STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ANGKA KEJADIAN FAKTOR PREDISPOSISI ATONIA UTERI PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
MAIDA NURAHMAH 1113223
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2016
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iii
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga dapat diselesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Angka Kejadian Faktor Predisposisi Atonia Uteri Pada Ibu Bersalin Di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini dengan diucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada:
1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Reni Merta Kusuma, M.Keb, selaku Ketua Prodi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
3. Ika Fitria Ayuningtyas, S.SiT., M.Kes selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang mencurahkan dengan segala kemampuan, waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dari awal hingga akhir.
4. Dr. Tri Pitara Mahanggoro, S.Si., M.Kes selaku penguji yang berkenan memberikan arahan demi kesempurnaan usulan penelitian ini.
5. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi semua.
Yogyakarta, September 2016 Penulis
Maida Nurahmah
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
v DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
INTISARI ... x
ABSTRAK ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Keaslian Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan ... 8
B. Atonia Uteri ... 12
C. Kerangka Teori ... 22
D. Kerangka Konsep ... 23
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 24
C. Populasi Dan Sampel ... 25
D. Variabel Penelitian ... 25
E. Definisi Operasional ... 26
F. Alat Dan Metode Pengumpulan Data ... 26
G. Metode Pengolahan Dan Analisis Data ... 27
H. Etika Penelitian ... 29
I. Pelaksanaan Penelitian ... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 33
B. Pembahasan ... 37
C. Keterbatasan Penelitian ... 41
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 42 B. Saran ... 43 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vii
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ... 6 Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 26 Tabel 4.1 Angka Kejadian Atonia Uteri Pada Ibu Bersalin ... 34 Tabel 4.2 Tabel Angka Kejadian Faktor Predisposisi Bayi Kembar pada
Kejadian Atonia Uteri ... 34 Tabel 4.3 Tabel Angka Kejadian Faktor Predisposisi Bayi Makrosomia pada
Kejadian Atonia Uteri ... 35 Tabel 4.4 Tabel Angka Kejadian Faktor Predisposisi Polihidramnion pada
Kejadian Atonia Uteri ... 35 Tabel 4.5 Tabel Angka Kejadian Faktor Predisposisi Paritas pada Kejadian
Atonia Uteri ... 35 Tabel 4.6 Tabel Angka Kejadian Faktor Predisposisi Umur Ibu pada Kejadian
Atonia Uteri ... 36 Tabel 4.7 Tabel Angka Kejadian Faktor Predisposisi Partus Lama pada
Kejadian Atonia Uteri ... 36 Tabel 4.8 Tabel Angka Kejadian Faktor Predisposisi Manutrisi (anemia) pada
Kejadian Atonia Uteri ... 36
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar 1 Bagan Penilaian Klinik Atonia Uteri ... 16 Gambar 2 Kerangka Teori ... 22 Gambar 3 Kerangka Konsep Penelitian ... 23
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Lembar Konsultasi Lampiran 3. Pengantar Penelitian
Lampiran 4. Lembar Observasi Penelitian
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x
ANGKA KEJADIAN FAKTOR PREDISPOSISI ATONIA UTERI PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
Maida Nurahmah1, Ika Fitria Ayuningtyas2
INTISARI
Latar Belakang: Atonia uteri adalah kegagalan kontraksi uterus untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Perdarahan postpartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serabut-serabut miometrium yang mengelilingi pembuluh darah yang memvaskularisasi daerah implantasi plasenta, dengan kata lain atonia uteri terjadi apabila serabut-serabut miometrium tidak berkontraksi (Wuryanti, 2010). Penyebab atonia uteri belum diketahui dengan pasti tetapi terdapat beberapa faktor predisposisi atonia uteri yaitu distensi rahim yang berlebihan, pemanjangan masa persalinan atau partus lama, grandemultipara (paritas 5 atau lebih), kehamilan dengan mioma uterus. Selain itu, faktor predisposisi lain adalah persalinan buatan (section caesarea atau SC, forceps dan ekstraksi vakum), persalinan lewat waktu, dan korioamnionitis (Jannah, 2015).
Tujuan Penelitian: Diketahuinya angka kejadian faktor predisposisi atonia uteri pada ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Metode Penelitian: Rancangan penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif.
Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 65 ibu bersalin yang mengalami atonia uteri di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Penelitian ini menggunakan analisis univariat.
Hasil Penelitian: Kejadian faktor predisposisi atonia uteri pada ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul sebanyak 65 kasus (2,40%) dari 2834 ibu bersalin. Angka kejadian faktor predisposisi dilihat dari kehamilan kembar, lebih banyak yang melahirkan bayi tunggal sebanyak 48 kasus (73%). Angka kejadian faktor predisposisi bayi makrosomia sebagian besar terjadi pada ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan normal yaitu sebanyak 39 kasus (60%).
Angka kejadian faktor predisposisi sebagian besar terjadi pada ibu yang tidak mengalami polihidramnion yaitu 39 kasus (60%). Angka kejadian faktor predisposisi paritas sebagian besar terjadi karena ibu bersalin dengan riwayat multigravida sebanyak 48 kasus (73,8%). Angka kejadian berdasarkan faktor predisposisi sebagian besar terjadi pada kelompok umur antara 21-34 tahun yaitu sebanyak 42 kasus (64,6%). Angka kejadian faktor predisposisi banyak terjadi pada partus lama yaitu 35 kasus (53,8%). Angka kejadian faktor predisposisi malnutrisi (anemia) yaitu sebanyak 39 kasus (60%).
Kesimpulan: Kejadian terjadi karena adanya faktor predisposisi seperti bayi kembar, bayi makrosomia, polihidramnion, paritas, umur ibu, partus lama dan malnutrisi (anemia).
Kata Kunci: Faktor Predisposisi, Atonia Uteri
10 Mahasiswa Program Studi D-3 Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2 Dosen Program Studi D-3 Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xi
THE INCIDENCE PREDISPOSING FACTORS OF UTERINE ATONY ON MATERNAL IN PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL HOSPITAL
Maida Nurahmah1, Ika Fitria Ayuningtyas2 ABSTRACT
Background of Study: Uterine atony is a failure contractions to control bleeding after childbirth. Postpartum hemorrhage of physiologically controlled by the contraction of the myometrium fibers that surround the blood vessels that vascularization placental implantation region, in other words an atonic occurs when the fibers of the myometrium were not contract (Wuryanti, 2010). The cause of atonic is not known with certainty but there are some predisposing factors of atonic such as excessive uterine distention, long-term labor or prolonged labor, grandemultipara (parity 5 or more), pregnancy with myoma utery. In addition, other predisposing factors are artificial delivery (section caesarea or SC, forceps and vacuum extraction), delivery through time and chorioamnionitis (Jannah, 2015).
Objective of Study: This study aims to determine the incidence of predisposing factors of uterine atony on maternal in Panembahan Senopati Bantul hospital.
Research Methods: The study is quantitative despcriptive. The samples were 65 maternal who have an uterine atony in Panembahan Senopati Bantul hospital.
Results: The incidence predisposing factors of uterine atony in that hospital was 65 cases (2,40%) of the 2834 maternal. The incidence of uterine atony seen from twin pregnancies were more who delivered a single infant as many as 48 cases (73%). The incidence predisposing factors more occurs not caused by polyhidramnion was 39 cases (60%). The incidence predisposing factors based parity factor largely caused by multigravida was 48 cases (73,8%). The incidence predisposing factors based the age factor largely occurs in the age group between 21-34 years old was 42 cases (64,6). The incidence predisposing factors were more caused by prolonged labor was 35 cases (53,8%), The incidence predisposing factors more occurs caused by malnutrition (anemia) was 39 cases (60%).
Conclusion: The incidence caused by predisposing factors such as twins, macrosomia, polyhidramnions, parity, maternal age, prolonged labor and malnutritions (anemia).
Keywords: Predisposing Factors, Uterine Atony
11 Diploma Midwifery Student of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2 Diploma Midwifery Lecturer of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah salah satu indikator untuk mencerminkan derajat kesehatan ibu dan anak. Kematian ibu merupakan hasil dari interaksi berbagai aspek, baik aspek klinis, aspek sistem pelayanan kesehatan, maupun faktor-faktor non-kesehatan yang mempengaruhi pemberian pelayanan klinis dan terselenggaranya sistem pelayanan kesehatan yang optimal (Depkes, 2014). Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, meningkat 57% bila dibandingkan dengan tahun 2007 yang hanya sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).
Di Indonesia, sekitar 28% kematian ibu disebabkan karena perdarahan, 13%
eklamsia atau gangguan akibat tekanan darah tinggi saat kehamilan, 9% partus lama, 11% komplikasi aborsi dan 10% akibat infeksi (Depkes, 2010). Lebih dari setengah jumlah kematian ibu di Indonesia terjadi dalam waktu 24 jam setelah melahirkan, sebagian besar karena terlalu banyak mengeluarkan darah.
Perdarahan yang hebat adalah penyebab yang paling utama dari kematian ibu di seluruh dunia (Yanti, 2010).
Upaya pemerintah yang telah dilakukan untuk penurunan AKI adalah adanya program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) dengan tujuan meningkatkan cakupan mutu pelayanan kesehatan melalui peran serta aktif keluarga dan masyarakat dalam deteksi dini komplikasi guna mencapai persalinan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
aman dan pencegahan komplikasi persalinan. Upaya lainnya adalah peningkatan akses pelayanan persalinan yang berkualitas dengan penolong tenaga kesehatan sehingga penanganan komplikasi mudah dan cepat tertangani (Depkes, 2014) .
Berdasarkan data yang didapatkan dari dinas kesehatan provinsi Yogyakarta pada tahun 2014 angka kematian ibu (AKI) di provinsi DIY adalah 40 kasus yang mengalami penurunan dibanding dengan tahun 2013 yaitu 46 kasus. Penyebab umumnya antara lain atonia uteri sebanyak 50-60%, retensio plasenta sebanyak 16-17%, retensio sisa plasenta sebanyak 23-24%, laserasi jalan lahir sebanyak 4- 5%, kelainan darah sebanyak 0,5-0,8% (Wuryanti, 2010).
Setiap ibu bersalin memiliki kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum yaitu perdarahan lebih dari 500-600 ml setelah melahirkan, untuk itu pemantauan harus dilakukan pada semua ibu setelah melahirkan serta mempersiapkan diri untuk penatalaksanaan atonia uteri pada setiap kelahiran merupakan tindakan pencegahan perdarahan yang sangat penting (Sumarah, 2009). Walaupun kualitas pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dipengaruhi banyak faktor, tetapi kemampuan tenaga kesehatan seperti dokter, bidan, dokter spesialis merupakan faktor utama (Saifuddin, 2006).
Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan postpartum dini yaitu sebanyak 50% dan merupakan alasan paling sering untuk melakukan histerektomi postpartum. Kontraksi uterus merupakan mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan, sedangkan atonia terjadi karena kegagalan mekanisme ini. Perdarahan postpartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serabut-serabut miometrium yang mengelilingi pembuluh darah yang
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
memvaskularisasi daerah implantasi plasenta, dengan kata lain atonia uteri terjadi apabila serabut-serabut miometrium tidak berkontraksi (Wuryanti, 2010).
Penyebab atonia uteri sendiri belum diketahui dengan pasti. Terdapat
beberapa faktor predisposisi atonia uteri yaitu distensi rahim yang berlebihan, pemanjangan masa persalinan atau partus lama, grandemultipara (paritas 5 atau lebih), kehamilan dengan mioma uterus. Selain itu, faktor predisposisi lain adalah persalinan buatan (section caesarea atau SC, forceps dan ekstraksi vakum), persalinan lewat waktu, dan korioamnionitis (Jannah, 2015).
Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 30 Mei 2016, jumlah keseluruhan perdarahan postpartum di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2015 adalah 325 kasus (11,46%) dari 2834 ibu yang bersalin secara normal maupun dengan bantuan. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perdarahan postpartum pada ibu bersalin adalah retensio sisa plasenta 124 kasus (38,15%), atonia uteri 65 kasus (20%), retensio plasenta 9 kasus (2,77%) dan laserasi jalan lahir 127 kasus (38,46%).
Berdasarkan hal-hal yang sudah dijelaskan di atas, maka penting untuk diteliti mengenai Angka Kejadian Atonia Uteri Pada Ibu Bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Berapakah angka kejadian faktor predisposisi atonia uteri pada ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul?
2. Berapakah angka kejadian faktor predisposisi atonia uteri pada bayi kembar?
3. Berapakah angka kejadian faktor predisposisi atonia uteri pada bayi makrosomia?
4. Berapakah angka kejadian faktor predisposisi atonia uteri pada polihidramnion?
5. Berapakah angka kejadian faktor predisposisi atonia uteri pada paritas?
6. Berapakah angka kejadian faktor predisposisi atonia uteri pada umur ibu?
7. Berapakah angka kejadian faktor predisposisi atonia uteri pada partus lama?
8. Berapakah angka kejadian faktor predisposisi atonia uteri pada malnutrisi (anemia)?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum untuk mengetahui Angka Kejadian Faktor Predisposisi Atonia Uteri Pada Ibu Bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui angka kejadian faktor predisposisi atonia uteri pada bayi kembar.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
b. Mengetahui angka kejadian faktor predisposisi atonia uteri pada bayi makrosomia.
c. Mengetahui angka kejadian faktor predisposisi atonia uteri pada polihidramnion.
d. Mengetahui angka kejadian faktor predisposisi atonia uteri pada paritas.
e. Mengetahui angka kejadian faktor predisposisi atonia uteri pada umur ibu.
f. Mengetahui angka kejadian faktor predisposisi atonia uteri pada partus lama.
g. Mengetahui angka kejadian faktor predisposisi atonia uteri pada malnutrisi (anemia).
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan sarana pembelajaran dan pengetahuan, khususnya bagi mahasiswa program studi Kebidanan (D-3).
2. Bagi Pengguna
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya mengenai angka kejadian faktor predisposisi atonia uteri pada ibu bersalin.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
N o
Nama Judul Metode Hasil Persamaan Perbedaan
1. Cholifah, Karyati, Ristianingsi h (2012).
Hubungan Kejadian Atonia Uteri Dengan Terjadinya Hemorogia Post Partum Sekunder Di Rumah Bersalin Harapan Bunda Tahun 2012.
Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan retrospektif.
Teknik sampel adalah Total Sampling.
Menggunakan data sekunder.
Analisa yang digunakan adalah analisa Univariat dan Bivariat dengan Chi square.
Hasil penelitian sebagian besar responden tidak terjadi atonia uteri yaitu sebanyak 22 orang (57,9%) dan yang terjadi atonia uteri sebanyak 16 orang (42,1%).
Mengguna kan metode penelitian deskriptif analitik dan teknik sampel yaitu total sampling.
Variabel penelitian, jenis penelitian dan analisa data.
2. Purwanti, Trisnawati (2015).
Determinan Faktor Penyebab Kejadian Perdarahan Post Partum Karena Atonia Uteri
Data yang digunakan yaitu data sekunder.
Analisa data yang digunakan adalah Univariat dan Bivariat dengan Chi square.
Hasil penelitian didapatkan ibu yang mengalami atonia uteri berdasarkan umur ibu 36,2%, jumlah paritas 29,4%, pembesaran uterus 12,5%.
Jenis penelitian, dan teknik sampel yang digunakan yaitu total sampling.
Variabel penelitian dan analisa data.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
7
3. Anggrainy;
Irianto;
Irmayani (2013).
Faktor- Faktor Yang Mempengar uhi Kejadian Atonia Uteri Di RSUP NTB Tahun 2012.
Jenis
penelitiannya adalah observasional analitik.
Teknik sampel yang
digunakan adalah Total Sampling.
Data yang digunakan adalah data sekunder dengan mengambil data dari rekam medis.
Analisa data yang digunakan adalah Univariat dan Bivariat dengan Chi square.
Hasil penelitian yaitu faktor- faktor yang mempenga- ruhi atonia uteri adalah peregangan uterus yang berlebihan (10,3%), umur ibu 20- 35 tahun (83,4%), paritas multipara (47,6%), persalinan dengan tindakan (27,5%), drip oksitosin (10,3%), anemia (27,5%), atonia uteri (45,1%).
Teknik sampel yang digunakan yaitu total sampling.
Jenis penelitian, variabel penelitian dan analisa data.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
33 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah sakit umum daerah Panembahan Senopati Bantul merupakan rumah sakit milik pemerintah daerah kabupaten Bantul yang terletak di jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo No. 14 Bantul. RSUD Panembahan Senopati Bantul merupakan salah satu RSU pertama tipe B yang diresmikan dengan SK Menes RI no 202/menkes/SK/II/1993. RSUD Panembahan Senopati Bantul merupakan rumah sakit rujukan bagi pusat-pusat pelayanan kesehatan di kabupaten Bantul, sehingga RSUD Panembahan Senopati Bantul memiliki fasilitas pelayanan obstetrik dan neonatal emergensi dasar maupun komprehensif.
Pelayanan RSUD terdapat instalasi pendukung yaitu instalasi rekam medis (RM), yang terletak di lantai 2. Instalasi tersebut berguna untuk mempermudah mencari data pasien rawat jalan maupun rawat inap karena semua RM tertata rapi. Selain itu, semua rekam medis pasien dijaga kerahasiaannya karena hanya petugas RM yang dapat mencari untuk digunakan baik untuk keperluan RS maupun penelitian. RSUD Panembahan Senopati Bantul mempunyai visi yaitu “Terwujudnya rumah sakit yang unggul dan menjadi kebanggaan seluruh masyarakat”.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
34
2. Analisa Hasil Penelitian
Analisa univariat merupakan analisa yang menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik subyek penelitian dan masing-masing variabel berdasarkan jenis data berikut:
Tabel 4.1 Angka Kejadian Atonia Uteri Pada Ibu Bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Tahun n f (%)
2015 2834 65 2,40
Sumber: Data Sekunder 2015
Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta pada tabel 4.1, diperoleh kasus kejadian atonia uteri selama tahun 2015 sebanyak 65 ibu (2,40%) dari 2834 ibu bersalin.
Tabel 4.2 Angka Kejadian Faktor Predisposisi Bayi Kembar pada Kejadian Atonia Uteri di RSUD Panembahan Senopati Bantul
No Bayi kembar Frekuensi Persentase (%)
1. Ya 17 26,2
2. Tidak 48 73,8
Jumlah 65 100
Sumber: Data Sekunder 2015
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 65 responden ibu bersalin yang mengalami atonia uteri tertinggi terjadi pada ibu yang melahirkan bayi tunggal yaitu sebanyak 48 kasus (73,8%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
35
Tabel 4.3 Angka Kejadian Faktor Predisposisi Bayi Makrosomia pada Kejadian Atonia Uteri di RSUD Panembahan Senopati Bantul
No Bayi Makrosomia Frekuensi Persentase (%)
1. Ya 26 40,0
2. Tidak 39 60,0
Jumlah 65 100
Sumber: Data Sekunder 2015
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 65 responden ibu bersalin yang mengalami atonia uteri tertinggi terjadi pada ibu yang melahirkan bayi normal yaitu sebanyak 39 kasus (60,0%).
Tabel 4.4 Angka Kejadian Faktor Predisposisi Polihidramnion pada Kejadian Atonia Uteri di RSUD Panembahan Senopati Bantul
No Polihidramnion Frekuensi Persentase (%)
1. Ya 26 40,0
2. Tidak 39 60,0
Jumlah 65 100
Sumber: Data Sekunder 2015
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 65 responden ibu bersalin yang mengalami atonia uteri tertinggi terjadi pada ibu yang tidak mengalami polihidramnion yaitu sebanyak 39 kasus (60,0%).
Tabel 4.5 Angka Kejadian Faktor Predisposisi Paritas pada Kejadian Atonia Uteri di RSUD Panembahan Senopati Bantul
No Paritas Frekuensi Persentase (%)
1. Primigravida 17 26,2
2. Multigravida 48 73,8
Jumlah 65 100
Sumber: Data Sekunder 2015
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 65 responden ibu bersalin yang mengalami atonia uteri tertinggi terjadi pada multigravida yaitu sebanyak 48 kasus (73,8%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
36
Tabel 4.6 Angka Kejadian Faktor Predisposisi Umur Ibu pada Kejadian Atonia Uteri di RSUD Panembahan Senopati Bantul
No Umur Ibu Frekuensi Persentase (%)
1. ≤ 20 tahun 1 1,5
2. 21-34 tahun 42 64,6
3. ≥ 35 tahun 22 33,8
Jumlah 65 100
Sumber: Data Sekunder 2015
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 65 responden ibu bersalin yang mengalami atonia uteri tertinggi terjadi pada ibu dengan kelompok umur 21-34 tahun yaitu sebanyak 42 kasus (64,6%).
Tabel 4.7 Angka Kejadian Faktor Predisposisi Partus Lama pada Kejadian Atonia Uteri di RSUD Panembahan Senopati Bantul
No Partus Lama Frekuensi Persentase (%)
1. Ya 35 53,8
2. Tidak 30 46,2
Jumlah 65 100
Sumber: Data Sekunder 2015
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari 65 responden ibu bersalin yang mengalami atonia uteri tertinggi terjadi pada ibu dengan partus lama yaitu sebanyak 35 kasus (53,8%).
Tabel 4.8 Angka Kejadian Faktor Predisposisi Malnutrisi (anemia) pada Kejadian Atonia Uteri di RSUD Panembahan Senopati Bantul No Malnutrisi (anemia) Frekuensi Persentase (%)
1. Ya 39 60,0
2. Tidak 26 40,0
Jumlah 65 100
Sumber: Data Sekunder 2015
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa dari 65 responden ibu bersalin yang mengalami atonia uteri tertinggi terjadi pada ibu dengan malnutrisi (anemia) yaitu sebanyak 39 kasus (60,0%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
37
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tabel 4.1, didapatkan bahwa angka kejadian faktor predisposisi di RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah 65 kasus dari 2834 ibu bersalin atau 2,40% insiden. Rendahnya suatu insidensi dapat terjadi karena meningkatnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan sehingga tidak terjadi penyakit yang menyertai kehamilan dan menyebabkan atonia uteri.
Hasil penelitian terhadap angka kejadian faktor-faktor predisposisi pada kasus atonia uteri di RSUD Panembahan Senopati Bantul, maka angka kejadian faktor predisposisinya antara lain:
1. Faktor Bayi kembar
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami faktor predisposisi atonia uteri lebih banyak terjadi pada ibu bersalin yang melahirkan bayi tunggal yaitu sebanyak 48 kasus (73,8%).
Berdasarkan teori dari Sukarni (2013) bahwa bayi kembar merupakan penyebab umum terjadinya atonia uteri dikarenakan saat kehamilan bayi kembar, uterus mengalami peregangan berlebihan yang tidak sesuai dengan usia kehamilan normal. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori dikarenakan kemungkinan ibu mengalami faktor predisposisi lain seperti bayi makrosomia, polihidramnion, paritas, umur ibu, partus lama dan malnutrisi (anemia).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
38
2. Faktor Bayi Makrosomia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami atonia uteri lebih banyak terjadi pada ibu yang tidak melahirkan bayi makrosomia yaitu sebanyak 39 kasus (60,0%). Hal ini dapat terjadi karena kemungkinan ibu mengalami faktor predisposisi lain seperti, bayi kembar, polihidramnion, paritas tinggi, umur ibu, partus lama maupun malnutrisi (anemia). Hasil ini sejalan dengan penelitian tahun 2013 di NTB oleh Anggrainy, Irianto, Irmayani yang menunjukkan proporsi kejadian atonia uteri berdasarkan faktor bayi makrosomia lebih banyak ditemukan pada ibu yang tidak melahirkan bayi makrosomia.
3. Faktor Polihidramnion
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menyatakan bahwa kejadian atonia uteri dengan faktor predisposisi polihidramnion lebih banyak terjadi pada ibu yang tidak mengalami polihidramnion yaitu sebanyak 39 kasus (60,0%). Hal ini dapat terjadi dikarenakan kemungkinan ibu mengalami faktor predisposisi lain yang mendukung, seperti bayi kembar, bayi makrosomia, paritas, umur ibu, partus lama ataupun malnutrisi (anemia).
Hasil penelitian ini belum ditemukan pada penelitian sebelumnya namun berdasarkan teori dari Sukarni (2013) bahwa polihidramnion merupakan penyebab umum terjadinya atonia uteri dikarenakan saat ibu mengalami polihidramnion, uterus mengalami peregangan berlebihan yang tidak sesuai dengan usia kehamilan normal.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
39
4. Faktor Paritas
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami atonia uteri lebih banyak terjadi pada multigravida yaitu sebanyak 48 kasus (73,8%). Hasil ini sejalan dengan penelitian tahun 2010 di Tegal oleh Erniyati, Kurnianto, Andriyani yang menunjukkan proporsi kejadian atonia uteri berdasarkan faktor paritas lebih banyak ditemukan pada multigravida dibandingkan dengan primigravida.
Paritas mempunyai pengaruh terhadap kejadian perdarahan postpartum karena pada setiap kehamilan dan persalinan terjadi perubahan serabut otot pada uterus yang dapat menurunkan kemampuan uterus untuk berkontraksi sehingga sulit untuk melakukan penekanan pembuluh-pembuluh darah yang terbuka setelah lepasnya plasenta. Resiko terjadinya akan meningkat setelah persalinan ketiga atau lebih yang mengakibatkan terjadinya perdarahan postpartum (Saifuddin, 2006).
5. Faktor Umur Ibu
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami atonia uteri lebih banyak terjadi pada kelompok umur 21-34 tahun yaitu sebanyak 64,6%. Hasil ini berbeda dengan penelitian tahun 2015 di Purwokerto oleh Purwanti dan Trisnawati yang menunjukkan proporsi kejadian atonia uteri berdasarkan faktor umur ibu lebih banyak ditemukan pada kelompok umur beresiko yaitu ≤ 20 tahun dan ≥ 35 tahun dibandingkan dengan umur 21-34 tahun. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kemungkinan ibu
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
40
memiliki alasan lain seperti faktor predisposisi lainnya yang mendukung terjadinya atonia uteri.
6. Faktor Partus Lama
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami atonia uteri lebih banyak terjadi pada ibu bersalin yang mengalami partus lama yaitu sebanyak 35 kasus (53,8%). Penelitian ini sejalan dengan pernyataan Oxorn (2010) yang menyatakan persalinan lama terutama fase aktif memanjang menimbulkan efek terhadap ibu. Beratnya cedera meningkat dengan semakin lamanya proses persalinan, resiko tersebut naik dengan cepat setelah waktu 24 jam serta terdapat kenaikan insidensi atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, kelelahan ibu dan syok. Angka kelahiran dengan tindakan yang tinggi semakin memperburuk bahaya bagi ibu.
7. Faktor Malnutrisi (anemia)
Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin lebih rendah dari batas normal atau kadar hematokrit (Ht), konsentrasi Hb atau eritrosit di bawah batas normal (Karkata, 2009). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mengalami atonia uteri lebih banyak terjadi pada ibu yang mengalami anemia yaitu sebanyak 39 kasus (60,0%). Hal ini didukung dengan pernyataan Manuaba (2008) bahwa anemia dapat mengurangi daya tahan tubuh ibu dan meninggikan frekuensi komplikasi kehamilan serta persalinan. Kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen yang dibawa dan ditransfer
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
41
ke sel tubuh maupun sel otak dan uterus. Jumlah oksigen dalam darah yang kurang menyebabkan otot-otot uterus tidak dapat berkontraksi secara adekuat sehingga timbul atonia uteri yang mengakibatkan perdarahan banyak.
C. Keterbatasan
Penelitian ini hanya meneliti menggunakan data sekunder, sehingga ada beberapa faktor yang tidak dapat dianalisis seperti faktor predisposisi penanganan salah dalam melahirkan plasenta karena kurangnya data pendukung dari rekam medis dan apabila diteliti dengan menggunakan data primer dapat menggambarkan banyak faktor penyebab yang tidak dapat diperoleh dari rekam medis, tetapi karena keterbatasan waktu dan biaya, sehingga penelitian dengan menggunakan data primer tidak dapat dilakukan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
42 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat diambil kesimpulan bahwa angka kejadian faktor predisposisi atonia uteri pada ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul sebanyak 65 ibu (2,40%) dari 2834 ibu bersalin. Berdasarkan tujuan khusus dari penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Angka kejadian faktor predisposisi kehamilan kembar, lebih banyak terjadi pada ibu yang melahirkan bayi tunggal sebanyak 48 kasus (73%).
2. Angka kejadian faktor predisposisi bayi makrosomia sebagian besar terjadi pada ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan normal yaitu sebanyak 39 kasus (60%).
3. Angka kejadian faktor predisposisi sebagian besar terjadi pada ibu yang tidak mengalami polihidramnion yaitu 39 kasus (60%).
4. Angka kejadian faktor predisposisi paritas sebagian besar terjadi karena ibu bersalin dengan riwayat multigravida sebanyak 48 kasus (73,8%).
5. Angka kejadian berdasarkan faktor predisposisi umur sebagian besar terjadi pada kelompok umur antara 21-34 tahun yaitu sebanyak 42 kasus (64,6%).
6. Angka kejadian faktor predisposisi banyak terjadi pada partus lama yaitu 35 kasus (53,8%).
7. Angka kejadian faktor predisposisi malnutrisi (anemia) yaitu sebanyak 39 kasus (60%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
43
E. Saran 1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini disarankan untuk sarana pembelajaran dan pengetahuan, khususnya bagi mahasiswa program studi kebidanan (D-3).
2. Bagi Pengguna
Hasil penelitian ini menjadi referensi menambah wawasan dan mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya mengenai angka kejadian faktor predisposisi atonia uteri pada ibu bersalin.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA
Anggrainy V; Irianto; Irmayani. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Atonia Uteri Di RSUP NTB Tahun 2012. Jurnal Media Bina Ilmiah. Vol. 7 No. 5
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
______. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bluman, A.G. (2009). Elementary Statistic: A Step By Step Approach, Ed. 8.
American New York: McGraw-Hill.
Cholifah N; Karyati S; Ristianingsih I. (2012). Hubungan Kejadian Atonia Uteri Dengan Terjadinya Hemorogia Post Partum Sekunder. Jurnal JIKK. Vol 3 No. 1
Cunningham, F.G. (2006). Obstetri Williams. Jakarta: EGC.
______. (2010). Obstetri Williams. Jakarta: EGC.
Dahlan, S.M. (2012). Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.
Depkes RI. (2010). Profil Kesehatan Indonesia. Di unduh pada 25 April 2016 dari www.depkes.go.id
______. (2014). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Di unduh pada 10 Mei 2016 dari www.depkes.go.id
Erniyati, B.P; Kurnianto, J; Andriyani, I. (2010). Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Atonia Uteri. Bhamada JITK. Vol. 1 No. 1.
Hidayat, A.A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data.
Surabaya: Salemba Medika.
Hidayat, A & Sujiyatini. (2010). Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Jannah, N. (2015). Askeb II: Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta: EGC.
Karkata, M.K. (2009). Perdarahan Pasca Persalinan dalam: Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Kemenkes. (2014). Rencana Aksi Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu Di Indonesia. Di unduh pada 27 Mei 2016 dariwww.gizikia.depkes.go.id Manuaba, I.B.G. (2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Marmi. (2012). Intranatal Care: Asuhan Kebidanan Pada Persalinan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nazlima, N & Fatema, B. (2011). Effect of Prepegnancy Body Mass Index and Gestational Weight Gain on Obstetric and Neonatal Outcomes-A Pilot Study. Bangladesh Journal of Medical Science. Vol. 10 No. 3.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho, T. (2010). Buku Ajaran Obstetri. Yogyakarta: Nuha Medika.
Oxorn, H. (2010). Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan.
Yogyakarta: Yayasan Escentia Medika (YEM).
Prawirohardjo, S. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Purwanti, S & Trinawati, Y. (2015). Determinan Penyebab Perdarahan Karena Atonia Uteri. Jurnal Ilmiah Kebidanan. Vol. 6 No. 1
Rohmawati, W & Karlita, A.S. (2009). Hubungan Persalinan Lama Dengan Kejadian Atonia Uteri. Jurnal Involusi Kebidanan. Vol. 1 No. 2.
Rukiyah, Y.A & Yulianti, L. (2010). Asuhan Kebidanan 4: Patologi Kebidanan.
Jakarta: Trans Info Media.
Saifuddin A.B. (2006). Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
SDKI. (2012). Di akses pada 1 Mei 2016 dariwww.bkkbn.go.id Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
______. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&B. Bandung:
Alfabeta
Sukarni, K.I & Margareth, Z.H. (2013). Kehamilan, Persalinan, dan Nifas.
Yogyakarta: Nuha Medika.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Sulistyaningsih. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sulistyawati, A & Nugraheny, E. (2013). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Jakarta: Salemba Medika.
Sumantri. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana.
Sumarah. (2009). Perawatan Ibu Bersalin: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Yogyakarta: Fitramaya.
Waspodo, Dj. (2007). Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta: Jaringan Nasional Pelatihan Klinik.
Wiknjosastro. (2008). Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini.
Jakarta: JNPK-KR.
Wuryanti, A. (2010). Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Perdarahan Postpartum Karena Atonia Uteri Di RSUD Wonogiri. Karya Tulis Ilmiah.
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Yanti. (2010). Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihana.