• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Penggunaan Film CDASC (Child Disaster Awareness For School And Communities) Untuk Meningkatkan Kesiapsiagaan Siswa Kelas VII Terhadap Bencana Erupsi Gunung Berapi Di SMP Negeri 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Penggunaan Film CDASC (Child Disaster Awareness For School And Communities) Untuk Meningkatkan Kesiapsiagaan Siswa Kelas VII Terhadap Bencana Erupsi Gunung Berapi Di SMP Negeri 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bencana adalah suatu peristiwa atau rangkaian kejadian yang

mengakibatkan korban penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan

lingkungan, sarana dan prasarana serta dapat menimbulkan gangguan terhadap

tata kehidupan dan penghidupan masyarakat (Sudibyakto, 2011:1). Erupsi

gunung berapi termasuk dalam kategori bencana alam. Bencana alam ini bisa

diprediksi akan tetapi masih sulit, karena seberapa besar dan kuatnya dampak

yang ditimbulkan. Erupsi gunung berapi dapat merusak dan menghancurkan

bangunan dalam beberapa detik saja, dan dapat melukai bahkan menewaskan

orang-orang di sekitarnya.

Gunung kelud merupakan gunung berapi paling aktif di Indonesia yang

bertipe stratovolcano. Gunung Kelud telah meletus lebih dari 30 kali sejak

Tahun 1000 M dan keembali meleetus pada hari Kamis 13 Februari 2014 pukul

22.50 WIB setelah teertidur panjang sejak November 2007. Dentuman keras

letusan kali ini terdengar sampai dengan 200 Km seperti di Yogyakarta,

Sragen, dan Solo. Sateelit Cloud-Aerosol Lidar and Infrared Pathfinder

Satellitee Observation (CALIPSO), merekam ketinggian abu vulkanik

mencapai 20 Km (12 mil) dengan puncak hampi 30 Km (19mil)

(2)

2

Material erupsi Gunung Kelud yang membumbung tinggi ini tertiup

angin dan menyebar hingga menyebabkan lumpuhnya aktivitas masyarakat

diberbagi kota di Pulau Jawa. Banyak bandara ditutup karena kondisi bandara

yang licin dan jarak pandang yang terbatas, diliburkannya aktivitas

pembelajaran di sekolah karena kualitas udara yang buruk, dan kecelakaan

lalulintas akibat abu vulkanik Gunung Kelud ini.

Sebelumnya juga ada erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada Tahun

2010 yang menyebabkan wilayah di sekitar Gunung Merapi salah satunya

Kabupaten Sukoharjo yang terkena dampak dari abu vulkanik walaupun tak

separah kejadian erupsi Gunung Kelud 2014. Erupsi Gunung Merapi Tahun

2010 yang juga bersifat eksplosif memang tak sedahsyat letusan Gunung Kelud

Tahun 2014 karena kedua gunung mempunyai karakteristik letusan yang

berbeda berdasarkan periode letusannya. Berikut ini adalah peta radius zona

ancaman Gunung Merapi Tahun 2010 dan peta persebaran abu vulkanik

(3)

#

PETA RADIUS ZONA ANCAMAN GUNUNG MERAPI

SKALA 1:1.350.000

1. Peta Kab. Sleman dalam Zona Ancaman Merapi 2. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)

Disusun Oleh : AKHMAD ANWAR ROSYADI

(A610100045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

3

#

* Gunung Berapi

9

U

BT

L

(4)

PETA SEBARAN ABU VULKANIK GUNUNG KELUD TAHUN 2014

SKALA 1:5.000.000

1. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) 2. Earthobservatory NASA,Citra MODIS

Disusun Oleh : AKHMAD ANWAR ROSYADI

(A610100045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

4

#

* Gunung Berapi

9

 Sekolah Lokasi Penelitian

Informasi Tambahan:

1.Berdasarkan Satelit Cloud-Aeerosol Lidar and Infrared Pathfinder Sateliite Observation (CALIPSO) merekam ketinggian abu vulkanik mencapai 20 km (12 mil) dengan puncak hampir 30 km (19 mil). Penyebaran abu vulkanik mengarah ke arah barat - barat daya.

2.Berdasarkan Satelit MTSAT-2 yang dipantau LAPAN Bandung,debu abu vulkanik menyebar dalam arah horizontal dengan radius 100 km satu jam setelah kejadian letusan.Tiga jam kemudian melebar ke arah barat dengan radius mencapai sekitar 300 km,Sebaran debu vulkanik dibawa oleh angin ke arah barat dengan kecepatan 83 km/jam.

(5)

5

Pengenalan kondisi daerah sekitar terhadap potensi bencana sangat

diperlukan untuk pengurangan risiko bencana tersebut. Pengurangan risiko ini

dapat dilakukan dengan kegiatan sosialisai, pembelajaran, maupun pelatihan.

Siswa sebagai salah satu elemen masyarakat yang rentan sekali terkena dampak

dari suatu bencana seperti bencana erupsi gunung berapi. Oleh karena itu

diperlukannya budaya siaga di lingkungan siswa.

Penggunaan media bisa berfungsi sebagai alat sosialisai, pembelajaran

maupun pelatihan dalam usaha pengurangan risiko bencana. Media digunakan

dalam pembelajaran dengan tujuan agar siswa tertarik kemudian bisa

memotivasi siswa dan dapat memberikan kesiapsiagaan lebih baik. Media yang

digunakan dalam pembelajaran bisa berupa audio, visual, maupun audio-visual.

Penggunaan film CDASC diharapkan mampu memberikan motivasi dan

kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana erupsi gunung berapi bahkan

bisa meningkatkan kesiapsiagaan pada siswa.

Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Negeri 2 Kartasura. Peneliti

mengambil lokasi di sekolah ini karena pernah menjadi salah satu lokasi yang

terkena erupsi Gunung Merapi Tahun 2010 dan Gunung Kelud Tahun 2014

berupa abu vulkanik, akan tetapi sekolah ini tidak mengalami dampak yang

besar seperti rusaknya infrastruktur dan kematian. Selain itu, peneliti ingin

mengetahui bagaimana kesiapsiagaan siswa kelas VII di SMP Negeri 2

Kartasura dalam menghadapi bencana erupsi gunung berapi dan pengaruh

pengguanan film CDASC terhadap kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi

(6)

6

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin melakukan penelitian

yang lebih lanjut mengenai media interaktif dengan judul PENGGUNAAN

FILM CDASC ( CHILD DISASTER AWARENESS FOR SCHOOL

AND COMMUNITIES) UNTUK MENINGKATKAN KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII TERHADAP BENCANA ERUPSI GUNUNG BERAPI DI SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasikan

beberapa masalah yaitu kurangnya pengetahuan kesiapsiagaan siswa terhadap

bencana erupsi gunung berapi dan besarnya tingkat risiko yang ditimbulkan

benca erupsi gunung berapi.

C.Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan untuk menghindari permasalahan agar

tidak meluas. Penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini, yaitu

mengenai penggunaan film CDASC serta kesiapsiagaan siswa terhadap

(7)

7

D.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Bagaimana kesiapsiagaan bencana erupsi gunung berapi siswa kelas VII

sebelum diadakan pembelajaran dengan film CDASC di SMP Negeri 2

Kartasura?

2. Bagaimana pengaruh film CDASC dalam meningkatkan kesiapsiagaan

bencana erupsi gunung berapi siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Kartasura?

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diperoleh tujuan penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui kesiapsiagaan bencana erupsi gunung berapi siswa kelas VII

sebelum diadakan pembelajaran dengan film CDASC di SMP Negeri 2

Kartasura.

2. Mengetahui pengaruh film CDASC dalam meningkatkan kesiapsiagaan

bencana erupsi gunung berapi siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Kartasura.

F.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua

(8)

8

1. Manfaat Praktis

Beberapa manfaat secara praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai

berikut:

a. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan

mengenai pentingnya kesiapsiagaan bagi siswa dalam mengantisipasi

bencana erupsi gunung berapi dan menerapkan ilmu yang telah dipelajari

selama ini serta sebagai syarat menempuh Strata-1.

b. Bagi pembaca

Penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis

maupun sebagai referensi mengenai bencana erupsi gunung berapi.

c. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran siswa tentang

bahaya bencana erupsi gunung berapi.

2. Manfaat Teoretis

Beberapa manfaat secara teoretis dari penelitian ini, yaitu sebagai

berikut:

a. Bagi Jurusan Pendidikan Geografi

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran bagi kajian tentang kesiapsiagaan menghadapi

bencana erupsi gunung berapi.

Referensi

Dokumen terkait

Kelas kesesuaian zona budidaya dari nilai kadar oksigen terlarut dibagi kedalam tiga kelas yaitu pada nilai > 5 mg/liter perairan dikategorikan sangat sesuai, nilai

Terimakasih juga untuk mba Surti yang telah banyak membantu urusan di rumah.. Semua pihak yang membantu terselesaikannya Tugas Akhir ini yang

Article 6. a) Si, apris examen des renseignements adress6s A l'Organe par le Gouvernement conform6ment aux dispositions de la pr6sente Convention ou des renseignements

Interaksi sosial lebih difokuskan pada hubungan individu dan tujuan yang dicapai daripada keterlibatan masyarakat dan memerlukan interaksi dengan orang lain baik yang

Dalam proses belajar mengajar, hal yang juga berperan adalah cara guru mengajar atau menyampaikan pelajaran sehingga materi yang dipelajari akan lebih menarik dan membuat siswa

Anwar (2009) dalam penelitiannya yang berjudul ‘Nilai Ekonomi Akibat Kerusakan Jalan Berdasarkan Pendekatan Willingness to Pay dan Willingness to Accept di Jalan

Sumber air yang digunakan pada semua TPA penelitian berasal dari sumur yang jaraknya dengan ruang proses produksi tidak kurang dari 8 m, kecuali untuk kedua TPA belum dibina di

persepsi terhadap kode etik dilakukan karena profesi akuntan merupakan profesi yang dalam aktifitasnya tidak terpisahkan dengan aktifitas yang. berhubungan dengan etika