• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR PERMAINAN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN BOLA PLASTIK. Saefudin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR PERMAINAN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN BOLA PLASTIK. Saefudin"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah

Vol. 9, No. 1, Januari 2019

ISSN 0854-2172

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR PERMAINAN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN

BOLA PLASTIK

Saefudin

SD Negeri Adiwerna 01 Adiwerna Tegal Abstrak

Peningkatan hasil belajar gerak dasar permainan sepak bola melalui penggunaan bola plastik pada siswa kelas IV SD Negeri Adiwerna 01 semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 masih rendah.

Dengan KKM 75 hanya terdapat 9 dari 27 siswa yang tuntas (33,33%). Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar digunakan pembelajaran melalui bola plastik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran melalui bola plastik pada siswa.

Hasil penelitian memperoleh data peningkatan rata-rata klasikal dari kondisi awal sebesar 65 menjadi 75 pada siklus I dan 79 pada siklus II. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal juga mengalami peningkatan dari kondisi awal hanya sebesar 33,33%, pada siklus I mencapai 62,96%

serta pada Siklus II meningkat mencapai 85,19%.

Dalam penelitian ini peneliti menyarankan guru penjasorkes untuk menerapkan pembelajaran melalui penggunaan bola plastik sebagai alat bantu serta memperhatikan kesesuaian materi dan karakteristik siswa, hendaknya guru memberikan bimbingan yang lebih intensif pada saat siswa mempraktikkan gerakan dasar permainan sepak bola, sehingga gerakan yang dilakukan sesuai dengan apa yang diharapkan.

© 2019 Dinamika

Kata Kunci: Bola plastik; Permainan Sepak Bola

PENDAHULUAN

Analisis hasil belajar materi peningkatan hasil belajar gerak dasar permainan sepak bola terhadap siswa kelas IV SD Negeri Adiwerna 01 Kecamatan Adiwerna dari 27 siswa diperoleh data bahwa sebanyak 9 siswa atau 33,33% sudah tuntas dan 18 siswa atau 66,67% belum tuntas. Nilai rata-rata yang diperoleh sebelum penelitian adalah 65, sedangkan kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran penjasorkes adalah 75.

Pengamatan terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran tersebut diperoleh data bahwa dari jumlah 27 siswa kelas IV yang tuntas pada indikator menendang bola berpasangan sebanyak 19 siswa (70,37%), mengontrol bola berpasangan ada 19 siswa (70,37%), menggiring bola ada 11 siswa (40,74%) dan menendang bola kearah gawang sebanyak 17 siswa (62,96%) dengan rata-rata klasikal 61,11%.

Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru harus mampu menguasai materi pelajaran, dan mengetahui bagaimana cara materi pelajaran itu disampaikan. Gejala umum adanya kegagalan

(2)

dalam menyampaikan materi pelajaran bukan hanya disebabkan karena kurang menguasainya materi pelajaran tersebut, tetapi disebabkan pula oleh bagaimana cara guru menyampaikan materi pelajaran secara efektif dan efisien.

Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pembelajaran pendidikan jasmani guru harus kreatif, mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani sesuai dengan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak SD. Penggunaan bola plastik dalam pembelajaran dilakukan agar siswa merasa senang dan tidak merasa takut. Dengan demikian siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan peningkatkan gerak dasar permainan sepak bola diharapkan dapat dicapai dengan tuntas sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Penelitian ini memiliki 2 manfaat 1) bagi Siswa, Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan senang karena lebih bervariasi, dalam melakukan latihan materi gerak dasar permainan sepak bola., 2) Bagi Guru Menjadikan salah satu acuan proses belajar mengajar agar lebih variatif dan menyenangkan siswa.

Hasil belajar adalah bentuk tingkah laku yang dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajar. Bentuk tingkah laku sebagai hasil belajar dapat berupa memberi reaksi terhadap rangsangan, asosiasi verbal, mengemukakan konsep, prinsip dan memecahkan masalah. Hasil belajar biasanya diperoleh setelah siswa dinyatakan berhasil dalam suatu penilaian yang dilakukan pada akhir pembelajaran.

Gerak Dasar merupakan gerak pengulangan yang dilakukan terus-menerus dari kebiasaan serta menjadikannya sebagai dasar dari pengalaman lingkungan mereka. Pengembangan gerak dasar merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan: (1) proses pengembangan syaraf dan otot yang juga di pengaruhi oleh keturunan, (2) akibat dari pengalaman gerak sebelumnya, (3) pengalaman gerak saat ini, (4) gerak yang digambarkan dalam kaitannya dengan pola gerak tertentu. Pola gerak dasar adalah bentuk gerakan-gerakan sederhana yang bisa dibagi kedalam tiga bentuk gerak sebagai berikut: 1) Gerak Lokomotor (gerakan berpindah tempat) dimana bagian tubuh tertentu bergerak atau berpindah tempat. Misalnya jalan, lari dan lompat, 2) Gerak non-Lokomotor (gerakan tidak berpindah tempat) dimana sebagian anggota tubuh tertentu saja yang digerakkan namun tidak berpindah tempat. Misalnya mendorong, menarik, menekuk dan memutar, 3) Gerak Manipulatif dimana ada sesuatu yang digerakkan.

Misalnya melempar, menangkap, menyepak, memukul dan gerakan lain yang berkaitan dengan lemparan dan tangkapan (Syahban,https://arham892.blogspot.co.id/2015/12/ gerak-dasar.html).

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di lapangan Desa Adiwerna Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal, semester 1 tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian dilakukan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekaligus sebagai peneliti dan dibantu teman sejawat.

Penelitian dilaksanakan selama empat bulan mulai bulan Agustus sampai bulan November 2017.

Subjek penelitian ini adalah kelas IV SD Negeri Adiwerna 01 tahun pelajaran 2017 / 2018.

Jumlah siswa dalam kelas ini 27 siswa terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan..

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua teknik analisis. Data kuantitatif diolah melalui analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan siklus III, sedangkan data kualitatif hasil pengamatan diolah menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus

(3)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas.

Dalam penelitian ini tindakan yang akan peneliti lakukan sebanyak dua siklus. Sedangkan tahapan- tahapan dalam siklus terdiri atas empat tahapan yaitu planning, acting, observating, dan reflecting.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil belajar gerak dasar siswa dalam pembelajaran, sebagaimana observasi yang telah dilakukan peneliti dalam pembelajaran gerak dasar permainan sepak bola pada kondisi awal pada siswa kelas IV SD Negeri Adiwerna 01 tahun pelajaran 2017/2018.

Tabel 1 Hasil Observasi Gerak Dasar Permainan Sepak Bola Kondisi Awal

No Indikator Observasi Jumlah

% Kriteria

Siswa

1. Menendang bola berpasangan 19 70,37 Baik

2

. Mengontrol bola berpasangan 19 70,37 Baik

3

. Menggiring bola 11 40,74 Kurang Baik

4

. Menendang bola kearah gawang 17 62,96 Baik

Jumlah 66

Rata-rata 61,11 Baik

Menurut tabel 1, besarnya persentase gerak dasar permainan sepak bola pada tiap indikator observasi dalam pembelajaran kondisi awal secara jelas dapat digambarkan pada grafik 1 berikut ini:

Grafik 1 Persentase Hasil Belajar Gerak Dasar Permainan Sepak Bola Kondisi Awal

Hasil akhir observasi pembelajaran sebagaimana tabel 1 dan grafik 1 di atas, diperoleh data bahwa rata-rata gerak dasar permainan sepak bola pada pembelajaran kondisi awal adalah sebesar 61,11%, hal ini menunjukkan bahwa gerak dasar permainan sepak bola dalam pembelajaran tersebut masih rendah. Rendahnya gerak dasar permainan sepak bola dalam pembelajaran tersebut berdampak terjadinya kecenderungan hasil belajar yang juga rendah. Analisis nilai tes gerak dasar permainan sepak bola tersebut diperoleh data seperti pada tabel 2 berikut ini:

(4)

Tabel 2 Nilai Tes Gerak dasar Permainan Sepak Bola Kondisi Awal

No Indikator Hasil Belajar

1. Jumlah Nilai 1763

2. Nilai Rata-rata 65

3. Nilai Tertinggi 75

4. Nilai Terendah 56

5. Tuntas Belajar 9 Siswa atau (33,33%) 6. Belum Tuntas Belajar 18 Siswa atau (66,67%)

Identifikasi terhadap penyebab terjadinya masalah sebagaimana telah dianalisis di atas adalah pemilihan penggunaan bola sesungguhnya pada pembelajaran kondisi awal masih belum meningkatkan gerak dasar permainan sepak bola seperti ditunjukkan pada indikator ketuntasan belajar klasikal baru mencapai 9 siswa atau 33,33%. Mencermati permasalahan di atas, perlu kiranya upaya lain yang dilakukan peneliti untuk dapat melakukan proses pembelajaran lebih menarik.

Hasil observasi gerak dasar permainan sepak bola dalam Pembelajaran siklus I diperoleh hasil sebagaimana tabel 3 berikut ini:

Tabel 3 Hasil Observasi Gerak Dasar Permainan Sepak Bola Siklus I

No Indikator Observasi Jumlah

% Kriteria Siswa

1. Menendang bola berpasangan 24 88,89 Sangat Baik 2. Mengontrol bola berpasangan 23 85,19 Sangat Baik

3. Menggiring bola 17 62,96 Baik

4. Menendang bola kearah gawang 23 85,19 Sangat Baik

Jumlah 87

Rata-rata 80,56 Baik

Menurut tabel 3 besarnya persentase gerak dasar siswa pada tiap indikator observasi dalam pembelajaran siklus I secara jelas dapat digambarkan pada grafik 3 berikut ini:

Grafik 3. Persentase Hasil Belajar Gerak Dasar Permainan Sepak Bola Siklus I

Hasil akhir observasi pembelajaran sebagaimana tabel 3 dan grafik 3 di atas, diperoleh data bahwa rata-rata gerak dasar permainan sepak bola pada pembelajaran siklus I adalah sebesar 80,56%, hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran gerak dasar permainan sepak bola pada siklus I

(5)

Nilai tes gerak dasar permainan sepak bola pada siklus I diperoleh hasil sebagaimana tabel 4 berikut ini:

Tabel 4. Nilai Tes Gerak Dasar Permainan Sepak Bola Siklus I

No Indikator Hasil Belajar

1. Jumlah Nilai 2019

2. Nilai Rata-rata 75

3. Nilai Tertinggi 94

4. Nilai Terendah 56

5. Tuntas belajar 17 Siswa atau (62,96%) 6. Belum Tuntas Belajar 10 Siswa atau (37,04%)

Menurut tabel 4 diperoleh data bahwa persentase ketuntasan belajar yang diperoleh pada pembelajaran siklus I secara jelas dapat digambarkan pada grafik 4 berikut ini:

Grafik 4. Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I

Identifikasi terhadap penyebab terjadinya masalah sebagaimana telah dianalisis di atas adalah pada pembelajaran gerak dasar permainan sepak bola dengan penggunaan bola plastik pada siklus I belum meningkatkan gerak dasar seperti ditunjukkan pada indikator ketuntasan belajar klasikal baru mencapai 17 siswa atau 62,96%.

Mencermati permasalahan di atas, perlu kiranya upaya lain yang dilakukan peneliti untuk dapat melakukan proses pembelajaran lebih kreatif, menarik dan merangsang bagi semua siswa dalam pembelajaran sehingga para siswa secara merata akan lebih semangat dan terampil dalam mempraktikkan pembelajaran gerak dasar permainan sepak bola.

Observasi tindakan pembelajaran pada siklus II secara garis besar dapat disampaikan hasil observasi sebagai berikut :

Tabel 5. Hasil Observasi Gerak Dasar Permainan Sepak Bola Siklus II

No Indikator Observasi Jumlah

% Kriteria

Siswa

1. Menendang bola berpasangan 26 96,30 Sangat Baik

2. Mengontrol bola berpasangan 25 92,59 Sangat Baik

3. Menggiring bola 23 85,19 Sangat Baik

4. Menendang bola kearah gawang 26 96,30 Sangat Baik

Jumlah 100

Rata-rata 92,59 Sangat Baik

(6)

Menurut tabel 5 besarnya persentase gerak dasar siswa pada tiap indikator observasi dalam pembelajaran Siklus II secara jelas dapat digambarkan pada grafik 5 berikut ini :

Grafik 5. Persentase Hasil Belajar Gerak Dasar Permainan Sepak Bola Siklus II

Hasil akhir observasi pembelajaran gerak dasar permainan sepak bola dengan penggunaan bola plastik sebagaimana tabel 5 dan grafik 5 di atas, diperoleh data bahwa rata-rata gerak dasar permainan sepak bola siswa pada pembelajaran siklus II adalah sebesar 92,59%, hal ini menunjukkan bahwa gerak dasar siswa dalam pembelajaran tersebut sudah tercapai.

Nilai tes gerak dasar permainan sepak bola pada siklus II diperoleh hasil sebagaimana pada tabel 6 berikut ini:

Tabel 6. Nilai Tes Gerak Dasar Permainan Sepak Bola Siklus II

No Indikator Hasil Belajar

1. Jumlah Nilai 2131

2. Nilai Rata-rata 79

3. Nilai Tertinggi 94

4. Nilai Terendah 63

5. Tuntas belajar 23 Siswa atau (85,19%) 6. Belum Tuntas Belajar 4 Siswa atau (14,81%)

Menurut tabel 6 diperoleh data bahwa persentase ketuntasan belajar yang diperoleh pada pembelajaran siklus II secara jelas dapat digambarkan pada grafik 6 berikut ini:

Grafik 6. Persentase Ketuntasan Belajar Siklus II

(7)

Analisis hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus II telah menunjukkan peningkatkan gerak dasar permainan sepak bola seperti ditunjukkan pada indikator ketuntasan belajar klasikal sudah mencapai 23 siswa atau 85,19%, dan yang belum tuntas hanya 4 siswa atau 14,81%.

SIMPULAN

1. Pembelajaran gerak dasar tolak peluru yang digunakan peneliti diketahui bahwa pada kondisi awal aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mencapai rata-rata klasikal sebesar 62 dengan ketuntasan belajar klasikal 7 siswa atau 25,93%. Setelah dilakukan tindakan di mana pembelajaran gerak dasar tolak peluru melalui pembelajaran dengan bola tenis maka hasil belajar siswa meningkat sebagaimana hasil penelitian pada Siklus I mencapai rata-rata klasikal sebesar 70 dengan ketuntasan belajar klasikal 12 siswa atau 44,44% dan dilanjutkan pada Siklus II mencapai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 78 dengan ketuntasan belajar klasikal 24 siswa atau 88,89%. Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tersebut karena adanya pengaruh penggunaan strategi dengan bola tenis sebagai alat bantu pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.

2. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran juga berimplikasi terhadap semangat siswa untuk menguasai materi pelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh juga meningkat. Hal tersebut dapat diketahui sebagaimana nilai tes hasil belajar yang telah diukur peneliti yaitu nilai hasil belajar dengan indikator ketuntasan belajar klasikal pada kondisi awal rata-rata sebesar 46,30% sedangkan pada siklus I mencapai 69,44% serta pada Siklus II meningkat mencapai 93,52%.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Ikrar Prasetyo, Eko Supraptono., 2016. Penerapan Model Pembelajaran Remedial Berbasis Web Pada Materi Rumus Dan Fungsi, Jpi, Vol 6 No 2.

Majid, Abdul. 2006. Perencanaan pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda karya.

Mitranto, Edy Sih, Slamet. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. untuk Siswa SD-MI kelas VI.

Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya..

Gambar

Grafik 1  Persentase Hasil Belajar Gerak Dasar Permainan Sepak Bola  Kondisi Awal
Grafik 3. Persentase Hasil Belajar Gerak Dasar Permainan Sepak Bola Siklus I
Tabel 5. Hasil Observasi Gerak Dasar Permainan Sepak Bola Siklus II
Grafik 5. Persentase Hasil Belajar Gerak Dasar Permainan Sepak Bola Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Spektrofotometer yang sesuai untuk pengukuran di daerah spektrum ultraviolet–visibel terdiri atas suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan sinar monokromatis dalam

Berdasarkan hasil diskusi antara pemakai informasi dengan analis sistem dalam menyajikan ususlan desain secara garis besar dan evaluasi sistem, analis membuat :

Untuk melakukan pembuktian dokumen kualifikasi yang disampaikan oleh perusahaan peserta lelang dan diharapkan perusahaan membawa kelengkapan administrasi asli

In this study, the implementation of instructional congruence in teaching science significantly promotes a positive effect on students’ attitudes and interests in the aspects of

Diberitahukan bahwa setelah diadakan Evaluasi Administrasi, Teknis dan Kualifikasi serta Biaya oleh Panitia menurut Ketentuan – Ketentuan yang berlaku, maka Pokja

Peserta Lomba Karya Tulis Tinjauan Pustaka dalam Medical Fiesta3. 2014 Universitas Brawijaya dengan judul

ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ...

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian bahan organik dan pemberian pupuk anorganik dapat meningkatkan pH tanah, N-total, P-tersedia dan K-tersedia di dalam