• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERFORMANSI MULTI-TENANT PADA SOFTWARE DEFINED NETWORK MENGGUNAKAN CONTROLLER OPENDAYLIGHT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PERFORMANSI MULTI-TENANT PADA SOFTWARE DEFINED NETWORK MENGGUNAKAN CONTROLLER OPENDAYLIGHT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERFORMANSI MULTI-TENANT PADA SOFTWARE DEFINED NETWORK MENGGUNAKAN

CONTROLLER OPENDAYLIGHT

Upik Fadillah

1

, Kukuh Nugroho

2

, Jafarruddin Gusti Amri Ginting

3

Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Telekomunikasi Dan Elektro, Institut Teknologi Telkom Purwokerto

Jalan DI Panjaitan No 128, Karangreja, Purwokerto Kidul, Kec. Purwokerto Selatan, Kab.Banyumas, Jawa Tengah 53147

E-mail : [email protected]

1

, [email protected]

2

,

[email protected]3

Abstract

Computer networks are constructed of multiple grids such as switches, routers and computers.

Conventional networks are typically self-configured for each department and system. The configuration in that way makes some network devices should be installed for every department and system, those network devices cannot be used for the different departments and systems. It can cause some problems such as inefficiencies, costs, and more task administrators. Multi-tenant is expected to address that problem. A multi-tenant is a technology that can divide physical networks into several logic networks.

The multi-tenant can be applied to the SDN network by using opendaylight controller. The study will analyze the multi-tenant performance on the SDN network using the opendaylight controller. The research aims to measure QoS of delay, jitter, and throughput on the two test scenarios of the SDN network with and without using the multi-tenant, and then to compare the results of the performance parameters by the THIPON standard. Research indicates that the QoS' value of the SDN network is better than that of a multitenant network without a multi-tenant. This is indicated by a delay value of 0.244 ms, a jitter value of 0.053 ms, and a throughput value of 5351.49 Kbit/s for 1 tenant on a multi- tenant SDN network. On the SDN network without multi-tenant, the delay value is 1.106 ms, the jitter value is 0.408 ms, and the throughput is 5340.80 Kbit/s in 1 tenant.

Keyword : Multi-tenant, Software Defined Network, Opendaylight Abstrak

Jaringan komputer dibangun dari beberapa perangkat keras jaringan seperti switch, router dan komputer. Pada jaringan konvensional biasanya jaringan dikonfigurasi secara tersendiri untuk setiap departement dan sistem. Konfigurasi dengan cara tersebut membuat beberapa perangkat jaringan harus dipasang untuk setiap departement dan sistem, perangkat jaringan tersebut tidak dapat digunakan untuk departement dan sistem yang berbeda. Hal tersebut dapat menimbulkan beberapa masalah antara lain tidak efisien, membutuhkan banyak biaya, dan administrator lebih banyak tugas.

Multi-tenant diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Multi-tenant merupakan teknologi yang dapat membagi jaringan fisik menjadi beberapa jaringan logic. Multi-tenant dapat diterapkan pada jaringan SDN (Software Defined Network) dengan menggunakan controller opendaylight. Penelitian ini akan menganalisa performansi multi-tenant pada jaringan SDN menggunakan controller opendaylight.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran performansi QoS delay, jitter, dan throughput dari dua skenario uji yaitu jaringan SDN dengan dan tanpa menggunakan multi-tenant, kemudian membandingkan hasil pengukuran parameter performansi dengan standar TIPHON. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai QoS dari jaringan SDN menggunakan multi-tenant lebih baik dari pada jaringan SDN tanpa menggunakan multi-tenant. Hal ini ditunjukkan dengan nilai delay 0,244 ms, nilai jitter 0,053 ms, dan nilai throughput 5351,49 Kbit/s pada 1 tenant di jariingan SDN dengan multi-tenant.

Pada jaringan SDN tanpa multi-tenant didapatkan nilai delay 1,106 ms, nilai jitter 0,408 ms, dan throughput 5340,80 Kbit/s pada 1 tenant.

Kata Kunci : Multi-tenant, Software Defined Network, Opendaylight

(2)

I. PENDAHULUAN

Jaringan komputer dibangun dari beberapa perangkat keras jaringan seperti switch, router, dan sebagainya dengan banyak protokol (perangkat lunak) komplek yang ditambahkan dan diimplementasikan pada perangkat tersebut (Azodolmolky 2013).

Jaringan tradisional biasanya dikonfigurasi secara tersendiri untuk setiap departemen dan sistem (Antoni n.d.). Hal tersebut menimbulkan beberapa masalah antara lain adaministrator jaringan memiliki banyak tugas, tidak efisien, dan lebih banyak biaya (Brook 2020). Beberapa masalah tersebut dapat diatasi dengan menerapkan multi-tenant pada jaringan. Multi- tenant merupakan teknologi yang dapat membagi jaringan fisik menjadi beberapa jaringan logic (Shin et al. n.d.). Multi-tenant dapat diterapkan pada jaringan SDN.

SDN (Software Defined Network) merupakan paradigma baru dalam jaringan yang memisahkan antara control plane dan data plane (Li et al. 2016). Control plane berfungsi untuk mengontrol jaringan dan data plane berfungsi untuk forwarding data. Pada SDN terdapat protokol openflow, yaitu protokol open interface yang berfungsi untuk mengubungkan control plane dan data plane (Azodolmolky 2013). Openflow diimplementasikan pada controller SDN.

Beberapa controller SDN antara lain Floodlight, Opendaylight, Beacon, ONOS. Pada controller opendaylight terdapat aplikasi VTN (Virtual Tenant Network) yang mendukung jaringan multi-tenant pada SDN (Anon n.d.).

Berdasarkan dari penelitian terdahulu, Y.Y.Shin, dkk memberikan ide atau gagasan berupa beberapa cara yang dapat digunakan untuk membangun multi-tenant pada jaringan SDN. Beberapa cara tersebut adalah dengan menggunakan MAC Address, menggunakan IP-subnet, dan menggunakan VLAN. Y.Y.Shin, dkk hanya memberikan ide atau gagasan, tidak ada simulasi yang dilakukan (Shin et al. n.d.).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Hao jiang, dkk mensimulasikan multi-tenant pada jaringan SDN. Simulasi dilakukan menggunakan emulator mininet dan opendayligth sebagai controller. Simulasi tersebut berhasil menjalankan multi-tenant pada jaringan SDN, dimana multi-tenant tersebut dapat menyediakan isolasi, akses kontrol, resource sharing, dan tenant manageability. Akan tetapi penelitian tersebut tidak menunjukkan QoS dari multi-tenant pada SDN (Jiang et al. 2016).

Rakhmat Purnomo, dkk menganalisa salah satu fitur SDN yaitu VTN (Virtual Tenant Network) dengan dua skenario simulasi yaitu

SDN tanpa VTN dan SDN dengan VTN, simulasi dilakukan menggunakan emulator mininet dan controller opendaylight. Nilai dari throughput dan jitter didapatkan dengan melakukan iperf, sedangkan nilai delay dan packet loss didapatkan melalui hasil ping dari PC satu ke PC lain dalam satu tenant. Hasil dari simulasi tersebut nilai dari throughput, delay, dan packet loss masih di dalam standar ITU-T.

Namun analisa tersebut tidak menampilkan pengaruh penambahan tenant pada SDN (Purnomo et al. 2019).

Pada penelitian ini akan menganalisa perbandingan QoS antara jaringan SDN tanpa menggunakan multi-tenant dan dengan menggunakan multi-tenant. Selain itu, akan dilihat pengaruh penambahan tenant pada multi-tenant. Controller yang digunakan adalah controller opendaylight, traffic data yang dibangkitkan adalah UDP menggunakan D- ITG.

A. Multi-tenant

Multi-tenant dapat didefinisikan sebagai arsitektur lunak yang memungkinkan untuk berbagi data yang sama dengan user lainnya dalam satu sistem yang sama (Shaikh and Patil 2014).

B. SDN (Software Defined Network)

SDN merupakan paradigma baru dalam jaringan telekomunikasi dimana fungsi dari control plane dan data plane dipisahkan (Azodolmolky 2013). Fungsi dari control plane untuk mengontrol jaringan dan fungsi dari data plane untuk forwarding data. Dengan dipisahkannya control plane dan data plane jaringan SDN memiliki keunggulan yaitu arsitektur jaringan mudah dikonfigurasi, lebih fleksibel, inovatif, dan hemat biaya dibandingkan dengan jaringan tradisional. Pada jaringan SDN terdapat open interface pada data plane yang digunakan administrator untuk mengontrol secara langsung lalu lintas jaringan. SDN memerlukan suatu protokol agar control plane dan data plane dapat berkomunikasi yaitu openflow.

C. Controller Opendayligh

Opendaylight merupakan controller SDN bersifat opensource yang dikelola oleh Linux Foundation, dan menggunakan bahasa pemrograman Java (Khattak, Awais, and Iqbal 2014). Karena bersifat opensource, opendaylight controller SDN banyak digunakan untuk pendidikan ataupun lingkungan perusahaan, selain itu opendaylight mudah dipasang dan diuji.

Opendaylight telah mendukung openflow,

(3)

selain openflow opendaylight juga mendukung platform SDN lainnya seperti Open vSwitch Database (OVSDB), Network Configuration Protocol (NETCONF) dan Border Gateway Protocol (BGP). Opendaylight memiliki beberapa versi antara lain sodium, neon, fluorine, oxygen, nitrogen, carbon, dan lain-lain.

D. Parameter QoS (Quality os Service) QoS (Quality of Service) merupakan suatu metode untuk mengetahui kualitas dari kinerja jaringan yang dirasa secara riil[buku TCP/IP]. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui nilai yang terdapat pada parameter QoS (throughput, delay, dan jitter) serta time coverage sesui dengan nilai rekomendasi yang dikeluarkan oleh suatu lembaga seperti European Telecommunication Standads Institue (ETSI) yang mengeluarkan standar Telecommunication and Internet Protocol Harmonization Over Network (TIPHON).

a) Delay

Delay merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mengirim packet dari asal ke tujuan.

𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡

𝐵𝑎𝑛𝑑𝑤𝑖𝑑𝑡ℎ 𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎 (1) Tabel 1 Standarisasi Delay

Berdasarkan TIPHON

No Kategori Nilai Delay (ms) 1 Baik <100

2 Sedang <150 3 Kurang <400

b) Jitter

Jitter merupakan variasi delay, yaitu perbedaan selang waktu kedatangan antar packet di penerima yang disebabkan oleh panjangnya antrian.

𝐽𝑖𝑡𝑡𝑒𝑟 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑑 𝐷𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 (2) Tabel 2 Standarisasi Jitter

Berdasarkan TIPHON

No Kategori Nilai Jitter (ms) 1 Sangat Baik 0

2 Baik ≤ 75

3 Sedang ≤ 125

4 Kurang ≤ 225

c) Throughtput

Throughput adalah jumlah paket data yang sukses dalam interval waktu tertentu dibagi dengan durasi waktu dalam detik.

𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 =

𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 (𝑏𝑖𝑡)

𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 (3)

II. METODE PENELITIAN

Pada simulasi ini terdapat dua skenario pengujian jaringan yaitu jaringan SDN tanpa menggunakan multi-tenant dan jaringan SDN dengan menggunakan multi-tenant. Setiap skenario uji dilakukan dua pengujian. Pengujian pertama adalah pengujian konektivitas, pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah packet dari satu host ke host lain, atau dari host yang berada pada satu tenant berhasil dikirimkan. Pengujian ini dilakukan dengan mengetikkan perintah “pingall” pada setiap skenario uji.

Pengujian kedua yaitu pengujian performansi, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui performansi pada jaringan yang telah dibuat. Pengujian akan dilakukan dengan membangkitkan trafik dengan D-ITG. Trafik yang dibangkitkan pada simulasi ini adalah trafik UDP berupa video streaming dengan codec sebanyak 24 frame per second, ukuran packet terdistribusi normal dengan µ = 27791 bytes dan σ2 = 6254 bytes. Perintah yang digunakan untuk mengirimkan paket tersebut adalah “./ITGSend -a 192.168.0.3 -T UDP -n 27791 6254 -N 41.6 0 -x data.log”.

Topologi jaringan uji yang akan digunakan pada simulasi diilustrasikan pada Gambar 1.

Dimana pada topologi tersebut terdapat empat switch, delapan host, dan satu controller, yang dimana setiap switch terhubung dengan controller.

Gambar 1. Topologi Jaringan Uji

(4)

Gambar 2. Memperlihatkan topologi SDN dengan multi-tenant dengan membagi topologi menjadi 4 tenant. Dimana tenant1 terdiri atas host1 dan host3, tenant2 terdiri atas host2 dan host4, tenant3 terdiri dari host5 dan host7, tenant4 terdiri dari host6 dan host8.

Gambar 2. Jaringan SDN dengan Multi-tenant III. HASIL PEMBAHASAN

Pada penelitian ini dilakukan simulasi multi-tenant pada jaringan SDN dengan menggunakan controller opendaylight.

Simulasi dilakukan dengan topologi partial mesh yang dibuat pada Mininet. Topologi partial mesh yang digunakan memiliki satu controller, empat switch, dan delapan host.

Simulasi dilakukan dengan dua skenario uji yaitu skenario pertama jaringan SDN tanpa menggunakan multi-tenant, dan skenario kedua jaringan SDN dengan menggunakan multi-tenant. Setiap skenario dilakukan dua pengujian, pengujian pertama adalah pengujian konektivitas. Pengujian konektivitas dilakukan untuk mengetahui apakah pengiriman packet dari satu host ke host lain, atau dari host yang terdapat pada satu tenant telah berhasil.

Pengujian kedua adalah pengujian performansi, pada pengujian ini packet yang dikirimkan berupa traffic UDP sebanyak 24 frame per second, ukuran packet terdistribusi normal dengan µ = 27791 bytes dan σ2 = 6254 bytes. Pengujian performansi bertujuan untuk mengetahui nilai performansi jaringan yaitu delay, jitter, dan throughput yang dihasilkan oleh jaringan yang telah dirancang. Traffic jaringan dibangkitkan menggunakan D-ITG. D- ITG menghasilkan log file berisi nilai parameter jaringan antara lain delay, jitter, dan throughput.

Hasil dari log file yang dihasilkan akan dibandingkan dengan standar TIPHON.

a. Pengujian Konektivitas

Pengujian konektivitas digunakan untuk mengetahui apakah pengiriman packet dari

satu host ke host lain, atau dari host dalam satu tenant telah berhasil terhubung. Pengujian dilakukan dengan command “pingall” untuk mengirimkan packet ke semua host yang terdapat pada topologi.

Gambar 4.Pengujian Konektivitas pada SDN tanpa Multi-tenant

Dari pengujian yang telah dilakukan, pada jaringan SDN tanpa menggunakan multi-tenant menunjukkan bahwa setiap host pada topologi dapat terhubung dengan baik.

Gambar 5. Pengujian Konektivitas pada SDN dengan Multi-tenant

Gambar 3.2 menunjukkan bahwa host pada topologi yang ada pada jaringan tidak saling terhubung satu sama lain. Hal tersebut terjadi karena pada jaringan telah diterapkan multi-tenant. Dimana pada multi-tenant hanya host yang terdapat dalam satu tenant yang dapat saling terhubung satu sama lain.

b. Pengujian Performansi

• Pengujian Parameter Delay

Gambar 6. menampilkan hasil pengukuran paramater delay. Delay tanpa multi-tenant berarti skenario uji pertama dimana jaringan SDN tanpa menggunakan multi-tenant. Pada delay tanpa multi-tenant, 1 tenant berarti packet yang dikirimkan hanya dari h1 ke h3. Dari packet yang dikirimkan pada 1 tenant menghasilkan nilai 1,106 ms. Pada 2 tenant berarti packet yang dikirimkan dari h1 ke h3 dan ditambah packet yang dikirimkan dari h2 ke h4, hasil dari 2 tenant ini adalah 1,221 ms. Pada 3 tenant berarti packet yang dikirimkan dari h1 ke h3, ditambah h2 ke h4, dan ditambah h3 ke h5, hasil dari 3 tenant ini adalah 1,256 ms. Dan 4 tenant berarti packet yang dikirimkan dari h1 ke h3, ditambah h2 ke h4, ditambah h4 ke h7, dan yang terakhir h6 ke h8, hasil yang didapatkan dari 4 tenant adalah 1,278 ms.

Delay dengan multi-tenant merupakan skenario uji kedua yaitu jaringan SDN dengan

(5)

menggunakan multi-tenant. Topologi yang digunakan terdapat pada Gambar 2. Pada 1 tenant berarti hanya tenant1 yang mengirimkan packet dan menghasilkan nilai sebesar 0,244 ms. Packet yang dikirimkan berupa paket UDP sebanyak 24 frame per second, ukuran packet terdistribusi normal dengan µ = 27791 bytes dan σ2 = 6254 bytes. Pada 2 tenant berarti tenant1 dan tenant2 mengirimkan packet yang sama secara bersamaan dan nilai yang didapatkan sebesar 0,252 ms. Pada 3 tenant berarti tenant1, tenant2, dan tenant3 mengirimkan packet yang sama secara bersamaan dan nilai yang didapatkan adalah 0,255 ms. Dan pada 4 tenant berarti tenant1, tenant2, tenant3, dan tenant4 mengirimkan packet yang sama secara bersamaan dan mendapatkan hasil sebesar 0,257 ms.

Gambar 6. Hasil Pengukuran Parameter Delay

• Pengukuran Parameter Jitter

Pada Gambar 7. merupakan diagram yang dihasilkan dari pengukuran parameter jitter pada jaringan SDN tanpa menggunakan multi- tenant dan jaringan SDN dengan menggunakan multi-tenant. Pada jitter yang dihasilkan dari jaringan SDN tanpa multi- tenant, 1 tenant berarti packet yang dikirimkan hanya dari h1 ke h3 dan pada pengujian ini mendapatkan nilai jitter sebesar 0,408 ms.

Pada 2 tenant berarti packet yang dikirimkan dari h1 ke h3 dan ditambah packet yang dikirimkan dari h2 ke h4 nilai jitter yang dihasilkan adalah 0,491. Pada 3 tenant berarti packet dikirimkan dari h1 ke h3, ditambah h2 ke h4, dan h5 ke h7, nilai jitter yang dihasilkan adalah 0,529 ms. Dan pada 4 tenant berarti pengujian dilakukan dengan mengirim packet dari h1 ke h3, ditambah h2 ke h4, ditambah h5 ke h7, dan ditambah h6 ke h8 yang menghasilkan nilai jitter sebesar 0,558 ms.

Gambar 7. pada jitter yang dihasilkan dari jaringan SDN dengan menggunakan multi-

tenant. Pada 1 tenant berarti packet yang dikirimkan hanya tenant1 dan menghasilkan nilai jitter sebesar 0,053 ms. pada 2 tenant berarti tenant1 dan tenant2 mengirimkan packet yang sama secara bersamaan dan nilai jitter yang dihasilkan sebesar 0,058 ms. Pada 3 tenant berarti tenant1, tenant2, dan tenant3 mengirimkan packet yang sama secara bersamaan, nilai jitter yang dihasilkan sebesar 0,063 ms. Pada 4 tenant nilai jitter mengalami penurunan menjadi 0,058 ms, 4 tenant berarti tenant1, tenant2, tenant3, dan tenant4 mengirimkan packet yang sama secara bersamaan.

Gambar 7. Hasil Pengukuran Parameter Jitter

• Pengukuran Parameter Throughput Pada Gambar 8. menunjukkan hasil dari skenario uji pertama yaitu jaringan SDN tanpa menggunakan multi-tenant, 1 tenant berarti packet yang dikirimkan hanya dari h1 ke h3 didapatkan hasil 5340,80 Kbit/s. Pada 2 tenant berarti packet yang dikirimkan dari h1 ke h3, dan bersamaan dengan packet yang dikirimkan dari h2 ke h4 didapatkan hasil 5349,93 Kbit/s.

Pada 3 tenant berarti packet yang dikirim dari h2 ke h4, ditambah dengan packet yang dikirim dari h2 ke h4, dan ditambah dengan packet yang dikirimkan dari h3 ke h5, semua packet dikirimkan secara bersamaan dan mendapatkan hasil 5356,98 Kbit/s. Nilai throughput 4 tenant mengalami penurunan menjadi 5348,61 Kbit/s. Pada 4 tenant berarti packet yang dikirimkan secara bersamaan dari h1 ke h3, ditambah h2 ke h4, ditambah h3 ke h5, dan ditambah h6 ke h8.

Hasil pengukuran throughput pada jaringan SDN dengan menggunakan multi-tenant, pada 1 tenant berarti hanya tenant1 yang mengirimkan packet, nilai parameter throughput yang didapatkan adalah 5351,49 Kbit/s. Pada 2 tenant berarti pengiriman packet dilakukan pada tenant1 dan tenant2 secara 0

0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4

1 Tenant2 Tenant3 Tenant4 Tenant

Waktu (ms)

Jumlah Tenant

Delay

Jaringan SDN Tanpa Multi- tenant Jaringan SDN Dengan Multi- tenant

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

1 Tenant

2 Tenant

3 Tenant

4 Tenant

Waktu (ms)

Jumlah Tenant

Jitter

Jaringa n SDN Tanpa Multi- tenant Jaringa n SDN Dengan Multi- tenant

(6)

bersamaan, nilai parameter throughput yang didapatkan pada 2 tenant turun menjadi 5362,45 Kbit/s. Nilai throughput 3 tenant mengalami kenaikan kembali menjadi 5360,99 Kbit/s. Pada 3 Tenant berarti tenant1, tenant2, dan tenant3 mengirimkan packet yang sama secara bersamaan. Dan pada 4 tenant berarti pengiriman packet yang sama dari tenant1, tenant2, tenant3, dan tenant4 dilakukan secara bersamaan, nilai parameter throughput yang didapatkan adalah 5363,75 Kbit/s.

Gambar 8. Hasil Pengukuran Parameter Throughput

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1. Penerapan multi-tenant pada jaringan SDN menggunakan controller opendaylight dapat diterapkan dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan host yang berada pada tenant yang berbeda tidak saling terhubung. Sedangkan host yang berada pada satu tenant yang sama saling terhubung.

2. Pada jaringan SDN dengan multi-tenant nilai dari parameter delay semakin naik ketika beberapa tenant mengirimkan packet secara bersamaan yaitu pada 1 tenant didapatkan hasil 0,244 ms, 2 tenant didapatkan hasil 0,252 ms, 3 tenant didapatkan hasil 0,255 ms, dan pada 4 tenant didapatkan hasil 0,257 ms.

3. Hasil dari QoS dengan parameter delay, jitter, dan throughput menunjukkan bahwa jaringan SDN dengan menggunakan multi- tenant lebih baik dibandingkan dengan

jaringan SDN tanpa menggunakan multi- tenant. Namun QoS dari kedua skenario uji masih termasuk dalam kategori bagus menurut standarisasi TIPHON.

DAFTAR PUSTAKA

Anon. n.d. “Virtual Tenant Network (VTN).”

Retrieved November 22, 2020 (https://docs.opendaylight.org/en/stable- boron/user-guide/virtual-tenant-network- (vtn).html#).

Antoni, Loris D. n.d. “Genesis : Synthesizing Forwarding Tables in Multi-Tenant Networks.”

Azodolmolky, Siamak. 2013. Software Defined Networking with OpenFlow.

Brook, Chris. 2020. “SaaS: Single Tenant vs Multi-Tenant - What’s the Difference?”

Retrieved

(https://digitalguardian.com/blog/saas- single-tenant-vs-multi-tenant-whats- difference).

Jiang, Hao, Ahmed Bouabdallah, Amin Aflatoonian, Jean-Marie Bonnin, and Karine Guillouard. 2016. “A Secure Multi- Tenant Framework for SDN.” 40–44.

Khattak, Zuhran Khan, Muhammad Awais, and Adnan Iqbal. 2014. “Performance Evaluation of OpenDaylight SDN Controller.”

Li, Kai, Chun Wang, Qiwei Shen, Jingyu Wang, and Qi Qi. 2016. “MVNC : A SDN-Based Multi-Tenant Virtual Network Customization Mechanism in Cloud Data Center.”

Purnomo, Rakhmat, Teknik Informatika, Universitas Bhayangkara, and Jakarta Raya. 2019. “ANALISIS QOS DENGAN VIRTUAL TENANT NETWORK PADA SOFTWARE DEFINED NETWORKING.”

5(2).

Shaikh, Farzana, and Dipti Patil. 2014. “Multi- Tenant e-Commerce Based on SaaS Model to Minimize IT Cost.” 2014 International Conference on Advances in Engineering and Technology Research, ICAETR 2014 2–5.

Shin, Y. Y., S. H. Kang, J. Y. Kwak, B. Y. Lee, and S. H. Yang. n.d. “The Study on Configuration of Multi-Tenant Networks in SDN Controller.”

5325 5330 5335 5340 5345 5350 5355 5360 5365

1 Tenant

2 Tenant

3 Tenant

4 Tenant

Throughtput (Kbit/s)

Jumlah Tenant

Throughtput

Jaringan SDN Tanpa Multi- tenant

Jaringan SDN Dengan Multi- tenant

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa semakin sesuai harga yang ditawarkan laptop merek Acer maka akan semakin tinggi juga keputusan pembelian dari konsumen untuk membeli laptop merek

Variabel Independen: Budaya Perusahaan dan Motivasi Kerja Variabel Dependen: Kinerja Karyawan Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan budaya perusaahaan

Pengembangan sistem pakan berbasis sumber daya lokal yaitu ampas teh ( Camelia sinensis ) sebagai bahan alternatif pakan aditif merupakan sumber asam tanin yang dalam

dari kanker payudara, sekitar 2% dari semua kanker payudara yang invasif, biasanya muncul sebagai massa tumor yang besar dan ditemukan pada wanita yang lebih

Mengacu pada Lemma 1.8, Lemma 1.9 dan Lemma 1.10 pada bagian selanjutnya dibuktikan interval kekontraktifan pemetaan dengan kondisi tipe kontraktif pada [3] untuk

Muncul tiga istilah yakni, n-good yaitu apabila dari tiap-tiap faktorisasi setidaknya ada satu faktornya yang periodik, jika tidak ada yang periodik maka disebut n-bad, dan

Analisis impas atau analisis hubungan biaya, volume, dan laba merupakan teknik untuk menggabungkan, mengkoordinasikan dan menafsirkan data produksi dan distribusi untuk

PPh Pasal 23 adalah pajak atas penghasilan yang terutang atau dibayarkan kepada Wajib Pajak dalam negeri yang berasal dari modal, sewa dan penghasilan lain