• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Perusahaan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

PT Orindo Alam Ayu (Oriflame) adalah sebuah perusahaan multi-level marketing yang menawarkan produk-produk perawatan kulit dan kosmetika alami dari Swedia yang berkualitas tinggi dengan harga yang sesuai dan kantor cabang Surabaya terletak di jalan Diponegoro 107. Oriflame ini didirikan pada tahun 1967.

Riwayat dan pertumbuhan Oriflame:

1967 Didirikan di Swedia

1968 Denmark dan Norwegia adalah pasar pertama di luar Swedia 1986 Indonesia menjadi pasar pertama di Asia

1989 Cili menjadi pasar pertama di Amerika Latin

1990 Setelah runtuhnya tembok Berlin, Oriflame Czech Republic mulai berekspansi ke Eropa Timur dan Eropa Tengah, diikuti dengan CIS dan negara-negara Baltik.

1997 Mesir menjadi pasar pertama di Afrika

2000 Didirikannya Global Technical Center di Dublin, Irlandia untuk penelitian lanjutan dan perkembangan produk.

2001 Oriflame memiliki 1 juta consultant aktif, yang hadir di lebih dari 60 pasar dunia dan menikmati penjualan bersih lebih dari 600 juta USD.

Pada dasarnya, Oriflame memberikan berbagai manfaat bagi para pelanggan:

• Mendapat saran pribadi mengenai produk-produk yang sesuai

• Menghemat waktu dan nyaman karena diantar langsung ke rumah- rumah mereka

28

(2)

Manfaat-manfaat bagi para consultant:

• Kesempatan untuk mendapatkan penghasilan yang memuaskan

• Bisa memilih kapan dan berapa banyak waktu untuk bekerja

• Dapat memulai usaha tanpa modal besar

• Bertemu banyak orang

• Kesempatan untuk pengembangan pribadi 4.1.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Figur 3. Struktur Organisasi ORIFLAME

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi Oriflame adalah mencapai kesuksesan di seluruh dunia, Oriflame di beberapa negara, seperti Maroko, Rumania, Polandia dan India, telah menguasai pasar dan menjadi produk unggulan. Setiap tahun Oriflame membuka pasar-pasar baru, ambisi Oriflame adalah menjadi pemimpin bagi perusahaan direct selling dan menjadi yang terbesar. Tetapi tujuannya tidaklah hanya berdasarkan ukuran besarnya saja. Oriflame ingin menjadi pilihan utama, termodern, paling disukai dan pilihan terbaik.

Distributor Senior Distributor Director Gold Director

Sapphire Director Diamond

Director Double Diamond

Director Executive

Director

Senior Executive

Director

Gold Executive

Director

Sapphire Executive

Director

Diamond Executive

Director

(3)

Misi Oriflame adalah memberi kesempatan kepada semua….

Pelanggan: dengan meningkatkan pengenalan dan keunggulan produk-produk perawatan dan kosmetik berkualitas tinggi dari Oriflame serta memberikan harga yang pantas.

Distributor: memberikan kesempatan bisnis yang menarik kepada setiap orang di dunia ini untuk mendapatkan penghasilan tak terbatas dan pengembangan pribadi sebagai bagian dari jaringan penjualan Oriflame.

Karyawan: menciptakan usaha yang berhasil bersama para staff yang terbaik di suasana yang penuh tantangan.

4.2. Gambaran Umum Sampel Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan, penelitian ini memberikan gambaran umum mengenai sampel yang diteliti berdasarkan usia dan lama bergabung menjadi anggota Oriflame.

Tabel 3. Usia Responden

Usia (thn) Jumlah (orang)

17-20 22

21-24 35

25-28 14

29-32 11

33-36 9

37-40 5

41-44 4

Tabel 4. Lama Bergabung Responden Lama bergabung (bln) Jumlah (orang)

1-5 45

6-10 17

11-15 23

16-20 1

21-25 7

26-30 1

31-35 1

36-40 5

(4)

4.3. Persiapan Penelitian 1. Studi Pustaka

2. Konsultasi dengan dosen pembimbing 3. Pembuatan kuesioner

4. Implementasi penelitian

4.3.1. Pembuatan Kuesioner

Pembuatan kuesioner dibawah ini berdasarkan indikator yang terdapat di dalam definisi operasional dan batasan. Adapun penilaian yang dilakukan berdasarkan skala likert, yang memberikan interval jawaban mulai dari angka 1 hingga angka 5.

Dibawah ini adalah penjelasan mengenai penerapan masing-masing indikator dalam kuesioner :

1. Iklim organisasi terdiri dari 2 pernyataan (a ; b) 2. Integrasi organisasi terdiri dari 3 pernyataan (c ; d ; e) 3. Perspektif organisasi terdiri dari 2 pernyataan (f ; g) 4. Kualitas media terdiri dari 2 pernyataan (h ; i) 5. Tanggapan karyawan terdiri dari 2 pernyataan (j ; k) 6. Komunikasi horisontal terdiri dari 2 pernyataan (l ; m) 7. Komunikasi atasan terdiri dari 2 pernyataan (n ; o) 8. Komunikasi bawahan terdiri dari 2 pernyataan (p ; q)

4.3.1.1. Penentuan skor dan Pengelompokan Lama Bergabung

Pada penelitian ini, sampel yang diteliti diberi skor berdasarkan lama bergabung menjadi distributor Oriflame dengan interval sebagai berikut :

(5)

Tabel 5. Penentuan skor

Lama bergabung (bln) Skor

1-5 1

6-10 2

11-15 3

16-20 4

21-25 5

26-30 6

31-35 7

36-40 8

4.3.2. Implementasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Orindo Alam Ayu, yang terletak di jalan Diponegoro 107 Surabaya. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2003 pada saat dilaksanakannya Gathering group, dengan membagikan kuesioner kepada para distributor yang hadir sebanyak 100 orang.

4.4. Analisa Data

4.4.1. Reliabilitas dan Validitas

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, maka diketahui bahwa dari 17 pertanyaan yang diajukan hanya 1 pertanyaan yang tidak valid, yaitu pertanyaan nomor 15 dari variabel komunikasi atasan. Terdapat 16 pertanyaan yang valid karena nilai r hitung untuk masing-masing pertanyaan lebih besar dari r tabel (df = 98) dimana r tabel = 0,129. Adapun reliabilitas untuk kuesioner ini adalah sebesar α = 0.7121.

4.4.2. Kepuasan Komunikasi

Dari penelitian yang dilakukan, rata-rata distributor mengatakan bahwa kepuasan komunikasi di PT Orindo Alam Ayu relatif tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 70.7900. Dengan menganalisa total skor tingkat kepuasan komunikasi dapat diketahui bagaimana tingkat kepuasan para distributor berdasarkan interval:

0 –32 yang berarti tingkat kepuasannya rendah 33-64 yang berarti tingkat kepuasannya menengah 65-85 yang berarti tingkat kepuasannya tinggi.

(6)

Mean Std dev

Kepuasan komunikasi 70.7900 4.3468

4.4.3. Uji Asumsi Regresi Linier

4.4.3.1. Uji Asumsi Heteroskedastisitas

Uji asumsi heteroskedastisitas yaitu untuk menguji apakah suatu model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Dasar pengambilan keputusan :

• Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas.

• Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Berdasarkan grafik, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi Heteroskedastisitas pada model regresi.

4.4.3.2. Uji Asumsi Normalitas

Uji asumsi normalitas yaitu untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependent, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Dasar pengambilan keputusan :

• Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas.

(7)

• Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi Normalitas.

Berdasarkan grafik, data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas.

4.4.4. Pengaruh Kepuasan Komunikasi Terhadap Produktivitas Kerja

Untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan/korelasi antara variabel kepuasan komunikasi terhadap produktivitas kerja dapat dilihat dari angka R sebesar 0.113 < 0.5 yang menunjukkan bahwa hubungan/korelasi antara kepuasan komunikasi dengan produktivitas kerja lemah.

Berdasarkan koefisien determinasi (R square) sebesar 0.013 (1.3%), hal ini berarti kepuasan komunikasi kecil sekali pengaruhnya dan hampir sama sekali tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja

Berdasarkan perhitungan maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis nyata tidaknya model regresi linier sederhana dengan mengambil hipotesa :

Ho : Kepuasan komunikasi tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja

H1 : Kepuasan komunikasi berpengaruh terhadap produktivitas kerja Kriteria penolakan :

Ditolak Ho, jika : Fo ≥ Fα1, n-2

Dengan menggunakan taraf signifikansi (α) sebesar 5 %, maka dari tabel distribusi F didapat F tabel untuk F0.05,1,98 = 3.94. sedangkan F hitung diperoleh sebesar 1.272. Karena F hitung ≤ F tabel, maka Ho diterima. Artinya kepuasan komunikasi tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

Selanjutnya untuk keberartian koefisien regresi dapat dianalisis dengan menggunakan t test.

Dari perhitungan dengan SPSS diperoleh nilai t hitung untuk konstanta sebesar – 0.135, dengan mengambil hipotesis :

(8)

H1 : Koefisien regresi signifikan

Dengan menggunakan taraf signifikansi sebesar 5 %, maka nilai t tabel sebesar 1.29, sehingga dikarenakan - 0.135 ≤1.29, maka Ho diterima dan H1 ditolak atau dengan kata lain konstanta regresi tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

Untuk menghitung t hitung kepuasan komunikasi sebesar 1.128, dengan menggunakan hipotesis :

Ho : Koefisien regresi tidak signifikan H1 : Koefisien regresi signifikan

Dengan mengambil taraf signifikansi sebesar 5 %, maka nilai t tabel adalah sebesar 1.29, sehingga dikarenakan t hitung 1.128 ≤ 1.29, maka Ho diterima dan H1 ditolak dengan kata lain kepuasan komunikasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja.

4.4.5. Korelasi Lama Bergabung Dengan Kepuasan Komunikasi

Untuk mengetahui korelasi lama bergabung seorang distributor dengan kepuasan komunikasinya dapat dilihat dari analisa korelasi yaitu arah korelasi positif (+) yang berarti semakin lama bergabung seorang distributor, kepuasan komunikasinya cenderung semakin besar.

Untuk mengetahui signifikansi hasil korelasi, digunakan hipotesis : Ho = Tidak ada hubungan (korelasi) antara dua variabel

H1 = Ada hubungan (korelasi) antara dua variabel

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5 %, maka dasar pengambilan keputusan (berdasarkan probabilitas):

Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak

Dalam perhitungan dapat dilihat bahwa angka probabilitas adalah 0.268 >

0.05, maka variabel lama bergabung dan kepuasan komunikasi tidak ada hubungan (korelasi) dengan angka korelasi (r) sebesar 0.112. Nilai r ini

(9)

menunjukkan korelasi yang lemah antara lama bergabung dan kepuasan komunikasi.

4.5. Diskusi

Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa kepuasan komunikasi di PT Orindo Alam Ayu relatif tinggi karena sebagian besar distributor baik yang telah lama maupun yang baru bergabung merasa puas dengan bentuk komunikasi yang ada, dan juga dapat diketahui bahwa semakin lama seorang distributor bergabung menjadi anggota PT Orindo Alam Ayu semakin besar pula kepuasan komunikasinya.

Dari hasil analisa data yang dilakukan dapat dilihat bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari kepuasan komunikasi terhadap produktivitas kerja.

Menurut Pincus (1986:412-413) yang dikutip oleh Pace dan Faules (2000:164) hubungan antara komunikasi dengan kinerja pekerjaan menunjukkan bahwa kepuasan komunikasi kecil peranannya dalam perbaikan kinerja pekerjaan.

Berarti kepuasan komunikasi tidak memacu para individu untuk mencapai tingkat kinerja yang lebih tinggi. Berdasarkan teori tersebut di atas peneliti mendukung, karena hasil penelitian yang dilakukan tidak ada pengaruh antara kepuasan komunikasi terhadap produktivitas kerja. Dalam hal ini, meskipun kepuasan komunikasi setiap distributor relatif tinggi tetapi kepuasan komunikasi tersebut tidak memotivasi distributor dalam pencapaian atau peningkatan produktivitas yang lebih tinggi.

Hal-hal lain yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja menurut Kelyawati (1996:36-38) adalah sebagai berikut :

• Lingkungan kerja

Adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Lingkungan kerja yang baik akan dapat meningkatkan semangat dan kegairahan kerja sehingga produktivitas kerja juga akan meningkat.

(10)

Karyawan yang telah menyumbangkan tenaga untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya sudah selayaknya menerima imbalan atas jasa mereka. Besar kecilnya imbalan tersebut telah ditetapkan oleh pemerintah dengan upah minimum perhari. Jika suatu perusahaan telah mengikuti peraturan pemerintah tersebut dan telah memberikan imbalan lebih kepada karyawan berprestasi maka semangat dan kegairahan kerja mereka akan tinggi sehingga produktivitas kerja mereka juga baik.

• Motivasi

Suatu kegiatan yang mendorong meningkatkan gairah dan mengajak karyawan untuk bekerja lebih efektif. Motivasi mempunyai peranan penting dalam upaya mencapai tujuan perusahaan, karena itu para manajer berupaya untuk menggugah, mendorong dan menimbulkan semangat kerja yang lebih baik bagi para karyawan.

• Seleksi

Karyawan yang bekerja di perusahaan sebelum menduduki suatu jabatan tertentu harus melalui prosedur penerimaan karyawan dari mulai mengajukan surat lamaran, wawancara, psikotest, masa orientasi, baru menjadi karyawan tetap. Hal ini diperlukan agar penempatan karyawan pada posisi tertentu sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kajian etimologi, Tayub bermakna “ditata ben guyub”, diatur.. Namun, stereotipe negatif yang telah dilekatkan pada tayub seakan mendarah daging

Sistem diartikan sebagai konsep dasar atau elemen yang melakukan suatau kegiatan atau beroperasi secara bersama-sama ntuk dapat mencapai sasaran atau tujuan tertentu, atau

Karakteristik sensor untuk pemantauan SDA di wilayah laut: a) memiliki kanal pada gelombang tampak (biru, hijau dan merah) yang mampu mendeteksi parameter perairan

Condeser dengan pendinginan air (water-cooled condenser) digunakan pada sistem yang berskala besar untuk keperluan komersial di lokasi yang mudah memperoleh air bersih. Water

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

Tata Usaha, Pusbin Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi Kepala Bidang Kompetensi Konstruksi Pusat Pembinaan Kompetensi

1. Pеngawasan aktif dari Dеwan Komisaris dan Dirеksi. Pеngawasan dilakukan langsung olеh Dеwan Komisaris dan PD BPR Bank Daеrah Lamongan tеlah mеlakukan

Dengan menerapkan metode pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi komputer (seperti SPC) akan memberikan suatu model yang berbasis unjuk kerja, hal ini