• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN BERBAGAI KOMBINASI PENGAPURAN DAN PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogea L.) DI LAHAN PASANG SURUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN BERBAGAI KOMBINASI PENGAPURAN DAN PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogea L.) DI LAHAN PASANG SURUT"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN BERBAGAI KOMBINASI PENGAPURAN DAN PEMUPUKAN

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH

(Arachis hypogea L.) DI LAHAN PASANG SURUT

[THE ASSESMENT OF SEVERAL LIME AND FERTILIZER

COMBINATIONS ON GROWTH AND PRODUCTION OF PEANUT

(Arachis hypogea L.)IN TIDAL SWAMP LAND]

Jumakir

1

, Waluyo

2

dan Suparwoto

2

Abstract

The assesment of several lime and fertilizer combination to growth and production of peanut in tidal swamp land after conducted at dry season from April to August 2000 at Lambur II Village, Tanjung Jabung Timur, Province of Jambi with land typologi of feat and flooding type C. The objective was to assesment of several lime and fertilizer combination to growth and production of peanut in tidal swamp land. The assesment was arranged in a randomized block design with 8 treatments and 3 replication as follow: A = 0 kg/ha lime + 0 kg/ha Urea + 0 kg/ha SP 36 + 0 kg/ha KCl, B = 500 kg/ha lime + 0 kg/ha Urea + 0 kg/ha SP 36 + 0 kg/ha KCl, C = 0 kg/ha lime + 50 kg/ha Urea + 130 kg/ha SP 36 + 50 kg/ha KCl, D = 0 kg/ha lime + 50 kg/ha Urea + 180 kg/ha SP 36 + 50 kg/ha KCl, E = 500 kg/ha lime + 50 kg/ha Urea + 130 kg/ha SP 36 + 50 kg/ha KCl, F = 500 kg/ha lime + 50 kg/ha Urea + 180 kg/ha SP 36 + 50 kg/ha KCl, G = 1000 kg/ha lime +50 kg/ha Urea + 130 kg/ha SP 36 + 50 kg/ha KCl, H = 1000 kg/ha lime +50 kg/ha Urea + 180 kg/ha SP 36 + 50 kg/ha KCl, Lime and fertizer were applied on disches along side the row of plant. Lime was given 2 weeks before planting. Fertilizer ½ dosage Urea, SP 36 and KCL were given planting time and ½ dosage Urea after 30 days after planting, 2 seedlings per hill and planting distance was 20 cmx20 cm. Variables observed were high plant, the number of branches, The number of pods, the number of immature pods and production of dry pod. The result showed that combination of lime and Urea, SP36 ,KCl ferlizer can be improving land productivity and increasing peanut production. Combination of 1000 kg/ha lime, 50 kg/ha Urea, 180 kg/ha SP 36 and 50 kg/ha KCl given growth and the highest production 2,28 ton/ha dry pod.

Kata kunci: kacang tanah, kapur, pupuk, lahan pasang surut

1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

PENDAHULUAN

Kacang tanah (Arachis hypogea L.) merupa-kan salah satu tanaman kacang-kacangan sebagai bahan pangan dan industri bergizi tinggi karena mengandung lemak 40-50%, protein 27%, kar-bohidrat dan vitamin. Di Indonesia merupakan tanaman kacang-kacangan kedua terpenting se-telah kedelai (Suprapto, 1994).

Permintaan pada masa datang diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuh-an penduduk dpertumbuh-an berkembpertumbuh-angnya industri peng-olahan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut pe-merintah masih mengimpor kacang tanah sekitar 50 ribu sampai 100 ribu ton per tahun (Saleh et

al., 1994). Menurut Kasno (1997), di Indonesia

kacang tanah kebanyakan di tanam di lahan ke-ring karena terbatasnya lahan subur. Untuk men-dorong peningkatan produksi kacang tanah pe-merintah telah melakukan pendekatan melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi (Saleh et

al., 1994). Upaya intensifikasi dilakukan dengan

menyediakan benih bermutu, pestisida dan pupuk (Harsono dan Rahmiana, 1992). Sedangkan un-tuk program perluasan areal pertanaman kacang tanah adalah dengan memanfaatkan lahan pasang surut (Murtado dan Sutedjo, 1989).

Lahan rawa di Indonesia diperkirakan luas-nya 33,4 juta ha yang terdiri dari 20,1 juta ha la-han pasang surut dan 13,3 juta ha lala-han lebak.

(2)

Sebagian besar lahan tersebut tersebar di Suma-tera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya (Ismail

et al., 1993). Sedangkan di provinsi Jambi

poten-si lahan pasang surut cukup luas 684.000 ha dan yang sudah dikembangkan baru 79.954 ha (BAPPEDA, 2000). Pengembangan kacang tanah di provinsi jambi pada tahun 1999 seluas 4.392 ha dengan produktivitas rata-rata 0,98 ton/ha se-dangkan produktivitas rata-rata di lahan pasang surut kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar 0,88 ton/ha (Kanwil Deptan Jambi, 2000). Ren-dahnya produktivitas kacang tanah di tingkat pe-tani secara umum disebabkan oleh berbagai fak-tor antara lain masih digunakannya benih lokal yang berdaya hasil rendah , teknik budidaya se-derhana, kesuburan tanah relatif rendah dan gangguan hama/penyakit (Sumarno dan Man-wan, 1990). Menurut Harsono (1993) rendahnya hasil kacang tanah juga dipengaruhi jumlah bu-lan basah kurang dari tiga bubu-lan sehingga tanam-an mengalami kekeringtanam-an. Seltanam-anjutnya Sutarto et

al . (1993) mengatakan bahwa kacang tanah

ter-masuk tanaman yang rakus unsur hara untuk me-menuhi gizi pada bijinya sehingga kesuburan ta-nah sangat menentukan keberhasilan budidaya kacang tanah. Faktor lainnya adalah umumnya usahatani di lahan pasang surut produktivitasnya masih rendah, mempunyai keragaman agroeko-logi besar dan diklasifikasikan ke dalam kelom-pok lahan bermasalah (Suwarno et al., 2000). Pertumbuhan tanaman di lahan pasang surut menghadapi berbagai kendala seperti kemasaman tanah, keracunan, defisiensi unsur hara, salinitas dan kebutuhan air yang tidak sesuai untuk per-tumbuhan tanaman. Berdasarkan hasil penelitian dilahan pasang surut tanaman kacang tanah dapat menghasilkan 1,53 ton/ha polong kering (Suasti-ka, 1995). Sedangkan hasil penelitian Simatu-pang dan Riza (1991) bahwa produksi kacang ta-nah di lahan pasang surut dapat ditingkatkan me-lalui pemberian kapur dan pemupukan fosfat de-ngan hasil 2,64 ton/ha polong kering.

Dalam mengupayakan lahan pasang surut sebagai areal pertanian terutama kacang tanah diperlukan pengelolaan hara yang baik dan tepat agar tanaman dapat tumbuh dan memberikan produksi optimal. Dengan demikian perlu dilaku-kan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji berbagai kombinasi pengapuran dan pemupukan terhadap pertumbuhan dan produksi kacang ta-nah di lahan pasang surut.

BAHAN DAN METODA

Penelitian ini dilaksanakan di desa Lambur II kecamatan Muara Sabak kabupaten Tanjung Jabung Timur provinsi Jambi pada tahun 2000

dari April sampai Agustus dengan tipologi lahan bergambut dan tipe luapan air C.

Bahan yang digunakan adalah benih kacang tanah varietas Kelinci, pupuk Urea, SP 36, KCl dan kapur. Untuk pengendalian hama digunakan Dursban dan pengendalian penyakit digunakan Dithane M 45. Alat yang digunakan antara lain timbangan, cangkul, meteran, sprayer, ember dan parang.

Penelitian ini menggunakan Rancangan acak kelompok (RAK) dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun 8 perlakuan tersebut adalah: A = 0 kg/ha kapur + 0 kg/ha Urea + 0 kg/ha SP

36 + 0 kg/ha KCl

B = 500 kg/ha kapur + 0 kg/ha Urea + 0 kg/ha SP 36 + 0 kg/ha KCl

C = 0 kg/ha kapur + 50 kg/ha Urea + 130 kg/ha SP 36 + 50 kg/ha KCl

D = 0 kg/ha kapur + 50 kg/ha Urea + 180 kg/ha SP 36 + 50 kg/ha KCl

E = 500 kg/ha kapur + 50 kg/ha Urea + 130 kg/ha SP 36 + 50 kg/ha KCl

F = 500 kg/ha kapur + 50 kg/ha Urea + 180 kg/ha SP 36 + 50 kg/ha KCl

G = 1000 kg/ha kapur +50 kg/ha Urea + 130 kg/ha SP 36 + 50 kg/ha KCl

H = 1000 kg/ha kapur +50 kg/ha Urea + 180 kg/ha SP 36 + 50 kg/ha KCl

Persiapan lahan dilakukan dengan penerbasan rumput dan tanah dicangkul, ukuran plot 4 x 5 m, jarak tanam 20x20 cm dan penanaman dengan cara ditugal sebanyak 2 biji per lobang. Kapur dan pupuk Urea, SP 36 dan KCl diberikan dengan cara dilarik. Kapur diberikan 2 minggu sebelum tanam sedangkan pupuk Urea diberikan 2 kali yaitu saat tanam bersamaan dengan pupuk SP 36 dan KCl dan umur tanaman 30 hari setelah tanam. Pemeliharaan meliputi penyulaman, penyiangan, pengendalian hama penyakit. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong isi, jumlah polong hampa dan produksi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sifat kimia tanah

Lahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah lahan pasang surut dengan tipologi lahan bergambut. Berdasarkan hasil analisis tanah pada Tabel 1 dan kriteria penilaian sifat kimia tanah menurut PPT (1982) diperoleh bahwa pH tanah tergolong masam, kandungan C organik sangat tinggi, nitrogen total rendah, nisbah C/N tergolong tinggi, fosfor dan kalium rendah, KTK sangat tinggi, kejenuhan Al tinggi dan Ca tergolong rendah.

(3)

Tabel 1. Hasil analisis tanah di lokasi penelitian

Berdasarkan hasil analisis tersebut, untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman perlu dilakukan pengapuran dan pemupukan. Buckman and Brady (1982) mengatakan bahwa pemberian kapur pada tanah masam diperlukan untuk menaikkan pH tanah, menambah unsur Ca dan Mg, meningkatkan ketersediaan P dan Mo serta meningkatkan persentase kejenuhan basa. Selanjutnya Sanchez (1976) mengatakan unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman adalah nitrogen, fosfor dan kalium.

Pertumbuhan

Hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman, dan jumlah cabang. Perlakuan kombinasi kapur dan pemupukan menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah cabang dibandingkan tanpa kapur dan pupuk (Tabel 2).

Pemberian kapur 1000 kg/ha dan pemupukan 50 kg/ha, 180 kg/ha SP 36 dan 50 kg/ha KCl memberikan tinggi tanaman dan jumlah cabang tertinggi disebabkan peranan kapur dan pemupukan yang dapat memperbaiki sifat kimia tanah sehingga dapat membantu perkembangan akar dan penyerapan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman.

Menurut Sanchez (1976) menyatakan bahwa pengapuran bertujuan untuk menekan kejenuhan Al yang sangat tinggi sehingga pH tanah dapat meningkat dan tanaman dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Pemupukan Nitrogen, Fosfor dan Kalium sangat perlu dilakukan pada tanah dengan kandungan unsur hara rendah, karena ketiga unsur hara ini merupakan hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman. Selanjutnya Suprapto (1994) mengatakan bahwa hara P akan mendorong pertumbuhan akar permulaan sehingga akan meningkatkan penyerapan unsur hara dan air oleh tanaman kacang tanah. Dengan meningkatnya serapan hara dan air akan meningkatkan laju fotosintensis, selanjutnya hasil fotosintesis berupa karbohidrat diubah menjadi organ-organ tanaman seperti batang, daun dan lain-lain. Berdasarkan hasil penelitian Hartatik et al. (1995) bahwa tinggi tanaman meningkat dengan meningkatnya takaran P. Sedangkan hasil penelitian Pasaribu dan Suprapto (1985), pemberian Fosfor dapat meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah cabang.

Hasil dan komponen hasil

Hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap jumlah polong isi, jumlah polong hampa dan produksi polong kering. Kom-binasi kapur dan pemupukan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah polong isi, jumlah polong hampa dan produksi polong kering (Tabel 2). No Jenis analisis Hasil Kriteria

1. pH (1:1) H20 4,2 Masam 2. pH (1:1) KCl 3,5 Sangat masam 3. C-Organik (%) 43,37 Sangat tinggi 4. N-Total (%) 1,80 Rendah 5. C/N 24 Tinggi 6. P-Bray (ppm) 13,1 Rendah 7. K (me/100 gr) 0,33 Rendah 8. Na (me/100 gr) 0,38 Sedang 9. Mg (me/100 gr) 2,87 Tinggi 10. KTK (me/100 gr) 56,30 Sangat tinggi 11. Kejenuhan Al (%) 37 Tinggi 12. Ca (me/100 gr) 4,37 Rendah 13. Tekstur (%) - Pasir 7 - Debu 65 - Liat 28

Tabel 2.Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah cabang pada berbagai dosis kapur dan pupuk tanaman kacang tanah di lahan pasang surut

Perlakuan

(Kapur-Urea-SP36-KCl) Tinggi tanaman (cm) Jumlah cabang

A( 0- 0 –0 -0) 30,20 a 10,59 a B( 500- 0 -0 -0) 31,47 a 11,19 ab C( 0-50-130-50) 31,73 ab 13,59 c D( 0-50-180-50) 33,93 bc 14,01 cd E( 500-50-130-50) 35,47 cd 15,39 e F( 500 -50-180-50) 37,93 d 16,80 f G(1000-50-130-50) 38,00 de 18,39 g H(1000-50-180-50) 40,33 e 18,81 g

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyatamenurut Uji DNMRT pada taraf kepercayaan 5%

(4)

Pemberian kapur 1000 kg/ha dan pupuk 180 kg/ha SP 36 memberikan jumlah polong isi tertinggi, jumlah polong hampa terendah dan produksi polong kering tertinggi.

Pengapuran 1000 kg/ha dan pemupukan 180 kg/ha SP 36 meningkatkan produksi kacang tanah 21,05% dibandingkan dengan pengapuran 500 kg/ha dan pemupukan 180 kg/ha SP 36. Bila dibandingkan dengan tanpa pengapuran dan tanpa pemupukan produksi meningkat lebih besar 66,67%. Dengan pengapuran unsur hara Ca yang diperlukan tanaman tersedia cukup untuk mendukung pertumbuhan kacang tanah terutama pada fase pengisian polong atau pembentukan biji. Kekurangan unsur hara Ca dan pupuk N,P dan K akan mengakibatkan pengisian polong tidak sempurna, banyak polong tidak berbiji atau jumlah polong kosong tinggi dan produksinya rendah. Hal ini terlihat pada perlakuan tanpa kapur dan tanpa pupuk, tanpa kapur dan dipupuk (Tabel 2). Serapan ketiga unsur hara tersebut meningkat pada saat pembentukan polong dan biji sehingga kekurangan unsur hara tersebut pada saat generatif dapat mengganggu produksi.

Menurut Brady (1982), pemberian kapur pa-da tanah masam diperlukan untuk menaikkan pH tanah, menambah unsur Ca dan Mg, meningkat-kan ketersediaan P serta meningkatmeningkat-kan persenta-se kejenuhan basa. Selanjutnya Sumarno (1986) mengatakan bahwa kekurangan Ca mengakibat-kan tanaman membentuk daun dan bunga berle-bihan, tetapi sebagian besar gugur, tanaman tum-buh kerdil, daun berpilin, timbul bercak bewarna tembaga atau coklat yang akhirnya mengering. Polong yang terbentuk banyak hampa, polong tidak berkembang sempurna, lembaga biji busuk kering, biji keriput dan daya tumbuh rendah.

Menurut Thomas dan Peaslee (1973) dalam Syarifudin dan Darmijati (1990) bahwa P sangat diperlukan tanaman terutama untuk pembentukan

biji. Kekurangan P mengakibatkan tanaman kacang tanah tumbuh kurus dan kerdil, daun kecil bewarna hijau pucat, polong yang terbentuk sedikit dan hasilnya rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat Sopher dan Baird (1982) bahwa fosfor berfungsi merangsang pembentukan akar, pembungaan, meningkatkan jumlah polong dan pembentukan buah. Berdasarkan hasil penelitian Simatupang dan Isdijanto (1991) pengapuran 1000 kg/ha yang dikombinasikan dengan pemupukan TSP 100 kg/ha menghasilkan produksi tertinggi 2,64 ton/ha polong kering.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan produktivitas lahan dan produksi tanaman kacang tanah dilahan ber-gambut perlu penambahan kapur dan pemupukan N, P dan K. Pemberian kapur 1000 kg/ha, 50 kg/ha Urea, 180 kg/ha SP36 dan 50 kg/ha KCl diperoleh produksi tertinggi 2,28 ton/ha polong kering.

DAFTAR PUSTAKA

Brady, N.C. 1982. The nature and properties of soil. The MacMillan Publ.Co.Inc. New York Buckman Harry O dan Nyle C. Brady. 1982.

Ilmu tanah. Bharata Harya Aksara. Jakarta Budianto, J. 2000. Kebijaksanaan operasional

penelitian dan pengembangan pertanian di lahan rawa mendukung peningkatan keta-hanan pangan dan pengembangan agribisnis.

Dalam prosiding seminar nasional penelitian

dan pengembangan pertanian di lahan rawa. Cipayung 25-27 Juli 2000.

Tabel 2. Rata-rata jumlah polong isi, jumlah polong hampa dan hasil polong kering pada berbagai dosis kapur dan pupuk tanaman kacang tanah di lahan pasang surut

Perlakuan

(Kapur-Urea-SP36-KCl) Jumlah polong isi Jumlah polong hampa (ton/ha) Hasil

A( 0- 0 –0 -0) 6,33 a 4,33 d 0,76 a B( 500- 0 -0 -0) 6,67 a 3,57 cd 0,82 a C( 0-50-130-50) 7,40 ab 2,33 bc 0,84 a D( 0-50-180-50) 8,53 bc 2,00 ab 0,94 ab E( 500-50-130-50) 10,80 d 1,93 a 1,64 c F( 500 -50-180-50) 11,93 d 1,73 a 1,80 c G(1000-50-130-50) 12,33 de 1,27 a 1,88 cd H(1000-50-180-50) 15,93 f 1,10 a 2,28 e

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut uji DNMRT pada taraf kepercayaan 5%

(5)

Fatchul, H dan Bambang, H. 2000. Fungsi tata air untuk pertanian. Makalah seminar Balit-bangtan Kuala Tungkal. Jambi 27-28 Maret Hanafiah, KA. 1993. Rancangan percobaan teori

dan aplikasi. Raja grafindo persada. Jakarta Harsono, A. dan A.A.Rahmiana. 1992.

Pengendalian gulma pada berbagai populasi tanaman kacang tanah di lahan kering.

Dalam jurnal pengkajian dan pengembangan

teknologi pertanian. Volume 2, Nomor 2, Januari 2000. Pusat penelitian sosial ekonomi pertanian Bogor

Harsono, A. 1993. Uji paket teknologi budidaya kacang tanah pada daerah yang potensial dalam teknologi untuk menunjang peningkatan produksi tanaman pangan. Balai penelitian tanaman pangan Malang.

Hartatik, W., P. Kabar dan J.Sri Adiningsih. 1995. Pembandingan efektivitas pupuk P. Prosiding pertemuan teknis penelitian tanah dan agroklimat. Bidang kesuburan dan produktivitas tanah. Cisarua, Bogor 10-12 Januari 1995

Ismail, I.G., Trip A., IPG Widjaya Adhi, Suwar-no, Tati. H, Ridwan. T dan D.E Sianturi. 1993. Sewindu penelitian pertanian di lahan rawa kontribusi dan prospek pengembangan. Proyek penelitian pertanian lahan pasang surut dan rawa.Swamps II. Badan penelitian dan pengembangan pertanian. Departemen Pertanian. Bogor

Kasno, A. 1997. Galur harapan kacang tanah toleran kekeringan dan penyakit daun.

Dalam kinerja penelitian tanaman pangan.

Buku 5, kedelai, kacang tanah, kacang hijau dan kacang tunggak. Pusat penelitian dan pengembangan tanaman pangan. Bogor Kanwil Deptan Propinsi Jambi . 2000. Statistik

pertanian provinsi jambi. Jambi

Murtado dan Sutedjo. 1989. Pengaruh pengapuran dan pemupukan fosfor terhadap pertumbuhan, serapan hara dan hasil kacang tanah pada tanah podsolik merah kuning. Balai penelitian tanaman pangan. bogor Pasaribu, D dan S. Suprapto. 1985. Pemupukan

NPK pada kedelai. Balai penelitian tanaman Bogor. Bogor

Pusat Penelitian Tanah. 1982. Trem of reference survai kapabilitas tanah. Proyek penelitian pertanian menunjang transmigrasi (P3MT). Bogor

Saleh ,N., Arif Harsono., T. Adiwarwanto dan Sumarno. 1994(a). Rakitan paket teknologi budidaya kacang tanah untuk lahan tegal di Jawa Timur. Risalah lokakarya komunikasi teknologi untuk meningkatkan produksi tanaman pangan di Jawa Timur

Sanchez, P.A. 1976. Properties and management of soil in the tropic. John Wiley and Sons, Inc, NewYork

Simatupang, R.S dan Isdijanto Ar-Riza. 1991. Pengaruh pemberian kapur dan pemupukan fosfat pada tanaman kacang tanah di lahan pasang surut. Prosiding seminar penelitian sistem usahatani lahan gambut Kalimantan selatan, 20 Pebruari 1991. Banjarbaru Sopher, C.D dan J.V Baird. 1982. Soil and soil

management. Prentice hall company reston, Virginia.

Syarifuddin, K.A dan S. Darmijati. 1990. Pengaruh pupuk P dan residunya terhadap produksi kacang tanah pada tanah ultisol Jasinga. Penelitian pertanian, Vol 10, No 1 tahun 1990. Balai penelitian tanaman pangan. Bogor

Soepardi, G. 1983. Sifat dan ciri tanah. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Sumarno dan Manwan. 1990. National coordinated research program grain legumes central research Int. For food crops. Bogor Suprapto, H.S. 1994. Bertanam kacang tanah.

Penebar swadaya. Jakarta

Suastika, I.W. 1995. Pengaruh pemupukan terhadap hasil beberapa varietas kacang tanah. Dalam teknologi produksi dan pengembangan sistem usahatani dilahan rawa. Kumpulan hasil penelitian, proyek penelitian pengembangan pertanian rawa terpadu ISDP. Bogor

Sutarto, Ig., Y Supriati., S. Hutami dan H.Zahara. 1993. Pengaruh pemupukan hara mikro Mo, Zn dan Cu terhadap pertumbuhan dan hasl kacang tanah. Risalah hasil penelitian tanaman pangan No 4 tahun 1993. Balai penelitian tanaman pangan Bogor Suwarno., Trip. A dan I.G. Ismail. 2000.

Optimasi pemanfaatan lahan rawa pasang surut dengan penerapan teknologi sistem usahatani terpadu. Makalah seminar nasional penelitian dan pengembangan pertanian. Bogor, 25-27 juli 2000.

Gambar

Tabel 2.Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah cabang pada berbagai dosis kapur dan pupuk tanaman  kacang tanah di lahan pasang surut
Tabel 2. Rata-rata jumlah polong isi, jumlah polong hampa dan hasil polong kering pada berbagai  dosis kapur dan pupuk tanaman kacang tanah di lahan pasang surut

Referensi

Dokumen terkait

Rezultati Kruskal-Wallis testa koji se odnose na intenzitet efekta ovisno o izvoru svjetla za zelenu boju umetnutog segmenta, Semimatte papir kao medij te „crnu“

Dari hasil penelitian dengan metode diatas, penulis memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada bahwa Polresta Malang kesulitan dalam mengungkap tindak pidana

Dimana jumlah H 2 O yang terkondensasi setelah proses pembakaran tergantung dari besarnya kadar air dalam briket tersebut, apabila kadar air yang terkandung

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (Recearch and development) yaitu mengembangkan produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah tes

Dari hasil tersebut maka didapatkan hasil analisis gains skor sebesar 0,53 untuk kelas eksperimen dan 0,2 untuk kelas kontrol, maka dapat dikatakan bahwa terdapat

Laporan Keuangan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang terdiri dari (a) Laporan Realisasi Anggaran, (b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor fundamental perusahaan yang berasal dari laporan keuangan dan direpresentasikan oleh Current ratio (CR), Return on equity

Penelitian hukum normatif pada skripsi ini didasarkan pada bahan hukum sekunder yaitu inventarisasi peraturan - peraturan yang berkaitan dengan analisa hukum ekonomi,