• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan1. Abortus dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu abortus spontan dan abortus provokatus (buatan)2. Salah satu klasifikasi abortus spontan adalah abortus inkompletus, yaitu pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus3.

Kejadia penyulit kehamilan maupun pada hasil kehamilan itu sendiri.

Wanita de ngan riwayat abortus mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya persalinan prematur, abortus berulang, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)4n abortus diduga mempunyai efek terhadap kehamilan berikutnya, baik pada timbulnya.

Komplikasi abortus adalah perdarahan (hemorrhage), perforasi, infeksi dan tetanus, dan syok4. Komplikasi abortus yang dapat menyebabkan kematian ibu antara lain karena perdarahan dan infeksi. Perdarahan yang terjadi pada ibu dapat menyebabkan anemia, sehingga dapat memberikan risiko kematian. Infeksi juga dapat terjadi pada pasien yang mengalami abortus dan dapat menyebabkan sepsis, sehingga dapat berakibat kematian pada ibu2. Komplikasi aborsi di Jawa Tengah memberi kontribusi 11,1 % terhadap Angka Kematian Ibu (AKI)5. Komplikasi aborsi yang tidak aman menyumbang sekitar 13% dari semua kematian ibu di seluruh dunia di tahun 2003 dan 20086.

Proporsi kehamilan seluruh dunia (termasuk kelahiran hidup, aborsi dan keguguran) yang mengarah ke aborsi memiliki persentase berbeda setiap tahunnya. Pada tahun 1995 mencapai 22%, lalu menurun pada tahun 2003 sebesar

(2)

20% sedangkan mengalami peningkatan kembali pada tahun 2008 sebesar 21%7. Kejadian abortus ilegal mencapai 22 juta per tahun di dunia pada tahun 2008.

Sekitar 47.000 kematian wanita dan 5 juta kecacatan wanita yang terjadi berkaitan dengan kehamilan diakibatkan adanya komplikasi saat aborsi ilegal6.

Kasus aborsi ilegal di dunia 44 % pada tahun 1995, mengalami peningkatan pada tahun 2008 hingga 49 %. Kasus aborsi ilegal terjadi di Afrika sekitar 97 % pada tahun 2008. Kehamilan terjadi di dunia sekitar 208 juta pada tahun 2008, secara global sekitar 86 juta kehamilan tidak diinginkan terjadi, 33 juta diantaranya mengarah ke kelahiran tidak direncanakan, 41 juta mengarah ke aborsi dan 11 juta mengarah ke keguguran. Sedangkan di Asia kasus aborsi ilegal bervariasi di setiap wilayah. Angka aborsi ilegal mencapai 65 % di Asia Selatan dan pusat. Peningkatan yang sangat tajam terjadi di wilayah Asia Barat, hal ini juga dikarenakan adanya penurunan aborsi legal di wilayah Asia Barat. Tingkat aborsi legal di Eropa sangat tinggi yaitu 91 % dari keseluruhan aborsi di Eropa.

Hampir semua aborsi tidak aman terjadi di Eropa Timur7.

Beberapa faktor penyebab abortus yaitu : faktor janin, yang dapat menyebabkan terjadinya abortus yaitu adanya kelainan genetik, hal ini dapat terjadi pada 50% - 60 % kasus abortus dan faktor ibu, antara lain anemia, kelainan endokrin (hormonal), faktor kekebalan (imunologi), kelemahan otot leher rahim, kelainan bentuk rahim, dan infeksi yang diduga akibat beberapa virus seperti campak jerman, cacar air, herpes, toksoplasma, dan klamidia8.

Salah satu penyebab tinggi abortus spontan adalah anemia yang disebabkan karena gangguan nutrisi dan peredaran oksigen menuju sirkulasi utero plasenter sehingga dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan melalui plasenta2.

Risiko abortus spontan semakin meningkat dengan bertambahnya paritas dan usia ibu4. Penelitian di London menyatakan bahwa kehamilan pertama mempunyai risiko abortus yang lebih tinggi daripada kehamilan kedua dan ketiga. Akan tetapi, risiko abortus kembali meningkat setelah kehamilan keempat.

(3)

Penyebab kejadian ini belum dapat diketahui secara pasti9. Demikian juga hasil penelitian di Palembang yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian abortus10.

Pada ibu usia di bawah 20 tahun risiko terjadinya abortus kurang dari 2%.

Risiko meningkat 10% pada usia ibu lebih dari 35 tahun dan mencapai 50% pada usia ibu lebih dari 45 tahun. Peningkatan risiko abortus ini diduga berhubungan dengan abnormalitas kromosom pada wanita usia lanjut4. Penelitian di Palembang juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara faktor usia dengan kejadian abortus11.

Risiko abortus meningkat pada wanita yang telah mengalami keguguran sebelumnya12. Faktor risiko lain yang terkait dengan abortus termasuk penyakit penyerta ibu seperti diabetes mellitus, hipotiroidisme, epilepsi, hipertensi, infeksi ginjal (pielonefritis), dan infeksi lain; kelainan saluran genital dari serviks atau rahim; obat dan penyalahgunaan alkohol; merokok berlebihan, cedera fisik, gizi buruk, dan syok emosional parah13.

Berdasarkan data dari catatan rekam medik Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dari Bulan September – November 2013 terjadi 69 kasus abortus spontan dengan jumlah, abortus inkompletus 23 orang, abortus kompletus 6 orang, abortus imminens 28 orang, abortus insipiens 8 orang, dan missed abortion 4 orang. Pada kasus abortus inkompletus dan abortus kompletus,

dijumpai usia ibu hamil yang berisiko tinggi, yaitu usia yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun sebanyak 14 orang, multigravida sebanyak 23 orang, dan ibu yang bekerja sebanyak 11 orang.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai

“Faktor Risiko Kejadian Abortus (Studi di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang)”.

B. Perumusan Masalah

(4)

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut “Faktor Risiko apakah yang Menyebabkan Kejadian Abortus (Studi di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang) ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor risiko kejadian abortus di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mendeskripsikan kejadian abortus inkompletus dan abortus kompletus di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

b. Untuk mendeskripsikan usia ibu pada saat hamil di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

c. Untuk mendeskripsikan paritas ibu di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

d. Untuk mendeskripsikan pekerjaan ibu di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

e. Untuk mendeskripsikan hipertensi di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

f. Untuk mendeskripsikan kadar hemoglobin di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

g. Untuk menganalisis hubungan antara usia ibu pada saat hamil dengan kejadian abortus di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

h. Untuk menganalisis hubungan antara paritas dengan kejadian abortus di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

i. Untuk menganalisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan kejadian abortus di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

(5)

j. Untuk menganalisis hubungan antara hipertensi dengan kejadian abortus di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

k. Untuk menganalisis hubungan antara kadar hemoglobin dengan kejadian abortus di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat digunakan untuk bahan evaluasi terhadap pelayanan kesehatan dalam melaksanakan asuhan kepada pasien dan meningkatkan Komunikasi Informasi Education (KIE) pada ibu hamil sejak dini sebagai upaya untuk menurunkan angka kejadian abortus, khususnya petugas kesehatan yang bertugas di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

2. Manfaat Teoritis dan Metodologis

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan kebidanan khususnya masalah abortus, serta dapat dijadikan dasar- dasar untuk penelitian selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian

Sebelum penelitian ini dilakukan, ada penelitian yang sejenis dengan penelitian saya. Akan tetapi, penelitian ini benar-benar berbeda. Berikut ini penjelasan penulis tentang penelitian tersebut.

Tabel 1.1 Daftar publikasi yang menjadi rujukan

No. Peneliti Judul Penelitian Desain Studi Variabel Bebas dan Variabel

terikat

Hasil

1. Y. Widyastuti

dan Dina

Kaspa Eka (2008)10

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Abortus di Instalasi

Rawat Inap

cross-sectional - Kejadian abortus - Usia ibu - Paritas ibu

Ada hubungan antara usia ibu, paritas ibu, pendidikan ibu, dan pekerjaan ibu dengan kejadian abortus

(6)

No. Peneliti Judul Penelitian Desain Studi Variabel Bebas dan Variabel

terikat

Hasil

Kebidanan RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang

- Pendidikan ibu

- Pekerjaan ibu 2. Anggun Nur

Ruhmiatie (2009)14

Hubungan Usia Ibu Hamil dengan Kejadian Abortus di

Rumah Sakit

Roemani Muhammadiyah Semarang Tahun 2009

cross-sectional - Kejadian abortus - Usia ibu

hamil

Tidak ada hubungan usia ibu hamil dengan kejadian abortus

3. Zanuar Abidin (2010)15

Karakteristik Ibu

Hamil yang

Mengalami Abortus di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2010

Deskriptif - Pasien abortus - Kadar

hemoglobin - Indeks massa

tubuh - Riwayat

abortus - Umur pasien - Urutan

kehamilan - Jarak

kehamilan

- Pasien abortus tidak menderita anemia - Pasien abortus

mempunyai indeks massa tubuh yang normal

- Pasien abortus tidak pernah mengalami abortus sebelumnya - Pasien abortus pada

usia reproduksi - Pasien abortus

dengan kehamilan pertama kali

- Pasien abortus pada jarak kehamilan lebih dari 5 tahun

4. Mursyida A.

Wadud (2011)11

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Abortus Imminens di Instalasi Rawat Inap Kebidanan RS Muhammadiyah Palembang Tahun 2011

cross-sectional - Kejadian abortus imminens - Usia ibu - Usia kehamilan

ibu - Paritas ibu

Ada hubungan antara usia ibu, usia kehamilan ibu, dan paritas ibu dengan kejadian abortus imminens

5. Ayu Lestari (2013)16

Hubungan Paritas dengan Kejadian Abortus di Ruang Bersalin RSUD Dr.

H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin

cross-sectional - Paritas - Kejadian

abortus

Tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian abortus

(7)

Peneliti-peneliti sebelumnya pada tabel 1.1 (daftar publikasi yang menjadi rujukan) telah meneliti tentang kejadian abortus, dengan variabel usia ibu, paritas ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, kadar hemoglobin, indeks massa tubuh, riwayat abortus, jarak kehamilan, dan usia kehamilan ibu menggunakan jenis penelitian analitik dengan desain studi cross-sectional dan desain studi deskriptif.

Sedangkan dalam penelitian ini, ingin meneliti tentang faktor risiko kejadian abortus (studi di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang), dengan variabel usia ibu pada saat hamil, paritas ibu hamil, pekerjaan ibu hamil, hipertensi, dan kadar hemoglobin serta penelitian ini akan memperbaharui penelitian sebelumnya dengan meningkatkan desain menjadi kasus kontrol.

Referensi

Dokumen terkait

DERAJAT ADHESI PASCA LAPAROSKOPI DAN LAPAROTOMI Penelitian Eksperimental pada Kelinci yang Dilakukan Abrasi Ileum. Yoke Fajar*, Ignatius Riwanto**, Selamat

Yang membuat kurangnya tenaga pengereman pada sistem simulasi,seperti kerusakkan yang terjadi padamaster cylinder, kebocoran pada pipa dan flexible hoose, kotornya

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul Optimasi

 Silampukau  menularkan   semangat  untuk  terus  berkarya  dan  berbenah...  Mereka  punya

Begitu pula di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa terdapat pengaturan tentang

Di kuari Bukit Karang Putih, PT Semen Padang melakukan pemboran hampir 24 jam untuk memenuhi jumlah lubang ledak yang direncanakan dan hanya berhenti istirahat pada saat lubang

Kompetensi guru PAI dalam pengajaran, pembinaan dan pelatihan harus dapat mengantarkan peserta didiknya memiliki kemampuan dalam membaca dan menuliskan huruf-huruf

31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dicantumkan bahwa setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain