• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM SIMULASI REM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM SIMULASI REM"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM

SIMULASI REM

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang

Oleh:

Nama : Alkadri

No. BP : 1301012060

Program Studi : Teknik Mesin

Konsentrasi : Perawatan dan Perbaikan

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

TINGGI

POLITEKNIK NEGERI PADANG

JURUSAN TEKNIK MESIN

(2)

ii

Mengetahui :

Ketua Jurusan Teknik Mesin : Hanif, ST.,MT.

Nip. 19710902 199802 1 001 Tanda Tangan

Alumnus telah mendaftar ke Politeknik Negeri Padang dan mendapatakan nomor alumnus: Petugas Politeknik

Nomor Alumni Jurusan Nama Tanda Tangan

Nomor Alumni Politeknik: Nama Tanda Tangan

BIODATA

(a) Tempat/Tgl Lahir: Bukittinggi/31 Oktober 1992 (b) Nama Orang Tua: Yuharmaita dan Asiah (c) Jurusan: Teknik Mesin (d) Program Studi: DIII Teknik Mesin, Konsentrasi: Perawatan dan Perbaikan (e) No. BP: 1301012060 (f) Tanggal Lulus: 29 September 2016 (g) Predikat Lulus: ... (h) IPK: ... (i) Lama Studi: 3 Tahun (j) Alamat Orang Tua: Komp. Unand Blok DIII RT 001/RW011Gadut. Padang

PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM SIMULASI REM

Tugas Akhir D-III Oleh: Al Kadri

Pembimbing I: Ichlas Nur, ST.MT dan Pembimbing II: Menhendry, Dipl.Ing.HTL,M.Eng

ABSTRAK

Sistem rem sangat penting pada kendaraan yang bertujuan untuk keselamatan. banyak diantaranya yang belum memahami dan mengerti fungsi, cara kerja dan jenis-jenis rem tersebut. Oleh karena itu penulis melakukan perbaikan pada alat sistem simulasi rem untuk mengetahui bagaimana sistem rem tersebut bekerja. Tidak

berfungsinya alat simulasi rem maka perlu dilakukan perawatan dan perbaikan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang sistem rem, dan langkah-langkah mengatasi permasalahan pada sistem simulasi rem rem. Dalam metode penulisan tugas ahir ini adalah dengan studi literatur, observasi, wawancara, dan diskusi dengan pihak yang terkait serta dosen pembimbing. Semua proses perawatan dan perbaikan pada sistem simulasi rem yang dimulai perawatan pada master cylinder, melakukan pengecekkan pada booster, rem cakram dan rem tromol, pipa dan flexible hoose, dan pengecekkan pada rem parkir. Maka dapat diketahui bagaimana langkah-langkah dalam mengatasi permasalahan yang terjadi dalam sistem simulasi rem.

Kata Kunci: Perawatan Dan Perbaikan, Simulasi Rem

Tugas Akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal: 29 September 2016 Abstrak telah disetujui oleh penguji:

Tanda Tangan

1 2 3 4

Nama

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik ALLAH SWT, shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan rahmad dan karunia-Nya penulis mampumenyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini guna memenuhi syarat program Diploma III Politeknik Negeri Padang.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini tidak sedikitnya hambatan yang penulis hadapi dalam melakukan proses penyusunan laporan ini. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini berkat bantuan, dorongan, dan bimbimgan dari Dosen Pembimbing dan orang tua. Sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini bisa teratasi.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Yth :

1. Orang tua yang telah membantu support moril maupun materil. 2. Bapak. Ichlas Nur, ST. MT selaku Pembimbing I.

3. Bapak. Menhendry, Dipl. Ing. HTL. M.Eng selaku Pembimbing II. 4. Staf pengajar Politeknik Negeri Padang.

5. Karyawan karyawati Politeknik Negeri Padang.

6. Rekan-rekan yang telah membantu dalam melakukan perbaikan pada sistem simulasi rem.

Namun tidak lepas dari itu semua, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dan tangan terbuka penulis membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberikan kritik dan sarannya kepada penulis sehingga penulis dapat menyadari kesalahan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini. Penulis mengharapkan

(4)

iv ssemoga dari Laporan Tugas Akhir ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi kepada setiap pembacanya.

Padang, September 2016

(Al kadri)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i DAFTAR ISI ...iv

(5)

v

DAFTAR GAMBAR ...vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I.PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang. ... 1 1.2 Tujuan... 2 1.3 Batasan Masalah. ... 2 1.4 Metode Penulisan. ... 2 1.5 Sistematika Penulisan. ... 2

BAB II. TEORI DASAR ... 4

2.1 Perawatan Secara Umum. ... 4

1.2 Fungsi Rem. ... 5

2.3 Jenis-Jenis Rem. ... 6

BAB III. METODOLOGI ... 19

3.1 Waktu Dan Tempat. ... 19

3.2 Peralatan Yang Digunakan. ... 19

3.3 MetodologiPerbaikan. ... 23

3.4 Diagram AlirTugasAkhir. ... 25

BABIV. PERAWATAN PERBAIKAN SISTEM SIMULASI REM ... 26

4.1 Perbaikan Master Cylinder. ... 26

4.2 Perbaikan pada rem. ... 28

4.3 Pemeriksaan Minyak Rem ... 32

4.3 Perbaikan Pipa dan Flexible hoose. ... 32

4.4 Perbaikan dan Penyetelan Rem Parkir. ... 33

4.5 Membuang Udara Rem (air bleeding). ... 34

4.6 Booster Rem... 36

4.7 Pressure Gauge... 37

4.8 Perawatan Master Cylinder. ... 38

4.9 Perawatan yang dilakukan Pada Rem. ... 38

4.10 Permasalahan Yang Terjadi Pada Sistem Simulasi Rem. ... 39

BAB V. KESIMPULAN ... 41

5.1 Kesimpulan. ... 41

(6)

vi DAFTAR PUSTAKA ... 43

DAFTAR GAMBAR

(7)

vii

Gambar 2.2 Rem Cakram (Disc Brake). ... 6

Gambar 2.3 Type Caliper Rem Cakram. ... 7

Gambar 2.4 Tipe Rotor Rem Cakram. ... 7

Gambar 2.5 Rem Tromol. ... 8

Gambar 2.6 Type Leading Trailing. ... 9

Gambar 2.7 Type Two Leading. ... 10

Gambar 2.8 Type Dual Two Leading. ... 10

Gambar 2.9 Type Uni-Servo. ... 11

Gambar 2.10 Type Duo-Servo. ... 11

Gambar 2.11 Prinsip Kerja Rem. ... 12

Gambar 2.12 Mekanisme Rem Kaki. ... 13

Gambar 2.13 Mekanisme Rem Tangan. ... 13

Gambar 2.14 Prinsip Kerja Master Cylinder. ... 14

Gambar 2.15 Master Cylinder. ... 15

Gambar 2.16 Boster Rem. ... 17

Gambar 2.17 Katup Pengimbang. ... 18

Gambar 3.1 Alat Sistem Simulasi Rem. ... 20

Gambar 3.2 Komponen Rem Cakram Dan Rem Tromol. ... 21

Gambar 3.3 Tuas Rem Tangan Dan Pedal Rem Kaki. ... 21

Gambar 3.4 Master Cylinder dan Boster. ... 22

Gambar 3.5 Flexible Hoose/Slang Rem dan Minyak Rem. ... 22

Gambar 3.6 Pressure Gauge. ... 23

Gambar 3.7 Flow Chart. ... 24

Gambar 4.1 Perbaikan Master Cylinder. ... 30

Gambar 4.2 Urutan Pembongkaran Master Cylinder. ... 32

(8)

viii

Gambar 4.4 Urutan Pemasangan Master Cylinder ... 33

Gambar 4.5 Rangkaian Tromol... 34

Gambar 4.6 Pemeriksaan Tromol. ... 35

Gambar 4.7 Mekanisme Penyetelan Brake Shoe. ... 35

Gambar 4.8 Mekanisme Rem Cakram. ... 36

Gambar 4.9 Piringan Rem Cakram. ... 37

DAFTAR TABEL

(9)

1

BAB I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Rem mempunyai peranan yang sangat penting pada kendaraan untuk memberikan keamanan dalam berkendara. Bagaimanapun sistem rem itu sangatlah penting, namun banyak diantara masyarakat umum yang belummemahami dan mengerti fungsi, cara kerja dan jenis-jenis rem tersebut. Oleh karena itu penulis melakukan perbaikan pada alat sistem simulasi rem untuk mengetahui bagaimana sistem rem tersebut bekerja. Karena alat yang ada tidak berfungsi dengan baik, maka dilakukanlah perbaikan pada alat ini untuk dapat memberikan pengetahuan tentang sistem rem dan cara-cara melakukan perawatan perbaikanpada sistem rem.

Pada sistem simulasi rem dilakukannya perbaikan dan perawatan karena,terjadi kerusakkan pada setiap bagian komponen pendukung. Yang membuat kurangnya tenaga pengereman pada sistem simulasi,seperti kerusakkan yang terjadi padamaster cylinder, kebocoran pada pipa dan flexible hoose, kotornya tangki penyimpanan brake fluid, dan kurangnya brake fluid pada tangki, sehingga perlu dilakukan perbaikan dan perawatan untuk mengaktifkan setiap komponen. Penambahan komponen seperti booster dan pressure gauge, dapat membantu kelengkapan dari sistem simulasi rem, sehingga dapat membantu proses dari kerja sistem.

Tidak terawatnya alat atau komponen-komponen pendukung tersebut akan membuat sering terjadinya penggantian komponen.Sehingga dapat membuat tidak efektifnya sistem simulasi rem. Dengan adanya sistem simulasi rem, mahasiswa Teknik MesinKonsentrasi,Maintenance dapat mempelajari bagaimana pentingnya sistem rem pada kendaraan, dan mengetahui bagaimana cara melakukan perawatan sistem rem pada kendaraan.

(10)

2

1.2 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tugas akhir adalah : 1. Menjelaskan perawatan dan perbaikan simulasi rem.

2. Menjelaskan bagaimana langkah – langkah mengatasi permasalahan pada simulasi rem.

1.3 Batasan Masalah.

Agar tujuan penulis dapat terwujud dengan baik dan sistematis perlu adanya pembatasan masalahdalampenulisan perawatan dan perbaikan sistem simulasi rem.

1.4 Metode Penulisan.

Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah melalui studili teratur, observasi, wawancara, dan diskusi dengan pihak yang terkait serta dosen pembimbing.

a. MetodeLiteratur.

Pengumpulan data dan informasi melaluibuku-buku referensi dan media lainseperti media cetak, media online dan sebagainya yang berhubungan dengan simulasi sistem rem.

b. Metode Observasi.

Pengumpulan data dan informasi dengan cara pengamatanlangsung pada simulasi sistem rem yang ada di bengkel Maintenance Politeknik Negeri Padang.

c. MetodeWawancara.

Pengumpulan data dan informasidengan cara wawancara dan berdiskusidenganteknisi-teknisi bengkel Maintenance Politeknik Negeri Padang serta dengan dosen pembimbing mengenai Laporan Tugas Akhir penulis.

1.5 Sistematika Penulisan.

Dalam penyusunan tugas akhir ini terbagi menjadi lima bab yang terurai seperti pada susunan berikut ini, yaitu:

(11)

3 BAB I PENDAHULUAN.

Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang penulisan, tujuan yang hendak dicapai, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II TEORI DASAR.

Bab ini berisi tinjauan pustaka atau teori yang berhubungan dengan judul tugas akhir yang diangkatkan. Definisi dari sistem rem, Jenis-jenis rem prinsip kerja rem, dan Tipe rem.

BAB IIIMETODOLOGI.

Pada bab ini menjelaskan tentang waktu dan tempat pelaksanaan dan peralatan serta komponen yang digunakan.

BAB IVPERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM SIMULASI REM.

Pada bab ini membahas tentang perawatan dan perbaikan dari sistem rem. BABV PENUTUP.

Bab ini adalah akhir dari penulisan yang berisi kesimpulan dan saran dari setiap bab yang dibahas.

DAFTAR PUSTAKA. LAMPIRAN

(12)

4

BAB II. TEORI DASAR

2.1 Perawatan Secara Umum.

Perawatan adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam rangka mengembalikan peralatan pada kondisi semula sehingga dapat berfungsi sesuai dengan semestinya.

Tujuan dari perawatan adalah sebagai berikut :

1. Agar semua peralatan dari bagian-bagiannya siap untuk bekerja secara optimum.

2. Menjaga agar peralatan selalu dalam kondisi yang baik sehingga dapat dipergunakan dalam praktek.

3. Dapat mengetahui kerusakan yang ada pada sistem simulasi, sehingga kerusakan yang fatal dapat dihindari.

Dalam melakukan aktivitas perawatan sebelum atau sesudah melaksanakan praktek simulasi rem, ada perawatan yang harus dilakukan untuk menjaga peralatan tetap dalam kondisi siap pakai, sehingga dapat menunjang kegiatan selama praktek, untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan komponen secara seksama. Ada berbagai bentuk pemeliharaan yang dapat diketahui :

a. Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terorganisasi untuk menunjang pemakaian peralatan jangka panjang, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Pemeliharaan pencegahan adalah pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu yang telah ditentukan sebelumnya, dan dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan bagian-bagian lain dari komponen yang tidak memenuhi kondisi yang bisa diterima.

c. Pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima.

(13)

5 d. Pemeliharaan jalan adalah pemeliharaan yang dapat dilakukan selama

kondisi alat bisa dipakai.

e. Pemeliharaan berhenti adalah pemeliharaan yang hanya dapat dilakukan ketika alat sedang berhenti.

f. Pemeliharaan darurat adalah pemeliharaan yang perlu segera dilakukan untuk mencegah akibat yang lebih serius.

Gambar. 2.1 Bagan Perawatan.

Sumber gambar (www.google.com/bagan perawatan) 1.2 Fungsi Rem.

Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta memberikan kemungkinan dapat memparkir kendaraan ditempat yang menurun. Peranan rem sangat penting dalam sistem mesin, misalnya pada mesin mobil, sepeda motor, dan sebagainya. Selain itu rem juga mempunyai kelemahan yaitu rem sering blong, hal ini diakibatkan karena pemeliharaan yang kurang rutin dan penyebab terjadinya rem blong yaitu pad rem habis (aus), minyak rem habis, dan terjadinya kebocoran pada seal piston rem, master rem, ataupun pada selang remnya, maka dari itu pemeliharaan rem harus sangat diperhatikan.

(14)

6

Gambar 2.2 Sistem Rem Mobil.

Sumber gambar ( www.google.com/komponen sistem rem) 2.3 Jenis-Jenis Rem.

A. Rem Cakram (Disc Brake).

Rem cakram menjadi salah satu sistem pengereman modern terbaik padas mobil dan ideal untuk diterapkan pada setiap mobil, terutama yang telah memakai mesin berkapasitas CC besar, sistem kerja rem cakram adalah dengan menjepit cakram yang biasanya dipasang pada roda kendaraan melalui caliper yang digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu rem (brake pads) ke cakram. Komponen-komponen dari rem cakram :

1. Caliper rem cakram (disc brake caliper). 4. Piston Rem. 2. Bantalan rem cakram (disc brake pad).

3. Rotor rem cakram (disc brake rotor).

Gambar 2.3 Rem Cakram (Disc Brake).

(15)

7 Tipe-tipe dari caliper rem cakram.

1. Tipe caliper tetap (fixed caliper) sebuah tipe fixed caliper mempunyai sepasang piston untuk mendorong rotor rem cakram pada kedua sisinya. 2. Tipe caliper mengembang (floating caliper) sebuah tipe floating caliper

tertempel pada piston hanya pada satu sisi dari caliper.

Gambar 2.4Tipe Caliper Rem Cakram.

Sumber gambar ( www.google.com/komponen sistem rem)

Piston berperan sebagai pembuat tekanan hydraulic, dan apabila bantalan rem cakram ditekan, caliper akan bergerak ke arah yang berbeda dari piston, dan mendorong rotor rem cakram dari kedua sisinya. Akibatnya, caliper akan menghentikan putaran roda. Ada beberapa jenis floating caliper, tergantung dari metode menempelkan caliper kepiringan putar.

Tipe-tipe rotor rem cakram :

1. Tipe solid : Terbuat dari sebuah rotor rem cakram tunggal.

2. Tipe berventilasi (ventilated) : Terdapat lubang didalamnya, sangat baik untuk mengurangi panas.

3. Tipe dengan tromol (with drum) : Built-in drum brake untuk parking brake.

(16)

8

Gambar 2.5Tipe Rotor Rem Cakram.

Sumber gambar ( www.google.com/komponen sistem rem) B. Rem Tromol (Brake Drum).

Rem tromol digunakan untuk kendaraan yang memerlukan kerja ekstra dalam pengereman contoh : kendaraan operasional seperti bis, truk, minibus, dan sebagainya. Jadi rem tromol dapat digunakan pada beban angkut yang berat (heavy duty) dengan bekerja secara maksimal. Pada rem tromol kekuatan tenaga pengereman (self energizing action/effek) diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan bagian dalam tyromol yang berputar.

Komponen rem tromol terdiri dari : 1. Backing plate

2. silinder roda (wheel cylinder)

3. sepatu rem dan kanvas (brake shoe & lining) 4. tromol rem (brake drum).

Gambar 2.6 Rem Tromol (Brake Drum).

(17)

9

a. TipeLeading Trailing.

Pada tipe ini terdapat satu wheelcylinder dengan dua piston yang akan mendorong bagian atas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari pada trailing shoe. Bila tromol berputar ke arah depan seperti arah panah dan rem di injak maka bagian ujung atas sepatu ditekan membuka ujung bawah oleh silinderroda berlaku daya pengereman terhadap tromol sepatu bagian kiri disebut leading shoe, dan sepatu bagian kanan disebut trailing shoe.

Pada saat tromol berputar berlawanan arah panah (mundur) maka leadingshoe menjadi trailing shoe dan trailing shoe menjadi leading shoe. Tetapi ke dua-duanya tetap menekan dengan gaya pengereman yang sama pada saat putaran maju.

Tipe ini digunakan untuk pengereman roda belakang pada kendaraan penumpang dan kendaraan kecil jenis komersil.

Gambar 2.7TipeLeading Trailing.

Sumber gambar ( www.google.com/komponen sistem rem) b. Tipe Two Leading.

Tipe ini mempunyai dua wheel cylinder yang masing-masing memiliki satu piston. Bila rem bekerja kendaraan dalam keadaan bergerak atau maju maka kedua sepatu rem berfungsi seperti leading shoe. Apabila tromol berputar kearah panah (gerak maju), maka tipe ini mempunyai daya pengereman yang tinggi. Bilarem berputar kearah berlawan (mundur) maka ke dua sepatu rem bekerja sebagai trailing shoe dan memberikan daya pengereman yang sangat kecil.

(18)

10 Tipe ini digunakan untuk rem depan pada kendaraan penumpang dan niaga.

Gambar 2.8Tipe Two Leading.

Sumber gambar ( www.google.com/komponen sistem rem) c. TipeDual Two Leading.

Tipe ini mempunyai 2 silinder roda (wheel cylinder), yang masing-masing memiliki 2 buah piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik saat kendaraan maju maupun mundur.

Tipe ini banyak digunakan untuk pengereman roda belakang pada kendaraan niaga.

Gambar 2.9TipeDual Two Leading.

(19)

11

d. TipeUni-Servo.

Tipe ini mempunyai 1 wheel cylinder dengan 1 pistondan penyetelan berhubungan pada kedua sepatunya. bila piston dalam wheel cylinder mendorong bagian atas kiri hingga menyentuh tromol, maka fungsi sepatu rem sebagai leading shoe dan bekerja dengan daya pengereman yang tinggi. Dan pada tipe ini juga memiliki kelemahan ketika tromol berputar berlawan arah (mundur) maka kedua sepatu rem berfungsi sebagai trailing shoe dan menghasilkan daya pengereman yang kecil.

Gambar 2.10Tipe Uni-Servo.

Sumber gambar ( www.google.com/komponen sistem rem) e. Tipe Duo-Servo.

Tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipeuni-servo yang mempunyai 1 wheel cylinder dengan 2 piston. selama silinder rem menekan kedua sepatu rem maka rem bekerja lebih sangat baik, maka tipe ini mempunyai gaya pengereman yang tinggi tanpa terpengaruh oleh gerak arah roda.

(20)

12

Gambar 2.11Tipe Duo-Servo.

Sumber gambar ( www.google.com/komponen sistem rem) a. Prinsip Kerja Rem.

Kendaraan tidak dapat berhenti segera apabila mesin dibebaskan (tidak dihubungkan) dengan pemindah daya, kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dapat dikurangi dengan maksud menurunkan kecepatan gerakan hingga berhenti. Mesin merubah energi panas menjadi energi kinetik (energi gerak) untuk menggerakan kendaraan. Sebaiknya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekkan yang ditimbulkan antara dua objek.

Gambar 2.12 Prinsip Kerja Rem.

(21)

13

b. Tipe Rem.

Rem yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa tipe tergantung pada penggunaannya:

1. Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan.

2. Rem parkir (parking brake) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.

3. Rem tambahan (auxluxiaty brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan pada truk diesel dan kendaraan berat.

4. Rem kaki (foot brake) dikelompokkan menjadi dua tipe yaitu: - Rem hidraulis (hidraulic brake)

- Rem pneumatik (pneumatic brake)

Rem hydraulicmempunyai keuntungan lebih cepat (respon) dibanding tipe lainnya, dan konstruksinya yang khusus dan handal (suoerior design flexibility). Dengan adanya keuntungan tersebut, rem hydraulic banyak digunakan pada kendaraan ringan. Sedangkan rem pneumatic menggunakan kompresor yang menghasilkan udara untuk menambah daya pengereman. Tipe sistem rem ini banyak digunakan pada kendaraan berat seperti truk dan bis. Cara kerja rem

hydraulic sebagai berikut: rem hydraulicmenekan mekanisme rem dan

menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme pengereman akan menimbulkan daya pengereman.

Gambar 2.13 Mekanisme Rem Kaki.

(22)

14 Tuas rem parkir atau rem tangandan kabel rem tangan berfungsi untuk mengerem roda belakang secara mekanis melalui batang penghubung dan kabel. Juga untuk parkir kendaraan pada jalan menurun dan mendaki.

Gambar 2.14 Mekanisme Rem Tangan.

Sumber gambar ( www.google.com/komponen sistem rem) 1. Master Cylinder.

Master cylinder mengubah mengubah gerak pedal rem kedalam tekanan hidraulic.Master cylinder terdiri reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga master cylinderyang membangkitkan tekanan hidraulic.

a. Prinsip Kerja Master Cylinder.

Master cylinder mempunyaidua piston yang bekerja secara tersendiri dibagi untuk pengereman roda depan dan roda belakang. Untuk meningkatkan stabilitas pendukung hydraoulic brake, oil reservoirtank terpasang diatas master cylinder. Piston untuk pengereman roda belakang menekan return spring dan menekan push rodketika pedal ditekan. Kemudian terjadi tekanan oli pada pistonuntuk pengereman roda depan dan belakang pada saat yang bersaan. Piston untuk pengereman roda depan mendapat tekanan hydraulic yang dihasilkan oleh piston untuk pengereman roda belakang. Ada dua tipe silinder: tipe tunggal dan tipe ganda. Master cylinder tipe ganda banyak digunakan dibanding tipe tunggal.

Jika terjadi kebocoran minyak rem yang berasal dari sirkuit hydraulic untuk roda depan, piston untuk roda depan selanjutnya bergerak ke posisi ”E” dan kemudian mengaktifkan tekanan hydraulic pada sirkuit untuk pengereman roda

(23)

15 belakang. Jika sirkuit hydraulic mengalami kerusakkan, gaya pengereman berkurang dan menghasilkan pengereman dalam jaraj yang jauh dan tidak stabil.

Gambar 2.15 Prinsip Kerja Master Cylinder. Sumber gambar ( www.google.com/komponen sistem rem)

Komponen-komponen master cylinder :

1. Piston No. 1

2. Pegas pembalik No. 1 (return spring) 3. Piston No. 2

4. Pegas pembalik No. 2 (return spring)

5. Rubber piston cups

6. Reservoir tank 7. Fluid level sensor

Gambar 2.16 Master Cylinder.

(24)

16

2. BoosterRem.

Tenaga penekanan pada pedal rem dari pengemudi tidak cukup kuat untuk segera menghentikan kendaraan. Boosterrem melipat gandakan daya penekanan pedal, sehingga daya pengereman yang lebih besar diperlukan. Booster dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (type integral) atau dapat juga dipasng secara terpisah dari master cylinder itu sendiri.Booster rem mempunyai diaphragma (membran) yang bekerja dengan adanya perbedaan tekanan antara tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin. Master silinder dihubungkan dengan pedal rem dan membran untuk memperoleh daya pengereman yang besar dari langkah pedal yang minimum.

A. Prinsip Kerja Booster.

Pada saat pedal rem diinjak maka push rod akan terdorong kekiri yang mengakibatkan air valve bergerak kearah kiri dan permukaan seat air valve bergerak kearah kiri dan permukaan seal air valve bergerak menjauhi control valve dan air masuk kedalam chamber B pada bagian sebelah kanan dari booster piston yang menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan antara chamber A dan Chamber B pada kedua piston. sehingga boster piston dapat mengatasi tekanan balik piston yang disebabkan oleh tekanan return spring yang bergerak kekiri dan mendorong piston dari master cylinder yang mengakibatkan terjadinya tekanan hydraulic yang lebih tinggi.

Komponen–komponen booster rem : 1. Piston

2. Diaphragm spring

3. Push rod

4. Diaphragm

5. Air cleaner element

(25)

17

Gambar 2.17 Booster Rem.

Sumber gambar ( www.google.com/komponen sistem rem) 3. Katup pengimbang.

Kendaraan dihentikan dengan adanya gesekkan antara ban dan jalan. Gesekan ini akan sesuai adanya pembagian beban pada roda. Biasanya kendaraan yang mesinnya terletak didepan, bagian depannya lebih berat dibandingkan bagian belakangnya, bila kendaraan direm, maka titik pusat gravitasi akan pindah kedepan (bergerak maju). Bila daya cengkram pengeremannya berlaku sama terhadap keempat rodanya, maka roda belakang akan terkunci menyebabkan slip antara ban dan permukaan jalan ini disebabkan oleh daya pengereman terlalu besar dengan terkuncinya roda belakang sehingga bergerak kekanandan kekiri dan tidak terkontrol ini sangat berbahaya bagi pengemudi.

Dengan alasan tersebut, diperlukannya alat pembagi tenaga sehingga dapat diberikan pengereman yang lebih besar untuk roda depan dari pada roda belakang disebut katup pengembali (proportioning valve) katup ini bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidroulis pada silinder roda belakang dengan demikian daya pengereman (daya cengkram) pada roda belakang berkurang.

(26)

18

Gambar 2.18 Katup Pengimbang.

(27)

19

BAB III. METODOLOGI

3.1 Waktu Dan Tempat.

Adapun tempat pelaksanaan dan perbaikan alat sistem simulasi rem yaitu dibengkel Maintenance Politeknik Negeri Padang.

3.2 Peralatan Yang Digunakan.

Untuk dapat melakukan perbaikan simulasi sistem rem yang dapat bekerja dengan maksimal, maka dari itu penulis membutuhkan peralatan sebagai berikut:

1. Peralatan

Ada beberapa peralatan yang digunakan dalam pembuatan simulasi sistem rem yaitu:

a. Tool box lengkap

2. Bahan

Ada beberapa bahan yang dapat digunakan dalam alat simulasi sistem pengereman yaitu:

(28)

20

Gambar 3.1 Alat Sistem Simulasi Rem

Keterangan Alat Sistem Simulasi Rem : 1. Rem tromol

2. Pressure gauge

3. Flexible hoose / pipa 4. Rem cakram

5. Master cylinder

6. Booster

7. Pedal rem 8. Rem parkir 9. Kabel rem parkir

1 2 3 4 5 6 7 9 8

(29)

21 a. Komponen rem cakram dan rem tromol.

Gambar 3.2Komponen Rem Cakram Dan Rem Tromol.

b. Tuas rem tangan/parkir dan pedal rem kaki.

(30)

22 c. Master cylinder dan booster.

Gambar 3.4 Master Cylinder Dan Booster.

d. Flexible hose /pipa rem dan minyak rem.

(31)

23 e. Pressure Gauge.

Gambar 3.6Pressure Gauge

3.3 MetodologiPerbaikan.

Dalam sebuah metodologi terdapat urutan-urutan proses perawatan perbaikan sistem simulasi sehingga didapatkan simulasi pengeremen dapat berfungsi dengan baik. Adapun urutan proses tersebut adalah sebagi berikut :

1. studi Literatur.

Kemudian, dilanjutkan dengan melakukan studi literatur yang merujuk kepada beberapa referensiyang mendukung teori-teori yang berhubungan dengan sistem simulasi rem ini: seperti buku, jurnal, paper dan browsing internet.

2. Identifikasi Permasalahan Alat.

Sebelum terjadinya perbaikan penting terlebih dahulu untuk melakukan identifikasi atau pengecekkan pada alat agar dapat diketahui bagian-bagian yang perlu dilakukan perbaikan.

(32)

24

3. Melakukan Perbaikan.

Perbaikan dilakukan untuk menunjang alat agar berfungsi sebagaimana mestinya, karena adanya kerusakkan pada setiap komponen yang mengakibatkan sistem tidak dapat bekerja dengan baik.

4. Pengujian Alat.

Untuk melakukan pengujian pada alat sistem simulasi rem, setiap komponen perlu dilakukan pengecekkan ulang untuk memastikan sistem dalam keadaan baik.

5. Perawatan Alat.

Perlunya dilakukan perawatan pada sistem simulasi rem agar tidak terjadi kerusakkan yang dapat mengganggu kerja dari sistem.

(33)

25

3.4 Diagram AlirTugasAkhir.

Adapun metodologi penulisan tugas akhir adalah seperti yang dijelaskan pada diagram alir gambar 3.1 berikut:

Tidak Berhasil

Ya Berhasil

Gambar 3.7Flow ChartPerawatan Perbaikan.

Mulai Pemilihan Judul Pengumpulan Data Identifikasi Alat Simulasi Rem Memperbaiki Alat Hasil pengujian Uji Kinerja Alat

(34)

26

BABIV. PERAWATAN PERBAIKAN SISTEM SIMULASI REM

4.1 Perbaikan Master Cylinder.

Perbaikan pada master cylinder merupakan akibat buruknya daya pengereman yang terjadi, sehingga membuat berkurangnya tenaga pengereman pada sistem simulasi rem. Terjadinya kerusakkan pada pistondan sealyang sudah aus dan kebocoran pada brake fluid disekeliling master cylinderadalah salah satu kendala yang terjadi karena perawatan yang dilakukan pada master cylinder masi kurang baik. Hal ini dapat ditunjukkan apabila hanya terdapat pengurangan jumlah brake fluid dari batas MAX sampai batas MINsecara drastis. Kalau hal ini terjadi maka diperlukan tindakan pemeriksaan dan perbaikan terhadap master cylinder tersebut. Dengan cara membongkar seluruh komponen dan menganalisa dimana terjadinya kerusakkan yang terjadi pada master cylinder.

Gambar 4.1 Perbaikan Master Cylinder.

Keterangan Komponen Master Cylinder : 1. Union. 5. Pegas pembalik

2. Piston dan seal (1) 6. Baut Penahan Piston (2) 3. Pegas Pembalik (1) 7. Bodi master cylinder. 4. Piston dan seal (2) 8. Tangki/reservoir tank.

6 2 1 4 3 5 7 8

(35)

27 A. Untuk mengetahui kerusakkan yang terjadi pada master cylinder dapat

dilakukan pembongkaran. Dengan urutan langkah pembongkaran :

1. Lepaskan union, sebelum melepas union buatlah tanda pasangan pada union dan master cylinder gunanya untuk memudahkan saat pemasangan kembali.

Gambar 4.2 Urutan Pembongkaran Master Cylinder.

2. Lepaskan primary dan secondary piston dengan cara melepaskan piston guide dengan primary piston dan kemudian lepas piston stopper bolt untuk melepas secondary piston

3. Setelah melepas semua komponen-komponen diatas maka dilakukan perbaikan dengan cara mengamati dan menganalisa semua komponen pendukung dari master cylinder tersebut, apabila komponen dalam keadaan lecet/aus dapat dilakukan penggantian pada semua komponen termasuk repair kit. Dan beri pelumasan pada bagian-bagian karet dengan menggunakan brake fluid untuk memudahkan pemasangan kembali.

(36)

28 4. Urutan pemasangan kembali adalah kebalikan dari pembongkaran master

cylinder.

Gambar 4.4 Urutan Pemasangan Master Cylinder.

4.2 Perbaikan pada rem.

Perbaikan pada sistem rem dilakukan karena kurangnya tenaga dari pengereman yang membuat kerja dari rem tidak begitu maksimal. Sehingga perlu dilakukan perbaikan agar rem dapat bekerja maksimal, untuk itu perlunya pemakaian komponen rem yang berkualitas bagus atau yang berstandart agar komponen rem tidak cepat rusak.

a. Perbaikan pada rem tromol.

Gambar 4.5 Komponen Rem Tromol.

1 2

3

4

(37)

29 Keterangan Gambar Rem Tromol :

1. Silinder roda atau wheel cylinder. 2. Pegas pembalik.

3. Plat penahan sepatu rem.

4. Mekanisme penyetelan sepatu rem. 5. Brake shoe atau sepatu rem.

Adapun langkah-langkah dalam melakukan pemeriksaan rem tromol yaitu : 1. Buka mur dan lepaskan tromol.

2. Periksa kebocoran minyak rem pada cylinder roda. Bukalah kedua karet pelindung pada cylinder roda perhatikan apabila terdapat kebocoran minyak rem, seal dan piston bongkarlah cylinder roda dan periksalah dari korosi dan kerusakkan.

3. Periksalah ketebalan brake shoe. Bila ketebalan brake shoe kurang lakukan penggantian.

Gambar 4.6 Pemeriksaan Tromol

Keterangan gambar :

1. Bodi cylinder roda. 3. Karet Pelindung

2. Piston (1) dan seal. 4. Piston (2) dan seal

1 3

2 4

(38)

30 4. Periksalah mekanisme penyetelan otomatis.

Gambar 4.7 Mekanisme Penyetelan Brake Shoe.

5. Bersihkan bagian tromol dengan amplas untuk menghilangkan karat yang menempel pada tromol, dan beri udara bertekanan tinggi dari kompressor pada rem tromol untuk membersihkan.

6. Pasang tromol dan periksa kebocoran minyak rem

b. Perbaikan Rem Cakram.

Pada umumnya cara kerja rem cakram sama dengan rem tromol hanya yang membedakan adalah bentuk dari bentuknya yang memakai piringan cakram. Untuk melakukan langkah-langkah pemeriksaan pada rem cakram yaitu :

1. lepaskan baut pengikat cylinderdan angkat cylinder. 2. Lepaskan ped rem.

(39)

31

Gambar 4.8 Mekanisme Rem Cakram.

Keterangan gambar :

1. Plat penahan. 4. Cylinder bodi. 2. Pad rem. 5. Karet pelindung. 3. Piston rem.

4. Periksa ketebalan piringan, beri udara bertekanan dari kompressor untuk memebersihkan piringan dari kotoran atau debu.

Gambar 4.9 Piringan Rem Cakram.

5. Pasang semua komponen cylinder dan lakukan pengecekkan kebocoran. 1

2 3

5 4

(40)

32

4.3 Pemeriksaan Minyak Rem

Pada minyak rem yang perlu diperhatikan adalah ketinggian minyak rem itu sendiri yang dimana dapat dilihat dengan membuka tutup reservoir. Permukaan minyak rem pada reservoir tank haruslah berada diantara garis-garis batas yang telah ditentukan (MAX) yang telah ditentukan pada dinding reservoir. Kemudian periksalah kondisi minyak rem tersebut apabila minyak rem sudah berwarna hitam dan kotor, sebaiknya diganti dan lakukan pembersihan pada master cylinder serta saluran-salurannya perlu dibersihkan.

Gambar 4.13 Reservoir Tank.

Kemudian perhatikan pipa minyak rem apabila terdapat kebocoran, tandai letak kebocoran tersebut, kemudian lakukan perbaikan terhadap kebocoran yang telah ditandai tersebut, dan lakukan tindakan pengelasan menggunakan kuningan untuk menutup bagian pipa yang mengalami kebocoran. Kemungkinan-kemungkinan terjadinya kebocoran bisa terdapat dari sambungan-sambungan pipa, sambunga antara slang flexible dengan pipa minyak rem atau pada pembuang udara.

4.3 Perbaikan Pipa dan Flexible hoose.

Untuk melakukan pemeriksaan pada pipa dan flexible hoose yang perlu diperhatikan adalah pemeriksaan secara visual bagaimana bentuk keadaan, mulai dari terjadinya keretakan dan kebocoran pada flexible hoose/pipa rem jika terdapat kondisi ini maka gantilah dengan yang baru. Pada saat pemasangan yang baru pastikan hoose dan pipa tidak terpuntir. Karena dapat menyebabkan aliran minyak

(41)

33 rem terhambat dan juga mengakibatkan pipa/flexible hoose tidak bertahan lama (kebocoran).

Gambar 4.12 Pipa Rem Dan Flexible Hoose.

4.4 Perbaikan dan Penyetelan Rem Parkir.

Untuk melakukan pemeriksaan terhadap rem parkir ini dapat dilakukan dengan cara :

1. Tarik keatas parking brake lever grip dengan kuat dan tahan di tengahnya seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.14 Tuas Rem Parkir

Pada saat parking brake lever ditarik ke atas hitung jumlah notch dengan cara mendengar suara klik dari ratcher yang timbul ketika menarik parking brake lever tanpa menekan botton dimana satu kali suara klik sama dengan 1 notch. Untuk spesifikasi standar jumlah notch untuk pemeriksaan berkisar antara 6 sampai 8 notch. Pada keadaan ini periksalah tromol yang ada pada sistem simulasi apakah

(42)

34 telah mengunci dengan baik. Jika tidak mengunci dengan baik lakukan penyetelan ulang.

Penyetelan rem parkir

Sebelum melakukan penyetelan rem parkir harus perhatikan kondisi rem sebagai berikut :

1. Tidak terdapatnya udara didalam sistem rem ( brake system ).

2. Brake pedal travel sudah baik dan telah diinjak beberapa kali dengan beban lebih kurang 30 kg.

3. Parking brake lever telah ditarik beberapa kali keatas dengan kekuatan kira-kira 20 kg.

4. Keausan sepatu rem tromol belum melebihi limit yang telah ditentukan dan penyetelan mekanisme otomatis bekerja dengan baik.

Setelah semua kondisi diatas dipastikan bekerja dengan baik baru dilakukan penyetelan dengan cara menyetel parking brake lever stroke dengan melonggarkan atau mengencangkan locking nuts.

Gambar 4.15 Penyetelan Rem Parkir.

4.5 Membuang Udara Rem (air bleeding).

Jika ada udara yang masuk atau terkurung pada saluran hydraulic maka udara tersebut harus dibuang karena udara ini dapat mengganggu kerja dari rem.

(43)

35 Saluran hydraulic pada sistem rem ini terdiri dari dua line yang terpisah yaitu satu untuk rem dapan dan satunya lagi untuk rem belakang.

Pada sistem simulasi rem pembuangan ini dilakukan pada dua sistem rem tromol dan rem cakram. Pressur pembuangan udara ini dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Isimaster cylinder reservoir dengan brake fluid paling tidak setengahnya selama proses pembuangan udara.

2. Injak pedal rem beberapa kali dan kemudian tahan, kendurkan bleeder plug.

3. Lepas bueder plug cap, dan pasang vinyl cap tube pada bueder plug dari wheel cylinder dan masukkan ujung yang satu lagi kedalam tabung penampung.

Gambar 4.11Air Bleeding.

4. Setelah pekerjaan pembuangan angin selesai beri tekanan fluida pada pipe line dan periksa apakah terdapat kebocoran dan isi kembali brake fluida kedalam reservoir sampai mencapai batasan spesifikasinya.

(44)

36

4.6 Booster Rem.

Penambahan booster pada sistem simulasi rem sangat berguna untuk menambah daya tekan dari pedal rem untuk menekan master cylinder, penggunaan booster pada sistem simulasi rem sangat mendukung kelengkapan dari sistem simulasi rem tersebut. Booster terletak antara master cylinder dan pedal rem, yang berfungsi untuk memperbesar tenaga penekanan yang terjadi pada saat pedal rem diinjak. Tidak banyak yang dapat dilakukan untuk memperbaiki booster yang dalam keadaan rusak, karena booster tidak dapat diperbaiki, dalam perbaikan pada boosterjika terjadi kerusakkan pada booster hanya dapat ganti dengan yang baru. Karena

Gambar 4.10 Booster Rem.

Keterangan Komponen–komponen Booster Rem : 1. Piston 6. vacum

2. Diaphragm spring. 7.Air cleaner element 3.Push rod

4.Diaphragma

a. Pemeriksaan Pada Booster.

Pemeriksaan untuk menguji kelayakan booster dapat dilakukan untuk menetukan kondisi booster secara umum, karena pada booster tidak dapat dilakukan perbaikan seperti dan apabila sudah tidak layak maka harus dilakukan

(45)

37 penggantian.Pada pemeriksaan ini pastikan bahwa tidak terdapat udara didalam saluran hydraulic, hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Gunakan angin kompresor bertekanan 12 bar, selama 1 sampai 5 menit. 2. Kemudian injak pedal rem beberapa kali dengan gaya yang sama pada pengereman, serta periksa pedal travel. Jika pedal terlalu dalam pada mulanya tetapi travelnya berkurang pada saat ditekan kedua dan seterusnya ini menandakan terdapatnya udara didalam saluran hydraulic dan jika pedal travel tidak berubah berarti tidak ada udara didalam saluran hydraulic ini menunjukkan booster bekerja dengan baik.

4.7 Pressure Gauge.

Pressure gauge adalah alat tambahan dimana sebelumnya pada sistem simulasi rem belum menggunakanpressure gauge. Penggunaan pressure gauge bertujuan untuk mengetahui berapa tekanan yang dihasilkan pada saat sistem simulasi rem dilakukannya pengereman. Sehingga dapat menentukan berapa kisaran tekanan rem pada saat melakukan pengereman. Penambahan pressure gauge juga berguna untuk memprediksi kerusakkan yang terjadi pada setiap komponen-komponen pendukung dari sistem simulasi rem. Pada sistem simulasi rem terjadinya kebocoran disekeliling master cylinder dapat diketahui pada saat pedal rem diinjak, jarum preussure gauge naik dan turun secara drastis pada saat pedal rem ditahan. Sehingga dapat menandakan apakah sistem simulasi rem bekerja dengan baik atau tidak, dan mempermudah melakukan pengecekkan pada saat sistem simulasi dalam keadaan ditekan.

(46)

38

Gambar 4.16Pressure Gauge.

4.8 Perawatan Master Cylinder.

Untuk melakukan perawatan pada master cylinder yang terpenting adalah menjaga batas MAX brake fluid dan kebersihan dari brake fluid, untuk menjaga seal dan piston tidak cepat aus, dan dapat mencegah terjadinya korosi pada dinding cylinde,piston, dan seal akibat berkurangnya brake fluid dari batas yang telah ditentukan pada reservoir tank.

4.9 Perawatan yang dilakukan Pada Rem.

Komponen rem yang digunakan pada sistem simulasi rem masih sangat layak digunakan sehingga tidak ada bagian komponen yang dilakukan penggantian hanya saja lebih banyak melakukan pembersihan pada komponen pada tromol dan cakram dengan di amplas untuk menghilangkan karatan pada piringan cakram dan tromol.

(47)

39

4.10 Permasalahan Yang Terjadi Pada Sistem Simulasi Rem.

Pada sistem simulasi rem terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan sistem bekerja dengan tidak baik, dan diperlukan analisa penyebab kemungkinan sistem tidak bekerjanya sistem dengan baik.

TABEL TROUBLE SHOOTING

KONDISI KEMUNGKINAN PENYEBAB PERBAIKAN

Kurangnya tenaga pengereman

1. Adanya kebocoran pada pipa brake fluid. Dan keretakan pada flexible hoose.

2. Kurangnya tenaga pengereman yang dihasilkan master cylinder. Atau terjadinya kerusakkan pada komponen master cylinder.

3. Kurangnya kontak antara brake shoe dengan tromol.

4. Kurangnya daya tekan dari booster.

 Tandai kebocoran tersebut dan perbaiki atau diganti.  Perbaiki atau diganti  Lakukan penyetelan pada adjusting screw.  Lakukan pemeriksaa n pada booster atau diganti.  Lakukan

(48)

40 5. Adanya udara yang tersimpan pada

saluran sistem rem.

6. Adanya debu dan kotoran yang tercampur pada brake fluid.

7. Kurangnya brake fluid.

pembuanga n udara (air bleeding)  Lakukan pembersiha n secara menyeluruh pada tangki brake fluid.  Berikan penambaha n brake fluid.

(49)

41

BAB V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan.

1. Setelah melakukan semua proses perawatan dan perbaikan, dilakukan untuk menjaga setiap komponen dalam keadaan baik. Semua proses perawatan dan perbaikan pada sistem simulasi rem yang dimulai dari : perawatan pada master cylinder, melakukan pengecekkan pada booster, rem cakram dan rem tromol, pipa dan flexible hoose, dan pengecekkan pada rem parkir.

2. Dengan dilakukannya perbaikan, penggantian, dan penyetelan pada komponen sistem simulasi rem. Maka dapat diketahui bagaimana langkah-langkah dalam mengatasi permasalahan yang terjadi dalam sistem simulasi rem :

a. Menjaga batas max dari minyak rem dan kebersihan minyak rem b. Menjaga kebersihan dari master cylinder.

c. Menjaga kebersihan komponen rem tromol. d. Menjaga kebersihan rem cakram.

(50)

42

5.2 Saran.

Adapun saran-saran yang dapat berguna dari simulasi sistem rem adalah:

1. Perlu dilakukannya penambahan motor untuk dapat menggerakkan tromol dan cakram agar simulasi dapat bergerak.

2. Perlu dilakukannya penambahan dari masing-masing rem cakram dan rem tromol untuk melengkapi komponen dari sistem rem

3. Lakukanlahpembersihanpadakomponen-komponen yang masih dalamkeadaanbagus.

4. Gunakan spesial tool (kunci nepel) untuk pekerjaan yang tertentu.

5. Perhatikan selalu keselamatan kerja baik diri sendiri maupun lingkungan sekitar kerja dan alat yang digunakan.

6. Bekerjalah dengan hati-hati dan jangan ceroboh dalam melakukan pekerjaan, agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

(51)

43

DAFTAR PUSTAKA

Antony Corder, Kusnul Hadi, Teknik Manajemen Pemeliharaan, Erlangga, Jakarta, 1992.

Boentarto Drs, Cara Pemeriksaan Penyetelan Dan Perawatan, Andi Offset, Yogyakarta, 1995.

http//www.google.com/pengetahuan sistem rem.

http//www.google.com/gambar pada komponen-komponen sistem rem. http//www.google.com/rip13.blogspot.com 30 maret 2014 18.09

Gambar

Gambar 2.3 Rem Cakram (Disc Brake).
Gambar 2.4Tipe Caliper Rem Cakram.
Gambar 2.8Tipe Two Leading.
Gambar 2.10Tipe Uni-Servo.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana diakui dalam rencana pengurangan gas rumahkaca DNPI 2010, rencana ekspansi pada sektor-sektor industri kunci diketahui akan mengakibatkan konversi jutaan hektar hutan

Aspek- aspek informasi fisik yang digunakan dalam pemrograman rancangan fasilitasnya dapat disebutkan sebagai berikut : bentuk pelingkup, demensi pelingkup

Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan, perbedaan budaya di antara kedua teks Mandailing dan Inggris dengan sejumlah istilah dan ungkapan budaya Mandailing yang

Orde Orde reaksi kadang reaksi kadang kala sama kala sama dengan koefi dengan koefi sien r sien r eaksi eaksiC. Reaksi el Reaksi el ementer memili ementer memili ki orde ki orde

Rendemen Kayu Olahan Industri Primer Hasil Hutan Kayu bahwa rendemen veneer yang diolah dari kayu bulat hutan tanaman adalah sebesar 56 – 73%. Dengan demikian rendemen

Setelah dilakukan analisis terhadap tension yang terjadi, tension maksimum kondisi ALS, in-line mengalami gagal pada saat sistem tambat FPSO menggunakan SPM CALM buoy tipe

Organogenesis adalah proses pembentukan organ tubuh atau alat tubuh, mulai dari bentuk primitif (embrio) hingga menjadi bentuk definitif (fetus). Fetus memiliki bentuk yang spesifik

Putu Rumawan Salain atas terbitnya buku “45 Tahun Berasitektur Dari Cita Menjadi Citra” yang dituliskan dalam sebuah perjalanan ke- hidupan dimulai sejak beliau mahasiswa