• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014"

Copied!
191
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN TEMANGGUNG

TAHUN 2014

(2)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk meningkatkan pelaksanaan pembangunan kesehatan dari lima tahun sebelumnya, model penyusunan perencanaan pembangunan kesehatan Kabupaten Temanggung tahun 2014 – 2018 menggunakan model sistem kesehatan yang dikembangkan oleh WHO yaitu stewardship, financing, healthcare delivery dan resource generation serta pendalaman terhadap : 1) faktor-faktor individu termasuk biologi, demografi dan perilaku berisiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya suatu penyakit, 2) faktor-faktor pada jenjang sosial merupakan struktur jejaring dan komunitas yang menghubungkan individu dengan masyarakat, serta 3) faktor jenjang struktural termasuk faktor sosio-ekonomi, hukum, kebijakan dan model sosio-epidemiologi dalam menggali akar permasalahan kesehatan yang ada. Karena struktur-struktur ini sangat penting untuk memahami difusi dan distribusi masalah-masalah kesehatan. Pendekatan tersebut secara bersama, akan menjadi dasar penyusunan perencanaan pembangunan kesehatan Kabupaten Temanggung.

Profil kesehatan sebagai salah satu produk SIK berfungsi sebagai sarana penyedia data dan informasi dalam rangka evaluasi tahunan kegiatan yang sudah dilaksanakan. Profil kesehatan sangat penting artinya, sebagai sarana penyedia indikator-indikator yang menunjukkan tercapai tidaknya kabupaten/kota sehat dan sebagai tulang punggung bagi pelaksanaan pembangunan daerah berwawasan kesehatan dari kabupaten/kota dan provinsi bersangkutan.

Indikator-indikator yang tersaji dalam profil kesehatan terdiri dari Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan dan indikator Millenium Develooment Goal`s (MDG`s) yang merupakan kesepakatan global tentang pencapaian di tahun 2015.

(3)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 2 Profil kesehatan Kabupaten Temanggung disusun dengan tujuan untuk menyediakan data/informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan dan kewenangannya dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna. Selain itu berfungsi sebagai pemantauan pencapaian Visi Kabupaten Temanggung :

”Terwujudnya Temanggung Sebagai Daerah Agraris Berwawasan Lingkungan, Memiliki Masyarakat Agamis, Berbudaya, dan Sejahtera Dengan Pemerintahan Yang Bersih” dan Misi ke-5 yaitu : “Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat”.

Dengan tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014, maka profil ini dijadikan acuan data dan informasi resmi oleh pihak-pihak yang membutuhkan.

B. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika Penyajian Profil Kesehatan adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN

Berisi penjelasan tentang maksud, tujuan dan sistematika penyajian.

BAB II : GAMBARAN UMUM

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Temanggung. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan meliputi kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, perilaku dan lingkungan.

BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Berisi uraian tentang indikator mengenai Angka Kematian, Angka Kesakitan dan Angka Status Gizi masyarakat.

(4)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 3 BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya.

BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.

BAB VI : KESIMPULAN

Bab ini berisi sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan di tahun yang bersangkutan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

LAMPIRAN

Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian puskesmas dan 83 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsif gender.

(5)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 4 BAB II

GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK KABUPATEN TEMANGGUNG

A. KEADAAN GEOGRAFI

Kabupaten Temanggung memiliki luas wilayah 870,65 Km² dan merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Tengah yang terbagi dalam 20 kecamatan dan 266 desa serta 23 kelurahan. Dengan kondisi wilayah berhawa sejuk, sangat cocok untuk usaha pertanian sehingga mayoritas penduduknya (61,3%) menggantungkan hidupnya dalam sektor pertanian. Kabupaten Temanggung terutama terkenal sebagai penghasil tembakau dengan area penanaman tersebar hampir di semua kecamatan, namun yang menjadi sentra tembakau adalah Kecamatan : Bulu, Kledung. Ngadirejo dan Kedu.

Secara astronomis, Kabupaten Temanggung terletak antara 110º 23′ - 110º 40′ 30″ Bujur Timur dan 7º 14′ - 7º 32′ 35″ Lintang Selatan, dengan batas wilayah : Sebelah Utara Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang, Sebelah Timur Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang, Sebelah Selatan Kabupaten Magelang, dan Sebelah Barat Kabupaten Wonosobo.

Topografi Kabupaten Temanggung yang berupa dataran tinggi berbukit-bukit dan dataran landai mirip cekungan raksasa yang terbuka di bagian tenggara, terletak di ketinggian 500 – 1450 m diatas permukaan air laut dengan curah hujan berkisar antara 1000 – 3100 mm per tahun. Curah hujan pada dataran rendah lebih kecil dibandingkan pada dataran tinggi. Kepadatan tanah 50%

dataran tinggi dan 50% dataran rendah. Jenis tanah di Kabupaten Temanggung :

Tanah Latosol Coklat seluas 26.563, 47 Ha (32,13%)

Tanah Latosol Coklat Kemerahan seluas 7.879, 93 Ha (9,53%)

Tanah Latosol Merah Kekuningan seluas 29.209, 08 Ha (35,33%)

Tanah Regosol seluas 16.873, 97 Ha (20,14%)

Tanah Andosol seluas 2.149, 55 Ha (2,60%)

(6)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 5 Geologi Kabupaten Temanggung tersusun dari batuan beku, yaitu sedimen dari piroklastik gunung api Sindoro-Sumbing dan sekitarnya. Piroklastik dengan ukuran bervariasi antara blek, gragal, krikil, pasir debu dan lempung sebagai akibat dari muntahan materi piroklastik yang mengendap kemudian membentuk daerah alluvial atau sedimen yang berlapis dimana butiran besar terletak dibawah.

Kemiringan tanah di Kabupaten Temanggung bervariasi antara datar, hampir datar, landai, agak terjal, hampir terjal, terjal dan sangat terjal, seperti terlihat pada kelas lereng di bawah ini :

Lereng 0 – 2 % seluas 963 Ha (1,17%)

Lereng 2 – 15 % seluas 32.492 Ha (39,31%)

Lereng 15 – 40 % seluas 31.232 Ha (37,88%)

Lereng > 40 % seluas 17.983 Ha (21,64%)

Gunung-gunung tinggi adalah gunung Sumbing (+ 3260 m) dan Gunung Sindoro (+ 3151m). Sungai-sungai yang tergolong besar antara lain : Waringin, Elo, Progo, Kuas, Galeh dan Tingal.

B. KEADAAN PENDUDUK

1. Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Temanggung tahun 2014 sebesar 738.915 jiwa (hasil Proyeksi BPS Kabupaten Temanggung), dengan luas wilayah sebesar 871 kilometer persegi (km2), rata-rata kepadatan penduduk 849 jiwa untuk setiap km2. Wilayah terpadat adalah Kecamatan Temanggung dengan tingkat kepadatan penduduk sekitar 2.389 jiwa per km2. Wilayah terlapang adalah Kecamatan Bejen dengan tingkat kepadatan penduduk sekitar 284 jiwa per km2, dengan demikian persebaran di Kabupaten Temanggung belum merata.

Jumlah rumah tangga sebanyak 194.116, maka rata-rata jumlah anggota dalam rumah tangga adalah 4 jiwa setiap rumah tangganya. Data mengenai penduduk dapat dilihat pada lampiran tabel 1

(7)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 6 2. Rasio Jenis Kelamin

Rasio jenis kelamin merupakan perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perembpuan per 100 perempuan. Dengan jumlah penduduk Kabupaten Temanggung tahun 2014 sebesar 738.915 jiwa dengan rincian penduduk laki-laki sebesar 370.398 jiwa dan penduduk perempuan 368.517 jiwa sehingga diperoleh rasio jenis kelamin penduduk di Kabupaten Temanggung tahun 2014 sebesar 101 per 100 penduduk perempuan dengan kata lain bahwa terdapat 101 jiwa penduduk laki-laki diantara 100 penduduk perempuan.

3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

Proyeksi jumlah penduduk tahun 2014 Kabupaten Temanggung sebesar 738.915 jiwa dengan komposisi menurut kelompok umur dan jenis kelamin terlihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1

Komposisi Penduduk Kabupaten Temanggung MenurutKemlompok Umur Tahun 2014

10,0 5,0 0,0 5,0 10,0

0 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 +

Perempuan Laki-laki

(8)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 7 Dari gambar diatas menunjukan bahwa penduduk laki-laki maupun perempuan mempunyai proporsi terbesar pada kelompok umur 65 + tahun.

Perbandingan komposisi proporsi penduduk menurut usia produktif dari 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1

Komposisi Penduduk Menurut Usia Produktif Kabupaten Temanggung Tahun 2010 - 2014

Kelompok Umur (Tahun)

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

0 – 14 24,5% 24,1%

15 – 64 67,8% 68,1%

65 + 7,7% 7,8%

Sumber : BPS Kabupaten Temanggung

Pada tabel diatas terlihat bahwa penduduk usia produktif (15 – 64 tahun) Kabupaten Temanggung di tahun 2014 bila dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 0,3%

C. KEADAAN EKONOMI

Angka Beban Tanggungan (Depedency Ratio) merupakan salah satu indikator penting yang terkait dengan distribusi penduduk menurut umur yang sering digunakan untuk mengetahui produktivitas penduduk. Angka Beban Tanggungan (Depedency Ratio) adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk yang tidak produktif (umur < 15 tahun dan umur 65 tahun keatas) dengan banyaknya penduduk yang termasuk produktif (umur 15 – 64 tahun). Secara kasar perbandingan angka beban tanggungan menunjukan dinamika beban tanggungan umur produktif terhadap umur non produktif. Angka ini dapat digunakan sebagai indikator yang dapat menunjukan keadaan ekonomi suatu negara secara kasar. Semakin tinggi Depedency Ratio menunjukan semakin tinggi beban yang harus di tanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk non produktif (belum produktif dan tidak produktif lagi).

(9)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 8 Tabel 2.2

Angka Beban Tanggungan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 Umur Laki - Laki Perempuan Laki-laki &

Perempuan

0 – 14 Tahun 31.587 29.954 61.541

15 – 64 Tahun 311.969 307.574 619.543

65 Tahun keatas 26.842 30.989 57.831

Jumlah 370.398 368.517 738.915

Angka Beban Tanggungan 18,7 19,8 19,3

Pada tabel 2.2 Angka Beban Tanggungan penduduk Kabupaten Temanggung pada tahun 2014 sebesar 19,3, hal ini berarti bahwa 100 penduduk Kabupaten Temanggung yang produktif, disamping menanggung dirinya sendiri, juga menanggung 19,3 orang yang belum/sudah tidak produktif lagi. Apabila dibandingkan antar jenis kelamin, maka Angka Beban Tanggung perempuan sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan laki-laki. Pada tahun 2014 Angka Beban Tanggungan laki-laki sebesar 18,7 sedangkan Angka Beban Tanggungan perempuan sebesar 19,8.

D. KEADAAN PENDIDIKAN

Tingkat pendidikan dapat berkaitan dengan kemampuan menyerap dan menerima informasi kesehatan serta kemampuan dalam berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Masyarakat yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, pada umumnya mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih luas sehingga lebih mudah menyerap dan menerima informasi, serta dapat ikut berperan serta aktif dalam mengatasi masalah kesehatan dirinya dan keluarganya.

(10)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 9 Tabel 2.3

Penduduk Usia 5 Tahun Keatas Menurut Pendidikan dirinci per Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2014

Kecamatan DIV / Sarjana

DI/

DII/

DIII SLTA SLTP SD

Tidak/

Belum Tamat

SD

Jumlah

Parakan 1.133 943 7.296 8.168 16.347 12.875 46.762

Kledung 91 97 967 2.948 9.025 9.447 22.575

Bansari 160 189 1.250 3.010 8.822 6.943 20.365 Bulu 493 409 3.466 6.045 18.532 13.590 42.535 Temanggung 4.075 2.355 16.629 12.840 20.356 16.817 73.072 Tlogomulyo 135 137 1.239 2.842 9.290 6.826 20.469 Tembarak 346 284 2.231 4.145 10.693 8.676 26.375 Selopampang 184 221 1.412 2.708 7.702 4.511 16.738 Kranggan 737 571 5.434 8.108 14.649 12.424 41.923 Pringsurat 444 442 4.527 8.127 18.863 12.339 44.742 Kaloran 304 411 2.990 6.194 15.480 12.162 37.541 Kandangan 487 452 5.855 6.852 16.428 16.133 43.707 Kedu 853 735 5.207 8.601 21.501 14.439 51.336 Ngadirejo 617 704 4.306 8.144 19.495 14.446 47.712 Jumo 247 285 1.721 3.955 11.618 8.258 26.084 Gemawang 111 195 1.042 3.735 12.131 11.839 29.053 Candiroto 377 430 2.208 3.963 12.176 8.790 27.944 Bejen 119 178 1.037 3.067 7.847 5.669 17.917

Tretep 67 92 338 2.494 7.717 7.378 18.086

Wonoboyo 102 185 874 2.925 9.847 8.505 22.438 Jumlah 11.082 9.315 67.529 108.871 268.519 212.058 677.374 Sumber : BPS Kabupaten Temanggung Tahun 2014

Dari tabel 2.3 diatas terlihat bahwa penduduk Kabupaten Temanggung pada tahun 2014 Usia 5 tahun keatas menurut pendidikan yaitu DIV/sarjana sebanyak 11.082 orang (1,6%), D1/D2/D3 sebanyak 9.315 (1,4%), SLTA/MA sebanyak 10%, SLTP/Mtssebanyak 108.871orang (16,1%), SD/MI sebanyak 268519 sebanyak 268.519 orang (43,5%) dan Belum tamat SD/MI sebanyak 212.058 orang (31,3%). Distribusi pendidikan penduduk usia 5 tahun keatas Kabupaten Temanggung tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut.

(11)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 10 Gambar 2.2

Distribusi Pendidikan Penduduk usia 5 tahun keatas Kabupaten Temanggung Tahun 2014

Belum/Tdk Tamat SD

31,3%

SD/MI 43,5%

SLTP/MTs 16,1%

SLTA/MA 10,0%

DI/ DII/ DIII 1,4%

D IV/ Sarjana 1,6%

(12)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 11 BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Untuk menilai derajat kesehatan masyarakat, digunakan beberapa indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian), morbiditas (kesakitan) dan status gizi masyarakat. Pada bagian in, derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Temanggung digambarkan melalui Angka Mortalitas, terdiri dari : Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Morbiditas ; angka kesakitan beberapa penyakit dan Status Gizi pada Balita.

Selain dipengaruhi oleh faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sumber daya kesehatan, derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, serta faktor lain yang kondisinya telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

A. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)

Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit, maupun sebab lainnya.

1. Angka Kematian Neonatal per 1.000 Kelahiran Hidup

Angka Kematian Neonatal (AKN) merupakan jumlah kematian bayi umur kurang dari 28 hari (0-28 hari) per 1.000 Kelahiran Hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKN menggambarkan tingkat pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk antenatal care, pertolongan persalinan, dan postnatal ibu hamil. Semakin tinggi angka kematian neonatal berarti semakin rendah tingkat pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Angka Kematian Neonatal di Kabupaten Temanggung tahun 2014 sebesar 10,99/1.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian tertinggi ada di wilayah Puskesmas Bulu dan Tlogomulyo yaitu sebesar 11 kasus kematian dan yang

(13)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 12 terendah ada di Puskesmas Kledung dan Pare yaitu sebesar 1 kasus kematian neonatal. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1

Jumlah Kasus Kematian Neonatal dan Angka Kematian Neonatal Menurut Puskesmas di Kabupaten Temanggung Tahun 2014

Sumber : Seksi Kesga Dinkes Kab Temanggung tahun 2014

2. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 Kelahiran Hidup

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan usia yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berakitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi.

AKB di Kabupaten Temanggung tahun 2014 sebesar 14,99/1.000 kelahiran hidup, terjadi sedikit penurunan bila dibandingkan dengan tahun

1 1 2 2

3 3 3 3 3 3 3

4 4 4

6 6 6 7 7

8

10 10 11 11

10,99

0 2 4 6 8 10 12

KLEDUNG PARE BEJEN PRINGSURAT CANDIROTO GEMAWANG KALORAN SELOPAMPANG TEPUSEN TRAJI TRETEP KANDANGAN KRANGGAN PARAKAN DHARMA RINI TEMBARAK WONOBOYO BANSARI JUMO TEMANGGUNG KEDU NGADIREJO BULU TLOGOMULYO KABUPATEN

(14)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 13 2013 sebesar 15,4/1.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan target MDGs tahun 2015 sebesar 17/1.000 kelahiran hidup, Kabupaten Temanggung sudah melampaui target. Gambaran AKB di Kabupaten Temanggung Tahun 2010 – 2014 dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.2

Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 Kelahiran Hidup di Kabupaten Temanggung Tahun 2010 – 2014

Sumber : Seksi Kesga Dinkes Kab Temanggung tahun 2014

3. Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 Kelahiran Hidup

Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKABA menjelaskan resiko terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun.

AKABA di Kabupaten Temanggung tahun 2014 15,99/1.000 kelahiran hidup.

4. Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 Kelahiran Hidup

Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dan derajat kesehatan masyarakat. AKI Menggambarkan jumlah ibu yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan

15,64

17,53

12,21

15,4 14,99

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

2010 2011 2012 2013 2014

(15)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 14 atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian ibu menunjukan keadaan sosial ekonomi yang rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetri yang rendah pula.

AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Kematian ibu biasanya terjadi karena tidak mempunyai akses ke pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, terutama pelayanan kegawatdaruratan tepat waktu yang dilatarbelakangi oleh terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, serta terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Selain itu penyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari kondisi ibu itu sendiri.

Angka kematian Ibu Kabupaten Temanggung tahun 2014 berdasarkan laporan dari puskesmas sebesar 127,16/100.000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian 14 orang.

Gambar 3.3

Angka Kematian Ibu di Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2014

Sumber : Seksi Kesga Dinkes Kab temanggung tahun 2014

2010 2011 2012 2013 2014

AKI 113,42 109,02 88,92 62,34 127,16

113,42 109,02

88,92

62,34

127,16

0 20 40 60 80 100 120 140

(16)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 15 Jumlah kasus kematian ibu tahun 2014 sebanyak 14 kasus kematian, jumlah kasus kematian terbanyak di Puskesmas Kandangan sebanyak 2 kasus kematian. Distribusi jumlah kematian ibu per puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.4

Jumlah Kasus Kematian Ibu Menurut Puskesmas di Kabupaten Temanggung Tahun 2014

Kematian maternal yang terjadi pada waktu nifas sebesar 50%, pada waktu persalinan sebesar 14,3% dan pada saat hamil sebesar 35,7%. Sementara berdasarkan kelompok umur kejadian, kematian ibu terbanyak pada usia > 35 tahun sebesar 42,9% dan usia 20-34 tahun sebesar 42,9% dan pada kelompok umur < 20 tahun sebesar 14,2%.

B. ANGKA KESAKITAN

1. Case Notification Rate (CNR) Kasus TB Paru

Angka Notifikasi kasus TB/Case Notification Rate (CNR) adalah Angka yang menunjukan jumlah pasien TB yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk pada satu periode di suatu wilayah tertentu. Di Kabupaten

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 14

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Parakan Traji Kledung Dharmarini Tlogomulyo Tembarak Kranggan Pare Kaloran Candiroto Wonoboyo Bansari Bulu Temanggung Selopampang Pringsurat Tepusen Kedu Ngadirejo Jumo Gemawang bejen Tretep Kandangan Kab Temanggung

(17)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 16 Temanggung Tahun 2014 jumlah kasus baru TB BTA postif yang ditemukan per 100.000 Penduduk adalah sebesar 35,79, dan CNR seluruh kasus TB per 100.000 Penduduk di Kabupaten temanggung Tahun 2014 adalah sebesar 42,56.

Berdasarkan lampiran tabel 8 menunjukan bahwa proporsi kasus baru T Paru terkonfimasi bakteriologis (BTA Positif) diantara seluruh kasus terduga (suspeck) TB yang diperiksa dahaknya di Kabupaten temanggung, sebesar 13,91%. Hal ini menunjukan bahwa penjaringan kasus terduga (suspeck) TB di Kabupaten Temanggung sudah baik karena proporsi kasus baru TB Paru BTA positif antara 10 – 15%

2. Angka Keberhasilan Pengobatan Penderita TB Paru BTA (+)

Target minimal Angka Kesembuhan (Cure Rate) TB di Kabupaten Temanggung adalah sebesar > 87%, Angka kesembuhan TB di Kabupaten Temanggung Tahun 2014 sebesar 86,55% dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kabupaten Temanggung belum memenuhi target angka kesembuhan TB. Sedangkan Angka Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis (Succes Rate) di Kabupaten Temanggung Tahun 2014 sebesar 93,82%, ini menunjukan bahwa angka keberhasilan pengobatan Tuberkulosis sudah baik.

3. Persentase Balita dengan Pneumonia ditangani

Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli),Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur.

Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang adalah anak-anak usia < 2 tahun, usia lanjut > 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).

Penemuan dan penanganan balita dengan pneumonia di Kabupaten Temanggung Tahun 2014 adalah sebesar 34,87% atau 1.584 kasus. Angka ini masih sangat jauh dari target Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2010 yaitu 100%.

(18)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 17 4. Jumlah Kasus HIV dan AIDS

HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain.

Sebelum memasuki fase AIDS penderita lebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif di masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada pelayanan Voluntary, Counselling, and Testing (VCT), Sero survey dan Survey terpadu Biologis dan Perilaku (STBP). Berdasarkan kelompok umur kasus HIV terbanyak adalah pada umur 25-49 tahun sebanyak 96 kasus (57,8%), berikutnya usia 20-24 tahun sebanyak 48 kasus (28,9%). Berdasarkan jenis kelamin maka laki-laki lebih tinggi 95 kasus (57,2%) dari perempuan sebanyak 71 kasus (42,8%).

Kasus AIDS (Aquiared Immuno Devisiency Syndrome) sebanyak 117 kasus.

Dari 117 kasus AIDS yang dilaporkan, kelompok umur terbanyak adalah usia 25-49 tahun yaitu sebayank 71 kasus(60,7%), kemudian usia 20-24 tahun sebanyak 36 kasus (30,8%). Menurut jenis kelamin maka pada laki-laki lebih tinggi 56,4% dari perempuan 43,6%. Jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 2 orang pada kelompok umur 20-24 tahun sebanyak satu kematian dan usia 25-49 tahun sebanyak satu kematian. Distribusi kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Temanggung Tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut.

(19)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 18 Gambar 3.5

Jumlah Kasus HIV dan AIDS Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Temanggung Tahun 2014

Sumber : KPA Kab Temanggung Tahun 2014

5. Kasus Diare Ditemukan dan Ditangani

Proporsi kasus diare di Kabupaten Temanggung tahun 2014 adalah sebesar 120,5%. Hal ini menunjukan bahwa kasus yang ditemukan dan ditangani lebih besar dari jumlah target penemuan. Untuk kasus berdasarkan gender, kasus perempuan lebih banyak ditemukan karena perempuan lebih banyak berhubungan dengan faktor risiko diare, yang penularannya melalui vecal oral, terutama behubungan dengan sarana air bersih, cara penyajian makanan dan PHBS. Adapun kasus diare per puskesmas dapat dilihat pada gambar 3.5 berikut ini.

13

1 2

48

96

4 1 1 6

36

71

4 0

20 40 60 80 100 120

< 4 Tahun 5-14 Tahun 15-19 tahun 20-24 Tahun 25-49 Tahun > 50 Tahun

HIV AIDS

(20)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 19 Gambar 3.6

Angka Penemuan Kasus Diare Menurut Puskesmas di Kabupaten Temanggung Tahun 2014

Sumber : Seksi P2 Dinkes Kab Temanggung tahun 2014

Dari gambar diatas menunjukan bahwa kasus diare terbanyak ditemukan di Puskesmas Wonoboyo yaitu sebesar 294,93%. Hal ini menunjukan kinerjanya sudah baik dalam penemuan kasus, dan yang terendah adalah Puskesmas Jumo sebesar 11,44%.

6. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit Accute Flaccid Paralysis (AFP) per 100.000 Penduduk Usia < 15 Tahun

Pemerintah telah melaksanakan Program Eradikasi Polio (ERAPO) dalam upaya membebaskan Indonesia dari penyakit Polio yang terdiri dari pemberian imunisasi polio rutin, pemberian imunisasi massal pada anak balita melalui Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dan Surveilans AFP. Surveilans AFP merupakan pengamatan dan penjaringan semua kelumpuhan yang terjadi secara mendadak dan sifatnya flaccid (layuh), seperti sifat kelumpuhan pada poliomyelitis. Prosedur pembuktian penderita AFP terserang virus Polio liar atau tidak adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pelacakan terhadap anak usia < 15 tahun yang mengalami kelumpuhan mendadak (<14 hari) dan menentukan diagnosa awal.

11,44 32,38 46,20 46,58 73,95 76,12 96,07 102,10 105,00 105,28 115,96 119,88 119,99 120,34 120,63 138,61 160,19 163,10 183,49 195,37 203,26 208,43 230,51 294,93 0,00

50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 350,00

Jumo Kedu Temanggung Kranggan Bulu Tlogomulyo gemawang Bejen Tretep kandangan Dharmarini Parakan Selopampang Tepusen Kaloran Ngadirejo Pringsurat Bansari Traji Pare Tembarak Kledung Candiroto Wonoboyo

(21)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 20 b. Mengambil spesimen tinja penderita tidak lebih dari 14 hari sejak

kelumpuhan, sebanyak dua kali selang waktu pengambilan I dan II > 24 jam.

c. Mengirim kedua spesimen tinja ke laboratorium BIOFARMA Bandung.

d. Dilakukan kunjungan ulang pada 60 hari sejak kelumpuhan, pemeriksaan klinis ini dilakukan oleh dokter spesialis anak atau syaraf untuk menentukan apakah masih ada kelumpuhan atau tidak.

Hasil pemeriksaan virologis dan klinis akan menjadi bukti penegakan diagnosis kasus AFP termasuk kasus Polio atau tidak, sehingga dapat diketahui apakah masih ada polio liar di masyarakat.

Penderita AFP diperkirakan 2 diantara 100.000 penduduk usia < 15 tahun.

Target Kabupaten Temanggung tahun 2014 adalah 4 kasus AFP dan pencapaiannya sebesar 8 kasus yang ditemukan dan menurut hasil pemeriksaan laboratorium semua menunjukan hasil negatif polio.

Gambar 3.7

Jumlah Kasus AFP di Kabupaten Temanggung Tahun 2010 – 2014

Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kab Temanggung Tahun 2014

2010 2011 2012 2013 2014

Kasus AFP 3 4 3 6 8

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

(22)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 21 7. Angka Kesakitan DBD per 100.000 Penduduk

Penyakit DBD masih merupakan permasalahan serius di Kabupaten Temanggung. Angka kesakitan (Incident Rate/IR) DBD di Kabupaten Temanggung tahun 2014 sebesar 54,8/100.000 penduduk. Hal ini menunjukan IR DBD Kabupaten Temanggung melebihi target IR DBD nasional (< 51/100.000 penduduk). Jumlah kasus tertinggi ada di wilayah Puskesmas Temanggung sebanyak 94 kasus dan terendah ada di wilayah Puskesmas Selopampang dengan jumlah kasus sebanyak satu kasus DBD. Setiap penderita DBD yang dilaporkan dilakukan tindakan perawatan penderita, Penyelidikan Epidemiologi di lapangan serta upaya pengendalian. Distribusi jumlah kasus DBD dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.8

Distribusi Jumlah Kasus DBD Menurut Puskesmas di Kabupaten Temanggung Tahun 2014

Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kab Temanggung Tahun 2014

1 2 2 2 3 4 4 4 4 4 5 6 7 7 14 16 16 19 22 36 38 40 55 94

405

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Selopampang Bansari Tembarak Tretep Traji Kledung Tepusen Jumo Gemawang Candiroto Kaloran Tlogomulyo Bejen Wonoboyo Pare Bulu Kedu Kandangan Pringsurat Dharmarini Ngadirejo Kranggan Parakan Temanggung Kab Temanggung

(23)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 22 Tingginya jumlah kasus DBD disebabkan karena adanya iklim tidak stabil dan curah hujan cukup banyak pada musim penghujan yang merupakan sarana perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang cukup potensial.

Selain itu juga didukung dengan tidak maksimalnya kegiatan PSN di masyarakat sehingga menimbulkan KLB penyakit DBD di beberapa desa di Kabupaten Temanggung tahun 2014.

Angka Kematian / Case Fatality Rate (CFR) DBD tahun 2014 di Kabupaten Temanggung sebesar 0,2 % bila dibandingkan dengan target RPJMD masih dibawah target (<1%). Satu kematian DBDB berada di wilayah Puskesmas Kranggan.

8. Penyakit Tidak Menular

Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti jantung, stroke, kanker, Diabetes Melitus, Penyakit Paru Obstruktif kronik serta penyakit kronis lainnya merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa per tahun (WHO 2010).

Berbagai faktor risiko PTM antara lain : merokok, terpapar oleh asap rokok, minum minuman beralkohol, diet/pola makan, gaya hidup yang tidak sehat, kegemukan, obat-obatan dan riwayat keluarga (keturunan). Prinsip upaya pencegahan tetap lebih baik daripada pengobatan. Upaya pencegahan PTM lebih ditujukan kepada faktor risiko yang telah diidentifikasi berupa Promosi perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) dan deteksi dini.

Dalam rangka pengendalian PTM dilakukan Surveilans Epidemiologi PTM yang mencakup pengamatan penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit kanker, penyakit Diabetes Melitus dan penyakit metabolisme lainnya, penyakit kronis. Adapun sistem surveilans yang telah dilakukan adalah : a. Manual : pencatatan dan pelaporan,

b. Surveilans berbasis website mealui portal www.depkes.go.id

Adapun proporsi kasus baru PTM tahun 2014 di Kabupaten Temanggung adalah sebagai berikut.

(24)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 23 Gambar 3.9

Proporsi Kasus Baru Penyakit Tidak Menular di Kabupaten Temanggung Tahun 2014

Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kab Temanggung Tahun 2014

Penyakit Hipertensi masih menduduki proporsi terbesar dari seluruh PTM yang dilaporkan, yaitu sebesar 58,5%, diikuti penyakit DM sebesar 17,8%. Jika Hipertensi dan DM tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan PTM lanjutan seperti jantung, stroke dsb.Pengendalian PTM dapat dilakukan dengan intervensi yang tepat pada setiap sasaran/kelompok populasi tertentu sehingga peningkatan kasus PTM dapat ditekan.

9. Cakupan Desa/Kelurahan Terkena KLB Ditangani < 24 jam

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu desa/kelurahan dalam jangka waktu tertentu. KLB penyakit menular dan keracunan masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Temanggung.

968

9670

2515

31838 2695

902 2685

3988 Kanker

DM Jantung Hipertensi Stroke PPOK Asma B Psikosis

(25)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 24 Tingginya frekuensi KLB seperti DBD, Keracunan Makanan, Campak, Diare, disamping menimbulkan korban kesakitan dan kematian juga berdampak pada situasi sosial ekonomi masyarakat secara umum (keresahan masyarakat, produktivitas menurun). Kondisi tersebut menuntut upaya atau tindakan secara cepat dan tepat (kurang dari 24 jam) untuk menanggulangi setiap KLB serta melaporkan kepada tingkat administrasi kesehatan.

Gambar 3.10

Frekuensi dan Jenis KLB di Kabupaten Temanggung Tahun 2014

Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kab Temanggung Tahun 2014 8

14 4

1

1 4 2 Keracunan Makanan

DBD Diare Chikungunya varicella Campak Klinis Campak Measles

(26)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 25 BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4

Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama kehamilan dengan distribusi waktu minimal 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24-lahir). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dini komplikasi kebidanan.

Pengertian Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan oleh tenaga kesehatan, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan.

Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas, yaitu : a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan,

b. Pengukuran tekanan darah,

c. Pengukuran Lingkar lengan Atas (LILA),

d. Pengukuran Tinggi Puncak rahim (Fundus Uteri),

e. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toxoid sesuai status imunisasi,

f. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan, g. Penentuan presentase janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ),

h. Pelaksanaan temu wicara (komunikasi interpersonal dan konseling termasuk Keluarga Berencana),

(27)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 26 i. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah

(Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bagi yg belum pernah diperiksa),

j. Tatalaksana kasus.

Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan, dibandingkan dengan jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun. Indikator ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakan masyarakat.

Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar minimal 4 kali sesuai jadwal yang telah dianjurkan oleh tenaga kesehatan, dibandingkan dengan jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun.

Gambar 4.1

Cakupan K1 Menurut Puskesmas di Kabupaten Temanggung tahun 2014

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Dinkes kab Temanggung tahun 2014

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

0 20 40 60 80 100 120

Parakan Traji Kledung Bansari Bulu Temanggung Dharmarini Tlogomulyo Tembarak Selopampang Kranggan Pare Pringsurat Kaloran Tepusen Kandangan Kedu Ngadirejo Jumo Gemawang Candiroto Bejen Tretep Wonoboyo Kab Temanggung

(28)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 27 Gambar 4.2

Cakupan K4 Menurut Puskesmas di Kabupaten Temanggung tahun 2014

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga Dinkes kab Temanggung tahun 2014

2. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten.

Di lapangan masih dijumpai penolong persalinan yang bukan tenaga kesehatan dan diluar fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu secara bertahap seluruh persalinan akan ditolong oleh tenaga kesehatan kompeten dan diarahkan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan persalinan adalah dokter spesialis kebidanan, dokter dan bidan.

Berdasarkan laporan rutin puskesmas tahun 2014 diketahui cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN) Kabupaten Temanggung sebesar 99,98%. Hal ini mengalami peningkatan bila dibandingka tahun 2013 yaitu 99,97%. Sebagian besar puskesmas capaian PN sebesar 100% kecuali Kedu 99,9% dan Tembarak 99,8%.

81,3 87,4 89 89,3 90,6 91 92,5 92,6 93,4 93,5 93,8 94,7 95,2 95,5 95,7 95,9 97,1 97,3 100 100 100 100 100 100 94,3

0 20 40 60 80 100 120

Tretep Pare Bejen Wonoboyo Temanggung Kandangan Kaloran Gemawang Kledung Candiroto Bulu Parakan Kedu Tembarak Ngadirejo Pringsurat Selopampang Kranggan Traji Bansari Dharmarini Tlogomulyo Tepusen Jumo Kab Temanggung

(29)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 28 3. Cakupan Pelayanan Nifas

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam hingga 42 hari paska persalinan oleh tenaga kesehatan.

Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal 3 kali dengen ketentuan waktu :

a. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah persalinan,

b. Kunjungan nifas kedua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan (8-14 hari),

c. Kunjungan nifas ketiga dalam waktu 6 minggu setelah persalinan (36-42 hari).

Cakupan ibu nifas di Kabupaten Temanggung tahun 2014 sebesar 99,98%.

4. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe

Program penanggulangan anemia yang dilakukan adalah dengan memberikan tablet tambah darah yaitu Preparat Fe yang bertujuan untuk menurunkan angka anemia pada balita, ibu hamil, ibu nifas, remaja putri dan WUS (Wanita Usia Subur). Penanggulangan anemia pada ibu hamil dilaksanakan dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilannya.

Cakupan ibu hamil yang mendapatkan 90 tablet Fe di Kabupaten Temanggung tahun 2014 sebesar 95,78%, mengalami penurunan dari tahun 2013 yaitu sebesar 98,56%.

5. Cakupan Komplikasi Kebidanan Ditangani

Penangan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu hamil dengan komplikasi kebidanan untuk mendapatkan penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Diperkirakan 15-20% ibu hamil akan mengalami Komplikasi kebidanan. Komplikasi dalam kehamilan dan persalinan tidak

(30)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 29 selalu dapat diduga sebelumnya, oleh karenanya semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan agar komplikasi kebidanan dapat segera dideteksi dan ditangani.

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di Kabupaten Temanggung tahun 2014 adalah sebesar 153,8% meningkat bila dibandingkan tahun 2013 sebesar 142,3%. Capaian indikator penangan komplikasi kebidanan ini melebihi 100% dikarenakan penyebut untuk perhitungan indikator tersebut adalah perkiraan (estimasi) ibu hamil dengan komplikasi yaitu 20% dari jumlah ibu hamil, tetapi pada kenyataannya jumlah ibu hamil dengan komplikasi riil lebih besar daripada perkiraan.

6. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi Ditangani

Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit atau kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (Berat Lahir < 2.500 gram), Sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan merah pada pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM).

Penanganan neonatal dengan komplikasi adalah penanganan terhadap neonatal sakit dan atau neonatal dengan kelainan atau komplikasi/

kegawatdaruratan yang mendapat pelayanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (doketr, bidan atau perawat) terlatih baik di rumah, sarana pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan kesehatan rujukan.

Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal di Kabupaten Temanggung tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut :

(31)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 30 Gambar 4.3

Cakupan Penangan Komplikasi Neonatal Menurut Puskesmas di Kabupaten Temanggung Tahun 2014

Sumber : Seksi Kesga Dinkes Kab Temanggung tahun 2014

Perhitungan sasaran neonatus dengan komplikasi dihitung berdasarkan 15% dari jumlah bayi baru lahir. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada neonatus dengan komplikasi.

Cakupan penanganan neonatal dengan komplikasi di Kabupaten Temanggung tahun 2014 sebesar 118,4%, meningkat bila dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 106,6%.

7. Cakupan Kunjungan Neonatus

Nenonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim menjadi di luar rahim. Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatn paling tinggi.

20,2 46,2 56,5 59,4 63 79,9 80,3 90 94,4 113,7 121,8 125,9 127,7 129,9 138,2 138,7 142,2 147,4 159,3 163 164,8 195,1 206,1 220,5 118,4 0

50 100 150 200 250

Pringsurat Parakan Wonoboyo Ngadirejo Tretep Bejen Kandangan Dharmarini Gemawang Kedu Selopampang Traji Tembarak Pare Jumo Kaloran Kledung Kranggan Tlogomulyo Tepusen Bansari Candiroto Bulu Temanggung Kab Temanggung

(32)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 31 Berbagai masalah bisa muncul, tanpa penanganan yang tepat bisa berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan risiko pada kelompok ini diantaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga keshatan di fasilitas kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir. Masalah utama penyebab kematian pada bayi dan balita adalah pada masa neonatus (bayi baru lahir umur 0-28 hari).

Jadwal kunjungan neonatal yang dilaksanakan saat ini adalah pada usia 6- 48 jam, usia 3-7 hari dan usia 8-28 hari. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan neonatal yang komprehensif. Kunjungan Neonatal pertama (KN1) adalah cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir (usia 6 – 48 jam) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan.

Gambar 4.4

Persentase Kunjungan Neonatal 1 Kali (KN1) Menurut Puskesmas di Kabupaten Temanggung Tahun 2014

Sumber : Seksi Kesga Dinkes Kab Temanggung tahun 2014

76,4 98,9 99,8 99,9 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100,3 131 98,2

0 20 40 60 80 100 120 140

Pare Tlogomulyo Tembarak Kandangan Pringsurat Parakan Wonoboyo Ngadirejo Tretep Dharmarini Gemawang Kedu Selopampang Traji Jumo Kaloran Kledung Tepusen Bansari Candiroto Bulu Temanggung Bejen Kranggan Kab Temanggung

(33)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 32 Cakupan KN1 di Kabupaten Temanggung tahun 2014 sebesar 98,2%, menurun bila dibandingkan tahun 2013 sebesar 99,9% tetapi sudah memenuhi target yaitu lebih dari 90%.

8. Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif

Persentase pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Kabupaten Temanggung tahun 2014 sebesar 84,7% meningkat bila dibandingkan tahun 2013 sebesar 80,5%. Persentase pemberian ASI Eksklusif tertinggi pada Puskesmas Bejen dengan cakupan 134,1% dan terendah pada Puskesmas Kledung sebesar 69,2%. Gambarannya dapat dilihat pada gambar 4.5

Gambar 4.5

Cakupan ASI Eksklusif Menurut Puskesmas di Kabupaten Temanggung Tahun 2014

Sumber : Seksi Kesga Dinkes Kab Temanggung Tahun 2014

Permasalahan terkait pencapaian cakupan ASI Eksklusif antara lain : a. Pemasaran susu formula masih gencar dilakukan untuk bayi 0-6 bulan

yang tidak ada masalah medis.

69,2 71,1 72,0 73,9 75,0 76,4 77,2 77,3 78,5 80,1 80,6 82,7 84,6 86,8 87,9 88,3 88,4 89,2 90,3 93,0 96,0 99,8 102,6 134,1 84,7

0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0 160,0

KLEDUNG KEDU SELOPAMPANG WONOBOYO PRINGSURAT BANSARI TEPUSEN KALORAN PARAKAN TEMANGGUNG TLOGOMULYO TRAJI KRANGGAN DHARMA RINI GEMAWANG TRETEP KANDANGAN JUMO PARE CANDIROTO BULU NGADIREJO TEMBARAK BEJEN KAB TEMANGGUNG

(34)

Profil Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 33 b. Masih banyaknya perusahaan yeng mempekerjakan perempuan tidak

memberi kesempatan bagi ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan untuk melaksanakan pemberian ASI secara eksklusif. Hal ini terbukti belum adanya ruang Laktasi dan perangkat pendukungnya.

c. Masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI

d. Belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi dan kampanye terkait pemberian ASI.

Upaya yang dilakukan dalam memecahkan masalah tersebut diatas antara lain :

a. Pemberlakuan Peraturan pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang pemberian ASI Eksklusif,

b. Melakukan pelatihan konseling menyusui dan konseling Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).

c. Melaksanakan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM), d. Sosialisasi dan Kampanye ASI Eksklusif,

e. KIE melalui media cetak dan elektronik,

f. Mengembangkan strategi peningkatan pemberian ASI Eksklusif,

g. Menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap perilaku menyusui melalui peraturan perundang-undangan dan kebijakan atau PP,

h. Penguatan sarana pelayanan kesehatan (RS dan Puskesmas Perawatan) dalam menerapkan 10 LMKM,

i. Peningkatan komitmen dan kapasitas stakeholder dalam meningkatkan, melindungi dan mendukung pemberian ASI,

j. Pemberdayaan ibu, keluarga dan masyarakat dalam praktek pemberian ASI,

k. Menjamin terlaksananya strategi pemberian ASI, l. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan,

m. Perlindungan pekerja perempuan,

Referensi

Dokumen terkait

 Kedua, keahlian keahlian literasi literasi digital  digital  : literasi media baru dan literasi . Sis+a abad %1 adalah : literasi media baru dan literasi . Sis+a

Penelitian ini menggunakan jenis penyakit ayam antara lain Avian Influenza, Cronic Respiratory Disease, Corryza, Newcastle Disease, Gumboro, dan Koksidiosis..

Ester gliserol gondorukem hidrogenasi yang dihasilkan ticetak pada wadah untuk kemudian dihitung nilai rendemennya dan diuji sifat fisiko-ki2mia (RSNI3 2010), yaitu warna

Dokumen Eksternal : Pedoman pengelolaan keuangan program dari Dinkes Kab/Kota 2.3.16.5 Dokumen bukti pelaksanaan dan tindak lanjut dari audit pengelolaan keuangan 2.3.17.1

Sebagian orangtua kita perlu membangun budaya read aloud karena knowledge is power, hanya perlu waktu luang 20 menit sehari untuk read aloud demi menanamkan cinta

Hasil wawancara dengan WUS men- dapatkan hasil bahwa terdapat 14 (empat be- las) macam aktivitas pertanian yang dilaku- kan oleh WUS yang dapat dilihat pada Tabel 1.Hasil

Teknik penelitian pengambilan gambar dalam pembuatan film ini menggunakan lensa dslr pada kamera iphone adalah dengan menggunakan alat tambahan yang di aplikasikan di iphone

Hasil yang diperoleh bahwa kebutuhan ruang terbuka hijau untuk Kota Pekanbaru berdasarkan luas wilayah terdapat kekurangan vegetasi dengan jumlah 12.499,27 hektar,