• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Undang-undang Pajak Penghasilan Dalam Pelaksanaan Pemotongan / Pemungutan Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 (Studi Kasus Pada PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Undang-undang Pajak Penghasilan Dalam Pelaksanaan Pemotongan / Pemungutan Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 (Studi Kasus Pada PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung)."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha i

ABSTRAK

Di Indonesia sistem pemungutan pajak yang berlaku adalah Self Assessment System yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan kepercayaan dan tanggungjawab yang lebih besar kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar / menyetor dan melaporkan sendiri besarnya pajak terutang. Dengan sistem pemungutan perpajakan Self Assessment System maka kemungkinan kesalahan dalam menghitung, membayar / menyetorkan, dan melaporkan pajak terutang oleh Wajib Pajak, hal ini menuntut Wajib Pajak untuk memahami aturan cara penghitungan pajak penghasilan.

Suatu perusahaan yang menggunakan jasa orang pribadi atau badan usaha lain yang terdaftar sebagai Wajib Pajak merupakan pemotong / pemungut atas penghasilan yang diterima oleh orang pribadi atau badan usaha yang jasanya telah digunakan. Pemotongan penghasilan tersebut diatur dalam pasal 23 Undang-Undang Perpajakan No. 17 Tahun 2000.

Untuk menilai sejauh mana penerapan Undang-Undang Perpajakan No. 17 Tahun 2000 Khususnya pasal 23 , maka penulis melakukan penelitian pada PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung yang berlokasi di Jalan Pajajaran No. 29, Bandung. Perusahaan ini merupakan perusahaan BUMN yang bergerak dibidang obat-obatan.

Dalam skripsi ini penulis membahas penerapan Undang-Undang Perpajakan Khususnya pasal 23 dalam pelaksanaan pemotongan/pemungutan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan pasal 23, metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode analisis deskriptif sedangkan dalam pengumpulan data, penulis melakukan wawancara dan membagikan kuesioner kepada karyawan yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

(2)

Universitas Kristen Maranatha ii

DAFTAR ISI

ABSTRAK………...i

KATA PENGANTAR………ii

DAFTAR ISI………..iv

DAFTAR TABEL………...viii

DAFTAR LAMPIRAN……….xi

BAB I PENDAHULUAN……….1

1.1Latar Belakang Penelitian………...1

1.2Identifikasi Masalah………2

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian………3

1.4Kegunaan Penelitian………3

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis……….4

1.6Metode Penelitian………6

1.7Lokasi Penelitian dan Lamanya Penelitian……….7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………8

2.1 Pajak Secara Umum………8

2.1.1 Dasar Hukum Perpajakan………...8

2.1.2 Definisi Pajak dan Unsur Pengertian Pajak………8

(3)

Universitas Kristen Maranatha iii

2.3 Pengelompokan Pajak……….. 10

2.4 Tata Cara Pemungutan Pajak……… 12

2.4.1 Stesel Pajak……… ..12

2.4.2Asas Pemungutan Pajak……… 13

2.4.3 Sistem Pemungutan Pajak……… 14

2.5 Tarif Pajak………. 15

2.6 Pengkreditan Pajak………16

2.6.1 Pengertian Pengkreditan Pajak……… .16

2.6.2 Jenis-jenis Pengkreditan Pajak Penghasilan……… .17

2.6.3 Waktu Pengkreditan Pajak Penghasilan……… ...18

2.7 Pajak Penghasilan Pasal 23……… ……... 18

2.7.1 Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 23……… ...18

2.7.2 Pegertian Pajak Penghasilan Pasal 23……… ..18

2.7.3 Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23……… .19

2.7.4 Subjek Pajak Penghasilan Pasal 23……… ..19

2.7.5 Objek Pajak Penghasilan Pasal 23……… ...20

2.7.6 Pengecualian Objek Pajak Penghasilan Pasal 23……… .22

2.7.7 Tarif dan Penerapan Pajak Penghasilan Pasal 23……… .23

2.8 Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23……… .27

2.8.1 Tata Cara Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23………….27

2.8.2 Tata Cara Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 23………… ...27

(4)

Universitas Kristen Maranatha iv

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN……….30

3.1 Objek Penelitian………30

3.2 Sejarah dan Perkembangan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung………...30

3.3 Visi dan Misi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung…... 34

3.4 Kedudukan, Tugas Pokok, Maksud dan Tujuan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung………35

3.4.1 Kedudukan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung..35

3.4.2 Tugas Pokok, Maksud dan Tujuan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung………..36

3.5 Sruktur Organisasi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung………37

3.6 Metode Penelitian………..39

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data………...39

3.6.2 Operasionalisasi Variabel……….41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………44

4.1 Pelaksanaan Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung…...44

4.2 Pelaksanaan Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 23 pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung………..51

(5)

Universitas Kristen Maranatha v

4.4 Pengujian Hipotesis………...54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………..57

5.1 Kesimpulan……… ………57

5.2 Saran………..59

(6)

Universitas Kristen Maranatha vi

DAFTAR TABEL

1 Tabel Perkiraan Penghasilan Netto atas Jasa Teknik,

Jasa Manajemen, dan Jasa lain……….24 2 Tabel Perkiraan Penghasilan Netto atas Penghasilan Sewa

(kecuali persewaan Tanah/Bangunan) dan Penggunaan Harta………26 3 Tabel Variabel, Indikator, Sub Indikator dan Instrumen……….42 4 Tabel Penyetoran dan Pelaporan SPT Masa Pajak Penghasilan

(7)

Universitas Kristen Maranatha vii

DAFTAR LAMPIRAN

1 Surat Keterangan Penelitian

2 Struktur Organisasi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung 3 Bukti Penerimaan Surat

4 Surat Setoran Pajak

5 Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh Pasal 23 dan Pasal 26 6 Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23/26 7 Bukti Penerimaan Surat untuk Pajak Final

8 Surat Setoran Pajak untuk Pajak Final

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)

KUESIONER

Responden yang terhormat,

Dalam usaha pengumpulan data yang diperlukan untuk menyelesaikan

skripsi, maka penulis sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i

meluangkan waktu untuk menyampaikan pendapat atau tanggapan

Bapak/Ibu/Saudara/i terhadap beberapa pertanyaan yang tersedia di dalam

kuesioner ini. Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i dalam survey ini akan sangat

membantu penulis untuk menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Jurusan

Akuntansi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Sebelum dan sesudahnya penulis mengucapkan terimakasih atas waktu

yang telah Bapak/Ibu/Saudara/i luangkan serta pendapat atau tanggapan yang

telah diberikan, juga partisipasinya dalam survey ini.

Hormat saya,

Bandung, Juni 2006

Kristien M. Magdha Pane

(22)

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK VARIABEL INDEPENDEN “UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN”

Indikator Pertanyaan Ya Tidak

Pemotongan 1. Apakah setiap transaksi dilakukan

pemotongan PPh pasal 23 ?

2. Apakah pemotongan PPh pasal 23

dilakukan pada saat membayarkan

penghasilan oleh pemotong ?

3. Apakah tarif yang digunakan dalam

peghitungan pemotongan PPh pasal 23

merupakan tarif progresif ?

4. Apakah dalam penghitungan

pemotongan PPh pasal 23 perusahaan

menggunakan tarif yang sesuai dengan

Undang-Undang Pajak Penghasilan ?

5. Apakah dalam penghitungan

pemotongan PPh pasal 23 perusahaan

telah menggunakan dasar pemotongan

yang sesuai pada setiap objek yang

berbeda ?

6. Apakah setiap pemotongan PPh pasal 23

selalu disertai dengan bukti

(23)

7. Apakah bukti pemotongan dibuat

beberapa rangkap dan didistribusikan

kepada bagian yang berkepentingan ?

8. Apakah pembuatan bukti pemotongan

dilakukan oleh orang yang

berkompeten?

9. Apakah pengisian bukti pemotongan

dilakukan dengan lengkap dan benar ?

10.Apakah bukti pemotongan

ditandatangani / distempel oleh orang

yang berwenang ?

Penyetoran 11.Apakah penyetoran dilakukan sebelum

tanggal jatuh tempo ?

12.Apakah penyetoran PPh pasal 23

dilakukan pada Bank Persepsi / Kantor

Pos dan Giro ?

13.Apakah penyetoran PPh pasal 23 selalu

dilakukan dengan jumlah yang tepat ?

14.Apakah dalam penyetoran, perusahaan

menggunakan Surat Setoran Pajak

(SSP)?

15.Apakah pengisian SSP telah diisi

(24)

16. Apakah SSP dibuat beberapa rangkap

dan didistribusikan kepada bagian yang

berkepentingan ?

Pelaporan 17.Apakah pelaporan PPh pasal 23

dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo?

18.Apakah perusahaan melakukan

pelaporan ke KPP tempat perusahaan

terdaftar sebagai wajib pajak ?

19.Apakah dalam pelaporan perusahaan

menggunakan Surat Pemberitahuan

(SPT) ?

20.Apakah SPT dibuat beberapa rangkap

dan didistribusikan kepada bagian yang

berkepentingan ?

21.Apakah dalam pelaporan perusahaan

juga melampirkan dokumen-dokumen

selain SPT ?

22.Apakah sebelum dilaporkan, SPT

diperiksa kembali dan ditandatangani

(25)

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK VARIABEL DEPENDEN “ PAJAK PENGHASILAN PASAL 23”

Indikator Pertanyaan Ya Tidak

Deviden 1. Apakah pada perusahaan terdapat

deviden tunai ?

2. Apakah pada perusahan terdapat deviden

saham ?

3. Apakah deviden yang diberikan telah

sesuai jumlahnya dengan yang

seharusnya diterima ?

4. Apakah setiap deviden yang diberikan

selalu dipotong PPh pasal 23 ?

Bunga 5. Apakah ada bunga yang dibayarkan

oleh perusahaan kepada pihak lain ?

6. Apakah perusahaan pernah memberikan

atau mendapatkan premium ?

7. Apakah perusahaan pernah memberikan

atau mendapatkan diskonto ?

8. Apakah perusahaan pernah memberikan

atau mendapatkan imbalan sehubungan

(26)

9. Apakah setiap bunga yang dibayarkan

perusahaan selalu dipotong PPh pasal

23?

Royalti 10.Apakah perusahaan menggunakan

merek dagang atau bentuk lain sehingga

perusahaan membayar royalti ?

11.Apakah perusahaan menggunakan suatu

cara pengerjaan obat atau produk

tertentu sehingga perusahaan

membayarkan royalti ?

12.Apakah setiap royalti yang dibayarkan

selalu dipotong PPh pasal 23 ?

Hadiah 13.Apakah perusahaan pernah memberikan

hadiah undian pada pihak lain ?

14.Apakah hadiah undian yang diberikan

dipotong PPh pasal 23 ?

Imbalan

sehubungan

dengan jasa

15.Apakah perusahaan menggunakan jasa

teknik atau jasa manajemen dari pihak

lain sehingga perusahaan membayarkan

imbalan sehubungan dengan jasa

tersebut ?

16.Apakah perusahaan menggunakan

jasa-jasa lain selain jasa-jasa teknik atau jasa-jasa

manajemen dari pihak lain sehingga

perusahaan membayarkan imbalan

(27)

Bandung, 2006

Bagian :

Nama :

Tanda tangan dan cap perusahaan 17.Apakah perusahaan menggunakan jasa

konstruksi dari pihak lain sehingga

perusahaan membayarkan imbalan

sehubungan dengan jasa tersebut ?

18.Apakah perusahaan menggunakan jasa

konsultan dari pihak lain sehingga

perusahaan membayarkan imbalan

sehubungan dengan jasa tersebut ?

19.Apakah imbalan sehubungan dengan

jasa yang digunakan tersebut dipotong

PPh pasal 23 ?

Sewa 20.Apakah perusahaan pernah menyewa

kendaraan dari pihak lain ?

21.Apakah perusahaan pernah menyewa

mesin dari pihak lain ?

22.Apakah perusahaan pernah menyewa

gedung dari pihak lain ?

23.Apakah setiap transaksi yang

berhubungan dengan sewa diatas

(28)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Di Indonesia sistem pemungutan pajak yang berlaku adalah Self Assessment

System yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan kepercayaan dan

tanggungjawab yang lebih besar kepada Wajib Pajak untuk menghitung,

memperhitungkan, membayar / menyetor dan melaporkan sendiri besarnya pajak

terutang. Dalam sistem ini, Wajib Pajak yang aktif sedangkan Fiskus tidak turut

campur tangan dalam penentuan besarnya pajak terutang Wajib Pajak, kecuali

Wajib Pajak melanggar ketentuan yang berlaku maka akan dikenakan sanksi

setelah melalui pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh aparat pajak yang

berwenang. Dengan sistem pemungutan perpajakan Self Assessment System maka

kemungkinan kesalahan dalam menghitung, membayar / menyetorkan, dan

melaporkan pajak terutang oleh Wajib Pajak, hal ini menuntut Wajib Pajak untuk

memahami aturan cara penghitungan pajak penghasilan.

Suatu perusahaan yang menggunakan jasa orang pribadi atau badan usaha lain

yang terdaftar sebagai Wajib Pajak merupakan pemotong / pemungut atas

penghasilan yang diterima oleh orang pribadi atau badan usaha yang jasanya

telah digunakan. Pemotongan penghasilan tersebut diatur dalam pasal 23 UU PPh.

Ketentuan dalam pasal 23 UU PPh mengatur pemotongan pajak atas penghasilan

yang diterima / diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang

(29)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 2

telah dipotong pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, yang dibayarkan atau

terutang oleh badan pemerintah atau Subjek Pajak dalam negeri, penyelenggara

kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainya.

Untuk jenis pajak PPh pasal 23 pada prinsipnya sama dengan cara penghitungan

PPh pada umumnya. Tarif yang diberikan bervariasi yaitu tarif sesuai pasal 17 UU

PPh atau tarif yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah atau aturan

pelaksanaan lainnya dimana Perkiraan Penghasilan Netto menjadi dasar dalam

pengenaan pajak. Selain itu penghasilan atas imbalan jasa yang merupakan objek

pajak beragam dan tidak setiap waktu terjadi.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai

pelaksanaan PPh pasal 23 pada perusahaan . Penelitian ini disusun dalam skripsi

yang berjudul “ Penerapan Undang-Undang Pajak Penghasilan dalam

Pelaksanaan Pemotongan / Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak

Penghasilan Pasal 23 (Studi Kasus pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.

Plant Bandung)”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian guna membahas masalah-masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak

Penghasilan pasal 23 pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant

(30)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 3

2. Apakah pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak

Penghasilan pasal 23 telah sesuai dengan Undang-Undang Pajak

Penghasilan pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung ?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan

dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan

pelaporan Pajak Penghasilan pasal 23 pada PT. Kimia Farma (Persero)

Tbk. Plant Bandung.

2. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan

pelaporan Pajak Penghasilan pasal 23 telah sesuai dengan Undang-Undang

Pajak Penghasilan pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung.

1.4Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Perusahaan

Penulis berharap laporan ini dapat menjadi salah satu sumber analisa atas

pelaksanaan penghitungan, pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak

Penghasilan pasal 23.

2. Bagi Penulis

Dapat menambah khasanah ilmu dan pengetahuan mengenai Pajak

(31)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 4

3. Bagi Pembaca

Penulis berharap laporan ini dapat dijadikan referensi pengetahuan

perpajakan khususnya mengenai hal-hal yang berkenaan dengan Pajak

Penghasilan pasal 23.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Suatu perusahaan yang memberikan penghasilan kepada orang pribadi atau

badan usaha lain yang terdaftar sebagai Wajib Pajak yang berasal dari modal,

penyerahan jasa atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong PPh

pasal 21 merupakan pemotong / pemungut atas penghasilan yang diterima oleh

orang pribadi atau badan usaha tersebut yang diatur dalam pasal 23 UU PPh yaitu

UU RI No. 7 tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 7 tahun

1991 kemudian diubah lagi dengan UU RI No. 10 tahun 1994 dan terakhir dengan

UU RI No. 17 tahun 2000.

Berdasarkan keputusan Direktorat Jendral Pajak No. Kep.305/Pj/2001 tanggal

18 April 2001 dan berlaku efektif tanggal 1 Mei 2001 tentang jenis jasa lain dan

Perkiraan Penghasilan Netto dalam pasal 23 ayat 1 huruf C dijelaskan bahwa

penghasilan yang terutang pajak penghasilan pasal 23 adalah diantaranya

penghasilan atas imbalan jasa, bisa sehubungan dengan jasa teknik, jasa

manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan dan selain jasa yang telah dipotong

pajak penghasilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21.

Tarif pemotongan pajak yang harus dikenakan atas jasa adalah 15% dari

(32)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 5

sesuai dengan jasa yang digunakannya. Untuk jasa tenaga ahli seperti jasa profesi,

jasa konsultan, jasa akuntansi, dan lain-lain besarnya Perkiraan Penghasilan Netto

adalah 50% dari penghasilan. Sehingga PPh 23 yang dipotong dari jasa tenaga ahli

adalah 15% x 50% x penghasilan bruto. Sedangkan untuk jasa teknik dan jasa

manajemen, besarnya Perkiraan Penghasilan Netto adalah 40% dari penghasilan.

Sehingga PPh 23 yang dipotong dari jasa teknik dan jasa manajemen adalah 15%

x 40% x penghasilan bruto.

Di Indonesia sistem pemungutan pajak yang berlaku adalah Self Assessment

System oleh karena itu selain menghitung sendiri pajaknya, Wajib Pajak juga

harus menyetor dan melaporkan pajaknya sendiri. Untuk Pajak Penghasilan pasal

23, yang memiliki kewajiban untuk menyetor dan melaporkan pajak adalah pihak

pemotong / pemungut pajak dalam hal ini adalah perusahaan yang telah

menggunakan jasa dari Wajib Pajak bersangkutan.

Untuk SPT massa, penyetoran PPh pasal 23 dilakukan selambat-lambatnya

sampai tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir, dan

pelaporan Pajak Penghasilan pasal 23 dilakukan selambat-lambatnya sampai

tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir. Sedangkan

untuk SPT tahunan, penyetoran Pajak Penghasilan pasal 23 dilakukan

selambat-lambatnya sampai tanggal 20 Maret setelah tahun pajak berakhir, dan pelaporan

Pajak Penghasilan pasal 23 dilakukan selambat-lambatnya sampai tanggal 31

Maret setelah tahun pajak berakhir.

Bagi Wajib Pajak (pemotong/pemungut) yang terlambat menyetorkan dan

(33)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 6

penyetoran Wajib Pajak (pemotong/pemungut) dikenakan sanksi bunga 2% dari

pajak terutang, sedangkan untuk keterlambatan pelaporan Wajib Pajak dikenakan

sanksi Rp. 500.000 untuk SPT Masa dan Rp. 1.000.000 untuk SPT Tahunan.

Pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak penghasilan

khususnya Pajak Penghasilan pasal 23 yang tidak benar akan merugikan

perusahaan selaku pemotong / pemungut pajak. Dengan mengetahui dampak

tersebut maka perusahaan harus melaksanakan pemotongan / pemungutan,

penyetoran, dan pelaporan PPh pasal 23 dengan benar sesuai dengan

Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Berdasarkan uraian diatas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

bahwa apabila Undang-Undang Perpajakan No. 17 Tahun 2000 khususnya pasal

23 dilaksanakan dengan benar, maka semua pemotongan/pemungutanan,

penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan pasal 23 dilaksanakan dengan benar.

1.6 Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu

metode yang berusaha menyajikan serta menganalisis data sehingga dapat

memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti.

Untuk memperoleh data dan informasi yang berhubungan dengan masalah

yang diteliti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Penelitian Lapangan (Field research)

(34)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 7

1. Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara

mengamati secara langsung objek yang diteliti.

2. Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data melalui tanya

jawab secara langsung dengan pejabat yang berhubungan dengan

data penelitian yang diperlukan.

3. Kuesioner adalah sebuah formulir yang didalamnya berisi

serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada

responden dengan yang diharapkan untuk dijawab oleh responden.

Data penelitian lapangan ini merupakan data primer.

b. Penelitian Kepustakaan (Library research)

Data diperoleh dengan cara membaca dan mempelajari hasil pustaka dan

literatur-literatur yang ada kaitannya dengan penelitian.

1.7Lokasi dan Lamanya Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant

Bandung, yang berlokasi di Jalan Pajajaran No.29, Bandung. Penelitian atas Pajak

Penghasilan pasal 23 ini berlangsung dari bulan Mei sampai dengan bulan Juni

(35)

57 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan penulis pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung yang bergerak dibidang obat-obatan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan

Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran,dan Pelaporan Pajak Penghasilan

pasal 23 pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung.

Penghitungan dan pemotongan Pajak Penghasilan pasal 23 yang dilakukan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung telah dilaksanakan dengan benar, karena pemotongan ini dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kemampuan dan keahlian yang sesuai dengan bidangnya. Adapun tahap-tahap yang dilakukannya secara berurutan. Apabila langkah pertama terdapat ketidakjelasan, maka akan diupayakan sampai ditemukan. Kemudian untuk langkah berikutnya pun sama, sehingga dipastikan bahwa pemotongan yang dilakukan dapat terhindar dari berbagai macam kesalahan.

(36)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Univesitas Kristen Maranatha 58

Dari contoh perhitungan setiap transaksi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemotongan Pajak Penghasilan pasal 23 sudah sesuai dengan penggunaan tarifnya.

Penyetoran Pajak Penghasilan pasal 23 telah disampaikan tepat pada waktunya. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung melakukan penyetoran sebelum tanggal jatuh tempo ke Bank Persepsi dalam hal ini Bank BUKOPIN.

Sarana yang digunakan untuk pembayaran pajak adalah Surat Setoran Pajak (SSP). Surat Setoran Pajak (SSP) tersebut terdiri dari 5 (lima) lembar, yaitu:

o SSP lembar ke-1 untuk Arsip Wajib Pajak

o SSP lembar ke-2 untuk Kantor Pelayanan Pajak ke KPKN o SSP lembar ke-3 untuk dilaporkan oleh Wajib Pajak ke KPP o SSP lembar ke-4 untuk Bank BUKOPIN

o SSP lembar ke-5 untuk Arsip Wajib Pungut / Pihak Lain

Dan setiap masing-masing lembar tersebut diserahkan kepada pihak yang berkepentingan.

Pelaporan Pajak Penghasilan pasal 23 telah disampaikan tepat pada waktunya. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung melakukan pelaporan sebelum tanggal jatuh tempo ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Bojonagara.

Sarana yang digunakan untuk pelaporan pajak adalah Surat Pemberitahuan (SPT) Masa. Surat Pemberitahuan (SPT) Masa terdiri dari 2 (dua) lembar, yaitu :

(37)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Univesitas Kristen Maranatha 59

Dan setiap masing-masing lembar tersebut diserahkan kepada pihak yang berkepentingan. Selain Surat Pemberitahuan (SPT) Masa, saat pelaporan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung juga melampirkan Daftar Bukti Pemotongan, Surat Setoran Pajak (SSP) lembar ke-3, dan Bukti Pemotongan.

Kesesuaian pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak

Penghasilan pasal 23 dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan pasal 23 yang dilakukan oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung telah sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan.

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian dan mempelajari data-data perusahaan, penulis

mencoba memberikan saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung agar pelaksanaan pemotongan/pemungutan, penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan pasal 23 sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan. Saran-saran yang penulis berikan adalah sebagai berikut :

(38)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Univesitas Kristen Maranatha 60

• Harus dipertahankan dan lebih ditingkatkan ketelitian perhitungan pajak agar pembayaran pajak lebih akurat.

(39)

61 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo, 2003, “Perpajakan”, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.

Resmi, Siti, 2003, “Perpajakan Teori dan Kasus”, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sumardiyanti, S Valentina dan Suryo, Adi, 2003, “Perpajakan Indonesia”, Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, Yogyakarta.

Undang-Undang Perpajakan Tahun 2000, Penerbit Citra Umbara, Bandung.

Waluyo dan B. Ilyas Wirawan, 2003, “Perpajakan Indonesia”, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Huang (2016) apabila peserta didik dapat berpikir kritis mereka akan mampu memecahkan masalah secara mandiri,

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa pemberian metode intervensi psikoedukasi dan mind mapping merupakan bentuk perlakuan yang dapat digunakan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa t esis yang berjudul: “PERB EDAAN KEMATANGAN SOSIAL PADA ANAK PENDERITA EPILEPSI DENGAN TERAPI OBAT ANTI EPILEPSI KURANG DARI 1

Disebutkan bahwa dari setiap sembilan kesempatan kerja yang tersedia secara global saat ini, satu diantaranya berasal dari sektor pariwisata (Soebagyo,2012

$engeras "  Firming Agent  % merupakan bahan tambahan pangan yang  ber!ungsi untuk memperkeras atau mencegah melunaknya bahan makanan hasil olahan.. #ahan tambahan

Berdasarkan hasil review literatur yang dilakukan pada Tabel 1 dan Tabel 2, maka kebaruan dari penelitian ini adalah penggunaan mikro selulosa bakteri sebagai penguat

Pemancaran partikel ( ) terjadi pada inti berat yang memiliki lebih dari 83 proton. Pada pemancaran sinar beta ( ) terjadi perubahan sebuah neutron menjadi

Kondisi karakteristik perlintasan sebelum pembangunan flyover adalah adanya perlintasan sebidang antara jalan raya dengan rel kereta api dengan waktu tunggu setiap