1
Pengembangan Bahan Ajar
Dalam Kaitan dengan Implementasi KTSP
(Disampaikan Dalam Workshop Pengembangan Bahan Ajar) Pada PGRI Kecamatan Manggis Karangasem
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESH A
U NDIKSHA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NA
SION AL
Oleh: Prof. Dr. Nyoman Dantes
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA
2008
2
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GAN ESHA
U NDIKS HA DEPARTE
MEN PENDIDIKAN NASION
AL
Pengembangan Bahan Ajar
Dalam Kaitan dengan Implementasi KTSP ---
Oleh Prof Nyoman Dantes 1. Pendahuluan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan, sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Hakekat penyusunan KTSP adalah : (1) untuk menjawab tantangan jaman yang semakin berubah cepat dan mengglobal, (2) memberikan kebebasan pada daerah untuk mengembangkan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan perkembangan dan potensi daerah, dan (3) memberikan kebebasan pada peserta didik untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya dan keindividualannya yang tetap sesuai dengan koteks normatif. Hal ini didasarkan pada pendekatan konstruktivisme, yang meyakini terjadinya proses pemanusiaan manusia yang secara konstruksinya adalah mensubjek.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sedangkan untuk Perguruan Tinggi disusun oleh Perguruan Tinggi masing-masing. Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005.
2. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut.
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
3 d. Kelompok mata pelajaran estetika
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 7. Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam SI. Di samping itu materi muatan lokal termasuk ke dalam isi kurikulum. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah. Bagi muatan lokal yang materinya tidak sesuai, menjadi bagian dari mata pelajaran lain, dan atau terlalu banyak, sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal, atau lebih asal tidak melebihi jumlah jam pelajaran yang disediakan untuk itu.
Dalam kaitan dengan hal di atas, KTSP yang telah disusun oleh masing- masing tingkat satuan pendidikan, selanjutnya diimplementasikan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas. Implementasi tersebut akan menyangkut berbagai hal,yaitu; salah satunya adalah materi ajar yang harus disiapkan oleh guru. Untuk itu guru perlu mengembangkan materi ajar yang akan ditranspormasikan dalam proses pembelajaran.
3. Langkah-langkah Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan materi ajar merupakan langkah lanjutan dari pengembangan KTSP yang telah disusun oleh masing-masing satuan pendidikan. Materi ajar merupakan perwujudan kontent operasional dari penjabaran Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ingin dicapai. Secara Umum dapat digambarkan sbb :
PENETAPAN
SKL Penetapan
Standar Kompetensi
Penetapan Kompetensi
Dasar
Penetapan Struktur Kurikulum
Penetapan Materi Ajar
Berdasarkan
Indikator
Pencapaian/Tujuan
4 Deskripsi langkah-langkah selanjutnya adalah sbb:
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
b. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
c. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:
a. potensi peserta didik;
b. relevansi dengan karakteristik daerah,
c. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
d. kebermanfaatan bagi peserta didik;
e. struktur keilmuan;
f. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
g. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan h. alokasi waktu.
3. Penetapan Materi Ajar . Pengertian:
Materi pembelajaran (instructional materials) adalah bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi Pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran.
Materi yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar .
Materi ajar satu mata pelajaran dapat dibagi dalam beberapa modul, sesuai dengan KD yang ingin disediakan bahan ajarnya, yang dapat diberi label/ judul : Modul 1, Modul 2, dan seterusnya. Setiap modul disusun berdasarkan sistematika umum sbb: Menyusun Penata Awal (Advanced organizer), Uraian Materi, Tugas/Tagihan, dan Sumber. Selanjutnya dipaparkan sbb:
**Menyusun Penata Awal (Advanced organizer).
Penata awal berisikan uraian mengenai : (1) tujuan yang ingin dicapai dengan
penyajian bahan pada bagian modul bersangkutan, dan (2) ringkasan materi .
5
**Uraian Materi
Pada uraian materi disusun secara sistematis sesuai dengan urutan indikator pencapaian/ tujuan yang ingin dicapai. Untuk menjaga sistematisasi dan penampilan uraian materi, dapat disusun dengan urutan judul-judul/sub yang secara hirarkhi kontent (isi) harus diperhitungkan oleh penulis.
a. Jenis-jenis Materi Pembelajaran
Materi fakta : segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh : Mata Pelajaran Sejarah : Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan pemerintahan Indonesia.
Materi konsep : segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakekat, inti /isi dan sebagainya. Contoh : Mata Pelajaran Biologi : Hutan hujan tropis di Indonesia sebagai sumber plasma nutfah, Usaha-usaha pelestarian keanekargaman hayati Indonesia secara in-situ dan ex-situ., dsb.
Materi prinsip : berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting , meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh : Mata Pelajaran Fisika : Hukum Newton tentang gerak , Hukum 1 Newton , Hukum 2 Newton , Hukum 3 Newton , Gesekan statis dan Gesekan kinetis, dsb.
Materi Prosedur meliputi langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh : Mata Pelajaran TIK : Langkah-langkah Akses Internet, trik dan strategi penggunaan Web Browser dan Search Engine, dsb
Materi Sikap atau nilai merupakan hasil belajar aspek afektif, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar dan bekerja, dsb. Contoh : Mata Pelajaran Geografi : Pemanfaatan sumberdaya alam berdasarkan prinsip ekoefisiensi, Pemanfaatan sumberdaya alam dan pembangunan berkelanjutan, dsb.
Mata Pelajaran Sosiologi : Interaksi sosial dan dinamika sosial, Sosialisasi dan pembentukan kepribadian , dsb.
b. Prinsip-prinsip pengembangan materi pembelajaran
Prinsip relevansi : Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan
pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Jika kemampaun
yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi
pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip
ataupun jenis materi yang lain.
6 Prinsip konsistensi : Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak.
c. Cakupan/ruang lingkup materi
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik, SERTA memperhatikan keluasan dan kedalaman materinya .
d. Pendekatan untuk menentukan urutan materi pembelajaran
Ada dua pendekatan dalam menentukan urutan materi pembelajaran, yaitu:
(1) Pendekatan procedural, yaitu, urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video, cara menginstalasi program computer dan sebagainya.
Contoh Urutan Materi Prosedural
(2) Pendekatan hierarkis, yaitu, urutan materi pembelajaran secara
hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas
atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai
prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.
7 Contoh Urutan Materi Hirarkis
**Tugas/Tagihan
Dalam bagian ini dirumuskan berbagai tugas/tagihan yang harus dikerjakan oleh peserta didik, sehingga memang bisa diketahui apakan tujuan dapat dicapai. Tugas/tagihan dapat bersifat kognitif, kinerja, laporan atau hal yang lain.
**Sumber
Pada bagian ini, dicantumkan referensi yang dapat dibaca sebagai pengayaan dari bahan yang telah disajikan.
a. Penentuan sumber belajar
Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi
pembelajaran tertentu. Pilihan tersebut harus tetap mengacu pada setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber Belajar adalah rujukan, artinya dari berbagai sumber belajar tersebut seorang guru harus melakukan analisis dan mengumpulkan materi yang sesuai untuk dikembangkan dalam bentuk Bahan Ajar.
b. Jenis Sumber Belajar
Jenis sumber belajar dapat berupa :
Buku
Laporan hasil penelitian
Jurnal (hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
Majalah ilmiah
Kajian Pakar bidang studi
Karya Profesional
Dokumen Kurikulum
Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan.
Internet.
Multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb)
8
Lingkungan (alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi).
4. Implementasi Pengembangan Materi Pembelajaran
Dalam kaitan dengan penetapan dan pengembangan materi ajar, disampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan implementasi materi pembelajaran sbb : a. Penentuan Materi Pembelajaran
1) Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
Ranah Kognitif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian.
Ranah Psikomotorik jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerak awal, semi rutin, dan rutin.
Ranah Afektif (Sikap) jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pemberian respons, apresiasi, penilaian, dan internalisasi.
2) Identifikasi Jenis-Jenis Materi Pembelajaran, untuk hal ini digambarkan sebagai berikut;
Materi Pembelajaran Fakta
Contoh:
Jenis-jenis binatang memamah biak, tanaman berbiji tunggal, nama-nama bulan dalam setahun. Kata kunci:
Nama, jenis. jumlah, tempat, lambang .
Materi Pembelajaran Konsep.
Contoh :
Bujur sangkar adalah persegi panjang yang keempat sisinya sama panjang
Kata kunci
Definisi, klasifikasi, identifikasi, ciri-ciri, aksioma.
Apakah kompetensi dasar berupa mengingat fakta?
Apakah kompetensi dasar berupa mengemukakan
definisi, menjelaskan, mengklasifikasikan ?
Apakah kompetensi dasar berupa menjelaskan hubungan antara berbagai konsep, sebab-akibat?
Materi Pembelajaran Prinsip.