• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM ACARA TALKSHOW DI RADIO PUBLIK KOTA DENPASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI KOMUNIKASI DALAM ACARA TALKSHOW DI RADIO PUBLIK KOTA DENPASAR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM ACARA TALKSHOW DI RADIO PUBLIK KOTA DENPASAR

Oleh :

Dewa Ayu Eka Ratna Dewi Email : [email protected] Program Studi Teknik Informatika K. Jembrana

Fakultas Kesehatan Sains dan Teknologi, Universitas Triatma Mulya, Jembrana, Bali

(Received: 01-04-2020; Reviewed: 01-04-2020; Revised: 10-04-2020; Accepted: 02-05-2020; Published: 28-06-2020)

ABSTRACT

Radio is a medium that broadcast information in an auditive manner, but it does not mean that radio broadcasts can not perform its function as a medium of information one of which is through talk show. As in the Public Radio City of Denpasar which is a local public broadcasting under the auspices of the Government of Denpasar as one of the public service innovation that becomes the solution of various problems of the city through the delivery of information one of them in the form of talk show. A communication strategy is needed to achieve the goals of this talk show and rhetoric plays a very important role in every communication activity. Communication strategy in talk show in Denpasar Public Radio is analyzed through five basic concepts of rhetoric, starting from discovery stage, compilation, communication style, memory and delivery.

The findings obtained about the communication strategy in talk shows in Denpasar Public Radio that has a character that is much different from the other radio principles.

The uniqueness of it can be found through the mindset, working mechanism, internal regulation and supervision system based on the idealism “Sewaka Dharma”. With this spirit of public service idealism, as the soul of the system of broadcasting in Public Radio City of Denpasar. Making the concept of public service as a foundation in carrying out obligations is the motto of Public Radio Denpasar, so moving without the element of ego in making a profit.

Keywords: Communication Strategy, Talkshow, Radio

ABSTRAK

Radio merupakan media yang menyiarkan informasi secara auditif, namun bukan berarti siaran radio tidak bisa menjalankan fungsinya sebagai media informasi salah satunya adalah melalui acara talkshow. Seperti halnya di Radio Publik Kota Denpasar yang merupakan penyiaran publik lokal dibawah naungan Pemerintah Kota Denpasar sebagai salah satu inovasi pelayanan publik yang menjadi solusi bermacam permasalahan kota melalui penyampaian informasi salah satunya berupa acara talkshow.

Strategi komunikasi sangat diperlukan untuk mencapai tujuan talkshow ini dan retorika memainkan peranan yang sangat penting dalam setiap kegiatan komunikasi. Strategi komunikasi dalam acara talkshow di Radio Publik Kota Denpasar dianalisa melalui lima konsep dasar retorika yaitu mulai dari tahap penemuan, penyusunan, gaya komunikasi,

(2)

daya ingat dan penyampaian. Hasil temuan yang diperoleh mengenai strategi komunikasi dalam acara talkshow di Radio Publik Kota Denpasar yaitu memiliki karakter yang jauh berbeda dengan prinsip radio lainnya. Keunikan itu ternyata dapat ditemukan melalui pola pikir, mekanisme kerja, regulasi internal dan sistem pengawasan yang berlandaskan idealisme “Sewaka Dharma”. Dengan spirit idealisme pelayanan publik inilah, sebagai jiwa penggerak sistem broadcasting di Radio Publik Kota Denpasar. Menjadikan konsep pelayanan publik sebagai fondasi dalam melaksanakan kewajiban adalah motto Radio Publik Kota Denpasar, sehingga bergerak tanpa unsur ego dalam meraup keuntungan.

Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Talkshow, Radio

I. PENDAHULUAN

Di era pesatnya penyebaran informasi melalui media massa, maka tidak terlepas dari faktor kompetisi, yaitu bersaing untuk merebut hati masyarakat sebagai konsumen informasi publik (Sudibyo, 2004: 186-190). Namun ada beberapa masalah-masalah yang dimiliki oleh media, khususnya media penyiaran yaitu terletak pada pentingnya strategi untuk menarik minat publik agar sedia menjadi penikmat informasi yang setia, sehingga media selalu berharap menjadi sumber informasi yang creadible/ terpercaya dan melekat akan karakteristik serta selalu diikuti oleh khalayak. Ditengah perkembangan derasnya informasi, menjadi tantangan tersendiri bagi radio untuk menyusun strategi untuk tetap bisa eksis dan dibutuhkan oleh masyarakat.

Sehingga strategi komunikasi menjadi perhatian khusus dalam penyampaian pesan. Penyampaian pesan-pesan melalui radio merupakan kegiatan efektif, salah satunya melalui acara talkshow yang merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan khalayak secara meluas dan serempak. Sebagian alokasi waktu siaran juga diisi oleh acara- acara hiburan bisa berupa musik dan iklan (Sumarto, 2009: 113).

Strategi komunikasi siaran radio jauh berbeda dibandingkan dengan jenis media massa lainnya yaitu dengan

mengkombinasikan unsur-unsur sound effect, musik, dan informasi. Komposisi ini sangat penting diperhatikan dalam upaya meningkatkan efektivitas siaran radio, sehingga senantiasa dapat diterima dengan baik oleh komunikan yang bersifat heterogen aktif, dan selektif.

Strategi komunikasi menjelaskan tahapan konkret dalam rangkaian aktivitas komunikasi yang berbasis pada satuan teknik bagi pengimplementasian tujuan komunikasi (Liliweri, 2011: 240).

Strategi Komunikasi merupakan kunci dari segala permasalahan media yang ada, melalui pendekatan retorika. Retorika merupakan seni penyusunan argumen maupun pembuatan naskah baik secara verbal maupun nonverbal, dan retorik membimbing orang membuat tuturnya lebih gamblang, lebih memikat dan lebih meyakinkan. (Littlejohn & Foss, 2009:

73).

Radio Publik Kota Denpasar merupakan penyiaran publik lokal dibawah naungan pemerintah Kota Denpasar yang didirikan sebagai solusi dalam permasalahan kota melalui penyampaian informasi, maka sangat diperlukan strategi komunikasi yang tepat sesuai karakter dan visi misi radio.

Berdasarkan hal tersebut peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam mengenai strategi komunikasi talkshow melalui tradisi komunikasi

(3)

retorika guna menghasilkan penelitian yang membantu meningkatkan kualitas acara talkshow di Radio Publik Kota Denpasar, disamping itu juga merupakan undangan akademis yang menarik bagi peneliti sekaligus menantang untuk dikaji dalam dunia penyiaran sehingga sangat perlu diapresiasi, dengan mengangkat judul penelitian “Strategi Komunikasi dalam Acara Talkshow Di Radio Publik Kota Denpasar”.

Penunjuk arah penelitian serta sebagai alat pembantu keberhasilan penelitian, peneliti menggunakan teori retorika dan teori semiotik media. Teori Retorika untuk membedah permasalahan mengenai strategi komunikasi dalam acara talkshow di Radio Publik Kota Denpasar. Serta Teori Semiotik Media peneliti gunakan untuk membedah permasalahan penelitian yang berkaitan dengan makna dan fungsi strategi komunikasi dalam acara talkshow di Radio Publik Kota Denpasar.

Melalui penelitian ini diharapkan mampu mewujudkan strategi komunikasi yang efektif dalam acara talkshow di Radio Publik Kota Denpasar.

II. PEMBAHASAN

2.1 Strategi Komunikasi dalam Acara Talkshow di Radio Publik Kota Denpasar

Strategi komunikasi penyampaian acara talkshow di Radio Publik Kota Denpasar tentu sangat menunjang eksistensi radio agar senantiasa meningkatkan peforma dan kepercayaan masyarakat karena radio ini berbasis informasi ini disamping juga sebagai media hiburan.

Inti dari tradisi retorika adalah lima acuan pokok retorika meliputi penemuan, penyusunan, gaya, penyampaian dan daya ingat (Littlejohn &. Foss, 2009: 73-74).

Semua ini adalah elemen-elemen dalam mempersiapkan sebuah statement yang akan diinformasikan kepada khalayak.

Kelima hukum dalam retorika ini

merupakan acuan penelitian pada strategi komunikasi dalam acara talkshow di Radio Publik Kota Denpasar.

Hukum retorika pertama yaitu inventio atau penemuan, pembicara menggali topik dan meneliti khalayak untuk mengetahui metode persuasi yang paling tepat. Investio berarti mencari bahan dan tema yang akan dibahas. Bahan yang telah diperoleh disertai bukti-bukti pada tahap ini dibahas secara singkat dengan menjurus kepada upaya-upaya: mendidik, membangkitkan kepercayaan dan menggerakkan perasaan.

Selain menemukan ide dalam penentuan tema, pada tahap ini juga termasuk dalam penentuan narasumber talkshow sesuai kapasitas. Hukum retorika kedua yaitu Dispotitio merupakan langkah-langkah penyusunan, penyusunan dalam acara talkshow di Radio Publik Kota Denpasar yaitu memulai dari mencari ide-ide kreatif tentang rencana talkshow yang inovatif sesuai visi, misi pemerintah serta situasi terkini, penyusunan jadwal talkshow, mengundang/menghubungi narasumber talkshow via surat / telepon dan mengecek kembali kehadirannya berkoordinasi dengan administrasi dan Kasubag TU, menyiapkan materi talkshow bekerjasama dengan Koordinator Penulis Berita/

Naskah (Script Writer), merekam isi siaran talkshow bekerjasama dengan koordinator produksi, menyiapkan peralatan yang akan dipakai talkshow bekerjasama dengan koordinator teknisi, kegiatan talkshow serta memuat ulang beritanya di website serta media sosial bekerjasama dengan koordinator teknologi informasi (IT) dengan arahan Ka. UPT LPP Radio Publik Kota Denpasar dan membuat laporan rekapan bulanan pelaksanaan talkshow dan honor narasumber tertentu.

Hukum retorika ketiga dalam tahapan strategi komunikasi yaitu elution atau gaya komunikasi. Gaya berkomunikasi sangat berperan dalam mempertegas makna pesan yang disampaikan.

(4)

Walaupun tidak terlihat secara kasat mata oleh pendengar, gaya fisik pembicara baik itu penyiar maupun narasumber talkshow sangat berpengaruh terhadap gaya bicara, nada, intonasi, dialek, tempo maupun tinggi rendahnya nada bicara seseorang yang terdengar melalui media radio. Gaya adalah kepribadian memang sulit untuk mengubah gaya komunikasi sulit pula memaksa orang mengubah gaya komunikasi karena gaya komunikasi melekat pada kepribadian seseorang (Liliweri, 2011:308). Gaya komunikasi siaran di Radio Publik Kota Denpasar jauh berbeda dengan radio lain di Bali, misalnya dengan radio berbasis anak muda maupun radio lainnya sehingga tidak ada istilah teriak teriak, tertawa kencang, memaki teman sejawat, dan lain sebagainya.

Walaupun tak terlihat seperti layaknya media televisi, di dunia radio juga tetap mengikuti pakem tata karma komunikasi yang baik dan beretika. Bicara dengan senyum akan terdengar jauh berbeda dengan bicara dengan ekspresi judes. Berbicara dengan senyum jauh akan terdengar lebih bersahabat, hangat dan respect ditelinga pendengar demikian pula gaya komunikasi pada narasumber.

Narasumber dalam menyampaikan pesan dan menyapa pendengar disertai dengan gesture yang tepat serta percaya diri akan berbeda dengan tanpa percaya diri. Percaya diri ini timbul dari beberapa faktor yakni kemampuan menguasai topik bahasan, kemampuan berbicara, pengalaman sebagai pemateri/ narasumber talkshow, kapasitas jabatan, kondisi emosional hingga pada gaya penampilan sangat mempengaruhi gaya berkomunikasi, karena bila tidak disertai rasa percaya diri sangat besar peluang saat berbicara akan terbata-bata, nervous, blank hingga pesan tidak tersampaikan secara menyeluruh dengan baik.

Hukum retorika keempat yaitu memoria atau daya ingat yang membahas mengenai usaha-usaha pembicara untuk

menyimpan informasi sebuah pesan.

Dalam acara talkshow ini, memerlukan langkah persiapan untuk mengantisipasi adanya lost memory diluar control yaitu dengan menyiapkan catatan seperlunya baik berupa point-point/garis besar ataupun data secara general. Seberapa profesionalpun seseorang, lupa merupakan kesalahan yang manusiawi sehingga sangat memerlukan antisipasi planning agar senantiasa tidak terjadi kesalahan pesan yang disebarkan kepada publik.

Sebab akan menimbulkan kekeliruan publik yang fatal dan susah untuk diklarifikasi. Dengan demikian catatan itu sangat diperlukan dalam setiap kegiatan talkshow.

Hukum retorika yang terakhir merupakan pronuntiatio atau penyampaian dalam hal ini membahas segala usaha penyampaian pesan secara lisan di Radio Publik Kota Denpasar yang pada esensinya sangat berbeda dengan radio-radio pada umumnya di Bali, sesuai karakter radio yang merupakan penyiaran publik sehingga diikat oleh norma-norma, berbeda dengan radio swasta yang tersebar di Daerah Bali yang mayoritas cenderung lebih bersifat hiburan. Radio Publik Kota Denpasar dalam penyampaiannya bersifat informatif sehingga bila disampaikan dengan gaya hiburan akan membuat konsentrasi pendengar tidak fokus pada informasi yang disajikan dan terkesan kurang kredibel. Dalam konsep penyampaian yaitu bagaimana seorang komunikator mampu memunculkan rasa kedekatan dengan pendengar karena sesungguhnya radio ini sasarannya bukanlah pada multipeople melainkan pada personal secara private, agar terkesan lebih bersahabat maka seorang pembicara wajib menyampaikan pesan dengan smiling voice, serta dengan nada intonasi, tinggi rendah nada, tempo yang menyesuaikan sesuai kenyamanan, karena bila tidak ada kenyamanan dari sang komunikator dalam berkomunikasi

(5)

maka komunikan juga tidak akan merasakan kenyamanan. Melalui kelima hukum retorika tersebut merupakan lima konsep yang menentukan arah strategi komunikasi sesuia dengan harapan visi misi sebuah radio sehingga harus dipahami dan diperhatikan oleh seluruh stakeholder dalam pengaplikasiannya untuk meningkatkan kualitas siaran dan memenangkan hati pendengar.

Melalui strategi komunikasi acara talkshow di Radio Publik Kota Denpasar merupakan suatu langkah evaluasi yang tepat untuk berusaha mengukur sumber nilai secara objektif dari pencapaian hasil- hasil yang direncanakan sebelumnya, di mana hasil evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan di depan (Yusuf, 2010: 3).

2.2 Fungsi Strategi Komunikasi dalam Acara Talkshow di Radio Publik Kota Denpasar

Wilbur Schramm (1977) dalam (Barata, 2003: 67) menyatakan ada empat jenis komunikasi berdasarkan fungsi melalui pendekatan retorika yaitu komunikasi informatif, instruktif, persuasif dan hiburan. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara bersama dengan Ka. UPT Radio Publik Kota Denpasar, Cokorda Istri Sri Kristina Dewi, SS., M.Hum.

menjelaskan bahwa acara talkshow di Radio Publik Kota Denpasar pada dasarnya berfungsi sebagai pembicaraan yang informatif, Instruktif dan persuasif.

Pembicaraan pada ranah hiburan tidak ditonjolkan dalam hal ini karena informasi yang disampaikan merupakan informasi serius dan bukan remeh serta sudah sepatutnya untuk ditelaah dengan baik namun juga tetap diimbangi dengan sedikit fungsi hiburan yang hanya diperoleh pada musik yang diputarkan sesuai dengan segmen teretentu yang telah disiapkan oleh music director (MD).

Untuk meningkatkan fungsi komunikasi informatif melalui acara talkshow di Radio Publik Kota Denpasar ada strategi komunikasi yang dapat dilakukan dengan mengaplikasikan beberapa prinsip pembicaraan informatif yang dikemukakan oleh DeVito (2011:478) yaitu dengan membatasi jumlah informasi, menekankan manfaat informasi, mengaitkan informasi baru dengan informasi yang sudah diketahui pendengar, hal yang tidak kalah penting juga dilakukan yaitu dengan menyajikan informasi melalui beberapa alat indera, dan memvariasikan tingkat abstraksi.

Pendengar akan selalu mengingat informasi yang disampaikan dengan baik bila pendengar merasa informasi itu bermanfaat untuk kebutuhan dan tujuan yang sedang hendak dicapai (DeVito, 2011:478-497).

Strategi komunikasi acara talkshow di Radio Publik Kota Denpasar sebagai pembicaraan persuasif berfungsi untuk mengubah sikap, mengubah pendapat, dan mengubah perilaku komunikan yang lebih menekan sisi psikologis pendengar. Penekanan secara psikologis ini dimaksudkan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi dilakukan dengan halus, luwes, yang mengandung sifat-sifat manusiawi sehingga mengakibatkan kesadaran dan kerelaan yang disertai perasaan senang. Agar komunikasi persuasif mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu dilakukan perencanaan yang matang baik komunikator, pesan, media, dan komunikan. Sehingga dapat terciptanya pikiran, perasaan, dan hasil penginderaannya terorganisasi secara mantap dan terpadu.

Pendengar bukan hanya sekedar tahu, tapi tergerak hatinya untuk melakukan dan menimbulkan perasaan tertentu. Misalnya talkshow dengan topik “Ubah Pola Hidup, Hindari Kencing Manis”, disini

(6)

ditekankan setiap orang beresiko terkena penyakit kencing manis, terlebih dengan pola hidup orang-orang jaman sekarang yang kurang memperhatikan pola hidup dan pola makan, komunikasi persuasif bisa diaplikasikan dengan menyelipkan kata-kata “mari, ayo” dan lain sebagainya, menekankan pada manfaat sehingga akan mampu menggerakkan sistem sensorik otak manusia baik secara sadar maupun tidak, didukung dengan pernyataan yang mengandung pandangan dan argumentatif yang pada intinya tidak memberatkan kepentingan seorang pembicara namun tonjolkan untuk kepentingan komunikan.

Strategi komunikasi acara talkshow di Radio Publik Kota Denpasar berdasarkan hasil wawancara dan data observasi juga diperoleh bahwa acara talkshow ini fungsinya sangat dirasakan untuk menyampaikan instruksi, perintah maupun arahan berdasarkan peraturan, sanksi dan arahan yang berlaku, karena masyarakat sesungguhnya sangat membutuhkan informasi, membutuhkan kenyamanan keamanan dan ketertiban kapanpun dan di manapun, sehingga melalui komunikasi instruktif masyarakat tidak menganggap sebagai paksaan namun kewajiban dan aturan yang sudah melekat dalam diri yang secara refleks menaati aturan yang berlaku sehingga masyarakat sudah seharusnya melek dan cerdas.

2.3 Makna Strategi Komunikasi dalam Acara Talkshow di Radio Publik Kota Denpasar

Strategi komunikasi dalam setiap kegiatan komunikasi memiliki makna dan implikasi dalam pergerakkan mekanisme kerja secara internal. Berdasarkan data observasi, wawancara dan studi dokumen yang dilaksanakan oleh peneliti diperoleh makna yang terkandung dalam strategi komunikasi dalam acara talkshow di Radio Publik Kota Denpasar yaitu makna strategi komunikasi sebagai tanda melakukan

evaluasi program acara, sebagai tanda meningkatkan motivasi kerja, dan sebagai tanda dalam meningkatkan kreativitas.

Evaluasi yang dilaksanakan Radio Publik Kota Denpasar sangat sederhana yaitu dengan menghimpun atensi, berupa surat tanggapan maupun telepon dari pendengar. Dapat pula dilihat pada partisipasi pendengar dalam sebuah acara, telepon interaktif, sms pada acara request lagu dan dari hubungan via telepon dengan pendengar. Namun tidak juga bisa selalu berpatokan dengan partisipasi pendengar karena tidak semua pendengar akan langsung atraktif mengambil handphone dan lain sebagainya, yang terpenting informasi tersampaikan dengan baik walau masyarakat masih sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. Makna evaluasi dari strategi komunikasi dalam acara talkshow di Radio Publik Kota Denpasar ialah mengevaluasi program dan mengevaluasi instruktif. Mengevaluasi program yang dimaksud yaitu untuk menilai sejauh mana program-program acara radio bisa dianggap baik menurut pendengar, dan mengevaluasi instruktif, yaitu kemampuan dan kelemahan program acara. Evaluasi ini dilakukan dengan menilai dari sisi kemasan acara. Tujuan dari evaluasi tersebut adalah mengukur kekurangan materi dan kemasan acara, mengukur kedisiplinan dan kreativitas tim kreatif Radio Publik Kota Denpasar serta mengukur reaksi pendengar.

Pada zaman globalisasi yang kian melesat dan saat ini semua aspek kehidupan kearah digitalisasi. Meski demikian radio hingga saat ini masih sangat digemari dan tidak tertinggal. Karena melalui media radio pendengar masih bisa melaksanakan segala aktifitas dengan baik tanpa harus menyita konsentrasi serta banyak manfaat yang diperoleh yaitu hiburan, informasi dan kedekatan secara emosional bersama penyiar dan lain sebagainya. Berbeda dengan menggunakan media lainnya

(7)

yang memerlukan perhatian dari banyak indera seperti pengelihatan, pendengaran dan menyita konsentrasi sehingga tidak bisa sambil melaksanakan aktivitas lainnya. Jikalaupun menggunakan media pemutar musik maka tidak akan mendapat informasi yang seharusnya diketahui dan kedekatan secara emosi bersama penyiar.

Itulah sebagai faktor radio ini selalu eksis walau ditengah kemajuan teknologi yang begitu melesat. Untuk dapat meningkatkan kreativitas, seorang pemimpin harus dapat menggali dan meningkatkan inisiatif/ prakarsa, ide (gagasan), prestasi, kemampuan melakukan perbaikan dan inovasi.

Strategi komunikasi dalam acara talkshow ini sesungguhnya mengandung makna sebagai motivasi kerja yaitu sebagai sarana hiburan, yang dimaksudkan disini yaitu dalam artian bekerja sesuai dengan passion akan jauh merasa tidak berat melaksanakan berbagai macam aktivitas pekerjaan yang mungkin orang lain anggap sebagai pekerjaan berat karena sebagai sarana yang membuat menyenangkan dan hiburan maka perkerjaan akan dilakukan dengan semangat. melalui strategi komunikasi melalui acara talkshow ini juga dapat digunakan sebagai media untuk pengembangan diri, menjadi pribadi yang lebih berkualitas karena terbiasa membangun relasi, berpikir positif dan memperoleh pengetahuan baru akan membuat pembicara termasuk pemandu talkshow didalamnya lebih open minded dalam menghadapi persoalan hidup secara personal. Selain itu dapat diperoleh analisa bahwa makna strategi komunikasi dalam acara talkshow ini mengandung tanda motivasi yang dimiliki para penyiar jika dikaitkan dengan teori Hierarki Kebutuhan adalah untuk memenuhi kebutuhan cinta dan keberadaan, penghargaan serta aktualisasi diri.

Strategi Komunikasi dalam acara talkshow yang mengandung makna

dalam peningkatan kreativitas yaitu selalu berupata memajukan Radio Publik Kota Denpasar melalui strategi komunikasi dalam acara talkshow dengan berbagai macam bentuk kreativitas yang dibutuhkan yaitu penyiar sebagai team kreatif harus bisa melihat materi apa yang sedang berkembang saat ini dan dibutuhkan oleh masyarakat, pemandu/

penyiar mempunyai wawasan yang luas dan mampu mengembangkan topik pembicaraan dengan baik sehingga tercipta komunikasi yang baik dengan narasumber maupun saat interaktif dengan masyarakat, sehingga apa yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, memancing interaktif dengan reward kepada penanya. Talkshow yang terlaksana di luar studio seperti di tempat-tempat umum, selain sebagai promosi lembaga juga lebih menarik minat masyarakat untuk menyimak serta menayangkan talkshow pada media sosial baik facebook, instagram ataupun youtube untuk memberikan tambahan pengetahuan kepada masyarakat.

III. SIMPULAN

Strategi komunikasi dalam acara talkshow di Radio Publik Kota Denpasar memiliki karakter yang jauh berbeda dengan prinsip media massa lainnya.

Keunikan itu ternyata dapat ditemukan melalui manajemen baik dari pola pikir, mekanisme kerja, regulasi internal dan sistem pengawasan yang berlandaskan idealisme “Sewaka Dharma”. Dengan spirit idealisme inilah, sebagai jiwa penggerak sistem broadcasting di Radio Publik Kota Denpasar. Menjadikan konsep pelayanan publik sebagai fondasi melaksanakan kewajiban utama Radio Publik Kota Denpasar, tanpa ego hendak meraup keuntungan.

Untuk memperoleh tujuan, tidak jauh berbeda dari penerapan ajaran catur marga yoga yang terdiri dari bakti,

(8)

jnana, karma dan raja marga yoga. Bila ajaran tersebut di aplikasikan dalam dunia pelayanan publik, maka empat pilar tersebut menstressing Radio Publik Kota Denpasar serta stake holder di dalamnya untuk menerima keberadaan dengan kelemahan dan kelebihan yang dimiliki dan berserah diri melaksanakan tugas secara tulus melalui ajaran bhakti, meningkatkan kualitas diri melalui ajaran jnana marga yoga, mengaktualisasi diri melalui ajaran karma marga yoga serta terus melakukan profesionalisme dengan penuh konsentrasi, fokus dengan ketulusan melalui ajaran raja marga yoga, sehingga dengan demikian keberadaan Radio Publik Kota Denpasar akan selalu dihargai dan selalu dibutuhkan oleh masyarakat.

Untuk memperoleh tujuan, tidak jauh berbeda dari penerapan ajaran Catur Marga Yoga dalam ajaran Agama Hindu yang terdiri dari ajaran Bakti, Jnana, Karma dan Raja Marga Yoga.

Bila ajaran tersebut di aplikasikan dalam dunia pelayanan publik, maka empat pilar tersebut menstressing Radio Publik Kota Denpasar serta stake holder di dalamnya untuk menerima keberadaan dengan kelemahan dan kelebihan yang dimiliki dan berserah diri melaksanakan tugas secara tulus melalui ajaran Bhakti, meningkatkan kualitas diri melalui ajaran Jnana Marga Yoga, mengaktualisasi diri melalui ajaran Karma Marga Yoga serta terus melakukan profesionalisme dengan penuh konsentrasi, fokus dengan ketulusan melalui ajaran Raja Marga Yoga, sehingga dengan demikian keberadaan Radio Publik Kota Denpasar akan selalu dihargai dan selalu dibutuhkan oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Barata, Atep Adya. 2003. Dasar-Dasar Pelayanan Prima. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Liliweri, Alo. 2011.Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Littlejohn, Stephen W & Karen A. Foss.

2009. Teori Komunikasi (Theories Of Human Communication) Edisi 9.

Jakarta: Salemba Humanika.

Sudibyo, Agus. 2004. Ekonomi Politik Media Penyiaran. Yogyakarta: LKiS Sumarto, Hetifah. 2009. Inovasi,

Partisipasi dan Good Governance:

20 Prakarsa inovasi dan partisipatif di Indonesia. Yayasan Obor: Jakarta Yusuf, Pawit M. 2010. Komunikasi

Instruksional : teori dan praktek.

Jakarta : PT. Bumi Aksara

Referensi

Dokumen terkait

Kaitannya dengan relasi agama dan budaya, salah satu pendapat Charles Kurzman menarik untuk dijadikan refrensi dan klarifikasi yaitu dia berpendapat bahwa setiap

d) Reference to the FSC normative documents used, including the version number. NOTE: In the case of formal FSC pilot tests of draft normative documents, the certification body

Responsivitas Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam Melindungi Anak Trelantar di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Panti Rahayu Kabupaten

Berdasarkan hasil penyebaran Angket Respon Siswa diperoleh sebanyak 77,00 % siswa memilih respon sangat setuju dari proses pembelajaran yang menggunakan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya

Adapun parameter yang diamati yaitu potensi tumbuh, daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh dan keserempakan tumbuh benih kakao.Hasil analisis ragam

Akan tetapi bila perusahaan yang dimaksud hingga pada saat dila- kukan kajian situasi ternyata tidak memi- liki data tentang pesaing atau pesaingnya belum terpetakan baik dalam

Bleeding time digunakan untuk pemeriksaan penyaring hemostasis primer atau interaksi antara trombosit dan pembuluh darah dalam membentuk sumbat hemostatik, pasien