• Tidak ada hasil yang ditemukan

DALAM AIR FILTER DAN AIR RESERVOIR PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DALAM AIR FILTER DAN AIR RESERVOIR PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn) DI DALAM AIR FILTER DAN AIR RESERVOIR

PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

SERAPAN ATOM (SSA)

TUGAS AKHIR

HOLY MUBAROQ 152401003

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(2)

PENENTUAN KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn) DI DALAM AIR FILTER DAN AIR RESERVOIR

PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

SERAPAN ATOM (SSA)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

HOLY MUBAROQ 152401003

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(3)

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn) DI DALAM AIR FILTER DAN AIR RESERVOIR PDAM TIRTANADI PROVINSI

SUMATERA UTARA DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

TUGAS AKHIR

Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2018

Holy Mubaroq 152401003

(4)
(5)

PENENTUAN KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn) DI DALAM AIR FILTER DAN AIR RESERVOIR

PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

SERAPAN ATOM (SSA)

ABSTRAK

Telah dilakukan penentuan kadar logam Besi (Fe) dan Mangan (Mn) didalam Air Filter dan Air Reservoir PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Dari hasil penelitian diperoleh kadar logam Besi (Fe) didalam Air Filter masing – masing sebesar 0,532 mg/L ; 0,595 mg/L ; 0,508 mg/L ; 0,557 mg/L, dan diperoleh kadar logam Besi (Fe) didalam Air Reservoir masing – masing sebesar 0,065 mg/L ; 0,012 mg/L ; 0,009 mg/L ; dan 0,003 mg/L. Kemudian ditentukan pula kadar logam Mangan (Mn). Dari hasil penelitian diperoleh kadar logam Mangan (Mn) didalam Air Filter masing – masing sebesar 0,055 mg/L ; 0,071 mg/L ; 0,055 mg/L, dan diperoleh kadar logam Mangan (Mn) didalam air Reservoir masing – masing sebesar 0,051 mg/L ; 0,023 mg/L ; dan 0,006 mg/L. Dari hasil dapat disimpulkan bahwa kadar logam Besi (Fe) pada Air Filter tidak memenuhi syarat, sedangkan kadar logam Besi (Fe) pada Air Reservoir memenuhi persyaratan Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum dengan kadar < 0,3 ppm. Dan kadar logam Mangan (Mn) pada Air Reservoir dan Air Filter memenuhi persyaratan Permenkes RI No.

492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum dengan kadar

< 0,4 ppm.

Kata Kunci : Air Minum, Besi, Mangan, Spektrofotometer Serapan Atom

(6)

DETERMINATION OF METAL IRONS (Fe) AND MANGANESE (Mn) IN WATER FILTER AND RESERVOIR WATER PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA USING ATOMIC

ABSROPTION SPECTROPHOTOMETRY (AAS) METHOD

ABSTRACT

The determination of metal content of iron (Fe) and Manganese (Mn) in Water Filter and Water Reservoir of PDAM Tirtanadi, North Sumatera Province using Atomic Absorption Spectrophotometric Method (SSA). From the result of the research, the metal content of iron (Fe) in Water Filter is 0.532 mg / L; 0.595 mg / L;

0,508 mg / L; 0.557 mg / L, and obtained metal content of Iron (Fe) in the Reservoir Water respectively - 0.065 mg / L; 0.012 mg / L; 0.009 mg / L; and 0.003 mg / L.

Then also determined levels of Manganese metal (Mn). From the result of the research, the manganese metal content (Mn) in the Water Filter was 0.055 mg / L each; 0.071 mg / L; 0.055 mg / L, and obtained Manganese metal content (Mn) in the Reservoir Water of 0.051 mg / L each; 0.023 mg / L; and 0.006 mg / L. From the results can be concluded that the metal content of Iron (Fe) on the Air Filter does not meet the requirements, while the metal content of Iron (Fe) in Water Reservoir meets the requirements of Permenkes RI No. 492 / MENKES / PER / IV / 2010 on Water Quality Requirements at levels <0.3 ppm. And Manganese metal content (Mn) on Water Reservoir and Air Filter meets the requirement of Permenkes RI No. 492 / MENKES / PER / IV / 2010 concerning Water Quality Requirements of Drinking

<0.4 ppm.

Keyword : Tap Water, Iron, Manganese, Atomic Absroption Spectrophotometry (AAS)

(7)

PENGHARGAAN

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir ini sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar ahli madya dengan judul Penentuan Kadar Logam Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Di dalam Air Filter Dan Air Reservoir PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terimakasih dan cinta kasih yang tulus kepada Ibunda tersayang Hj. Enny Elita Nasution, SE. atas segala do’a, semangat, motivasi dan pengorbanan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan hingga saat ini. Serta kepada Raihani Anwar yang telah memotivasi, memberikan semangat, dan banyak sekali memberi bantuan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih sebesar – besar nya kepada :

1. Ibu Dra. Nurhaida Pasaribu, M.Si selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktu, tenaga serta membantu memberikan arahan untuk penyelesaian Tugas Akhir ini

2. Bapak Dr. Firman Sebayang, MS selaku dosen wali yang sudah banyak memberikan bimbingan demi kelancaran kuliah penulis.

3. Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra M.Si selaku Ketua Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Dr. Minto Supeno, MS selaku Ketua Program Studi D-3 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

5. Kepada Teman – teman kelas, khususnya Kaum Minoritas Kelas A 2015 yang sudah berjuang bersama selama perkuliahan ini dan banyak memberikan dukungan yang baik kepada penulis

(8)

6. Kepada Teman – teman stambuk 2015 yang sudah saling membantu dan memotivasi satu sama lain

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang membangun dan masukan unutuk kesempurnaan Tugas Akhir ini agar dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2018

Holy Mubaroq

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN TUGAS AKHIR i

ABSTRAK ii ABSTRACT iii

PENGHARGAAN iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

DAFTAR SINGKATAN xi BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Permasalahan 2 1.3 Tujuan Penelitian 2 1.4 Manfaat Penelitian 3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air 4 2.2 Sumber Air Bersih 5 2.3 Syarat – Syarat Air minum 7 2.4 Sumber Pencemaran Air 8 2.5 Standar Kualitas Air Minum 9

2.5.1 Parameter Fisika 9 2.5.2 Parameter Kimia 11 2.5.3 Parameter Radioaktif 12

2.6 Logam Besi ( Fe ) 12 2.6.1 Toksisitas Logam Besi (Fe) 13

2.7 Logam Mangan (Mn) 13

2.7.1 Toksisitas Mangan (Mn) 14

2.8 Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) 14

(10)

2.8.2 Cara Kerja Spektrofotometer Serapan Atom 15 BAB III. METODE PERCOBAAN

3.1 Alat 16

3.2 Bahan 16

3.3 Prosedur Percobaan 16

3.3.1 Analisa Besi Total 16

3.3.2 Analisa Mangan Total 18

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Penelitian 20

4.1.1 Data Hasil Analisa Fe Pada Air Filter 20 4.1.2 Data Hasil Analisa Mn Pada Air Filter 20 4.1.3 Data Hasil Analisa Fe Pada Air Reservoir 20 4.1.4 Data Hasil Analisa Mn Pada Air Reservoir 20

4.2 Pembahasan 21

4.2.1 Pembahasan Hasil Analisa Kadar Fe

dari Air Filter Dan Air Reservoir 21

4.2.2 Pembahasan Hasil Analisa Kadar Mn

dari Air Filter dan Air Reservoir 21

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 22

5.2 Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 23

LAMPIRAN 25

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel

4.1.1 Data Hasil Analisa Fe Pada Air Filter 20 4.1.2 Data Hasil Analisa Mn Pada Air Filter 20 4.1.3 Data Hasil Analisa Fe Pada Air Reservoir 20 4.1.4 Data Hasil Analisa Mn Pada Air Reservoir 20

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar

1 Komponen – Komponen SSA 15

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Lampiran Judul Halaman

1. Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/ 25

IV/2010 Tentang Kualitas Air Minum

2. Gambar Alat SSA 34

3. Gambar Lemari Asam dan Hot Plate 35

(14)

DAFTAR SINGKATAN

SSA : Spektrofotometri Serapan Atom Abs : Absorbansi

Cons : Konsentrasi

Cu : Cuprum / Tembaga

AAS : Atomic Absorption Spectrofotometric PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum HNO3 : Asam Nitrat

mg / L : Miligram Per Liter

Permenkes RI : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Fe : Ferro (Besi)

Mn : Mangan

Zn : Zink

Cr : Cromium

Ni : Nikel

NaCl : Natrium Klorida

O2 : Oksigen

PLTN : Perusahaan Listrik Tenaga Nuklir DDT : Dikloro- Diphenil- Trikloroetana BOD : Biochemical Oxygent Demand NTU : Nephelometric Turbidity Unit

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah salah satu di antara penyakit yang berasal dari tinja untuk sampai ke manusia. Supaya air yang masuk ketubuh manusia baik yang baik berupa minuman ataupun makanan tidak menyebabkan/merupakan pembawa bibit penyakit, maka pengolahan air baik berasal dari sumber, jaringan transmisi atau distribusi adalah mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang sangat diperlukan (Sutrisno, 2004).

Pencemaran air yang mengandung logam berat sangat berbahaya karena bersifat toksik. Beberapa logam tersebut, seperti logam zink, tembaga, mangan, dan logam-logam lainnya. Logam berat tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk membantu kinerja metabolisme pada tubuh. Namun, akan sangat berbahaya jika di konsumsi dalam konsentrasi yang berlebih. Apabila air sudah tercemar oleh logam-logam berbahaya tersebut akan menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan terutama gangguan kesehatan manusia (Sunu, 2001).

Kesulitan untuk mendapatkan air bersih merupakan salah satu masalah yang perlu mendapatkan perhatian serius karena dengan adanya penyediaan air bersih, maka penyebaran penyakit akan dapat dikurangi seminimal mungkin. Pencemaran air banyak terjadi di sebabkan oleh kegiatan manusia, seperti limbah industri dan limbah kegiatan rumah tangga. Dari jenis-jenis limbah tersebut dapat masuknya logam yang dapat membuat air tercemar dan akan menyebabkan tingginya kadar logam seperti Fe, Mn, Zn, Cr, Ni, dan Cu sehingga dapat menimbulkan masalah yang cukup serius dalam air. Potensi air permukaan di indonesia ditentukan oleh kondisi

(16)

aliran sungai dan ragam fisik sumber daya air, luas dan volume, pengaruh iklim dan proses pengolahan sumber daya air tersebut oleh manusia (Darmono, 1995).

Kandungan besi didalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kedalaman air di dalam tanah semakin dalam air yang meresap maka semakin tinggi kelarutan besi, rendahnya pH air dan suhu yang tinggi menyebabkan berkurangnya kadar O2 dalam air menguraikan kadar besi. Air bersih yang mengandung besi biasanya menimbulkan rasa dan bau logam yang amis pada air (Atmaningsih, 2007).

Meskipun tidak bersifat toksik, mangan dapat mengendalikan kadar unsur toksik di perairan, misalnya logam berat. Jika dibiarkan di udara terbuka dan mendapat cukup oksigen, air dengan kadar mangan (Mn2+) tinggi (lebih dari 0.01 mg/liter) akan membentuk koloid karena terjadinya proses oksidasi Mn2+ menjadi Mn4+. Koloid ini mengalami presipitasi membentuk warna coklat gelap sehingga air menjadi keruh (Effendi,2003).

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “ Penentuan Kadar Logam Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Didalam Air Filter dan Air Reservoir PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Dengan Metode Spektroskopi Serapan Atom (SSA).”

1.2 Permasalahan

1. Berapakah kadar logam Besi (Fe) dan Mangan (Mn) yang terdapat didalam air filter dan air reservoir PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara dengan metode Spektroskopi Serapan Atom (SSA).

2. Apakah kadar logam Besi (Fe) dan Mangan (Mn) pada air filter dan air reservoir telah memenuhi persyaratan peraturan menteri kesehatan RI No.492/ MENKES/ PER/ IV/ 2010

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kadar logam Besi (Fe) dan Mangan (Mn) yang terdapat pada air filter dan air reservoir PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

(17)

2. Untuk mengetahui apakah air filter dan air reservoir PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara telah memenuhi persyaratan sebagai air bersih dan layak di konsumsi menurut peraturan menteri kesehatan RI No.492/

MENKES/ PER/ IV/ 2010

1.4 Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui berapa kadar logam Besi (Fe) dan Mangan (Mn) yang terdapat dalam air filter dan air reservoir dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

2. Dapat mengetahui apakah air filter dan air reservoir PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara telah memenuhi syarat sebagai air bersih dan layak di konsumsi menurut peraturan menteri kesehatan RI No.492/ MENKES/

PER/ IV/ 2010

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam secara berlimpah – limpah. Namun, ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi keperluan manusia relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor. Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi, dengan jumlah sekitar 1.368 juta km3. Air terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya uap air,es,cairan, dan salju (Angel dan Wolseley, 1992).

Air merupakan suatu saranna utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut. Seperti yang telah kita ketahui bahwa penyakit perut adalah penyakit yang paling banyak terjadi di indonesia. Melalui penyediaan air bersih baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya di suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut diharapkan bisa ditekan seminimal mungkin. Pengelolaan air adalah menjadi salah satu pertimbangan yang utama untuk menentukan apakah sumber air tersebut bisa dipakai sebagai sumber penyediaan air di dalam kehidupan manusia (Sutrisno, 2004).

Air di permukaan bumi ini terdiri atas 97% air asin di lautan, 2% masih berupa es, 0,0009% berupa danau, 0,00009% merupakan air tawar di sungai dan sisanya merupakan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup

(19)

terlarut, ganggang, plankton, tumbuhan air dan hewan air, baik yang hidup maupun yang mati (Nugroho, 2006).

Air adalah segala – galanya bagi kehidupan, dan sangat penting bagi manusia, bagi tanaman dan bagi hewan, bagi pertanian, bagi industri, dan bagi keseimbangan alam. Persediaan air yang mencukupi pada saat yang tepat dan dengan kualitas memadai merupakan soal hidup ataupun mati. Manusia mungkin dapat bertahan hidup selama beberapa minggu tanpa makanan, tetapi tanpa air manusia hanya dapat bertahan hidup paling lama sepuluh hari (Dumairy, 1992).

Air juga merupakan pelarut yang sangat baik bagi banyak bahan, sehingga air merupakan media transport utama bagi zat – zat makanan dan produk buangan atau sampah yang dihasilkan dari proses kehidupan. Air secara alamiah tidak pernah dijumpai dalam keadaan murni, tetapi selalu ada senyawa atau mineral atau unsur lain yang terdapat di dalamnya. Ketika air mengembun di udara dan jatuh di permukaan bumi, air tersebut telah menyerap debu atau melarutkan oksigen, karbondioksida dan berbagai jenis gas lainnya. Kemudian air tersebut, baik yang diatas maupun yang dibawah permukaan tanah waktu mengalir menuju ke berbagai tempat yang lebih rendah letaknya, melarutkan berbagai jenis batuan yang dilaluinya atau zat – zat organik lainnya (Achmad, 2004).

2.2 Sumber Air Bersih

Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan “cyclus Hydrologie”.

Sumber – sumber air : 1. Air laut

2. Air atmosfer, air meteriologik 3. Air permukaan

4. Air tanah

1. Air laut

(20)

Mempunyai sifat asin,karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini; maka air laut tak memenuhi syarat untuk air minum.

2. Air atmosfer, air meteriologik

Dalam keadaan murni, sangat bersih, karena dengan adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran – kotoran industri/debu dan lain sebagainya. Maka untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran.

Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa – pipa penyalur maupun bak – bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi (karatan). Juga air hujan ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.

3. Air permukaan

Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang – batang kayu, daun – daun, kotoran industri kota dan sebagainya.

Jenis pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik, kimia dan bacteriologie.

Setelah mengalami suatu pengotoran, pada suatu saat air permukaan itu akan mengalami suatu proses pembersihan sendiri yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

udara yang mengandung oksigen atau gas O2 akan membantu mengalami proses pembusukan yang terjadi pada air permukaan yang telah mengalami pengotoran, karena selama dalam perjalanan, O2 akan meresap ke dalam air permukaan.

Air permukaan ada 2 macam, yakni : a. Air sungai

Dalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebbutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi.

(21)

b. Air rawa/danau

Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat – zat organis yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang menyebabkan warna kuning coklat.

Dengan adanya pembusukan kadar zat organik tinggi, maka umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaan kelarutan O2 kurang sekali (anaerob).

Jadi untuk pengambilan air, sebaiknya pada keadaan tertentu di tengah – tengah agar endapan – endapan Fe dan Mn tak terbawa, demikian pula dengan lumut yang ada pada permukaan rawa/telaga (Sutrisno, 2004).

4. Air Tanah

Air tanah ( ground water ) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi dan kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Air tanah terbagi atas :

a. Air Tanah Dangkal

Terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air tanah dangkal ini dapat pada kedalaman 15 m. Sebagai sumur air minum, air tanah dangkal ini ditinjau dari segi kualitas agak baik. Kuantitas kurang cukup dan tergantung pada musim.

b. Air Tanah Dalam

Pengambilan air tanah dalam tak semudah pada air tanah dangkal. Digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya dengan ( biasanya antara 100 – 300 m ) akan didapatkan suatu lapis air. Kualitas air tananh dalam umunya lebih baik dari air tanah dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri (Sutrisno, 2004).

c. Mata Air

Merupakan air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah.

Mata air berasal dari tanah dalam, hampir tidak dipengaruhi oleh musim dan kualitasnya

( Sutrisno, 2004 ).

(22)

2.3 Syarat – Syarat Air Minum a. Syarat Fisik :

 Air tidak boleh berwarna

 Air tidak boleh berasa

 Air tidiak boleh berbau

 Suhu air hendaknya dibawah sela udara (sejuk ± 25OC)

b. Syarat Kimia :

Air minum tidak boleh mengandung racun, zat – zat mineral atau zat – zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan

c. Syarat – syarat bakteriologik :

Air minum tidak boleh mengandung bakteri – bakteri penyakit (patogen) sama sekali dan tak boleh mengandung bakteri – bakteri golongan Coli melebihi batas – batas yang telah ditentukannya yaitu 1 Coli/100 mL air (Sutrisno, 2004).

2.4. Sumber pencemaran air 1. Domestik (rumah tangga)

Yaitu berasal dari pembuangan air kotor dari kamar mandi, kakus dan dapur.

2. Industri

Jenis polutan yang dihasilkan oleh industri sangat tergantung pada jenis industrinya sendiri, sehingga jenis polutan yang dapat mencemari air tergantung pada bahan baku, proses industri, bahan bakar dan sistem pengelolaan limbah cair yang digunakan dalam industri tersebut. Secara umum jenis polutan air dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Fisik

Pasir atau lumpur yang tercampur dalam limbah air b. Kimia

Bahan pencemar yang berbahaya : merkuri (Hg), cadmium (Cd), timah hitam

(23)

c. Mikrobiologi

Berbagai macam bakteri, virus, parasite dan lain-lainnya. Misalnya yang berasal dari pabrik yang mengolah hasil ternak, rumah potong dan tempat pemerahan susu sapi.

d. Radioaktif

Beberapa bahan radioaktif yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dapat pula menimbulkan pencemaran air.

3. Pertanian dan perkebunan

Polutan air dari pertanian/perkebunan dapat berupa : a. Zat kimia

Misalnya : berasal dari penggunaan pupuk, pestisida seperti (DDT, Dieldrin dan lain-lain).

b. Mikrobiologi

Misalnya : virus, bakteri, parasit yang berasal dari kotoran ternak dan cacing tambang di lokasi perkebunan.

c. Zat radioaktif

Berasal dari penggunaan zat radioaktif yang dipakai dalam proses pematangan buah, mendapatkan bibit unggul, dan mempercepat pertumbuhan tanaman (Mukono, 2000).

2.5 Standar Kualitas Air Minum

Pengertian air minum menurut Kepmenkes RI No.492/MENKES/IV/2010 adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan (bakteriologis, kimiawi, radioaktif, dan fisik) dan dapat langsung diminum. Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat,

(24)

parameter, yaitu parameter fisika (suhu, warna, rasa, kekeruhan, padatan terlarut dan sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, kadar logam, dan sebagainya), parameter biologi (keberadaan plankton, bakteri dan sebagainya) dan parameter radioaktif.

2.5.1 Parameter Fisika

Dalam standar persyaratan fisis air minum tampak adanya lima unsur persyaratan meliputi; suhu, warna, bau, rasa dan kekeruhan.

1. Suhu

Temperatur dari air akan memepengaruhi penerimaan masyarakat aka air tersebut dan dapat mempengaruhi pula reaksi kimia dalam pengelolaan, terutama apabila temperatur tersebut sangat tinggi. Temperatur yang di inginkan adalah 10 - 15OC, tetapi iklim setempat, kedalaman pipa-pipa saluran air dan jenis air dari sumber-sumber air akan mempengaruhi temperatur ini.disamping itu, temperatur pada air akan mempengaruhi secara langsung toksisitas banyak bahan kimia pencemar, pertumbuhan mikroorganisme dan virus (Sutrisno, 2004)

2. Warna dan Bau

Air bersih pada keadaan normal tidak berwarna (bening), tidak berbau dan tidak berasa. Namun perlu diingat bahwa air yang tidak berwarna tidak selalu terbebas dari polusi, karena banyak bahan buangan (terutama bahan buangan industri) yang dibuang ke dalam air tanpa melalui proses pengolahan air tidak berwarna sehingga kelihatan fisik air tetap jernih akan tetapi sudah mengandung banyak bahan pencemar berbahaya.

Bau yang terdapat pada air dapat berasal dari bahan buangan industri oleh kehadiran senyawa kimia tertentu penghasil bau misalnya limbah buangan yang mengandung senyawa yang memberikan bau, akan tetapi dapat juga merupakan hasil degradasi senyawa buangan (senyawa organik dan limbah tumah tangga) oleh mikroorganisme dan menghasilkan gas berbau karena proses perubahan senyawa yang mengandung nitrogen dan belerang. Rasa yang terdapat dalam air dapat berasal dari larutnya ion-ion dalam bentuk kation dan anion. Perubahan rasa pada air

(25)

biasanya diikuti dengan perubahan pH air. Air yang diperlukan sebagai air minum harus tidak berasa.

3. Kekeruhan

Nilai kekeruhan maksimum yang diperbolehkan pada air minum yaitu sebesar 5 skala NTU. Kekeruhan disebabkan karena adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut( misalnya lumpur dan pasir halus). Tingginya nilai kekeruhan.

2.5.2 Parameter Kimia

Air minum tidak boleh mengandung zat – zat kimia yang bersifat racun dan kadarnya tidak boleh melampaui ambang batasyang telah ditentukan. Zat –zat mineral yang dibutuhkan oleh tubuh juga harus memiliki kadar yang sesuai sehingga tidak membahayakan bagi kesehatan manusia. Adapun yang menjadi parameter kimia untuk kualitas air meliputi derajat keasaman (pH). Kesadahan. Kandungan bahan organik dan anorganik. Berikut adalah parameter kimia pada air, yaitu :

1. Derajat Keasaman (pH)

pH adalah merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau basa suatu larutan. pH merupakan satu faktor yang harus dipertimbangkan mengingat bahwa derajat keasaman dari air akan sangat mempengaruhi aktivitas pengolahan yang akan dilakukan, misalnya dalam melakukan koagulasi kimiawi, desinfeksi, pelunakan air (water softening) dan dalam pencegahan korosi. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH ini yakni bahwa pH yang lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan dapat menyebabkan korosi pada pipa-pipa air, dan dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang mengganggu kesehatan (Sutrisno, 2004).

2. Kesadahan

Kesadahan adalah merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion (kation) logam valensi dua. Ion-ion semacam itu mampu bereaksi dengan sabun

(26)

membentuk kerak air. Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya dengan tanah dan pembentukan batuan. Pada umumnya air sadah berasal dari daerah di mana lalpisan tanah atas (topsoil) tebal, dan ada pembentukan batu kapur. Pengaruh langsung terhadap kesehatan akibat penyimpangan dari standar ini tidak ada, tetapi kesadahan dapat menyebabkan sabun pembersih menjadi tidak efektif kerjanya (Sutrisno, 2004).

3. Kandungan Bahan Organik dan Anorganik

Bahan – bahan organik juga dibutuhkan untuk tubuh dalam jumlah tertentu.

Tetapi apabila kandungan bahan organik sudah melewati batas maksimum yang ditentukan maka dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada tubuh. Pada perairan alami, nilai kandungan bahan organik pada air berkisar antara 1 – 30 mg/L.

Senyawa anorganik terdiri atas logam ringan dan logam berat yang pada umumnya bersifat toksik. Biasanya senyawa ini dihasilkan dari limbah domestik dan industri. Kandungan bahan kimia anorganik yang terdapat didalam air, antara lain garam dan ion-ion logam seperti besi dan kalsium (Effendi, 2003).

2.5.3 Parameter Radioaktif

Salah satu parameter air yang juga berpengaruh untuk kualitas air yaitu radioaktif. Pengaruh radioaktif ini dapat bersifat kronis atau akut. Pada keadaan tinggi, pengaruh radiaktif yang bersifat akut yakni dapat mengganggu proses pembelahan sel dan mengakibatkan rusaknya kromosom. Sedangkan pengaruh kronis muncul dalam jangka waktu lama, dapat terjadi pada genetik (sistem reproduksi) dan somatik (sel tubuh). Pengaruh somatik berupa timbulnya kanker, sedangkan pengaruh genetik berupa abnormalitas atau cacat bawaan pada bayi. Ada 3 jenis radiasi, yaitu radiasi alpha, beta, dan gamma (Mason, 1993).

2.6 Logam Besi (Fe)

Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak, yang kukuh dan liat.

Besi melebur pada suhu 1535°C. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfika, dan sulfida dari

(27)

Garam-garam besi (II) atau fero diturunkan dari besi (II) oksida, FeO. Garam-garam ini mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau. Garam-garam besi (III) atau feri diturunkan dari oksida besi (III), Fe2O3. Mereka lebih stabil dari garam besi (II).

(Svehla, 1990)

Pada perairan alami, besi berikatan dengan anion membentuk senyawa FeCl2, Fe(HCO3), dan FeSO4. Pada perairan yang diperuntukkan bagi keperluan domestik, pengendapan ion ferri dapat mengakibatkan warna kemerahan pada porselin, bak mandi, pipa air, dan pakaian. Kelarutan besi meningkat dengan menurunnya pH.

Sumber besi di alam adalah pyrite(FeS2), hematite (Fe2O3), magnetite (Fe3O4), limonite [FeO(OH)], goethite (HFeO2), dan ochre [Fe(OH)3]. Senyawa besi pada umumnya bersifat sukar larut dan cukup banyak terdapat di dalam tanah (Cole, 1988).

2.6.1 Toksisitas Logam Besi (Fe)

Mineral yang sering berada dalam air dengan jumlah besar adalah kandungan logam Fe. Apabila Fe tersebut berada dalam jumlah yang banyak akan muncul berbagai gangguan lingkungan. Tempat pertama yang mengontrol pemasukan logam besi (Fe) dalam tubuh ialah didalam usus halus. Bagian usus ini berfungsi untuk absorpsi dan sekaligus sebagai eksresi yang tidak diserap. Besi dalam usus diabsorpsi dalam bentuk feritin, dimana bentuk ferro lebih mudah diabsorpsi daripada bentuk ferri. Feritin masuk ke dalam darah dan berubah bentuk menjadi senyawa transferin.

Dalam darah tersebut besi mempunyai status sebagai besi trivalen yang kemudian di transfer ke hati atau limfa kemudian disimpan dalam organ tersebut dalam bentuk feritin dan hemosiderin. Toksisitas terjadi bilamana terjadi kelebihan Fe (kejenuhan) dalam ikatan tersebut. Toksisitas akut terjadi disebabkan oleh adanya iritasi dalam saluran gastro-intestinal. Kematian karena keracunan Fe pada anak kebanyakan terjadi pada anak umur 12 - 24 bulan, hal tersebut berkaitan dengan pemberian suplemen vitamin yang terlalu banyak (Darmono, 2001).

2.7 Logam Mangan (Mn)

Mangan adalah logam berwarna abu-abu keputihan. Mangan merupakan logam keras, mudah retak, serta mudah teroksidasi. Mangan berada dalam bentuk

(28)

manganous (Mn2+) dan manganik (Mn4+). Pada perairan dengan kondisi anaerob akibat dekomposisi bahan organik dengan kadar yang tinggi, Mn4+ senyawa mangan dioksida mengalami reduksi menjadi Mn2+ yang bersifat larut. Mangan valensi dua hanya terdapat pada perairan yang memiliki kondisi anaerob. Jika perairan kembali mendapat cukup aerasi, Mn2+ mengalami reoksidasi membentuk Mn4+ yang selanjutnya mengalami presipitasi dan mengendap di dasar perairan.

Kadar mangan pada kerak bumi sekitar 950 mg/kg. sumber alami mangan adalah pyrolusite (MnO2), rhodocrosite (MnCO3), managnite (MnO3.H2O). logam mangan biasa digunakan dalam industri baja, baterai, gelas, keramik, cat, dan bahan celupan. Kadar mangan pada perairan alami sekitar 0,2 mg/liter atau kurang, sedangkan kadar mangan pada perairan air tawar sangat bervariasi, antara 0.002 mg/liter hingga lebih dari 4.0 mg/liter, dan pada air minum, kadar mangan maksimum 0.05 mg/liter.

2.7.1 Toksisitas Mangan (Mn)

Mangan dalam dosis tinggi bersifat toksis. Gejala toksisitas Mn berupa gangguan kejiwaan, perlakuan kasar, kerusakan syaraf, halusinasi, kejala kelainan otak, kelupaan, hingga tingkah laku abnormal.

2.8 Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) 2.8.1 Spektrofotometer

Spektrofotometer adalah suatu alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi, Spektrofotometer adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis (Khopkar, 2003).

(29)

(menganalisa) hampir keseluruhan unsur – unsur logam yang terdapat pada sistem periodik. Metode ini dipakai untuk menganalisa logam – logam yang terdapat di dalam sampel dalam bentuk bahan – bahan pencemar lingkungan (Walsh, 1955).

2.8.2 Cara Kerja Spektrofotometer Serapan Atom

Spektrofotometri serapan atom didasarkan pada atom-atom pada suatu unsur dapat mengabsorpsi energi sinar pada panjang gelombang tertentu. Banyaknya energi sinar yang diabsorpsi ini berbanding lurus dengan jumlah atom-atom unsur yang mengabsorpsi. Atom terdiri atas inti atom yang mengandung proton bermuatan positif dan neutron berupa partikel netral, dimana inti atom dikelilingi oleh elektron- elektron bermuatan negatif pada tingkat energi yang berbeda-beda. Jika energi diabsorpsi oleh atom, maka elektron yang berada di kulit terluar (elektron valensi) akan tereksitasi dan bergerak dari keadaan dasar atau tingkat energi yang terendah (ground state) ke keadaan tereksitasi dengan tingkat energi yang lebih tinggi (excited state). Jumlah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan elektron ke tingkat energi tertentu dikenal sebagai potensial eksitasi untuk tingkat energi tersebut. Pada waktu kembali ke keadaan dasar, elektron melepaskan energi sebagai energi panas ataupun energi sinar (Clark, D. 1979).

(30)

Gambar 1. Komponen – Komponen SSA

BAB 3

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat

- Unit AAS PG – 990 series

- Beaker Glass 200 ml

- Handy Step pipette Brand tech scietific - Labu Ukur (100, 200, 500 ml)

- Hot Plate Cimarex

- Pipet Volume 5 ml ; 25 ml ; 100 ml

(31)

- Batang pengaduk 3.2 Bahan

- Larutan Standard Fe 100 dan 1000 ppm - Aquadest

- Asam nitrat 0,02 M (1,5 ml HNO3 pekat/liter) - Asam nitrat (HNO3)(P)

- Sampel air

- Asam Klorida (HCl) 1: 5 - Asam Klorida (HCl)(P) - CaCO3 p.a

- Larutan Standard Mn 25 dan 1000 ppm 3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Analisa Besi Total Preparasi Sampel

- Dipipet sebanyak 100 ml sampel air - Dimasukkan kedalam beakerglass 100 ml - Ditambahkan 2 ml HNO3(P)

- Di homogenkan

- Di panaskan sampel dengan menggunakan Hot Plate pada suhu 220oC

- Di tutup beakerglass sebagian dengan menggunakan kaca arloji untuk mengurangi kontaminasi selama pemanasan

- Dilakukan pemanasan hingga volume sekitar 10 - 20 ml san larutan menjadi bening (bila larutan belum bening ditambahkan asam nitrat setetes demi setetes hingga larutan berwarna bening)

- Dibilas sampel dengan menggunakan aquadest 5 ml - Di dinginkan

- Dibuat blanko dengan 100 ml HNO3 0,02 M

Pembuatan Larutan Standar Besi (Kurva Kalibrasi)

Konsentrasi Larutan (0; 150 ; 300; 450; 600; 750; 900; 1050) ppb

(32)

- Disiapkan labu ukur 100 ml yang telah dibilas dengan asam nitrat 1:1 sebanyak 8 buah

- Dibuat larutan besi 10 ppm dengan memipet 1 ml larutan standar Fe 1000 ppm dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, lalu encerkan menggunakan HNO3 0,02 M - Dipipet larutan besi 10 ppm masing – masing sebanyak : 0; 1,5; 3; 4,5; 6; 7,5; 9;

10,5; ml dan dimasukkan masing – masing ke dalam labu ukur 100 ml. Encerkan dengan HNO3 0,02 M, lalu homogenkan.

- Disimpan larutan dalam botol PE (Poly etylen) Analisa Sampel

- Disiapkan tabung uji AAS yang telah dibilas dengan asam nitrat 0,02 M

- Dimasukkan blanko, larutan standard dan sampel kedalam masing – masing tabung dan diletakkan berurutan pada alat Auto Sampler

- Ikuti petunjuk pengoperasian alat. Lakukan pengujian pada panjang gelombang 248,3 nm, dan arus lampu katoda 5 mA

- Dari monitor pilih menu Zero lalu klik pada menu bar atau klik tanda pada toolbar

- Ditunggu sampai pengujian selesai

- Dilihat hasil analisa pada halaman kerja yang terlihat pada layar monitor

Rekaman Data

Data hasil analisa langsung tercatat pada lembar / halaman kerja yang terdapat pada layar monitor komputer. Simpan data hasil analisa sebelum mematikan alat. Ambil pilihan menu . Pilih Table untuk mencetak data hasil analisa.

3.3.2 Analisa Mangan Total Preparasi Sampel

- Dipipet sebanyak 100 ml sampel air - Dimasukkan kedalam beakerglass 100 ml - Ditambahkan 2 ml HNO

(33)

- Di panaskan sampel dengan menggunakan Hot Plate pada suhu 220OC

- Di tutup beakerglass sebagian dengan menggunakan kaca arloji untuk mengurangi kontaminasi selama pemanasan

- Dilakukan pemanasan hingga volume sekitar 10 - 20 ml san larutan menjadi bening (bila larutan belum bening ditambahkan asam nitrat setetes demi setetes hingga larutan berwarna bening)

- Dibilas sampel dengan menggunakan aquadest 5 ml - Di dinginkan

- Dibuat blanko dengan 100 ml HNO3 0,02 M

Pembuatan Larutan Standard Mangan (Kurva Kalibrasi) Konsentrasi larutan (0; 100; 200; 300; 400; 500; 600; 700) ppb

- Disiapkan labu ukur 100 ml yang telah dibilas dengan asam nitrat 1:1 sebanyak 8 buah

- Dibuat larutan mangan 10 ppm dengan memipet 1 ml larutan standar Mn 1000 ppm dan dimasukkan dalam labu ukur 100 ml, lalu encerkan dengan menggunakan HNO3 0,02 M

- Dipipet larutan mangan 10 ppm masing – masing sebanyak : 0; 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7 ml dan dimasukkan masing- masing ke dalam labu ukur 100 ml. Diencerkan dengan HNO3 0,02 M, lalu homogenkan

- Disimpan larutan dalam botol PE Analisa Sampel

- Disiapkan tabung uji AAS yang telah dibilas dengan asam nitrat 0,02 M

-Dimasukkan blanko, larutan standard dan sampel kedalam masing – masing tabung dan

-Diletakkan berurutan pada alat Auto Sampler

-Ikuti petunjuk pengoperasian alat. Lakukan pengujian pada panjang gelombang 279,5 nm, dan arus lampu katoda 5mA

-Dari monitor pilih menu Zero lalu klik pada menu bar atau klik tanda pada toolbar

-Ditunggu sampai pengujian selesai

-Dilihat hasil analisa pada halaman kerja yang terlihat pada layar monitor

(34)

Rekaman Data

Data hasil analisa langsung tercatat pada lembar / halaman kerja yang terdapat pada layar monitor komputer. Simpan data hasil analisa sebelum mematikan alat. Ambil pilihan menu Pilih Table untuk mencetak data hasil analisa.

(35)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Penelitian

4.1.1 Data Hasil Analisa Fe Pada Air Filter

Sampel Abs / Cons Abs / Cons Abs / Cons AF – 21 0,037 / 0,532 0,037 / 0,532 0,037 / 0,532 AF – 36 0,041 / 0,595 0,041 / 0,595 0,041 / 0,595 AF – 33 0,035 / 0,508 0,035 / 0,508 0,035 / 0,508 AF – 4 0,038 / 0,557 0,038 / 0,557 0,038 / 0,557

4.1.2 Data Hasil Analisa Mn Pada Air Filter

Sampel Abs / Cons Abs / Cons Abs / Cons AF – 36 0,008 / 0,055 0,008 / 0,055 0,008 / 0,055 AF – 33 0,011 / 0,071 0,011 / 0,071 0,011 / 0,071 AF – 4 0,008 / 0,055 0,008 / 0,055 0,008 / 0,055

4.1.3 Data Hasil Analisa Fe Pada Air Reservoir

Sampel Abs / Cons Abs / Cons Abs / Cons RS – 11 0,006 / 0,065 0,006 / 0,065 0,006 / 0,065 RS – 21 0,003 / 0,012 0,003 / 0,012 0,003 / 0,012 RS – 25 0,002 / 0,009 0,002 / 0,009 0,002 / 0,009 RS – 26 0,002 / 0,003 0,002 / 0,003 0,002 / 0,003

(36)

4.1.4 Data Hasil Analisa Mn Pada Air Reservoir

Sampel Abs / Cons Abs / Cons Abs / Cons RS – 6 0,008 / 0,051 0,008 / 0,051 0,008 / 0,051 RS – 26 0,003 / 0,023 0,003 / 0,023 0,003 / 0,023 RS – 21 0,001 / 0,006 0,001 / 0,006 0,001 / 0,006

Keterangan :

AF – 21 : Air Filter JL. Bersama AF – 36 : Air Filter JL. Matahari AF – 33 : Air Filter JL. Gurilla AF – 4 : Air Filter Rumah Susun RS – 11 : Air Filter Kota Bangun RS – 21 : Air Reservoir Limau Manis RS – 25 : Air Reservoir WTP Kelambir V RS – 26 : Air Reservoir WTP JL.Karsa RS – 6 : Air Reservoir Mabar

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pembahasan Hasil Analisa Kadar Logam Besi (Fe) dari Air Filter Dan Air Reservoir

Dari hasil analisa kadar logam Besi (Fe) yang diperoleh dari sampel Air Filter masing – masing adalah 0,532 mg/L ; 0,595 mg/L ; 0,508 mg/L dan 0,557 mg / L.

Dapat disimpulkan bahwa kadar logam Besi (Fe) tidak memenuhi persyaratan Kualitas air minum menurut PERMENKES RI No.492/MENKES/PER/IV/2010 dimana kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 0,3 mg/L. Dan hasil analisa untuk kadar Besi (Fe) Pada Air Reservoir masing – masing adalah 0,065 mg /L ; 0,012 mg/L ; 0,009 mg/L ; 0,003 mg/L. Disimpulkan bahwa kadar logam Besi (Fe)

(37)

memenuhi persyaratan Kualitas air minum menurut PERMENKES RI No.492/MENKES/PER/IV/2010.

4.2.2 Pembahasan Hasil Analisa Kadar Logam Mangan (Mn) dari Air Filter dan Air Reservoir

Dari hasil analisa kadar logam Mangan (Mn) yang diperoleh dari sampel Air Filter masing – masing adalah 0,055 mg/L ; 0,071 mg/L dan 0,055 mg/L. Dan hasil analisa untuk kadar Mangan (Mn) pada Air Reservoir masing – masing adalah 0,051 mg/L ; 0,023 mg/L dan 0,006 mg/L. Dapat disimpulkan pada sampel Air Filter maupun Air reservoir memenuhi persyaratan kualitas Air Minum menurut PERMENKES RI No.492/MENKES/PER/IV/2010 dimana kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 0,4 mg/L.

(38)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh sebagai berikut :

1. Kadar logam Fe yang diperoleh pada Air Filter masing – masing sebesar 0,532 mg/L ; 0,595 mg/L ; 0,508 mg/L ; 0,557 mg/L. Dan diperoleh hasil Air Reservoir masing – masing sebesar 0,065 mg/L ; 0,012 mg/L ; 0,009 mg/L ; dan 0,003 mg/L. Kadar logam Mn yang diperoleh pada air Filter masing – masing sebesar 0,055 mg/L ; 0,071 mg/L ; 0,055 mg/L. Dan diperoleh hasil air Reservoir masing – masing sebesar 0,051 mg/L ; 0,023 mg/L ; dan 0,006 mg/L dengan menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) 2. Kandungan logam Besi (Fe) pada air filter PDAM tidak sesuai dengan

standar Peraturan Menteri Kesehatan No.492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, dimana kadar maksimum logam Tembaga yang di perbolehkan adalah 0,3 mg/L, sedangkan kandungan logam Mangan (Mn) pada air filter maupun air reservoir PDAM sesuai dengan standar Peraturan Menteri Kesehatan No.492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, dimana kadar maksimum logam Tembaga yang di perbolehkan adalah 0,4 mg/L.

5.2 Saran

- Diharapkan kepada pihak PDAM Tirtanadi untuk selalu mengadakan penyuluhan kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan terutama kebersihan pada sumber air seperti air sungai karena berkaitan erat dengan kualitas air bersih yang dihasilkan

(39)

- Sebaiknya Laboratorium PDAM Tirtanadi untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja untuk menambah alat – alat di laboratorium dengan alat – alat yang lebih baik lagi untuk menghasilkan analisa yang lebih baik pula.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Penerbit Andi. Yogyakarta : Alloway, B. J. 1995. Heavy Metals In Soils. Chapman and Hall. London

Angel, H. And Wolseley, P. 1992. The Family Of Water Naturalist. Bloomsbury Books. London

Clark, D. V. 1979. Approach To Atomic Absorption Spectroscopy. chem consultant Pty Ltd. Sidney – Australia

Cole, G. A. 1988. Textbook Of Limnology. Third Edition. Waveland Press : USA Dumairy. 1992. Ekonomi Sumber Daya Air. Penerbit BPFE. Yogyakarta

Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. UI Press. Jakarta Darmono, 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran (Hubungannya dengan

Toksikologi Senyawa Logam). Universitas Indonesia Press. Jakarta Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Cetakan Pertama. Penerbit Konisius.

Yogyakarta

Khopkar, S. M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta

Mason, C. F. 1993. Biology Of Fresh Water Pollution. Second Edition. Longman Scientific And Technical. New York

Mukono, H. J. 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Airlangga University Press. Surabaya

Nugroho, A. 2006. Bioindikator Kualitas Air. Cetakan Pertama. Penerbit Universitas Trisakti. Jakarta

Suhendrayatna, 2001. Bioremoval Logam Berat Dengan Menggunakan Mikroorganisme : Suatu Kajian Perpustakaan

Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta

Sutrisno, C. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih.Cetakan Kelima. Rineka Cipta.

(40)

Jakarta

Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisa Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro.

Edisi Kelima. PT. Kalman Media Pustaka : Jakarta

Walsh, A. 1955. Application Of Atomic Absorbtion Spectro to Chemical Analysis.

Volume 7

Widowati, W. 2008. Efek Toksik Logam Pencegahan dan Penanggulangan pencemaran. Andi. Yogyakarta

(41)

Lampiran 1. Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

(42)
(43)

Lampiran 2. Gambar Alat SSA

(44)

Lampiran 3. Gambar Lemari Asam dan Hot Plate

Gambar

Gambar 1. Komponen – Komponen  SSA

Referensi

Dokumen terkait

Lebih lanjut berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005), stimulasi verbal yang dapat dilakukan orang tua untuk mengembangkan kemampuan bicara

Untuk menggunakan array sebagai parameter maka yang harus dilakukan saat pendeklarasian fungsi adalah spesifikasi tipe array pada argumen, Contoh :.. void procedure

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif terjadi pada partisipan karena pemberian uang saku dari orang tua yang dapat dibelikan sesuatu

Model pembelajaran ini menjadikan mahasiswa aktif baik secara mental maupun fisik dalam mengikuti perkuliahan dan sekitar 50 % mahasiswa pengikut mata kuliah Struktur

Ceratocystis fimbriata menyebabkan penyakit pada bidang sadap tanaman karet (Hevea brasiliensis), yang menyebabkan jamur abu-abu atau busuk pada panel sadap yang

Hasil pengamatan terhadap intensitas penyakit busuk batang yang disebabkan oleh S.rolfsii pada berbagai konsentrasi inokulum dilihat pada Tabel 3... Persentase

Mengenai kebenaran beliau, Hadrat Masih Mau'ud ‘alaihis salaam menulis: 'Aku melihat bahwa orang yang mau mengikuti alam dan hukum alam telah diberikan kesempatan bagus oleh

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN