• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

129

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Konsep Perancangan Interior

Gambar 4.1 Mind Map Sumber: Penulis

Konsep perancangan interior pada museum ini ingin mengubah sebuah museum yang memiliki pencitraan yang sedikit untuk berubah menjadi pencitraan yang positif. Ingin menciptakan sebuah museum permainan anak yang menyediakan sebuah ruangan untuk anak-anak agar, anak-anak dapat bermain dan dapat berinteraksi dengan permainan-permainan tradisional tersebut.

Permainan anak tradisional masih kurang diminati oleh anak-anak, bahkan keberadaan permainan tradisional pun semakin terkikis dan hilang secara berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi yang kian maju. Salah satu museum permainan anak tradisional pertama kali berada di Yogyakarta yang bernama museum anak kolong tangga. Museum anak kolong tangga ini berisikan permainan-permainan anak yang di simpan dan di display melalui vitrine. Sedangkan museum permainan anak di Jakarta belum ada, hanya ada beberapa museum anak yang menyimpan dan mendisplay permainan anak contohnya museum layang-layang, museum istana anak dan komunitas hong. Banyak warga masyarakat yang kurang mengetahui akan museum permainan tradisional anak. Dan pencitraan terhadap suatu museum masih negatif. Proses mind map digunakan untuk menjabarkan suatu konsep perancangan museum anak kolong tangga dari negatif menjadi sesuatu yang positif.

(2)

4.2 Citra Ruang

Citra ruang yang ingin disampaikan ketika pengunjung memasuki museum ini ingin memberikan kesan yang ceria, edukasi, imajinatif dan informatif kepada setiap pengunjung baik anak-anak maupun orang dewasa. Museum permainan anak tradisional di Jakarta, masih belum banyak yang mengangkat mengenai perkembangan permainan tradisional anak-anak. Sehingga anak- anak masih kurang mengetahui akan permainan-permainan tradisional tersebut. Permainan tradisional anak semakin terkikis dengan sejalannya waktu dan teknologi yang terus berkmbang pesat. Sehinnga permainan tradisional hilang begitu saja. Oleh karena itu perancang inging membuat sebuah rancangan redesain museum permainan tradisional anak dengan citra ruang yang baru dan berbeda dari museum anak kolong tangga sebelumnya. Dengan adanya citra ruang maka akan tercipta suasana ruang yang diinginkan.

Penggunaan konsep “natural playground” pada museum ini ingin memberikan suasana yang ceria, bermain, edukasi, dan comfort dimana suasana tersebut memberikan efek psikologis yang baik kepada pengunjung seperti rasa bermaian sambil belajar di museum ini. Pemainan warna pada interior museum ini digunakan agar pengujung terutama anak-anak tidak bosan dan tertarik untuk bermain dan belajar di museum ini. Pemilihan warna-warni pada museum permainan anak ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang cerah dan ceria. Warna-warna yang cerah dan ceria ini memberikan efek positif bagi psikologi anak-anak. Selain itu anak-anak juga dapat mengenal beberapa warna-warna, sehingga selain anak-anak belajar mengenai perminan tradisional anak-anak juga belajar mengenai bermacam-macam warna-warna.

(3)

4.3 Konsep Material

Gambar 4.20 Konsep material Gambar 4.21 Konsep material Sumber: Google, 2014 Sumber: Google,2014

Penggunaan material yang akan digunakan pada museum anak kolong tangga ini menggunakan material yang natural dan unfinished. Selain menggunakan material natural pada area display diterapkan material akrilik. Material akrilik diterapkan pada area display, yaitu area pameran dan koridor-koridor warna yang digunakan adalah warna-warna yang menarik sehingga anak-anak tertarik untuk berada di area pameran. Material yang digunakan untuk pelapis lantai adalah plaster (concrete floor). Untuk pelapis pada dinding menggunakan akrilik dengan warna-warna yang menarik dan sesuai dengan area ruang.

4.4 Konsep Warna

Gambar 4.22 Konsep warna yang ingin dicapai Sumber: Google, 2014

(4)

Gambar 4.22 Konsep warna yang ingin dicapai Sumber: Google, 2014

Ide konsep warna dengan rainbow ini bermula dari keinginan untuk mengubah suasana ruang museum yang tadinya membosankan menjadi suatu tempat atau ruang yang menyenangkan. Oleh karena itu, diputuskanlah untuk menggunakan warna-warna yang cerah dan ceria dan menggunakan warna-warna alam. Secara psikologis mengatakan warna-warna yang cerah memberikan efek psikologis yang baik bagi anak-anak. Alasan menggunakan pemilihan warna-warna alam, karena permaianan tradisional banyak yang dimainkan di alam, dan ingin memberikan kesan agar anak-anak ketika berada di ruangan museum anak-anak merasakan seperti berada di alam luas. Selain itu pemilihan warna-warna rainbow ini menarik sehingga penulis berharap agar target market tercapai dengan baik. Selain menggunakan warna-warna rainbow juga menggunakan warna-warna seperti hijau, coklat dan biru.

4.5 Konsep Bentuk

Gambar 4.23 Inspirasi Bentuk Geometrik Gambar 4.23 Inspirasi Bentuk Geometrik Sumber: Google, 2014 Sumber: Google, 2014

(5)

Bentuk yang dipilih pada perancanaan museum anak kolong tangga ini menggunakan bentuk geometrik. Bentuk geometrik memiliki sudut-sudut yang tidak tajam dengan lengkungan-lengkungan yang halus. Pemilihan bentuk geometrik ini bertujuan agar pengunjung terutama anak-anak tidak bosan dan tertarik pada bentuk- bentuk yang dihadirkan dimuseum ini.

4.6 Konsep Local Content

Local content yang digunakan pada museum anak kolong tangga ini adalah kebudayaan nusantara. Pemilihan local content nusantara ini terdiri dari beberapa nusantara, seperti Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan.

Gambar 4.24 Konsep Inspirasi Batik Parang Gambar 4.25 Konsep Inspirasi Batik Kawung Sumber: Google, 2014 Sumber: Google, 2014

Gambar 4.26 Kesenian batik sido luhur Gambar 4.27 Kesenian bali Sumber : http:batik_solo.com Sumber : http:artcenter_bali.com

Motif batik kawung merupakan motif tertua. Motif batik ini memiliki irama dalam repetisi pola lingkaran geometris yang saling beririsan. Makna dari motif kawung ini adalah melambangkan keperkasaan dan keadilan, sedangkan motif batik parang memiliki makna keberania,dan kekuatan. Dan motif sido luhur adalah kerendahan hati. Batik ini berasal bukan dari Yogyakarta melainkan dari Solo.

(6)

Gambar 4.28 Konsep Inspirasi Ukiran Bunga Sumber: Google, 2014

Gambar 4.29 Konsep Inspirasi Ukiran Bunga Gambar 4.30 Konsep Inspirasi pakaian Sumber: Google, 2014 Sumber: Google, 2014

(7)

4.7 Konsep Material Lantai, Dinding dan Ceiling

Gambar 4.31 Konsep Inspirasi Material Ceiling & Wall Sumber: Google, 2014

Konsep material lantai menggunakan material yang sesuai dan menunjang citra ruang dan aman. Material yang digunakan pada museum permainan anak adalah material-material alami. Material penutup pada setiap ruangan lantai berbeda-beda.Material pelapis lantai dengan menggunakan beton yang diwarnai dan dibentuk sesuai dengan area-area Konsep yang diterapkan pada ceiling museum ini menggunakan material akustik gypsum. Ceiling akustik gypsum digunakan pada area theater dan area baca. Sedangkan pada ruangan lainnya area restaurant, lobby menggunakan ceiling gypsum dengan finishing cutting laser dengan modul ukiran khas Yogyakarta. Konsep pelapis dinding pada perancangan museum ini menggunakan dinding dengan material unfinished.

4.8 Konsep Pencahayaan dan Penghawaan

Pencahayaan yang digunakan pada museum ini menggunakan penchayaan buatan dengan down light, wall washer, dan direct lighting. Pencahayaan indirect lighting digunakan pada ruang auditorium dan koridor dari museum. Sedangkan penghawaan pada perancangan ini menggunakan penghawaan buatan menggunakan air conditioner yang dipasang pada ceiling.

(8)

4.9 Konsep Furniture

Gambar 4.32 Konsep Inspirasi Furniture Bentuk Organik Sumber: Google, 2014

Gambar 4.33 Konsep Inspirasi Vitrine Sumber: Google, 2014

Konsep yang akan digunakan pada furniture adalah dengan menggunakan material dasar seperti kayu. Dan dengan bentuk organik dan warna-warna yang menarik. Dan untuk vitrine yang digunakan menggunakan material kayu dan kaca.

(9)

4.10 Konsep Keamanan dan Signage A. Konsep Keamanan

Gambar 4.34 Konsep Inspirasi CCTV Sumber: Google, 2014

Konsep keamanan pada museum ini menggunakan alat electronik yang berupa CCTV yang digunakan untuk merekam kegiatan yang terjadi di dalam museum. CCTV ini berfungsi untuk mengamati setiap pengunjung dan juga untuk melihat atau mengawasi aktivitas aktivitas yang dilakukan pengunjung selama berada di museum. Peletakan CCTV diletakkan pada setiap sudut ruang museum.

B. Konsep Signage

Gambar 4.35 Konsep Inspirasi Signage Sumber: Google, 2014

Konsep signage yang digunakan pada museum ini adalah dengan pembagian-pembagian area pameran atau area ruang. Material dan warna yang digunakan berbeda-beda setiap ruang.

(10)

4.11 Konsep Green

Konsep Green yang diterapkan pada museum ini adalah dengan meletakkan tanaman di dalam ruang sebagai pembersih udara alami.Dan Pencahayaan hemat energi dengan menggunakan lampu LED.

Gambar 4.36 Konsep Green Sumber: Google, 2014

Gambar

Gambar 4.1 Mind Map  Sumber: Penulis
Gambar 4.22 Konsep warna yang ingin dicapai  Sumber: Google, 2014
Gambar 4.22 Konsep warna yang ingin dicapai  Sumber: Google, 2014
Gambar 4.29 Konsep Inspirasi Ukiran Bunga              Gambar 4.30 Konsep Inspirasi pakaian  Sumber: Google, 2014              Sumber: Google, 2014
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembangunan di Kabupaten Luwu pada tahun 1964-1968, khususnya akses berupa jalan masih sangat kurang, dibuktikan

Hubungan ini menunjukkan bahwa pertambahan karakter morfometrik pembanding lebih lambat dari pada panjang total, sedangkan pada ikan lais danau betina di Sungai Siak

Sementara dari sisi transaksi tunai, pada triwulan laporan kembali terjadi net outflow yaitu jumlah uang keluar dari Bank Indonesia (outflow) lebih tinggi

Intangible-Value dari sebuah kepercayaan – Trust tidak lain adalah sebuah perasaan yang terjadi karena berbagai pengalaman yang seseorang terhadap sebuah produk

Semen merupakan bahan pengikat yang biasa digunakan dalam konstruksi bangunan.Tanah Pozolan atau lebih dikenal dengan tanah Tras mempunyai sifat semen, oleh karena itu

Dengan meneliti buku ini, masyarakat Cina di Malaysia dikaitkan dengan kepercayaan, dialek dan agama yang berlainan tetapi memilih cara untuk