• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMORI kajian metabahasa SEMANTIK (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MEMORI kajian metabahasa SEMANTIK (1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MEMORI SEMANTIK

Laporan Hasil Membaca Bab dari Buku Handbook of Psycholinguistics Karangan Matthew J. Traxler dan Morton A. Gernsbacher

Diajukan sebagai bahan penilaian pada matakuliah Psikolinguistik Lanjut yang diampu oleh Dr. Asep Nurjamin

Oleh

DIKI AHMAD ISNAENI (17882002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan buku laporan bab 11

(memori semantik) buku Handbook of Psycholinguistics karangan Matthew J.

Traxler dan Morton A. Gernsbacher dengan tepat waktu.

Pelapor menyadari bahwa dalam penyusunan laporan buku ini masih

terdapat banyak kekurangan, baik secara substansi maupun tata tulisnya. Namun,

penulis berharap semoga bermanfaat bagi orang lain dan menjadi amal saleh bagi

penulis.

Semoga segala doa, dukungan, dorongan semua pihak mendapat pahala

berlimpah dari Allah Swt. Amin

Garut, Mei 2018

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tulving (1972) membagi ingatan jangka panjang menjadi ingatan episodik dan ingatan semantik. Ingatan episodik adalah ingatan tentang peristiwa-peristiwa, sedangkan ingatan semantik adalah ingatan atau pengetahuan kita tentang fakta-fakta. Memori semantik adalah salah satu dari dua jenis memori deklaratif atau eksplisit (ingatan kita tentang fakta atau peristiwa yang secara eksplisit disimpan dan diambil). Ingatan semantik mengacu pada fakta-fakta dan makna-makna umum yang dibagikan kepada orang lain sedangkan memori episodik mengacu pada pengalaman pribadi yang unik dan konkrit. Sebagai contoh, semantic memory mungkin berisi informasi tentang apa itu kucing, sedangkan memori episodik mungkin berisi memori spesifik dari mengelus kucing tertentu.

Selama dekade yang berakhir sekitar tahun 1972, Quillian dan rekannya memperkenalkan model komputasi seminal yang mereka sebut memori semantik. Ini kurang dari satu abad setelah ingatan itu sendiri diperkenalkan ke psikologi modern oleh, Wundt, Ebbinghaus, dan James di akhir 1800-an, dan semantik diangkat menjadi bidang studi dalam linguistik oleh Bréal. Memori semantik Quillian terus mempengaruhi psikologi, psikolinguistik, dan ilmu saraf kognitif. Database PsycInfo berisi lebih dari 2400 publikasi yang berisi kata kunci "semantic memory."

Selanjutnya dalam hal memori seiring bertambahnya usia terjadi penurunan daya ingat yang pada akhirnya menyebabkan penyakit Alzheimer. Penyakit ini disebut juga kepikunan. Alzheimer ini merupakan penyakit alamiah yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya.

1.2Pembatasan Masalah

(4)

Dimulai dengan deskripsi model semantic memori quillian, termasuk struktur dan prosesnya. Kemudian menggambarkan tentang memori semantik generik, konsepsi pasca-Quillian yang banyak digunakan saat ini. Selanjutnya, kami memberikan ikhtisar tentang beberapa ekstensi teoritis, konsekuensi, dan perbedaan selama beberapa dekade terakhir mengenai memori semantik. Keseimbangan bab ini berfokus pada memori semantik (generik) dalam literatur neuro: (1) lima model utama yang berhubungan dengan saraf dari memori semantik yang ditinjau secara kritis, (2) masalah penyimpanan versus akses defisit memori semantik pada populasi neuropsikologi adalah dibahas, (3) kerja empiris pada penggunaan penilaian kesamaan untuk menilai organisasi memori semantik dalam populasi neuropsikologi, khususnya penyakit Alzheimer (AD) disajikan, dan (4) penelitian tentang penggunaan semantik priming untuk menilai pengetahuan semantik dalam populasi neuropsikologi. Dari bahasan tersebut, pelapor batasi permasalahan yang akan dibahas, yaitu memori semantik Quillians, memori semantik generik, dan penyakit demensia alzheimer.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan tersebut di atas, selanjutnya dikemukakan bahwa laporan bab ini dibuat untuk menjawab rumusan masalah berikut ini.

1. Bagaimana konsep dan teori memori semantik Quillians? 2. Bagaimana konsep dan teori memori semantik generik?

3. Bagaimana penjelasan mengenai penyakit Demensia Alzheimer?

1.4 Tujuan Melaporkan Isi Bab

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka dikemukakan tujuan dilaporkannya isi bab ini, yaitu:

(5)

1.5 Manfaat Hasil Melaporkan Isi Bab

(6)

BAB II

GAMBARAN UMUM ISI BAB

2.1 Profil Buku

Buku ini berjudul “Handbook of Psycholinguistics” karangan Matthew J. Traxler Morton A. Gernsbacher yang diterbitkan pada tahun 1994 oleh penerbit bernama Elsiever di berbagai negara, yaitu; Belanda, Amerika, Jepang, Australia, dan Inggris. Buku ini merupakan edisi kedua yang diterbitkan pada tahun 2006. Bab memori sematik sendiri ditulis oleh Beth A. Ober dan Gregory K. Shenaut.

2.2 Struktur Bab

Bab yang dilaporkan ini merupakan bab ke-11 dari 25 bab yang terdapat pada buku berjudul “Handbook of Psycholinguistics” karangan Matthew J. Traxler Morton A. Gernsbacher yang diterbitkan pada tahun 1994 oleh penerbit bernama Elsiever di berbagai negara, yaitu; Belanda, Amerika, Jepang, Australia, dan Inggris. Buku ini merupakan edisi kedua yang diterbitkan pada tahun 2006.

Selanjutnya, di bawah ini dikemukakan sub-sub bab yang membentuk bab “Semantic Memory” yang dilaporkan ini.

1) Memori semantik Quillian. 2) Memori semantik generik. 3) Penyakit Demensia Alzheimer.

2.3 Pokok-pokok Isi Bab

Secara garis besar pokok-pokok materi pembahasan pada masing-masing subbab pada bab ini dapat digambarkan dalam uraian di bawah ini.

Pertama, “Memori semantik Quilians” pada subbab ini pengarang buku membahas mengenai pengertian, struktur dan proses penyebaran memori semantik Quiliians.

(7)

Ketiga, “Penyakit Demensia Alzheimer” pada subbab ini pengarang buku membahas aspek-aspek dan masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit demensia Alzheimer.

2.3.1 Memori Semantik Quillians

Tulving (1985) mengidentifikasi memori episodik dan semantik. Memori episodik adalah ingatan tentang peristiwa-peristiwa, sedangkan memori semantik adalah ingatan atau pengetahuan kita tentang fakta-fakta. Tulving menemukan hubungan di antara kedua ingatan jangka panjang ini. Salah satu kemungkinannya adalah memori semantik berasal dari memori episodik. Misalnya saja jika anda ingat bahwa dua hari yang lalu anda kehujanan (memori episodik; peristiwa kehujanan), maka dengan sendirinya anda juga akan mengetahui bahwa dua hari yang lalu itu hujan (memori semantik; fakta hujan). Ini menunjukkan bahwa fakta-fakta (memori semantik) akan lebih mudah diingat jika kita mengingat atau menghubungkannya dengan suatu pengalaman atau peristiwa (memori episodik).

Memori semantik Quillian adalah teori yang pertama memori jangka panjang manusia, dan kedua serangkaian simulasi komputer dari beberapa jenis pemrosesan bahasa. Bagian ini berisi ringkasan interpretatif dari teori memori semantik sebagaimana tercermin dalam publikasi Quillian selama sekitar satu dekade. Pembahasan menyajikan gambaran akurat kerangka kerja Quillian, termasuk elemen-elemen tertentu yang tidak dikenal luas saat ini.

Model Quillian secara substansial memperluas metode tesaurus: ia menggunakan hubungan semantik di antara kata-kata dalam teks baik untuk mewakili "pemahaman" teks secara virtual tanpa sintaks (versi sebelumnya), atau melalui analisis semantik dan sintaksis paralel (versi yang lebih baru).

(8)

nodus asosianistik. Pendapat lain tentang jaringan semantik merupakan model memori manusia yang dibangun oleh R. Quillian sebagai representasi grafis dari informasi proposisional. Informasi proposisional adalah pernyataan yang dapat bernilai benar atau salah. Jaringan semantik ini disajikan dalam bentuk graf berarah.

Representasi jaringan semantik merupakan penggambaran grafis dari pengetahuan yang memperlihatkan hubungan hirarkis dari objek-objek. Komponen dasar untuk merepresentasikan pengetahuan dalam bentuk jaringan semantik dalam bentuk simpul (node) dan penghubung (link). Simpul merepresentasikan objek, konsep ataupun sebuah situasi. Simpul digambarkan dengan kotak atau lingkaran. Pehubung menghubungkan antarsimpul. Penghubung digambarkan dengan panah berarah dan diberi label untuk menyatakan hubungan yang direpresentasikan. Berikut ini adalah contoh bagaimana pengetahuan dapat direpresentasikan dengan menggunakan jaringan semantik:

(9)

2. Donat bentuknya bulat.

3. Dessi punya adik namanya sendi. 4. Sendi pergi sekolah naik motor.

5. Sendi pergi sekolah membawa bola, dan selanjutnya.

2.3.2 Memori Semantik Generik

Konsepsi Quillian tentang memori semantik adalah seperangkat asumsi teoritis atau hipotesis tentang memori dan bahasa manusia, dan spesifikasi yang berkembang untuk simulasi komputasi berdasarkan pada mereka. Dua simulasi yang dilakukan oleh Quillian, menemukan persimpangan yang bermakna antara kata-kata spesifik, dan membangun representasi yang berarti dari teks bahasa Inggris, adalah ilustratif, tetapi tidak menghabiskan rentang aplikasi teori yang dimaksudkan, yang menjangkau di luar domain pemahaman bahasa.

Sementara Quillian membahas interaksi memori dan kesadaran semantik, ia tidak menekankannya. Ingat bahwa proses dasar aktivasi penyebaran tidak sadar, tetapi ketika persimpangan ditemukan, evaluasi berikutnya dari persimpangan dapat melibatkan beberapa tingkat kesadaran.

(10)

2.3.3 Penyakit Demensia Alzheimer

Nama penyakit Alzheimer berasal dari nama Dr. Alois Alzheimer, dokter berkebangsaan Jerman yang pertama kali menemukan penyakit ini pada tahun 1906. Dr. Alzheimer memperhatikan adanya perubahan jaringan otak pada wanita yang meninggal akibat gangguan mental yang belum pernah ditemui sebelumnya. Hasil pengamatan dari bedah, Alzheimer mendapati saraf otak tersebut bukan saja mengerut, bahkan dipenuhi dengan sedimen protein yang disebut plak amiloid dan serat yang berbelit-belit neuro fibrillary.

Pada sekitar 1950-an diperkirakan 2,5 juta penduduk dunia mengidap penyakit ini, dan mencapai enam miliar orang pada tahun 2000. WHO memperkirakan lebih dari satu miliar orang tua yang berusia lebih dari 60 tahun atau 10 persen penduduk dunia mengidap Alzheimer pada tahun 2003.

Alzheimer adalah penyakit progresif yang menghancurkan memori dan fungsi mental penting lainnya. Koneksi sel otak dan sel-sel sendiri merosot dan mati, akhirnya menghancurkan memori dan fungsi mental penting lainnya. Di Indonesia, lebih dari 2 juta kasus per tahun. Gejala utama berupa hilang ingatan dan kebingungan. Apabila sudah kronis, penyakit ini dapat bertahan selama bertahun-tahun atau seumur hidup.

Risiko untuk mengidap Alzheimer, meningkat seiring dengan pertambahan usia. Bermula pada usia 65 tahun, seseorang mempunyai risiko lima persen mengidap penyakit ini dan akan meningkat dua kali lipat setiap lima tahun, kata seorang dokter. Menurutnya, sekalipun penyakit ini dikaitkan dengan orang tua, namun sejarah membuktikan bahwa penyakit pertama yang dikenal pasti menghidap penyakit ini ialah wanita dalam usia awal 50-an. Di Indonesia diperkirakan terdapat sedikitnya 5 juta penderita Alzheimer pada tahun 2015.

(11)

yang merusak otak dan tidak dapat diobati. Tetapi belum menemukan satu pun bukti yang cukup kuat akan dampaknya bagi pencegahan. Beberapa hal yang mampu mencegah penyakit Alzheimer, yaitu mengonsumsi minyak ikan, berolahraga rutin dan mengisi teka teki silang adalah aktivitas yang disebut-sebut bermanfaat bagi otak. Penelitian klinis terbaru menunjukkan suplementasi dengan asam lemak omega-3 dapat memperlambat menurunan fungsi kognitif pada penderita alzheimer ringan. Tetapi menurut kajian terbaru, tidak ada bukti kuat bahwa semua itu dapat mencegah penyakit Alzheimer.

Gejala awal Alzheimer adalah mudah lupa pada hal-hal yang sering dilakukan dan hal-hal baru. Penderita juga mengalami disorientasi waktu dan mengalami kesulitan fungsi kognitif yang kompleks seperti matematika atau aktivitas organisasi.

Alzheimer berat ditandai dengan kehilangan daya ingat yang progresif sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, disorientasi tempat, orang dan waktu, serta mengalami masalah dalam perawatan diri, seperti lupa mengganti pakaian. Penderita penyakit itu biasanya juga mengalami perubahan tingkah laku seperti depresi, paranoia, atau agresif. Orang yang mempunyai riwayat keluarga Alzheimer mempunyai risiko mengalaminya dan risiko tersebut makin meningkat apabila kedua orang tua mengidap Alzheimer.

(12)

Bab III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Berdasarkan isi bab yang dilaporkan ini, selanjutnya dapat ditarik kesimpulan di bawah ini.

Pertama, Tulving (1985) mengidentifikasi memori episodik dan semantik. Memori semantik Quillian adalah teori yang pertama memori jangka panjang manusia, dan kedua serangkaian simulasi komputer dari beberapa jenis pemrosesan bahasa. Model ini mengimplikasikan gagasan bahwa memori semantik terdiri dari suatu jaringan luas berisi konsep-konsep yang tersusun dari unit-unit yang berkaitan, dan saling terhubung melalui serangkaian nodus asosianistik.

Kedua, Dalam fraksinasi lebih lanjut dari memori semantik, revisi Collins dan Loftus (1975) konsep dinyatakan dalam node yang berkait-kaitkan. Jarak antara satu node dengan node lain menunjukan kedekatan antara satu konsep dengan konsep yang brsangkutan.

Ketiga, Nama penyakit Alzheimer berasal dari nama Dr. Alois Alzheimer, dokter berkebangsaan Jerman. Alzheimer adalah penyakit progresif yang menghancurkan memori dan fungsi mental penting lainnya. Koneksi sel otak dan sel-sel sendiri merosot dan mati, akhirnya menghancurkan memori dan fungsi mental penting lainnya. Para ahli menyimpulkan, suplemen, obat atau interaksi sosial juga belum terbukti dapat mencegah penyakit degenerasi otak tersebut.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, saya sampaikan saran kepada guru bahasa untuk memahami bagaimana pembelajar bahasa mengingat aspek-aspek bahasa yang disimpan dalam memori semantik.

(13)

Chaer, Abdul. 2015. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Dardjowidjojo, Soenjono. 2005. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Traxler, Matthew J., Morton A. Gernsbacher 1994. Handbook of Psycholinguistics. Elsevier: USA

https://en.wikipedia.org/wiki/Alzheimer%27s_disease/ diakses tanggal 15 April 2018

https://support.google.com/websearch/answer/2364942?

p=medical_conditions&visit_id=1-636610807120445521-3360752910&rd=1/diakses tanggal 15 April 2018

Referensi

Dokumen terkait

7 Apakah bapak/Ibu mengalami gangguan tidur yang disebabkan penerangan lampu tidak sesuai (terlalu terang/gelap ) pada kamar tempat tidur. 8 Apakah bapak/Ibu mengalami

orang lain, kecuali secara terrulis dengan jclas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan. disebutkan nama dan pengarang dan

Di dalam beberapa organisasi tidak jarang tujuan tersebut ditentukan secara formal melalui pemungutan suara para pemegang saham; di samping itu ada juga yang

bekerja sama dengan rekan-rekan di lingkungannya; serta c) belajar sambil melakukan, karena guru hanya berusaha untuk menerangkan materi tanpa mengetahui kesulitan mahasiswa

Seperti halnya perguruan tinggi lainnya, STMIK MUSIRAWAS juga menuntut setiap mahasiswa agar mampu untuk menyusun karya ilmiah dari hasil penelitian dengan

Metode peramalan high-order fuzzy logical relationship (Chen dan Chen, 2011) dapat menyelesaikan permalahan TAIEX, sedangkan pada penelitian Chen dan Chen (2015)

[r]

BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALI MANTAN TI MUR Per 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015. ( Dalam