• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords: arm muscle and shoulder strength, and smash strength.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keywords: arm muscle and shoulder strength, and smash strength."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP KEKUATAN SMASH BULU TANGKIS PADA PB PUTRA WAHANA SILVA PEKANBARU

Muhammad Rusdy S1, Drs. Slamet, M.Kes,AIFO2, Ardiah Juita, S.Pd, M.Pd3 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

ABSTRAC

The problem in this research is whether there is a relationship arm muscle and shoulder strength to strength in man PB Badminton Smash Wahana Silva Pekanbaru. The purpose of this research is to determine how big relations arm muscle and shoulder strength to strength in man PB Badminton Smash Wahana Silva Pekanbaru. The research was conducted in Wahana Gor jln. Tanjung Datuk Pekanbaru with a total sample of 10 people. There are two variables in this research were variable X (arm muscle and shoulder strength) with a variable Y (smash strength).

This research method used by correlation techniques. The instrument used in this research is the test arm muscle and shoulder strength and smash strength. Furthermore, the data was tested with the data normality (normality of the data), ie, by using Liliefors test then test correlation (product moment correlation) to find out how much the relationship between the variables X (arm muscle and shoulder strength) with a variable Y (smash strength) and the t test significant to determine whether or not the data.

Corellation of test data is obtained correlation coefficient of r = 0.91 which tested its association with t obtained t = 6.25> t table = 1.860 HO rejected in other words, the relationship between variable X and variable Y is categorized as very high with significant level α = 0.05 in other words there is a significant relationship between arm muscle and shoulder strength to strength in man PB Badminton Smash Wahana Silva Pekanbaru.

Keywords: arm muscle and shoulder strength, and smash strength.

1.Mahasiswa pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi FKIP Universitas Riau,Nim 0905135398, Alamat; Jln. harapan Rumbai.

2.Dosen Pembimbing I, Staf pengajar program studi pendidikan olahraga, (081365361995) 3.Dosen Pembimbing II, Staf pengajar program studi pendidikan olahraga, (085274098082)

(2)

A. PENDAHULUAN

Pemerintah telah berusaha meningkatkan pembangunan dalam bidang olahraga. Pembangunan dalam bidang olahraga merupakan suatu aspek yang tidak kalah artinya di bandingkan dengan bidang lain. Olahraga tidak saja di kembangkan pada klub-klub, tetapi juga dikembangkan pada lembaga pendidikan. Olahraga adalah aktifitas, yang sekaligus jasmani, pikiran dan kemauan keras di pergunakan secara bersama-sama. Olahraga merupakan pengisi waktu senggang yang menarik partisipasi dan prakarsa. Jenis serta kemungkinan untuk adaptasi, menarik semua orang untuk mengekpresi diri sesuai dengan bakat serta keinginannya.

Dalam UUD Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional yang berbunyi pasal 1 ayat 13 mengatakan bahwa “ Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan”.

Berdasarkan uraian di atas olahraga di jelaskan bahwa olahraga sebagai usaha fisik yang merupakan suatu perjuangan ,permainan,dan kesempatan ikut serta dalam kegiatan sosial, memberi kepuasan kepada perorangan dan selera penting tertentu. Dalam suatu sistem pendidikan yang seringkali di pusatkan kepada pencarian ilmu pengetahuan belaka, maka olahraga mengembangkan kualitas-kualitas keperibadian tertentu yang mendasari perbuatan-perbuatan yang nyata. Dalam hal ini menjadi seorang atlit smash hendaknya memiliki kekuatan tangan, kecepatan gerakkan, daya tahan yang tinggi, kelenturan badan, koordinasi tubuh, daya otot atau power dan lincah dalam gerakannya. Karna sangat penting menciptakan daya yang maksimal saat menarik atau menolak peluru.

Kekuatan adalah tenaga kontraksi otot yang di capai dalam sekali usaha maksimal. Usaha maksim`al ini di lakukan oleh otot atau sekelompok otot untuk mengatasi suatu tahanan. Kekuatan merupakan unsur yang sangat terpenting dalam aktivitas olahraga, karena kekuatan merupakan daya penggerak,dan pencegah cedera. Selain itu kekuatan memainkan peranan penting dalam komponen-komponen kemampuan fisik yang lain minsalnya power, kelincahan, kecepatan. Dengan demikian kekuatan merupakan faktor utama untuk menciptakan perestasi yang optimal.(Ismaryati,2006:111).

Otot adalah sebuah jaringan konektif yang tugas utamanya adalah berkontraksi yang berfungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh baik yang di sadari maupun yang tidak.Gerakkan tersebut di sebabkan karna kerja sama antara otot dan tulang.Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak di gerakkan oleh otot. Otot mampu menggerakkan tulang karna mempunyai kemampuan berkontraksi.

Peraturan permainan Bulu Tangkis dari olahraga ini pertama kali ditegaskan pada tahun 1877, diperbaharui pada tahun 1887, kemudian tahun 1890. Peraturan tersebut terus diperbaharui hingga menjadi bentuknya yang sekarang, meskipun harus diakui bahwa peraturan permainan yang sekarang berlaku di IBF (International Badminton Federation) yang terbentuk pada tanggal 5 juli 1934, hanya mengalami perubahan sedikit sekali dari peraturan yang dikeluarkan pada tahun 1890 ini. Badan

(3)

Bulu Tangkis internasional tersebut menyelenggarakan kejuaraan beregu putra antarnegara yang pertama pada tahun 1948-1949 yang disebut Thomas Cup, sedangkan untuk kejuaraan regu putri disebur Uber Cup yang pertama kali terselenggara pada tahun 1956-1957.Selain itu, pada tahun 1989 diadakan kejuaraan Bulu Tangkis beregu campuran antarnegara yang dinamakan Sudirman Cup. Pada tahun 1901,bentuk dan ukuran lapangan Bulu Tangkis yang sekarang udah mulai dipakai. Sebelum itu, bentuk dan ukuran lapangan Bulu Tangkis mempunyai banyak variasi, meskipun kebanyakan menggunakan bentuk “ jam pasir ”.

Permainan Bulu Tangkis adalah cabang olahraga yang termasuk dalam kelompok olahraga permainan. Permainan Bulu Tangkis biasanya dimainkan oleh: Seorang pria melawan seorang pria (tunggal putra), Seorang wanita melawan seorang wanita (tunggal putri), Sepasang pria melawan sepasang pria (ganda putra), Sepasang wanita melawan sepasang wanita (ganda putri), Sepasang pria/wanita melawan sepasang pria/wanita (ganda campuran).

Salah satu teknik dasar smash sangat membutuhkan kekuatan otot lengan karena pada smash ini di lakukan tidak hanya bertubuh besar dan kekuatan aja melainkan ketepatan kecepatan dan daya tahan. Kekuatan otot adalah kemampuan badan dalam menggunakan daya, koordinasi ini sangat di butuhkan dalam smash terutama permulaan awalan kaki dan ketepatan pukulan. Ketepatan sangat penting karena tanpa adanya ketepatan menyebabakan ketidak seimbangan akan menghasilkan pukulan yang buruk bagi si pemain.

Berdasarkan latar belakang masalah,identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas maka dapat di rumuskan permasalahan yang diteliti adalah bagaimana Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dan Bahu Terhadap Kekuatan Smash Bulu Tangkis Pada PB Putra Wahana Silva Pekanbaru. Sesuai dengan penjelasan yang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dan Bahu Terhadap Kekuatan Smash Bulu Tangkis Pada PB Putra Wahana Silva Pekanbaru.

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas (kekuatan otot lengan dan bahu) dengan variabel terikat (hasil kekatan smash) berkaitan dengan factor-faktor lain. Koofisien korelasi adalah Suatu alat statistik, yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dan variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan anatara variabel-variabel (Arikunto, 2006:270). Dalam penelitian ini, peneliti melihat secara korelasi dan data yang diperoleh melalui tes pengukuran terhadap semua variabel, variabel bebas dan variabel terikat.

(4)

Populasi dalam penelitian ini adalah atlit PB putra Wahana Silva Pekanbaru dengan jumlah 10 orang. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh atlit PB putra Wahana Silva Pekanbaru dengan jumlah 10 orang. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling, mengingat jumlah populasinya yang lebih sedikit dari 100 orang. Karena apabila jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka sebaiknya semua populasi dijadikan sampel, Karena populasi hanya berjumlah 10 orang, jadi semuanya dijadikan sampel. (arikunto, 2006:131). Tujuan mengukur kekuatan otot lengan dan bahu dengan hasil kekuatan smash. Peralatan terdiri dari Expanding Dynamometer, Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis, Shuttlecock, Net, Meteran, Selasiban, Tepung, Lapangan, Reket. Pengukuran Kekuatan Otot Lengan dan Bahu Dengan Menggunakan Expanding

Dynamometer

Testi berdiri tegak dengan kedua tungkai membuka selebar bahu, expanding dynamometer dipegang dengan kedua tangan di depan dada, badan dan alat menghadap ke depan, kedua lengan atas kesamping, kedua siku ditekuk, Tarik sekuat-kuatnya Expanding dynamometer ke arah dalam. Kedua lengan tidak boleh menyentuh dada. Tes dilakukan sebanyak dua kali, diambil hasil terbaiknya.. Petugas menjelaskan tata cara smash, Testi siap di dalam lapangan untuk melakukan smash, Testi melalukan ancang–ancang siap untuk melakukan smash, Testi melakukan smash, Setiap testee mendapatkan dua kali kesempatan , Skor testee adalah jumlah 20 kali percobaan kemudian dijumlahkan, jumlah ini merupakan skor dari clear test / atlit.

Penilain dalam tes Kekuatan otot lengan bahu ini dilakukan dengan melihat skor yang dihasilkan testi setelah menarik, skor yang terdapat di expanding dynamometer merupakan hasil menarik testee, nilai yang diperoleh testee adalah nilai yang tertinggi dari dua tarikan Kekutan Smash. Penilain dalam tes ini dilakukan dengan melihat jatuhnya Shuttlecock yang dilakukan. Skor testee adalah jumlah 20 kali percobaan kemudian dijumlahkan, jumlah ini merupakan skor dari clear test.

Kegiatan melakukan Prosedur penelitian tes menarik menggunakan expanding dynamometer ini dilakukan dengan posisi yang benar yaitu dari pemasangan alat, sikap awalan dan menarik, dengan posisi badan tetap lurus tidak condong kedepan dan kebelakang, sebelum melakukan dorongan testi berdiri tegak lurus dan tangan ditekuk dan tidak menyentuh ke dada. Tes ini dilakukan sebanyak 2 kali pengulangan dan nilai yang diambil yaitu nilai yang tertinggi.Tes kedua yaitu melakukan smash sebanyak 20 kali percobaan kemudian dijumlahkan, jumlah ini merupakan skor dari clear test. Kemampuan testi melakukan kedua tes ini dicatat seluruhnya dan data ini diambil dari semua sampel yang diteliti untuk mengetahui kekuatan otot lengan bahu dan kemampuan kekuatan smash masing-masing testi.. Setelah diambil data selanjutnya akan dilakukan uji normalitas data dan uji „t‟

(5)

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data kwantitatif

Setelah dilakukan test Expanding Dynamometer menggunakan dengan melakukan tiga kali kesempatan maka diperoleh hasil sebagai berikut: skor tertinggi 13, skor terendah 6, dengan rata-rata (mean) 8,9 cm, standar deviasi 2,48 , dan variansi 6,08 , analisis hasil Expandimg Dynamometer serta distribusi frekwensi dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:

Table 1. Analisis Data Statistik Expanding Dynamometer dari semua sampel

STATISTIK Expanding Dynamometer

Sampel 10 Mean 8,9 Std. Deviation 2,48 Varians 6,08 Minimum 6 Maximum 13 Sum 89

Setelah dilakukan test smash yaitu melakukan tolakan sebanyak tiga kali maka diperoleh hasil sebagai berikut: skor tertinggi 41 , skor terendah 32, dengan rata-rata (mean) 36,6 , standar deviasi 3,66, dan variansi 8,98, analisis hasil tolakan serta distribusi frekwensi dapat dilihat pada tabel 2sebagai berikut:

Table 2. Analisis Data Statistik kekuatan Smash dari semua sampel

STATISTIK Smash Sampel 10 Mean 36,6 Std. Deviation 3,66 Varians 8.98 Minimum 32 Maximum 41 Sum 366

Hasil uji normalitas

Tabel 3. Uji Normalitas data

Variabel X L 0 Max LTabel

Hasil pengukuran Expanding Dynamometer 0,1085 0,285 Pengujian normalitas data melalui Uji Lilifors terhadap variabel X

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa data Kekuatan Otot Lengan dan Bahu (X) berdistribusi signifikan sebab L0maks < Ltabel atau 0, 1085 < 0, 285

(6)

Variabel Y L 0 Max LTabel

Hasil pengukuran kekuatan smash 0,1808 0,285

Pengujian normalitas data melalui Uji Lilifors terhadap variabel Y

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa data tes kekuatan smash (Y) berdistribusi normal sebab L0maks > Ltabel atau 0, 1808 < 0, 285

Hasil uji „t‟

Selanjutnya untuk menganalisis korelasi dan uji-t dari kedua variabel tersebut maka harga – harga yang dibutuhkan untuk perhitungan sebagai berikut :

∑x = 92 ∑x2

= 904 ∑x.y = 3439 ∑y = 366 ∑y2

= 13502 n = 10 Untuk perhitungan koofesien korelasi doperoleh hasil :

rxy = 0,91

Untuk menguji apakah data korelasi product moment signifikan maka, untuk uji signifikan koofesien korelasi di atas, akan dilakukan Uji–t :

Dan hasil uji-t diperoleh yaitu : t = 6,25

Tabel 4. Analisis Uji „t‟

Uji – t t

hitung tTabel

t = 6,25 1,860

Penghitungan derajat bebas (db/v) = n-2 pada α = 0.05 (Ritonga, 2007 :105)

(db/v) = 10-2 = 8. Daftar distribusi t pada α = 0.05 diperoleh to 95 (8) = 1,860. Karena

thitung = 6,25> ttabel =1,860 maka terdapat hubungan yang signifikan dengan kategori

(7)

Pembahasan

Setelah dilaksanakan penelitian yang diawali dari pengambilan data hingga pada pengolahan data yang akhirnya dijadikan patokan sebagai pembahasan hasil penelitian sebagai berikut : Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dan Bahu Terhadap Kekuatan Smash Bulu Tangkis Pada PB Putra Wahana Silva Pekanbaru r = 0,91. Ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan dengan kategori Tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dikemukakan, maka pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang terdapat pada hasil penelitian. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Kesimpulan.

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan bahwa kekuatan otot lengan dan bahu dengan hasil kekuatan smash terdapat hubungan yang berarti. Dengan kata lain, hubungan variabel x dengan variabel y diperoleh nilai r = 0,91 maka hubungan antara variabel X (kekuatan otot lengan dan bahu) dengan variabel Y (kekuatan smash) dikategorikan Tinggi. Dimana keberatiannya diuji dengan uji t dan didapat thitung sebesar 6,25 berarti thitung>ttabel

(6,25>1,860) dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian maka, dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima pada taraf signifikan = 0,05 dengan kata lain terdapat hubungan yang signifikan antara Kekuatan Otot lengan dan bahu dengan Hasil Kekuatan smash Pada Putra PB Wahana Silva Pekanbaru.

Saran

Kepada guru olahraga, pelatih dan pembina olahraga yang berkecimpung dalam olahraga Bulu Tangkis,dapat memilih atlet Bulu Tangkis yang memiliki dasar Kekuatan otot lengan bahu yang bagus. Karna komponen tersebut sangat berperan dalam kekuatan smash pada permainan Bulu Tangkis. Dan dengan adanya dasar yang baik, akan mempermudah pembinaan dan pencapaian prestasi olahraga Bulu Tangkis. Bagi peneliti sendiri, kiranya penelitian ini dapat dilanjutkan dalam permasalahan yang lebih luas dengan jumlah sample yang lebih besar, sehingga dapat memberikan sumbangan pikiran kepada pelatih, pembina maupun atlit dapat peningkatan prestasi.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi(1998). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta. Rineka Cipta.

Arikunto,Suharsimi(2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta. Rineka Cipta.

Faiz, Omar (2008). At a Glance Series Anatomi. Jakarta. Erlangga

Harsono,(1988). Aspek - Aspek Psikologis Dalam Choaching.Jakarta, Depdikbud Dirjen Pendidikan Olahraga.

Ismaryati.(2008). Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta. Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP)

Poole, James. (1982). Bulu Tangkis.Bandung. Pionir

Poole, James. (2011). Belajar Bulu Tangkis. Bandung. Pionir Jaya

Ritonga, Zulfan. (2007). Statistik Untuk Ilmu-ilmu Sosial.Pekanbaru.Cendekia Insani.

Sajoto, M. (1995).Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang. Dahara Prize.

Syaifuddin, (2009).Anatomi Tubuh Manusia Edisi 2. Jakarta. Salemba Media Tumin.(2010). Kejar Bulu Tangkis. Jakarta. Rineka Cipta

Nurhasan (2001) tes dan pengukuran dalam pendidikan jasmani jakarta, Fakultas pendidikan olahraga dan kesehatan universitas pendidikan indonesia.

Gambar

Table 1. Analisis Data Statistik Expanding Dynamometer  dari  semua  sampel

Referensi

Dokumen terkait

Begitu juga dengan penulis yang saat ini telah mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Algoritma Backpropagatio n Neural Network untuk Pengenalan

of those two cycles have the change of skill that counseling guidance teacher has to help solving adolescent’s development especially showing correct ego state and life

Selain hal tersebut peningkatan yang terjadi juga dipengaruhi oleh suasana belajar mengajar yang semakin menarik karena menggunakan media gawang mini, dimana

• Produksi global dapat ditingkatkan • Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalamsuatu negara PO • Meluaskan pasar untuk produk dalamnegeri • Dapat memperoleh lebih banyak modal

Akuntabilitas dalam penengeloan dana desa ini dimulai dari perancanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan petanggung jawaban hal ini harus saling bersangkutan supaya

penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar fenolik total yang terkandung di dalam fraksi n-heksana, etil asetat, air, dan ekstrak etanolik pada daun bayam

Kemudian manajemen kemitraan sekolah dengan masyarakat SMP IT Nurul Islam Tengaran dapat dengan integrity: sekolah dan masyarakat (orang tua murid, komite, sekolah, tokoh agama dan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kompos kulit buah kakao dengan kotoran sapi memberikan pengaruh terhadap jumlah tunas yang terbaik