• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penghitungan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 PT PLN (Persero) Tbk Area Ciputat - Eprints UNPAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penghitungan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 PT PLN (Persero) Tbk Area Ciputat - Eprints UNPAM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Penghitungan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 PT PLN (Persero) Tbk Area Ciputat

Iin Rosini Universitas Pamulang

Indah Permata Sari Universitas Pamulang

Abstract

The purpose of this study is to evaluate or assess the implementation mechanisms counting, depositing and reporting of income tax section 21 which is run by PT PLN Ciputat Area. And to investigate the issue of income tax article 21 based on data SPT Masa and SSP are made and reported by the company.

The research method used is descriptive qualitative research which means that this study was limited to expressing a problem and try to find a solution or solutions to problems that ada.Selain describe and explain through descriptive qualitative methods , researchers are also present in the form of tables and add formulas and how the following calculation examples to support and strengthen an explanation and elaboration of the results obtained The results showed that the evaluation or assessment of the application of counting , depositing and reporting income tax by PT PLN 21 Chester area has been carried out properly according to the rules of taxation that applies the Law # 36 of 2008 on Income Tax . However, for precision filling of SPT Masa 21 is still not up to the completeness of the documents or attachments SPT 1721 period as well as an archive of the taxpayer is still not well equipped with appropriate tax laws . Where the taxpayer is obliged to make and save a document or attachment of the tax paid and reported in the ten year period .

Keywords : Evaluation, PPh Pasal 21 employees, counting, depositing ,reporting

Pendahuluan

Pajak merupakan salah satu kontributor bagi Anggaran Pembiayaan dan Belanja Negara (APBN). Kurang lebih 70 persen penerimaan Negara berasal dari pajak. Ini menunjukkan bahwa pajak memiliki peran yang cukup besar dalam membiayai pembangunan. Sehingga besar atau kecilnya penerimaan Negara tergantung dari besar atau kecilnya penerimaan pajak itu sendiri. Maka dari itu, pemerintah berusaha menggali potensi pajak dalam negeri secara optimal demi meningkatkan penerimaan Negara dan tentunya demi kelancaran pembiayaan pembangunan Nasional. Badan atau perusahaan sebagai subjek pajak dalam negeri yang memiliki kewajiban dalam menghitung, menyetor dan melaporkan pajak sendiri dan juga memiliki kewajiban memotong dan atau memungut pajak atas penghasilan orang lain. Contohnya pajak penghasilan pasal 21 atas penghasilan pegawai atau karyawannya.

(5)

Metode penghitungan pajak penghasilan pasal 21 juga perlu diperhatikan agar dapat memberikan manfaat bagi perusahaan maupun pegawai.

Jadi, untuk mengetahui apakah penerapan penghitungan, penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan pasal 21 pegawai, sudah dilakukan sesuai Undang-Undang perpajakan yang berlaku yaitu UU No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dan apakah metode PPh 21 ditanggung perusahaan merupakan metode yang tepat dan menguntungkan perusahaan. Maka dari itu, menurut hemat saya perlu dilakukan evaluasi terhadap permasalahan PPh 21

tersebut. Dan penulis memilih judul Penelitian ini yaitu “Evaluasi Penerapan

Penghitungan, Penyetoran dan Pelaporan Pada Pajak Penghasilan Pasal 21 PT PLN

Area Ciputat”.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahuipenerapan penghitungan, penyetoran dan pelaporan PPh pasal 21

pegawai yang dilakukan perusahaan sesuai peraturan pajak yang berlaku.

2. Untuk mengetahui jumlah PPh pasal 21 atas penghasilan pegawai yang disetor atau dibayar perusahaan.

3. Untuk mengetahui keuntungan dari metode penghitungan PPh pasal 21 yang ditanggung

perusahaan.

Telaah Literatur dan Pengembangan Hipotesis

a.Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21

Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 merupakan pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri (Waluyo, 2011: 201). Dalam hal ini peneliti membatasi penelitian atau menggunakan data penelitian pada tahun pajak 2011 dan hanya meneliti PPh 21 pegawai tetap saja.

b.Pegawai

Pegawai adalah orang pribadiatau individu yang melakukan pekerjaan berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis maupun tidak tertulis, termasuk yang melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri atau badan usaha milik negara atau badan usaha miliki daerah (Thomas Sumarsan, 2010: 216).

Pegawai tetap adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah tertentu secara berkala, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur terus menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan secara langsung (Thomas Sumarsan, 2010 : 216).

c.Surat Pemberitahuan (SPT)

Berdasarkan Undang-Undang No.28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 angka 11, menyebutkan definisi dari Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban, sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan. Jadi data yang digunakan berdasarkan SPT Masa dan SSP.

d.Penghitungan PPh 21

Tata cara penghitungan PPh pasal 21 atas penghasilan teratur pegawai tetap yaitu sebagai berikut :

(6)

Penghasilan bruto – (biaya jabatan + iuran pensiun + iuran THT + iuran JHT )

Iuran tersebut dibayarkan oleh pegawai sendiri dan biaya jabatan adalah sebesar 5% dari penghasilan bruto, maksimal Rp 500.000,- sebulan dan Rp 6.000.000,- setahun.

3. Penghasilan neto disetahunkan = penghasilan neto sebulan dikali dengan 12. 4. Penghasilan Kena Pajak

Penghasilan kena pajak= Penghasilan neto setahun - PTKP. PTKP sesuai dengan keadaan anggota keluarga pada awal tahun. 5. Besarnya PPh pasal 21 setahun

Tarif PPh pasal 17 dikalikan dengan Penghasilan Kena Pajak. 6. PPh pasal 21 sebulan

Jumlah PPh pasal 21 setahun dibagi dengan 12.

e.Penyetoran PPh 21

Untuk batas waktu penyetoran atau pembayaran atau pelunasan PPh pasal 21 yang dipotong oleh pemotong PPh adalah harus disetor paling lama tanggal sepuluh bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir. Pembayaran atau penyetoran PPh pasal 21 dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) ke kantor pos atau bank BUMN atau bank BUMD, atau bank-bank lain yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Anggaran.

f.Pelaporan PPh 21

Masa pajak terakhir adalah masa desember atau masa pajak tertentu dimana pegawai tetap berhenti bekerja. Jatuh tempo pelaporan atau penyampaian SPT Masa PPh pasal 21 yang wajib disampaikan oleh pihak pemotong PPh pasal 21 adalah paling lama 20 (dua puluh) hari setelah masa pajak berakhir.

Metodologi Riset

Penelitian dilakukan pada PT PLN Area Ciputat, didaerah Tangerang selatan. Periode penelitian dilakukan mulai tanggal 07 Agustus 2012 sampai dengan 07 September 2012.

Teknik Analisis Data Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang menuturkan dan

menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi, sikap dan pandangan yang menggejala didalam masyarakat, hubungan antar variabel, pertentangan dua kondisi atau lebih, pengaruh terhadap suatu kondisi, perbedaan antar fakta dan lain-lain. Penelitian deskriprif kualitatif bertujuan untuk mengangkat fakta, keadaan, variabel dan fenomena yang terjadi ketika penelitian berlangsung dan menyajikannya apa adanya.

(7)

Hasil dan Analisis Penelitian

a.Evaluasi Penghitungan PPh pasal 21

Data yang diperoleh dari SSP, SPT Masa 1721 dan dokumen rekapitulasi PPh 21 milik perusahaan, menunjukkan bahwa perusahaan telah melaksanakan penghitungan PPh 21 sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku yaitu UU No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dan Peraturan Dirjen Pajak No- 31/PJ/2009.

Tabel 1

Daftar Rekapitulasi PPh 21 Pegawai Periode Maret 2011

Nipeg Nama

Pegawai NPWP Pegawai

Penghasila n Bruto

PPh 21 Terutang Perusaha

an

Peneliti

6584221P Saidih Salim 481261022412000 4.238.000 119.409 119.408

5887007M Nurini Siti F. 498704048016000 6.563.000 297.413 297.408

6585241M Dennis Adnan 498674886013000 10.156.000 752.004 751.996

6083042M Rohayani 021980198412000 14.412.000 1.446.583 1.446.571

5883320P Syarief H. 480626852407000 6.741.000 256.778 256.771

6989001J Azizah 475643936803000 6.390.000 275.352 275.346

5584224Z H Rahmat S. 480626753411000 7.427.000 354.716 354.708

6585017M Hariyani 480627561411000 6.590.000 303.852 303.846

7191162M Novy Ekasari 579659541411000 6.760.000 303.156 303.146

8609543Z Jumiaty O. 884636390301000 3.982.000 120.334 120.333

5881084Z Chaeruddin 477801922411000 8.219.000 297.360 297.358

6685221Z Wardoyo AG 576523799412000 4.238.000 114.053 114.050

6691014T Heri Susanto 493547574016000 6.760.000 277.956 277.946

5783312P Zuraidah 498703982411000 6.222.000 252.600 252.596

5782011T Bebeng Hendy 477801997411000 7.026.000 274.383 274.371

6183314P Setiani Pratiwi 481260693412000 5.727.000 199.991 199.988

6285298M Siti Mardiah 576523856411000 4.972.000 165.013 165.013

6583351P ABD Karim 498703750412000 6.563.000 222.811 222.808

5783178Z Soedjarwo 481260503411000 6.283.000 203.213 203.213

5682110M Sunardi 498703875402000 7.418.000 374.523 374.521

(8)

b.Evaluasi Penyetoran PPh 21

Evaluasi penyetoran PPh 21 dapat dilihat pada SSP yang sudah disetor.

Tabel 2

Daftar Penyetoran PPh 21 Berdasarkan SSP

No. Masa Pajak PPh 21 Disetor Tanggal

Penyetoran Keterangan

1 Januari Rp 127.126.381,- 25-01-2011 Tepat bayar

2 Februari Rp 104.244.010,- 25-02-2011 Tepat bayar

3 Maret Rp 98.909.539,- 24-03-2011 Tepat bayar

4 April Rp 227.099.837,- 19-04-2011 Tepat bayar

5 Mei Rp 48.272.799,- 06-06-2011 Tepat bayar

6 Juni Rp 222.880.959,- 14-06-2011 Tepat bayar

7 Juli Rp 55.568.083,- 25-07-2011 Tepat bayar

8 Agustus Rp 240.061.826,- 05-09-2011 Tepat bayar

9 September * Rp 110.228.694,- 05-10-2011 Tepat bayar

10 September ** Rp 176.481.115,- 06-10-2011 Tepat bayar

11 Oktober Rp 381.478.476,- 08-11-2011 Tepat bayar

12 November Rp 45.139.609,- 07-12-2011 Tepat bayar

13 Desember Rp 91.090.243,- 09-01-2011 Tepat bayar

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa PT PLN Area Ciputat melakukan penyetoran PPh pasal 21 sesuai aturan pajak yang berlaku yaitu PMK No.184/PMK.03/2007 sebagaimana telah diubah dengan PMK No.80/PMK.03/2010dan tidak ada yang terlambat setor. Pajak disetor sebelum tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah berakhir masa pajak. Jadi semua masa pajak yaitu dari Januari sampai dengan Desember pada tahun pajak 2011 adalah tepat bayar atau tepat setor. Tetapi untuk masa pajak September terjadi dua kali penyetoran karena terjadi kesalahan penghitungan atau pengisian dari SPT masa sehingga terjadi Pembetulan. Untuk SPT Normal masa September PPh 21 disetor sebesar Rp 110.228.694,- dan ternyata terjadi salah penghitungan, seharusnya perusahaan menyetor PPh 21 sebesar Rp 286.709.809,- maka perusahaan melakukan pembetulan dan membayar atau menyetor kekurangan PPh 21 yaitu sebesar Rp 176.481.115,-.

c.Evaluasi Pelaporan PPh 21

Pelaporan PPh 21 dapat dilihat pada SPT Masa 1721.

Tabel 3

Daftar Pelaporan PPh 21 Berdasarkan SPT Masa 1721

No. Masa Pajak PPh 21 Disetor Tanggal

Penyetoran Keterangan

1 Januari Rp 127.462.381,- 02-02-2011 Tepat lapor

2 Februari Rp 41.516.297,- 06-03-2011 Tepat lapor

3 Maret Rp 47.537.408,- 31-03-2011 Tepat lapor

4 April Rp 231.851.987,- 03-05-2011 Tepat lapor

5 Mei Rp 48.666.249,- 13-06-2011 Tepat lapor

6 Juni Rp 276.569.680,- 05-07-2011 Tepat lapor

(9)

8 Agustus Rp 240.766.076,- 09-09-2011 Tepat lapor

9 September * Rp 110.734.344,- 10-10-2011 Tepat lapor

10 September ** Rp 287.215.459,- 17-10-2011 Tepat lapor

11 Oktober Rp 386.006.676,- 14-11-2011 Tepat lapor

12 November Rp 45.775.764,- 14-12-2011 Tepat lapor

13 Desember Rp 91.256.218,- 16-01-2011 Tepat lapor

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pelaporan SPT masa 1721 oleh PT PLN Area Ciputat sudah dilakukan sesuai dengan undang-undang perpajakan yang berlaku yaitu pasal 3 ayat 3 UU KUP. Dimana batas lapor SPT masa adalah paling lama 20 (dua puluh) hari setelah masa pajak berakhir. Dan semua SPT masa dilaporkan oleh perusahaan sebelum tanggal jatuh tempo. Namun untuk masa pajak September terjadi dua kali pelaporan karena terdapat satu SPT Normal dan satu SPT Pembetulan, dimana SPT Pembetulan dibuat karena terjadi kesalahan penghitungan atau pengisian dari SPT masa normal tersebut.

d.Jumlah PPh 21 Disetor Perusahaan dan PPh 21 Terutang

Jumlah PPh 21 disetor dapat dilihat pada SSP sedangkan PPh 21 terutang dapat dilihat pada SPT Masa.

Tabel 4

PPh 21 per Masa Pajak pada SSP dan SPT Masa 1721

No. Masa Pajak Besarnya Penghasilan PPh 21 Keterangan/ Selisih

SSP SPT Masa 1721

1 Januari Rp 127.126.381,- Rp 127.462.381,- (Rp 336.000,-)

2 Februari Rp 104.244.010,- Rp 41.516.297,- Rp 62.727.713,-

3 Maret Rp 98.909.539,- Rp 47.537.408,- Rp 51.372.131,-

4 April Rp 227.099.837,- Rp 231.851.987,- (Rp 4.752.150,-)

5 Mei Rp 48.272.799,- Rp 48.666.249,- (Rp 393.450,-)

6 Juni Rp 222.880.959,- Rp 276.569.680,- (Rp 53.688.721)

7 Juli Rp 55.568.083,- Rp 55.855.708,- (Rp 287.625,-)

8 Agustus Rp 240.061.826,- Rp 240.766.076,- (Rp 704.250,-)

9 September * Rp 110.228.694,- Rp 110.734.344,- (Rp 505.650,-)

10 September

**

Rp 176.481.115,- Rp 176.481.115,- Rp 0,-

11 Oktober Rp 381.478.476,- Rp 386.006.676,- (Rp 4.528.200,-)

12 November Rp 45.139.609,- Rp 45.775.764,- (Rp 636.155,-)

13 Desember Rp 91.090.243,- Rp 91.256.218,- (Rp 165.975,-)

Jumlah Rp1.928.581.571 Rp1.880.479.903 Rp

(10)

d. Metode PPh 21 Ditanggung PPh 21 ditanggung perusahaan

Jadi PPh 21 Novy Ekasari (7191162M) yang ditanggung perusahaan adalah sebesar Rp 303.146,- sebulan, dan ini lah yang harus dibayar atau disetor oleh perusahaan tanpa harus memotong pajak dari penghasilan pegawai karena pegawai membawa penghasilannya utuh yaitu Rp 6.760.000,- sebulan.

PPh 21 menggunakan metode gross up

Novy Ekasari (7191162M)

Penghasilan bruto setahun Rp 6.760.000,-x 12 Rp 81.120.000,- Biaya jabatan setahun 5% x Rp 81.120.000,- (Rp 4.056.000,-) Iuran pensiun setahun Rp 303.182,-x12 (Rp 3.638.184,-) Penghasilan neto setahun Rp 73.425.816,-

PTKP (WP OP) (Rp 15.840.000,-) Penghasilan kena pajak Rp57.585.816,- (lapisan pertama*)

Tunjangan PPh 21/PPh terutang :

= (Rp 57.585.816 – Rp 47.500.000) x 15/85 + Rp 2.500.000

= Rp 4.279.849,88

PPh terutang sebulan = Rp 4.279.849,88 / 12 = Rp 356.654,16

PPh 21 terutang milik Novy Ekasari adalah Rp 356.654,16 sebulan, ini juga dipotong dari penghasilan pegawai tetapi karena diberikan tunjangan pajak sebesar PPh 21. Sehingga penghasilan yang dibawa pulang oleh pegawai Novy Ekasari sebulan adalah tetap sebesar Rp 6.760.000,-.Intinya, menggunakan metode mana saja, maka pegawai membawa pulang penghasilannya tetap Rp 6.760.000,-.

Namun bagi perusahaan, memotong PPh 21 sebesar Rp 303.146,- sebulan (metode ditanggung perusahaan) adalah menguntungkan daripada menjadikan tunjangan pajak (gross up) sebesar Rp 356.654,16 sebagai biaya bagi perusahaan. Biasanya metode gros up menjadi menguntungkan jika perusahaan menghitung PPh badan. Terdapat pengecualian pada perusahaan atau PT PLN Area Ciputat, karena perusahaan merupakan cabang atau unit perusahaan. Sehingga PLN Area Ciputat tidak berkepentingan untuk menghitung PPh Badan. PPh Badan dihitung oleh kantor pusat PLN.

Kesimpulan dan Saran

a.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu :

1. Dalam menerapkan penghitungan, penyetoran dan pelaporan PPh 21, perusahaan sudah

melaksanakannya dengan baik sesuai undang-undang perpajakan. Penghitungan pajak penghasilan pasal 21 sudah benar, penyetoran dan pelaporannya juga sudah dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo. Tetapi untuk masalah

2. pencatatan dan ketelitian pada Surat Pemberitahuan atau SPT relatif kurang diperhatikan. Isi yang ada pada SSP kerap kali tidak sama dengan isi yang ada pada SPT Masa 1721. Kurangnya ketelitian ini juga terlihat pada SPT pembetulan yang dibuat oleh perusahaan pada masa pajak September.

(11)

50

4. Metode Pajak Penghasilan pasal 21 ditanggung perusahaan, sebenarnya kurang

menguntungkan bagi pihak perusahaan. Dan metode gross up biasanya menjadi

alternatif. Namun, karena ada pengeculian yaitu PT PLN Area Ciputat tidak menghitung 5. PPh badan karena kantor pusatlah yang menghitung PPh badan. Maka tidak ada biaya

yang perlu dikurangi dari laba fiskal untuk menghitung PPh bada. Sehingga metode PPh 21 ditanggung perusahaan menjadi menguntungkan bagi PT PLN Area Ciputat.

b.Saran

Dari beberapa kesimpulan yang sudah penulis paparkan diatas, maka penulis memiliki beberapa saran perbaikan atau rekomendasi terkait kesimpulan hasil penelitian, diantaranya yaitu :

1. Ketepatan dan ketelitian dari staf bagian perpajakan lebih ditingkatkan lagi khususnya dalam menghitung dan mencatat besarnya penghasilan bruto serta PPh 21 terutang dari semua pegawai tetap perusahaan.

2. Kesesuaian pengisian antara SSP dan SPT Masa 1721 oleh staf bagian perpajakan harus lebih diperhatikan serta pembulatan kebawah atau ribuan rupiah pada penghasilan kena pajak juga harus diperhatikan.

Referensi

Basuki, Sulistyo, Metode Penelitian, Jakarta, Penaku, 2010.

Ilyas, Wirawan B. dan Richard Burton, Hukum Pajak Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta , 2010. Kuncoro, Mudrajad, Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi Edisi 3, Erlangga, Jakarta, 2009. Lubis, Irwansyah, Gustian Djuanda dan Ardiansyah Lubis, Review Pajak Orang Pribadi dan

Orang Asing, Salemba Empat, Jakarta, 2010.

Mardiasmo,Perpajakan Edisi Revisi 2009, Andi Offset, Yogyakarta, 2009.

Muljono, Djoko dan Baruni Wicaksono, Akuntansi Pajak Lanjutan, ANDI Offset,

Yogyakarta, 2009.

Prasetyono, Dwi Sunar, Panduan Lengkap Tata Cara & Perhitungan Pajak Penghasilan + Petunjuk Pengisian SPT, Laksana, Yogyakarta, 2011.

Prastowo, Yustinus, Agus Priyatna dan Yosep E. Nugraha, Buku Pintar Menghitung Pajak Profesi, Badan Usaha dan Peristiwa Khusus, Raih Asa Sukses (Penebar Swadaya Grup), Depok, 2011.

Resmi, Siti, Perpajakan : Teori dan Kasus Edisi 5 Buku 1, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Suandy, Erly, Perencanaan Pajak Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta, 2011.

Suhartono, Rudy dan Wirawan B. Ilyas, Ensiklopedia Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta, 2010.

Sumarsan, Thomas, S.E, M.M, Perpajakan Indonesia, Indeks, Jakarta, 2010. Suprianto, Edy, Akuntansi Perpajakan, Graha Ilmu, Yogyakarta , 2011.

Team Tax Centre - Bina Fiscal Indonesia, Modul 1 Pajak Terapan Brevet A-B Edisi 2011, PT Bina Fiscal Indonesia, Tangerang, 2011.

Tim Penyusun, UU Pajak Lengkap Tahun 2010, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2010. Waluyo, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta, 2011.

Waluyo, Didik Budi, Memahami Undang-Undang dan Peraturan Pelaksanaan Pajak

Penghasilan Pasal 21 Buku 5, DBW Tax Center / PT Warta Mitra Mandiri, Jakarta, 2010.

Gambar

Tabel 1 Daftar Rekapitulasi PPh 21 Pegawai Periode Maret 2011
Tabel 2 Daftar Penyetoran PPh 21 Berdasarkan SSP
Tabel 4

Referensi

Dokumen terkait

tersebut maka dibuatlah Bukti Pengeluaran Keuangan ( voucher ) untuk keperluan penyetoran PPh Pasal 21 atas penghasilan pegawai tetap. Penyetoran PPh Pasal

Penghasilan yang diterima oleh wajib pajak akan dikenakan pajak pasal 21 terutang.. Penghasilan pegawai terdiri dari gaji, honorarium,

1) Penyetoran pajak penghasilan pasal 21 wajib pajak orang pribadi dilaksanakan sebelum tanggal 10 masa pajak berikutnya dengan membayar pajak terutang atas

Pemungutan pajak penghasilan (PPH) pasal 23 diberlakukan tarif terbaru sesuai dengan perubahan undng undang no36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan pasal 23

Puninar Yusen Logistics Indonesia telah memberlakukan tarif pajak penghasilan dan juga menerapkan mekanisme Pajak Penghasilan mulai dari pemotongan, penyetoran dan pelaporan

Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Untuk mengetahui penerapan penghitungan Pajak Penghasilan pasal 21 tahunan, terhadap Kewajiban Pajak

Hasil analisa yang diperoleh bahwa PT BRI Kantor Unit Simpang Pos telah melakukan perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 atas pegawai

Tujuan laporan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sistem penghitungan serta pemotongan dan penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Negeri Sipil yang