Universitas Kristen Maranatha i
ABSTRAK
Di Indonesia sistem pemungutan pajak yang berlaku adalah Self Assessment System yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan kepercayaan dan tanggungjawab yang lebih besar kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar / menyetor dan melaporkan sendiri besarnya pajak terutang. Dengan sistem pemungutan perpajakan Self Assessment System maka kemungkinan kesalahan dalam menghitung, membayar / menyetorkan, dan melaporkan pajak terutang oleh Wajib Pajak, hal ini menuntut Wajib Pajak untuk memahami aturan cara penghitungan pajak penghasilan.
Suatu perusahaan yang menggunakan jasa orang pribadi atau badan usaha lain yang terdaftar sebagai Wajib Pajak merupakan pemotong / pemungut atas penghasilan yang diterima oleh orang pribadi atau badan usaha yang jasanya telah digunakan. Pemotongan penghasilan tersebut diatur dalam pasal 23 Undang-Undang Perpajakan No. 17 Tahun 2000.
Untuk menilai sejauh mana penerapan Undang-Undang Perpajakan No. 17 Tahun 2000 Khususnya pasal 23 , maka penulis melakukan penelitian pada PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung yang berlokasi di Jalan Pajajaran No. 29, Bandung. Perusahaan ini merupakan perusahaan BUMN yang bergerak dibidang obat-obatan.
Dalam skripsi ini penulis membahas penerapan Undang-Undang Perpajakan Khususnya pasal 23 dalam pelaksanaan pemotongan/pemungutan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan pasal 23, metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode analisis deskriptif sedangkan dalam pengumpulan data, penulis melakukan wawancara dan membagikan kuesioner kepada karyawan yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
Universitas Kristen Maranatha ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK………...i
KATA PENGANTAR………ii
DAFTAR ISI………..iv
DAFTAR TABEL………...viii
DAFTAR LAMPIRAN……….xi
BAB I PENDAHULUAN……….1
1.1Latar Belakang Penelitian………...1
1.2Identifikasi Masalah………2
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian………3
1.4Kegunaan Penelitian………3
1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis……….4
1.6Metode Penelitian………6
1.7Lokasi Penelitian dan Lamanya Penelitian……….7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………8
2.1 Pajak Secara Umum………8
2.1.1 Dasar Hukum Perpajakan………...8
2.1.2 Definisi Pajak dan Unsur Pengertian Pajak………8
Universitas Kristen Maranatha iii
2.3 Pengelompokan Pajak……….. 10
2.4 Tata Cara Pemungutan Pajak……… 12
2.4.1 Stesel Pajak……… ..12
2.4.2Asas Pemungutan Pajak……… 13
2.4.3 Sistem Pemungutan Pajak……… 14
2.5 Tarif Pajak………. 15
2.6 Pengkreditan Pajak………16
2.6.1 Pengertian Pengkreditan Pajak……… .16
2.6.2 Jenis-jenis Pengkreditan Pajak Penghasilan……… .17
2.6.3 Waktu Pengkreditan Pajak Penghasilan……… ...18
2.7 Pajak Penghasilan Pasal 23……… ……... 18
2.7.1 Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 23……… ...18
2.7.2 Pegertian Pajak Penghasilan Pasal 23……… ..18
2.7.3 Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23……… .19
2.7.4 Subjek Pajak Penghasilan Pasal 23……… ..19
2.7.5 Objek Pajak Penghasilan Pasal 23……… ...20
2.7.6 Pengecualian Objek Pajak Penghasilan Pasal 23……… .22
2.7.7 Tarif dan Penerapan Pajak Penghasilan Pasal 23……… .23
2.8 Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23……… .27
2.8.1 Tata Cara Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23………….27
2.8.2 Tata Cara Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 23………… ...27
Universitas Kristen Maranatha iv
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN……….30
3.1 Objek Penelitian………30
3.2 Sejarah dan Perkembangan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung………...30
3.3 Visi dan Misi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung…... 34
3.4 Kedudukan, Tugas Pokok, Maksud dan Tujuan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung………35
3.4.1 Kedudukan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung..35
3.4.2 Tugas Pokok, Maksud dan Tujuan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung………..36
3.5 Sruktur Organisasi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung………37
3.6 Metode Penelitian………..39
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data………...39
3.6.2 Operasionalisasi Variabel……….41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………44
4.1 Pelaksanaan Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung…...44
4.2 Pelaksanaan Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 23 pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung………..51
Universitas Kristen Maranatha v
4.4 Pengujian Hipotesis………...54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………..57
5.1 Kesimpulan……… ………57
5.2 Saran………..59
Universitas Kristen Maranatha vi
DAFTAR TABEL
1 Tabel Perkiraan Penghasilan Netto atas Jasa Teknik,
Jasa Manajemen, dan Jasa lain……….24 2 Tabel Perkiraan Penghasilan Netto atas Penghasilan Sewa
(kecuali persewaan Tanah/Bangunan) dan Penggunaan Harta………26 3 Tabel Variabel, Indikator, Sub Indikator dan Instrumen……….42 4 Tabel Penyetoran dan Pelaporan SPT Masa Pajak Penghasilan
Universitas Kristen Maranatha vii
DAFTAR LAMPIRAN
1 Surat Keterangan Penelitian
2 Struktur Organisasi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung 3 Bukti Penerimaan Surat
4 Surat Setoran Pajak
5 Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh Pasal 23 dan Pasal 26 6 Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23/26 7 Bukti Penerimaan Surat untuk Pajak Final
8 Surat Setoran Pajak untuk Pajak Final
KUESIONER
Responden yang terhormat,
Dalam usaha pengumpulan data yang diperlukan untuk menyelesaikan
skripsi, maka penulis sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i
meluangkan waktu untuk menyampaikan pendapat atau tanggapan
Bapak/Ibu/Saudara/i terhadap beberapa pertanyaan yang tersedia di dalam
kuesioner ini. Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i dalam survey ini akan sangat
membantu penulis untuk menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Jurusan
Akuntansi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
Sebelum dan sesudahnya penulis mengucapkan terimakasih atas waktu
yang telah Bapak/Ibu/Saudara/i luangkan serta pendapat atau tanggapan yang
telah diberikan, juga partisipasinya dalam survey ini.
Hormat saya,
Bandung, Juni 2006
Kristien M. Magdha Pane
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK VARIABEL INDEPENDEN “UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN”
Indikator Pertanyaan Ya Tidak
Pemotongan 1. Apakah setiap transaksi dilakukan
pemotongan PPh pasal 23 ?
2. Apakah pemotongan PPh pasal 23
dilakukan pada saat membayarkan
penghasilan oleh pemotong ?
3. Apakah tarif yang digunakan dalam
peghitungan pemotongan PPh pasal 23
merupakan tarif progresif ?
4. Apakah dalam penghitungan
pemotongan PPh pasal 23 perusahaan
menggunakan tarif yang sesuai dengan
Undang-Undang Pajak Penghasilan ?
5. Apakah dalam penghitungan
pemotongan PPh pasal 23 perusahaan
telah menggunakan dasar pemotongan
yang sesuai pada setiap objek yang
berbeda ?
6. Apakah setiap pemotongan PPh pasal 23
selalu disertai dengan bukti
7. Apakah bukti pemotongan dibuat
beberapa rangkap dan didistribusikan
kepada bagian yang berkepentingan ?
8. Apakah pembuatan bukti pemotongan
dilakukan oleh orang yang
berkompeten?
9. Apakah pengisian bukti pemotongan
dilakukan dengan lengkap dan benar ?
10.Apakah bukti pemotongan
ditandatangani / distempel oleh orang
yang berwenang ?
Penyetoran 11.Apakah penyetoran dilakukan sebelum
tanggal jatuh tempo ?
12.Apakah penyetoran PPh pasal 23
dilakukan pada Bank Persepsi / Kantor
Pos dan Giro ?
13.Apakah penyetoran PPh pasal 23 selalu
dilakukan dengan jumlah yang tepat ?
14.Apakah dalam penyetoran, perusahaan
menggunakan Surat Setoran Pajak
(SSP)?
15.Apakah pengisian SSP telah diisi
16. Apakah SSP dibuat beberapa rangkap
dan didistribusikan kepada bagian yang
berkepentingan ?
Pelaporan 17.Apakah pelaporan PPh pasal 23
dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo?
18.Apakah perusahaan melakukan
pelaporan ke KPP tempat perusahaan
terdaftar sebagai wajib pajak ?
19.Apakah dalam pelaporan perusahaan
menggunakan Surat Pemberitahuan
(SPT) ?
20.Apakah SPT dibuat beberapa rangkap
dan didistribusikan kepada bagian yang
berkepentingan ?
21.Apakah dalam pelaporan perusahaan
juga melampirkan dokumen-dokumen
selain SPT ?
22.Apakah sebelum dilaporkan, SPT
diperiksa kembali dan ditandatangani
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK VARIABEL DEPENDEN “ PAJAK PENGHASILAN PASAL 23”
Indikator Pertanyaan Ya Tidak
Deviden 1. Apakah pada perusahaan terdapat
deviden tunai ?
2. Apakah pada perusahan terdapat deviden
saham ?
3. Apakah deviden yang diberikan telah
sesuai jumlahnya dengan yang
seharusnya diterima ?
4. Apakah setiap deviden yang diberikan
selalu dipotong PPh pasal 23 ?
Bunga 5. Apakah ada bunga yang dibayarkan
oleh perusahaan kepada pihak lain ?
6. Apakah perusahaan pernah memberikan
atau mendapatkan premium ?
7. Apakah perusahaan pernah memberikan
atau mendapatkan diskonto ?
8. Apakah perusahaan pernah memberikan
atau mendapatkan imbalan sehubungan
9. Apakah setiap bunga yang dibayarkan
perusahaan selalu dipotong PPh pasal
23?
Royalti 10.Apakah perusahaan menggunakan
merek dagang atau bentuk lain sehingga
perusahaan membayar royalti ?
11.Apakah perusahaan menggunakan suatu
cara pengerjaan obat atau produk
tertentu sehingga perusahaan
membayarkan royalti ?
12.Apakah setiap royalti yang dibayarkan
selalu dipotong PPh pasal 23 ?
Hadiah 13.Apakah perusahaan pernah memberikan
hadiah undian pada pihak lain ?
14.Apakah hadiah undian yang diberikan
dipotong PPh pasal 23 ?
Imbalan
sehubungan
dengan jasa
15.Apakah perusahaan menggunakan jasa
teknik atau jasa manajemen dari pihak
lain sehingga perusahaan membayarkan
imbalan sehubungan dengan jasa
tersebut ?
16.Apakah perusahaan menggunakan
jasa-jasa lain selain jasa-jasa teknik atau jasa-jasa
manajemen dari pihak lain sehingga
perusahaan membayarkan imbalan
Bandung, 2006
Bagian :
Nama :
Tanda tangan dan cap perusahaan 17.Apakah perusahaan menggunakan jasa
konstruksi dari pihak lain sehingga
perusahaan membayarkan imbalan
sehubungan dengan jasa tersebut ?
18.Apakah perusahaan menggunakan jasa
konsultan dari pihak lain sehingga
perusahaan membayarkan imbalan
sehubungan dengan jasa tersebut ?
19.Apakah imbalan sehubungan dengan
jasa yang digunakan tersebut dipotong
PPh pasal 23 ?
Sewa 20.Apakah perusahaan pernah menyewa
kendaraan dari pihak lain ?
21.Apakah perusahaan pernah menyewa
mesin dari pihak lain ?
22.Apakah perusahaan pernah menyewa
gedung dari pihak lain ?
23.Apakah setiap transaksi yang
berhubungan dengan sewa diatas
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Di Indonesia sistem pemungutan pajak yang berlaku adalah Self Assessment
System yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan kepercayaan dan
tanggungjawab yang lebih besar kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar / menyetor dan melaporkan sendiri besarnya pajak
terutang. Dalam sistem ini, Wajib Pajak yang aktif sedangkan Fiskus tidak turut
campur tangan dalam penentuan besarnya pajak terutang Wajib Pajak, kecuali
Wajib Pajak melanggar ketentuan yang berlaku maka akan dikenakan sanksi
setelah melalui pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh aparat pajak yang
berwenang. Dengan sistem pemungutan perpajakan Self Assessment System maka
kemungkinan kesalahan dalam menghitung, membayar / menyetorkan, dan
melaporkan pajak terutang oleh Wajib Pajak, hal ini menuntut Wajib Pajak untuk
memahami aturan cara penghitungan pajak penghasilan.
Suatu perusahaan yang menggunakan jasa orang pribadi atau badan usaha lain
yang terdaftar sebagai Wajib Pajak merupakan pemotong / pemungut atas
penghasilan yang diterima oleh orang pribadi atau badan usaha yang jasanya
telah digunakan. Pemotongan penghasilan tersebut diatur dalam pasal 23 UU PPh.
Ketentuan dalam pasal 23 UU PPh mengatur pemotongan pajak atas penghasilan
yang diterima / diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 2
telah dipotong pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, yang dibayarkan atau
terutang oleh badan pemerintah atau Subjek Pajak dalam negeri, penyelenggara
kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainya.
Untuk jenis pajak PPh pasal 23 pada prinsipnya sama dengan cara penghitungan
PPh pada umumnya. Tarif yang diberikan bervariasi yaitu tarif sesuai pasal 17 UU
PPh atau tarif yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah atau aturan
pelaksanaan lainnya dimana Perkiraan Penghasilan Netto menjadi dasar dalam
pengenaan pajak. Selain itu penghasilan atas imbalan jasa yang merupakan objek
pajak beragam dan tidak setiap waktu terjadi.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai
pelaksanaan PPh pasal 23 pada perusahaan . Penelitian ini disusun dalam skripsi
yang berjudul “ Penerapan Undang-Undang Pajak Penghasilan dalam
Pelaksanaan Pemotongan / Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak
Penghasilan Pasal 23 (Studi Kasus pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Plant Bandung)”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian guna membahas masalah-masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak
Penghasilan pasal 23 pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 3
2. Apakah pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak
Penghasilan pasal 23 telah sesuai dengan Undang-Undang Pajak
Penghasilan pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung ?
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan
dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan
pelaporan Pajak Penghasilan pasal 23 pada PT. Kimia Farma (Persero)
Tbk. Plant Bandung.
2. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan
pelaporan Pajak Penghasilan pasal 23 telah sesuai dengan Undang-Undang
Pajak Penghasilan pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung.
1.4Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Perusahaan
Penulis berharap laporan ini dapat menjadi salah satu sumber analisa atas
pelaksanaan penghitungan, pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak
Penghasilan pasal 23.
2. Bagi Penulis
Dapat menambah khasanah ilmu dan pengetahuan mengenai Pajak
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 4
3. Bagi Pembaca
Penulis berharap laporan ini dapat dijadikan referensi pengetahuan
perpajakan khususnya mengenai hal-hal yang berkenaan dengan Pajak
Penghasilan pasal 23.
1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Suatu perusahaan yang memberikan penghasilan kepada orang pribadi atau
badan usaha lain yang terdaftar sebagai Wajib Pajak yang berasal dari modal,
penyerahan jasa atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong PPh
pasal 21 merupakan pemotong / pemungut atas penghasilan yang diterima oleh
orang pribadi atau badan usaha tersebut yang diatur dalam pasal 23 UU PPh yaitu
UU RI No. 7 tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 7 tahun
1991 kemudian diubah lagi dengan UU RI No. 10 tahun 1994 dan terakhir dengan
UU RI No. 17 tahun 2000.
Berdasarkan keputusan Direktorat Jendral Pajak No. Kep.305/Pj/2001 tanggal
18 April 2001 dan berlaku efektif tanggal 1 Mei 2001 tentang jenis jasa lain dan
Perkiraan Penghasilan Netto dalam pasal 23 ayat 1 huruf C dijelaskan bahwa
penghasilan yang terutang pajak penghasilan pasal 23 adalah diantaranya
penghasilan atas imbalan jasa, bisa sehubungan dengan jasa teknik, jasa
manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan dan selain jasa yang telah dipotong
pajak penghasilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21.
Tarif pemotongan pajak yang harus dikenakan atas jasa adalah 15% dari
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 5
sesuai dengan jasa yang digunakannya. Untuk jasa tenaga ahli seperti jasa profesi,
jasa konsultan, jasa akuntansi, dan lain-lain besarnya Perkiraan Penghasilan Netto
adalah 50% dari penghasilan. Sehingga PPh 23 yang dipotong dari jasa tenaga ahli
adalah 15% x 50% x penghasilan bruto. Sedangkan untuk jasa teknik dan jasa
manajemen, besarnya Perkiraan Penghasilan Netto adalah 40% dari penghasilan.
Sehingga PPh 23 yang dipotong dari jasa teknik dan jasa manajemen adalah 15%
x 40% x penghasilan bruto.
Di Indonesia sistem pemungutan pajak yang berlaku adalah Self Assessment
System oleh karena itu selain menghitung sendiri pajaknya, Wajib Pajak juga
harus menyetor dan melaporkan pajaknya sendiri. Untuk Pajak Penghasilan pasal
23, yang memiliki kewajiban untuk menyetor dan melaporkan pajak adalah pihak
pemotong / pemungut pajak dalam hal ini adalah perusahaan yang telah
menggunakan jasa dari Wajib Pajak bersangkutan.
Untuk SPT massa, penyetoran PPh pasal 23 dilakukan selambat-lambatnya
sampai tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir, dan
pelaporan Pajak Penghasilan pasal 23 dilakukan selambat-lambatnya sampai
tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir. Sedangkan
untuk SPT tahunan, penyetoran Pajak Penghasilan pasal 23 dilakukan
selambat-lambatnya sampai tanggal 20 Maret setelah tahun pajak berakhir, dan pelaporan
Pajak Penghasilan pasal 23 dilakukan selambat-lambatnya sampai tanggal 31
Maret setelah tahun pajak berakhir.
Bagi Wajib Pajak (pemotong/pemungut) yang terlambat menyetorkan dan
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 6
penyetoran Wajib Pajak (pemotong/pemungut) dikenakan sanksi bunga 2% dari
pajak terutang, sedangkan untuk keterlambatan pelaporan Wajib Pajak dikenakan
sanksi Rp. 500.000 untuk SPT Masa dan Rp. 1.000.000 untuk SPT Tahunan.
Pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak penghasilan
khususnya Pajak Penghasilan pasal 23 yang tidak benar akan merugikan
perusahaan selaku pemotong / pemungut pajak. Dengan mengetahui dampak
tersebut maka perusahaan harus melaksanakan pemotongan / pemungutan,
penyetoran, dan pelaporan PPh pasal 23 dengan benar sesuai dengan
Undang-Undang Pajak Penghasilan.
Berdasarkan uraian diatas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bahwa apabila Undang-Undang Perpajakan No. 17 Tahun 2000 khususnya pasal
23 dilaksanakan dengan benar, maka semua pemotongan/pemungutanan,
penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan pasal 23 dilaksanakan dengan benar.
1.6 Metodologi Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu
metode yang berusaha menyajikan serta menganalisis data sehingga dapat
memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti.
Untuk memperoleh data dan informasi yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Penelitian Lapangan (Field research)
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 7
1. Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati secara langsung objek yang diteliti.
2. Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data melalui tanya
jawab secara langsung dengan pejabat yang berhubungan dengan
data penelitian yang diperlukan.
3. Kuesioner adalah sebuah formulir yang didalamnya berisi
serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada
responden dengan yang diharapkan untuk dijawab oleh responden.
Data penelitian lapangan ini merupakan data primer.
b. Penelitian Kepustakaan (Library research)
Data diperoleh dengan cara membaca dan mempelajari hasil pustaka dan
literatur-literatur yang ada kaitannya dengan penelitian.
1.7Lokasi dan Lamanya Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant
Bandung, yang berlokasi di Jalan Pajajaran No.29, Bandung. Penelitian atas Pajak
Penghasilan pasal 23 ini berlangsung dari bulan Mei sampai dengan bulan Juni
57 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan penulis pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung yang bergerak dibidang obat-obatan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
• Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran,dan Pelaporan Pajak Penghasilan
pasal 23 pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung.
Penghitungan dan pemotongan Pajak Penghasilan pasal 23 yang dilakukan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung telah dilaksanakan dengan benar, karena pemotongan ini dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kemampuan dan keahlian yang sesuai dengan bidangnya. Adapun tahap-tahap yang dilakukannya secara berurutan. Apabila langkah pertama terdapat ketidakjelasan, maka akan diupayakan sampai ditemukan. Kemudian untuk langkah berikutnya pun sama, sehingga dipastikan bahwa pemotongan yang dilakukan dapat terhindar dari berbagai macam kesalahan.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Univesitas Kristen Maranatha 58
Dari contoh perhitungan setiap transaksi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemotongan Pajak Penghasilan pasal 23 sudah sesuai dengan penggunaan tarifnya.
Penyetoran Pajak Penghasilan pasal 23 telah disampaikan tepat pada waktunya. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung melakukan penyetoran sebelum tanggal jatuh tempo ke Bank Persepsi dalam hal ini Bank BUKOPIN.
Sarana yang digunakan untuk pembayaran pajak adalah Surat Setoran Pajak (SSP). Surat Setoran Pajak (SSP) tersebut terdiri dari 5 (lima) lembar, yaitu:
o SSP lembar ke-1 untuk Arsip Wajib Pajak
o SSP lembar ke-2 untuk Kantor Pelayanan Pajak ke KPKN o SSP lembar ke-3 untuk dilaporkan oleh Wajib Pajak ke KPP o SSP lembar ke-4 untuk Bank BUKOPIN
o SSP lembar ke-5 untuk Arsip Wajib Pungut / Pihak Lain
Dan setiap masing-masing lembar tersebut diserahkan kepada pihak yang berkepentingan.
Pelaporan Pajak Penghasilan pasal 23 telah disampaikan tepat pada waktunya. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung melakukan pelaporan sebelum tanggal jatuh tempo ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Bojonagara.
Sarana yang digunakan untuk pelaporan pajak adalah Surat Pemberitahuan (SPT) Masa. Surat Pemberitahuan (SPT) Masa terdiri dari 2 (dua) lembar, yaitu :
Bab V Kesimpulan dan Saran
Univesitas Kristen Maranatha 59
Dan setiap masing-masing lembar tersebut diserahkan kepada pihak yang berkepentingan. Selain Surat Pemberitahuan (SPT) Masa, saat pelaporan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung juga melampirkan Daftar Bukti Pemotongan, Surat Setoran Pajak (SSP) lembar ke-3, dan Bukti Pemotongan.
• Kesesuaian pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak
Penghasilan pasal 23 dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan.
Pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan pasal 23 yang dilakukan oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung telah sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan.
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian dan mempelajari data-data perusahaan, penulis
mencoba memberikan saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung agar pelaksanaan pemotongan/pemungutan, penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan pasal 23 sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan. Saran-saran yang penulis berikan adalah sebagai berikut :
Bab V Kesimpulan dan Saran
Univesitas Kristen Maranatha 60
• Harus dipertahankan dan lebih ditingkatkan ketelitian perhitungan pajak agar pembayaran pajak lebih akurat.
61 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo, 2003, “Perpajakan”, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
Resmi, Siti, 2003, “Perpajakan Teori dan Kasus”, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Sumardiyanti, S Valentina dan Suryo, Adi, 2003, “Perpajakan Indonesia”, Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, Yogyakarta.
Undang-Undang Perpajakan Tahun 2000, Penerbit Citra Umbara, Bandung.
Waluyo dan B. Ilyas Wirawan, 2003, “Perpajakan Indonesia”, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.