2017
LAKIP BBIHP
LAPORAN KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH
BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
2018
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2017 adalah wujud pertanggungjawaban Perjanjian Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan pada Tahun Anggaran 2017 yang berisi tentang keberhasilan maupun belum tercapainya sasaran yang telah ditetapkan, termasuk hambatan yang dihadapi serta rekomendasi perbaikan kinerja.
Cakupan Laporan Kinerja terdiri dari capaian Rencana Strategis serta capaian Perjanjian Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun Anggaran 2017. Walaupun tidak semua sasaran rencana Strategis termuat dalam Perjanjian Kinerja, namun dalam dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tetap menyajikan capaian Rencana Strategis 2015-2019 Tahun kedua.
Adapun sasaran yang termuat dalam dokumen Rencana Strategis 2015-2019 terdiri dari: 1). Meningkatnya Peran dan Kualitas Litbang Dalam Mendukung Industri Hasil Perkebunan; 2). Meningkatnya Layanan Jasa Teknis Melalui Pelayanan yang Profesional; 3). Capacity Building Balai Besar Industri Hasil Perkebunan.
Sedangkan pada dokumen Perjanjian Kinerja sasaran Srategisnya terdiri dari: 1) Meningkatnya hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan oleh industri; 2) Meningkatnya kerjasama Litbang; 3) Meningkatnya kualitas pelayanan publik; 4) Meningkatnya Kemampuan Balai dan Hasil Litbang dalam Rangka Meningkatnya Daya Saing. Antara sasaran strategis Renstra Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dengan Sasaran Strategis Perjanjian kinerja telah sesuai. Secara umum capaian Perjanjian kinerja telah terealisasi sesuai target yang ditetapkan dengan uraian sebagai berikut:
Sasaran Strategis I: Meningkatnya hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan oleh industri. Indikator kinerja dari sasaran strategis I adalah:
1. 1. Indikator Kinerja 1: Hasil Litbang prioritas yang dikembangkan
Realisasi sebanyak 1 penelitian yaitu Pengembangan Sediaan Zat Warna Alami dan Kakao sebagai Bahan Pewarna Kosmetik. Hasil perhitungan Teknometer terhadap hasil penelitian TA. 2017 menunjukkan bahwa kesiapterapan litbang Pengembangan Sediaan Zat Warna Alami dan Kakao sebagai Bahan Pewarna Kosmetik berada pada Level 6.
2. Indikator Kinerja 2: Hasil Penelitian dan Pengembangan yang telah diimplementasikan.
Realisasi sebanyak 1 penelitian yaitu Pemanfaatan Mesin Sangrai untuk Peningkatan Mutu Kopi Sangrai. Kegiatan dilaksanakan di CV. Adifa, berlokasi di Jalan Dato Gaffa No. 4 Mangalli, Kabupaten Gowa, Makassar, Provinsi Sulawesi
Selatan.
3. Indikator Kinerja 3: Jasa Konsultasi teknologi industri yang menyelesaikan permasalahan industri (Problem Solving)
Realisasi kegiatan ini sebanyak 1 Kegiatan yaitu Purifer dan Sterilizer air baku untuk industri pangan dan masyarakat pesisir. Pelaksanaan kegiatan berdasarkan kontrak kerjasama antara CV. Sefactor Farma dan Inkubator Bisnis Teknologi BBIHP dengan nomor MoU 1302/BPPI/BBIHP/PKS/IBT/V/2017.
Sasaran strategis II: Meningkatnya kerjasama Litbang.
Indikator kinerja dari sasaran strategis II adalah: kerjasama Litbang instansi dengan industri. Realisasi sebanyak 2 (dua) kerjasama, yaitu:
1. Pengembangan mutu produk olahan ikan (Abon dan Nugget)
Pelaksanaan kegiatan Pengembangan mutu produk olahan ikan (Abon dan Nugget) berdasarkan kontrak kerjasama antara Koperasi Sukses Global Mandiri dan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dengan nomor MoU:956/BPPI/BBIHP.3/IV/2017. Kegiatan dilaksanakan di Koperasi Sukses Global Mandiri, berlokasi di jalan Datuk Ditiro No. 7 Makassar.
2. Peningkatan mutu minuman instan cokelat
Pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu minuman instan cokelat berdasarkan kontrak kerjasama antara Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) dan Balai besar Industri Hasil Perkebunan dengan nomor MoU:1622/BPPI/BBIHP.3/VI/2017. Kegiatan dilaksanakan di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S), berlokasi di jalan Basseang Raya Dusun Satu Desa Bunga-bunga Kecamatan Matakali Kabupaten Polma, Sulawesi Barat.
Sasaran strategis III: Meningkatnya kualitas pelayanan publik.
Indikator kinerja dari sasaran startegis III adalah tingkat kepuasan pelanggan, ditargetkan Indeks 3.6 terealisasi Indeks 3.6. Capaian dari kegiatan ini adalah Indeks 3.6 dengan jumlah responden yang di survey sebanyak 255 Orang. Responden berasal dari semua pelanggan yang menggunakan jasa layanan BBIHP.
Sasaran strategis IV: Meningkatnya kemampuan Balai dan hasil Litbang dalam rangka meningkatnya daya saing.
Indikator kinerja dari sasaran strategis IV adalah Bimbingan dan Asistensi Teknis IKM, ditargetkan 1 (satu) IKM dan terealisasi 2 (dua) IKM. Kegiatan tersebut adalah Bimbingan teknis dan asistensi dan manajemen pada CV. ADIFA dan Koperasi Sukses
Global Mandiri. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki manajemen pengelolaan IKM. Kegiatan meliputi pendampingan teknis pengolahan produk, bimbingan manajemen pembukuan dan pemasaran.
Realisasi Anggaran TA 2017:
Pagu TA 2017 Rp. 20.217.260.000,- realisasi sebesar Rp. 19.683.171.673,- atau sebesar 97,36%. Rincian realisasi sebagai berikut:
1. Pagu Rupiah murni sebesar 14.632.566.000, realisasi Rp. 14.168.690470,- atau sebesar 96,90%.
2. Pagu Penggunaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp. 5.584.694.000,- realisasi Rp. 5.514.481.203,- atau sebesar 98,74%.
Realisasi Penerimaan PNBP TA 2017:
Realisasi Penerimaan PNBP dari target sebesar Rp. 6.691.077.816,- melampaui target sebesar Rp. 4.308.126.000,- atau 155.31%.
Kendala: Pencapaian kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan pada tahun 2017 telah sesuai target, namun masih ada kendala yang ditemukan dalam hal : (1) Penetapan indikator sasaran kinerja belum sepenuhnya in line dengan dukungan penganggaran yang disebabkan masih kurang sinkronnya antara proses penyusunan anggaran yang disusun lebih awal dibandingkan dengan Perjanjian Kinerja yang disusun kemudian, sehingga terkesan beberapa pencapaian indikator ada yang tidak mendapat dukungan penganggaran; (2) Keterbatasan penyediaan anggaran Litbang yang memadai guna memenuhi kebutuhan baik peralatan proses dan pengujian Litbang maupun biaya operasionalnya, sehingga Tim Litbang Balai Besar Industri Hasil Perkebunan masih kesulitan menciptakan penelitian-penelitian yang menjadi problem
solving industri hasil perkebunan; (3) Belum adanya sharing cost dengan industri
disebabkan IKM yang ditawarkan untuk kerjasama Litbang masih mengharap sepenuhnya sumber anggaran berasal dari pemerintah (Balai Besar Industri Hasil Perkebunan); (4) Masih adanya hambatan realisasi pada kegiatan yang bersumber dana PNBP yang disebabkan realisasi penerimaan PNBP sangat fluktuatif tergantung dari pembayaran pelanggan dan penerimaan PNBP yang lebih besar di akhir tahun mengakibatkan terhambat terbitnya revisi penggunaan PNBP.
DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar ... i Ikhtisar Eksekutif ... ii Daftar Isi……….… v Daftar Tabel ... vi
Daftar Lampiran ... vii
Bab 1 Pendahuluan ... 1
A. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi ………. .. 1
B. Peran Strategis Organisasi……… ... 2
C. Struktur Organisasi ……… . 5
D. Potensi ……….……….……… 9
Bab 2 Perencanaan dan Perjanjian Kinerja ... 12
A. Rencana Strategis Organisasi……… ... 12
B. Rencana Kinerja ... 16
C. Rencana Anggaran... 18
D. Dokumen Perjanjian Kinerja ... 21
Bab 3 Akuntabilitas Kinerja ... 26
A. Capaian Kinerja Organisasi ... 26
B. Realisasi Anggaran ... 43
Bab 4 Penutup ... 59
A. Kesimpulan ... 59
B. Permasalahan dan Kendala ... 59
C. Saran dan Rekomendasi ... 61
DAFTAR TABEL
1.1 Profil SDM berdasarkan jabatan dan pendidikan ... 11
2.1 Tujuan dan sasaran strategis organisasi (2015-2019) ... 16
2.2 Indikator kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2017 ... 17
2.3 Rincian anggaran tahun 2017 sebelum revisi... 18
2.4 Rincian anggaran tahun 2017 sesudah revisi …………..………..……..… 21
2.5 Alokasi pagu anggaran Balai Besar Industri Hasil Perkebunan TA 2017 ... 23
2.6 Perjanjian kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2017 ... 24
2.7 Rencana aksi perjanjian kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan ... 25
3.1 Capaian Kinerja Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019 Balai Besar Industri Hasil Perkebunan ... 27
3.2 Matriks alur IKU BPPI sampai perjanjian kinerja BBIHP TA 2017 ... 30
3.3 Rencana aksi perjanjian kinerja TA 2017 ... 31
3.4 Hasil Litbang prioritas yang dikembangkan ... 33
3.5 Rencana dan Realisasi kegiatan Litbang prioritas yang dikembangkan Tahun 2013-2017 ... 33
3.6 Hasil Litbang yang telah diimplementasikan ... 34
3.7 Realisasi hasil Litbang yang telah diimplementasikan Tahun 2013-2017 ... 36
3.8 Kegiatan problem solving ... 37
3.9 Realisasi Kegiatan Problem Solving Tahun 2016-2017 ... 38
3.10 Kerjasama Litbang instansi dengan industri ... 39
3.11 Realisasi Kerjasama Litbang dengan Industri Tahun 2013-2017 ... 39
3.12 Target dan realisasi Tingkat kepuasan pelanggan ... 42
3.13 Realisasi tingkat kepuasan pelanggan dari tahun 2013-2017 ... 42
3.14 Target dan realisasi Paket Peralatan Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai. ... 43
3.15 Realisasi keuangan berdasarkan Renstra BBIHP TA 2015-2017 ... 44
3.16 Realisasi keuangan berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2017 ... 46
3.17 Realisasi anggaran kegiatan per triwulan Tahun 2017 ... 47
3.18 Realisasi Anggaran Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan Tahun 2017 ... 50
3.19 Perkembangan Realisasi Anggaran TA. 2013-2017 ... 52
3.20 Pagu dan realisasi Penerimaan PNBP tahun 2017………...………….... 54
3.21 Pagu dan realisasi Penggunaan PNBP tahun 2017………...………….... 54
3.22 Jenis dan Realisasi Penerimaan PNBP TA 2017 ... 55
FTAR TABELAR TABEL DA
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pengukuran Kinerja Perjakin 2017
2. Jumlah Hasil Litbang prioritas yang dikembangkan
3. Hasil Penelitian dan Pengembangan yang Telah Diimplementasikan
4. Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahan industri (problem solving)
5. Kerjasama Litbang dengan Instansi/ Industri 6. Indeks Kepuasan Pelanggan
BAB 1
PENDAHULUAN
A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASIBerdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 119/M-IND/PER/11/2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Balai Besar dan Baristand Industri Dalam Masa Peralihan Terkait Perubahan Struktur Organisasi Eselon I Kementerian Perindustrian menetapkan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan melaksanakan tugas dan fungsinya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor: 48/M-IND/PER/6/2006 sebagai unit pelaksana teknis di bawah Badan Penelitian dan pengembangan Industri Kementerian Perindustrian.
Tugas pokok dari Balai Besar Industri Hasil Perkebunan adalah melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi industri hasil perkebunan sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan pengembangan Industri. Sedangkan fungsi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan adalah:
a. Pelaksanaan penelitian, dan pengembangan dan pelayanan jasa teknis bidang teknologi bahan baku, bahan pembantu, proses, produk, peralatan, dan penanggulangan pencemaran industri hasil perkebunan;
b. Pelaksanaan rancang bangun dan perekayasaan peralatan proses; c. Penelitian, pengembangan, perancangan, penerapan standardisasi;
d. Pelaksanaan layanan teknis pengujian mutu bahan baku, bahan pembantu, produk akhir, hasil ikutan dan limbah;
e. Pelaksanaan pelayanan teknis kalibrasi peralatan; f. Pelaksanaan inspeksi teknis;
g. Pelaksanaan alih teknologi penelitian dan pengembangan;
h. Pelaksanaan penyuluhan termasuk pembinaan teknis dan ekonomis, konsultansi, dan informasi;
i. Pelaksanaan pemasaran dan kerjasama, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi;
j. Pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan BBIHP dan penyusunan laporan serta evaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilakukan.
B. PERAN STRATEGIS ORGANISASI
Program Trisakti Pemerintah Republik Indonesia yaitu Berdaulat Dibidang
Politik, Berdikari Dibidang Ekonomi, dan Berkepribadian Dalam Kebudayaan. Dimana
khusus penjabaran trisakti kedua, berkaitan langsung dengan Kementerian Perindustrian yaitu Berdikari dalam ekonomi diwujudkan dalam pembangunan demokrasi ekonomi yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan di dalam pengelolaan keuangan negara dan pelaku utama dalam pembentukan produksi dan distribusi Nasional. Negara memiliki karakter kebijakan dan kewibawaan pemimpin yang kuat dan berdaulat dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi rakyat melalui penggunaan sumber daya ekonomi nasional dan anggaran untuk memenuhi hak dasar warganegara. Lanjut pada Sembilan program strategis Nawacita point 6 dan 7 yaitu Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; dan Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Tentunya Program Trisakti dan Nawacita tersebut yang merupakan bagian dari visi misi Jokowi JK harus kita laksanakan sesuai dengan lingkup tupoksi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan.
Sesuai dengan amanah UU No. 3 Tentang Perindustrian tahun 2015 yang dijabarkan dalam peraturan Pemerintah No. Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2015 tentang RIPIN tahun 2015-2035 (Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional). Dalam rangka Bangun industri nasional berisikan industri andalan masa depan, industri pendukung, dan industri hulu, dimana ketiga kelompok industri tersebut memerlukan modal dasar berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, serta teknologi, inovasi, dan kreativitas. Ditetapkan 10 industri prioritas dimana BBIHP harus mampu memberi peran tupoksi (keLitbangan dan pelayanan jasa teknis) terhadap 3 dari 10 industri prioritas yang ditetapkan, yaitu: (1) Industri Pangan; (2) Industri Farmasi, Kosmetik; dan (3) Industri Hulu Agro.
Balai Besar Industri Hasil Perkebunan ikut menunjang pertumbuhan industri secara nasional dan regional khususnya di Kawasan Timur Indonesia. Kondisi daerah yang mempunyai beberapa keunggulan dalam sumber daya alam yang belum dikelola secara optimal, akan menjadi fokus perhatian pelayanan keLitbangan BBIHP dan akan menjadi penggerak utama dan ujung tombak dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya alam khususnya yang meliputi :
1. Mengembangkan industri, khususnya industri kecil dan menengah, dengan melakukan penelitian dan pengembangan terhadap teknologi, bahan baku, proses, peralatan dan produk;
2. Memasyarakatkan hasil-hasil penelitian dan pengembangan kepada masyarakat industri;
3. Memberikan pelayanan teknis kepada masyarakat industri dalam hal standardisasi dan pengawasan mutu;
4. Memberikan bantuan teknik tentang teknologi proses dan peralatan;
5. Memberikan bantuan penanggulangan pencemaran akibat aktivitas industri
Dari sebelas Balai Besar di lingkup BPPI, BBIHP merupakan unit Balai Besar satu-satunya yang berada di luar Pulau Jawa. Hal ini menyebabkan BBIHP memiliki peran yang cukup strategis dalam menjalankan kebijakan-kebijakan strategis baik yang ditetapkan oleh BPPI maupun Kementerian Perindustrian. Dalam menjalankan tupoksinya sebagai lembaga Litbang dan unit pelayanan jasa teknis BBIHP memiliki potensi pengembangan Litbang dan pelayanan jasa teknis yang besar, keberadaanya yang berlokasi di kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan sebagai pintu gerbang pengembangan pembangunan di Kawasan Indonesia Timur menjadikan BBIHP sebagai ujung tombak pelayanan dan pembinaan industri di Kawasan Timur Indonesia khususnya. Namun potensi pelayanan jasa yang besar ini belum didukung oleh kesiapan sumber daya yang dimiliki BBIHP yang terbatas.
Sejak enam tahun terakhir (2012-2017) telah terjadi peningkatan jumlah pelayanan jasa teknis BBIHP hal ini bisa ditunjukkan dari peningkatan jumlah perusahaan/industri dan perorangan yang mendapat pelayanan oleh BBIHP dan diiringi dengan peningkatan jumlah penerimaan PNBP. Hal ini antara lain menunjukkan bahwa selain tingkat kepercayaan pelanggan yang tinggi kepada pelayanan BBIHP juga disebabkan semakin besarnya potensi pelayanan jasa teknis ke industri akibat dari pertumbuhan dan pengembangan industri di Indonesia Timur yang semakin meningkat. Sehingga secara beriringan dan berkelanjutan BBIHP harus selalu siap memberi pelayanan yang optimal dan mampu mengimbangi perkembangan potensi pelayanan jasa teknis kepada industri yang semakin meningkat. Peningkatan kebutuhan pelayanan tentunya berdampak pada peningkatan kebutuhan sumber daya pelayanan dalam hal ini SDM, sarana prasarana laboratorium, fasilitas pelayanan publik dan mekanisme pelayanan yang profesional.
Tuntutan peningkatan pelayanan berkaitan erat dengan peningkatan kebutuhan fasilitas dan operasional pelayanan (fasilitas laboratorium uji, operasional sampling dan pengujian, SDM dan sarana pendukung lainnya). Pelayanan Jasa Teknis BBIHP yang paling besar masih bersumber dari pengujian dan pengambilan sampel uji. Potensi kebutuhan pelayanan ini semakin meningkat sedangkan kapasitas
pelayanan pengujian dan pengambilan sampel tidak bertambah bahkan perlu diperbaharui karena beberapa peralatan laboratorium sudah tua, hal ini menyebabkan beberapa penawaran kerjasama pengujian dan sampling dari industri (calon pelanggan baru) untuk sementara ditolak karena ketidakmapuan memberi pelayanan sesuai target kontrak kerjasama, sehingga hanya mampu mempertahankan pelayanan pada pelanggan lama. Kondisi ini menjadi kendala yang serius bagi kementerian perindustrian sebagai pembina industri karena ketidakmampuan mengantisipasi kebutuhan pelayanan pada industri khususnya dalam rangka peningkatan daya saing industri dan berwawasan lingkungan di daerah.
BBIHP sebagai lembaga pelayanan beberapa jenis jasa teknis, merupakan unit pengelola PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak). Besarnya jumlah pelayanan berdampak pada besarnya jumlah penerimaan PNBP. Penerimaan PNBP ini dikelola untuk menunjang biaya operasional pelaksanaan jasa teknis, termasuk penyedia fasilitas pendukung pelayanan. Namun dengan jumlah penerimaan PNBP yang diperoleh (sesuai dengan standar tarif penerimaan PNBP) masih belum mampu menjadi sumber pembiayaan seluruh kebutuhan pengeloaan pelayanan jasa termasuk dalam penyediaan aset-aset atau fasilitas laboratorium. Karena pengadaan aset-aset tersebut cukup mahal dan terbatas. Sebagai unit pengelola PNBP, BBIHP harus melakukan usulan target penerimaan PNBP setiap tahunnya untuk dialokasi dalam pagu anggaran tahun berikutnya. Tentunya dengan asumsi penerimaan PNBP tersebut akan dikelola sesuai dengan kebutuhan operasional pelaksanaan layanan jasa teknis. Namun pada kenyataannya struktur anggaran yang disediakan mengharuskan sumber dana PNBP menanggung pembiayaan operasional perkantoran yang semestinya masih bersumber pada Rupiah Murni (RM).
Struktur penganggaran yang tersedia selama ini masih belum berimbang antara jumlah lokasi anggaran bersumber RM dengan PNBP. Kenaikan pagu akibat penerimaan PNBP tidak diimbangi dengan kenaikan RM. Yang terjadi malah sebaliknya, sehingga anggaran yang sedianya diperuntukkan untuk pengelolaan PNBP masih harus dibagi pada kegiataan yang semestinya bersumber dari RM. Sehingga akan sangat mempengaruhi pemberian pelayanan yang profesional kepada industri dan akan mempengaruhi kemampuan pencapaian target penerimaan PNBP yang telah ditetapkan. Seperti diketahui jika pelayanan ditargetkan berkelanjutan harus pula dibuatkan perencanaan anggaran yang terstruktur dan terencana. Jika sejak perencanaan anggaran sudah tidak sesuai dengan kebutuhan pencapaian target sejak awal, tentunya akan sangat mempengaruhi realisasi kegiatan dan akan berdampak pada perkembangan organisasi pada tahun-tahun berikutnya. Untuk itu perlu kiranya
dilakukan penyamaan persepsi terhadap pengalokasian pagu anggaran yang berimbang terhadap kebutuhan masing-masing satker dalam lingkup BPPI khususnya dan lingkup Kemenperin umumnya.
C. STRUKTUR ORGANISASI
Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar
1. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian di lingkungan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan.
Dalam melaksanakan tugas, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan program, evaluasi dan laporan;
b. Pelaksanaan urusan keuangan dan inventarisasi barang milik negara; dan
BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
c. Pelaksanaan urusan surat menyurat, kearsipan, perjalanan dinas, rumah tangga, keamanan, urusan perlengkapan, pemeliharaan dan perawatan serta urusan kepegawaian.
Bagian Tata Usaha terdiri dari :
(1) Subbagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
(2) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan dan inventarisasi barang milik negara.
(3) Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, kearsipan, perjalanan dinas, rumah tangga, keamanan, perlengkapan, pemeliharaan dan perawatan gedung, peralatan kantor dan laboratorium serta urusan kepegawaian.
2. Bidang Pengembangan Jasa Teknik mempunyai tugas melaksanakan pemasaran, kerjasama, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi. Dalam melaksanakan tugas Bidang Pengembangan Jasa Teknik menyelenggarakan fungsi:
a. Perencanaan dan pelaksanaan pemasaran, pelayanan pelanggan, kerjasama, negosiasi, dan kontrak kerjasama usaha; dan
b. Perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan teknologi informasi bagi peningkatan pelayanan jasa teknologi pada industri, serta pengelolaan perpustakaan.
Bidang Pengembangan Jasa Teknik terdiri dari:
(1) Seksi Pemasaran dan Kerjasama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan dan pelaksanaan pemasaran, pelayanan pelanggan, kerjasama, negosiasi, dan kontrak kerjasama usaha.
(2) Seksi Informasi mempunyai tugas melakukan persiapan bahan pengelolaan, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan perpustakaan.
3. Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, penelitian dan pengembangan bahan baku, bahan pembantu, produk akhir, teknologi proses, rancang bangun dan perekayasaan industri, hasil ikutan serta limbah industri hasil perkebunan.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Penelitian dan Pengembangan menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan dan pelaksanaan teknologi pengolahan hasil perkebunan pasca panen; dan
b. Perencanaan dan pelaksanaan teknologi diversifikasi produk hilir. Bidang Penelitian dan Pengembangan terdiri dari :
(1) Seksi Teknologi Pengolahan Pasca Panen mempunyai tugas melakukan persiapan bahan penelitian dan pengembangan, alih teknologi dan konsultansi di bidang industri hasil perkebunan pasca panen dan hasil ikutan serta limbah industri hasil perkebunan.
(2) Seksi Teknologi Diversifikasi Produk Hilir mempunyai tugas melakukan persiapan bahan penelitian dan pengembangan alih teknologi dan konsultansi di bidang diversifikasi produk hilir industri hasil perkebunan.
4. Bidang Penilaian Kesesuaian mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengujian dan sertifikasi bahan baku, bahan pembantu, produk industri serta kegiatan kalibrasi mesin dan peralatan.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Penilaian Kesesuaian menyelenggarakan fungsi:
a. Perencanaan dan pelaksanaan pengujian bahan baku, bahan pembantu dan produk industri, serta pelaporan dan evaluasi hasil pengujian;
b. Perencanaan dan pelaksanaan kalibrasi peralatan, evaluasi hasil kalibrasi, penyiapan penerbitan sertifikat kalibrasi dan melaksanakan sertifikasi ulang; dan
c. Perencanaan dan pelaksanaan sertifikasi sistem mutu produk, keamanan, pengambilan contoh, jasa pelayanan sertifikasi, dan memelihara sistem sertifikasi.
Bidang Penilaian Kesesuaian terdiri dari:
(1) Seksi Pengujian dan Kalibrasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan dan pelaksanaan pengujian bahan baku, bahan pembantu dan produk industri, pelaporan dan evaluasi hasil pengujian, pelaksanaan kalibrasi peralatan, dan evaluasi hasil kalibrasi, serta persiapan penerbitan sertifikat kalibrasi dan melaksanakan sertifikasi ulang.
(2) Seksi Sertifikasi mempunyai tugas melakukan persiapan bahan sertifikasi sistem mutu produk, keamanan, keselamatan, pengambilan contoh, jasa pelayanan sertifikasi, dan memelihara sistem sertifikasi.
5. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(1) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 terdiri dan sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya.
(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional yang dipilih oleh kelompok pejabat fungsional yang bersangkutan dan ditetapkan oleh Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan.
(3) Jumlah dan jenis tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
D. POTENSI
Sebagai satker pengelola PNBP di daerah, BBIHP diberi tugas memberikan layanan jasa yang hingga tahun 2016 mampu memberikan tujuh jenis layanan, yaitu (1) Layanan Sertifikasi Produk (LSPro), (2) Layanan Pengujian, (3) Layanan Kalibrasi Alat, (4) Layanan Konsultansi, (5) Layanan Pelatihan SDM Industri, (6) Layanan Pemantauan Lingkungan, (7) Layanan lainnya termasuk bimbingan mahasiswa/siswa. Untuk itu BBIHP telah memiliki sarana dan prasaran yang mendukung layanan tersebut.
a. Kelembagaan
Jika dilihat dari aspek kelembagaan, dapat dikatakan BBIHP sudah cukup memadai dalam melaksanakan tupoksi dan pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Aspek kelembagaan ini menjadi suatu potensi yang perlu dikembangkan secara berkelanjutan untuk memperkuat perannya sebagai lembaga penelitian di bidang industri hasil perkebunan dan lembaga pengelola PNBP untuk layanan jasa teknis.
BBIHP mempunyai peran yang sangat vital dalam upaya pengembangan industri hasil perkebunan, hal ini didukung oleh kegiatan penelitian industri hasil perkebunan dan juga kegiatan pengujian, kalibrasi serta kegiatan sertifikasi produk.
Laboratorium Uji
BBIHP memiliki laboratorium pengujian yang sudah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional dengan nomor LP-110-IDN dengan ruang lingkup sebanyak 28 komoditi yaitu:
1) Air Minum Dalam Kemasan; 15) Biskuit;
2) Mie Instan; 16) Minyak Goreng Sawit
3) Garam konsumsi beryodium; 17) Biji Kakao; 4) Tepung terigu; 18) Kopi Biji;
5) Pupuk NPK padat; 19) Semen Portland Tipe I; 6) Pupuk Urea; 20) Semen Portland Pozzolan; 7) Pupuk Dolomit; 21) Semen Portland Komposit; 8) Pupuk Kalium Klorida; 22) Air Minum dan Air Bersih; 9) Pupuk Haspramin; 23) Air Permukaan;
10) Pupuk Super Fosfat 36; 24) Air Limbah;
11) Kakao Bubuk; 25) Udara Ambien;
13) Gula Kristal Putih; 27) Intensitas Cahaya;
14) Kakao Massa; 28) Emisi.
Laboratorium uji terdiri dari laboratorium air dan lingkungan, laboratorium kimia, laboratorium mikrobiologi serta laboratorium fisika dan mekanik. Masing-masing laboratorium telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan pengujian.
Laboratorium Kalibrasi
BBIHP memiliki laboratorium kalibrasi yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional dengan nomor LK-139-IDN dengan ruang lingkup sebanyak 4 Bidang yaitu: 1)Bidang Massa; 2)Bidang Temperatur; 1) Bidang Volumetrik; serta 4) Bidang Intrumen Analitik.
LSPro (Lembaga Sertifikasi Produk)
BBIHP memiliki LSpro yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional dengan nomor LSPr-018-IDN dengan ruang lingkup sebanyak 7 (tujuh ) Komoditi yaitu: 1). AMDK; 2) Mie Instan ; 3) Tepung terigu; 4) Pupuk urea; 5) Pupuk NPK padat; 6) Pupuk SP 36; 7) Garam Konsumsi Beryodium; 8) Minyak goreng sawit; 9) Biskuit; 10) Kakao Bubuk; 11) Kakao Massa
b. Kemampuan Layanan
Selain dari layanan kelembagaan LSPro, Lab. Uji, dan Lab. Kalibrasi, Inkubator Bisnis, Sentra HaKI, BBIHP juga mempunyai kemampuan layanan sebagai berikut: 1) Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri; 2) Konsultansi; 3) Pelatihan Teknis kepada SDM Industri; 4) Pemantauan lingkungan; dan 5) Jasa Pengambilan Sampel. Tersedianya layanan-layanan tersebut diharapkan mampu mendukung kelancaran kegiatan pelayanan publik yang akan berdampak kepada peningkatan kepercayaan dan kepuasan pelanggan dalam bermitra dengan BBIHP.
c. Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BBIHP didukung oleh Sumber Daya Manusia sejumlah 83 Orang. Jumlah Sumber Daya Manusia ini merupakan suatu potensi yang dapat didayagunakan dalam menunjang tupoksi BBIHP. Jabatan terdiri dari eselon II sebanyak 1 Orang, eselon III sebanyak 4 orang dan eselon IV sebanyak 9 orang. Untuk jabatan fungsional terdiri dari
fungsional peneliti sebanyak 15 orang, fungsional perekayasa 9 orang, fungsional litkayasa sebanyak 3 orang, penguji mutu barang sebanyak 8 orang, pustakawan sebanyak 1 orang, arsiparis sebanyak 4 orang, pengendali dampak lingkungan sebanyak 1 orang, pranata humas sebanyak 1 orang, dan perencana sebanyak 1 orang. Serta fungsional umum sebanyak 26 orang. Rincian profil SDM menurut jabatan dan pendidikan disajikan pada tabel 1.1 profil SDM berdasarkan jabatan dan pendidikan.
Tabel 1.1 Profil SDM berdasarkan jabatan dan Pendidikan
No Jabatan Jumlah S2 S1 D3 SLTA SLTP SD
1 Struktural Eselon II 1 1
2 Struktural Eselon III 4 4
3 Struktural Eselon IV 9 8 1
4 Fungsional Peneliti 15 8 7
5 Fungsional Perekayasa 9 1 8
6 Fungsional teknisi litkayasa 3 1 2
7 Fungsional PMB 8 4 4 8 Fungsional pustakawan 1 1 9 Fungsional arsiparis 4 4 10 Pengendali dampak lingkungan. 1 1 11 Pranata Humas 1 1 12 Perencana 1 1 13 Umum 26 4 7 12 2 1 Total 83 27 35 18 2 1
BAB 2
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN
KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS ORGANISASI
Visi pembangunan industri nasional dalam jangka panjang adalah membawa Indonesia untuk menjadi “ Sebuah negara industri tangguh di dunia “, dengan visi yaitu “ Pada tahun 2020 Indonesia menjadi Negara Industri Maju Baru”. Hal ini terwujud dalam kondisi bahwa pada tahun tersebut kemampuan industri nasional telah diakui di dunia internasional, yang mampu menjadi basis kekuatan ekonomi modern secara struktural pada masa depan, sekaligus mampu menjadi wahana tumbuh-suburnya ekonomi, maka sebagai visi Kementerian Perindustrian Indonesia
Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan”
Misi Pembangunan Industri:
Memperkuat dan memperdalam struktur Industri nasional untuk mewujudkan industri Nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan berwawasan lingkungan;
Meningkatkan nilai tambah di dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya industri yang berkelanjutan dengan meningkatkan penguasaan teknologi dan inovasi;
Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;
Pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional.
Penjabaran UU No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2015 tentang RIPIN tahun 2015-2035 (Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional) menjadikan BBIHP harus mampu memberi peran tupoksi (keLitbangan dan pelayanan jasa teknis) terhadap 3 dari 10 industri prioritas yang ditetapkan, yaitu: (1) Industri Pangan; (2) Industri Farmasi, Kosmetik; dan (3) Industri Hulu Agro.
Penetapan arah pembangunan indusri yang diselaraskan dengan tupoksi BBIHP diatas akan menjadi fokus sasaran strategi pada setiap kegiatan tahunan BBIHP sesuai dengan kompetensi dan sumber daya BBIHP sendiri
Sedangkan visi Badan Penelitian Pengembangan Industri adalah Menjadi
teknologis terkini yang mampu menjadi katalis peningkatan produktivitas dan daya saing sektor industri di tingkat nasional maupun global
Sebagai implementasi dari visi Kementerian Perindustrian dan visi Badan Penelitian dan pengembangan Industri maka Balai Besar Industri Hasil Perkebunan telah menetapkan visinya untuk memberikan suatu pedoman dan pendorong untuk mencapai tujuannya.
Visi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan didefinisikan sebagai berikut: “Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan dalam Bidang Industri Hasil Perkebunan dan Penyedia Layanan Jasa Teknis Yang Unggul dan Terdepan”
Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan selanjutnya menetapkan misi nya yang merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai yang akan membawa institusi kepada suatu fokus. Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh organisasi, sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.
Misi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan kurun waktu 2015 - 2019 adalah sebagai berikut yaitu :
1. Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi yang inovatif dan berorientasi pada kebutuhan industri.
2. Meningkatkan pelayanan jasa teknis yang bertkualitas dan profesional.
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
1. Tujuan Strategis
Tujuan strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan menggambarkan arah prioritas strategis institusi dan perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi institusi dan isu-isu strategis. Tujuan ini merupakan penjabaran atau implementasi dari misi institusi dan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.
Tujuan strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan adalah sebagai berikut: Meningkatkan peran Litbang dan layanan jasa teknis dalam mendukung industri yang tangguh dan berdaya saing”
Indikator tujuan strategis terdiri dari tiga:
1. Jumlah industri yang memanfaatkan hasil Litbang 2. Jumlah industri yang memanfaatkan jasa teknis 3. Indeks kepuasan pelanggan
Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkanlah langkah-langkah strategis yang tersusun sebagai saran strategis.
2. Sasaran Strategis
Sasaran strategis disini adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh organisasi setiap dalam kurun waktu satu tahun. Penetapan sasaran dirumuskan lebih spesifik, terukur, berorientasi pada hasil, dapat dicapai, dan memiliki kurun waktu satu tahun. Dalam sasaran dirancang pula indikator pencapaian sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran yang telah diidentifikasi untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan dan disertai dengan targetnya masing-masing.
Untuk dapat dicapai dalam kurun waktu perencanaan strategi secara berkelanjutan (sustainable) dan memiliki dukungan secara nyata terhadap tujuan yang ditetapkan di dalam rencana strategis.
Penentuan Sasaran Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan mengacu pada Perspektif Pemangku Kepentingan, Rencana Strategis Kementerian Perindustrian yaitu Sasaran Strategis 5 “Meningkatnya Pengembangan Inovasi dan Penguasaan Teknologi”. Maka ditetapkan untuk kurun waktu 2015 – 2019 adalah sebagai berikut:
Sasaran Strategis I. Meningkatkan Kapabilitas Litbang BBIHP Dalam Bidang Industri Hasil Perkebunan
Indikator kinerja:
a. Jumlah hasil Litbang dan Perekayasaan yang siap dikembangkan b. Jumlah hasil Litbang dan Perekayasaan yang telah diimplementasikan c. Jumlah hasil Litbang dan Perekayasaan yang dapat menyelesaikan
permasalahan industri (problem solving)
d. Jumlah Kerjasama Litbang instansi dengan industri
Untuk sasaran strategi ke-dua mengacu Perspektif Proses Internal
Kepentingan, Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Sasaran Strategis 5: “Meningkatnya Kualitas Pelayanan dan Informasi Publik” maka ditetapkan Sasaran strategis Ke-2 Rencana Strategis Balai Besar industri Hasil Perkebunan yaitu:
Sasaran Strategis II. Meningkatnya Profesionalisme dan Kapasitas Layanan Jasa Teknis
Indikator kinerja: a. Jumlah sampel uji
b. Jumlah peralatan yang dikalibrasi c. Jumlah sertifikat SNI yang diterbitkan
d. Jumlah perusahaan yang mendapat layanan sampling e. Jumlah orang/perusahaan yang berkonsultansi
f. Jumlah desain/prototype yang digunakan industri g. Jumlah SDM industri yang terdidik
Sasaran Strategis ke-3 adalah sebagai pendukung untuk sasaran utama Renstra Balai Besar Industri Hasil Perkebunan yaitu:
Sasaran Strategis III. Meningkatnya Layanan Dukungan Manajemen Indikator kinerja:
a. Jumlah SDM yang kompeten
b. Jumlah infrastruktur, sarana, dan prasarana fasilitas perkantoran c. Jumlah ruang lingkup pengakuan komoditi LPK yang diakui oleh KAN d. Jumlah KTI yang dipublikasikan
e. Jumlah hasil Litbang yang didaftarkan untuk mendapat paten f. Jumlah promosi dan kerjasama
g. Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, keuangan, pelaporan, monitoring dan evaluasi
Tujuan dan sasaran strategis organisasi tahun 2015 – 2019 telah dijabarkan secara detail dalam Matriks Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Karena sifatnya yang spesifik, suatu kegiatan/jasa layanan yang sejenis apalagi yang berbeda jenis, akan memerlukan sumber daya keahlian, sarana dan waktu penyelesaian yang berbeda dari yang lainnya. Uraian sasaran strategis RENSTRA Balai Besar industri Hasil Perkebunan disajikan pada tabel 2.1 Tujuan dan sasaran strategis organisasi (2015-2019).
Tabel 2.1 Tujuan dan Sasaran Strategis Organisasi (2015-2019) TUJUAN SASARAN URAIAN INDIKATOR 1 Meningkatkan peran Litbang dan layanan jasa teknis dalam mendukung indusri yang tangguh dan berdaya saing
Meningkatnya Kapabilitas Litbang BBIHP dalam Bidang Industri Hasil
Perkebunan
a. Jumlah hasil Litbang dan perekayasaan yang siap dikembangkan
b. Jumlah hasil Litbang dan perekayasaan yang telah diimplementasikan c. dipublikasikan
d. Jumlah hasil Litbang dan perekayasaan yang dapat menyelesaikan permasalahan industri (Problem Solving) e. Jumlah kerjasama litbang
instansi dengan industri Meningkatnya
Profesionalisme dan Kapasitas Layanan Jasa Teknis
a. Jumlah sampel uji b. Jumlah peralatan yang
dikalibrasi
c. Jumlah sertifikat SNI yang diterbitkan
d. Jumlah perusahaan yang mendapat layanan sampling e. Jumlah orang/perusahaan yang
berkonsultansi
f. Jumlah desain/prototype yang digunakan industri
g. Jumlah SDM industri yang terdidik
Meningkatnya Layanan Dukungan Manajemen
a. Jumlah SDM yang kompeten b. Jumlah Infrastruktur, Sarana,
dan Prasarana Fasilitas Perkantoran
c. Jumlah ruang lingkup
pengakuan komoditi LPK yang diakui oleh KAN
d. Jumlah KTI yang dipublikasikan e. Jumlah hasil litbang yang
didaftarkan untuk mendapatkan paten
f. Jumlah promosi dan kerjasama g. Jumlah dokumen perencanaan,
penganggaran, keuangan, pelaporan, monitoring dan evaluasi
B. RENCANA KINERJA
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa Rencana Kinerja BBIHP tahun 2017 ini disusun berdasarkan matriks Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019. Sasaran strategis adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh organisasi dalam kurun waktu satu tahun. Penetapan sasaran dirumuskan lebih spesifik, terukur, berorientasi pada hasil, dapat dicapai, dan memiliki kurun waktu satu tahun. Dalam sasaran dirancang pula indikator pencapaian sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran yang telah diidentifikasi untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan dan disertai dengan targetnya masing-masing.
Sasaran diupayakan dapat dicapai dalam kurun waktu perencanaan strategi secara berkelanjutan (sustainable) dan memiliki dukungan secara nyata terhadap tujuan yang ditetapkan di dalam rencana strategis.
Sasaran yang ingin dicapai BBIHP pada tahun 2017 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya Kapabilitas Litbang BBIHP dalam Bidang Industri Hasil Perkebunan;
2. Meningkatnya Profesionalisme dan Kapasitas Layanan Jasa Teknis; 3. Meningkatnya Layanan Dukungan Manajemen.
Untuk mewujudkan sasaran strategis tersebut maka perlu disusun rencana kinerja BBIHP dengan mempertimbangkan kapasitas sumber daya termasuk alokasi anggaran yang dibutuhkan. Format rencana kinerja BBIHP disajikan pada tabel 2.2 Indikator kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun Anggaran 2017.
Tabel 2.2 Indikator Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun Anggaran 2017
NO PROGRAM/KEGIATAN
PRIORITAS INDIKATOR KINERJA
TARGET KINERJA BBIHP 1 Meningkatnya Kapabilitas
Litbang BBIHP dalam Bidang Industri Hasil Perkebunan
Jumlah hasil Litbang dan Perekayasaan yang siap dikembangkan
1
Jumlah hasil Litbang dan Perekayasaan yang telah diimplementasikan.
1
Jumlah hasil Litbang dan Perekayasaan yang dapat menyelesaikan permasalahan industri (problem solving)
1
Jumlah Kerjasama litbang instansi dengan industri
2
2 Meningkatnya
Profesionalisme dan
Jumlah sampel uji. 3.850
Jumlah peralatan yang dikalibrasi. 175 Jumlah sertifikat SNI yang diterbitkan. 14
NO PROGRAM/KEGIATAN
PRIORITAS INDIKATOR KINERJA
TARGET KINERJA BBIHP Kapasitas Layanan Jasa
Teknis
Jumlah perusahaan yang mendapat layanan sampling.
23
Jumlah orang/perusahaan yang berkonsultansi.
3
Jumlah SDM industri yang terdidik. 15 Jumlah desain/prototype yang
digunakan industri
0
3 Meningkatnya Layanan Dukungan Manajemen
Jumlah SDM yang kompeten. 21
Jumlah infrastruktur, sarana, dan prasarana fasilitas perkantoran
100
Jumlah ruang lingkup pengakuan komoditi LPK yang diakui oleh KAN
26
Jumlah KTI yang dipublikasikan 10 Jumlah hasil litbang yang didaftarkan
untuk mendapat paten
2
Jumlah promosi dan publikasi balai (event)
8
Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, keuangan, pelaporan, monitoring dan evaluasi
5
C. RENCANA ANGGARAN
Pada awal tahun anggaran 2017, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan mendapat pagu anggaran dari APBN melalui DIPA No. SP DIPA-019.07.2.247403/2017 tanggal 07 Desember 2016 sebesar Rp.18.298.511.000, dengan rincian Pagu berdasarkan per jenis belanja yaitu: Belanja Pegawai sebesar Rp. 10.537.588.000, Belanja Barang sebesar Rp. 7.264.001.000 (Belanja Operasional sebesar Rp. 3.160.000.000 dan Belanja Non Operasional sebesar Rp. 4.104.001.000), Belanja Modal sebesar Rp.496.922.000. Pagu Anggaran (DIPA) awal Balai Besar Industri Hasil Perkebunan disajikan pada tabel 2.3.
Tabel 2.3Rincian Anggaran Tahun 2017 sebelum Revisi
KODE OUTPUT/KOMPONEN/ SUBKOMPONEN/ PAGU ANGGARAN
1 2 3
1869 Kegiatan Penelitian Dan Pengembangan Teknologi
Hasil Perkebunan
18,254,511,000
001 Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Hasil Perkebunan
290,556,000
KODE OUTPUT/KOMPONEN/ SUBKOMPONEN/ PAGU ANGGARAN
1 2 3
A Pembuatan Oleogel Dengan Menggunakan Lemak Kakao Sebagai Oleogator
155,846,000
B Pembuatan Oleogel Dengan Menggunakan Lemak Kakao Sebagai Oleogator
134,710,000
003 Jasa Teknis Industri 2,501,517,000 051 Layanan Pengujian Dan Pemantauan Lingkungan 2,284,792,000
A Layanan Pengujian Dan Pemantauan Lingkungan 2,284,792,000
052 Layanan Kalibrasi 69,005,000 A Layanan Kalibrasi 69,005,000 053 Layanan Siswa/mahasiswa PKL 4,500,000 A Layanan Siswa/mahasiswa PKL 4,500,000 054 Layanan Sertifikasi 143,220,000 A Layanan Sertifikasi 143,220,000
004 Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 1,301,370,000 051 Pengembangan Dan Pembinaan Kompetensi 132,294,000
A Diklat Teknis/manajemen 59,420,000
B Magang Industri 24,450,000
C TP2U Penilai Angka Kredit 9,500,000
D Diklat Struktural 34,654,000
E Pengkajian Teknometer Penelitian 4,270,000
052 Dokumen Perencanaan, Keuangan, Dan Pelaporan 251,781,000
A Penyusunan Program Dan Rencana Kerja Ta 2018 78,920,000 B Monitoring Dan Evaluasi 45,831,000 C Review Renstra 2015 - 2019 28,020,000 D Pengelolaan Sistem Akuntansi Instansi 83,470,000 E Pengelolaan Keuangan Dan BMN 15,540,000
053 Peningkatan Kemampuan Sistem Mutu Dan Laboratorium
237,878,000
A Workshop Dan Sosialisasi 28,720,000 B Penerapan Dan Penyempurnaan ISO Dan SOP-AP 29,220,000
C Penyusunan SPIP 34,930,000
D Penerapan Budaya Kerja 5k 28,790,000 E Reakreditasi Dan Surveilen Akreditasi Lspro 41,350,000 F Surveilen Laboratorium Uji BBIHP 52,408,000 G Surveilen Laboratorium Kalibrasi BBIHP 22,460,000
054 Publikasi, Promosi, Dan Pengelolaan Sistem Informasi
679,417,000
A Pengelolaan Website BBIHP 10,700,000 B Pengelolaan Indeks Kepuasan Pelanggan 42,180,000 C Pengembangan Sistem Layanan Publik BBIHP 12,730,000
KODE OUTPUT/KOMPONEN/ SUBKOMPONEN/ PAGU ANGGARAN
1 2 3
E Pengembangan Pasar 93,980,000
F Penerbitan Jurnal Industri Hasil Perkebunan Versi Elektronik
39,090,000
G Penerbitan Jurnal Rekayasa Dan Teknologi Industri 17,780,000
H Pameran 37,210,000
I Kerjasama Riset 200,769,000
J Pembinaan Dan Penerapan HKI 20,460,000
003 Layanan Internal (overhead) 463,480,000 051 Pengadaan Perangkat Pengolah Data Dan
Komunikasi
36,100,000
A Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi 36,100,000
052 Pengadaan Peralatan Perkantoran 179,850,000
A Pengadaan Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran 179,850,000
053 Pengadaan Alat Laboratorium 247,530,000
A Pengadaan Peralatan Laboratorium 247,530,000
994 Layanan Perkantoran 13,697,588,000 051 Gaji Dan Tunjangan 10,537,588,000
A Pembayaran Gaji Dan Tunjangan 10,537,588,000
052 Operasional Dan Pemeliharaan Kantor 3,160,000,000
A Kesehatan Pegawai 167,230,000
B Keperluan Perkantoran 1,063,610,000
C Belanja Langganan 561,130,000
D Pemeliharaan Bangunan, Sarana, Dan Prasarana 719,840,000 E Operasional Perkantoran Lainnya 648,130,000
3986 Riset Dan Standardisasi Bidang Industri 44,000,000
999 Output Cadangan 44,000,000 051 Output Cadangan 44,000,000
TOTAL 18,298,511,000
Pagu Anggaran (DIPA) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan telah mengalami perubahan yang disebabkan oleh revisi anggaran karena adanya penghematan dan pemotongan anggaran serta penambahan pagu penggunaan PNBP dan Pagu Gaji. Tabel 2.4 menunjukan Rincian Anggaran Balai Besar Industri Hasil Perkebunan pasca revisi per 31 Desember 2017.
Tabel 2.4 Rincian Anggaran Tahun 2017 sesudah Revisi
KODE OUTPUT/KOMPONEN/ SUBKOMPONEN/ PAGU ANGGARAN
1 2 3
1869 Kegiatan Penelitian Dan Pengembangan Teknologi
Hasil Perkebunan
20,173,260,000
001 Hasil Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Hasil Perkebunan
290,556,000
051 Penelitian Bidang Hasil Perkebunan 290,556,000
A Pembuatan Oleogel Dengan Menggunakan Lemak Kakao Sebagai Oleogator
155,846,000
B Pembuatan Oleogel Dengan Menggunakan Lemak Kakao Sebagai Oleogator
134,710,000
003 Jasa Teknis Industri 2,971,517,000 051 Layanan Pengujian Dan Pemantauan Lingkungan 2,698,792,000
A Layanan Pengujian Dan Pemantauan Lingkungan 2,698,792,000
052 Layanan Kalibrasi 69,005,000 A Layanan Kalibrasi 69,005,000 053 Layanan Siswa/mahasiswa PKL 4,500,000 A Layanan Siswa/mahasiswa PKL 4,500,000 054 Layanan Sertifikasi 199,220,000 A Layanan Sertifikasi 199,220,000
004 Pengembangan Kelembagaan Balai Besar 1,323,800,000 051 Pengembangan Dan Pembinaan Kompetensi 99,654,000
A Diklat Teknis/manajemen 57,420,000
B Magang Industri 24,450,000
C TP2U Penilai Angka Kredit 8,000,000 D Inhouse Training Pemahaman CPPOB Dan ISO 9001 :
2015
5,514,000
E Pengkajian Teknometer Penelitian 4,270,000
052 Dokumen Perencanaan, Keuangan, Dan Pelaporan 305,734,000
A Penyusunan Program Dan Rencana Kerja Ta 2018 78,920,000 B Monitoring Dan Evaluasi 105,304,000 C Review Renstra 2015 - 2019 22,500,000 D Pengelolaan Sistem Akuntansi Instansi 83,470,000 E Pengelolaan Keuangan Dan BMN 15,540,000
053 Peningkatan Kemampuan Sistem Mutu Dan Laboratorium
215,065,000
A Workshop Dan Sosialisasi 18,187,000 B Penerapan Dan Penyempurnaan ISO Dan SOP-AP 23,700,000
C Penyusunan SPIP 34,930,000
D Penerapan Budaya Kerja 5k 28,790,000 E Reakreditasi Dan Surveilen Akreditasi Lspro 41,350,000
KODE OUTPUT/KOMPONEN/ SUBKOMPONEN/ PAGU ANGGARAN
1 2 3
F Surveilen Laboratorium Uji BBIHP 52,408,000 G Surveilen Laboratorium Kalibrasi BBIHP 15,700,000
054 Publikasi, Promosi, Dan Pengelolaan Sistem Informasi
703,347,000
A Pengelolaan Website BBIHP 10,700,000 B Pengelolaan Indeks Kepuasan Pelanggan 42,180,000 C Pengembangan Sistem Layanan Publik BBIHP 12,730,000
D Inkubator Bisnis 144,750,000
E Pengembangan Pasar 185,148,000
F Penerbitan Jurnal Industri Hasil Perkebunan Versi Elektronik
33,020,000
G Penerbitan Jurnal Rekayasa Dan Teknologi Industri 17,780,000
H Pameran 37,210,000
I Kerjasama Riset 200,769,000
J Pembinaan Dan Penerapan HKI 19,060,000
003 Layanan Internal (overhead) 1,304,780,000 051 Pengadaan Perangkat Pengolah Data Dan
Komunikasi
79,000,000
A Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi 79,000,000
052 Pengadaan Peralatan Perkantoran 304,850,000
A Pengadaan Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran 304,850,000
053 Pengadaan Alat Laboratorium 920,930,000
A Pengadaan Peralatan Laboratorium 920,930,000
994 Layanan Perkantoran 14,282,607,000 051 Gaji Dan Tunjangan 11,056,586,000
A Pembayaran Gaji Dan Tunjangan 11,056,586,000
052 Operasional Dan Pemeliharaan Kantor 3,226,021,000
A Kesehatan Pegawai 167,230,000
B Keperluan Perkantoran 1,028,951,000
C Belanja Langganan 550,870,000
D Pemeliharaan Bangunan, Sarana, Dan Prasarana 830,840,000 E Operasional Perkantoran Lainnya 648,130,000
3986 Riset Dan Standardisasi Bidang Industri 44,000,000
999 Output Cadangan 44,000,000 051 Output Cadangan 44,000,000
Pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi hasil perkebunan selain bersumber dari rupiah murni juga dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Pagu berdasarkan sumber Pendanaan yaitu: Rupiah Murni (RM) sebesar Rp. 14.632.566.000,- dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp. 5.584.694.000. Jenis belanja berdasarkan sumber dana disajikan pada tabel 2.4.
Tabel 2.5. Alokasi pagu anggaran Balai Besar Industri Hasil Perkebunan TA 2017 Sumber
Dana
Jenis Belanja (dalam ribuan rupiah) Jumlah (Rp)
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
RM 11.056.586.000 3.437.538.000 138.442.000 14.632.566.000
PNBP - 4.384.914.000 1.199.780.000 5.584.694.000
Total 10.056.586.000 7.822.452.000 1.338.222.000 20.217.260.000
D. DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA
Berdasarkan rencana kinerja yang telah disusun, dengan dukungan pembiayaan yang telah disetujui dalam bentuk DIPA, maka ditetapkanlah kinerja yang akan dicapai. Dengan telah diterbitkannya Inpres Nomor 5/2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi dan Surat Edaran Menteri Negara PAN Nomor: SE/31/M.PAN/12/2004 tentang Perjanjian Kinerja, Kementerian Perindustrian telah membuat Penetapan Kinerja tahun 2017 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi yang ada.
Perjanjian Kinerja ini merupakan tolok ukur dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil. Perjanjian kinerja terdiri dari lembar naskah perjanjian dan lembar lampiran yang memuat 4 (empat) sasaran strategis yang terdiri dari 6 (enam) indikator kinerja yang disertai target masing-masing indikator kinerja. Perjanjian Kinerja yang telah disepakati antara Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri adalah pernyataan komitmen Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dalam mewujudkan target kinerja tahunan sesuai dengan Tupoksi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Sasaran strategis, indikator kinerja serta target dimuat dalam Perjanjian Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan TA. 2017 seperti tabel 2.6 Perjanjian kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2017.
Tabel 2.6. Perjanjian Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2017
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4)
1 Meningkatnya hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan oleh industri
Hasil Litbang prioritas yang
dikembangkan 1 Penelitian
Hasil Litbang yang telah
diimplementasikan 1 Penelitian
Hasil teknologi yang dapat
menyelesaikan permasalahan industri
(problem solving) 1 Paket teknologi
2 Meningkatnya Kerjasama Litbang
Kerjasama Litbang Instansi dengan
Industri 2 Kerja sama
3 Meningkatnya Kualitas
Pelayanan Publik Tingkat Kepuasan Pelanggan Indeks 3,6
4 Meningkatnya Daya Saing Industri Melalui Bimbingan
dan Asistensi Bimbingan Asistensi dan IKM 1 IKM
Dari matrik tersebut, untuk pedoman pelaksanaan dalam mencapai target kinerja telah disusun Rencana Aksi perjanjian kinerja seperti diuraikan pada tabel 2.7.
Target
Fisik(%) Rencana kegiatan
Target
Fisik(%) Rencana Kegiatan
Target
Fisik(%) Rencana Kegiatan
Target
Fisik(%) Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1 Penelitian
- Usulan judul litbang - Pelaksanaan Technology
Readiness Level (TRL) - Pelaksanaan Technology Readiness Level (TRL) - Hasil Technology Readiness Level (TRL) 1. Penelitian Pengembangan Sediaan Zat Warna Alami dari Kakao sebagai Bahan Pewarna Kosmetik
- Penyusunan rencana kerja dan pembentukan tim
- Pelaksanaan kegiatan litbang
- Pelaksanaan kegiatan litbang
- Evaluasi dan Pelaporan
1 Penelitian - Identifikasi dan evaluasi
IKM
- Pengadaan bahan uji 100 - Pelaksanaan MoU - Kontrak kerjasama (MoU) - Pelaksanaan MoU - Evaluasi dan Pelaporan - Penyusunan rencana
kerja - Penyusunan tim 1 Paket Teknologi - Identifikasi dan evaluasi
IKM
- Penyiapan bahan dan peralatan
- Pelaksanaan konsultasi - Kontrak kerjasama (MoU) - Pelaksanaan konsultasi - Evaluasi dan Pelaporan - Penyusunan rencana
kerja - Penyusunan tim
2 Kerja sama
20 - Identifikasi dan evaluasi IKM
50 - Penyiapan bahan dan peralatan
70 - Identifikasi dan evaluasi IKM 100 - Penyiapan bahan dan peralatan
1. Koperasi Sukses Global Mandiri (MoU Nomor 956/BPPI/BBIHP.3/ IV/2017)
20 - Kontrak kerjasama (MoU) 50 - Pelaksanaan kerjasama riset
70 - Kontrak kerjasama (MoU) 100 - Pelaksanaan kerjasama riset
- Penyusunan rencana kerja
50 - Evaluasi dan Pelaporan 70 - Penyusunan rencana kerja 100 - Evaluasi dan Pelaporan
- Penyusunan tim - Penyusunan tim
3 Meningkatnya kualitas pelayanan publik
Tingkat kepuasan
pelanggan Indeks 3,6
25 Indeks 3,6 dengan jumlah responden 47
50 Indeks 3,6 dengan jumlah responden 87
75 Indeks 3,6 dengan jumlah responden 70
100 Indeks 3,6 dengan jumlah responden 51
1 IKM
20 - Identifikasi permasalahan IKM
50 - Bimbingan teknis dan asistensi
80 - Bimbingan teknis dan asistensi
100 - Evaluasi dan Pelaporan
1. CV Adifa 20 - Penyusunan rencana
kerja
50 80 100
2. Koperasi Sukses Global Mandiri
20 - Penyusunan tim 50 80 100
Sasaran Strategis
Hasil litbang prioritas yang dikembangkan
1. Penelitian Pemanfaatan Mesin Sangrai untuk Peningkatan Mutu Kopi Sangrai
Hasil litbang yang telah diimplementasikan
Jasa konsultasi teknologi industri yang menyelesaikan permasalahan industri (prob lem solving )
1. Teknologi Purifier dan Sterilizer Air Baku untuk Industri Pangan dan Masyarakat Pesisir No.
2. Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya / P4S Cahaya Duta Palili (MoU Nomor
1622/BPPI/BBIHP.3/VI/2017)
4
Target
Indikator Kinerja Triwulan I
20 20
20
80
Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Rencana Aksi
Meningkatnya daya saing industri melalui bimbingan teknis dan asistensi
Bimbingan teknis dan asistensi IKM
100
100 Meningkatnya
hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan oleh industri
20 Kerja sama litbang
dengan instansi / lembaga / industri Meningkatnya kerja sama litbang 2 50 70 70
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Dalam mencapai visi dan misinya, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan melaksanakan kegiatan yang mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 yang kemudian dijabarkan dalam recana kinerja tahunan yaitu Renkin TA. 2017. Dan kemudian setiap awal Tahun Anggaran ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja (Perjakin).
Pada TA. 2017 sebagian indikator kinerja pada Renkin 2017 ditetapkan sebagai indikator kinerja Kepala BBIHP dalam bentuk Perjanjian Kinerja TA. 2017. Perjanjian kinerja BBIHP meliputi 4 (Empat) Sasaran Strategis yaitu:
1. Sasaran Strategis I: Meningkatnya hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan oleh industri;
2. Sasaran Strategis II: Meningkatnya kerja sama Litbang;
3. Sasaran Strategis III: Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik.
4. Sasaran Strategis IV: Meningkatnya Daya Saing Industri Melalui Bimbingan dan Asistensi
Berdasarkan Rencana Strategis (RENSTRA) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan TA. 2015-2019, realisasi capaian kinerja disajikan pada tabel 3.1
Sasaran Kegiatan (output)/Indikator
2015 2016 2017
2018 2019 Target
Renstra Target Realisasi %
Target
Renstra Target Realisasi %
Target
Renstra Target Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI HASIL PERKEBUNAN
Meningkatnya Kapabilitas litbang BBIHP dalam bidang industri hasil perkebunan
- Jumlah hasil litbang dan perekayasaan yang siap dikembangkan
1 1 1 100.00% 1 1 1 100.00% 1 1 1 100.00% 1 1 - jumlah hasil litbang dan
perekayasaan yang telah dimplementasikan
1 1 1 100.00% 1 1 1 100.00% 1 1 1 100.00% 1 1 - jumlah hasil litbang dan
perekayasaan yang dapat menyelesaikan permasalahan industri (problem solving)
0 0 0 0.00% 0 0 0 0.00% 1 1 1 100.00% 1 1
- jumlah kerjasama litbang instansi
dengan industri 2 1 1 100.00% 2 2 2 100.00% 2 2 2 100.00% 3 3
Meningkatnya Profesionalisme dan Kapasitas Layanan Jasa Teknis
- Jumlah Sample Uji 2000 2000 4154 207.70% 3500 3500 5244 149.83% 3850 3850 8579 222.83% 4235 4659 - Jumlah Peralatan yang Dikalibrasi 100 100 175 175.00% 150 150 248 165.33% 175 175 248 121.71% 200 225 - Jumlah Sertifikat SNI yang
diterbitkan 10 10 48 480.00% 12 12 47 391.67% 14 14 59 421.42% 16 18 - Jumlah perusahaan yang mendapat
layanan sampling 16 16 305 1,906.25% 20 20 409 2,045.00% 23 23 517 2,247.83% 25 27 - Jumlah orang/perusahaan yang
berkonsultansi 2 2 0 0.00% 2 2 0 0.00% 3 3 0 0.00% 3 3 - Jumlah desain/prototype yang
digunakan industri 0 0 0 0.00% 0 0 0 0.00% 0 0 0 0.00% 1 1 - Jumlah SDM industri yang terdidik 9 9 84 933.33% 10 10 37 370.00% 15 15 70 466.67% 20 25
Sasaran Kegiatan (output)/Indikator
2015 2016 2017
2018 2019 Target
Renstra Target Realisasi %
Target
Renstra Target Realisasi %
Target
Renstra Target Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Meningkatnya layanan dukungan manajemen
- Jumlah SDM yang kompeten 25 25 10 40.00% 26 26 15 57.69% 21 21 44 209.52% 20 11 - Jumlah infratruktur, sarana, dan
prasarana fasilitas perkantoran 100 100 96 96.00% 100 100 134 134.00% 100 100 107 107.00% 100 100 - Jumlah ruang lingkup pengakuan
komoditi LPK yang diakui oleh KAN 26 26 26 100.00% 26 26 26 100.00% 26 26 26 100.00% 26 26
- Jumlah KTI yang dipublikasikan 10 10 15 150.00% 10 10 19 190.00% 10 10 13 130.00% 10 10 - Jumlah hasil litbang yang didaftarkan
untuk mendapat paten 0 0 2 200.00% 2 2 1 50.00% 2 2 1 50.00% 2 2
- Jumlah promosi dan publikasi balai
(event) 8 8 8 100.00% 8 8 8 100.00% 8 8 8 100.00% 8 8 - Jumlah dokumen perencanaan,
penganggaran, keuangan,
pelaporan, monitoring dan evaluasi 5 5 5 100.00% 5 5 5 100.00% 5 5 5 100.00% 5 5