• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR VARIASI WAKTU DAN JARAK TEMPAT PENGAMBILAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN. Mukhtar Ali *) ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR VARIASI WAKTU DAN JARAK TEMPAT PENGAMBILAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN. Mukhtar Ali *) ABSTRAK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

22

ANALISIS FAKTOR VARIASI WAKTU DAN JARAK TEMPAT PENGAMBILAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT TERHADAP

PENCEMARAN LINGKUNGAN

Mukhtar Ali *)

ABSTRAK

Rumah sakit merupakan suatu sarana untuk perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan berupa penyembuhan penyakit penderita dan pemulihan keadaan cacat badan serta jiwa penderita tersebut. Namun disamping itu, semua rumah sakit juga menghasilkan limbah yang berbahaya yang mana bila tidak ditangani secara serius, maka akan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat yang berobat di rumah sakit tersebut. Dimana limbah rumah sakit banyak mengandung bakteri patogen, logam berat, dan zat kimia lainnya yang juga sangat berbahaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran yang di timbulkan oleh limbah rumah sakit yang dibuang begitu saja ke lingkungan dengan melihat pengaruh dari variasi waktu dan jarak tempat pengambilan limbah rumah sakit terhadap konsentrasi COD, Amoniak dan banyaknya bakteri yang terkandung pada limbah tersebut.

Kata Kunci : Amoniak, COD, Limbah Rumah Sakit

PENDAHULUAN

Masalah pencemaran lingkungan yang terjadi baik dikota besar maupun dikota kecil dan menengah di Indonesia telah menunjukkan dampak yang cukup serius, khususnya masalah pencemaran air. Pencemaran lingkungan tidak hanya disebabkan buangan (limbah) dari industri saja, tetapi rumah sakit dan limbah domestik, yang membuang begitu saja air limbahnya ke alam bebas (tanah maupun ke badan – badan air lainnya) tanpa pengolahan terlebih dahulu juga dapat menyebabkan pencemaran yang tidak kalah serius dengan limbah industri.

Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe merupakan rumah sakit yang dipindahkan dari Desa Kampung Jawa Lhokseumawe ke Mesjid Blang Mangat yang beroperasi sejak tahun 2000 sampai sekarang. Pemindahan ini

diharapkan dapat memberikan pelayanan atau penanganan yang maksimal terhadap masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. Namun demikian keberadaan rumah sakit umum saat ini telah menimbullkan pencemaran lingkungan, terutama terhadap pencemaran air, tanah, dan badan-badan air yang ada di sekitar lokasi saluran pembuangan. Keresahan masyarakat tersebut telah disampaikan keberatan kepada pihak pengelola rumah sakit agar tidak membuang limbah, terutama limbah cair ke lingkungan sekitar mereka, terlebih lagi limbah cair tersebut belum diolah melalui Instalansi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dimiliki rumah sakit.

Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 tahun 2001, Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Lhokseumawe termasuk rumah sakit yang wajib

*) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe

(2)

23 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), namun sampai saat ini, Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe belum memiliki AMDAL dan ANDAL, padahal dalam AMDAL dan ANDAL adanya pengelolaan lingkungan hidup terutama terhadap pengolahan air limbah melalui pengadaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Dari pemikiran di atas maka penelitian ini dilakukan dengan harapan nantinya berguna untuk mengetahui tingkat pencemaran yang di timbulkan air limbah tersebut, dimana secara khusus penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui konsentrasi COD dan Ammonia, serta banyaknya bakteri E.

Coli yang terdapat dalam limbah Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Lhokseumawe.

METODOLOGI PENELITIAN Limbah cair diambil dari keluaran akhir Rumah Sakit Cut Meutia. Jarak pengambilan sampel divariasikan 5 meter, 10 meter dan 15 meter dari titik keluaran. Waktu pengambilan sampel dilakukan pagi (09.00 WIB), siang (12.00 WIB) dan sore (03.00 WIB).

Perbedaan waktu pengambilan sampel dilakukan untuk mengantisipasi jika terjadi perbedaan debit limbah antara ketiga waktu tersebut.

Limbah cair yang diperoleh kemudian dilakukan analisa. Parameter yang dipilih adalah COD (Chemical Oxygen Demand) yang dianalisa dengan metode Standar Method 5220C, konsentrasi ammonia (NH3) menggunakan metode Nessler, dan uji bakteri E.Coli dengan metode pewarnaan.

Tabel 1. Konsentrasi COD (mg/liter) limbah Rumah Sakit Cut Meutia

No Waktu Pengambilan Sampel

Konsentrasi COD (mg/liter) pada jarak pengambilan sampel

5 meter 10 meter 15 meter

1 09.00 wib ( Pagi ) 1670 1152 902

2 12.00 wib ( Siang ) 1344 1094 710

3 03.00 wib ( Sore ) 960 768 634

Tabel 2. Konsentrasi NH3 (mg/liter) limbah rumah sakit Cut Meutia

No Waktu Pengambilan Sampel

Konsentrasi NH3 (mg/liter) pada jarak pengambilan sampel

5 meter 10 meter 15 meter

1 09.00 wib ( Pagi ) 68 53 45

2 12.00 wib ( Siang) 64 48 32

3 03.00 wib (Sore) 46 22 20

(3)

24

Tabel 3. Hasil Pengujian bakteri Escheria Coli limbah rumah sakit Cut Meutia yang diperoleh berdasarkan tabel konversi antara waktu, perubahan warna media ( jam) terhadap jumlah bakteri Escheria Coli ( sel/100 ml)

No

Waktu untuk perubahan warna media (jam)

Jumlah Escheria Coli (sel/100ml)

1 8-11 1,8x109--- 2,385x109

Hasil dan Pembahasan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe, diperoleh data-data yang ditampilkan pada Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3.

Pada analisa air limbah rumah sakit Cut Meutia Lhokseumawe ini, dengan melihat pengaruh dari variasi waktu dan jarak tempat pengambilan limbah cairnya terhadap konsentrasi COD dan NH3 yang diperoleh sudah melewati ambang batas dari baku mutu standar air limbah yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Dan pada percobaan ini juga dilakukan analisa

terhadap jumlah bakteri E. Coli yang terkandung dalam air limbah diperoleh sangat tinggi serta waktu yang diperlukan untuk perubahan warna pun tidak terlalu lama.

Dari Gambar 1 dapat dilihat penurunan konsentrasi COD limbah cair Rumah Sakit Cut Meutia Lhokseumawe terhadap waktu pengambilan sampel limbah tersebut. Dari Gambar 1 juga dapat dilihat konsentrasi tertinggi pada titik awal pengambilan sampel, yaitu pada waktu 09.00 wib (pagi), sedangkan konsentrasi terendah pada titik akhir pengambilan sampel, yaitu pada waktu 03.00 wib (sore).

Gambar 1. Konsentrasi COD terhadap waktu pengambilan sampel dengan variasi titik pengambilan sampel.

Jarak Pengambilan Sampel (meter)

5 10 15 20

(4)

25 0

10 20 30 40 50 60 70 80

0 1 2 3 4

Konsentrasi NH3

Titik Pengambilan Sampel

Pengaruh Konsentrasi NH3 Vs Waktu Pengambilan sampel

09.00 wib ( Pagi ) 12.00 wib ( Siang) 03.00 wib (Sore)

Gambar 2. Konsentrasi NH3 terhadap waktu pengambilan sampel dengan variasi titik pengambilan sampel.

Dari Gambar 2 dapat dilihat penurunan konsentrasi NH3 limbah cair rumah sakit Cut Meutia Lhokseumawe terhadap waktu pengambilan sampel limbah tersebut. Dari grafik dapat dilihat konsentrasi tertinggi pada titik awal pengambilan sampel, yaitu pada waktu 09.00 wib (pagi), sedangkan konsentrasi terendah pada titik akhir pengambilan sampel, yaitu pada waktu 03.00 wib (sore).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Waktu pengambilan sampel dan titik pengambilan sampel sangat mempengaruhi konsentrasi COD dan NH3 dalam air limbah.

2. Pengujian bakteri E.coli yang diperoleh berdasarkan tabel konversi yaitu 1,8 x 109 – 2,385 x 109 dengan waktu untuk perubahan warna 8 – 11 jam.

3. Semakin lama waktu pengambilan sampel yang dilakukan, maka semakin menurun konsentrasi COD dan NH3 yang diperoleh.

Saran

Perlu dilakukan proses pengolahan limbah untuk menurunkan konsentrasi COD dan NH3 karena konsentrasi yang diperoleh sudah melewati ambang batas dengan standar baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Agnes A. R, R. Azizah. Perbedaan Kadar BOD, COD, TSS. (Juli- 2005)

Asmuni M. Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit Cut Meutia Lhokseumawe.TGA Politeknik Negeri Lhokseumawe, 2006.

Dewi Ratni. 2008, Bahan Berbahaya Beracun. Modul Ajar. Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe

Jarak Pengambilan Sampel (meter)

5 10 15 20

(5)

26 Hestiana Ani. Kosentrasi COD Limbah

Rumah Sakit. http://www.

Republikaco. Id/koran detail.osp?id=225266&kat id=13 Nugroho Budi, http://www.balipost.co.id/

balipostctak/2005/12/5/11.htm Satriananda, 2008, Teknologi

Bioproses. Modul Ajar, Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe

Purwaningsih. Limbah Cair, Batik, Batik Indah Raradjonggrang, Elektrokoagulasi, COD, Kadar Warna. Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2008

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui besar unit cost pelayanan tindakan pencabutan gigi sulung di Klinik Sehat Gajah Mada Kota Padang pada era Jaminan Kesehatan Nasional.. Mengetahui besar unit cost

Sergey Yli- kailoviç Eisenstein 27 yaşında yönettiği Potem kin Zırhlısı ile yalnızca sessiz sinemanın değil, yedinci sanat sinemanın da en biivük isimleri

Konsep pengajaran yang dikemukakan oleh Mager menitikberatkan pada perilaku siswa atau perbuatan (performannce) sebagai suatu jenis output yang terdapat pada siswa, yang dapat

Hasil percobaan pengaruh larutan ekstrak dari berbagai bagian tanaman bunga matahari menunjukkan bahwa larutan ekstrak daun bunga matahari menghambat

Penelitian oleh Peradila Agustin Perwira Wardani (2010) yang berjudul “ Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Tambahan Dengan Perilaku Ibu Dalam

Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya untuk diketahui oleh seluruh calon peserta lelang pekerjaan Pengadaan Suku Cadang Mesin MTU Kapal Patroli BC tahun anggaran

Peningkatan Kemandirian Perempuan pada kelompok “Batik Melati” di desa Karanglo, Kerek, Tuban adalah sebagai LSM yang bergerak di bidang sosial dan perlindungan anak. KP

[r]