• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERCERITA DENGAN GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK USIA DINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BERCERITA DENGAN GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK USIA DINI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Fenomena yang terjad d Taman Kanak- kanak Mardsw Seborokrapyak Banyuurp pada saat kegatan bercakap-cakap, msalkan bercakap-cakap tentang bnatang berkak 4, anak hanya bsa menyebutkan 3-5 nama bnatang.

Seharusnya pada anak usa dn, khususnya 4-5 tahun dapat mengembangkan kosakata secara mengagumkan. Owens (dalam Dhen, 2012:

3.1) mengemukakan bahwa anak usa tersebut memperkaya kosakatanya melalu pengulangan.

Dalam mengembangkan kosakata tersebut, anak menggunakan fast mappng yatu suatu proses dmana anak menyerap art kata baru setelah mendengarnya sekal atau dua kal dalam percakapan. Pada masa kanak-kanak awal nlah anak mula mengkombnaskan suku kata menjad

kata, kata menjad kalmat. Anak usa 4-5 tahun rata-rata dapat menggunakan 900 sampa 1000 kosa kata yang berbeda. Mereka menggunakan 4- 5 kata dalam satu kalmat yang dapat berbentuk kalmat pertanyaan, negatf, tanya, dan perntah.

Pada usa 5 tahun pembcaraan mereka mula

berkembang dmana kosa kata yang dgunakan lebh banyak dan rumt. Selan tu menurut

Harrs dan Spay (dalam Dhen, 2012: 3.5) bahwa menjelang usa 5-6 tahun, anak dapat memaham

sektar 8000 kata, dan dalam satu tahun berkutnya kemampuan anak dapat mencapa 9000 kata.

Kegatan belajar mengajar pada TK Mardsw Seborokrapyak Kecamatan Banyuurp Kabupaten Purworejo banyak kendala dan belum mencapa tngkat perkembangan terutama d bdang penngkatan kosakata pada anak. Pada saat kegatan bercakap-cakap dan tanya jawab, anak cenderung dam dan tdak pernah mau mengemukakan pendapatnya secara sederhana.

Pada saat anak dber pertanyaan, anak terlhat bngung dan tdak memaham pertanyaan dar

guru. Ketka anak dmnta untuk berbag certa d depan teman-temannya, anak kesultan dalam mengeluarkan kata-kata sehngga guru harus memancng agar anak bsa bercerta. Seharusnya pencapaan perkembangan menurut standar nasonal penddkan anak usa dn, bahwa anak usa 5-6 tahun dalam mengungkapkan bahasa sudah mampu: menjawab pertanyaan yang lebh kompleks; menyebutkan kelompok gambar yang memlk buny yang sama; berkomunkas

BERCERITA DENGAN GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK USIA DINI

Miming Yohana, Indiati, Khusnul Laeli

Abstract

The purposes of this research is to determine the child’s vocabulary enhancement through storytelling with pictures in kindergarten Mardisiwi Seborokrapyak Banyuurip District of Purworejo. The methods of the research was conducted by Action Research (PTK), which was implemented to enhance the child’s vocabulary through storytelling with pictures. The research was conducted on children in kindergartens Mardisiwi Seborokrapyak Banyuurip District of Purworejo to 12 research subjects consisting of 5 boys and 7 girls. In this research tells the story with pictures included in the activities. This research uses three variables: input variables, process variables, output variables. The use of performance data collection is by using and coordinating research data obtained by the research criteria and indicators of success set at 75%.

The conclusion of this research is the vocabulary skills of kindergarten children Mardisiwi Seborokrapyak Banyuurip District of Purworejo can be increased after learning storytelling with pictures. This is proven by the results of the changes in each cycle, while the average initial capability child’s vocabulary originally 49.5%, after the first cycle measures the average vocabulary skills of children increased to 61.5%, and after the second cycle of vocabulary skills children increased to 91.1%. Hypothesis storytelling with images effectively improve vocabulary at kindergarten children Mardisiwi Seborokrapyak Banyuurip District of Purworejo proven true.

Key word ; Storytelling with Pictures, Vocabulary.

(2)

secara lsan, memlk perbendaharaan kata, serta mengenal smbol-smbol untuk persapan membaca, menuls dan berhtung; menyusun kalmat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalmat-predkat-keterangan); memlk

lebh banyak kata-kata untuk mengekspreskan

de pada orang lan; melanjutkan sebagan certa/dongeng yang telah dperdengarkan; me- nunjukkan pemahaman konsep-konsep dalam buku certa. Selama n metode yang dgunakan guru pada saat kegatan tanya jawab, bercerta, dan bercakap-cakap cenderung monoton, yang aktf hanya guru, anak hanya dam (teacher center). Pada saat kegatan tanya jawab, guru tdak dapat menggunakan meda pembelajaran yang dapat memotvas anak dan menark perhatan anak. Seharusnya pembelajaran dlakukan secara student center sepert menurut Moeslchatoen (dalam Mastoh, 2012: 10.3) bahwa bercerta merupakan salah satu strateg pembelajaran yang dapat memberkan pengalaman belajar bag

anak TK. Certa yang dbawakan guru secara lsan harus menark, mengundang perhatan anak dan tdak lepas dar tujuan penddkan bag anak, karena anak yang harus aktf dalam pembelajaran sehngga tercapa perkembangan yang dharapkan.

Masalah yang akan dtelt adalah mengena

anak TK Mardsw Seborokrapyak yang kosakatanya mash rendah. Salah satu cara menyajkan mater pembelajaran yang dapat menngkatkan kosakata pada anak usa 4-6 tahun melalu bercerta dengan gambar. Kegatan bercerta merupakan kegatan bermakna dalam katannya dengan perkembangan bahasa anak khususnya pemerolehan kosakata anak. Melalu

bercerta anak akan mendengarkan huruf-huruf terangka menjad kata dan kata yang terangka

menjad kalmat. Melalu bercerta dapat dketahu

apakah sswa mampu menangkap s certa dan dapat mengungkapkan kembal certa dengan struktur bahasanya sendr sesua dengan yang dcontohkan, sehngga akan dketahu apakah anak memperoleh kosakata baru.

Kosakata atau perbendaharaan kata adalah semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa, kekayaan kata yang dmlk seseorang yang dgunakan dalam berbahasa untuk berkomunkas, kata yang dpaka dalam suatu bdang lmu pengetahuan dan daftar kata yang dsusun sepert kamus yang dserta penjelasan secara sngkat dan prakts. Kosakata yang dmaksud dalam peneltan n adalah kemampuan anak

menjawab pertanyaan sederhana, melakukan percakapan dengan teman sebaya atau guru, menyebutkan nama benda yang dperlhatkan, berkomunkas secara lesan dengan bahasanya sendr (sesua anak), menggunakan kata-kata yang menunjukkan urutan, dan bercerta dengan gambar yang dsedakan.

Bercerta dengan gambar adalah kegatan menyampakan nformas menggunakan 1 gam- bar, 2 gambar, 3 gambar atau 4 gambar dengan ukuran tertentu (Hdayat,2005:56). Dapat meng- gunakan gambar lepas atau gambar ser yang terdr 2-4 gambar yang meluruskan jalannya certa. Gambar-gambar tu membantu kta untuk melhat berta sebagamana kta membacanya.

Selan tu gambar tersebut tersusun secara berurutan sehngga dapat membentuk sebuah certa yang runtut.

Menurut Dhen & Etal manfaat bercerta dengan gambar bag anak TK, sebaga berkut:

1) Melath daya serap atau daya tangkap anak PAUD

Artnya anak usa PAUD dapat drangsang, untuk mampu memaham s atau de-de pokok dalam certa secara keseluruhan 2) Melath daya pkr anak PAUD

Untuk terlath memaham proses certa, mempelajar hubungan bagan-bagan dalam certa termasuk hubungan-hubungan sebab akbatnya

3) Melath daya konsentras anak PAUD Artnya untuk memusatkan perhatannya kepada keseluruhan certa, karena dengan pemusatan perhatan tersebut anak dapat melhat hubungan bagan-bagan certa sekalgus menangkap s pokok dalam certa 4) Mengembangkan daya majnas anak

Artnya dengan bercerta anak dengan daya fantasnya dapat membayangkan atau meng- gambarkan suatu stuas yang berada d luar jangkauan nderanya bahkan yang mungkn jauh dar lngkungan sektarnya n berart

membantu mengembangkan wawasan anak 5) Mencptakan stuas yang menggembrakan

serta mengembangkan suasana hubungan yang akrab sesua dengan tahap per- kembangannya, anak usa PAUD senang mendengarkan certa terutama apabla guru- nya dapat menyajkannya dengan menark 6) Membantu perkembangan bahasa anak

dalam berkomunkas secara efektf dan

(3)

efisien sehingga proses percakapan menjadi komunkatf.

Adapun prosedur bercerta menggunakan gambar sebaga berkut:

1) Menyapkan tempat serta mengkondskan anak agar tenang.

2) Orangtua/penddk menyapkan dr sebak mungkn untuk sap bercerta, menguasa

masng-masng alur/plot, penokohan, mmk/ekspres wajah dan suara.

3) Memula bercerta jka anak sudah tenang.

4) Menyampakan certa bagan dem bagan, tdak menunjukkan semua bagan gambar kepada anak.

5) Dalam bercerta, pembawa certa dapat sesekal terbantu dengan membaca snopss yang tertuls pada bagan belakang gambar.

6) Mengakhr certa dengan menympulkan dan mengadakan tanya jawab dengan anak serta menemukan pesan yang tersrat dalam certa.

Peneltan yang dlakukan dalam menng- katkan kosakata anak usa dn melalu bercerta dengan gambar sebaga salah satu masukan untuk menambah wawasan pengetahuan, me- nambah kajan kelmuan, menambah varas

dalam penggunaan meda dalam bercerta untuk menngkatkan kosakata anak.

Bercerta memerlukan alat bantu atau meda untuk membangktkan rasa ngn tahu dan per- hatan anak. Meda dpergunakan agar anak dapat lebh menyerap nformas secara efektf dan menympannya dalam memor lebh lama. Alat bantu certa membantu anak bermajnas dan mendorong anak untuk tetap bertahan dalam mempertahankan konsentras.

Kerangka berpkr dalam peneltan n dapat dperjelas dengan bagan sebaga berkut:

Kosakata tinggi

Kosakata masih

Berserita dengan Anak

Gambar 1. Kerangka Berpkr

Hpotess dalam peneltan n adalah “Ber- certa dengan gambar efektf menngkatkan kosakata pada anak TK Mardsw Seborokrapyak Kecamatan Banyuurp Kabupaten Purworejo”

METODE

Rancangan peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah Peneltan Tndakan Kelas (PTK).

Dalam peneltan tndakan kelas dkenal dengan stlah varabel input, varabel proses, dan varabel output. Ketga varabel peneltan pada peneltan n djabarkan sebaga berkut:

Variabel input

Dalam peneltan n yang menjad varabel

nput adalah anak TK Mardsw Seborokrapyak, Kecamatan Banyuurp, Kabupaten Purworejo yang kosakatanya mash rendah.

Dalam peneltan n yang menjad varabel proses yatu kegatan pembelajaran bercerta de- ngan gambar.Varabel output dalam peneltan

n adalah menngkatnya kosakata anak setelah dlakukan pembelajaran bercerta dengan gam- bar.Peneltan n dlaksanakan d TK Mardsw

Seborokrapyak, kecamatan Banyuurp, kabu- paten Purworejo. Peneltan n dlaksanakan pada semester II. Waktu peneltan dhtung mula dar koordnas dengan guru kelas.

Subyek peneltan adalah anak ddk TK Mar- dsw Seborokrapyak, Banyuurp, Purworejo yang berjumlah 12 anak, lak-lak 5 anak dan perempuan 7 anak.

Menurut Arkunto (2006: 197), metode pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat dgunakan oleh penelt untuk mengum- pulkan data. Data yang dperoleh penelt dalam peneltan n adalah melalu lembar unjuk kerja.

Metode peneltan yang akan dgunakan da- lam peneltan n yatu peneltan tndakan kelas (PTK). Peneltan tndakan kelas adalah peneltan tndakan (action research) yang dlakukan dengan tujuan memperbak mutu praktk pembelajaran di kelasnya. Arikunto (2006: 201), mendefinisikan peneltan tndakan kelas (classroom action research) sebaga peneltan yang dlakukan oleh guru d kelas atau d sekolah tempat a mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau penngkatan proses dan praktk pembelajaran.

Model peneltan tndakan kelas dalam pe- neltan n yatu model Kemms McTaggrat.

(4)

Model n dkembangkan oleh Stephen Kemms dan Robn McTaggrat tahun 1988. Adapun model Kemms McTaggrat :

Refleksi

Refleksi

Perencanaan SIKLUS I Pengamatan Perencanaan SIKLUS II Pengamatan

?

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Gambar 2. SklusRencanaPeneltanTndakanKelas Model Kemmsdan Mc. Taggrat

Berdasarkan hasl kesepakatan penelt ber- sama guru dan kepala sekolah d TK Mardsw

Seborokrapyak ndkator keberhaslan dalam peneltan n yatu apabla nla presentase yang dperlhatkan mencapa 75%. Indkator keberhaslan dalam peneltan n dapat dlhat dar penngkatan-penngkatan kosakata pada peserta ddk dan perubahan perlaku. Perubahan perlaku dapat dnyatakan berhasl dan masalah dapat teratas apabla:

1. Anak memlk lebh banyak kata untuk melakukan percakapan dan berkomunkas

dengan teman dan guru

2. Anak memlk banyak kata agar anak percaya dr dalam menjawab pertanyaan dar guru 3. Anak dapat menyusun kata untuk men-

certakan gambar.

Instrument yang dgunakan dalam pene- ltan n adalah lembar unjuk kerja yang d- rancang sendr oleh penelt. Untuk menguj

valdtas nstument dalam peneltan n yatu menggunakan professional judgment dengan keah- lan kePAUDan.

Menurut ketua IGTKI kecamatan Banyu- urp dan kepala TK Mardsw Seborokrapyak lembar unjuk kerja yang dbuat oleh penelt

layak dgunakan sebaga nstrumen peneltan, karena ndkator yang dplh sudah sesua dengan karakterstk perkembangan anak usa 5-6 tahun, namun dalam penggunaannya harus dlakukan secara objektf.

Analss data yang dgunakan dalam pe- neltan n adalah analss data deskrptf dengan analisis refleksi. Analisis deskriptif bertujuan untuk memberkan deskrps me- ngena subyek peneltan berdasarkan data variabel yang diperoleh. Analisis data refleksi yatu membandngkan hasl belajar sebelum dberkan tndakan dan sesudah dberkan dengan menggunakan sklus I, dan seterusnya.

Analisis data refleksi dilakukan dengan meng- koordnaskan data hasl observas yang d- peroleh penelt dengan krtera keberhaslan yang telah dtetapkan. Hal n dlakukan dengan cara membandngkan frekuens munculnya tngkah laku subyek sebelum dan sesudah d- lakukan kegatan pembelajaran bercerta de- ngan gambar. Data kuanttatf danalss de- ngan menggunakan statstk deskrptf yang d- sajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

Untuk melhat hasl tndakan yang dlaku- kan, dgunakan stud propors nla rata-rata anak sebelum mendapat perlakuan dan setelah mendapatkan perlakuan (Sudjana, 2001: 129).

P = f x 100 % N

Keterangan:

P = ProsentasePenguasaaan

f = Jumlah Nla atau Skor yang dperoleh Subyek

N = Jumlahskorkeseluruhan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penngkatan penguasaan kosakata anak dapat dlhat pada tabel d bawah n:

Tabel 1. Penguasaan Kosakata Anak Pada Konds Awal, Setelah Tndakan Sklus I, dan

Setelah Tndakan Sklus II

(5)

Permasalahan yang dkaj dalam peneltan ini yaitu Efektifitas Bercerita Dengan Gambar Untuk Menngkatkan Kosakata Pada Anak TK Mardsw Seborokrapyak kecamatan Banyuurp kabupaten Purworejo. Kemampuan kosakata anak mash rendah dsebabkan oleh beberapa hal, yatu guru belum menggunakan meda pembelajaran yang besar dan menark anak pada kegatan tanya jawab, bercerta, dan bercakap- cakap, kegatan mash terfokus pada lembar kerja anak.

Kemampuan kosakata anak setelah dlaku- kan tndakan pada sklus I yatu pembelajaran bercerta dengan menggunakan gambar me- ngalam penngkatan, khususnya pada aspek menjawab pertanyaan sederhana, melakukan percakapan dengan teman sebaya atau guru, menyebutkan nama benda yang dperlhatkan, hal tersebut karena anak tertark pada meda gambar sehngga anak lebh fokus dan memaham mater

yang dberkan guru. Pada aspek berkomunkas

secara lesan dengan bahasanya sendr (sesua

anak), menggunakan kata-kata yang menun- jukkan urutan, dan bercerta dengan gambar yang dsedakan sudah mengalam penngkatan, namun tdak sebak ndkator menjawab per- tanyaan sederhana, melakukan percakapan dengan teman sebaya atau guru, menyebutkan nama benda yang dperlhatkan karena anak terlhat mash kurang percaya dr dan malu untuk mengungkapkan kata-kata. Kemampuan penguasaan kosakata setelah tndakan sklus I mencapa 61,5%, sehngga belum mencapa

ndkator keberhaslan yang sudah dtentukan.

Menurut penelt hal n dsebabkan karena anak belum terbasa dengan meda gambar , metode guru dalam kegatan mash perlu dperbak, anak mash ragu untuk mengemukakan pendapat- nya kepada guru.

Berdasarkan hasl observas penelt, per- masalahan yang muncul pada Sklus I tersebut dapat dsebabkan karena faktor nternal dalam dr anak maupun faktor eksternal, bak dalam perencanaan maupun pelaksanaan kegatan pembelajaran bercerta dengan gambar. Oleh karena tu, berdasarkan hasl observas penelt dalam pelaksanaan tnda- kan sklus I maka dlakukan perbakan-perbakan agar pada pelaksanaan tndakan Sklus II dapat mencapa hasl yang optmal.

Kegatan pembelajaran pada Sklus II me- nunjukkan keadaan yang kondusf, anak terlhat aktf dalam semua kegatan, masng-masng anak

memlk kesempatan yang sama dalam kegatan menjawab pertanyaan sederhana, melakukan per- cakapan dengan teman atau guru, menyebutkan nama gambar, dan bercerta berdasarkan gambar.

Hasl pengamatan pada sklus II menunjukkan adanya penngkatan penguasaan kosakata anak yang signifikan jika dibandingkan dengan kondisi awal anak sebelum tndakan maupun sesudah pelaksanaan Sklus I. Pada aspek berkomunkas

secara lesan dengan bahasa sendr (sesua anak), menggunakan kata-kata yang menunjukkan urutan dan bercerta dengan gambar yang dsedakan, anak sudah mula bsa merangka

kata-kata untuk bercerta dengan susunan kalmat yang komplek, rata-rata anak sudah mau bercerta tanpa dtunjuk, anak sudah aktf dalam kegatan pembelajaran, sehngga pencapaan penguasaan kosakata anak setelah dlakukan tndakan sklus II mencapa 91,1% dan sudah mencapa ndkator keberhaslan yang dtentukan yatu 75%.

Hasl yang dperoleh pada Sklus II menun- jukkan bahwa penguasaan kosakata anak me- ngalam penngkatan dan sudah mencapa

ndkator keberhaslan yang telah dtentukan sebesar 75%. Oleh karena tu penelt mengambl keputusan bahwa peneltan danggap sudah cukup dan selesa pada Sklus II.

Penngkatan tersebut dkarenakan anak tertark dengan gambar dalam ukuran besar dan menark, perbendaharaan kata anak sudah semakn banyak, sehngga anak lebh percaya dr

untuk melakukan kegatan tanya jawab, melakukan percakapan dengan teman atau orang dewasa, dan mengemukakan pendapatnya kepada orang lan. Pada akhr Sklus II kemampuan penguasaan kosakata pada semua anak TK Mardsw

Seborokrapyak mengalam penngkatan.

Penggunaan gambar dengan ukuran yang besar dan menark dalam kegatan pembelajaran sangat membantu guru untuk menark perhatan anak, dan membantu anak dalam menerma mater yang dberkan guru, sehngga kemampuan penguasaan kosakata anak dapat menngkat.

Meda gambar yang dgunakan penelt adalah berupa gambar pada kertas A3 yang dber

warna dan tulsan sendr oleh penelt kemudan dlamnatng agar gambar tdak cepat rusak dan tahan lama.

SIMPULAN

Berdasarkan hasl peneltan dan pembahas- an dapat dsmpulkan bahwa kemampuan

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arkunto, Suharsm. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rneka Cpta.

________________. dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bum Aksara Dhen, N. 2012. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Unverstas Terbuka.

Hdayat, R. 2005. Peranan Cerita Untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: PT Karya Agung.

Hurlock, E.B. 1995 Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Mastoh, dkk. 2012. Strategi Pembelajaran TK. 2008. Jakarta: Unverstas Terbuka.

Subana dan Sunart. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Seta.

Suhartono. 2005. Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini. Jakarta: Depdknas.

Suherman. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rneka Cpta.

Suyanto, S. 2006. Tehnik-tehnik Bercerita. Yogyakarta: Mulya Abad.

penguasaan kosakata anak TK Mardsw

Seborokrapyak menngkat setelah dlakukan pembelajaran bercerta dengan gambar.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpkr
Tabel 1. Penguasaan Kosakata Anak   Pada Konds Awal, Setelah Tndakan Sklus I, dan

Referensi

Dokumen terkait

of the well water at both sites of the monitoring point is not feasible for consumption should be processed first before being used for daily needs. The

1. Untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran aktif tipe bowling kampus. Untuk mengetahui kemampuan pemahaman

h deretan bit p ran dari demap kan untuk da digital serial kukan konver ralel secara be an bentuk par an mengubah Data terima s gkan dengan menentukan k Decomposition) OWDM m rm

Gambar 8 menunjukkan laju infiltrasi rata-rata 4 tutupan lahan di DAS Siak Provinsi Riau, infiltrasi pada interval 15 menit pertama menunjukkan nilai yang

Cepatnya umur berbunga pada perlakuan N2, disebabkan karena pupuk organik cair Nasa yang diberikan melalui tanah mampu meningkatkan aktivitas mikroorganisme di dalam

Untuk mengetahui atau menganalisis variabel bebas produk, harga, promosi, distribusi, orang, proses dan pelayanan yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap

Namun dari segi pemuliaan dan budidaya, perbedaan persentase kemandulan tepungsari yang berbeda pada dua musim yang berbeda tersebut tentu saja kurang menguntungkan terutama

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah penggunaan banyaknya generasi, ukuran populasi, dan crossover rate dan mutation rate yang tepat dalam algoritma