i
TATA CARA PERHITUNGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPH 21 ATAS PEGAWAI TETAPPADA PT.XYZ
Oleh:
A.A.AYU MEGAWATI NIM : 1306043003
Tugas Akhir Studi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Perpajakan
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir Studi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji
pada tanggal : 1 Juni 2016
Tim Penguji : Tanda tangan
1. Ketua : I Ketut Jati, SE., M.Si., Ak
2. Sekretaris : I Made Karya Utama, SE., M.Com., Ak
Mengetahui,
Ketua Program
(Drs. I Komang Ardana, MM) NIP. 19561012 198403 1 003
Dosen Pembimbing
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat rahmat-Nya, karena dengan segala rahmat dan karunianya penulis telah
menyelesaikan Tugas Akhir Studi ( TAS ) yang berjudul
“ Tata Cara Perhitungan, Penyetoran, dan Pelaporan PPh 21 atas Pegawai Tetap pada PT. XYZ ’’ ini pada tepat waktunya. Penulisan TAS dimaksud untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Studi Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana.
Penulis menyadari bahwa TAS ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan
dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalan penyusunan TAS ini. Dalam
kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana.
2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., MS., selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
3. Bapak Drs. I Komang Ardana. MM, selaku Ketua Program Diploma III Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
4. Bapak I Ketut Jati, SE., M.Si.,Ak, selaku Dosen Pembimbing TAS yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sampai dengan
selesainya Tugas Akhir Studi (TAS) ini.
iv
selama penulis menjalankan kuliah pada Program Studi Diploma III Perpajakan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
6. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar dan membimbing penulis selama mengkuti
perkuliahan pada Program Studi Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana.
7. Bapak I Kadek Agus Ardika,SE,SH,M.Si.,AK.,selaku Pimpinan Kantor Konsultan Pajak
LMATS dan Staf Karyawan LMATS yang telah memberikan kesempatan untuk
menggunakan data.
8. Kedua orang tua tercinta, Bapak A.A Made Tenaya dan Ibu Sulih Dwi Ning Asih serta
saudara kembar saya, A.A.Ayu Rukmawati yang senantiasa selalu memberikan semangat,
motivasi serta doa kepada penulis dalam penyusunan Tugas Akhir Studi.
9. A.A.Putu Raka Kumala Sari dan A.A.Made Dewi Setiawati yang telah memberikan
semangat untuk menyelesaikan Tugas Akhir Studi.
10.Andik Pras yang telah memberikan semangat dan motivasi untuk menyelesaikan Tugas
Akhir Studi.
11.Ni Kadek Citra Prima Brahmantiyang telah membantu dan memberi saran dalam
menyelesaikan Tugas Akhir Studi.
12.I Gst Ayu Indrayuni Dewi, Ni Made Rima, Ni Ketut Tika,Ayu Ariati yang telah
memberikan semangat untuk menyelesaikan Tugas Akhir Studi.
13.Semua teman – teman Diploma Perpajakan tahun 2013 yang memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir Studi.
14.Semuah pihak yang telah membantu menyumbangkan pikiran, saran dan kritik secara
v
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun TAS ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan serta
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
sangat penulis harapkan demi kesempatan TAS ini.
Akhir kata ijinkanlah penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala
kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan laporan ini.
Denpasar, 1 Juni 2016
vi
Judul : Tata Cara Perhitungan, Penyetoran,dan Pelaporan PPh 21 atas Pegawai
Tetap pada PT. XYZ
Nama : A.A.Ayu MegaWati
NIM : 1306043003
ABSTRAK
Salah satu sumber penerimaan Negara berasal dari pajak. Antara lain penghasilan dari pegawai tetap ataupun bukan pegawai tidak tetap. Penghasilan yang diterima oleh wajib pajak akan dikenakan pajak pasal 21 terutang. Peraturan mengenai penghasilan pasal 21 terdapat didalam Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008. Penghasilan pegawai terdiri dari gaji, honorarium, tunjangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan PPh Pasal 21 terutang PT. XYZ yang harus dibayarkan dan disesuaikan dengan Undang – Undang perpajakan yang berlaku, untuk mengetahui penyetoran PPh Pasal 21 menggunakan Surat Setoran Pajak dan menggunakan sistem E-Biling menurut PER-26/PJ/2014, dan untuk mengetahui pelaporan PPh Pasal 21 terutangbisa melapor ke Kantor Pajak Pratama dan pelaporan pph 21 terutang bisa menggunakan sistem E-Filling menurut PER-03/PJ/2014.
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data kualitaif dan kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah primer. Data yang akan dikumpulkan menggunakan observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analis deskriptif – komparatif.
vii DAFTAR ISI
JUDUL ...……… .. i
HALAMAN PENGESAHAN ……….. ii
KATA PENGANTAR ………..… iii
ABSTRAK ……….... v
DAFTAR ISI ………. vi
DAFTAR TABEL ………........ vii
DAFTAR GAMBAR……….... vii
DAFTAR LAMPIRAN………. viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………... 1
1.2 Tujuan...……….…... 2
1.3KegunaanPenelitian... 3
1.4Sistematika Penulisan... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak... 5
2.1.2 Fungsi Pajak... 6
2.1.3 Pengelompokan Pajak... 6
2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak... 7
2.1.5 Pengertian Wajib Pajak... 9
2.1.6 Pengrtian Pajak Penghasilan... 9
2.1.7 Subjek Pajak Penghasilan... 9
2.1.8 Objek Pajak Penghasilan... 10
viii
2.1.10 Pengertian Pajak Penghasilan 21... 15
2.1.11 Pengertian Pegawai Tetap... 15
2.1.12 Pemotongan Pajak Penghasilan 21... 15
2.1.13 Penghasilan yang dipotong PPh 21... 18
2.1.14 Tidak Termasuk Penghasilan yang dipotong PPh 21... 19
2.1.15 Tata Cara Perhitungan,Penyetoran,dan Pelaporan PPh 21... 21
BAB III METODE PENELITIAN DAN HIPOTESIS 3.1 Lokasi Penelitian ……… 24
3.2 Obyek Penelitian……….. 24
3.3 Identifikasi Variabel……… 24
3.4 Definisi Variabel..……… 25
3.5 Jenis dan Sumber Data……… 28
3.6 Metode Pengumpulan Data……… 29
3.7 Teknik Analisis Data..……… 29
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah/Deskripsi Hasil Penelitain... 30
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian... 32
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 39
5.2 Saran... 40
ix
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
2.1 Biaya Jabatan...……….. 21
2.2 Penghasilan Tidak Kena Pajak... 22
2.3 Tarif PPh Terutang... 22
x
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pemberitahuan (SPT) MASA Pajak Penghasilan 21 dan / atau 26
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang
digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Menurut UU KUP No.16 Tahun 2009 Pasal 1, Pajak adalah kontribusi wajib
kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan UU dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan di gunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Seperti yang dijelaskan dalam definisi pajak menurut UU KUP, orang
pribadi atau badan yang merupakan wajib pajak harus melaksanakan kewajiban
perpajakannya mulai dari memperhitungkan sampai melaporkan pajak,
khususnya Pajak Penghasilan ( PPh ).
Pajak Penghasilan merupakan pajak yang dikenakan terhadap subjek
pajak yaitu Orang Pribadi, Badan, Bentuk Usaha Tetap ( BUT ) atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak. Penghasilan
kena pajak merupakan dasar perhitungan untuk menentukan besarnya pajak
yang terhutang. Khususnya bagi pegawai yang bekerja di suatu perusahaan
yang menerima penghasilan dari pemberi kerja akan dipungut/dipotong
pajak. Pajak yang dipotong/dipungut tersebut termasuk Pajak Penghasilan
Pasal 21 untuk Wajib Pajak Orang Pribadi. Lebih jelasnya, yang dimaksud
2
tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan bentuk apapun
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang
dilakukan oleh orang pribadi yang disebut subyek pajak dalam negeri.
Sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 Undang – Undang Nomor 36 Tahun
2008, tentang pajak penghasilan.
Penelitian ini mengambil lokasi di PT. XYZ merupakan usaha di
bidang usaha minyak wangi, usaha yang dihasilkan adalah parfum yang
berlokasi di Jalan Kalianget No.10 Kuta, Badung. PT. XYZ mempunyai 67
pegawai yang semua merupakan pegawai tetap, maka penulis
menyimpulkan PT. XYZ ini dikenakan PPh 21 atas Pegawai Tetap, dan
penulis tertarik untuk membahas Tata Cara Perhitungan, Penyetoran, dan
Pelaporan PPh 21 atas Pegawai Tetap.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Tata
Cara Perhitungan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 atas Pegawai
Tetap pada PT. XYZ ?”
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dari laporan ini adalah untuk mengetahui tata cara
perhitungan, penyetoran, dan pelaporan pajak penghasilan pasal 21 atas
3 1.3 Kegunaan Penelitian
1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai aplikasi teoritis yang diperoleh di
bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan agar dapat
meningkatkan dan menambah wawasan terhadap masalah perpajakan yang
terus berkembang.
2) Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan akan digunakan sebagai masukan serta tolak ukur
agar lebih meningkatkan wawasan mengenai peraturan peraturan
perpajakan agar kedepannya dapat menyajikan satu bentuk perhitungan
4 1.4 Sistematika Penulisan
Untuk lebih jelasnya dan terarahnya penyusunan penulisan tugas akhir
ini, maka disajikan pokok pembahasan yang dibagi menjadi lima bab masing –
masing mengandung pembahasan dengan rincian sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah pokok
permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika
penulisan.
BAB II Kajian Pustaka
Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang mendukung
pembahasan penelitian. Dalam hal ini, pembahasan yang diajarbakan
meliputi teori PPh Pasal 21.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini meguraikan tentang metode penelitian meliputi lokasi
penelitian, objek penelitian, jenis dan sumber data, metode
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV Pembahasan Hasil Penelitian
Bab ini membahas tentang gambaran umum daerah atau deskripsi
dari hasil penelitian yang sudah dilakukn serta pembahasan hasil
penelitian.
BAB V Simpulan dan Saran
Bab ini merupakan penutup yang menyimpulkan mengenai bab –
5 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Pajak .
Menurut Undang - Undang KUP No. 16 Tahun 2009 Pasal 1, Pajak
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat.
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH, Pajak adalah iuran rakyat
kepada kas negara berdasarkan undang - undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum
(Mardiasmo, 2013:1).
Dari beberapa defisnisi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa
pajak memiliki unsur-unsur pokok, yaitu :
a. Iuran dari rakyat kepada negara.
Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut
berupa uang (bukan barang).
b. Berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan).
Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang - undang
6
c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara
langsung dapat ditujukkan. Dalam pembayaran pajak tidak dapat
ditunjukkan kontraprestasi individual oleh pemerintah.
d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni
pengeluaran - pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
2.1.2 Fungsi Pajak
Menurut Mardiasmo ( 2011:1) ada dua fungsi pajak yaitu :
1. Fungsi budgetair
Suatu sistem pemungutan yang memberi wewenag kepada
pemerintah (fisku) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
wajib pajak.
2. Fungsi mengatur (regulerend)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.Contoh :
a. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk
mengurangi konsumsi minuman keras.
b. Pajak yang tinggi dikenakan barang – barang mewah untuk
mengurangi gaya hidup konsumtif.
2.1.3 Pengelompokan Pajak
Sesuai dengan dasar pengelompokkannya, menurut Mardiasmo
(2011:5) pajak dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok seperti.
7
a) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipukul sendiri oleh Wajib
Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang
lain.Contoh : Pajak Penghasilan.
b) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.Contoh : Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).
2. Menurut sifatnya, pajak dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
a) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada subyek, dalam arti memperhatikan keadaan dari wajib pajak.
Contoh : Pajak Penghasilan.
b) Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan dari wajib pajak. Contoh : Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo (2011;7) terdapat tiga sistem pemungutan pajak
yaitu :
1. Official Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak.
Ciri – cirinya :
a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
fiskus,
8
c) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh
fiskus.
2. Self Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang.
Ciri – cirinya :
a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
Wajib Pajak sendiri,
b) Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang,
c) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
3. With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang
bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib
pajak.
Berdasarkan tiga sistem pemungutan tersebut Indonesia merupakan
Negara yang memakai sistem Self Assessment System dimana wajib pajak
dimana aktif untuk menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak
9 2.1.5 Pengertian Wajib Pajak
Wajib Pajak menurut Undang – Undang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan Nomor 16 Tahun 2009 adalah orang pribadi atau badan,
meliputi pembayaran pajak, pemotong pajak, dan pemungutan pajak, yang
mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang -undangan perpajakan.
2.1.6 Pengertian Pajak Penghasilan
Penghasilan menurut Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan ( PPh ) adalah setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal
dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan.
2.1.7 Subjek Pajak
Pajak Penghasilan dikenakan terhadap Subjek Pajak atau
penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam Tahun Pajak. Yang
menjadi Subjek Pajak adalah (Mardiasmo, 2013:156) :
a. Orang Pribadi.
b. Warisan yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan menggantikan
yang berhak.
c. Badan, terdiri dari perseroan terbatas, perseroan komanditer,
perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan nama dan bentuk apapun,
10
yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi
lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak
investasi kolektif.
d. Bentuk Usaha Tetap (BUT).
2.1.8 Objek Pajak Penghasilan
Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun
2008 Pasal 4 ayat (1) yang menjadi Objek Pajak adalah Penghasilan, yaitu
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib
Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun
termasuk :
a. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium,
komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk
lainnya, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini.
b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan.
c. Laba usaha.
d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk
yang telah ditetapkan dalam undang - undang.
e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai
11
f. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang.
g. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen
dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa
hasil usaha koperasi.
h. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak.
i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.
k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah
tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
l. Keuntungan selisih kurs mata uang asing.
m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
n. Premi asuransi.
o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang
terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.
p. Tambahan kekayaan netto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak.
q. Penghasilan dari usaha berbasis syariah.
r. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang
mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
12
2.1.9 Yang Tidak Termasuk Objek Pajak Penghasilan
Berdasarkan pasal 4 ayat (3) Undang - Undang Pajak Penghasilan
Nomor 36 Tahun 2008 yang dikecualikan dari objek pajak adalah :
1. a. Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan
amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh
pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang
diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang
dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh
penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan
atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
b. harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan,
badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang
menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur dengan
atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada
hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di
antara pihak - pihak yang bersangkutan.
2. Warisan
3. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai
pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal.
4. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau
13
oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan pajak secara
final atau Wajib Pajak yang menggunakan norma penghitungan
khusus (deemed profit).
5. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi
jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa.
6. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh Perseroan
Terbatas (PT) sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi,
BUMN/BUMD, dari penyertaan modal pada badan usaha yang
didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat yang
telah ditetapkan dalam Undang-Undang.
7. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan, baik dibayar oleh pemberi
kerja maupun pegawai.
8. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pension
sebagaimana dimaksud pada angka 7, dalam bidang - bidang tertentu
yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Keuangan.
9. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang
unit penyertaan kontrak investasi kolektif.
10. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura,
14
menjalankan usaha di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha
tersebut :
a. Merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang
menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
b. Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia
11. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya
diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
12. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba
yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian
dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang
membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan
prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan,
dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya
sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
13. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur
15
2.1.10 Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa
gaji, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan bentuk
apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang
dilakukan oleh orang pribadi yang disebut subyek pajak dalam negeri.
Sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 Undang – Undang Nomor 36 Tahun
2008, tentang pajak penghasilan.
2.1.11 Pengertian Pegawai Tetap
Pegawai Tetap menurut PER-32/ PJ /2015 pegawai yang menerima
atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur,
termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewa pengawas, serta
pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk suatu jangka waktu
tertentu yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah
tertentu yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah
tertentu secara teratur.
2.1.12 Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21
Menurut Peraturan PER/32/PJ/2015 Pemotongan PPh Pasal 21
(1) Pemotongan PPh Pasal 21 meliputi :
a. Pemberi kerja yang terdiri dari :
a) Orang pribadi
b) Badan
c) Cabang, perwakilan, atau unit, dalam hal yang melakukan
16
pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran
lain adalah cabang, perwakilan atau unit tersebut.
b. Bendahara atau pemegang kas pemerintah, termasuk bendahara atau
pemegang kas pada Pemerintah Pusat termasuk institusi TNI/ Polri,
Pemerintah Daerah, instansi atau Lembaga Pemerintah, lembaga –
lembaga negara lainnya, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di
Luar Negeri, yang membayarkan gaji, upah, honorarium, tunjangan,
dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan.
c. Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja, dan
badan – badan lain yang membayar uang pensiun secara berkala dan
tunjangan hari tua atau jumlah hari tua.
d. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
serta badan yang membayar :
a) Honorarium, komisi, fee atau pembayaran lain sebagai imbalan
sehubungan dengan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi
dengan status subjek pajak dalam negeri, termasuk jasa tenaga
ahli yang melukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan atas
namanya sendiri, bukan untuk dan atas nama persekutuannya.
b) Honorarium, komisi, fee, atau pembayaran lain sebagai imbalan
sehubungan dengan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi
dengan status subjek pajak luar negeri.
c) Honorarium, komisi, fee, atau imbalan kepada peserta pendidikan
17
e. Penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang
bersifat nasional dan internasional, perkumpulan, orang pribadi serta
lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan yang membayar
honorarium, hadiah, atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada
wajib pajak orang pribadi berkenaan dengan suatau kegiatan.
(2) Tidak termasuk sebagai pemberi kerja yang mempunyai kewajiban
untuk melakukan pemotongan pajak sebagaimana dimaksud ayat (1)
hruf a adalah
a. Kantor perwakilan negara asing
b. Organisasi – organisasi internasional sebagaimana dimakksud
dalam pasal 3 ayat (1) huruf c Undang – Undang Pajak
Penghasilan, yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
c. Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas yang semata – mata mempekerjakan orang
pribadi untuk melakukan pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan
bukan dalam rangka melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas.
(3) Dalam hal organisasi internasional tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, organisasi internasional
dimaksud merupakan pemberi kerja yang berkewajiban melakukan
18
2.1.13 Penghasilan Yang dipotong PPh Pasal 21
Berdasarkan pasal 5 menurut PER-32/PJ/2015 Penghasilan Yang
dipotong PPh Pasal 21 ;
(1) Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah :
a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap,baik
berupapenghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur.
b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara
teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya.
c. Penghasilan berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun,
tunjangan hari tua atau jaminan hari tua, yang dibayarkan
sekaligus, yang pembayarannya melewati jangka waktu 2 tahun
sejak pegawai berhenti bekerja.
d. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa
upah, harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau
upah yang dibayarkan secara bulanan.
e. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium,
komisi, fee, dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam
bentuk apapun sebagai imbalan sehubungan dengan jasa yang
dilakukan.
f. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku,
uang repsentasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan
dengan nama dan bentuk apa pun, dan imbalan sejenis dengan
19
g. Penghasilan berupa honorarium atau imbalan yang bersifat tidak
teratur yang diterima atau diperoleh anggota dewa komisaris atau
dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap
pada perusahaan yang sama.
h. Penghasilan berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus, atau
imbalan lain yang bersifat tidak teratur yang diterima atau
diperoleh mantan pegawai.
i. Penghasilan berupa penarikan dana pensiun oleh peserta program
pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai dari dana pensiun
yang pendirianny telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
(2) Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) termasuk pula penerimaan dalam bentuk apapun yang
diberikan oleh :
a. Wajib pajak yang dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final
atau;
b. Wajib pajak yang dikenakan pajak penghasilan berdasarkan
norma perhitungan khusus.
2.1.14 Tidak Termasuk penghasilan yang dipotong PPh 21
Berdasarkan pasal 8 menurut PER-32/PJ/2015 Tidak Termasuk
Penghasilan Yang dipotong PPh Pasal 21 ;
(1) Tidak Termasuk Penghasilan Yang dipotong PPh 21
a. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dariperusahaan
20
kecelakaan, asuransi jiwa, asuransidwiguna, dan asuransi
beasiswa;
b. Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatandalam
bentuk apapun yang diberikan oleh Wajib Pajak atau Pemerintah
kecuali penghasilan sebagaimana dimaksud pasal 5 ayat (2)
c. iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun
yangpendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan,iuran
tunjangan hari tua atau iuran jaminan hari tua kepada badan
penyelenggara tunjangan hari tua ataubadan penyelenggara
jaminan sosial tenaga kerja yangdibayar oleh pemberi kerja;
d. zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhakdari badan
atau lembaga amil zakat yang dibentuk ataudisahkan oleh
pemerintah, atau sumbangan keagamaanyang sifatnya wajib bagi
pemeluk agama yang diakui diIndonesia yang diterima oleh
orang pribadi yang berhakdari lembaga keagamaan yang
dibentuk atau disahkanoleh Pemerintah sepanjang tidak ada
hubungan denganusaha,pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan
diantara pihak-pihak yang bersangkutan;
e. beasiswa, sebagimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 3 huruf 1
Undang – Undang Pajak Penghasilan
(2) Pajak penghasilan yang ditanggung oleh pemberi kerja, termasuk
yang ditanggung oleh Pemerintah, merupakan penerimaan dalam
21
2.1.15 Tata Cara Perhitungan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21
1) Tata Cara Perhitungan Pajak Penghasilan 21 Menurut PER-32/PJ/2015.
(1) Terlebih dahulu dihitung seluruh penghasilan bruto yang diterima
selama sebulan yang meliputi seluruh gaji dan tunjangan.
(2) Selanjutnya dihitung seluruh penghasilan neto sebulan yang
diperoleh dengan cara mengurangi penghasilan bruto sebulan dengan
[image:32.595.148.496.373.514.2]biaya jabatan dan iuran pensiun.
Tabel 2.1 Biaya Jabatan
Biaya Jabatan biaya jabatan, sebesar 5%
dari penghasilan bruto,
setinggi-tingginya Rp 500.000,00
sebulan atau Rp 6.000.000,00
setahun.
Sumber : Undang – Undang Perpajakan Nomor 36 tahun 2008
(3) Selanjutnya dihitung penghasilan neto setahun, yaitu jumlah
penghasilan neto sebulan dikalikan 12 ( dua belas ).
22 Tabel 2.2 PTKP
Keterangan PTKP
Wajib Pajak Sendiri 36.000.000/ tahun
Wajib Pajak Kawin 3.000.000/ tahun
Tanggungan anggota keluaraga 3.000.000/ tahun
Sumber : Undang – Undang Perpajakan Nomor 36 tahun 2008
(5) Selanjutnya menghitung PPh Terutang.
Tabel 2.3 Tarif PPh Terutang
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000 5%
Diatas Rp 50.000.000 s/d
Rp 250.000.000
15%
Diatas Rp 250.000.000 s/d
Rp 500.000.000
25%
Diatas Rp 500.000.000 30%
[image:33.595.146.513.333.532.2]23
2) Tata Cara Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21.
Menurut PER-1/PJ/2014 Penyetoran PPh 21 dengan menggunakan
Surat Setoran Pajak (SSP), menurut PER-26/PJ/2014 penyetoran pph 21
menggunakan sistem E-Billing. E-Billing adalah adalah sistem
pembayaran pajak secara elektronik.
Menurut Peraturan Undang – Undang Perpajakan dan
PER-32/PJ/2015 untuk pembayaran Masa Wajib Pajak disetor Ke Kantor
Posatau Bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan, paling lambat
tanggal 10 hari setelah Masa Pajak berakhir.
3) Tata Cara Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21.
Menurut Peraturan Undang – Undang Perpajakan dan
PER-32/PJ/2015 untuk pelaporan SPT MasaPPh 21 Ke Kantor Pelayanan Pajak
yang terdaftar paling lambat tanggal 20 hari setelah Masa Pajak berakhir
Menurut PER-03/PJ/2015 pelaporan pph pasal 21 atas pegawai
tetap bisa dengan sistem E-Filling. E-Filling menurut DJP adalah suatu
cara penyampaian SPT atau pemberitahuan perpanjang SPT Tahunan yang
dilakukan secara online yang real-time melalui website Direktorat Jenderal
Pajak atau ASP. Pelaporan PPh Pasal 21 paling lambat tanggal 20 hari