran sm it an si ( % ) 1 2 3

Gambar 10a. Kurva hubungan antara transmitansi vs. panjang gelombang untuk sampel

1,2, dan3.

Pengaruh Pemanasan pada Transmitansi Pemanasan dengan proses annealing yang dilakukan mengakibatkan berubahnya nilai transmitansi seperti diperlihatkan pada gambar 10b. Pada daerah panjang gelombang 650 nm, nilai transmitansi setelah annealing 1000C (sampel 2a) berubah menjadi 116,681%

nilai transmitansi sebelum annealing (sampel 2). Dan, nilai transmitansi setelah annealing

2000C (sampel 2b) berubah menjadi

119,674% nilai transmitansi sebelum annealing (lihat tabel 4b).

(17)

8

setelah terjadinya pengembangan volume, sebagai akibat pemanasan.

Tabel 4b. Nilai transmitansi untuk sampel 2, 2a, dan 2b pada daerah λ = 650 nm

Sampel T (%) (%relatif terhadap Perbandingan sampel 2) 2 71.121 100 2a 82.985 116.681 2b 85.114 119.674 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 400 500 600 700 800 λ (nm) T ran sm it an si ( % ) 2b 2a 2

Gambar 10b. Kurva transmitansi vs. panjang gelombang untuk sampel 2 sebelum dan setelah

dikenai proses annealing

Pengembangan volume yang terjadi pada sampel setelah annealing 200 0C

kemungkinan lebih besar dibandingkan setelah perlakuan annealing 100 0C. Sehingga,

nilai transmitansi makin meningkat pada sampel ini akibat rongga yang lebih banyak. Reflektansi (R)

Nilai reflektansi diperoleh dengan menggunakan hubungan reflektansi, koefisien absorpsi, ketebalan film dan transmitansi pada persamaan (12). Nilai tersebut ditampilkan pada tabel L1, L2, L3, L4 dan L5 lampiran 1. Dengan menyatakan dalam persen, hubungan antara reflektansi terhadap panjang gelombang diperlihatkan pada gambar 11a dan 11b. Secara umum, nilai reflektansi lebih besar untuk panjang gelombang kecil dan semakin menurun terhadap panjang gelombang yang besar. Hal ini merupakan karakteristik daerah pemantulan sampel. Pengaruh Ketebalan pada Reflektansi

Ketebalan memberikan pengaruh kepada nilai reflektansi, sebagaimana diperlihatkan gambar 11a. Semakin tebal sampel, nilai reflektansi semakin meningkat.

Pada daerah panjang gelombang 650 nm, nilai reflektansi sampel 2 berubah menjadi 291,401% nilai reflektansi sampel 1. Dan, nilai reflektansi sampel 3 berubah menjadi 470,011% nilai reflektansi sampel 1 (lihat tabel 5a).

Tabel 5a. Nilai reflektansi untuk sampel 1,2,3 pada daerah λ = 650 nm

Sampel R(%) (%relatif terhadap Perbandingan sampel 1)

1 5.376 100

2 15.666 291.401

3 25.269 470.011

Semakin tebal sampel, berarti semakin banyak molekul Cu2O yang terbentuk

sehingga semakin banyak berkas sinar yang “berinteraksi” dengan molekul. Akibatnya, semakin banyak fraksi energi yang bisa dipantulkan. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 400 500 600 700 800 λ (nm) R efl ek ta ns i( % ) 3 2 1

Gambar 11a. Kurva hubungan antara reflektansi vs. panjang gelombang untuk sampel 1,2, dan 3.

Pengaruh Pemanasan pada Reflektansi

Pemanasan memberikan pengaruh

terhadap nilai reflektansi sampel sebagaimana diperlihatkan pada gambar 11b. Nilai reflektansi lebih kecil pada sampel setelah dipanaskan dibandingkan sebelum dipanaskan. Pada daerah panjang gelombang 650 nm, nilai reflektansi setelah dipanaskan pada 1000C (sampel 2a) menjadi 56,834%

nilai reflektansi awal (sampel 2 sebelum dipanaskan). Sedangkan nilai reflektansi setelah dipanaskan pada 2000C (sampel 2b)

(18)

Tabel 5b. Nilai reflektansi untuk sampel 2, 2a, dan 2b pada daerah λ = 650 nm Sampel R(%) Perbandingan (%relatif terhadap sampel 2) 2 15.666 100 2a 8.904 56.834 2b 7.743 49.423 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 400 500 600 700 800 λ (nm) R efl ek ta ns i ( % ) 2 2a 2b

Gambar 11b. Kurva reflektansi vs. panjang gelombang untuk sampel 2 sebelum dan setelah

dikenai proses annealing.

Akibat pemansan, terjadi ekspansi volume sehingga jarak antar molekul semakin lebar. Akibatnya, kemungkinan berkas sinar yang dapat “berinteraksi” dengan sampel menjadi lebih kecil. Sehingga, berkas sinar yang dapat dipantulkan pun menjadi lebih sedikit dibandingkan yang terjadi pada sampel sebelum dipanaskan.

Indeks Bias (n)

Nilai indeks bias bisa diperoleh dengan menerapkan hubungan antara reflektansi terhadap indeks bias pada persamaan (15). Hasil perhitungan ditampilkan pada tabel L1, L2, L3, L4 dan L5 lampiran 1. Hasil ini kemudian ditampilkan dalam bentuk kurva hubungan antara indeks bias terhadap panjang gelombang pada gambar 12a dan 12b.

Tabel 6a. Nilai indeks bias untuk sampel 1,2,3 pada daerah λ = 650 nm

Sampel n (%relatif terhadap Perbandingan sampel 1)

1 1.604 100

2 2.310 144.054

3 3.022 188.411

Molekul Cu2O merupakan medium

yang lebih rapat bagi cahaya jika dibandingkan dengan udara. Oleh karena itu selalu didapatkan nilai indeks bias yang lebih besar dari 1, yang merupakan konsekuensi hukum Snellius. Hal ini bersesuaian dengan hasil yang didapatkan pada semua sampel (semua sampel menunjukkan nilai indeks bias yang lebih besar dari 1), sebagaimana diperlihatkan pada gambar 11a dan 11b. Secara umum, keseluruhan sampel memperlihatkan nilai indeks bias yang cenderung menurun jika diberikan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih besar. Hal ini berarti, di dalam medium (sampel), cepat rambat cahaya dengan panjang gelombang rendah, lebih kecil dibandingkan cepat rambat cahaya dengan panjang gelombang lebih tinggi.

0 1 2 3 4 5 6 7 400 500 600 700 800 λ (nm) in d eks b ias 3 2 1

Gambar 12a. Kurva indeks bias vs. panjang gelombang untuk sampel 1,2, dan 3.

Pengaruh Ketebalan pada Indeks Bias Pengaruh ketebalan terhadap sampel Cu2O diperlihatkan pada gambar 12a.

Ketebalan yang semakin besar menghasilkan nilai indeks bias yang semakin besar. Pada daerah panjang gelombang 650 nm, nilai indeks bias sampel 2 menjadi 144,054% nilai indeks bias sampel 1. Sedangkan nilai indeks bias sampel 3 menjadi 188,411% nilai indeks bias sampel 1 (lihat tabel 6a).

Semakin tebal sampel berarti semakin banyak molekul yang terbentuk. Sehingga, sampel menjadi semakin “rapat”. Semakin rapat medium berarti semakin kecil sudut bias yang berakibat nilai indeks bias semakin besar.

(19)

10

diperlihatkan gambar 12b. Setelah dipanaskan, indeks bias menjadi lebih kecil. Pada pemanasan 1000C (sampel 2a), nilai

indeks bias menjadi 80,105% nilai indeks bias sebelum dipanaskan (sampel 2). Sedangkan pada pemanasan 2000C (sampel 2b), nilai

indeks bias menjadi 76,663% nilai indeks bias sampel 2.

Tabel 6b. Nilai indeks bias untuk sampel 2, 2a, dan 2b pada daerah λ = 650 nm Sampel n Perbandingan (%relatif terhadap sampel 2) 2 2.310 100 2a 1.850 80.105 2b 1.771 76.663 0 1 2 3 4 5 6 7 400 500 600 700 800 λ (nm) In d eks b ias 2 2a 2b

Gambar 12b. Kurva indeks bias vs. panjang gelombang untuk sampel 2 sebelum dan setelah

dikenai proses annealing.

Secara fisis, sampel Cu2O tampak

menjadi lebih “terang” dibandingkan sebelum dipanaskan. Hal ini merupakan indikasi berubahnya kerapatan sampel menjadi lebih renggang. Setelah proses annealing dilakukan, terjadi pertambahan volume akhir pada sampel sehingga sampel menjadi lebih renggang. Karena sampel menjadi lebih renggang, maka sudut bias menjadi lebih besar dibandingkan sebelum pemanasan. Sehingga, indeks bias akan mengecil.

Konstanta Peredaman (k)

Nilai konstanta peredaman bisa didapatkan dengan menerapkan hubungan antara koefisien absorbansi dan panjang gelombang pada persamaan (4). Persamaan tersebut bisa dituliskan kembali dalam bentuk sebagai berikut : π αλ 4 = k . ...(18)

Konstanta peredaman yang dihitung dengan persamaan (18) di atas ditampilkan dalam tabel L1, L2, L3, L4 dan L5 lampiran 1. Hasil tersebut ditampilkan dalam kurva hubungan antara konstanta peredaman terhadap panjang gelombang seperti gambar 13a dan 13b. Secara umum dapat dilihat bahwa secara umum nilai konstanta peredaman menurun untuk nilai panjang gelombang yang bertambah besar, yang merupakan karakteristik peredaman pada sampel.

Pengaruh Ketebalan pada Konstanta Peredaman

Hubungan antara konstanta peredaman terhadap panjang gelombang unutk ketebalan berbeda diperlihatkan pada gambar 13a. Dari gambar tersebut dapat diamati bahwa sampel dengan ketebalan yang lebih besar memiliki nilai konstanta peredaman yang lebih besar. Pada daerah panjang gelombang 650 nm, nilai konstanta peredaman sampel 2 menjadi 308.333% nilai konstanta peredaman sampel 1. Sedangkan konstanta peredaman sampel 3, menunjukkan nilai 527.083% dari sampel 1 (lihat tabel 7a).

Tabel 7a. Nilai konstanta peredaman untuk sampel 1,2, dan 3 pada daerah λ = 650 nm

Sampel k (%relatif terhadap Perbandingan sampel 1) 1 1.271E-11 100 2 3.918E-11 308.333 3 6.697E-11 527.083 0 2E-11 4E-11 6E-11 8E-11 1E-10 1.2E-10 400 500 600 700 800 λ (nm) k 3 2 1

Gambar 13a. Kurva hubungan antara konstanta peredaman vs. panjang gelombang untuk sampel

1,2, dan 3.

(20)

“diredam” oleh sampel. Oleh karena itu, nilai konstanta peredaman menjadi lebih besar. Pengaruh Pemanasan pada Konstanta Peredaman

Pemanasan dengan proses annealing yang dilakukan mengakibatkan turunnya nilai konstanta peredaman seperti diperlihatkan pada gambar 13b. Pada daerah panjang gelombang 650 nm, nilai konstanta peredaman sampel 2a menjadi 54.730% nilai konstanta peredaman sampel 2. Dan, nilai konstanta peredaman sampel 2b menjadi 47.297% nilai konstanta peredaman sampel 2 (lihat tabel 7b).

Akibat pemanasan, terjadi ekspansi volume akhir pada sampel yang mengakibatkan fraksi energi yang bisa “diserap” atau “diredam” oleh sampel menjadi semakin kecil. Akibatnya, nilai konstanta peredaman menjadi turun.

Tabel 7b. Nilai konstanta peredaman untuk sampel 2, 2a, dan 2b pada daerah λ = 650 nm

Sampel k (%relatif terhadap Perbandingan sampel 2) 2 3.918E-11 100 2a 2.144E-11 54.730 2b 1.853E-11 47.297 0 1E-11 2E-11 3E-11 4E-11 5E-11 6E-11 7E-11 8E-11 9E-11 400 500 600 700 800 λ (nm) k 2 2a 2b

Gambar 13b. Kurva hubungan antara konstanta peredaman vs. panjang gelombang untuk sampel 2,

2a, dan 2b.

Band gap (Eg)

Penentuan nilai band gap (celah energi) semikonduktor bisa dilakukan dengan membuat grafik hubungan antara (αhυ)2

terhadap hυ berdasarkan persamaan :

αhυ = A(hυ – Eg)n/2 ...(19)

dengan : A = konstanta

n = bilangan yang tergantung sifat transisi.

Dalam hal ini, n bernilai 1, yang mengacu pada transisi langsung dari pita valensi ke pita konduksi, karena nilai ini menghasilkan grafik linear terbaik antara (αhυ)2 terhadap hυ.(2),(6)

Hasil perhitungan ditampilkan pada tabel 3, 4, 5, 6 dan 7 lampiran 1, dan dalam bentuk kurva hubungan (αhυ)2 terhadap hυ pada gambar 13a dan 13b.

Dengan menarik garis linear pada kurva sehingga berpotongan dengan sumbu X (sumbu hυ) maka didapatkan nilai band gap pada titik perpotongan tersebut. Hasil perhitungan band gap ditampilkan pada gambar 12a dan 12b. Dari semua sampel didapatkan hasil nilai band gap sekitar 2,35 eV (semua sampel sebelum pemanasan) dan sekitar 2,42 eV (sampel 2 sesudah pemanasan). Hasil ini bersesuaian dengan nilai band gap Cu2O dari beberapa penelitian

sebelumnya yaitu sekitar 2 eV; 2,1 eV; 2,2 eV; 2,35 eV; dan 2,45 eV. (8)

0 2E-23 4E-23 6E-23 8E-23 1E-22 1.2E-22 1.46 1.79 2.12 2.45 2.78 3.11 hv (eV) hv )^ 2 3 2 1

Gambar 14a. Kurva hubungan antara (αhv)2 terhadap hv untuk sampel 1,2, dan3. Perpanjangan

(21)

12

0 1E-23 2E-23 3E-23 4E-23 5E-23 6E-23 1.46 1.79 2.12 2.45 2.78 3.11 hv (eV) hv )^ 2 2 2a 2b

Gambar 14b. Kurva hubungan antara (αhv)2 terhadap hv untuk sampel 2 sebelum dan setelah dikenai proses annealing. Perpanjangan garis linear yang diambil yang memotong sumbu hv merupakan

nilai band gap

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Ketebalan lapisan memberikan pengaruh terhadap beberapa sifat optik material antara lain absorbansi, transmitansi, reflektansi dan indeks bias. Semakin tebal dan rapat lapisan akan menyebabkan nilai absorbansi, reflektansi dan indeks bias semakin besar, dan nilai transmitansi semakin kecil. Jika dibandingkan pada daerah panjang gelombang 650 nm, nilai absorbansi pada sampel 1 sebesar 0,048, sampel 2 sebesar 0,148 (308,333 % nilai A sampel 1), dan pada sampel 3 sebesar 0,253 (527,083 % nilai A sampel 1). Nilai reflektansi sampel 1 sebesar 5,376 %, sampel 2 sebesar 15,666% (291,401% nilai R sampel 1), dan sampel 3 sebesar 25,269% (470,011% nilai R sampel 1). Nilai indeks bias sampel 1 sebesar 1,604, sampel 2 sebesar 2,310 (144,054% nilai n sampel 1), dan sampel 3 sebesar 3,022 (188,411% nilai n sampel 1). Nilai transmitansi sampel 1 sebesar 89,536%, sampel 2 sebesar 71,121% (79,433% nilai T

sampel 1), dan sampel 3 sebesar 55,847% (62,373% nilai T sampel 1).

Perlakuan panas juga merubah beberapa sifat optik yang dipelajari. Semakin panas suhu annealing yang diterapkan, menyebabkan nilai absorbansi, reflektansi dan indeks bias semakin kecil, sedangkan nilai transmitansi semakin besar. Jika dibandingkan pada daerah panjang gelombang 650 nm, nilai absorbansi pada sampel 2a sebesar 0,081 (54,730% nilai A sampel 2), dan pada sampel 2b sebesar 0,070 (47,230% nilai A sampel 2). Nilai reflektansi sampel 2a sebesar 8,904% (56,834% nilai R sampel 1), dan sampel 2b sebesar 7,743% (49,423% nilai R sampel 2). Nilai indeks bias sampel 2a sebesar 1,850 (80,105% nilai n sampel 2), dan sampel 2b sebesar 1,771 (76,663% nilai n sampel 2). Nilai transmitansi sampel 2a sebesar 82,985% (116,681% nilai T sampel 2), dan sampel 2b sebesar 85,114 (119,674% nilai T sampel 2).

Nilai band gap semua sampel antara 2,35 eV sampai 2,42 eV yang mendekati nilai yang didapat dari beberapa penelitian sebelumnya.

Saran

Penelitian ini bisa dilanjutkan untuk oksida tembaga yang lain yaitu cuprit oxide, CuO, karena juga memiliki nilai band gap yang sesuai untuk aplikasi sel surya (sekitar 1,35 eV(8)). Oksida ini bisa dibuat dengan

metode serupa dengan perlakuan pemanasan (annealing) pada suhu di atas 300 0C.

Selain itu, bisa pula dilakukan pengujian sampel pada sistem sel surya untuk menguji nilai efisiensi sel surya yang bisa dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Gratze, Michael . 2001 . “Photoelectro-chemical cells” . insight review articles . NATURE . VOL 414 (2001). 338 – 344 . www.nature.com

(22)

2003, Vrjačka Banja, Serbia Montenegro . 2311 – 2315.

3. Georgieva, V. , dan A. Tanusevski. Ibid. 4. Wolfbauer, Georg. 1999 . “The

Electro-chemistry of Dye Sensitized Solar Cells, their Sensitizers and their Redox Shuttles” . Thesis . Department of Chemistry . Monash University Clayton 3168 . Melbourne . Australia . 9 – 13.

5. Hummel, Rolf E. 2001.”Electronic Properties of Materials, Third Edition” . Springer Science+ Bussines Inc: Amerika Serikat. 6. Nadeem, M.Y., dan Waqas Ahmed .

1999. “Optikal Properties of ZnS Thin Films”. Turk J Phy 24(2000), 651 – 659.

7. Petkov, P. et.al. 2003. “Optikal Band Gap of Gallium Containing Telluride Thin FilmS”. Journal of Optoelectronics and Advanced Material. Vol. 5, No.5, 2003, p.1101 – 1106.

8. Serin, Necmi. et.al. 2005. “Annealing effects on the properties of copper oxide thin film prepared by chemical deposition”. Semicond. Sci. Technol. 20 (2000) 398 – 401 9. Ristov, M. et al. 1984. “Chemical

deposition of Cu2O thin film”.

Elsevier Sequoia/Printed in Netherland

10. ... 2003. “USB 2000 Fiber Optic

Spectrometer Operating Instructions” . Ocean Optic, Inc. :

USA.

11. Medina-Valtierra, Jorge. dkk . 2004 . “Formation of copper oxide films on fiberglass by adsorption and reaction of cuprous ions”. Thin Solid Films 460 (2004) 58 – 61. www.elsevier.com/locate/tsf . 12. Willard, Hobart H. dkk. 1988.

“Instrumental Methods of Analysis, 7th Edition”. Wadsworth

Publshing Company: Belmont, California, Amerika Serikat.

(23)
(24)

Lampiran 1. Data pengukuran nilai A dan perhitungan nilai T, α, (αhv)^2, hv, R, n, k

λ (nm)

A T (%)

α

(αhv)^2 hv (eV) R n R(%) k

400.06 0.153 70.307 7.8E-13 5.91E-24 3.10547 0.162 2.344 16.151 2.49E-11

405.23 0.15 70.795 7.7E-13 5.54E-24 3.06585 0.159 2.324 15.86 2.48E-11

410.03 0.147 71.285 7.5E-13 5.2E-24 3.02996 0.156 2.303 15.569 2.45E-11

415.18 0.144 71.779 7.4E-13 4.86E-24 2.99238 0.153 2.283 15.277 2.43E-11

420.33 0.141 72.277 7.2E-13 4.55E-24 2.95571 0.15 2.263 14.984 2.41E-11

425.11 0.137 72.946 7E-13 4.2E-24 2.92248 0.146 2.236 14.592 2.37E-11

430.24 0.134 73.451 6.9E-13 3.92E-24 2.88763 0.143 2.216 14.296 2.35E-11

435 0.13 74.131 6.7E-13 3.61E-24 2.85603 0.139 2.189 13.901 2.3E-11

440.12 0.126 74.817 6.4E-13 3.31E-24 2.82281 0.135 2.162 13.503 2.26E-11

445.22 0.122 75.509 6.2E-13 3.04E-24 2.79047 0.131 2.135 13.104 2.21E-11

450.32 0.118 76.208 6E-13 2.78E-24 2.75887 0.127 2.108 12.703 2.16E-11

455.05 0.114 76.913 5.8E-13 2.54E-24 2.73019 0.123 2.08 12.3 2.11E-11

460.14 0.11 77.625 5.6E-13 2.31E-24 2.69999 0.119 2.053 11.895 2.06E-11

465.21 0.107 78.163 5.5E-13 2.14E-24 2.67057 0.116 2.032 11.59 2.03E-11

470.28 0.103 78.886 5.3E-13 1.94E-24 2.64178 0.112 2.005 11.182 1.97E-11

475.34 0.1 79.433 5.1E-13 1.79E-24 2.61366 0.109 1.984 10.875 1.94E-11

480.03 0.097 79.983 5E-13 1.65E-24 2.58812 0.106 1.963 10.567 1.9E-11

485.08 0.094 80.538 4.8E-13 1.52E-24 2.56118 0.103 1.942 10.257 1.86E-11

490.12 0.092 80.91 4.7E-13 1.42E-24 2.53484 0.101 1.928 10.05 1.84E-11

495.14 0.089 81.47 4.6E-13 1.31E-24 2.50914 0.097 1.907 9.739 1.79E-11

500.16 0.087 81.846 4.5E-13 1.22E-24 2.48396 0.095 1.893 9.531 1.77E-11

505.17 0.084 82.414 4.3E-13 1.12E-24 2.45932 0.092 1.872 9.2179 1.73E-11

510.18 0.082 82.794 4.2E-13 1.04E-24 2.43517 0.09 1.858 9.0087 1.7E-11

515.17 0.079 83.368 4E-13 9.51E-25 2.41158 0.087 1.836 8.6939 1.66E-11

520.16 0.077 83.753 3.9E-13 8.86E-25 2.38845 0.085 1.822 8.4834 1.63E-11

525.14 0.075 84.14 3.8E-13 8.25E-25 2.3658 0.083 1.807 8.2724 1.6E-11

530.11 0.072 84.723 3.7E-13 7.46E-25 2.34362 0.08 1.786 7.955 1.55E-11

535.07 0.07 85.114 3.6E-13 6.92E-25 2.32189 0.077 1.771 7.7429 1.53E-11

540.03 0.068 85.507 3.5E-13 6.41E-25 2.30057 0.075 1.756 7.5302 1.5E-11

545.32 0.066 85.901 3.4E-13 5.92E-25 2.27825 0.073 1.742 7.317 1.47E-11

550.26 0.064 86.298 3.3E-13 5.47E-25 2.2578 0.071 1.727 7.1034 1.43E-11

555.19 0.062 86.696 3.2E-13 5.04E-25 2.23775 0.069 1.712 6.8892 1.4E-11

560.11 0.061 86.896 3.1E-13 4.79E-25 2.21809 0.068 1.704 6.782 1.39E-11

565.02 0.059 87.297 3E-13 4.41E-25 2.19882 0.066 1.689 6.5671 1.36E-11

570.28 0.058 87.498 3E-13 4.18E-25 2.17854 0.065 1.682 6.4594 1.35E-11

575.17 0.057 87.7 2.9E-13 3.97E-25 2.16001 0.064 1.674 6.3517 1.34E-11

580.06 0.056 87.902 2.9E-13 3.77E-25 2.1418 0.062 1.666 6.2438 1.32E-11

585.29 0.055 88.105 2.8E-13 3.57E-25 2.12267 0.061 1.659 6.1358 1.31E-11

590.16 0.054 88.308 2.8E-13 3.38E-25 2.10515 0.06 1.651 6.0277 1.3E-11

595.02 0.053 88.512 2.7E-13 3.21E-25 2.08796 0.059 1.643 5.9194 1.28E-11

600.22 0.052 88.716 2.7E-13 3.03E-25 2.06987 0.058 1.635 5.811 1.27E-11

605.07 0.051 88.92 2.6E-13 2.87E-25 2.05327 0.057 1.627 5.7025 1.26E-11

610.25 0.051 88.92 2.6E-13 2.82E-25 2.03585 0.057 1.627 5.7025 1.27E-11

615.08 0.05 89.125 2.6E-13 2.67E-25 2.01986 0.056 1.62 5.5939 1.25E-11

620.24 0.05 89.125 2.6E-13 2.63E-25 2.00306 0.056 1.62 5.5939 1.26E-11

625.05 0.049 89.331 2.5E-13 2.48E-25 1.98764 0.055 1.612 5.4852 1.25E-11

(25)

lanjutan Tabel L1…

615.08 0.05 89.125 2.6E-13 2.67E-25 2.01986 0.056 1.62 5.5939 1.25E-11

620.24 0.05 89.125 2.6E-13 2.63E-25 2.00306 0.056 1.62 5.5939 1.26E-11

625.05 0.049 89.331 2.5E-13 2.48E-25 1.98764 0.055 1.612 5.4852 1.25E-11

630.2 0.049 89.331 2.5E-13 2.44E-25 1.9714 0.055 1.612 5.4852 1.26E-11

635.33 0.048 89.536 2.5E-13 2.31E-25 1.95548 0.054 1.604 5.3763 1.24E-11

640.12 0.048 89.536 2.5E-13 2.27E-25 1.94085 0.054 1.604 5.3763 1.25E-11

645.24 0.048 89.536 2.5E-13 2.24E-25 1.92545 0.054 1.604 5.3763 1.26E-11

650 0.048 89.536 2.5E-13 2.2E-25 1.91135 0.054 1.604 5.3763 1.27E-11

655.1 0.048 89.536 2.5E-13 2.17E-25 1.89647 0.054 1.604 5.3763 1.28E-11

660.19 0.047 89.743 2.4E-13 2.05E-25 1.88184 0.053 1.596 5.2673 1.26E-11

665.28 0.047 89.743 2.4E-13 2.02E-25 1.86745 0.053 1.596 5.2673 1.27E-11

670.01 0.047 89.743 2.4E-13 1.99E-25 1.85426 0.053 1.596 5.2673 1.28E-11

675.07 0.047 89.743 2.4E-13 1.96E-25 1.84036 0.053 1.596 5.2673 1.29E-11

680.13 0.047 89.743 2.4E-13 1.93E-25 1.82667 0.053 1.596 5.2673 1.3E-11

685.17 0.047 89.743 2.4E-13 1.9E-25 1.81324 0.053 1.596 5.2673 1.31E-11

690.2 0.048 89.536 2.5E-13 1.96E-25 1.80002 0.054 1.604 5.3763 1.35E-11

695.23 0.047 89.743 2.4E-13 1.85E-25 1.787 0.053 1.596 5.2673 1.33E-11

700.24 0.048 89.536 2.5E-13 1.9E-25 1.77421 0.054 1.604 5.3763 1.37E-11

705.25 0.048 89.536 2.5E-13 1.87E-25 1.76161 0.054 1.604 5.3763 1.38E-11

710.25 0.048 89.536 2.5E-13 1.85E-25 1.74921 0.054 1.604 5.3763 1.39E-11

715.23 0.048 89.536 2.5E-13 1.82E-25 1.73703 0.054 1.604 5.3763 1.4E-11

720.21 0.048 89.536 2.5E-13 1.8E-25 1.72502 0.054 1.604 5.3763 1.41E-11

725.18 0.049 89.331 2.5E-13 1.85E-25 1.7132 0.055 1.612 5.4852 1.45E-11

730.14 0.049 89.331 2.5E-13 1.82E-25 1.70156 0.055 1.612 5.4852 1.46E-11

735.09 0.05 89.125 2.6E-13 1.87E-25 1.6901 0.056 1.62 5.5939 1.5E-11

740.03 0.051 88.92 2.6E-13 1.92E-25 1.67882 0.057 1.627 5.7025 1.54E-11

745.29 0.052 88.716 2.7E-13 1.97E-25 1.66697 0.058 1.635 5.811 1.58E-11

750.21 0.053 88.512 2.7E-13 2.02E-25 1.65604 0.059 1.643 5.9194 1.62E-11

754.8 0.053 88.512 2.7E-13 1.99E-25 1.64597 0.059 1.643 5.9194 1.63E-11

760.02 0.054 88.308 2.8E-13 2.04E-25 1.63466 0.06 1.651 6.0277 1.67E-11

765.24 0.054 88.308 2.8E-13 2.01E-25 1.62351 0.06 1.651 6.0277 1.68E-11

770.13 0.054 88.308 2.8E-13 1.99E-25 1.6132 0.06 1.651 6.0277 1.69E-11

775 0.054 88.308 2.8E-13 1.96E-25 1.60306 0.06 1.651 6.0277 1.7E-11

780.19 0.055 88.105 2.8E-13 2.01E-25 1.5924 0.061 1.659 6.1358 1.75E-11

785.04 0.055 88.105 2.8E-13 1.98E-25 1.58256 0.061 1.659 6.1358 1.76E-11

790.21 0.055 88.105 2.8E-13 1.96E-25 1.57221 0.061 1.659 6.1358 1.77E-11

795.04 0.055 88.105 2.8E-13 1.93E-25 1.56266 0.061 1.659 6.1358 1.78E-11

800.19 0.056 87.902 2.9E-13 1.98E-25 1.5526 0.062 1.666 6.2438 1.82E-11

805 0.056 87.902 2.9E-13 1.96E-25 1.54332 0.062 1.666 6.2438 1.84E-11

810.13 0.058 87.498 3E-13 2.07E-25 1.53355 0.065 1.682 6.4594 1.91E-11

815.24 0.058 87.498 3E-13 2.05E-25 1.52394 0.065 1.682 6.4594 1.93E-11

820.03 0.06 87.096 3.1E-13 2.16E-25 1.51504 0.067 1.697 6.6746 2E-11

825.12 0.06 87.096 3.1E-13 2.14E-25 1.50569 0.067 1.697 6.6746 2.02E-11

830.2 0.06 87.096 3.1E-13 2.11E-25 1.49648 0.067 1.697 6.6746 2.03E-11

835.28 0.059 87.297 3E-13 2.02E-25 1.48738 0.066 1.689 6.5671 2.01E-11

840.02 0.06 87.096 3.1E-13 2.06E-25 1.47898 0.067 1.697 6.6746 2.05E-11

845.07 0.061 86.896 3.1E-13 2.11E-25 1.47014 0.068 1.704 6.782 2.1E-11

(26)

λ (nm)

A T (%)

α

(αhv)^2 hv (eV) R n R(%) k

400.06 0.477 33.343 2.4E-12 5.75E-23 3.10547 0.4226 4.715 42.257 7.77E-11

405.23 0.47 33.884 2.4E-12 5.44E-23 3.06585 0.4179 4.657 41.79 7.76E-11

410.03 0.464 34.356 2.4E-12 5.18E-23 3.02996 0.4139 4.607 41.386 7.75E-11

415.18 0.457 34.914 2.3E-12 4.9E-23 2.99238 0.4091 4.55 40.912 7.73E-11

420.33 0.448 35.645 2.3E-12 4.59E-23 2.95571 0.403 4.476 40.296 7.67E-11

425.11 0.441 36.224 2.3E-12 4.35E-23 2.92248 0.3981 4.42 39.813 7.64E-11

430.24 0.432 36.983 2.2E-12 4.08E-23 2.88763 0.3919 4.347 39.186 7.57E-11

435 0.424 37.67 2.2E-12 3.84E-23 2.85603 0.3862 4.284 38.624 7.51E-11

440.12 0.414 38.548 2.1E-12 3.58E-23 2.82281 0.3791 4.205 37.913 7.42E-11

445.22 0.404 39.446 2.1E-12 3.33E-23 2.79047 0.3719 4.126 37.194 7.33E-11

450.32 0.394 40.365 2E-12 3.09E-23 2.75887 0.3647 4.049 36.467 7.23E-11

455.05 0.384 41.305 2E-12 2.88E-23 2.73019 0.3573 3.972 35.731 7.12E-11

460.14 0.374 42.267 1.9E-12 2.67E-23 2.69999 0.3499 3.896 34.987 7.01E-11

465.21 0.365 43.152 1.9E-12 2.49E-23 2.67057 0.3431 3.828 34.31 6.92E-11

470.28 0.355 44.157 1.8E-12 2.3E-23 2.64178 0.3355 3.753 33.549 6.8E-11

475.34 0.346 45.082 1.8E-12 2.14E-23 2.61366 0.3286 3.686 32.857 6.7E-11

480.03 0.338 45.92 1.7E-12 2E-23 2.58812 0.3224 3.627 32.236 6.61E-11

485.08 0.33 46.774 1.7E-12 1.87E-23 2.56118 0.3161 3.568 31.609 6.52E-11

490.12 0.322 47.643 1.6E-12 1.74E-23 2.53484 0.3098 3.51 30.976 6.43E-11

495.14 0.314 48.529 1.6E-12 1.63E-23 2.50914 0.3034 3.452 30.337 6.33E-11

500.16 0.306 49.431 1.6E-12 1.51E-23 2.48396 0.2969 3.395 29.693 6.23E-11

505.17 0.298 50.35 1.5E-12 1.41E-23 2.45932 0.2904 3.338 29.042 6.13E-11

510.18 0.291 51.168 1.5E-12 1.32E-23 2.43517 0.2847 3.288 28.468 6.05E-11

515.17 0.283 52.119 1.4E-12 1.22E-23 2.41158 0.2781 3.231 27.806 5.94E-11

520.16 0.276 52.966 1.4E-12 1.14E-23 2.38845 0.2722 3.182 27.222 5.85E-11

525.14 0.268 53.951 1.4E-12 1.05E-23 2.3658 0.2655 3.126 26.549 5.73E-11

530.11 0.26 54.954 1.3E-12 9.72E-24 2.34362 0.2587 3.07 25.869 5.61E-11

535.07 0.253 55.847 1.3E-12 9.04E-24 2.32189 0.2527 3.022 25.269 5.51E-11

540.03 0.245 56.885 1.3E-12 8.32E-24 2.30057 0.2458 2.966 24.578 5.39E-11

545.32 0.238 57.81 1.2E-12 7.7E-24 2.27825 0.2397 2.918 23.967 5.29E-11

550.26 0.231 58.749 1.2E-12 7.12E-24 2.2578 0.2335 2.87 23.352 5.18E-11

555.19 0.224 59.704 1.1E-12 6.58E-24 2.23775 0.2273 2.822 22.732 5.06E-11

560.11 0.218 60.534 1.1E-12 6.12E-24 2.21809 0.222 2.782 22.196 4.97E-11

565.02 0.212 61.376 1.1E-12 5.69E-24 2.19882 0.2166 2.741 21.657 4.88E-11

570.28 0.207 62.087 1.1E-12 5.33E-24 2.17854 0.212 2.707 21.205 4.81E-11

575.17 0.202 62.806 1E-12 4.99E-24 2.16001 0.2075 2.673 20.75 4.73E-11

580.06 0.198 63.387 1E-12 4.71E-24 2.1418 0.2038 2.646 20.384 4.68E-11

585.29 0.194 63.973 9.9E-13 4.44E-24 2.12267 0.2002 2.619 20.017 4.62E-11

590.85 0.189 64.714 9.7E-13 4.14E-24 2.10269 0.1955 2.586 19.555 4.55E-11

595.02 0.186 65.163 9.5E-13 3.95E-24 2.08796 0.1928 2.565 19.276 4.51E-11

600.22 0.181 65.917 9.3E-13 3.68E-24 2.06987 0.1881 2.532 18.81 4.42E-11

605.07 0.177 66.527 9.1E-13 3.46E-24 2.05327 0.1844 2.505 18.436 4.36E-11

610.25 0.172 67.298 8.8E-13 3.21E-24 2.03585 0.1796 2.471 17.965 4.27E-11

615.08 0.169 67.764 8.6E-13 3.05E-24 2.01986 0.1768 2.451 17.681 4.23E-11

620.24 0.165 68.391 8.4E-13 2.86E-24 2.00306 0.173 2.424 17.301 4.17E-11

625.05 0.162 68.865 8.3E-13 2.72E-24 1.98764 0.1701 2.404 17.015 4.12E-11

630.2 0.159 69.343 8.1E-13 2.57E-24 1.9714 0.1673 2.384 16.728 4.08E-11

635.33 0.156 69.823 8E-13 2.44E-24 1.95548 0.1644 2.364 16.44 4.04E-11

(27)

lanjutan Tabel L2 …

625.05 0.162 68.865 8.3E-13 2.72E-24 1.98764 0.1701 2.404 17.015 4.12E-11

630.2 0.159 69.343 8.1E-13 2.57E-24 1.9714 0.1673 2.384 16.728 4.08E-11

635.33 0.156 69.823 8E-13 2.44E-24 1.95548 0.1644 2.364 16.44 4.04E-11

640.12 0.153 70.307 7.8E-13 2.31E-24 1.94085 0.1615 2.344 16.151 3.99E-11

645.24 0.151 70.632 7.7E-13 2.21E-24 1.92545 0.1596 2.33 15.957 3.97E-11

650 0.148 71.121 7.6E-13 2.1E-24 1.91135 0.1567 2.31 15.667 3.92E-11

655.1 0.146 71.45 7.5E-13 2.01E-24 1.89647 0.1547 2.297 15.472 3.9E-11

660.19 0.144 71.779 7.4E-13 1.92E-24 1.88184 0.1528 2.283 15.277 3.87E-11

665.28 0.143 71.945 7.3E-13 1.87E-24 1.86745 0.1518 2.277 15.18 3.87E-11

670.01 0.141 72.277 7.2E-13 1.79E-24 1.85426 0.1498 2.263 14.984 3.85E-11

675.07 0.14 72.444 7.2E-13 1.74E-24 1.84036 0.1489 2.256 14.886 3.85E-11

680.13 0.139 72.611 7.1E-13 1.69E-24 1.82667 0.1479 2.25 14.788 3.85E-11

685.17 0.138 72.778 7.1E-13 1.64E-24 1.81324 0.1469 2.243 14.69 3.85E-11

690.2 0.137 72.946 7E-13 1.59E-24 1.80002 0.1459 2.236 14.592 3.85E-11

695.23 0.136 73.114 7E-13 1.55E-24 1.787 0.1449 2.229 14.493 3.85E-11

700.24 0.135 73.282 6.9E-13 1.5E-24 1.77421 0.1439 2.223 14.395 3.85E-11

705.25 0.134 73.451 6.9E-13 1.46E-24 1.76161 0.143 2.216 14.296 3.85E-11

710.25 0.134 73.451 6.9E-13 1.44E-24 1.74921 0.143 2.216 14.296 3.88E-11

715.23 0.133 73.621 6.8E-13 1.4E-24 1.73703 0.142 2.209 14.197 3.87E-11

720.21 0.132 73.79 6.8E-13 1.36E-24 1.72502 0.141 2.202 14.099 3.87E-11

725.18 0.131 73.961 6.7E-13 1.32E-24 1.7132 0.14 2.196 14 3.87E-11

730.14 0.129 74.302 6.6E-13 1.26E-24 1.70156 0.138 2.182 13.801 3.84E-11

735.09 0.128 74.473 6.6E-13 1.23E-24 1.6901 0.137 2.175 13.702 3.83E-11

740.03 0.126 74.817 6.4E-13 1.17E-24 1.67882 0.135 2.162 13.503 3.8E-11

745.29 0.124 75.162 6.3E-13 1.12E-24 1.66697 0.133 2.148 13.304 3.76E-11

750.21 0.123 75.336 6.3E-13 1.09E-24 1.65604 0.132 2.142 13.204 3.76E-11

755.12 0.122 75.509 6.2E-13 1.06E-24 1.64527 0.131 2.135 13.104 3.75E-11

760.02 0.121 75.683 6.2E-13 1.02E-24 1.63466 0.13 2.128 13.004 3.75E-11

765.24 0.121 75.683 6.2E-13 1.01E-24 1.62351 0.13 2.128 13.004 3.77E-11

770.13 0.121 75.683 6.2E-13 9.98E-25 1.6132 0.13 2.128 13.004 3.8E-11

775 0.121 75.683 6.2E-13 9.85E-25 1.60306 0.13 2.128 13.004 3.82E-11

780.19 0.121 75.683 6.2E-13 9.72E-25 1.5924 0.13 2.128 13.004 3.84E-11

785.04 0.121 75.683 6.2E-13 9.6E-25 1.58256 0.13 2.128 13.004 3.87E-11

790.21 0.121 75.683 6.2E-13 9.48E-25 1.57221 0.13 2.128 13.004 3.89E-11

795.04 0.121 75.683 6.2E-13 9.36E-25 1.56266 0.13 2.128 13.004 3.92E-11

800.19 0.121 75.683 6.2E-13 9.24E-25 1.5526 0.13 2.128 13.004 3.94E-11

805 0.121 75.683 6.2E-13 9.13E-25 1.54332 0.13 2.128 13.004 3.97E-11

810.13 0.121 75.683 6.2E-13 9.02E-25 1.53355 0.13 2.128 13.004 3.99E-11

815.24 0.12 75.858 6.1E-13 8.76E-25 1.52394 0.129 2.121 12.904 3.98E-11

820.03 0.122 75.509 6.2E-13 8.95E-25 1.51504 0.131 2.135 13.104 4.07E-11

825.12 0.122 75.509 6.2E-13 8.84E-25 1.50569 0.131 2.135 13.104 4.1E-11

830.2 0.121 75.683 6.2E-13 8.59E-25 1.49648 0.13 2.128 13.004 4.09E-11

835.28 0.12 75.858 6.1E-13 8.34E-25 1.48738 0.129 2.121 12.904 4.08E-11

840.02 0.12 75.858 6.1E-13 8.25E-25 1.47898 0.129 2.121 12.904 4.11E-11

845.39 0.119 76.033 6.1E-13 8.01E-25 1.46959 0.128 2.114 12.803 4.1E-11

(28)

λ (nm)

A T (%)

α

(αhv)^2 hv (eV) R n R(%) k

400.06 0.667 21.528 3.4E-12 1.1E-22 3.1055 0.536 6.4664 53.602 1.1E-10

405.23 0.658 21.979 3.4E-12 1.1E-22 3.0659 0.531 6.3753 53.119 1.1E-10

410.03 0.647 22.542 3.3E-12 1E-22 3.03 0.525 6.2652 52.521 1.1E-10

415.18 0.636 23.121 3.3E-12 9.5E-23 2.9924 0.519 6.1564 51.916 1.1E-10

420.33 0.623 23.823 3.2E-12 8.9E-23 2.9557 0.512 6.0294 51.191 1.1E-10

425.11 0.611 24.491 3.1E-12 8.4E-23 2.9225 0.505 5.9137 50.512 1.1E-10

430.24 0.598 25.235 3.1E-12 7.8E-23 2.8876 0.498 5.79 49.766 1E-10

435 0.583 26.122 3E-12 7.3E-23 2.856 0.489 5.6494 48.891 1E-10

440.12 0.567 27.102 2.9E-12 6.7E-23 2.8228 0.479 5.5018 47.94 1E-10

445.22 0.551 28.119 2.8E-12 6.2E-23 2.7905 0.47 5.3566 46.973 1E-10

450.32 0.535 29.174 2.7E-12 5.7E-23 2.7589 0.46 5.2138 45.987 9.8E-11

450.69 0.534 29.242 2.7E-12 5.7E-23 2.7566 0.459 5.2049 45.925 9.8E-11

455.05 0.521 30.13 2.7E-12 5.3E-23 2.7302 0.451 5.0908 45.109 9.7E-11

460.14 0.507 31.117 2.6E-12 4.9E-23 2.7 0.442 4.9694 44.217 9.5E-11

465.21 0.494 32.063 2.5E-12 4.6E-23 2.6706 0.434 4.8583 43.376 9.4E-11

470.28 0.482 32.961 2.5E-12 4.2E-23 2.6418 0.426 4.757 42.588 9.2E-11

475.34 0.47 33.884 2.4E-12 4E-23 2.6137 0.418 4.6569 41.79 9.1E-11

480.03 0.46 34.674 2.4E-12 3.7E-23 2.5881 0.411 4.5744 41.116 9E-11

485.08 0.45 35.481 2.3E-12 3.5E-23 2.5612 0.404 4.4926 40.434 8.9E-11

490.12 0.44 36.308 2.3E-12 3.3E-23 2.5348 0.397 4.4117 39.744 8.8E-11

495.14 0.431 37.068 2.2E-12 3.1E-23 2.5091 0.391 4.3395 39.116 8.7E-11

500.16 0.422 37.844 2.2E-12 2.9E-23 2.484 0.385 4.2679 38.482 8.6E-11

505.17 0.413 38.637 2.1E-12 2.7E-23 2.4593 0.378 4.1969 37.842 8.5E-11

510.18 0.405 39.355 2.1E-12 2.5E-23 2.4352 0.373 4.1343 37.266 8.4E-11

515.17 0.397 40.087 2E-12 2.4E-23 2.4116 0.367 4.0721 36.686 8.3E-11

520.16 0.388 40.926 2E-12 2.2E-23 2.3884 0.36 4.0028 36.027 8.2E-11

525.14 0.38 41.687 1.9E-12 2.1E-23 2.3658 0.354 3.9416 35.435 8.1E-11

530.11 0.371 42.56 1.9E-12 2E-23 2.3436 0.348 3.8732 34.762 8E-11

535.07 0.364 43.251 1.9E-12 1.9E-23 2.3219 0.342 3.8204 34.234 7.9E-11

540.03 0.356 44.055 1.8E-12 1.8E-23 2.3006 0.336 3.7605 33.626 7.8E-11

545.32 0.348 44.875 1.8E-12 1.6E-23 2.2782 0.33 3.701 33.012 7.7E-11

550.26 0.341 45.604 1.7E-12 1.6E-23 2.2578 0.325 3.6492 32.469 7.6E-11

555.19 0.335 46.238 1.7E-12 1.5E-23 2.2377 0.32 3.6051 32.001 7.6E-11

560.11 0.328 46.989 1.7E-12 1.4E-23 2.2181 0.315 3.5539 31.451 7.5E-11

565.02 0.322 47.643 1.6E-12 1.3E-23 2.1988 0.31 3.5102 30.976 7.4E-11

570.28 0.317 48.195 1.6E-12 1.2E-23 2.1785 0.306 3.474 30.578 7.4E-11

575.17 0.312 48.753 1.6E-12 1.2E-23 2.16 0.302 3.4379 30.177 7.3E-11

580.06 0.308 49.204 1.6E-12 1.1E-23 2.1418 0.299 3.4091 29.854 7.3E-11

585.29 0.304 49.659 1.6E-12 1.1E-23 2.1227 0.295 3.3804 29.531 7.2E-11

590.16 0.3 50.119 1.5E-12 1E-23 2.1051 0.292 3.3518 29.205 7.2E-11

595.02 0.296 50.582 1.5E-12 1E-23 2.088 0.289 3.3233 28.879 7.2E-11

600.22 0.291 51.168 1.5E-12 9.5E-24 2.0699 0.285 3.2877 28.468 7.1E-11

605.07 0.286 51.761 1.5E-12 9E-24 2.0533 0.281 3.2523 28.055 7E-11

610.25 0.281 52.36 1.4E-12 8.6E-24 2.0358 0.276 3.2171 27.64 7E-11

615.08 0.277 52.845 1.4E-12 8.2E-24 2.0199 0.273 3.1889 27.306 6.9E-11

620.24 0.273 53.333 1.4E-12 7.8E-24 2.0031 0.27 3.1608 26.97 6.9E-11

625.05 0.27 53.703 1.4E-12 7.5E-24 1.9876 0.267 3.1398 26.718 6.9E-11

630.2 0.266 54.2 1.4E-12 7.2E-24 1.9714 0.264 3.1119 26.379 6.8E-11

(29)

lanjutan Tabel L3 …

620.24 0.273 53.333 1.4E-12 7.8E-24 2.0031 0.27 3.1608 26.97 6.896E-11

625.05 0.27 53.703 1.4E-12 7.5E-24 1.9876 0.267 3.1398 26.718 6.873E-11

630.2 0.266 54.2 1.4E-12 7.2E-24 1.9714 0.264 3.1119 26.379 6.827E-11

635.33 0.263 54.576 1.3E-12 6.9E-24 1.9555 0.261 3.091 26.125 6.805E-11

640.12 0.259 55.081 1.3E-12 6.6E-24 1.9408 0.258 3.0632 25.784 6.752E-11

645.24 0.256 55.463 1.3E-12 6.4E-24 1.9254 0.255 3.0424 25.527 6.727E-11

650 0.253 55.847 1.3E-12 6.1E-24 1.9113 0.253 3.0216 25.269 6.697E-11

655.1 0.251 56.105 1.3E-12 5.9E-24 1.8965 0.251 3.0078 25.097 6.697E-11

660.19 0.248 56.494 1.3E-12 5.7E-24 1.8818 0.248 2.987 24.838 6.668E-11

665.28 0.246 56.754 1.3E-12 5.5E-24 1.8674 0.247 2.9732 24.664 6.665E-11

670.01 0.244 57.016 1.2E-12 5.4E-24 1.8543 0.245 2.9595 24.491 6.658E-11

675.07 0.242 57.28 1.2E-12 5.2E-24 1.8404 0.243 2.9457 24.317 6.653E-11

680.13 0.241 57.412 1.2E-12 5.1E-24 1.8267 0.242 2.9388 24.23 6.675E-11

685.5 0.239 57.677 1.2E-12 4.9E-24 1.8124 0.241 2.9251 24.055 6.672E-11

690.2 0.238 57.81 1.2E-12 4.8E-24 1.8 0.24 2.9182 23.967 6.69E-11

695.23 0.237 57.943 1.2E-12 4.7E-24 1.787 0.239 2.9114 23.88 6.71E-11

700.24 0.236 58.076 1.2E-12 4.6E-24 1.7742 0.238 2.9045 23.792 6.73E-11

705.25 0.235 58.21 1.2E-12 4.5E-24 1.7616 0.237 2.8977 23.704 6.75E-11

710.25 0.233 58.479 1.2E-12 4.4E-24 1.7492 0.235 2.884 23.528 6.74E-11

715.23 0.232 58.614 1.2E-12 4.3E-24 1.737 0.234 2.8771 23.44 6.758E-11

720.21 0.23 58.884 1.2E-12 4.1E-24 1.725 0.233 2.8634 23.264 6.746E-11

725.18 0.227 59.293 1.2E-12 4E-24 1.7132 0.23 2.8429 22.998 6.704E-11

730.14 0.223 59.841 1.1E-12 3.8E-24 1.7016 0.226 2.8157 22.643 6.631E-11

735.09 0.22 60.256 1.1E-12 3.6E-24 1.6901 0.224 2.7952 22.375 6.586E-11

740.03 0.216 60.814 1.1E-12 3.4E-24 1.6788 0.22 2.7681 22.017 6.51E-11

745.29 0.211 61.518 1.1E-12 3.2E-24 1.667 0.216 2.7341 21.567 6.404E-11

750.21 0.207 62.087 1.1E-12 3.1E-24 1.656 0.212 2.707 21.205 6.324E-11

755.12 0.203 62.661 1E-12 2.9E-24 1.6453 0.208 2.68 20.841 6.243E-11

760.02 0.201 62.951 1E-12 2.8E-24 1.6347 0.207 2.6665 20.659 6.221E-11

765.24 0.2 63.096 1E-12 2.8E-24 1.6235 0.206 2.6597 20.567 6.233E-11

770.13 0.199 63.241 1E-12 2.7E-24 1.6132 0.205 2.653 20.476 6.241E-11

775 0.199 63.241 1E-12 2.7E-24 1.6031 0.205 2.653 20.476 6.281E-11

780.19 0.198 63.387 1E-12 2.6E-24 1.5924 0.204 2.6462 20.384 6.291E-11

785.04 0.197 63.533 1E-12 2.5E-24 1.5826 0.203 2.6395 20.292 6.298E-11

790.21 0.197 63.533 1E-12 2.5E-24 1.5722 0.203 2.6395 20.292 6.34E-11

795.04 0.196 63.68 1E-12 2.5E-24 1.5627 0.202 2.6327 20.201 6.346E-11

800.19 0.194 63.973 9.9E-13 2.4E-24 1.5526 0.2 2.6192 20.017 6.322E-11

805 0.193 64.121 9.9E-13 2.3E-24 1.5433 0.199 2.6125 19.924 6.327E-11

810.13 0.19 64.565 9.7E-13 2.2E-24 1.5336 0.196 2.5923 19.647 6.269E-11

815.24 0.186 65.163 9.5E-13 2.1E-24 1.5239 0.193 2.5654 19.276 6.175E-11

820.03 0.183 65.615 9.4E-13 2E-24 1.515 0.19 2.5452 18.997 6.112E-11

825.12 0.179 66.222 9.2E-13 1.9E-24 1.5057 0.186 2.5183 18.623 6.015E-11

830.2 0.177 66.527 9.1E-13 1.8E-24 1.4965 0.184 2.5049 18.436 5.984E-11

835.28 0.174 66.988 8.9E-13 1.8E-24 1.4874 0.182 2.4847 18.154 5.919E-11

840.02 0.173 67.143 8.9E-13 1.7E-24 1.479 0.181 2.478 18.059 5.918E-11

845.07 0.172 67.298 8.8E-13 1.7E-24 1.4701 0.18 2.4713 17.965 5.92E-11

(30)

λ (nm)

A T (%)

α

(αhv)^2 hv (eV) R n R(%) k 400.06 0.373 42.364 1.9E-12 3.51E-23 3.10547 0.349 3.888 34.912 6.08E-11 405.23 0.364 43.251 1.9E-12 3.26E-23 3.06585 0.342 3.82 34.234 6.01E-11 410.03 0.358 43.853 1.8E-12 3.08E-23 3.02996 0.338 3.775 33.778 5.98E-11

415.18 0.349 44.771 1.8E-12 2.86E-23 2.99238 0.331 3.708 33.089 5.9E-11

420.33 0.341 45.604 1.7E-12 2.66E-23 2.95571 0.325 3.649 32.469 5.84E-11 425.11 0.333 46.452 1.7E-12 2.48E-23 2.92248 0.318 3.59 31.845 5.77E-11 430.24 0.325 47.315 1.7E-12 2.31E-23 2.88763 0.312 3.532 31.214 5.69E-11

435 0.317 48.195 1.6E-12 2.15E-23 2.85603 0.306 3.474 30.578 5.62E-11

440.12 0.31 48.978 1.6E-12 2.01E-23 2.82281 0.3 3.423 30.016 5.56E-11

445.22 0.302 49.888 1.5E-12 1.86E-23 2.79047 0.294 3.366 29.368 5.48E-11 450.32 0.293 50.933 1.5E-12 1.71E-23 2.75887 0.286 3.302 28.633 5.37E-11

455.05 0.285 51.88 1.5E-12 1.59E-23 2.73019 0.28 3.245 27.972 5.28E-11

460.14 0.276 52.966 1.4E-12 1.45E-23 2.69999 0.272 3.182 27.222 5.17E-11

465.21 0.266 54.2 1.4E-12 1.32E-23 2.67057 0.264 3.112 26.379 5.04E-11

470.28 0.258 55.208 1.3E-12 1.22E-23 2.64178 0.257 3.056 25.698 4.94E-11 475.34 0.249 56.364 1.3E-12 1.11E-23 2.61366 0.249 2.994 24.924 4.82E-11

480.03 0.241 57.412 1.2E-12 1.02E-23 2.58812 0.242 2.939 24.23 4.71E-11

485.08 0.233 58.479 1.2E-12 9.33E-24 2.56118 0.235 2.884 23.528 4.6E-11

490.12 0.225 59.566 1.2E-12 8.52E-24 2.53484 0.228 2.829 22.821 4.49E-11 495.14 0.217 60.674 1.1E-12 7.76E-24 2.50914 0.221 2.775 22.107 4.38E-11

500.16 0.21 61.66 1.1E-12 7.13E-24 2.48396 0.215 2.727 21.476 4.28E-11

505.17 0.202 62.806 1E-12 6.46E-24 2.45932 0.207 2.673 20.75 4.16E-11

510.18 0.195 63.826 1E-12 5.91E-24 2.43517 0.201 2.626 20.109 4.05E-11

515.17 0.188 64.863 9.6E-13 5.38E-24 2.41158 0.195 2.579 19.462 3.94E-11

520.16 0.181 65.917 9.3E-13 4.89E-24 2.38845 0.188 2.532 18.81 3.83E-11

525.14 0.174 66.988 8.9E-13 4.44E-24 2.3658 0.182 2.485 18.154 3.72E-11

530.11 0.167 68.077 8.5E-13 4.01E-24 2.34362 0.175 2.438 17.491 3.61E-11 535.07 0.16 69.183 8.2E-13 3.61E-24 2.32189 0.168 2.391 16.824 3.49E-11 540.03 0.154 70.146 7.9E-13 3.29E-24 2.30057 0.162 2.351 16.247 3.39E-11 545.32 0.147 71.285 7.5E-13 2.94E-24 2.27825 0.156 2.303 15.569 3.26E-11

550.26 0.141 72.277 7.2E-13 2.65E-24 2.2578 0.15 2.263 14.984 3.16E-11

555.19 0.136 73.114 7E-13 2.43E-24 2.23775 0.145 2.229 14.493 3.08E-11

560.11 0.131 73.961 6.7E-13 2.21E-24 2.21809 0.14 2.196 14 2.99E-11

565.02 0.126 74.817 6.4E-13 2.01E-24 2.19882 0.135 2.162 13.503 2.9E-11

570.28 0.122 75.509 6.2E-13 1.85E-24 2.17854 0.131 2.135 13.104 2.83E-11

575.17 0.118 76.208 6E-13 1.7E-24 2.16001 0.127 2.108 12.703 2.76E-11

580.06 0.114 76.913 5.8E-13 1.56E-24 2.1418 0.123 2.08 12.3 2.69E-11

585.29 0.111 77.446 5.7E-13 1.45E-24 2.12267 0.12 2.06 11.996 2.65E-11

590.16 0.108 77.983 5.5E-13 1.35E-24 2.10515 0.117 2.039 11.692 2.6E-11

595.02 0.105 78.524 5.4E-13 1.26E-24 2.08796 0.114 2.019 11.386 2.54E-11 600.22 0.103 78.886 5.3E-13 1.19E-24 2.06987 0.112 2.005 11.182 2.52E-11

605.07 0.101 79.25 5.2E-13 1.13E-24 2.05327 0.11 1.991 10.977 2.49E-11

610.25 0.098 79.799 5E-13 1.04E-24 2.03585 0.107 1.97 10.669 2.44E-11

615.08 0.096 80.168 4.9E-13 9.85E-25 2.01986 0.105 1.956 10.464 2.4E-11

620.24 0.093 80.724 4.8E-13 9.09E-25 2.00306 0.102 1.935 10.154 2.35E-11 625.05 0.091 81.096 4.7E-13 8.57E-25 1.98764 0.099 1.921 9.9466 2.32E-11

630.2 0.088 81.658 4.5E-13 7.88E-25 1.9714 0.096 1.9 9.6351 2.26E-11

635.33 0.086 82.035 4.4E-13 7.41E-25 1.95548 0.094 1.886 9.4267 2.23E-11 Tabel L4. Data pengukuran nilai A dan perhitungan nilai T, α, (αhv)^2, hv, R, n, k sampel 2 setelah

Gambar

Gambar 1. Diagram energi semikonduktor dengan  sifat intrinsik, tipe – n, dan tipe – p
Gambar 3. Gelombang cahaya pada material  dengan ketebalan z.  Amplitudo menurun secara
Gambar 4. Pembiasan berkas cahaya ketika datang  dari medium lebih renggang menuju medium lebih  rapat
Gambar 6. Kurva hubungan antara suhu annealing  (T a ) dengan waktu annealing (∆t) yang dilakukan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jeffri Kristianto, S.Sn dan Yohanes Ruswanto, S.Sn., M.Sn, selaku pembimbing resital yang telah memberi masukan yang sangat berarti bagi penulis di

Oleh karena survai dinamis dilakukan dalam beberapa jam pelayanan, maka jumlah penumpang per rit dapat dihitung dengan menjumlahkan jumlah penumpang pada jam sibuk I

Penambahan unsur hara sebanyak 15% dari pupuk kompos dapat memenuhi kekurangan unsur hara pada limbah karagenan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan diameter semai

Tähän kysymykseen vastanneet työnantajat ovat tyytyväisiä (77 %) tai erittäin tyytyväisiä (12 %) Kainuun TE- toimiston palveluihin.. (Mainintoja

Talak yang tidak memberi hak merujuk bagi mantan suami terhadap mantan istrinya. Untuk kembali mantan suami ke dalam ikatan pernikahan mantan istri harus melalui

Bahwa pada hari Jum’at tanggal 6 Maret 2015, pengawas bidang Perkara Gugatan dan Register Perkara telah melaksanakan pemeriksaan terhadap Register Induk Perkara Gugatan dan

Hasil dari penelitian pendahuluan pada penentuan konsentrasi sari buah naga (Hylocereus polyrhizus) dalam pembuatan yoghurt menunjukan bahwa penggunaan

Aviscenna, (2011), Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dengan judul tesis : Pengaruh Motivasi kerja dan Budaya organisasi Terhadap Kinerja pegawai pada