• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DAN PENYETORAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) PASAL 21 TERHADAP KARYAWAN PADA PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DAN PENYETORAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) PASAL 21 TERHADAP KARYAWAN PADA PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK MEDAN."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PERHITUNGAN DAN PENYETORAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) PASAL 21 TERHADAP KARYAWAN PADA PT ADHI KARYA

(PERSERO) TBK MEDAN

Oleh:

ANDIRA MUTIA FAHMA 132102109

PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : ANDIRA MUTIA FAHMA

NIM : 132102109

PROGRAM STUDI : D-III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : PERHITUNGAN DAN PENYETORAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) PASAL 21 TERHADAP KARYAWAN PADA PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK MEDAN

Tanggal…………..2016 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

(Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA.) NIP. 19511114 198203 1 002

TanggaL………....2016 Ketua Program Studi DIII Akuntansi

(Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA.) NIP. 19511114 198203 1 002

Tanggal………….2016 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

(Prof. Dr. Ramli, S.E.,M.S.) NIP. 19580602 198803 1 001

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : ANDIRA MUTIA FAHMA

NIM : 132102109

PROGRAM STUDI : D-III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : PERHITUNGAN DAN PENYETORAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) PASAL 21 TERHADAP KARYAWAN PADA PT ADHI KARYA

(PERSERO) TBK MEDAN

Medan, Juni 2016

(Andira Mutia Fahma) 132102109

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Perhitungan dan Penyetoran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 terhadap Karyawan pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk Medan”. Dimana tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan kelulusan pendidikan program Diploma pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orangtua penulis Ayahanda Iswan dan Ibunda Khairani Yus Netti yang selalu mendoakan serta memberi dukungan moril maupun materil dari penulis kecil sampai sekarang. Serta kepada abang dan kakak penulis yang selalu memberikan semangat kepada penulis, sehingga penulis menjadi termotivasi untuk menyelesaikan studi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E., M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak., CA selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah mencurahkan waktu, ilmu dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik.

4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak. Selaku Sekretaris Program Studi

(5)

Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Pimpinan dan seluruh karyawan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Medan yang telah memberi ilmu dan membantu memberikan informasi yang telah diberikan untuk penulis.

6. Teristimewa untuk Reyzi Alfianda yang selalu menemani dan membantu penulis menyelesaikan penulisan tugas akhir ini dari awal hingga akhir.

7. Kepada teman-teman penulis Dini Anggraini, Leli Wardhani, sella ramaddani dan seluruh teman-teman D-III Akuntansi 2013 grup C.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan waktu, maka dengan kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan dari tugas akhir ini.

Demikian tugas akhir ini penulis susun, semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak serta bagi penulis sendiri. akhir kata penulis ucapkan Terima Kasih.

Medan, 2016 Penulis

Andira Mutia Fahma NIM: 132102109 DAFTAR ISI

Halaman

(6)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 2

D. Rencana Penulisan ... 3

1. Jadwal Survei/Observasi ... 3

2. Rencana Isi ... 4

BAB II : PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK MEDAN ... 6

A. Sejarah Ringkas ... 6

B. Struktur Organisasi ... 8

C. Job description ... 10

D. Jaringan Usaha ... 17

E. Kinerja Usaha Terkini ... 18

F. Rencana Usaha ... 19

BAB III : PERHITUNGAN DAN PENYETORAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) PASAL 21 TERHADAP KARYAWAN PADA PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK MEDAN ... 22

(7)

A. Landasan Teori ... 22

1. Pengertian Pajak ... 22

2. Fungsi Pajak ... 23

3. Pengertian Pajak Penghasilan ... 24

4. Pengertian PPh Pasal 21 ... 25

5. Subjek PPh Pasal 21 ... 25

6. . Objek PPh Pasal 21 ... 26

7. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) ... 29

8. Tarif Pajak Penghasilan ... 30

9. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Pegawai Tetap 31 10. Pelaksanaan Penyetoran PPh Pasal 21 ... 35

B. Perhitungan dan Penyetoran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 . 36 1. Hasil Pengumpulan Data ... 36

2. Hasil Pengolahan Data ... 37

3. Perhitungan PPh Pasal 21 terhadap Karyawan pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk Medan ... 38

4. Penyetoran PPh Pasal 21 terhadap Karyawan pada PT Adhi Karya Tbk Medan ... 48

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 49

(8)

DAFTAR PUSTAKA ... 51

LAMPIRAN ... 52

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Jadwal Survey/observasi dan Penyusunan Tugas Akhir 4

2.1 Struktur Organisasi PT Adhi Karya (Persero) Tbk 10

3.1 Tarif Pajak Orang Pribadi dalam Negeri 32

3.2 Data Profil Pegawai PT Adhi Karya (Persero) Tbk 39

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Surat Izin Riset PT Adhi Karya (Persero) Tbk 52

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kontribusi dari sektor pajak tetap menjadi primadona terhadap anggaran penerimaan negara. Target pendapatan negara masih didominasi penerimaan dari sektor pajak yang mencapai sekitar 70% dari total pendapatan negara. Direktorat Jenderal Pajak sangat aktif melakukan program ekstensifikasi dan intensifikasi wajib pajak seperti program pemberian nomor pokok wajib pajak melalui kegiatan ekstensifikasi wajib pajak orang pribadi. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor identitas Wajib Pajak. Kewajiban memiliki NPWP hanya dikaitkan dengan penghasilan dalam satu tahun, apapun jenis penghasilannya. Apabila penghasilan seseorang sudah melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dalam satu tahun maka berdasarkan ketentuan perpajakan ia wajib untuk ber- NPWP. Sebaliknya, jika penghasilannya di bawah PTKP, maka ia tidak wajib ber- NPWP. Namun pada kenyataannya, selama ini banyak pegawai tidak ber-NPWP walaupun penghasilannya melebihi PTKP.

Pemungutan pajak merupakan perwujudan dari kewajiban dan peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan pembangunan negara dan pembangunan nasional. Wajib Pajak sendiri diberi kepercayaan untuk menghitung, membayar serta melaporkan sendiri pajak terutangnya, yang disebut Self Assessment System, sedangkan pajak yang dipungut oleh aparatur perpajakan

(12)

disebut official assessment system, dan pemungutan pajak yang dilakukan oleh pihak ketiga disebut with holding system.

Dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, menyebabkan banyaknya perusahaan yang tumbuh dan berkembang, hal tersebut menguntungkan pemerintah Indonesia, karena perusahaan merupakan subjek pajak yang dapat dikenakan pajak oleh negara seperti halnya PT Adhi Karya (Persero) Tbk Medan selaku pemberi kerja yang menggunakan Self Assessment System yang melakukan pemungutan dan pemotongan pajak terutang terhadap karyawannya.

Sedikitnya penelitian mengenai pemahaman prosedur perhitungan pajak dan penyetoran pajak penghasilan ini menjadi alasan mengapa penulis membuat tugas akhir ini. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis pun membuat Tugas Akhir dengan judul “Perhitungan dan Penyetoran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 terhadap Karyawan pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk Medan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengambil rumusan masalah: Bagaimana perhitungan dan penyetoran pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 terhadap karyawan pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk Medan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengaplikasikan teori yang diterima penulis selama dibangku kuliah serta membandingkan teori-teori yang diterima selama

(13)

perkuliahan dengan praktek yang dilaksanakan oleh PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Medan.

b. Untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan perkuliahan pada program D-III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

c. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan dan penyetoran pajak penghasilan PPh Pasal 21 terhadap karaywan pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk Medan.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti, media untuk menambah wawasan dan menguji kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman perhitungan dan penyetoran pajak penghasilan (PPh) Pasal 21.

b. Bagi Perusahaan, diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan evaluasi berkenaan dengan penerapan perhitungan dan penyetoran pajak penghasilan (PPh) Pasal 21.

c. Bagi Peneliti lain, sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian sejenis berikutnya.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survey / Observasi

Penelitian ini dilakukan pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk Medan.

(14)

Tabel 1.1

Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir

KEGIATAN

April 2016 Mei 2016

I II III IV I II III IV

1 Pengajuan Judul

2 Permohonan Izin Riset

3 Penunujukan Dosen Pembimbing

4 Pengumpulan Data

5 Penyusunan Tugas Akhir

6 Bimbingan Tugas Akhir

7 Penyelesaian Tugas Akhir

8 Pengesahan Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Laporan penelitian terdiri dari empat bab, dimana masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab yang sesuai dengan kebutuhannya agar memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan sistematis serta tidak menimbulkan pengertian yang lain. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan dari

(15)

pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis. Secara garis besar, pokok pembahasannya adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan secara singkat latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitan, jadwal survey/observasi dan rencana isi.

BAB II : PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK MEDAN

Pada bab ini diuraikan tentang gambaran perumusan yang meliputi sejarah ringkas, struktur organisasi, job descriptions, jaringan usaha, kinerja usaha terkini, dan rencana usaha.

BAB III : PERHITUNGAN DAN PENYETORAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) PASAL 21 TERHADAP

KARYAWAN PADA PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK MEDAN

Pada bab ini berisi landasan teori tentang Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, uraian tentang hasil pengumpulan data dan pengolahan data serta berisi tentang perhitungan dan penyetoran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada karyawan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Medan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

(16)

Bab ini merupakan bab yang terakhir dari penulisan tugas akhir ini. Penulis akan memberikan kesimpulan dan saran yang didasarkan dari penjelasan bab terdahulu.

(17)

BAB II

PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK MEDAN

A. Sejarah Ringkas

PT. Adhi Karya dimulai dengan berdirinya perusahaan industri milik pemerintah Belanda yang bernama Associate N.V.(Architects, Ingenieurs en Aannemer BedrifAssociate Selle en De Brujn, Reserye en De Vries).Pada tanggal 3 Desember 1957, pemerintah Indonesia mengambil alih perusahaan ini berdasarkan No. KPTS. 160/ PKMDR/ 1957. Pada tahun 1960 dengan PP No. 2 tahun 1960 perusahaan tersebut dinyatakan sebagai perusahaan nasional dan kemudian dengan PP No. 65 tahun 1961 dirubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Adhi Karya. Empat tahun kemudian berdasarkan SK Menteri Cipta Karya dan Konstruksi No.016 tahun 1965 tanggal 17 Agustus 1965,unit produksi bangunan ex Tikind (N.V. Tiedeman enVan Kerehen Indonesie) dilebur kedalam PN Adhi Karya.

Untuk memberikan konsultasi dalam perbaikan-perbaikan dalam tubuh Adhi Karya keluarlah SK Menteri P.U.T.L No. 93/KPTS/1972 pada tanggal 5 April 1972 dibentuklah tim asisten yang berdiri dari Ir. S. Danunegoro sebagai ketua, dengan P.H jacon dan Drs. Herman Rusdi sebagai anggotanya. Dari tim asisten ini akhirnya Adhi Karya akhirnya berubah status menjadi persero. Pada tanggal 1 Juni 1974 berdasarkan PP No. 41 tahun 1971. Adhi Karya (Persero), disahkan dengan akta notaries Kartini Mulyadi, SH No. 1 tanggal 1 Juni 1974. Pada sertifikat tanggal 5 November 2001, PT. Adhi Karya dinyatakan sesuai dengan

(18)

standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 yang di peruntukkan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

PT. Adhi Karya terus berkembang sebagai salah satu perusahaan jasa konstruksi di Indonesia. Proyek-proyek besar yang pernah ditangani sangatlah banyak, beberapa di antaranya adalah pembangunan Monumen Nasional (Monas), Mesjid Istiqlal, Stadion Senayan, Bandara Udara Adi Sucipto, jalur kereta api Depok-Bogor, jembatan Senampir di Jawa Timur, Fly Over Lawang di Malang dan masih banyak lagi. Untuk memperluas usaha dan dalam mendukung kegiatan operasionalnya, PT. Adhi Karya (Persero) Tbk membuka kantor cabang di beberapa kota besar di Indonesia. PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Medan berdiri sejak tanggal 5 Mei 1982.

Sebagai bagian dari pelaksanaan jasa konstruksi tersebut, PT. Adhi Karya juga melakukan usaha dibidang engineering, procurement, dan counstruction dibidang industri tertentu yang dipilih berdasarkan potensi, kemampuan serta pengalaman terutama di bidang minyak dan gas, kimia dan bangunan pabrik. Selain itu PT.

Adhi Karya (Persero) Tbk juga melakukan usaha dalam bidang perencanaan, pengadaan, pabrikasi, instalasi dan pengujian dari pekerjaan mekanikal dan elektrik.

VISI

Menjadi mitra pilihan utama dalam bidang usaha konstruksi dan perekayasaan serta menjadi perusahaan konstruksi terkemuka di Asia Tenggara.

(19)

MISI

1) Menciptakan nilai bagi para pemegang saham.

2) Memenuhi kebutuhan pelanggan dengan produk dan layanan yang handal dan bermutu.

3) Menyediakan lingkungan kerja yang aman, sejahtera dan memberikan kesempatan untuk berkembang secara profesional bagi semua karyawannya.

4) Meningkatkan kemampuan daya saing sumber daya manusia dengan menguatkan pada pengembangan keahlian teknik dan manjemen proyek.

5) Memperkokoh posisi Adhi Karya di pasar dalam negeri dengan dukungan jaringan kerja yang kuat di daerah-daerah yang potensial serta memasuki pasar luar negeri.

6) Memperkuat posisi kepemimpinan Adhi karya dibidang infrastruktur dan bangunan gedung serta mulai membangun posisi yang kuat di bidang perekayasaan yang difokuskan pada industri-industri tertentu.

Secara konsisten Adhi Karya menghasilkan ROE di atas suku bunga.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Adhi Karya ditetapkan pada tanggal 7 Januari 2003 dengan surat keputusan direksi PT. Adhi Karya No. 014-6/001. Dengan adanya struktur organisasi, maka perusahaan dapat menentukan dan melihat pada batasan wewenang dan tanggung jawab masing-masing personil atau karyawan di dalamnya. Untuk lebih jelas struktur organisasi PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Medan ditunjukkan sebagai berikut:

(20)
(21)
(22)

C. Job Description

Adapun uraian tugas dari struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Kepala Divisi

a) Mengkoordinir info pelelangan di wilayah operasinya dibantu oleh Manager Produksi & Manager Engineering.

b) Melakukan Koordinasi dengan Kadiv BD Konstruksi dan Kepala Divisi EPC apabila dalam info paket project ada porsi EPC.

c) Melakukan Pembinaan Karyawan & Evaluasi Kinerja Karyawan.

d) Memimpin Rapat bulanan sekalibus menetapan : Realisasi & Rencana kinerja bulanan triwulan & tahunan (RKAD), termasuk cashflow, kebutuhan dana cash dan non cash (SKBDN, SCF, KMK), Neraca, pelaksanaan Inovasi engineering proyek dan kecukupan SDM.

2. Manager Pengendalian

a) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tender proyek-proyek di wilayah operasinya, kecuali proyek spesialis/spesifik,JO (dilakukan oleh kantor pusat).

b) Membuat RAP, RAB penawaran (Penutupan berkoordinasi dengan Direktur Operasinya).

c) Mengkonsolidasi database inovasi methode kerja proyek-proyek dilingkungan divisinya.

d) Mengajukan SKBDN dan KMK kepada divisi pendukung operasi dan divisi keuangan.

(23)

e) Bertanggung jawab melakukan review dan pengelolaan resiko.

f) Menyediakan dan melakukan updating data harga material, alat dan sub kontraktor untuk keperluan tender dan RAP pelaksanaan.

g) Menyiapkan pengikatan kontrak terhadap sub & vendor mengacu kepada RAP penawaran.

h) Bersama dengan Kadiv, Manager Produksi, Manager Administrasi &

Keuangan dan Manager HRC melaksanakan Rapim bulanan untuk menetapkan Realisasi & Rencana kinerja bulanan triwulanan &

tahunan (RKAD), termasuk cashflow, kebutuhan dana cash dan non cash (SKBDN, SCF, KMK), Neraca, pelaksanaan Inovasi engineering proyek dan kecukupan SDM.

3. Manager Produksi

a) Sebagai penanggung jawab terhadap tersedianya info pasar dan info pelelangan diwilayah operasinya untuk mendukung sasaran perusahaan, serta berkoordinasi dengan Divisi BD Konstruksi.

b) Bersama dengan divisi BD Konstruksi melaksanakan PQ.

c) Bertanggung jawab terhadap pembinaan Project Manager diwilayah operasinya.

d) Melaksanakan aktivitas pemasaran (responsi, koodinasi dengan Owner) di wilayah operasinya.

e) Melaksanakan Hold Point 5% atas RAP Tender, bersama Divisi Pendukung Operasi untuk ditetapkan menjadi RAP Pelaksana.

(24)

f) Melaksanakan proses Hold Point 50% dan 90% bersama Divisi Pendukung Operasi.

g) Menyelesaikan dispute kontrak bersama Divisi Legal dan Contract Review.

h) Menyelesaikan proses penutupan kontrak proyek (Release &

Discharge).

i) Menyelesaikan permasalahan proyek sebelum terjadinya dan sebagai tindak lanjut temuan K1, K2, K3, K4.

j) Bertanggung jawab terhadap Survey Kepuasan Pelanggan, termasuk referensi dari owner dan Customer Complaint.

k) Mengkosolidasikan dan mereview laporan Kinerja Mutu, K3 &

lingkungan dari seluruh proyek untuk memastikan penerapannya dan untuk dibahas/direview di tingkat divisi sebagai dasar peningkatan system mutu, K3 & Lingkungan proyek.

l) Bersama dengan Wakadiv (Divisi EPC) menjadi anggota Komite Manajemen pada proyek Sinergi Divisi EPC dengan Divisi Konstruksi.

m) Bersama dengan Kadiv, Manager Engineering, Manager Administrasi

& Keuangan, dan Manager HRC melaksanakan Rapim bulanan untuk menetapkan Realisasi & Rencana kinerja bulanan triwulanan &

tahunan (RKAD), termasuk cashflow, kebutuhan dana cash dan non cash (SKBDN, SCF, KMK), Neraca, pelaksanaan Inovasi engineering proyek dan kecukupan SDM.

(25)

4. Manager Keuangan

a) Bersama dengan manager Produksi, manager HRC, melaksanakan Rapim bulanan utnuk menetapkan posisi kinerja divisi dan porsi cashflow divisi, permintaan pendanaan cash dan non cash, pelaksanaan inovasi engineering proyek dan posisi pemenuhan SDM.

b) Pengurusan & penyediaan dokumen jaminan & dokumen keuangan lainnya.

c) Evaluasi kinerja keuangan divisi & memberikan rekomendasi kepada Kepala Divisi.

d) Mengkosolidasikan rencana cashflow proyek serta biaya umum divisi menjadi rencana cash flow divisi, melalui rencana cash flow yang dibuat oleh proyek dan rencana cash flow BUKD serta proyek-proyek secara cost-control telah selesai, serta melakukan pengelolaan pembayaran atas transaksi Divisi.

e) Pengelolaan hutang dan piutang divisi agar tercapai sasaran kinerja divisi.

f) Mengkosolidasikan perhitungan pajak-pajak divisi mengajukan SKBDN dan KMK kepada Divisi Pendukung Operasi dan Divisi Keuangan.

g) Bertanggung jawab terhadap pengelolaan rumah tangga dan assets Divisi.

(26)

h) Bersama dengan Kadiv, Manager Operasi, Manager Engineering dan Manager HRC melaksanakan Rapim bulanan untuk menetapkan Realisasi & Rencana kinerja bulanan triwulanan & tahunan (RKAD), termasuk cashflow, kebutuhan dana cash dan non cash (SKBDN, SCF, KMK), Neraca, pelaksanaan Inovasi engineering proyek dan kecukupan SDM.

5. Logistik

a) Melakukan Klarifikasi dan negosiasidengan vendor/sub kontraktor.

b) Membuat dan mengajukan analisa komparasi ke Manager Engineering serta menerbitkan kontrak dan PO.

c) Menyusun SAL, VAL dan MAL sesuai hasil evaluasi proyek.

d) Menyetujui DPB dan memeriksa pengajuan bobot sub kontraktor dari proyek.

6. Info Pasar

a) Mendata informasi undangan PQ dan tender dari mass media.

b) Melakukan Aanwizing proyek.

c) Bersama dengan bagian Administrasi Tender & Kontrak menyiapkan dan menyusun data/dokumen tender sesuai dengan yang disyaratkan owner.

7. Akuntansi & Perpajakan

a) Melakukan penyusunan laporan keuangan divisi.

b) Melakukan kegiatan pembukuan dokumen dan input data.

(27)

c) Terlaksananya laporan Realisasi biaya proyek & BUKD.

d) Melakukan Rekonsiliasi Bank (Opname Kas) dengan Kasir dan fungsi keuangan.

e) Melakukan kosulidasi masalah perpajakan.

f) Melakukan konfirmasi dan rekonsiliasi pajak baik di proyek, divisi maupun di kantor pusat.

g) Melakukan perencanaan perpajakan.

h) Melakukan pengarsipan dokumen Akuntansi & Perpajakan.

8. Keuangan

a) Menyusun arus kas.

b) Membuat Surat Permintaan & Pengalokasian dana.

c) Menyusun Rencana Pembayaran.

d) Mengendalikan Bunga Bank.

e) Verifikasi Biaya Umum Kantor Divisi

f) Memonitor pembayaran hutang mitra usaha yang sudah jatuh tempo g) Pengurusan Jaminan Bank.

9. Quality, Health, Safety & Environment (QHSE)

a) Mengkoordinir penyusunan dokumen PQ dan Tender bidang mutu &

K3L.

b) Mengkoordinir pembuatan sasaran & program mutu serta K3L.

c) Mengkoordinir dan melaksanakan Audit system mutu & K3L di kantor divisi dan proyek.

(28)

d) Mengkoordinator pelaksanaan pelatihan Sistem Mutu dan K3L.

10. Kasir

a) Melakukan kegiatan pembayaran berdasarkan rencana pembayaran.

b) Melakukan pengarsipan dokumen pembayaran.

c) Rekonsiliasi Kas/Bank.

d) Opname saldo Kas bersama dengan fungsi akuntansi.

e) Informasi posisi Kas.

11. Metode Kerja / Engineering

a) Menyusun perencanaan waktu dan volume produksi dalam pembangunan proyek segaimana ditentukan oleh pemilik proyek.

b) Menyusun perencanaan dan perkiraan material atau bahan baku yang akan digunakan dalam suatu proyek pembangunan (konstruksi), sesuai dengan rencana atau design bangunan yang diharapkan konsumen, termasuk biaya yang dibutuhkannya.

c) Membuat perencanaan dan perkiraan peralatan, perlengkapan dan fasilitas serta seluruh biaya fasilitas yang akan digunakan dalam suatu proyek pembangunan, sesuai dengan kebutuhan berdasarkan design bangunan yang diharapkan konsumen.

d) Membuat perencanaan dan perkiraan kebutuhan waktu, SDM dan jumlah target volume produksi dalam proyek pembangunan.

e) Membantu penilaian suatu proyek yang akan diajukan dalam penawaran tender atau negosiasi proyek.

(29)

f) Membuat revisi atau penyesuaian rencana atau perkiraan berdasarkan perkembangan kondisi dan permintaan konsumen.

12. Project Control

a) Verifikasi bukti-bukti transaksi dari proyek.

b) Melakukan evaluasi laporan biaya meliputi : over(minder), evaluasi bahan, Laba/Rugi, pencapaian sales.

c) Audit dan Pengendalian terhadap biaya-biaya proyek.

d) Pelaksanaan Sistem Informasi Cost Control proyek.

13. Verivikasi

a) Bersama dengan bagian Cost Control melakukan evaluasi biaya &

progress pengerjaan proyek.

b) Audit dan Pengendalian terhadap kinerja proyek.

c) Bersama dengan bagian Cost Contol melaksanaan Sistem Informasi Proyek.

14. Sekretaris

a) Menerima dan melayani tamu dari luar perusahaan yang datang.

b) Melaksanakan atau meng-handle aktivitas telepon dan faximile yang masuk dan keluar.

c) Menerima dan memastikan pendistribusian Surat-Menyurat (intern/ekstern).

d) Melaksanakan aktivitas operasional Divisi khususnya berkaitan dengan aktivitas kerumah tanggaan.

(30)

D. Jaringan Usaha

Adapun kegiatan yang dilakukan oleh PT. Adhi Karya (Persero) Tbk di luar perusahaan yaitu memberikan bantuan untuk masyarakat, tidak hanya mengedepankan laba tetapi juga PT. Adhi Karya (Persero) Tbk turut peduli terhadap kehidupan sosial masyarakat yang diimplementasikan tidak terbatas terhadap kegiatan-kegiatan sosial.

PT. Adhi Karya (Persero) Tbk menyadari sepenuhnya kepercayaan dan dukungan yang diberikan masyarakat selama ini merupakan salah satu faktor yang membuat PT.

Adhi Karya (Persero) Tbk berkembang seperti sekarang ini maka sudah sewajarnya PT.

Adhi Karya peduli kepada masyarakat. Adapun bentuk kepedulian yang diberikan seperti membantu meringankan beban untuk menyekolahkan dari Tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Tingkat Menengah Atas. Membantu anak-anak karyawan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk yang berprestasi, hal ini bertujuan untuk meningkatkan semangat kerja dan meningkatkan prestasi kerja.

Selain itu PT. Adhi Karya (Persero) Tbk selalu menciptakan suasana keakraban dengan lingkungan kerja sekitar misalkan dengan kepala desa setempat, membantu kegiatan gotong royong dengan masyarakat, selalu berkoordinasi dengan keamanan lingkungan untuk kelancaran jalannya proyek dan aktif berperan dalam rangka kegiatan kemasyarakatan. Oleh karenanya, PT. Adhi Karya (Persero) Tbk selalu mengembangkan dan selalu menciptakan jaringan kegiatan untuk mendukung visi dan misi PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Medan.

E. Kinerja Usaha Terkini

PT. Adhi Karya (Persero) Tbk telah berhasil memperoleh suatu perhargaan yang diterima dari berbagai jenis majalah yang berhubungan dengan proyek konstruksi antara

(31)

lain :

1. Penghargaan Annual Report Award 2005 2. Penghargaan Annual Report Award 2006 3. Penghargaan Annual Report Award 2007 4. Penghargaan Annual Report Award 2008

5. Penghargaan IMAC (Indonesia’s Most Admired Companies) 2010 6. Company With The Best Corporate Image 2008

7. Penghargaan Website BUMN

8. Penghargaan Best Individual Indicator Disclosure & Transparency 9. Penghargaan FORTUNE 100 2010

10. Penghargaan IFRA Award 2008 Indonesian Financial Reporting Award 11. Penghargaan Rekor Bisnis Award

12. GCGAward 2007 13. GCGAward 2009

14. CGPI (Corporate Governance Perception Index) 2010 15. Indonesian Quality Award Early Improvement 2007 16. BUMN Award

F. Rencana Usaha

Rencana kegiatan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Medan yang telah disusun dalam rangka mengejar pencapaian target jasa konstruksi adalah sebagai berikut :

1. PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Medan bertekad untuk menjadi perusahaan yang paling terdepan dibidang pembangunan jasa konstruksi dengan mengedepankan visi dan misi PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.

2. Untuk mencapai target dan sasaran yang diinginkan yang sesuai dengan visi dan

(32)

misi PT. Adhi Karya selalu menjalin kerjasama dengan Instansi/Perusahaan, Departemen, dan Lembaga lainnya yaitu diantaranya:

a. Kerjasama dengan perusahaan Sub kontraktor lokal maupun diluar lokal.

b. Departemen Ketenagakerjaan c. Departemen Perhubungan Laut d. Departemen Perhubungan Udara

e. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat f. Dinas Kependudukan

g. Puslitbang h. PDAM i. PLN

j. Perusahaan yang bergerak di bidang Asuransi seperti :

1) Jamsostek, Astek, Asuransi jaminan Sosial dan Tenaga Kerja 2) Asuransi Barang, Kendaraan dan Alat

3) Asuransi Barang dan Jasa 4) Kantor Pelayanan Pajak.

5) Dinas Kesehatan dan Pemadam Kebakaran 6) Kementerian BUMN.

3. PT. Adhi Karya (Persero) Tbk dalam rangka pelaksanaan proyek selalu bersosialisasi dengan lingkungan proyek setempat, seperti dengan Aparat Desa, Ketua Pemuda setempat, Damramil dan yang lainnya untuk memperlancar Rencana Kegiatan Proyek.

4. Selalu koordinasi untuk menciptakan iklim persaingan yang bersih sesama kontraktor yang bergerak dibidang jasa konstruksi yaitu dengan Gapensi, Gapeksindo, dan para gabungan kontraktor lainnya.

(33)

BAB III

PERHITUNGAN DAN PENYETORAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) PASAL 21 TERHADAP KARYAWAN PADA PT ADHI KARYA

(PERSERO) TBK MEDAN

A. Landasan Teori Pengertian Pajak

Pajak merupakan sumber terpenting dalam penerimaan atau pendapatan negara baik yang bersifat secara langsung maupun tidak langsung dari masyarakat untuk membiayai pengeluaran rutin, pembangunan sosial dan ekonomi yang dipungut dengan ketentuan-ketentuan dari undang-undang sampai dengan Keputusan Dirjen Pajak. Pajak juga merupakan penerimaan terbesar dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Sebelum memahami lebih mendalam tentang perpajakan, baiknya dipahami terlebih dahulu definisi pajak, fungsi pajak, serta aspek-aspek lain yang berkaitan dengan perpajakan.

Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang tercantum di Pasal 1).

Menurut Muda (2005:1) “Pajak adalah sebagian harta kekayaan rakyat (swasta) yang berdasarkan undang-undang, wajib diberikan oleh rakyat kepada negara tanpa mendapat kontra prestasi secara induvidual dan langsung dari

(34)

negara, serta bukan merupakan penalti, yang berfungsi :

a. Sebagai dana untuk penyelenggaraan negara, dan sisanya, jika ada, digunakan untuk pembangunan, serta

b. Sebagai instrumen/alat untuk mengatur kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan (Waluyo, 2011:2).

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak, adalah sebagai berikut :

1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaanya yang sifatnya dapat dipaksakan.

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment.

2. Fungsi Pajak

Fungsi Pajak Terdiri atas dua bagian yaitu:

(35)

a. Fungsi Anggaran (Budgetary)

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan negara membutuhkan biaya.

Dewasa ini, pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang dan sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini harus ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan pembiayaan pembangunan yang diharapkan terutama berasal dari sektor pajak.

b. Fungsi Mengatur (Regulatory)

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya, dalam rangka penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri diberikan sebagai macam fasilitas keringan pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah bisa menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

3. Pengertian Pajak Penghasilan

Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah untuk ke empat kalinya diubah pada tahun 2008 dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008 yang digunakan sebagai dasar hukum pemungutan pajak penghasilan. Menurut pasal 4 ayat 1 Undang-

(36)

undang No. 36 Tahun 2008 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.

4. Pengertian PPh Pasal 21

Menurut Undang-undang No. 36 Tahun 2008 Pajak Penghasilan Pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperolah Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan.

Dalam Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor: Per-31/PJ/2012, yang dimaksud dengan Pajak Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri, yang selanjutnya disebut PPh Pasal 21, adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang-undang Pajak Penghasilan.

5. Subjek PPh Pasal 21

a. Subjek Pajak Penghasilan menurut Undang-undang No. 36 Pasal 2

(37)

Ayat 1 adalah penerima penghasilan.

b. Subjek Pajak dalam negeri adalah :

1) Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) harip dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.

2) Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:

a. Pembentukanya berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang- undangan;

b. Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

c. Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.

d. Pembukuannya diperikasa oleh aparat pengawasan fungsional negara.

3) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan.

6. Objek PPh Pasal 21

Menurut UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 4 Ayat 1 objek pajak yang dikenakan pemotongan adalah penghasilan. Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dipakai untuk dikonsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan,

(38)

dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk :

a. Pergantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, uang pensiun atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang.

b. Hadiah dari undian, pekerjaan, kegiatan dan penghargaan.

c. Laba usaha.

d. Keutungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk : 1. Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,

persekutuan dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal.

2. Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan dan badan lainnya.

3. Keuntungan karena likuiditas, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha atau dan dalam bentuk apapun.

4. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali yang diberikan keluarga sedarah dalam garis lurus derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil yang ketentuannya diatur lebih lanjut oleh Perdana Mentri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan

(39)

usaha, pekerjaan, kepemilikan atau pengusaan di atara pihak-pihak yang bersangkutan; dan

5. Keuntungan karena penjualan karena pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan pertambangan.

e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak.

f. Bunga termasuk diskonto dan imbalan karena jaminan pengembalian utang.

g. Deviden, dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk deviden dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil koperasi.

h. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak.

i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.

j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.

k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

l. Keuntungan selisih Kurs mata uang asing.

m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.

n. Premi asuransi.

o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.

p. Tambahan kekayaan neto yang berasal penghasilan yang belum dikenakan pajak.

(40)

q. Penghasilan dari usaha berbasis syariah.

r. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan; dan s. Surplus Bank Indonesia.

7. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Masyarakat Indonesia saat ini yang memiliki penghasilan rendah wajib bersyukur dengan adanya peraturan pemerintah baru yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 122/PMK.010/2015 mengenai tarif penyesuaian besarnya penghasilan tidak Kena Pajak (PTKP).

a. Besarnya PTKP per tahun untuk wajib pajak tidak kawin adalah sebagai berikut :

1. Rp 36.000.000,00 ( tiga puluh enam juta rupiah) untuk Wajib Pajak tidak kawin dan tidak memiliki tanggungan.

2. Rp 39.000.000,00 (tiga puluh Sembilan juta rupiah) untuk Wajib Pajak tidak kawin dan memiliki tanggungan 1 (satu) orang, selanjutnya ditambahkan Rp. 3.000.000,00 setiap penambahan 1 (satu) orang tanggungan (maksimal anak/tanggungan adalah 3 orang).

b. Besarnya PTKP per tahun untuk wajib pajak kawin adalah sebagai berikut:

1. Rp 39.000.000,00 (tiga puluh Sembilan juta rupiah) untuk diri Wajib Pajak yang kawin dan tidak memiliki anak/tanggungan.

2. Rp 42.000.000,00 (empat puluh dua juta rupiah) untuk Wajib Pajak

(41)

yang kawin dan memiliki 1 (satu) anak/tanggungan, selanjutnya ditambahkan Rp. 3.000.000,00 setiap penambahan 1 (satu) orang anak/tanggungan (maksimal anak/tanggungan adalah 3 orang).

c. Besarnya PTKP per tahun untuk wajib pajak yang kawin, penghasilan istri dan suami digabung:

1. Rp. 75.000.000 (tujuh puluh lima juta rupiah) untuk wajib pajak istri dan suami dan tidak memiliki anak/tanggungan.

2. Rp. 78.000.000,00 (tujuh puluh delapan juta rupiah) untuk wajib pajak istri dan suami memiliki 1 (satu) orang anak/tanggungan, selanjutnya ditambahkan Rp. 3.000.000,00 setiap penambahan 1 (satu) orang anak/tanggungan (maksimal anak/tanggungan adalah 3 orang).

8. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21

Berdasarkan UU PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 17, tarif pajak yang diterakpan atas penghasilan Kena Pajak bagi :

a. Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah sebagai berikut : Tabel 3.1

Tarif Pajak Orang Pribadi dalam Negeri

Lapisan Pengahasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp50.000.000,00 5%

Di atas Rp50.000.000,00 s.d Rp250.000.000,00 15%

Di atas Rp250.000.000,00 s.d Rp500.000.000,00 25%

Di atas Rp500.000.000,00 30%

Sumber : UU Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008 Pasal 17 Ayat 1

(42)

b. Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28% (dua puluh delapan persen).

c. Tarif Tertinggi sebagaimana dimaksud pada tabel dapat diturunkan menjadi paling rendah 25% (dua puluh lima persen) yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.

d. Wajib Pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% (lima persen) lebih rendah dari pada tarif sebagaimana dimaksud pada point b yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

e. Tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa deviden yang dibagikan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen) dan bersifat final.

9. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Pegawai Tetap

Sebagaimana telah dituliskan pada Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-31/PJ/2012 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dangan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi bahwa penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan teratur atau pegawai tetap adalah sebagaia berikut :

a. Untuk menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan pegawai tetap,

(43)

terlebih dahulu dihitung seluruh penghasilalan bruto yang diterima atau diperoleh selama sebulan, yang meliputi seluruh gaji, segala jenis tunjangan dan pembayaran teratur lainnya, termasuk uang lembur (overtime) dan pembayaran sejenisnya.

b. Untuk perusahan yang masuk program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), premi Jaminan Kematian (JK) dan premi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) yang di bayar oleh pemberi kerja merupakan penghasilan bagi pegawai. Ketentuan yang sama diperlukan juga bagi premi Asurasi Kesehatan, Asuransi Kecelakaan Kerja, Asuransi Jiwa, Asuransi Dwiguna dan Asuransi Beasiswa yang dibayarkan oleh pemberi kerja untuk pegawai kepada perusahaan asiransi lainnya. Dalam menghitung PPh Pasal 21, premi tersebut digabungkan dengan penghasilan bruto yang dibayarkan oleh pemberi kerja kepada pegawai.

c. Selanjutnya dihitung jumlah penghasilan netto sebulan yang diperoleh dengan cara mengurangi penghasilan bruto sebulan dengan biaya jabatan, serta iuran pensiun, iuran Jaminan Hari Tua, dan/atau iuran Tunjangan Hari Tua yang dibayar sendiri oleh pegawai yang bersangkutanmelalui pembei kerja kepada Dana Pensiun yang pendiriannya tekah disahkan oleh Mentri Keuangan atau Badan Penyelenggara Program Jamsostek.

d. Selanjutnya dihitung penghasilan neto setahun, yaitu jumlah penghasilan neto sebulan dikalikan 12.

(44)

e. Dalam hal seorang pegawai tetap dengan kewajiban pajak subjektifnya sebagai Wajib Pajak dalam negeri sudah ada sejak awal tahun, tetapi mulai bekerja setelah bulan januari, maka penghasilan neto setahun dihitung dengan mengalikan penghasilan neto sebulan dengan banyaknya bulan sejak pegawai yang bersangkutan mulai bekerja sampai dengan bulan Desember.

f. Selanjutnya dihitung Penghasilan Kena Pajak sebagai dasar penerapan Tarif Pasal 17 ayat 1 UU PPh, yaitu sebesar pengahasilan neto setahun dikurangi dengan PTKP.

g. Setelah diperoleh PPh terutang dengan menerapkan Tarif Pasal 17 ayat 1 UU PPh terhadap Penghasilan Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada huruf c, selanjutnya dihitung PPh pasal 21 sebulan, yang harus dipotong dan/atau disetor ke kas negara, yaitu sebesar :

1) Jumlah PPh Pasal 21 setahun atas penghasilan sebagaimana yang dimaksud dengan huruf a dibagi dengan12,atau

2) Jumlah PPh Pasal 21 setahun atas penghasilan sebagaimana dimaksud diatas dibagi banyaknya bulan yang menjadi faktor pengali.

h. Apabila pajak yang terutang oleh pemberi kerja tidak didasarkan atas masa gaji sebulan, maka untuk penghitungan PPh pasal 21, jumlah penghasilan tersebut terlebih dahulu dijadikan pengahasilan bulanan dengan mempergunakan faktor perkalian sebagai berikut :

Gaji untuk masa seminggu dikalikan dengan 4;

(45)

Gaji untuk masa sehari dikalikan dengan 26.

i. Selanjutnya dilakukan penghitungan PPh pasal 21 sebulan dengan cara seperti perintah diatas.

j. PPh pasal 21 atas penghasilan seminggu dihitung berdasarkan PPh pasal 21 sebulan yang dibagi 4, sedangkan PPh pasal 21 atas penghasilan sehari dihitung berdasarkan PPh pasal 21 sebulan yang di kali 26.

k. Jika kepada pegawai tersebut dibayar gaji bulanan juga dibayar kenaikan gaji yang berlaku surut (rapel), misalnya untuk 5 (lima) bulan, maka penghitungan PPh Pasal 21 atas rapel tersebut adalah sebagai berikut :

1. Rapel dibagi dengan banyaknya bulan perolehan rapel tersebut (dalam hal ini 5 bulan);

2. Hasil pembagian rapel tersebut ditambahkan pada gaji setiap bulan sebelum adanya kenaikan gaji, yang sudah dikenakan pemotongan PPh pasal 21;

3. PPh pasal 21 atas gaji untuk bulan-bulan setelah ada kenaikan, dihitung kembali atas dasar gaji baru setelah ada kenaikan;

4. PPh pasal 21 terutang atas tambahan gajiuntuk bulan-bulan dimaksud adalah selisih antara jumlah pajak yang dihitung berdasarkan perintah ke 3 (tiga) dikurangi jumlah pajak yang telah dipotong sebagaimana yang telah disebutkan pada perinta ke 2 (dua).

5. Apabila kepada pegawai tersebut dibayar gaji yang didasarkan

(46)

masa gaji kurang dari satu bulan juga dibayar gaji lain mengenai masa uanh lebih lama dari satu bulan (rapel) seperti tersebut dalam angka 4 (empat) maka cara penghitungan PPh pasal 21-nya adalah sesuai dengan yang talh ditetapkan dalam angka 4 dengan memperhatikan ketentuan dalam angka 3.

10. Pelaksanaan Penyetoran PPh Pasal 21

Pada prinsipnya pajak atas penghasilan akan terutang pada akhir tahun.

Namun demikian, untuk memberikan keringanan dan kemudahan pembayaran pajak atas penghasilan, serta prinsip pengenalan pajak pada saat adanya penghasilan, maka besarnya penghasilan yang akan terjadi pada akhir tahun tersebut dapat diperkirakan sejak awal tahun, dan besarnya PPh yang akan terutang pada akhir tahun tersebut pelunasannya dilakukan pada setiap masa bulanan atau pada setiap transaksi, dengan cara dipungut, dipotong pihak lain, atau dibayar sendiri oleh wajib pajak. Pada akhir tahun besarnya PPh yang masih kurang dibayar harus dilunasi oleh wajib pajak sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) dilaporkan.

Sarana yang digunakan wajib pajak dalam membayar atau melunasi PPh adalah menggunakan formulir Surat Setoran Pajak (SSP). SSP dimaksudkan sebagai surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke Kas Negara. SSP ini selanjutnya berfungsi sebagai alat bukti dan laporan pembayaran pajak. Pembayaran pajak telah ditentukan batas waktunya. Apabila batas waktu pembayaran atau penyetoran pajak jatuh pada hari libur maka batas waktu tersebut diundur pada

(47)

hari berikutnya yang bukan merupakan hari libur. Dalam UU KUP Pasal 7 ayat 2 Setiap keterlambatan pembayaran dikenakan denda Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk keterlambatan pelaporan SPT Tahunan PPh orang pribadi yang dihitung sejak jatuh tempo (www.pajak.go.id). Batas waktu pembayaran atau penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa pajaknya berakhir.

B. Perhitungan dan Penyetoran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 1. Hasil Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data profil pegawai PT.

Adhi Karya (Persero) Tbk Medan yang merupakan subjek pajak yang dipotong PPh Pasal 21. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

PPH UANG LEMBUR

& SEBAGAINYA PREMI ASURANSI

TANTIEM, BONUS, GRATIFIKASI, JASA PRODUKSI

& THR

BIAYA JABATAN/PEN

SIUN

IURAN PENSIUN ATAU IURAN

THT/JHT 1 GND K/3 STAFF Rp 28,335,760 Rp 1,308,350 Rp 40,311,111 Rp 1,967,015 Rp 7,015,123 Rp 3,946,868 Rp 822,731 2 HS K/1 STAFF Rp 41,647,995 Rp 6,815,200 Rp 65,492,117 Rp 2,819,287 Rp 12,670,923 Rp 6,000,000 Rp 2,677,187 3 BW K/2 STAFF Rp 50,388,226 Rp 6,734,500 Rp 55,995,068 Rp 3,510,999 Rp 15,775,378 Rp 6,000,000 Rp 3,173,837 4 AMR K/3 STAFF Rp 25,099,960 Rp 535,150 Rp 36,820,273 Rp 1,741,964 Rp 6,436,065 Rp 3,531,670 Rp 8,398,064 5 ADT TK STAFF Rp 76,590,942 Rp 17,456,200 Rp 77,904,271 Rp 5,357,265 Rp 18,484,046 Rp 6,000,000 Rp 4,084,401 6 IM K STAFF Rp 51,986,892 Rp 13,867,600 Rp 86,826,310 Rp 4,622,037 Rp 17,081,424 Rp 6,000,000 Rp 3,599,969 7 AW TK STAFF Rp 44,405,514 Rp 6,079,300 Rp 53,027,929 Rp 3,101,121 Rp 12,027,411 Rp 5,932,064 Rp 2,846,499 8 MHL K/1 STAFF Rp 31,692,720 Rp 3,753,700 Rp 57,038,240 Rp 2,999,062 Rp 11,537,512 Rp 5,351,062 Rp 1,311,388 9 AP K/3 STAFF Rp 47,592,359 Rp 6,869,650 Rp 64,681,948 Rp 3,791,683 Rp 13,264,338 Rp 6,000,000 Rp 3,068,599 10 AR K/3 STAFF Rp 46,978,179 Rp 4,690,000 Rp 55,046,935 Rp 3,284,959 Rp 11,605,205 Rp 6,000,000 Rp 3,004,460

Tabel 3.2

Data profil pegawai PT. Adhi Karya, Tbk Medan

Sumber : PT. Adhi Karya, Tbk Medan

PENGHASILAN

STATUS PERKAWINAN

NO NAMA JABATAN GAJI PER TAHUN

TUNJANGAN PENGURANGAN

PENGHASILAN

(48)

Berdasarkan tabel data profil pegawai diatas terlihat jelas status perkawinan, jabatan, gaji per tahun, tunjangan dan pengurangan penghasilan pegawai-pegawai PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Medan, yang digunakan dalam perhitungan dan penyetoran PPh pasal 21. Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwasanya status dan jabatan merupakan faktor utama yang membedakan tarif pajak setiap pegawai.

2. Hasil Pengolahan Data

PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Medan melakukan beberapa langkah dalam menghitung PPh Pasal 21 atas pegawai tetapnya, yaitu :

a. Mencari penghasilan bruto setahun yang diperoleh dari data seluruh pegawai tetap, dengan menjumlahkan gaji dan tunjangan-tunjangan yang diterima pegawai melalui daftar gaji pegawai.

b. Selanjutnya mencari penghasilan netto yang diterima pegawai satu tahun dengan mengurangkan penghasilan bruto dengan biaya jabatan/pensiun, dan iuran pensiun atau iuran THT/JHT.

c. Selanjutnya mencari Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dengan cara mengurangkan pengahasilan netto dengan ketetapan-ketetapan Wajib Pajak Orang pribadi Rp24.300.000,- Wajib Pajak Kawin Rp2.025.000,-dan jika memiliki anak Rp2.025.000,- per orang (maksimal 3).

d. Selanjutnya mencari Penghasilan Kena Pajak (PKP) dengan cara penghasilan netto yang disetahunkan dikurangkan dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

(49)

e. Selanjunya mencari PPh Pasal 21 yang harus dipotong, dengan cara mengalikan tarif pajak dengan Penghasilan Kena Pajak (PKP) yang sesuai dengan peraturan undang-undang pajak No. 36 Tahun 2008 pada Pasal 17.

3. Perhitungan PPh Pasal 21 terhadap karyawan pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk Medan

PPh Pasal 21 atas gaji

Gaji per tahun Rp 28,335,760

Tunjangan PPh Rp 1,308,350

Tunjangan uang Lembur &

sebagainya Rp 40,311,111

Tunjangan premi asuransi Rp 1,967,015

Tunjangan tantiem, bonus,

gratifikasi, jasa produksi & THR Rp 7,015,123

Penghasilan Bruto Rp 78,937,359

Pengurangan

Biaya jabatan / pensiun Rp 3,946,868

Iuran pensiun atau iuran THT /

JHT Rp 822,731

Jumlah pengurangan Rp 4,769,599

Penghasilan Netto Rp 74,167,760

Penghasilan Tidak Kena Pajak

(PTKP) Rp 48,000,000

Penghasilan Kena Pajak (PKP)

dibulatkan Rp 26,167,000

Tarif PPh Pasal 21 setahun (5% x 26,167,700) Rp 1,308,350

1. Perhitungan PPh Pasal 21 atas pegawai GND

(50)

PPh Pasal 21 atas gaji

Gaji per tahun Rp 41,647,995

Tunjangan PPh Rp 6,815,200

Tunjangan uang Lembur &

sebagainya Rp 65,492,117

Tunjangan premi asuransi Rp 2,819,287

Tunjangan tantiem, bonus,

gratifikasi, jasa produksi & THR Rp 12,670,923

Penghasilan Bruto Rp 129,445,522

Pengurangan

Biaya jabatan / pensiun Rp 6,000,000

Iuran pensiun atau iuran THT /

JHT Rp 2,677,187

Jumlah pengurangan Rp 8,677,187

Penghasilan Netto Rp 120,768,335

Penghasilan Tidak Kena Pajak

(PTKP) Rp 42,000,000

Penghasilan Kena Pajak (PKP)

dibulatkan Rp 78,768,000

Tarif PPh Pasal 21 setahun (5% x 50,000,000) Rp 2,500,000

(15% x 28,768,000) Rp 4,315,200

Jumlah PPh Pasal 21 setahun Rp 6,815,200

2. Perhitungan PPh Pasal 21 atas pegawai HS

(51)

PPh Pasal 21 atas gaji

Gaji per tahun

50,388,226 Rp

Tunjangan PPh

6,734,500 Rp Tunjangan uang Lembur &

sebagainya Rp 55,995,068

Tunjangan premi asuransi

3,510,999 Rp Tunjangan tantiem, bonus,

gratifikasi, jasa produksi & THR Rp 15,775,378

Penghasilan Bruto Rp 132,404,171

Pengurangan

Biaya jabatan / pensiun Rp 6,000,000

Iuran pensiun atau iuran THT /

JHT Rp 3,173,837

Jumlah pengurangan Rp 9,173,837

Penghasilan Netto Rp 123,230,334

Penghasilan Tidak Kena Pajak

(PTKP) Rp 45,000,000

Penghasilan Kena Pajak (PKP)

dibulatkan Rp 78,230,000

Tarif PPh Pasal 21 setahun (5% x 50,000,000) Rp 2,500,000

(15% x 28,230,000) Rp 4,234,500

Jumlah PPh Pasal 21 setahun Rp 6,734,500

3. Perhitungan PPh Pasal 21 atas pegawai BW

(52)

PPh Pasal 21 atas gaji

Gaji per tahun

25,099,960 Rp

Tunjangan PPh

535,150 Rp Tunjangan uang Lembur &

sebagainya Rp 36,820,273

Tunjangan premi asuransi

1,741,964 Rp Tunjangan tantiem, bonus,

gratifikasi, jasa produksi & THR Rp 6,436,065

Penghasilan Bruto Rp 70,633,412

Pengurangan

Biaya jabatan / pensiun

3,531,670 Rp Iuran pensiun atau iuran THT /

JHT Rp 8,398,064

Jumlah pengurangan Rp 11,929,734

Penghasilan Netto Rp 58,703,678

Penghasilan Tidak Kena Pajak

(PTKP) Rp 48,000,000

Penghasilan Kena Pajak (PKP)

dibulatkan Rp 10,703,000

Tarif PPh Pasal 21 setahun (5% x 10,703,000) Rp 535,150

4. Perhitungan PPh Pasal 21 atas pegawai AMR

(53)

PPh Pasal 21 atas gaji

Gaji per tahun

76,590,942 Rp

Tunjangan PPh

17,456,200 Rp

Tunjangan uang Lembur &

sebagainya Rp 77,904,271

Tunjangan premi asuransi

5,357,265 Rp Tunjangan tantiem, bonus,

gratifikasi, jasa produksi & THR Rp 18,484,046

Penghasilan Bruto Rp 195,792,724

Pengurangan

Biaya jabatan / pensiun Rp 6,000,000

Iuran pensiun atau iuran THT /

JHT Rp 4,084,401

Jumlah pengurangan Rp 10,084,401

Penghasilan Netto Rp 185,708,323

Penghasilan Tidak Kena Pajak

(PTKP) Rp 36,000,000

Penghasilan Kena Pajak (PKP)

dibulatkan Rp 149,708,000

Tarif PPh Pasal 21 setahun (5% x 50,000,000) Rp 2,500,000

(15% x 99,708,000) Rp 14,956,200

Jumlah PPh Pasal 21 setahun Rp 17,456,200

5. Perhitungan PPh Pasal 21 atas pegawai ADT

(54)

PPh Pasal 21 atas gaji

Gaji per tahun

51,986,892 Rp

Tunjangan PPh

13,867,600 Rp

Tunjangan uang Lembur &

sebagainya Rp 86,826,310

Tunjangan premi asuransi

4,622,037 Rp Tunjangan tantiem, bonus,

gratifikasi, jasa produksi & THR Rp 17,081,424

Penghasilan Bruto Rp 174,384,263

Pengurangan

Biaya jabatan / pensiun Rp 6,000,000

Iuran pensiun atau iuran THT /

JHT Rp 3,599,969

Jumlah pengurangan Rp 9,599,969

Penghasilan Netto Rp 164,784,294

Penghasilan Tidak Kena Pajak

(PTKP) Rp 39,000,000

Penghasilan Kena Pajak (PKP)

dibulatkan Rp 125,784,000

Tarif PPh Pasal 21 setahun (5% x 50,000,000) Rp 2,500,000

(15% x 75,784,294) Rp 11,367,600

Jumlah PPh Pasal 21 setahun Rp 13,867,600

6. Perhitungan PPh Pasal 21 atas pegawai IM

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dari studi dapat disimpulkan bahwa mekanisme perhitungan, penyetoran dan pelaporan Pph Pasal 21 atas manfaat pensiun PT Taspen (Persero)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Nyata (PKN) yang

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesikan

Hasil penelitian diketahui bahwa perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan PT.ABC untuk menentukan pajak terutang dari bulan Januari sampai Desember tidak

Tugas dan wewenang Direktur Produksi adalah sebagai berikut:.. Menyusun perencanaan dibidang pekerjaan yang tercantum

Definisi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Menurut PER-31/PJ/2012 pasal 1 ayat 2 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 adalah pungutan resmi yang ditujukan kepada

Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang

Setiap bulan, Bagian Personalia (MSDM) yang akan memberikan slip gaji karyawan ke Bagian Keuangan Perusahaan, kemudian Bagian Keuangan Perusahaan menghitung PPh Pasal