• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sistem pembelajaran yaitu pendidik, siswa, bahan ajar, media, alat,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. sistem pembelajaran yaitu pendidik, siswa, bahan ajar, media, alat,"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara komponen- komponen sistem pembelajaran dengan tujuan untuk mencapai suatu hasil belajar, atau proses transaksional (saling memberikan timbal balik) di antara komponen- komponen sistem pembelajaran yaitu pendidik, siswa, bahan ajar, media, alat, prosedur dan proses belajar guna mencapai suatu perubahan yang komprehensif pada diri siswa.(Fujiwati, 2016:17).

Menurut Suparman (dalam Ananda, 2018:2) bahwa pembelajaran adalah segala sesuatu yang dilakukan dengan maksud untuk memfasilitasi belajar siswa dan melibatkan berbagai metode, penggunaan media (cetak, visual/gambar, audio dan multimedia) dan juga kegiatan pembelajaran yang paling sederhana (mendengarkan) sampai yang kompleks (melakukan praktek uji coba)

2. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik pada dasarnya adalah salah satu model pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang menggunakan tema untuk mengaitkan materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran. Tujuan pembelajaran tematik sendiri memberikan kelancaran bagi siswa dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam satu tema serta menambah semangat belajar bagi

(2)

siswa dalam mendalami dan memahami konsep materi yang tergabung dalam satu tema serta menambah semangat dalam belajar bagi siswa (Dewi.2017:33).

Menurut Majid (2014:80) pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang mengaitkan beberapa mata pelajaran satu dengan yang lainnya sehingga dapat memberikan pengalaman yang berbeda dan bermanfaat untuk siswa dalam mengenal lingkungan sekitarnya. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi inti pembicaraan dalam suatu materi pembelajaran. Pembelajaran tematik terpadu yaitu pembelajaran yang menggabungkan beberapa mata pelajaran melalui penggunaan tema, dimana siswa tidak mempelajari mata pelajaran dengan terpisah, semua mata pelajaran yang telah diajarkan di sekolah sudah menjadi satu kegiatan pembelajaran yang disatukan dengan tema.

Menurut Trianto (2011:149) penerapan pembelajaran tematik mempunyai prinsip dasar yang perlu diketahui, yaitu:

a. Pembelajaran dirancang untuk menemukan tema

Pembelajaran yang dirancang harus bertujuan untuk menemukan tema pembelajaran yang nyata dan siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa didorong untuk mampu menemukan masalah yang sesuai dengan tema yang sesuai dengan kondisi dan lingkungannya setiap hari.

b. Bersifat konstekstual atau terintegrasi dengan lingkungan

Pembelajaran yang dilakukan dikaitkan dengan kondisi lingkungan siswa, misalkan saja tema benda hidup dan tidak hidup, siswa dimintai untuk menemukan dan menjelaskan benda hidup dan tidak hidup disekitar lingkungan, selain itu siswa menemukan masalah dan memecahkan masalah

(3)

yang dihadapi dari kehidupan sehari-hari siswa, maka dari itu maksud dari bersifat konstektual adalah pembahasan atau materi yang dibahas harus dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa dan memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa agar pembelajaran menjadi bermakna.

c. Efisien

Pembelajaran tematik memiliki nilai efisien dalam segi waktu karena 3 pelajaran yang diintegrasikan menjadi satu dalam 1 pembelajaran, beban materi, metode, penggunaan media dan sumber belajar dikombinaskian menjadi satu alat yang dapat mempermudah dalam menyampaikan materi pembelajaran yang otentik dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat mencapai kompetensi.

d. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran tematik

Pembelajaran tematik menurut Trianto (2011:151) memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya yaitu:

1) Pengalaman dan kegiatan belajar sesuai kebutuhan dan kondisi yang dialami siswa.

2) Pembelajaran menjadi menyenangkan karena prinsip pada pembelajaran sambil bermain yang memberikan pengalaman langsung bagi siswa

3) Menumbuhkan penguatan pendidikan karakter kepada siswa seperti religius, nasionalis, integritas, mandiri dan gotong royong.

(4)

Adapun kekurangan yaitu:

1) Tidak semua guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep yang ada dalam mata pelajaran dengan tepat dan perlu adanya pelatihan secara intensif mengenai pembelajaran tematik.

2) Guru dituntut memiliki keterampilan dan kreativitas yang tinggi dalam mengembangkan materi yang ada dan perancangan media yang efektif digunakan dalam pembelajaran.

3. Media Pembelajaran

Pengertian media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.

Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi, Umumnya adalah sesuatu yang menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.

Istilah media ini sangat populer dalam bidang komunikasi (Fahluddin.2014) Awalnya, media dianggap hanya sebagai alat bantu untuk mengajar guru. Alat bantu yang digunakan adalah alat bantu visual contohnya model, gambar, objek dan alat-alat yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta memperkuat daya serap dan presensi belajar siswa namun karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang dipakai, orang kurang memperhatikan aspek desain (Sudirman, 2010:7).

a. Pengertian media pembelajaran

Pengertian media menurut berbagai ahli sebagai berikut:

Yaumi (2018:7) berpendapat bahwa media pembelajaran merupakan bentuk peralatan fisik yang didesain secara terencana untuk

(5)

menyampaikan informasi dan membangun interaksi. Peralatan fisik mencakup benda asli, visual, bahan cetak, audio-visual, multimedia, dan web. Menurut Ahmadi dan Amri (2011:72) media adalah sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan siswa.

Menurut Mc Luahan dalam Mudlofir (2017:122) media pembelajaran merupakan suatu perantara atau alat yang dapat memperluas siswa untuk merasakan, mendengar dan melihat dalam batas-batas jarak, ruang dan waktu tertentu. Suatu media pembelajaran dapat diartikan sebagai pengantar pada saat pembelajaran untuk menghapus batasan - batasan jarak, ruang dan waktu, sehingga siswa dapat merasakan secara langsung pengalaman saat pembelajaran. Adanya suatu media pembelajaran akan membuat siswa lebih mudah memahami suatu materi dan menjadi menyenangkan.

Kesimpulan mengenai pengertian media dari beberapa ahli ialah, media pembelajaran adalah segala bentuk fisik yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi agar siswa dapat membangun pengetahuan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dan menjadi menyenangkan.

b. Ragam Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam menstimulus indera penglihatan siswa saat terjadinya proses pembelajaran. Adapun beberapa ragam media pembelajaran menurut Sumiharsono (2018:5) adalah sebagai berikut:

(6)

1) Media audio, digunakan untuk membantu menstimulasi indera pendengaran saat proses penyampaian materi di kelas, seperti radio, piringan hitam, pita suara dan sebagainya.

2) Media visual, dibagi menjadi 2 bentuk antara lain :

a) Media visual yang dapat diproyeksikan, contohnya film slide, film strip, dan sebagainya.

b) Media visual yang tidak dapat di proyeksikan, contohnya :

1. Media 3 dimensi, misalkan bola dunia, boneka, dan sebagainya.

2. Media 2 dimensi, misalkan bagan, gambar peta, dan ssebagainya.

3. Media audio visual, merupakan kombinasi antara media audio dan media visual sering disebut dengan media pandang dan dengar, misalkan televisi dan kaset video

c. Fungsi media pembelajaran

Kegunaan media pembelajaran adalah mempermudah siswa dalam menggunakan konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana dan konkret. Media pembelajaran pun memiliki fungsi menurut Rosyada (2010) antara lain:

1. Media pembelajaran menjadi sumber belajar yaitu media sebagai penyampai,penyalur dan penghubung dalam pembelajaran

2. Fungsi manipulatif artinya media didasarkan pada karakteristik siswa sebenarnya

3. Fungsi psikologis artinya media diharapkan dapat menjadi pusat perhatian siswa

(7)

4. Fungsi semantik artinya media diharapkan dapat menambahkan kata yang bermakna dan mudah dipahami siswa

5. Fungsi sosio-kultur, media dapat mengatasi hambatan sosi-kultur antar siswa saat berkomunikas dalam pembelajaran dikelas.

Salah satu kegunaan media pembelajaran adalah untuk meningkatkan keinginan, minat baru sekaligus membangkitkaan motivasi belajar siswa namun untuk memaksimalkan fungsi media pembelajaran sebagai pembangkit minat dan keinginan serta motivasi belajar, pemilihan media sebaiknya disesuaikan dengan keunikan yang dimiliki siswa (Ragil.2017), sehingga menurut Rusman (2009:154), guru perlu memperhatikan karakter dan kemampuan masing-masing media agar mereka dapat memilih media yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

B. Kajian Kurikulum 2013 Tema Benda, Hewan Dan Tumbuhan Disekitarku Kegiatan pembelajaran kurikulum 2013 merupakan pembelajaran tematik terpadu yang menggunakan pendekatan scientific dengan menggunakan tema- tema dalam pembelajarannya. Dikelas I , terdapat 8 tema yang akan dipelajari selama 2 semester. Pada semester 2 terdapat 4 tema dan setiap tema terdapat 3 subtema. Setiap subtema terdapat 6 pelajaran dan setiap pembelajaraan dapat selesai dalam 1 hari.

Salah satu tema pada semester 2 kelas I adalah Benda, hewan dan tumbuhan disekitarku. Subtema benda hidup disekitarku mempunyai 6

(8)

pembelajaran. Dalam pembelajaran 1 sampai dengan 6 memuat beberapa mata pelajaran yaitu : Bahasa Indonesia, PPKn, SBdP, PJOK, Matematika.

C. KI, KD Subtema 1 “Benda Hidup Disekitarku” adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kompetensi inti Kompetensi Inti Kelas 1 Menerima dan Menjalankan ajaran agama yang dianutnya

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga

Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan tuhan dan kegiatannya. Dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan disekolah.

Menyajikan pengetahuan fakual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Tabel 2.2 Kompetensi inti mata pelajaran No Muatan Mata Pelajaran Kompetensi Dasar

1 Bahasa Indonesia 3.6 Menguraikan kosakata tentang berbagai jenis benda di lingkungan sekitar melalui teks pendek (berupa gambar, slogan sederhana, tulisan, dan/atau syair lagu) dan/atau eksplorasi lingkungan

4.6 Menggunakan kosakata bahasa Indonesia dengan ejaan yang tepat dan dibantu dengan bahasa daerah mengenai berbagai jenis benda di lingkungan sekitar dalam teks tulis sederhana 2 PPKn 1.1 Mensyukuri diterapkannya bintang, rantai,

pohon beringin, kepala banteng, dan padi kapas sebagai gambar pada lambang negara “Garuda Pancasila

1.1 Menunjukkan sikap patuh aturan agama yang dianut dalam kehidupan sehari-hari di rumah 1.1 Mengenai simbol sila-sila pancasila dalam lambang negara “Garuda Pancasila”

4.1 Menceritakan simbol-simbol sila Pancasila pada Lambang Garuda sila Pancasila

3 SBdP 1.2 Mengenal elemen musik melalui lagu

4.2 Menirukan elemen musik melalui lagu

4 PJOK 3.6 Memahami gerak dasar lokomotor dan non-

(9)

lokomotor sesuai dengan irama (ketukan) tanpa/dengan musik dalam aktivitas gerak berirama

4.6 Mempraktikkan gerak dasar lokomotor dan non-lokomotor sesuai dengan irama (ketukan) tanpa/dengan musik dalam aktivitas gerak berirama

5 Matematika 1.3 Menjelaskan bilangan sampai dua angka dan nilai tempat penyusun lambang bilangan

menggunakan kumpulan benda konkret serta cara membacanya

4.2 Menuliskan lambang bilangan sampai dua angka yang menyatakan banyak anggota suatu kumpulan onjek dengan ide nilai tempat

D. Materi Tema 7 “Benda, Hewan, dan Tanaman di Sekitarku” Subtema 1 “ Benda Hidup dan Tidak Hidup di Sekitarku” Pembelajaran 1

a. Mata Pelajaran SBdP

a. Melafakan

Melafalkan artinya mengucapkan rangkaian kata (syair) dengan jelas yang terdapat pada lagu. Dalam kata terdapat bunyi vokal dan konsonan, bunyi vokal

(10)

harus diucapkan jelas contoh bunyi vokal yaitu a i u e o, bunyi konsonan juga harus diucapkan dengan jelas.

b. Bernyanyi

Bernyanyi artinya mengeluarkan suara bernada, nada yang dibunyikan harus tepat, sesuai tinggi nada dan panjang pendeknya.

Perhatikan tinggi rendah nada berikut

a) angka yang bertitik di bawahnya dinyanyikan rendah b) angka tidak bertitik dibunyikan sedang

c) angka bertitik di atasnya dibunyikan tinggi dalam not angka ada tanda istirahat

tanda istirahat ditandai dengan angka 0 dalam lagu terdapat melodi, melodi yaitu rangkaian nada, ada nada tinggi dan rendah ada juga nada panjang dan pendek panjang pendek nada dapat dihitung satuan hitungannya yaitu ketukan ketukan itu teratur, ketukan teratur seperti bunyi detak jarum jam.

perhatikan panjang pendek nada berikut

a) nada 1 1 masing masing nada 1(do) dibunyikan setengah ketukan b) nada 1 dibunyikan satu ketukan

c) nada 1 . dibunyikan dua ketukan d) nada 1 . . dibunyikan tiga ketukan

e) nada 1 . 5 nada 1 dibunyikan satu setengah ketukan

(11)

f) nada . 5 dibunyikan selama setengah ketukan g) 0 5 angka 0 merupakan tanda istirahat

h) angka 0 dibunyikan setengah ketukan i) nada 5 dibunyikan setengah ketukan j) 0 angka 0 istirahat selama satu ketukan

b. Bahasa Indonesia

Ciri-ciri benda hidup dan tidak hidup beserta contohnya:

Ciri-ciri benda hidup, diantaranya :

1. Memerlukan makanan minuman.

2. Bernapas.

3. Bergerak tanpa dikendalikan oleh mesin.

4. Peka terhadap rangsangan.

5. Tumbuh dan berkembang.

6. Berkembang biak.

7. Dapat beradaptasi.

Contohnya: Tumbuhan, Manusia, Hewan.

Ciri-ciri benda tidak hidup, maka kebalikan dari ciri-ciri benda hidup, diantaranya:

(12)

2. Tidak bernafas.

3. Tidak bergerak dengan sendirinya.

4. Tidak memiliki kepekaan terhadap rangsangan.

5. Tidak tumbuh dan berkembang.

6. Tidak berkembang biak.

7. Tidak beradaptasi.

Contohnya: Kursi, Meja, Papan tulis, Pensil dan lain-lain

c. PPKn

Sila keempat Pancasila berbunyi "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan". Banteng atau kepala banteng merupakan lambang dari sila keempat. Banteng digunakan untung melambangkan sila keempat karena ia merupakan hewan sosial yang suka berkumpul. Seperti halnya musyawarah, orang-orang akan berdiskusi dan berkumpul untuk memutuskan sesuatu.

(13)

E. Media Pop-up Book Benda Hidup dan Tak Hidup a. Definisi Media Pop-up book Benda Hidup dan Tak Hidup

Media Pop-up book merupakan buku yang bisa berpotensi gerak dan interaksi melalui penggunaan mekanisme kertas seperti lipatan, slide, gulungan, dan roda. Menurut Ann Montanaro (dalam Dzuanda, 2011:1) buku yang berupa pop-up book ini merupakan sebuah buku yang mempunyai bagian tertentu yang bisa bergerak serta mempunyai unsur 3 dimensi. Buku pop- up sama dengannya origami, karena keduanya menggunakan teknik dalam melipat sebuah kertas. Buku pop up book juga memiliki berbagai jenis dari sederhana sampai yang sulit dalam pembuatannya. Ketika pop-up dibuka akan memberikan sesuatu kejutan disetiap halamannya, sesuai dengan bentuk yang sudah dilipat sebelumnya (Solichah.2018). Media belajar pop-up book dianggap mempunyai daya tarik tersendiri bagi siswa karena mampu menyajikan visualisasi dengan bentuk-bentuk yang dibuat secara melipat, bergerak dan muncul sehingga memberikan kejutan dan kekaguman bagi siswa ketika membuka setiap halaman (Meilia.2017).

Media pembelajaran itu hendaknya menunjang tujuan pembelajaran serta sesuai dengan materi dalam pembelajaran, keadaan yang ada dikelas dan komponen sumber belajar serta digunakan untuk menyampaikan informasi dan pesan dari suatu materi, berhubungan dengan pengertian di atas media Pop-up book disajikan untuk membantu pembelajaran pada materi benda hidup dan tak

hidup khususnya dipelajaran bahasa indonesia.

Media Pop-up book pun dapat meningkatkan perhatian siswa dan dapat menumbuhkan motivasi belajar para siswa, meningkatkan interaksi antara guru

(14)

dan siswa. Pembelajaran guru juga terkesan menguasai kelas serta dapat memandu pembelajaran dan dapat mengontrol jalannya penggunaan media, sehingga media tersebut berdampak positif pada pengembangan anak secara sosial termasuk dalam berinteraksi (Fatchul.2014).

b. Langkah-Langkah Penggunaan Media Pop-up book

Media pembelajaran tentunya memiliki langkah-langkah penggunaan yang berbeda antara media satu dengan media yang lainnya. Penggunaan media visual menurut Arsyad (2010) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam media visual untuk kepraktisan secara umum yaitu memberikan visual yang sesederhana mungkin, visual digunakan untuk informasi saran, menggunakan gambar untuk menjadi perbedaan, menggunakan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual, hindari visual yang tidak seimbang, menggunakan grafik untuk menggambar ikhtisar, visual khususnya diagram amat membantu materi kompleks, visual yang dimaksud digunakan untuk mengkomunikasikan gagasan. Unsur-unsur pesan dalam visual harus ditonjolkan, warna yang digunakan harus realistik, keterangan gambar harus disiapkan, warna yang digunakan harus realistik seperti aslinya, bayangan dan warna yang digunakan untuk menarik perhatian.

Adapun tahapan penggunaan media pop-up book antara lain:

1) Guru menyiapkan media Pop-up book.

2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ada.

3) Guru menjelaskan materi yang ada dibuku paket bersamaan dengan buku pop-up book tersebut

4) Siswa dikelas dibagi menjadi 4 kelompok.

(15)

5) Guru menjelaskan soal yang akan diberikan kepada siswa.

6) Setiap kelompok bekerja sama mengerjakan soal tersebut.

7) Siswa diberikan waktu untuk mengerjakan.

8) Masing-masing satu siswa perwakilan kelompok maju.

9) Guru memberikan penguatan dan meluruskan jika jawabannya salah.

10) Guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran.

c. Kelebihan dan Kelemahan Media Pop-up book

Media pembelajaran merupakan sarana dalam menyampaikan pesan dan informasi dalam pembelajaran, penggunaanya media pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut Arsyad (2010) media visual secara umum memiliki kelebihan dan kelemahan adalah:

a) Mudah dipersiapkan dan materinya mudah digunakan,

b) Pemakaian dapat secara fleksibel membuat perubahan-perubahan sementara penyajian berlangsung,

c) Pemakaian dapat secara fleksibel membuat perubahan-perubahan sementara penyajian berlangsung,

d) Fasilitas papan tulis selalu tersedia di ruang-ruang kelas.

Adapun kelemahan media pop-up book di dalamnya yaitu :

a) Terbatasnya penggunaannya dalam kelompok kecil memerlukan keahlian khusus dari penyajiannya (apalagi jika membutuhkan penjelasan verbal) b) Dianggap tidak begitu penting jika dibandingkan dengan media-media yang

diproyeksikan.

(16)

Penggunaan media pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan didalamnya, sedangkan untuk media Pop-up book untuk kelebihannya antara lain:

1) Memberikan kejutan-kejutan dalam setiap halamannya.

2) Meningkatkan daya imajinasi anak memahami isi dari buku tersebut.

3) Membantu anak memahami dan mengerti materi pembelajaran yang disampaikan guru.

4) Bagi siswa untuk menjembatani hubungan antara situasi kehidupan nyata dan simbol yang mewakilinya. Sehingga anak mengetahui gambaran benda 5) Pop up book menyediakan umpan pembelajaran karena bagi siswa, ilustrasi

visual dapat menggambarkan konsep yang abstrak menjadi jelas.

Selain media pop-up book memiliki kelebihan-kelebihan di atas, pop-up juga memiliki kelemahan-kelemahan. Menurut Dzuanda (2010) kelemahan- kelemahan media visual meliputi:

1) Waktu pengerjaannya cenderung lama.

2) Menuntut ketelitian dalam pembuatannya.

3) Biaya yang dikeluarkan lebih mahal dibandingkan dengan buku pada umumnya.

4) Dalam membuat media pembelajaran ini membutuhkan kesabaran dan kejelian karena pembuatannya membutuhkan keterampilan khusus, sehingga membutuhkan waktu pengerjaan yang lama.

F. Kajian Penelitian yang Relevan

(17)

Pada penelitian ini terdapat dua kajian yang relevan yang digunakan sebagai pembanding dalam pengembangan Media Pop-up book. Adapun dua kajian penelitian yang relevan antara lain: Penelitian dan Pengembangan yang ditulis oleh Fatchul (2014) dengan judul Penerapan Media Dalam Bentuk Pop- up book Pada Pembelajaran Unsur Rupa Untuk Siswa Kelas II SDNU Kanjeng

Sepuh Sidayu Gresik dalam penelitian tersebut menunjukkan penggunaan media menggunakan pembelajaran diperuntukkan pada materi Seni Budaya (Seni Rupa), pada pengembangan media tersebut peneliti hanya menggunakan pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa) saja.

Penelitian dan pengembangan yang kedua ditulis oleh Stefani (2017) dengan judul Pengembangan Media Pop-up book Pada Materi Bentuk Permukaan Bumi Untuk Siswa Kelas III SDN Mangunsari Semarang dalam penelitian tersebut menunjukkan pembelajaran diperuntukkan pada materi IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), pada pengembangan media tersebut peneliti hanya menggunakan pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam).

Adapun perbedaan dan persamaan penelitian pengembangan media yang dilakukan peneliti dengan penelitian yang relevan disajikan sebagaimana pada tabel 2.3

Tabel 2.3 Penelitian yang relevan

No Peneliti Tahun Judul Persamaan Perbedaan

1. Muham

mad Fatchul

2014 Penerapan Media Dalam Bentuk Pop-up book Pada Pembelajaran Unsur-Unsur Rupa Untuk Siswa Kelas 2 SDNU Kanjeng Sepuh Sidayu

1. Menggunakan Media 3 Dimensi 2. Media yang dikembangkan sama berupa Pop- up book

3. Media dapat digunakan dengan kelompok

1. Media yang dikembangkan hanya untuk materi denah mata pelajaran IPS 2. Tidak dilengkapi buku panduan 3. Menggunakan Model ADDIE

(18)

2.

3.

4.

Stefani Nadya G.

Daula

Alimatus Sholikha

Melinda Alfiani Nur

2017

2017

Pengembangan Media Pop-up book Pada Materi Bentuk

Permukaan Bumi Untuk Siswa Kelas III SDN Mangunsari Semarang

Pengembangan Media Pop-Up Book

Untuk

Meningkatkan Kemampuan Menulis Kreatif Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis

Karangan Kelas

V SDN

ROWOHARJO Tahun Ajaran 2016/2017

Pengembangan Media Pop Up Book pada pembelajaran Ips tentang Kerajaan dan peninggalan Sejarah Islam di Indonesia di

Kelas V

Sekolah Dasar

1. Menggunakan media 3 dimensi 2. Menggunakan Model

pengembangan ADDIE.

1. Menggunakan Media 3 Dimensi 2. Menggunakan Model ADDIE

1. Menggunakan media 3 dimensi 2. Media dapat digunakan dengan kelompok

1. Pengembangan Media dibuat untuk anak kelas II SD 2. Media berbentuk buku

1. Pengembangan Media dibuat untuk kelas V SD

2. Media menggunakan kurikulum KTSP

1. Pengembangan Media menggunakan Desain Based Research

2. Tidak dilengkapi buku panduan

(19)

G. Kerangka Pikir

Pengembangan Media Pop-up book dilakukan beberapa tahap dengan menggunakan model pengembangan ADDIE, (1) Alalyze, peneliti melakukan observasi langsung di kelas I di SD Asy-Syadzili Malang memperoleh hasil dengan kondisi nyata siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif dan berani, namun ketika seiringnya waktu pembelajaran siswa mudah bosan dan ada yang tidak memperhatikan dikarenakan kurangnya guru memaksimalkan media yang tersedia. Selain itu peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas I SD Asy- Syadzili Malang memperoleh hasil siswa mudah bosan dalam pembelajaran dikelas. (2) Design, perencanaan media tiga dimensi berbentuk buku berupa desain produk, dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik.

(3) Development, dilakukan proses pembuatan produk media tiga dimensi berbentuk benda-benda hidup dan tak hidup menggunakan kertas karton, kertas HVS dan lain-lain. (4) Implementation, menerapkan produk media Pop-up book kelas 1 SD Asy-Syadzili Malang. (5) Evaluation, dilakukan setiap tahapan atau evaluasi formatif. Adapun kerangka pikir diajabarkan sebagai berikut

(20)

Penelitian dan pengembangan media Pop-up book menggunakan model pengembangan ADDIE (analyze, design, development, implementation, evalution). Siswa kelas I SDN Tulusrejo 3 malang, sebagai subjek melalui teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi

Analisis kebutuhan Siswa kelas I SD Asy- Syadzili Malang memerlukan media pembelajaran tiga dimensi berupa media Pop-up book dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan partisipasi siswa

Kondisi Ideal

Siswa SD berada pada tingkat operational konkret, (usia 7 sampai 11 tahun) yang ditandai dengan mulai memiliki kecakapan berfikir logis,akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat nyata atau konkret

Kondisi Nyata Siswa kelas I SD Asy-Syadzili Malang aktif dan berani namun seiringnya waktu siswa mudah bosan dalam pembelajaran bahasa indonesia dan guru sudah baik dalam melakukan pembelajaran namun kurang maksimal karena media yang digunakan kurang efektif seperti contoh gambar saja karena kurangnya media yang ada dilingkungan sekolah

Media yang layak Media yang praktis

Media Pop Up Book

Gambar 2.4 Kerangka Pikir

Gambar

Gambar 2.4 Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Kinerja Kecamatan Sumbersuko Kabupaten Lumajang Tahun 2020 disusun berdasarkan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor : 239/IX/6/8/2003 tanggal

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek Nomor :188.45/ 2747.b /406.024/2014 tanggal 22 Juli 2014 tentang Pembentukan Tim Penyusun

Mother Vessel : Kapal pengangkut dengan kapasitas besar yang mengangkut container dari pelabuhan transit menuju pelabuhan tujuan.Catatan : Jika pengiriman barang dari pelabuhan

Imbahitu ayamnya dilapas dibawah rumahan gasan dilihat dimana inya matinya nang sudah kada bagarak lagi, nintu mangisahakan amun ayam nintu matinya diluar kitaran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol buah naga daging merah (Hylocereus polyrhizus)dapat menurunkan kadar glukosa darah pada diabetes tipe 1

Dari analisis hasil penelitian yang berkaitan dengan perencanaan pembelajaran PKn yang berkaitan dengan hukum, dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran PKn

Kantor Pertanahan Kabupaten Pemalang Jateng Badan Pertanahan Nasional Kantor Pertanahan Kabupaten. Brebes

(Analisis Isi Sensitivitas Gender Opini Citizen Journalism tentang Angelina Sondakh dalam Kompasiana.com Periode 3 Februari-26 April 2012)..