• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Bahan Ajar Dalam Kaitan dengan Implementasi KTSP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Bahan Ajar Dalam Kaitan dengan Implementasi KTSP"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pengembangan Bahan Ajar

Dalam Kaitan dengan Implementasi KTSP

(Disampaikan Dalam Workshop Pengembangan Bahan Ajar) Pada PGRI Kecamatan Manggis Karangasem

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESH A

U NDIKSHA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NA

SION AL

Oleh: Prof. Dr. Nyoman Dantes

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

2008

(2)

2

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GAN ESHA

U NDIKS HA DEPARTE

MEN PENDIDIKAN NASION

AL

Pengembangan Bahan Ajar

Dalam Kaitan dengan Implementasi KTSP ---

Oleh Prof Nyoman Dantes 1. Pendahuluan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan, sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Hakekat penyusunan KTSP adalah : (1) untuk menjawab tantangan jaman yang semakin berubah cepat dan mengglobal, (2) memberikan kebebasan pada daerah untuk mengembangkan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan perkembangan dan potensi daerah, dan (3) memberikan kebebasan pada peserta didik untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya dan keindividualannya yang tetap sesuai dengan koteks normatif. Hal ini didasarkan pada pendekatan konstruktivisme, yang meyakini terjadinya proses pemanusiaan manusia yang secara konstruksinya adalah mensubjek.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sedangkan untuk Perguruan Tinggi disusun oleh Perguruan Tinggi masing-masing. Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005.

2. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut.

a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

(3)

3 d. Kelompok mata pelajaran estetika

e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 Pasal 7. Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam SI. Di samping itu materi muatan lokal termasuk ke dalam isi kurikulum. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah. Bagi muatan lokal yang materinya tidak sesuai, menjadi bagian dari mata pelajaran lain, dan atau terlalu banyak, sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal, atau lebih asal tidak melebihi jumlah jam pelajaran yang disediakan untuk itu.

Dalam kaitan dengan hal di atas, KTSP yang telah disusun oleh masing- masing tingkat satuan pendidikan, selanjutnya diimplementasikan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas. Implementasi tersebut akan menyangkut berbagai hal,yaitu; salah satunya adalah materi ajar yang harus disiapkan oleh guru. Untuk itu guru perlu mengembangkan materi ajar yang akan ditranspormasikan dalam proses pembelajaran.

3. Langkah-langkah Pengembangan Materi Ajar

Pengembangan materi ajar merupakan langkah lanjutan dari pengembangan KTSP yang telah disusun oleh masing-masing satuan pendidikan. Materi ajar merupakan perwujudan kontent operasional dari penjabaran Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ingin dicapai. Secara Umum dapat digambarkan sbb :

PENETAPAN

SKL Penetapan

Standar Kompetensi

Penetapan Kompetensi

Dasar

Penetapan Struktur Kurikulum

Penetapan Materi Ajar

Berdasarkan

Indikator

Pencapaian/Tujuan

(4)

4 Deskripsi langkah-langkah selanjutnya adalah sbb:

1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;

b. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;

c. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran

Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:

a. potensi peserta didik;

b. relevansi dengan karakteristik daerah,

c. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;

d. kebermanfaatan bagi peserta didik;

e. struktur keilmuan;

f. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;

g. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan h. alokasi waktu.

3. Penetapan Materi Ajar . Pengertian:

Materi pembelajaran (instructional materials) adalah bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi Pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran.

Materi yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar .

Materi ajar satu mata pelajaran dapat dibagi dalam beberapa modul, sesuai dengan KD yang ingin disediakan bahan ajarnya, yang dapat diberi label/ judul : Modul 1, Modul 2, dan seterusnya. Setiap modul disusun berdasarkan sistematika umum sbb: Menyusun Penata Awal (Advanced organizer), Uraian Materi, Tugas/Tagihan, dan Sumber. Selanjutnya dipaparkan sbb:

**Menyusun Penata Awal (Advanced organizer).

Penata awal berisikan uraian mengenai : (1) tujuan yang ingin dicapai dengan

penyajian bahan pada bagian modul bersangkutan, dan (2) ringkasan materi .

(5)

5

**Uraian Materi

Pada uraian materi disusun secara sistematis sesuai dengan urutan indikator pencapaian/ tujuan yang ingin dicapai. Untuk menjaga sistematisasi dan penampilan uraian materi, dapat disusun dengan urutan judul-judul/sub yang secara hirarkhi kontent (isi) harus diperhitungkan oleh penulis.

a. Jenis-jenis Materi Pembelajaran

Materi fakta : segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh : Mata Pelajaran Sejarah : Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan pemerintahan Indonesia.

Materi konsep : segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakekat, inti /isi dan sebagainya. Contoh : Mata Pelajaran Biologi : Hutan hujan tropis di Indonesia sebagai sumber plasma nutfah, Usaha-usaha pelestarian keanekargaman hayati Indonesia secara in-situ dan ex-situ., dsb.

Materi prinsip : berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting , meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh : Mata Pelajaran Fisika : Hukum Newton tentang gerak , Hukum 1 Newton , Hukum 2 Newton , Hukum 3 Newton , Gesekan statis dan Gesekan kinetis, dsb.

Materi Prosedur meliputi langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh : Mata Pelajaran TIK : Langkah-langkah Akses Internet, trik dan strategi penggunaan Web Browser dan Search Engine, dsb

Materi Sikap atau nilai merupakan hasil belajar aspek afektif, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar dan bekerja, dsb. Contoh : Mata Pelajaran Geografi : Pemanfaatan sumberdaya alam berdasarkan prinsip ekoefisiensi, Pemanfaatan sumberdaya alam dan pembangunan berkelanjutan, dsb.

Mata Pelajaran Sosiologi : Interaksi sosial dan dinamika sosial, Sosialisasi dan pembentukan kepribadian , dsb.

b. Prinsip-prinsip pengembangan materi pembelajaran

Prinsip relevansi : Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan

pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Jika kemampaun

yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi

pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip

ataupun jenis materi yang lain.

(6)

6 Prinsip konsistensi : Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.

Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak.

c. Cakupan/ruang lingkup materi

Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik, SERTA memperhatikan keluasan dan kedalaman materinya .

d. Pendekatan untuk menentukan urutan materi pembelajaran

Ada dua pendekatan dalam menentukan urutan materi pembelajaran, yaitu:

(1) Pendekatan procedural, yaitu, urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video, cara menginstalasi program computer dan sebagainya.

Contoh Urutan Materi Prosedural

(2) Pendekatan hierarkis, yaitu, urutan materi pembelajaran secara

hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas

atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai

prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.

(7)

7 Contoh Urutan Materi Hirarkis

**Tugas/Tagihan

Dalam bagian ini dirumuskan berbagai tugas/tagihan yang harus dikerjakan oleh peserta didik, sehingga memang bisa diketahui apakan tujuan dapat dicapai. Tugas/tagihan dapat bersifat kognitif, kinerja, laporan atau hal yang lain.

**Sumber

Pada bagian ini, dicantumkan referensi yang dapat dibaca sebagai pengayaan dari bahan yang telah disajikan.

a. Penentuan sumber belajar

Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi

pembelajaran tertentu. Pilihan tersebut harus tetap mengacu pada setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber Belajar adalah rujukan, artinya dari berbagai sumber belajar tersebut seorang guru harus melakukan analisis dan mengumpulkan materi yang sesuai untuk dikembangkan dalam bentuk Bahan Ajar.

b. Jenis Sumber Belajar

Jenis sumber belajar dapat berupa :

 Buku

 Laporan hasil penelitian

 Jurnal (hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)

 Majalah ilmiah

 Kajian Pakar bidang studi

 Karya Profesional

 Dokumen Kurikulum

 Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan.

 Internet.

 Multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb)

(8)

8

 Lingkungan (alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi).

4. Implementasi Pengembangan Materi Pembelajaran

Dalam kaitan dengan penetapan dan pengembangan materi ajar, disampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan implementasi materi pembelajaran sbb : a. Penentuan Materi Pembelajaran

1) Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar

Ranah Kognitif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian.

Ranah Psikomotorik jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerak awal, semi rutin, dan rutin.

Ranah Afektif (Sikap) jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pemberian respons, apresiasi, penilaian, dan internalisasi.

2) Identifikasi Jenis-Jenis Materi Pembelajaran, untuk hal ini digambarkan sebagai berikut;

Materi Pembelajaran Fakta

Contoh:

Jenis-jenis binatang memamah biak, tanaman berbiji tunggal, nama-nama bulan dalam setahun. Kata kunci:

Nama, jenis. jumlah, tempat, lambang .

Materi Pembelajaran Konsep.

Contoh :

Bujur sangkar adalah persegi panjang yang keempat sisinya sama panjang

Kata kunci

Definisi, klasifikasi, identifikasi, ciri-ciri, aksioma.

Apakah kompetensi dasar berupa mengingat fakta?

Apakah kompetensi dasar berupa mengemukakan

definisi, menjelaskan, mengklasifikasikan ?

Apakah kompetensi dasar berupa menjelaskan hubungan antara berbagai konsep, sebab-akibat?

Materi Pembelajaran Prinsip.

Contoh :

Jika permintaan naik, sedangkan penawaran tetap, maka harga akan naik.

Kata kunci

Dalil, rumus, postulat

Hubungan, sebab-akibat, jika... maka….

Pilih kompetensi

dasar yang

akan

diajarkan

(9)

9 b. Urutan Penyampaian, materi pembelajaran dapat disampaikan secara;

 Penyampaian simultan : materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, kemudian diperdalam satu demi satu

 Penyampaian suksesif : materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula.

c. Penyampaian Jenis-Jenis Materi 1). Penyampaian fakta

Jika guru harus manyajikan materi pembelajaran jenis fakta (nama-nama benda,

nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang atau simbol, dsb.) .Langkah-

langkah mengajarkan atau menyampaikan materi pembelajaran jenis Fakta :

(10)

10

 Sajikan fakta

 Berikan bantuan untuk materi yang harus dihafal

 Berikan soal-soal mengingat kembali (review)

 Berikan umpan balik

 Berikan tes.

2) Penyampaian konsep

Materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian.

Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan, menggeneralisasi, dsb. Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi pembelajaran jenis konsep:

 Sajikan Konsep

 Berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan contoh)

 Berikan soal-soal latihan dan tugas

 Berikan umpan balik

 Berikan tes.

3) Penyampaian materi pembelajaran prinsip

Termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dsb. Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi pembelajaran jenis prinsip adalah:

 Berikan prinsip

 Berikan bantuan berupa contoh penerapan prinsip

 Berikan soal-soal latihan

 Berikan umpan balik

 Berikan tes.

(11)

11 Lampiran :

Berikut diajukan Ilustrasi Pengembangan Bahan Ajar sbb:

Materi : Operasi Bilangan Bulat Kelas/Semester : IV/2

Waktu : 4 x 35 menit (2 kali pertemuan)

I. Penata Awal

Bahan berikut membahas tentang; (a) penjumlahan bilangan bulat dengan bantuan garis bilangan, dan (b) penjumlahan bilangan bulat dengan bantuan ubin berwarna

II. Materi

Penjumlahan Bilangan Bulat

A. Penjumlahan bilangan bulat dengan bantuan garis bilangan Contoh :

1. -3 + 5 = …….

Cara: Mula-mula kita berada di angka nol (0) dan menghadap ke bilangan positif.

(i) Bilangan Positif berarti ”maju”

(ii) Bilangan Negatif berarti ”mundur”

(iii)Ditambah berarti ”lanjutkan dengan”

(iv)Dikurang berarti ”balik kanan”

Penjelasan:

Pada penjumlahan -3 + 5 = ... dapat dijelaskan sebagai berikut.

(i) -3 artinya ”mundur tiga langkah”

(ii) + artinya ”lanjutkan dengan”

(iii) 5 artinya ”maju lima langkah”

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

(12)

12 Dengan mengikuti langkah-langkah (i), (ii), dan (iii), maka sekarang kita berada pada posisi bilangan 2.

Jadi -3 + 5 = 2

(Catatan: tanda panah dibaca mulai dari paling bawah) 2. -3 + 2 = ...

Penjelasan:

Pada penjumlahan -3 + 2 = ... dapat dijelaskan sebagai berikut.

(i) -3 artinya ”mundur tiga langkah”

(ii) + artinya ”lanjutkan dengan”

(iii) 2 artinya ”maju dua langkah”

Dengan mengikuti langkah-langkah (i), (ii), dan (iii), maka sekarang kita berada pada posisi bilangan -1

Jadi, -3 + 2 = -1

3. 3 + (-5) = ...

Penjelasan:

Pada penjumlahan -3 + (-5) = ... dapat dijelaskan sebagai berikut.

3 artinya ”maju tiga langkah”

+ artinya ”lanjutkan dengan”

-5 artinya ”mundur lima langkah”

Dengan mengikuti langkah-langkah (i), (ii), dan (iii), maka sekarang kita berada pada posisi bilangan -1

Jadi, 3 + (-5) = -2 4. -1 + (-2) = ...

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

(13)

13 Penjelasan:

Pada penjumlahan -1 + (-2) = ... dapat dijelaskan sebagai berikut.

(i) -1 artinya ”mundur satu langkah”

(ii) + artinya ”lanjutkan dengan”

(iii) -2 artinya ”mundur dua langkah”

Dengan mengikuti langkah-langkah (i), (ii), dan (iii), maka sekarang kita berada pada posisi bilangan -3

Jadi, -1 + (-2) = -3

B. Penjumlahan bilangan bulat dengan bantuan ubin berwarwa

Operasi penjumlahan bilangan bulat dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian, diantaranya

a Penjumlahan Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat Positif

Untuk menjumlahkan dua buah bilangan positif tinggal meletakan ubin berwarna merah sebanyak masing masing bilangan bulat positif itu. Hasil penjumlahan kedua bilangan adalah banyaknya ubin di papan, kemudian tanda bilangan ditunjukan oleh warna ubin, yakni merah yang menunjukan hasillnya adalah bilangan bulat positif.

Contoh:

2 + 1

Langkah kerja:

2 buah ubin merah digabungkan dengan 1 buah ubin merah. Terdapat 3 buah ubin merah, sehingga hasil penjumlahan 2 + 1 adalah 3.

(Gambar 1)

b Penjumlahan Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat Negatif atau Sebaliknya Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif atau sebaliknya dilakukan dengan cara:

 Ubin merah diletakkan untuk mewakili bilangan bulat positif dan ubin putih diletakan untuk mewakili bilangan bulat negatif.

 Ubin merah dan ubin putih kemudian dipasangkan.

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

(14)

14

 Hasil penjumlahan ditunjukan dengan ubin yang tidak mendapat pasangan

dan tanda bilangan ditunjukan oleh warna ubin yang tidak mendapt

pasangan.

(15)

15 Contoh:

3 + (-2)

Langkah kerja:

3 buah ubin merah digabungkan dengan 2 buah ubin putih

(Gambar 2)

Ubin yang warnanya berbeda dipasangkan, sehingga terdapat 2 pasang ubin dengan warna berbeda dan 1 buah ubin merah. Sehingga hasil operasi penjumlahan 3 + (-2) adalah 1

(Gambar 3) (-2) + 3

Langkah kerja

2 buah ubin putih digabungkan dengan 3 buah ubin merah

(Gambar 4)

Ubin yang warnanya berbeda dipasangkan, sehingga terdapat 2 pasang ubin dengan warna berbeda dan 1 buah ubin merah. Sehingga hasil operasi penjumlahan (-2) + 3 adalah 1

(Gambar 5)

(16)

16 c Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif dengan Bilangan Bulat Negatif

Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif dilakukan dengan cara meletakan ubin putih sebanyak masing-masing bilangan bulat negatif.

Hasil penjumlahannya adalah sebanyak ubin putih yang ada pada papan dan tanda bilangan ditunjukan oleh warna ubin

Contoh:

(-3) + (-3) Langkah kerja

3 buah ubin putih digabungkan dengan 3 buah ubin putih

(Gambar 6)

Terdapat 6 buah ubin putih, sehingga hasil penjumlahan (-3) + (-3) adalah (-6) III. Tugas/Tagihan

Lengkapilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. -3 + 7 = ...

2. -7 + 3 = ...

3. -5 + 5 = ...

4. -4 + 12 = ...

5. 5 + (-8) = ...

6. -8 + 6 = ...

7. -7 + 10 = ...

8. -10 + (-20) = ...

9. -15 + 20 = ...

10. 10 + (-15) = ...

Jawaban:

1. 4 2. -4 3. 0 4. 8 5. -3 6. -2 7. 3 8. -30 9. 5 10. -5

Nilai = 10 JmlBenar

x 100

(17)

17 IV. Sumber

Sudwiyanto, dkk. 2007. “Terampil Berhitung Matematika”(untuk SD kelas IV). Jakarta:

PT Erlangga

Mahendra, Windu. 2008. “Ubin Berwarna” (Petunjuk Pembuatan dan Penggunaan Alat

Peraga Matematika). Singaraja: Undiksha

(18)

18 Daftar Pustaka

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : BSNP

Beeby, C.E., (1979). Assessment of Indonesia Education. London: Oxford University Press.

Buchori, M. (2000). Pendidikan Antisipatoris. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Delors, J. (1996). Learning: The Treasure Within. France: UNESCO Publishing.

Deming, Edwards W. American Association of School Administrators Conference, Washington, DC, January 1992. Seperti dikutip oleh Lee Jenkins. Improving Student Learning. Applying Deming Quality Principles in Education. Milwaukee,WI: ASOQ Press

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. 2003.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.

2005.

Hoy, Charles, Colin Bayne-Jardine and Margaret Wood. (2000). Improving Quality in Education. London: Falmer Press.

Miarso, Yusufhadi.(2004). Menyemai benih Teknologi Pembelajaran. Jakarta : Pustekkom Diknas & Kencana.

Nitko A.J. (1996). Educational Assessment of Students, 2

nd

Ed. Columbus Ohio : Prentice Hall.

O’Malley, J.M. & Valdez Pierce, L. (1996). Authentic Assessment for English Language Learners. New York: Addison-Wesley Publishing Company.

Popham, W.J. (1995). Classroom Assessment, What Teachers Need to Know. Boston: Allyn and Bacon.

Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta :Depdiknas R.I.

Salvia, J. & Ysseldyke, J.E. (1996). Assessment. 6

th

Edition. Boston: Houghton Mifflin Company.

Rolheiser, C. & Ross, J. A. (2005) Student Self-Evaluation: What Research Says and What Practice Shows. Internet download.

Wyaatt III, R.L. & Looper, S. (1999). So You Have to Have A Portfolio, a Teacher’s Guide to

Preparation and Presentation. California: Corwin Press Inc.

Referensi

Dokumen terkait

Efektifitas instrumen moneter berbasis syariah pasca dikeluarkannya PBI Nomor 10/11/PBI/2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang dimaksud penulis adalah

Banyaknya pengakses detikcom membuat pemasang iklan sangat tertarik untuk memasang iklan di situs ini karena detikcom punya point plus tersendiri karena

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hukum Islam, anak diluar nikah sebab zina hanya mempunyai hubungan nasab dengan ibu dan keluarga ibunya, dan status nasab

Salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan soal tes yaitu untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar kelas eksperimen (VII/6)

A general-purpose removable adhesive that will perform on a wide range of face materials has been developed by Avery Dennison.. Removability is an often-specified feature in

Mazro’atul Huda Karanganyar Demak, aktivitas penerapan sistem informasi pendidikan CCTV berbasis aplikasi android dalam. pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak dan

Raja Johansyah bersama Putri Bidasari memerintah dengan bijaksana. Rakyatnya bertambah hormat terhadap rajanya. Negeri Inderapura pun bertambah subur. Raja dan permaisuri

plastifikasi sebesar itu tidak terjadi ketika model dieksitasi gempa Tohoku-oki. Plastifikasi pada model RSA cenderung memiliki taraf kerusakan dan jumlah yang lebih