• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PSIKOLOGI OLAHRAGA DAN BEBERAPA PETUNJUK PRAKTIS DALAM PELATIHAN OLAHRAGA. Oleh: KOMARUDIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN PSIKOLOGI OLAHRAGA DAN BEBERAPA PETUNJUK PRAKTIS DALAM PELATIHAN OLAHRAGA. Oleh: KOMARUDIN"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PSIKOLOGI OLAHRAGA DAN BEBERAPA PETUNJUK PRAKTIS

DALAM PELATIHAN OLAHRAGA

Oleh:

KOMARUDIN

(2)

FISIK

TEKNIK PRESTASI TAKTIK MENTAL

PSIKOLOGI OLAHRAGA

(3)

KONSEP PSIKOLOGI OLAHRAGA

Ilmu yang mempelajari tingkahlaku dan pengalaman manusia berolahraga dalam interaksi dengan manusia lain dan dalam situasi- situasi sosial yang merangsangnya.

Ilmu pengetahuan yang menerapkan prinsip- rinsip psikologi di dalam situasi lingkungan olahraga, dengan tujuan meningkatkan penampilan/prestasi seseorang dalam situasi kegiatan olahraga

.

(4)

Pemahaman tentang perilaku manusia secara kejiwaan di dalam situasi/lingkungan olahraga dan kegiatan jasmani lainnya.

Berusaha untuk mengaplikasikan fakta-fakta kejiwaan serta prinsip-prinsip pembelajaran, penampilan, dan perilaku manusia yang terkait dengan lingkungan olahraga. Seorang pelatih olahraga misalnya, harus menaruh perhatian terhadap manfaat faktor-faktor kejiwaan, emosi, dan sosial, dan bukan hanya pada faktor fisik saja.

(5)

MANFAAT MEMPELAJARI PSIKOLOGI OLAHRAGA

Explanation Prediction

Control M A

N

A F

A T

(6)

MOTIVASI

INTRINSIK

EKSTRINSIK

(7)

KARAKTERISTIK

Mampu mengendalikan arah dan perilaku sesuai dengan

tujuan

Menyadari segala

konsekwensi perbuatannya

Perilaku dan aktivitasnya bertahan sampai tujuannya

tercapai

(8)

MOTIVASI BERPRESTASI

MOTIVASI BERPRESTASI

Besarnya harapan

Kuatnya potensi – motivasi

Kepuasan

(9)

Karakteristik

Berusaha makin keras (lebih baik).

Berhasil mencapai standar (puas).

Suka pekerjaan dengan resiko moderat.

Umpan balik (cepat) – (aktivitas lebih giat).

Menyadari (prestasi) tidak dicapai waktu singkat.

Hambatan/masalah (alternatif).

Bersungguh-sungguh terlibat (tugas).

(10)

Strategi Memelihara Motivasi

Bergairah --- Latihan --- Bosan --- Butuh motivasi --- Bertanding --- Kalah --- Cemas --- Butuh percaya diri --- Beri kemenangan --- Timbul percaya diri --- timbul motivasi --- Bergairah --- Percaya diri

--- Motivasi menguat --- Beri lawan seimbang --- Tidak puas --- Evaluasi --- Motivasi menguat ---

(11)

Gairah menguat --- Latihan khusus --- Kemampuan meningkat --- Percaya diri menguat --- Beri lawan seimbang --- Menang --- Puas --- Bangga --- Percaya

diri --- Beri lawan di atasnya --- Kalah --- Kecewa --- Menyesal --- Evaluasi --- Sadar --- Motivasi menguat –

--- Beri kemenangan --- Percaya diri menguat dan terkontrol --- Motivasi menguat

(12)

Teknik Memotivasi Atlet

Kenali setiap atlet dengan baik Dengarkan suara hati atlet

Luangkan waktu untuk berdiskusi dengan atlet Kembangkan variasi latihan

Program latihan disesuaikan Tetapkan sasaran-sasaran

Berikan pengakuan atas usaha atlet

Fokuskan latihan pada peningkatan keterampilan Berikan hadiah pada saat-saat tertentu

Saling memberikan dukungan/semangat Beri contoh yang baik

Lakukan visualisasi

(13)

KECEMASAN

Gejala fisik:

Adanya perubahan yang dramatis pada perilaku.

Terjadinya

peregangan otot-otot pundak, leher, perut (otot ektremitas).

Terjadi perubahan irama pernapasan.

Terjadi kontraksi otot setempat (dagu,

sekitar mata, rahang).

Gejala psikis:

Gangguan perhatian dan konsentrasi.

Perubahan emosi

Menurunnya rasa percaya diri

Timbulnya obsesi

Tidak ada motivasi

(14)

TEKNIK MENGATASI KECEMASAN

Teknik Intervensi:

Centering

Deep breathing

Latihan relaksasi

Latihan visualisasi

(15)

Mencari sumber ketegangan

Pembiasaan (simulasi)

Teknik-teknik khusus

– Melalui musik

– Memperkuat keyakinan

– Menjauhkan atlet dari pembina pencemas.

– Menjelaskan kecemasan wajar

(16)

PERCAYA DIRI

Teknik Meningkatkan Percaya diri:

Performance accomplishment

Acting confidently

Thinking confidently

Imagery

Physical conditioning

Preparation

(17)

Teknik Menanamkan Disiplin

Buat acara yang padat yang menarik minat atlet.

Berikan pujian dan penghargaan.

Perhatikan perbedaan memberikan individual.

Usahakan tidak hukuman kepada atlet yang sensitif.

Memperhatikan perasaan anggota tim

pada waktu memberi perlakuan terhadap salah seorang anggota tim.

(18)

Hindarkan perbedaan pendapat atau pertentangan pelatih dan atlet.

Setelah melakukan hukuman harus segera bertindak normal kepada atlet yang melakukan kesalahan.

Jangan menghukum seluruh

pemain apabila kesalahan hanya

dilakukan seorang atlet.

(19)

Latihan Penguasaan Emosi

Latihan meningkatkan kesadaran dan penguasaan fisik (body awarneness)

Meningkatkan stabilitas emosional yaitu latihan meredam kemarahan, rasa tidak puas pada keputusan wasit.

Hindarkan rasa jemu (boredom) dan

kelelahan mental dengan latihan relaksasi

(20)

Aspek Psikologis Atletik

Kemampuan konsentrasi pada tugas

Intensitas kegairahan (arousal) sesuai dengan kebutuhan sesaat

– Sprint: Start-finish (Motivasi tinggi)

– Lari jarak menengah dan jarak jauh (aerobic) (Sabar, motivasi tinggi, percaya diri)

– Lompat dan lempar (Daya image, orientasi ruang)

– Kewaspadaan dan ketelitian

(21)

OLAHRAGA BEREGU

Daya antisipasi terhadap tindakan orang lain.

Kemampuan bekerjasama dengan rekan seregunya.

– Olahraga beregu dapat dikelompokan kedalam tiga kelompok:

Permainan net (bola voli): Konsentrasi, motivasi tinggi, antisipasi, dan membaca lawan).

Permainan mengandung agresi langsung

(sepakbola): Ketahanan mental, kemampuan mengikuti pola permainan yang berubah-ubah, kesediaan bertindak agresif dalam batas-batas tertentu).

Permainan parallel: (golf, bowling): Sabar, konsentrasi.

(22)

Perbedaan Aspek Psikologis

Olahraga Perorangan

Tidak pencemas

Tidak tergantung pada orang lain

Biasanya tertutup

Kurang dapat berpikir objektif

Olahraga beregu

Lebih pencemas

Lebih tergantung pada orang lain

Sifatnya lebih terbuka

Lebih bebas/lebih kuat egonya

Lebih dapat

berpikir objektif

(23)

Model Latihan Mental

Desensitization Training Model:

Jacobson dan Schultz

Cratty

Penyebab anxiety tinggi:

1. Permulaan pertandingan yang menentukan 2. Munculnya saingan utama.

3. Beban/sasaran yang ditentukan oleh KONI.

4. Sasaran yang ditentukan oleh pelatih.

(24)

Penyebab Anxiety Moderat:

5. Munculnya lawan di lapangan.

6. Memasuki lapangan yang asing.

7. Melihat lawan warming up.

8. Hadirnya penonton asing.

9. Hadirnya orang tuanya.

Penyebab anxiety rendah:

10. Tes-tes uji-coba.

11. Latihan daya tahan.

(25)

PROGRAM LATIHAN MENTAL

TAHAP PERSIAPAN

Tahap Persiapan Umum (TPU)

• Menentukan penampilan puncak.

• Memonitor tingkat arousal dan anxiety.

• Gunakan teknik regulasi diri (latih pernapasan).

• Berikan program yang memberikan stress, tekankan disiplin, motivasi.

• Berikan dasar pelatihan mental (relaksasi, visualisas).

(26)

TAHAP PERSIAPAN KHUSUS (TPK)

• Membiasakan keterampilan ritual dalam situasi spesifik.

• Gunakan keterampilan mental yang sudah dipelajari.

• Pelihara terus keterampilan yang telah dikuasai.

(27)

TAHAP PERTANDINGAN

TAHAP PRA PERTANDINGAN

(1-2 minggu sebelum pertandingan)

Monitor peningkatan mental dan fisik agar tetap

bugar (konsentrasi, focus pada perhatian, irama dan timing dan keterampilan sudah baik, sikap pada

latihan).

(28)

• Monitor tingkat arousal dan anxiey:

Mata (lelah/segar dan waspada).

Muka (kurang tegang/ dahi berkerut).

Kualitas dan kuantitas tidur.

Perasaan tenang/tentram.

Food intake (kualitas dan kuantitas).

Kewaspadaan mental secara umum.

Faktor psikosomatik (sakit otot, sesak, batuk/flu, sakit tenggorokan)

Sesuaikan beban kerja (monitor aspek

fisiologisnya: HR, perubahan berat badan;

seimbangkan skill practice dan competitive play).

Atlet tidak memikirkan pertandingan selama 24 jam/sehari, khusus untuk aktivitas yang

menyenangkan).

(29)

Satu Hari Sebelum Pertandingan

• Jauhkan aktivitas yang bisa mengingat

pertandingan, khususnya malam sebelum pertandingan (nonton film).

• Tidur tepat waktu, jangan terlalu larut malam.

• Nikmati musik yang relaks.

(30)

Pelaksanaan Pertandingan

Yakinkan atlet tidur dengan cukup.

Manfaatkan aktivitas rutin:

• Sarapan pagi.

• Ceck peralatan.

• Lakukan visualisasi

• Istirahat beberapa menit.

• Monitor tingkat arousal.

(31)

Ditempat Pertandingan

Ketahui berapa lama harus menunggu di tempat pertandingan.

Ketahui apakah atlet membutuhkan teman atau butuh menyendiri.

Lakukan pemanasan dan stretching.

Lakukan pertemuan tim, bicaralah dengan pelatih.

Mintalah izin kepada official.

(32)

30 Menit Sebelum Pertandingan

Atlet menyendiri atau berinteraksi tergantung kebutuhan.

Berpikir positif.

Monitor tingkat arousal dan anxiety.

Gunakan teknik pengaturan diri.

Berikan strategi reinforcement.

(33)

10 Menit Sebelum Pertandingan

Atlet menyendiri.

Lakukan teknik pernapasan.

Visualisasi.

Fokuskan konsentrasi.

Siapkan diri anda pada olahraga yang akan anda lakukan.

Bergeraklah dengan irama secara wajar.

(34)

Selama Pertandingan

• Monitor dan sesuaikan tingkat arousal.

• Fokuskan perhatian pada tugas yang dihadapi

• Fisik dalam keadaan relaks

• Jernihkan pikiran hanya focus pada tugas.

• Jangan lakukan analisa berlebihan.

• Percaya pada instincts anda.

• Bermain dengan irama yang wajar.

• Lakukan strategi atau evaluasi jika diperlukan.

(35)

• Jangan lakukan!

• Memaki-maki diri anda jika melakukan kesalahan.

• Berbicara terlalu berlebihan pada diri anda.

• Berpikir negative.

• Tanya kemampuan anda.

• Jika anda bermain dengan baik, jangan tanya mengapa?

• Biarkan saja segala sesuatunya mengalir.

(36)

Selama Pertandingan

• Monitor dan sesuaikan tingkat arousal.

• Fokuskan perhatian pada tugas yang dihadapi

• Fisik dalam keadaan relaks

• Jernihkan pikiran hanya focus pada tugas.

• Jangan lakukan analisa berlebihan.

• Percaya pada instincts anda.

• Bermain dengan irama yang wajar.

• Lakukan strategi atau evaluasi jika diperlukan.

(37)

TAHAP TRANSISI

• Evaluasi penampilan anda, apakah tujuan sudah tercapai?

• Tentukan apakah anda butuh untuk menyesuaikan program anda?

• Fokus dan replay dalam pikiran anda aspek positif tentang penampilan anda.

• Lakukan aktivitas yang bersifat rekreatif.

(38)

Teknik menumbuhkan kohesi

Saling menghormati dan meningkatkan rasa toleransi.

Menciptakan pola hubungan komunikasi yang efektif.

Menumbuhkan rasa sebagai anggota yang berarti bagi kelompok, dengan jalan memberikan

pengakuan dan penghargaan terhadap upaya keras.

Menumbuhkan keyakinan, kesediaan dan komitmen yang tinggi untuk menerima dan berupaya

mencapai tujuan bersama.

Perlakuan yang bijak dan adil bagi setiap atlet.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari kajian ini adalah untuk (1) mengidentifikasi penyelenggaran dan pengelolaan parkir TKP dengan bentuk pengelolaan parkir secara swakelola dan swasta di Kabupaten Bogor,

Hasil penelitian menunjukan bahwa single parent berperan dalam menerapkan peraturan mengenai waktu bermain, mengecek perilaku dengan buku bimbingan konseling siswa yang

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji: 1) perbedaan rerata skor hasil belajar pemahaman konsep antara kelompok siswa yang belajar dengan pembelajaran

Pendidikan Kauman Wiradadi - Guru Kelas 104 SITI KHIKMAH, S.Pd.I - MI Walisongo Kebontengah Kebontengah Kedungpatangewu Kedungwuni - Guru Kelas 105 ISMIYATI, S.Pd.I - MI

Pemberian kapur 1000 kg/ha dan pemupukan 50 kg/ha, 180 kg/ha SP 36 dan 50 kg/ha KCl memberikan tinggi tanaman dan jumlah cabang tertinggi disebabkan peranan kapur dan pemupukan

Suatu surfaktan tersusun atas gugus hidrofobik dan hidrofilik pada molekulnya dan memiliki kecenderungan untuk berada pada antarmuka antara dua fase yang berbeda

Aksara Swara dalam penulisan Hanacaraka digunakan untuk menuliskan aksara vokal yang menjadi suku kata, terutama yang berasal dari bahasa asing, untuk

³NHFHODNDDQ DSD" -DQJDQ ELODQJ NRUEDQQ\D SHUHPSXDQ ´ Pras menggigit bibir. Aku coba susul ke bandara kalau ngejar ke rumah. Ee anu tadi ee waktu di jalan ada kecelakaan,